Askep Pak Juan. Covid-19 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Owan
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASKEP PADA PASIEN COVID-19



OLEH KELOMPOK 3: 1. Agrinto Taloim 2. Aprilia E.F Ratu 3. Desty S. Toulay 4. Haryanto Leong 5. Kurnia Orowalla 6. Norbetwan Pulu Tata 7. Pritilia M. Akoit 8. Ryan C. Tanone 9. Yunita Nabuasa 10. Winda N. Bahas



Kelas : B Semester : Iv Mata Kuliah : Manajemen Penyakit Tropis I Prodi S1 Keperawatan SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA KUPANG 2021 i



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan Hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan askep yang diberi judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN COVID-19 . tepat pada waktunya. askep ini kami buat berdasarkan tugas yang diberikan. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan askep ini terdapat banyak sekali kekurangnnya, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari pembaca sekalian yang bersifat membangun. Kami juga berharap semoga askep ini dapat memberikan manfaat bagi kami pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.



Bandung, 22 April 2020



Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 3 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Corona Virus Disease ............................................................... 4 2.2 Penyebab Corona Virus Disease ................................................................. 5 2.3 Penyakit Akibat Corona Virus .................................................................... 6 2.4 Jenis-Jenis Corona Virus Disease ............................................................... 7 2.5 Manifestasi Klinis ...................................................................................... 7 2.6 Patofisiologi Corona Virus Disease ............................................................ 8 2.7 Penularan Corona Virus Disease................................................................. 10 2.8 Pemeriksaan Diagnostik ............................................................................. 11 2.9 Pencegahan Corona Virus Disease 2019 ..................................................... 13 2.10Pengobatan Corona Virus Disease .............................................................. 15 2.11Konsep Asuhan Keperawatan ..................................................................... 16 BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Analisa Video............................................................................................. 18 3.2 Kasus Covid-19 .......................................................................... 18 3.3



Asuhan Keperawatan Kegawat Daruratan Pada Pasien Covid-19



Yang Sudah Multiple Organ Di UGD .................................................................. 20 BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan ................................................................................................ 31 4.2. Saran .......................................................................................................... 31 DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG kasusnya INI dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru. Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan MERS, yang juga berkaitan dengan virus Corona. Dengan latar belakang tersebut, virus Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang samasama mirip flu, virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal organ. Kelelawar, ular, dan berbagai hewan eksotis lain hingga kini masih dianggap sebagai vektor virus Corona atau COVID-19. Terlepas dari benar- tidaknya informasi tersebut, COVID-19 membuktikan diri mampu menular antarmanusia.



Penularan



sangat cepat hingga Organisasi Kesehatan Dunia WHO menetapkan pandemi virus Corona atau COVID-19 pada (11/3/2020). Pandemi atau epidemi global mengindikasikan infeksi COVID-19 yang sangat cepat hingga hampir tak ada negara atau wilayah di dunia yang absen dari virus Corona. Peningkatan jumlah kasus terjadi dalam waktu singkat hingga butuh penanganan secepatnya. Sayangnya, hingga kini belum ada obat spesifik untuk menangani kasus infeksi virus Corona atau COVID-19. WHO menyatakan saat ini Eropa telah menjadi pusat pandemi virus Corona secara global. Eropa memiliki lebih banyak kasus dan kematian akibat COVID-19 dibanding China. Jumlah total kasus virus Corona, menurut WHO, kini lebih dari 136 ribu di sedikitnya 123 negara dan wilayah. Dari jumlah tersebut, nyaris 81 ribu kasus ada di wilayah China daratan. Italia, yang merupakan negara Eropa yang terdampak virus Corona terparah, kini tercatat memiliki lebih dari 15 ribu kasus. 4



1.2. RUMUSAN MASALAH



1.



Jelaskan Pengertian Corona Virus Disease ?



2.



Jelaskan Penyebab Corona Virus Disease ?



3.



Jelaskan Penyakit Akibat Corona Virus ?



4.



Jelaskan Jenis-Jenis Corona Virus Disease ?



5.



Jelaskan Manifestasi Klinis ?



6.



Jelaskan Patofisiologi Corona Virus Disease ?



7.



Jelaskan Penularan Corona Virus Disease ?



8.



Jelaskan Pemeriksaan Diagnostik ?



9.



Jelaskan Pencegahan Corona Virus Disease 2019 ?



10. Jelaskan Pengobatan Corona Virus Disease ? 11. Jelaskan Konsep Asuhan Keperawatan ? 12. Asuhan Keperawatan Kegawat Daruratan Pada Pasien Covid-19 Yang Sudah Multiple Organ Di UGD ?



1.3. TUJUAN PENULISAN 1.



Mengetahui Pengertian Corona Virus Disease



2.



Mengetahui Penyebab Corona Virus Disease



3.



