12 0 89 KB
BAB II PEMBAHASAN
A. Asuhan Keperawatan Lilitan Tali Pusat 1) Pengkajian a. Identitas klien b. Riwayat kehamilan c. Pemeriksaan umum : kesadaran, tanda vital, keadaan umum. d. Pemeriksaan khusus : a) Kepala :
Rambut : Kebersihan kulit kepala
Wajah : Adanya kloasma gravidarum atau tidak
Mata : Konjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak.
Hidung : Kebersihan→sekret ada atau tidak, sinus paranasal membesar/tidak.
Mulut : Kebersihan→mukosa mulut merah atau tidak, gigi berlubang/tidak.
Telinga :Kebersihan liang telinga, ada serumen/ tidak.
Leher : Kelenjar tiroid membesar/tidak.
b) Toraks: Inspeksi: Frekuensi pernapasan teratur atau tidak, pada payudara adastriae dan linea atau tidak, areola mamae hiperpigmentasi atau tidak, serta puting susu menonjol datar atau terbenam.
Palpasi : Ada pembengkakan pada payudara atau tidak
Auskultasi : Bunyi napas normal atau tidak, bunyi jantung SI-S2 diapeksc.
c) Abdomen :
Inspeksi : Ada striae dan linea atau tidak, ada bekas luka operasi atau tidak.
Palpasi : Tinggi fundus uteri, pemeriksaan leupold.
Auskultasi : DJJ normal tidak.
d) Vulva : Kebersihan vulva, fluor albus ada atau tidak. e) Ekstremitas : ada varises atau tidak, edema ada atau tidak. f) Pemeriksaan vaginal toucher g) Teraba tali pusat pada daerah ostium uterus Ketika kondisi menunjukan adanya prolaps tali pusat, pemeriksaan vagina yang sering dan perhatian yang ketat terhadap perubahan denyut jantung janin dapat merupakan pengkajian awal. Pemeriksaan rutin yang penting dilakukan setelah ruptur pada membran adalah mendengar dan melaporkan denyut jantung janin sendiri mungkin setelah ruptur uteri dan diulangi dalam 10-15 menit untuk mendeteksi melemah atau tidak teraturnya irama jantung ketika terjadi prolaps tali pusat. Beberapa hal yang menandai bayi terlilit tali pusat, yaitu: 1) Pada bayi dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu, namun bagian terendah janin (kepala atau bokong) belum memasuki pintu atas panggul perlu dicurigai adanya lilitan tali pusat. 2) Pada janin letak sungsang atau lintang yang menetap meskipun telah dilakukan usaha untuk memutar janin (Versi luar/knee chest position) perlu dicurigai pula adanya lilitan tali pusat. 3) Dalam kehamilan dengan pemeriksaan USG khususnya color doppler dan USG 3 dimensi dapat dipastikan adanya lilitan tali pusat. 4) Dalam proses persalinan pada bayi dengan lilitan tali pusat yang erat, umumnya dapat dijumpai dengan tanda penurunan detak jantung janin di bawah normal, terutama pada saat kontraksi rahim.
5) Infeksi Tali Pusat ( Tetanus Neonatorum )
2) Diagnosa Keperawatan No
Nanda
Noc
1
Gangguan pertukaran gas
Nic Respiratory Status : Airway Management Gas exchange
Definisi : Kelebihan atau kekurangan oksigenasi
dalam dan
atau
Respiratory Status : chin lift atau jaw thrust bila perlu ventilation
Posisikan pasien untuk
Vital Sign Status
memaksimalkan ventilasi
pengeluaran
Identifikasi
karbondioksida di dalam membran kapiler alveoli
Buka jalan nafas, gunakan teknik
perlunya pemasangan alat jalan
Kriteria Hasil :
nafas buatan
-Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat -Memelihara
pasien
kebersihan
Pasang mayo bila perlu Lakukan fisioterapi dada jika perlu
paru paru dan bebas dari Keluarkan sekret dengan tanda tanda distress batuk atau suction pernafasan
Auskultasi
suara
nafas,
- Mendemonstrasikan batuk catat adanya suara tambahan efektif dan suara nafas yang Lakukan bersih, tidak ada sianosis mayo dan
dyspneu
mengeluarkan mampu
bernafas
(mampu sputum, dengan
suction
pada
Berika bronkodilator bial perlu
mudah, tidak ada pursed Berikan pelembab udara lips)
Atur intake untuk cairan
- Tanda tanda vital dalam mengoptimalkan keseimbangan. rentang normal
Monitor
respirasi
dan
status O2
Respiratory Monitoring Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi Catat
pergerakan
dada,amati penggunaan
kesimetrisan, otot
tambahan,
retraksi otot supraclavicular dan intercostal Monitor
suara
nafas,
seperti dengkur Monitor
pola
nafas
:
bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot Catat lokasi trakea Monitor kelelahan otot diagfragma (gerakan paradoksis) Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya
ventilasi
dan
suara
tambahan Tentukan
kebutuhan
suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan
napas utama auskultasi setelah
suara
paru
tindakan
untuk
mengetahui hasilnya.
