Askep Keluarga TB Paru (Nurul Fauzhiyah 01.2018.015) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEPERAWATAN KELUARGA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TUBERCULOSIS PARU



Dosen Pembimbing : Ns. Dewiyanti, S.Kep., M.Kes



NURUL FAUZHIYAH 01.2018.015



PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA PERSADA PALOPO 2021



PRAKATA



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirabbil’aalamin, segala puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan karunia-Nya tugas makalah yang dibuat oleh penulis telah terselesaikan dengan tepat waktu, dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tuberculosis Paru”. Penulis juga berterima kasih kepada segala pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Kepada ibu dosen pembimbing Ns. Dewiyanti, S.Kep., M.Kes, kepada orang tua yang selalu mendukung, dan rekan-rekan yang ikut serta dalam penyelesaian makalah ini. Adapun disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, masih banyak hal-hal yang mungkin belum tercakup didalamnya. Maka dari itu, penulis meminta agar para pembaca yang kelak akan membaca makalah ini memberikan saran dan kritikan yang membangun untuk makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan yang luas bagi para pembaca. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.



Palopo, 31 Maret 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI Prakata...............................................................................................................................................................



i



Daftar Isi............................................................................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang...........................................................................................................................



1



B.



Rumusan Masalah....................................................................................................................



1



C.



Tujuan...........................................................................................................................................



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.



Definisi Tuberculosis Paru...................................................................................................



3



B.



Etiologi.........................................................................................................................................



3



C.



Patofisiologi............................................................................................................................... .........................................................................................................................................................



3



D.



Manifestasi Klinis....................................................................................................................



4



E.



Pemeriksaan Penunjang.......................................................................................................



5



F.



Komplikasi.................................................................................................................................



6



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA A.



Pengkajian..................................................................................................................................



7



B.



Diagnosa Keperawatan.........................................................................................................



8



C.



Intervensi Keperawatan.......................................................................................................



9



BAB IV PENUTUP........................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................................... 17



ii



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TB PARU (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis. TB PARU akan menimbulkan gejala berupa batuk yang berlangsung lama (lebih dari 3 minggu), biasanya berdahak, dan terkadang mengeluarkan darah. Kuman TB PARU tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyerang tulang, usus, atau kelenjar. Penyakit ini ditularkan dari percikan ludah yang keluar penderita TB PARU, ketika berbicara, batuk, atau bersin. Penyakit ini lebih rentan terkena pada seseorang yang kekebalan tubuhnya rendah, misalnya penderita HIV. Pada awal tahun 1900-an WHO (World Helath Organization) telah mengembangkan stragtegi penanggulangan TB yang dikenal sebagi strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan TB yang secara ekonomi paling efektif (cost-efective). Fokus utama DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas diberikan kepada pasien TB tipe menular. Strategi ini akan memutuskan penularan TB dan dengan demikian menurunkan insiden TB di mayarakat. Menemukan dan menyembuhkan pasien merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan penularan TB. Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik, keperawatan pada keluarga, untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan Tuberculosis Paru? 2. Apa etiologi dari Tuberculosis Paru? 3. Bagaimana patofisiologi dari Tuberculosis Paru? 4. Apa saja manifestasi klinis dari Tuberculosis Paru? 5. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Tuberculosis Paru? 6. Apa saja komplikasi dari Tuberculosis Paru? 7. Bagaimana asuhan keperawatan dari Tuberculosis Paru?