Mengetahui Penyakit Akibat Corona Virus



4.



Mengetahui Jenis-Jenis Corona Virus Disease



5.



Mengetahui Manifestasi Klinis



6.



Mengetahui Patofisiologi Corona Virus Disease



7.



Mengetahui Penularan Corona Virus Disease



8.



Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik



9.



Mengetahui Pencegahan Corona Virus Disease 2019



10. Mengetahui Pengobatan Corona Virus Disease 11. Mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan 12. Mengetahui Asuhan Keperawatan Kegawat Daruratan Pada Pasien Covid-19 Yang Sudah Multiple Organ Di UGD



5



BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. PENGERTIAN CORONA VIRUS DISEASE Corona virus (CoV) adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Corona virus 2019 (COVID-19) merupakan corona virus jenis baru yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti pneumonia dan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok yang rentan seperti orang tua, ana-anak, dan orang-orang dengan kondisi kesehatan yang kurang adekuat. Sebagian besar coronavirus adalah virus yang tidak berbahaya. Virus corona pada manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1960 dalam hidung pasien yang terkena flu biasa (common cold). Virus ini diberi nama berdasarkan struktur mirip mahkota di permukaannya. “Corona” dalam bahasa Latin berarti “halo” atau “mahkota”. Dua corona virus pada manusia, yaitu OC43 dan 229E, adalah yang bertanggung jawab atas terjadinya sebagian flu biasa. Penyakit SARS, MERS, dan COVID-19 yang menjadi pandemi saat ini disebabkan oleh tipe coronavirus lain. Coronavirus merupakan virus zoonosis, artinya virus ini menyebar dari hewan ke manusia. Investigasi menunjukkan bahwa virus corona penyebab SARS (SARS-CoV) ditularkan dari musang ke manusia. Pada wabah MERS, hewan yang menyebarkan coronavirus MERS-CoV ke manusia adalah unta dromedaris. Sementara itu, coronavirus yang menyebabkan COVID-19 (SARS-CoV-2) diduga kuat berasal dari trenggiling. Kriteria klinis CDC untuk pasien COVID-19 yang sedang diselidiki (PUI – Patient Under Investigation / PDP – Pasien dalam Pengawasan) telah dikembangkan berdasarkan apa yang diketahui tentang MERS-CoV dan SARSCoV dan dapat berubah ketika informasi tambahan tersedia. Awalnya, banyak pasien dalam wabah di Wuhan, Cina dilaporkan memiliki hubungan dengan pasar makanan laut dan hewan yang besar, menunjukkan penyebaran dari hewan ke orang. Namun, semakin banyak pasien yang dilaporkan belum memiliki paparan ke pasar hewan, menunjukkan penyebaran orang-ke-orang sedang terjadi.



2.2. PENYEBAB CORONA VIRUS DISEASE Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan pneumonia, Middle-East



berat,



seperti



Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute



Respiratory Syndrome (SARS). Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia. Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu: 1.



Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 batuk atau bersin



2.



Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19



3.



Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19 Virus



Corona



dapat



menginfeksi



siapa



saja,



tetapi efeknya akan



lebih



berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker. Karena mudah menular, virus Corona juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, para tenaga medis dan orang- orang yang memiliki kontak dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).



2.3. PENYAKIT AKIBAT CORONA VIRUS Beberapa jenis corona virus adalah penyebab penyakit serius. Berbagai penyakit yang mungkin bisa disebabkan oleh coronavirus adalah sebagai berikut: 1.



MERS Sekitar 858 orang meninggal dunia karena MERS, yang pertama kali muncul pada



2012 di Arab Saudi dan di negara lain di Timur Tengah, Afrika, Asia, dan Eropa. Pada April 2014, orang Amerika pertama mendapat perawatan khusus di rumah sakit karena MERS di Indiana dan kasus lain dilaporkan juga terjadi di Florida. Keduanya diketahui baru kembali dari Arab Saudi. Pada Mei 2015, kejadian luar biasa MERS terjadi di Korea, yang merupakan kejadian luar biasa terbesar di luar Arab. Gejala MERS



akibat



coronavirus



adalah



demam,



kesulitan bernapas, dan batuk. Penyakit



menyebar melalui kontak dekat dengan orang



yang telah terinfeksi.



Namun,



semua kasus MERS berkaitan dengan orang yang baru kembali dari perjalanan ke Semenanjung Arab. MERS berakibat fatal pada 30-40% pengidapnya. 2.