Infection
Control
(Kontrol
infeksi)
Bersihkan
lingkungan
setelah dipakai pasien lain
Immune Status
Knowledge
Resiko infeksi
Pertahankan teknik isolasi
Batasi
Risk control
Definisi
:
resiko
bila
Instruksikan
pada
pengunjung
untuk
mencuci
Kriteria Hasil : 2.
pengunjung
perlu
:
Infection control
tangan
saat
berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan
Peningkatan -Klien bebas dari tanda dan masuknya gejala infeksi
pasien
Gunakan
sabun
organisme patogen
-Mendeskripsikan
Faktor-faktor resiko :
penularan penyakit, factor
antimikrobia untuk cuci
yang
tangan
proses
mempengaruhi
Prosedur Infasif
Ketidakcukupan
penatalaksanaannya,
sebelum
pengetahuan
- Menunjukkan
tindakan kperawtan
untuk
kemampuan
menghindari
mencegah timbulnya infeksi
tangan
-Jumlah
pelindung
penularan
serta
untuk
paparan patogen leukosit
dalam
Cuci
tangan
Gunakan
dan
baju, sebagai
setiap sesudah
sarung alat
Trauma
batas normal
Kerusakan
- Menunjukkan
selama
Ganti letak IV perifer dan
paparan
line central dan dressing
lingkungan
sesuai dengan petunjuk umum
Ruptur membran
amnion
lingkungan
pemasangan alat
peningkatan
Pertahankan aseptik
perilaku
dan hidup sehat
jaringan
Agen
farmasi
Malnutrisi
Peningkatan paparan
kateter
intermiten
untuk
menurunkan
(imunosupresan)
Gunakan
infeksi
kandung kencing
Tingktkan intake nutrisi
Berikan terapi antibiotik bila perlu
lingkungan patogen
Infection Protection (proteksi
Imonusupresi
- Ketidakadekuatan
imum buatan - Tidak
sekunder
(penurunan
Hb, penekanan
respon inflamasi) - Tidak
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
adekuat
pertahanan Leukopenia,
terhadap infeksi)
Monitor hitung granulosit, WBC
Monitor
kerentanan
terhadap infeksi adekuat
pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja
Batasi pengunjung
Saring
pengunjung
terhadap penyakit menular
silia, cairan tubuh statis, perubahan
sekresi
pH,
teknik
aspesis pada pasien yang
perubahan peristaltik) - Penyakit kronik
Partahankan beresiko
Pertahankan teknik isolasi k/p
Berikan perawatan kuliat pada area epidema
Inspeksi
kulit
membran
dan mukosa
terhadap
kemerahan,
panas, drainase
Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
Dorong masukkan nutrisi yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
Ajarkan
pasien
dan
keluarga tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari infeksi
Laporkan
kecurigaan
infeksi
Laporkan kultur positif
-Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
Gunakan pendekatan yang menenangkan
Nyatakan
dengan
jelas
harapan terhadap pelaku pasien
Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
Temani
pasien
memberikan
untuk
keamanan
dan mengurangi takut
Berikan informasi faktual mengenai
diagnosis,
tindakan prognosis
Dorong keluarga untuk menemani anak
Tingkat Ansietas:1211
Ansietas
berhubungan
Anxiety control
Coping
Lakukan back / neck rub
Dengarkan dengan penuh perhatian
Identifikasi kecemasan
tingkat
dengan
kurang
pengetahuan
dan
hospitalisasi
kecemasan
Definisi : Perasaan gelisah yang tak
.
situasi yang menimbulkan
Kriteria Hasil : -Klien
3
mampu
mengidentifikasi
dan
mengungkapkan
gejala
dari -Mengidentifikasi,
ketidaknyamanan
atau mengungkapkan
dan
respon autonom (sumner mengontol cemas diketahui oleh individu); keprihatinan
-Vital sign dalam batas normal
disebabkan dari antisipasi -Postur tubuh, ekspresi terhadap bahaya. Sinyal wajah, bahasa tubuh dan aktivitas ini merupakan peringatan tingkat adanya ancaman yang menunjukkan berkurangnya akan
datang
dan kecemasan
memungkinkan individu untuk mengambil langkah untuk
menyetujui
terhadap tindakan Ditandai dengan -Gelisah -Insomnia -Resah -Ketakutan
pasien
untuk
ketakutan, persepsi Instruksikan
pasien
menggunakan
teknik
relaksasi
ketakutan yang disertai menunjukkan tehnik untuk tidak spesifik atau tidak
Dorong
mengungkapkan perasaan,
cemas
jelas
perasaan
Bantu pasien mengenal
Barikan
obat
untuk
mengurangi kecemasan
-Sedih - Fokus pada diri -Kekhawatiran - Cemas
3) Implementasi Implementasi keperawatan merupakan bagian dari proses keperawatan. Tujuan implementasi adalah mengetahui masalah yang terjadi pada manusia. Setelah rencana keperawatan disusun, maka rencana tersebut diharapkan dalam tindakan nyata untuk mencapai tujuan yang diharapkan tenaga pelaksanaan keperawatan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Implementasi ini juga dilakukan oleh perawat dan harus menjunjung tinggi harkat dan martabat sebagai manusia yang unik (Hidayat, 2002).
4) Evaluasi Evaluasi adalah tahapan akhir dari proses keperawatan. Evaluasi menyediakan nilai informasi mengenai pengaruh intervensi yang tela direncanakan dan merupakan perbandingan dari hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaa (Hidayat, 2002).