1



C. TUJUAN 1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi dari Tuberculosis Paru 2. Mahasiswa mampu mengetahui etiologi dari Tuberculosis Paru 3. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi dari Tuberculosis Paru 4. Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi klinis dari Tuberculosis Paru 5. Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan penunjang dari Tuberculosis Paru 6. Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi dari Tuberculosis Paru 7. Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan dari Tuberculosis Paru



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycrobacterium Tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberculosis menyerang paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya (Depkes, 2008). Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru dan organ di luar paru seperti kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus serta ginjal yang sering disebut dengan ekstrapulmonal TB PARU. Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan dapat menular dari penderita kepada orang lain. Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau ketidak efektifan respon imun. B. ETIOLOGI Penyebab Tuberkulosis adalah Mycobacterium Tuberkulosis dengan ukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0.3-0.6/mm. Kuman mycobacterium tuberculosis adalah kuman terdiri dari asam lemak, sehingga kuman leih tahan asam dan tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Kuman TB PARU menyebar melalui udara (batuk, tertawa dan bersin dan melepaskan droplet. Sinar matahari langsung dapat mematikan kuman, akan tetapi kuman dapat hidup beberapa jam dalam suhu kamar. C. PATOFISIOLOGI Kuman tuberculosis masuk ke dalam tubuh melalui udara pernafasan, bakteri, pernafasan, bakteri yang terhirup akan dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli, tempat dimana mereka berkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri. Selain itu bakteri juga dapat dipindahkan melalui sistem limfe dan cairan darah ke bagian tubuh yang lainnya. 3



Selain imun, tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit menekan banyak bakteri, limposit spesifik tuberkulosis menghancurkan bakteri dan jaringan normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat dalam alveoli yang dapat menyebabkan broncho pneumonia. Infeksi awal biasanya terjadi 2 sampai 10 minggu setelah pemajaman. Massa jaringan baru yang disebut granuloma merupakan gumpalan basil yang masih hidup dan sudah mati dikelilingi oleh makrofag dan membentuk dinding protektif granuloma diubah menjadi jaringan fibrosa, bagian sentral dari fibrosa ini disebut “TUBERKEL”, bakteri dan makrofag menjadi nekrotik membentuk massa seperti keju. Setelah pemajaman dan infeksi awal, individu dapat mengalami penyakit aktif karena penyakit tidak adekuatnya sistem imun tubuh. Penyakit aktif dapat juga terjadi dengan infeksi ulang dan aktivasi bakteri. Tuberkel memecah, melepaskan bahan seperti keju ke dalam bronchi. Tuberkel yang pecah menyembuh dan membentuk jaringan parut paru yang terinfeksi menjadi lebih membengkak dan mengakibatkan terjadinya bronchopneumonia lebih lanjut. D. MANIFESTASI KLINIS Gejala-gejala TB Paru yang muncul dapat berupa:



1. Batuk yang berlangsung lama (3 minggu atau lebih), biasanya berdahak. 2. Batuk mengeluarkan darah 3. Berkeringat pada malam hari. 4. Penurunan berat badan. 5. Demam dan menggigil. 6. Lemas. 7. Nyeri dada saat bernapas atau batuk. 8. Tidak nafsu makan. 9. Lemas Tidak semua kuman TB Paru yang masuk ke paru-paru langsung menimbulkan gejala. Kuman TB Paru bisa saja hanya bersembunyi sampai suatu hari berubah



4



menjadi aktif dan menimbulkan gejala. Kondisi ini dikenal sebagai TB Paru laten. Selain tidak menimbulkan gejala, TB Paru laten juga tidak menular. Selain menyerang paru-paru, kuman TB Paru juga dapat menyerang organ lainnya, seperti ginjal, usus, otak, atau TB Paru kelenjar. Penyakit TB Paru pada organ selain paru-paru sering terjadi pada orang dengan kekebalan tubuh rendah, misalnya penderita AIDS. Berikut ini adalah contoh gejala yang muncul akibat penyakit TB Paru di luar paru-paru, menurut organ yang terkena:



1. Pembengkakan kelenjar getah bening bila terkena TB Paru kelenjar. 2. Kencing berdarah pada TB Paru ginjal. 3. Nyeri punggung pada TB Paru tulang belakang. 4. Sakit perut jika mengalami TB Paru usus. 5. Sakit kepala dan kejang bila terkena TB Paru di otak. E. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan Laboratorium: Pemeriksaan darah tepi pada umumnya akan memperlihatkan adanya: a. Anemia, terutama bila penyakit berjalan menahun b. Leukositosis ringan dengan predominasi limfosit 2. Pemeriksaan sputum. Pemeriksaan sputum/dahak sangat penting karena dengan di ketemukannya kuman BTA diagnosis tuberculosis sudah dapat di pastikan. Pemeriksaan dahak dilakukan 3 kali yaitu: dahak sewaktu datang, dahak pagi dan dahak sewaktu kunjungan kedua. Bila didapatkan hasil dua kali positif maka dikatakan mikroskopik BTA positif. Bila satu positif, dua kali negatif maka pemeriksaan perlu diulang kembali. Pada pemeriksaan ulang akan didapatkan satu kali positif maka dikatakan mikroskopik BTA negatif. 3. Ziehl-Neelsen (pewarnaan terhadap sputum, Positif jika ditemukan bakteri tahan asam. 4. Skin test (PPD, Mantoux) Hasil tes mantoux dibagi menjadi dalam : a. Indurasi 0-5 mm (diametenya) : mantoux negative 5



b. Indurasi 6-9 mm (diameternya) : hasil meragukan c. Indurasi 10-15 mm (diameternya) : hasil mantoux positif d. Indurasi lebih 16 mm (diameternya): hasil mantoux positif kuat e. Reaksi timbul 48-72 jam setelah injeksi antigen intra cutan, berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrasi limfosit yakni persenyawaan f. Reaksi timbul 48 – 72 jam setelah injeksi antigen intra kutan, berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrasi limfosit yakni persenyawaan antara antibody dan antigen tuberculin. 5. Rontgen dada, menunjukkan adanya infiltrasi lesi pada paru-paru bagian atas, timbunan kalsium dari lesi primer atau penumpukan cairan. Perubahan yang menunjukkan perkembangan tuberkulosis meliputi adanya kavitas dan area fibrosa. 6. Pemeriksaan histology/kultur jaringan, Positif bila terdapat mikobakterium tuberkulosis. 7. Biopsi jaringan paru, menampakkan adanya sel-sel yang besar yang mengindikasikan terjadinya nekrosis. 8. Pemeriksaan fungsi paru Turunnya kapasitas vital, meningkatnya ruang fungsi, meningkatnya rasio residu udara pada kapasitas total paru, dan menurunnya saturasi oksigen sebagai akibat infiltrasi parenkim/fibrosa, hilangnya jaringan paru, dan kelainan pleura (akibat dari tuberkulosis kronis). F. KOMPLIKASI Menurut Wahid & Imam (2013), dampak masalah yang sering terjadi pada TB paru adalah sebagai berikut: 1. Hemoptisis



berat (perdarahan



dari saluran nafas



bawah) yang dapat



mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas. 2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial. 3. Bronki ektasis (peleburan bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru. 4. Pneumothorak (adanya udara dalam rongga pleura) spontan : kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang persendian, ginjal dan sebagainya.



6



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA A. PENGKAJIAN 1. Data Umum : a. Identitas Kepala keluarga b. Komposisi anggota keluarga c. Genogram d. Tipe keluarga e. Suku bangsa f. Agama g. Status sosial ekonomi keluarga h. Aktifitas rekreasi keluarga 2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga : a. Tahap perkembangan keluarga saat ini b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi c. Riwayat keluarga inti d. Riwayat keluarga sebelumnya 3. Lingkungan : a. Karakteristik rumah b. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal c. Mobilitas geografis keluarga d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat e. Sistem pendukung keluarga 4. Struktur Keluarga : a. Pola komunikasi keluarga b. Struktur kekuatan keluarga c. Struktur Peran d. Nilai dan Norma Keluarga 5. Fungsi Keluarga : a. Fungsi Afektif b. Fungsi Sosialisasi c. Fungsi Perawatan kesehatan 7