SARS Severe



Acute



Respiratory Syndrome



(SARS)



adalah



penyakit menular



yang disebabkan oleh SARS-CoV. Penyakit ini biasanya mengakibatkan pneumonia yang mengancam jiwa. Virus itu awalnya muncul di Provinsi Guangdong



di



Tiongkok Selatan pada November 2002, hingga akhirnya tiba di Hong Kong. SARSCoV kemudian mulai menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dan menginfeksi orang di 37 negara. Pada 2003, sebanyak 774 orang meninggal dunia karena kejadian luar biasa SARS. Pada tahun 2015, tidak ada laporan lebih lanjut tentang kasus SARS. Gejala penyakit SARS berkembang dalam waktu seminggu dan



diawali



dengan



demam. Sama seperti flu, gejala yang dirasakan orang dengan penyakit SARS akibat coronavirus adalah batuk kering, panas dingin, diare, sesak napas, pneumonia, infeksi paru-paru parah, mungkin



akan



berkembang



setelahnya.



Pada



tahap



lanjut, SARS menyebabkan kegagalan pada paru-paru, hati, atau jantung. 2.4. JENIS-JENIS CORONA VIRUS DISEASE Corona virus adalah virus yang memiliki banyak jenis. Namanya biasanya dibedakan berdasarkan tingkat keparahan penyakit yang disebabkan dan seberapa jauh penyebarannya. Sejauh ini ada enam jenis virus corona yang diketahui menginfeksi manusia. Empat di antaranya adalah: 1.



229E



2.



NL63



3.



0C43



4.



HKU1



Dua jenis sisanya adalah corona virus yang lebih langka, yakni MERS- CoV penyebab penyakit MERS dan SARS-CoV penyebab SARS. 2.5. MANIFESTASI KLINIS Untuk infeksi COVID-19 yang dikonfirmasi, penyakit yang dilaporkan bervariasi mulai dari orang yang sakit ringan sampai orang yang sakit parah dan sekarat, gejalagejala ini dapat muncul hanya dalam 2 hari atau selama 14 hari setelah paparan



berdasarkan apa yang telah dilihat sebelumnya sebagai masa inkubasi virus MERS. Tanda gejalanya antara lain: 1.



Demam



2.



Batuk kering



3.



Sesak napas



4.



Hidung berair



5.



Sakit kepala



6.



Sakit tenggorokan



7.



Tidak enak badan secara keseluruhan



Jenis virus corona lain bisa menyebabkan gejala yang lebih serius. Infeksi ini dapat mengarah ke bronkitis dan pneumonia, terutama pada orang- orang



dari



kelompok berisiko. Beberapa infeksi yang lebih parah akibat coronavirus adalah yang umumnya lebih sering terjadi pada pengidap gangguan hati dan jantung, atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, bayi, dan orang tua. 2.6. PATOFISIOLOGI CORONA VIRUS DISEASE Sama seperti flu, COVID-19 dimulai di paru-paru dan menyebar melalui tetesan air ketika seseorang bersin atau batuk. WHO melaporkan bahwa SARS menyerang tubuh dalam tiga fase, yait u replikasi imun,



dan



perusakan



paru -paru,



yang tampaknya



virus, mir ip



hiperaktif dengan



bagaimana COVID-19 menyerang tubuh manusia. Penelit ian awal menunjukkan COVID-19 bereplikasi secara efisien di saluran pernapasan bagian atas. Orang yang terinfeksi menghasilkan sejumlah besar



virus



pada



awal



infeksi



dan



penelit ian



baru mengungkapkan



bahwa masa inkubasi infeksi adalah 5,1 hari. COVID-19 hadir dalam tiga pola infeksi, yait u dimulai dengan penyakit ringan dan gejala saluran pernapasan atas, kemudian diikuti oleh pneumonia. Setelah sekit ar satu minggu, pneumonia berat dengan sindrom gangguan pernapasan



akut



dapat



berkembang



dengan



cepat



dan



kadang-kadang



membutuhkan alat bantu pernapasan. Ketika terinfeksi, tubuh memicu respons sit okin di mana sel -se l kekebalan menyerang virus. Dalam beberapa kasus, virus dapat memicu respons yang terlalu reaktif dar i sistem kekebalan tubuh, yang selanjutnya dapat menghambat upaya pemulihan.



Juru bicara WHO Carla Drysdale mengatakan bahwa gejala COVID19 yang paling umum adalah demam, kelelahan, dan batuk kering.