6. Stress/Penyebab masalah dan koping yang dilakukan keluarga : a. Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek b. Respon keluarga terhadap stress c. Strategi koping yang digunakan d. Strategi adaptasi yang disfungsional 7. Pemeriksaan fisik (Head to toe) : Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota kelurga tisak berbeda jauh dengan pemeriksaan fisik pada klien di klinik atau rumah sakit yang meliputi pemeriksaan head to toe. 8. Harapan Keluarga : a. Terhadap masalah kesehatan keluarga b. Terhadap petugas kesehatan yang ada B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan mokus dalam jumlah berlebihan, eksudat dalam jalan alveoli, sekresi bertahan/sisa sekresi 2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi, keletihan, keletihan otot pernapasan 3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan 4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit 5. Resiko tinggi penyebaran infeksi pada orang lain berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan



8



C. INTERVENSI No. 1



Diagnosa Keperawatan Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan mokus dalam jumlah berlebihan, eksudat dalam jalan alveoli, sekresi bertahan/sisa sekresi Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.



Tujuan & Kriteria Hasil Tujuan :  Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit yang mengalami bersihan jalan nafas tidak efektif Kriteria :  Anggota keluarga mengerti dan mampu mengajarkan klien teknik batuk efektif dan posisi semi fowler agar bersihan jalan nafas efektif kembali



Batasan Karakteristik : - Dispneu, Penurunan suara nafas - Orthopneu - Cyanosis - Kelainan suara nafas (rales, wheezing) - Kesulitan berbicara - Batuk, tidak efekotif atau tidak ada - Mata melebar - Produksi sputum - Gelisah - Perubahan frekuensi dan irama nafas Faktor-faktor yang berhubungan: - Lingkungan : merokok, 9



Intervensi a. Kaji pengetahuan keluarga tentang TB Paru b. Jelaskan pada keluarga tentang pengertian, tanda/gejala tindakan yang dilakukan bila salah satu anggota keluarga menderita TB Paru c. Ajarkan keluarga untuk melatih klien teknik batuk efektif d. Pantau keluarga dalam melakukan perawatan untuk mencegah terjadinya bersihan jalan nafas yang tidak efektif e. Bimbing keluarga untuk mengulang kembali apa yang dijelaskan oleh perawat. f. Beri pujian atas jawaban yang disampaikan oleh keluarga.



2



menghirup asap rokok, perokok pasif-POK, infeksi - Fisiologis : disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan nafas, asma. - Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di alveolus, adanya benda asing di jalan nafas. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi, keletihan, keletihan otot pernapasan Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau ekspirasi tidak adekuat Batasan karakteristik : - Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi - Penurunan pertukaran udara per menit - Menggunakan otot pernafasan tambahan - Nasal flaring - Dyspnea - Orthopnea



Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x3 0 menit keluarga mampu mengatasi ketidakefektifan pola nafas pasien



a. Keluarga menjelaskan pengertian TB Paru. b. Keluarga menyebutkan pengertian, tanda dan gejala penatalaksanaan tentang penyakit TB Paru.



Kriteria : c. Mempertahankan saturasi oksigen pasien  Keluarga mampu memahami tentang dengan teknik yang sudah diajarkan penyakit asma bronchial.  Keluarga mampu mengambil perawat keputusan. d. Saat kambuh, segera konsumsi sesuai terapi  Keluarga mampu merawat kesehatan/ memberikan perawatan anjuran dari dokter dan perawat



10



-



-



-



Perubahan penyimpangan dada Nafas pendek Assumption of 3-point position Pernafasan pursed-lip Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama Peningkatan diameter anteriorposterior Pernafasan rata-rata/minimal  Bayi : < 25 atau > 60  Usia 1-4 : < 20 atau > 30  Usia 5-14 : < 14 atau > 25  Usia > 14 : < 11 atau > 24 Kedalaman pernafasan  Dewasa volume tidalnya 500 ml saat istirahat  Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg Timing rasio Penurunan kapasitas vital



Faktor yang berhubungan : Hiperventilasi Deformitas tulang Kelainan bentuk dinding dada Penurunan 11



3



energi/kelelahan Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal Obesitas Posisi tubuh Kelelahan otot pernafasan Hipoventilasi sindrom Nyeri Kecemasan Disfungsi Neuromuskuler Kerusakan persepsi/kognitif Perlukaan pada jaringan syaraf tulang belakang Imaturitas Neurologis Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan



Tujuan :  Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x selama 30 menit perkunjungan rumah, diharapkan keluarga khususnya pasien dapat Definisi : mengerti memahami, dan mau Tidak adanya atau kurangnya melaksanakan atas informasi yang informasi kognitif sehubungan sudah diberikan petugas tentang dengan topic spesifik. penyakit TB paru  Setelah dilakukan tindakan Batasan karakteristik : keperawatan sebanyak 1x kunjungan memverbalisasikan adanya rumah selama 30 menit, keluarga masalah, ketidakakuratan dapat mengenal masalah kesehatan, mengikuti instruksi, perilaku tidak dengan menyebutkan pengertian sesuai. tanda dan gejala, pengobatan penyakit TB paru Faktor yang berhubungan : 12



a. Beri penjelasan dan diskusikan pada keluarga mengenai pengertian penyakit TB Paru, tanda dan gejala, pengobatan serta motivasi keluarga dalam memberikan perawatan dan pendampingan minum obat pada klien dengan TB paru b. Jelaskan pada keluarga akibat bila klien tidak mendapat perawatan dan pengobatan maksimal



4



keterbatasan kognitif, interpretasi Kriteria : terhadap informasi yang salah,  Keluarga terutama pasien mampu kurangnya keinginan untuk menjelaskan tentang penyakit TB mencari informasi, tidak paru dan melakukan pengobatan mengetahui sumber-sumber teratur informasi. Ketidakseimbangan nutrisi kurang Tujuan : dari kebutuhan tubuh  Setelah dilakukan tindakan berhubungan dengan keperawatan 1x selama 30 menit ketidakmampuan keluarga perkunjungan, diharapkan keluarga merawat anggota keluarga yang khususnya pasien dapat mengerti dan sakit memahami atas pentingnya kebutuhan nutrisi bagi klien penderita Definisi : Intake nutrisi tidak penyakit TB paru, dan diharapkan cukup untuk keperluan pasien bertambah nafsu makannya metabolisme tubuh. dan berat badan klien bertambah  Setelah dilakukan tindakan Batasan karakteristik : keperawatan sebanyak 1x kunjungan Berat badan 20 % atau rumah selama 30 menit, keluarga lebih di bawah ideal dapat menyebutkan manfaat nutrisi Dilaporkan adanya intake bagi penderita TB paru, dan makanan yang kurang dari pentingnya gizi yang tinggi kalori RDA (Recomended Daily tinggi protein bagi klien dengan TB Allowance) paru Membran mukosa dan konjungtiva pucat Kriteria : Kelemahan otot yang Keluarga mampu menjelaskan digunakan untuk tentang gizi tinggi kalori dan menelan/mengunyah tinggi protein bagi klien penderita Luka, inflamasi pada penyakit TB paru, nafsu makan rongga mulut meningkat Mudah merasa kenyang, 13



a. Jelaskan pada keluarga mengenai pentingnya nutrisi sehat bagi klien yang menderita penyakit TB paru b. Anjurkan keluarga untuk menyajikan makanan hangat sehat bergizi dan dalam porsi kecil tapi sering



-



sesaat setelah mengunyah makanan Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan Miskonsepsi Kehilangan BB dengan makanan cukup Keengganan untuk makan Kram pada abdomen Tonus otot jelek Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi Kurang berminat terhadap makanan Pembuluh darah kapiler mulai rapuh Diare dan atau steatorrhea Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok) Suara usus hiperaktif Kurangnya informasi, misinformasi



Faktor-faktor yang berhubungan : Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor 14



5



biologis, psikologis atau ekonomi. Resiko tinggi penyebaran infeksi pada orang lain berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme patogen Faktor-faktor resiko : - Prosedur Infasif - Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen - Trauma - Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan - Ruptur membran amnion - Agen farmasi (imunosupresan) - Malnutrisi - Peningkatan paparan lingkungan patogen - Imonusupresi - Ketidakadekuatan imum buatan - Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia, penekanan respon inflamasi)



Tujuan :  Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x selama 30 menit perkunjungan rumah, diharapkan keluarga mengerti resiko penyebaran infeksi penyakit TB Paru kepada orang laindan Infeksi tidak terjadi  Setelah dilakukan tindakan keperawatan sebanyak 1x kunjungan rumah selama 30 menit, keluarga dapat menyebutkan bagaimana cara pencegahan agar tidak terjadi resiko penularan infeksi pada orang lain Kriteria : Keluarga terutama pasien mampu menjelaskan tentang cara agar infeksi penularan tidak terjadi yaitu seperti malakukan PHBS, menutup mulut saat batuk/ menggunakan masker, menampung dahak pada satu wadah tertutup dan jendela rumah terbuka



15



a. Jelaskan pada keluarga proses penularan penyakit TB paru b. Anjurkan keluarga untuk menerapkan PHBS dan cuci tangan pakai sabun dirumah c. Anjurkan agar klien menutup mulut saat batuk /menggunakan masker, dan tidak membuang dahak sembarangan d. Anjurkan keluarga untuk membuka jendela rumah



-



Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan peristaltik)



16



BAB IV PENUTUP



Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycrobacterium Tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberculosis menyerang paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya. Kuman mycobacterium tuberculosis adalah kuman terdiri dari asam lemak, sehingga kuman leih tahan asam dan tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Kuman tuberculosis masuk ke dalam tubuh melalui udara pernafasan, bakteri, pernafasan, bakteri yang terhirup akan dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli, tempat dimana mereka berkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri. Selain itu bakteri juga dapat dipindahkan melalui sistem limfe dan cairan darah ke bagian tubuh yang lainnya. Tidak semua kuman TB Paru yang masuk ke paru-paru langsung menimbulkan gejala. Kuman TB Paru bisa saja hanya bersembunyi sampai suatu hari berubah menjadi aktif dan menimbulkan gejala. Kondisi ini dikenal sebagai TB Paru laten. Selain tidak menimbulkan gejala, TB Paru laten juga tidak menular. Menurut Wahid & Imam dampak masalah yang sering terjadi pada TB paru adalah hemoptisis berat, kolaps dari lobus, bronki ektasis, dan pneumothorak.



17



DAFTAR PUSTAKA Herdman, T. Heather. 2018. Nanda-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 20182020 Edisi 11. Jakarta: EGC Bulecheck, Gloria .M dkk. 2016. Edisi Keenam Nursing Intervension Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia. Singapura: Elsevier Moorhead, Sue dkk. 2013. Edisi Kelima Nursing Outcome Classification (NOC) Edisi Bahasa Indonesia. Singapura: Elsevier Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia Willy, Tjin. 2019. TBC (Tuberkulosis). Alodokter. Di akses pada tanggal 31 Maret 2021, di ambil dari https://www.alodokter.com/tuberkulosis/gejala Nursalim, Alvin. 2020. Waspadai Bahaya Penularan TB Paru!. Klikdokter. Di akses pada tanggal



31



Maret



2021,



di



ambil



dari



https://www.klikdokter.com/info-



sehat/read/2695116/waspadai-bahaya-penularan-tb-paru Yuana, Widi. 2020. Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Klien Dengan TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Bumi Ayu Kota Dumai. Politeknik Kesehatan Riau. Di akses pada tanggal 31 Maret 2021, di ambil dari http://repository.pkr.ac.id/1169/



18