Beberapa



pasien mungkin mengalami sakit dan nyer i, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan, atau diare ringan. Meski begit u, ada beberapa orang yang terinfeksi tidak mengala mi gejala apa pun dan merasa baik -baik saja, sementara sekit ar 80 persen orang sembuh dari penyakit tanpa memer lukan perawatan k husus. “Sekitar 1 dari setiap 6 orang yang terkena COVID-19, sakit parah dan mengalami kesulit an bernapas. Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung, atau diabetes, lebih mungkin untuk mengem bangkan penyakit menjadi lebih serius. Sekit ar 2 persen orang dengan penyakit ini telah meninggal dunia," ucap Drysdale. Pedoman



manajemen klinis



saat



ini



merekomendasikan pasie n untuk



keluar dari rumah sakit setelah dua hasil negatif berturut -turut setidaknya dalam 24 jam. Saat ini, ada periode sekit ar 20 hari antara timbulnya gejala dan pemulihan penuh, tetapi Drysdale mencatat bahwa COVID -19 adalah penyakit baru, dan para ahli membutuhkan lebih banyak data epidemio logis untuk menentukan apakah seseorang telah kebal setelah infeksi. Ini juga tidak akurat untuk membandingkan COVID -19 dengan virus influenza tahunan. Drysdale mengatakan bahwa COVID -19 adalah virus unik dengan karakteristik unik. Baik COVID-19 dan influenza menyebabkan penyakit pernapasan dan menyebar dengan cara yang sama, yait u melalui tetesan kecil cairan dari hidung dan



mulut



seseorang



yang



sakit ,



tetapi



ada



perbedaan penting antara



keduanya. "Pertama, COVID-19 tidak mentransmisikan seefisien influenza, dari data yang kami miliki sejauh ini. Dengan influenza, orang yang terinfeksi tetapi belum sakit adalah pendorong utama penularan, yang tampaknya bukan kasus COVID -19. Bukti dari China adalah bahwa hanya 1 persen dari kasus yang dilaporkan tidak memiliki gejala, dan sebagian



besar



dari



kasus



tersebut



melaporkan gejala dalam 2 har i," jelas Drysdale. Selain it u, saat ini tidak ada vaksin untuk mencegah COVID-19. Di sisi lain, para pakar saat ini telah memperingatkan bahwa



COVID-19 sudah menjadi pandemi. WHO telah



menyatakan COVID-19 sebagai "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional". Para ahli mengatakan, perlindungan terbaik terhadap COVID -19 adalah intervensi non-far masi, langkah- langkah pencegahan seperti mencuci tangan secara menyeluruh, menutupi mulut saat batuk, da n bersin dengan tisu, mendisinfeksi



permukaan



di



sekit ar



rumah



dan ruang



kerja,



dan



menghindar i kontak dengan orang -orang yang diketahui sakit . 2.7. PENULARAN CORONA VIRUS DISEASE Penyebaran corona virus sama seperti virus yang penyebab flu lainnya, yakni dari batuk dan bersin, atau dari sentuhan orang yang terinfeksi. Virus ini juga dapat menular apabila Anda menyentuh barang yang terkontaminasi, lalu



menyentuh



hidung, mata, dan mulut tanpa mencuci tangan. Hampir semua orang pernah terinfeksi virus corona setidaknya sekali seumur hidupnya, biasanya terjadi pada anakanak. Meskipun umumnya muncul pada musim gugur dan dingin, corona virus juga bisa muncul di Indonesia yang beriklim tropis. Pada awal Januari 2020, pemerintah Tiongkok melaporkan kasus infeksi corona virus jenis baru yang menyebabkan gejala mirip pneumonia. Virus tersebut tidak memiliki kesamaan dengan tipe coronavirus manapun. Virus tersebut mulanya dikenal sebagai novel coronavirus 2019 (2019nCoV). Setelah melewati berbagai pengamatan dan penelitian, 2019- nCoV secara resmi berganti nama menjadi SARS-CoV penyebab COVID-19 dicurigai menular dari hewan kelelawar dan ular ke manusia. Akan tetapi, pada akhir Januari, virus ini juga telah dikonfirmasi menular dari manusia ke manusia. Penularan antar-manusia juga bisa terjadi walau belum diteliti secara khusus. Secara umum, penularan corona virus terjadi melalui: 1. Melalui udara (virus keluar dari mereka yang batuk dan bersin tanpa menutup mulut). 2. Sentuhan atau jabat tangan dengan pasien positif. 3. Menyentuh permukaan benda yang terdapat virus kemudian menyentuh wajah (hidung, mata, dan mulut) tanpa mencuci tangan.



Ada pula kemungkinan droplet virus corona penyebab SARS bertahan di udara dan menular melalui perantara sesuai dengan tabel berikut: Jenis permukaan



Contoh



Satuan per hari/jam



Logam



Gagang



Gelas



Gelas, cermin, jendela



Hingga 5 hari



Keramik



Piring, tembikar gelas mug



5 hari



Kertas



Koran, majalah



Hingga 5 hari



Kayu



Furniture, hiasan kayu



4 hari



Plastik



Botol susu,



kereta,



2-3 hari



Stainless steel



Kulkas, panci penggorengan,



2-3 hari



Kardus



Kotak paket



1 hari



Alumunium



Kaleng soda, kertas timah botol



2-8 jam



Tembaga



Ceret teh, alat masak, uang



4 jam



pintu,



perhiasan,



bangku



5 hari



Yang dapat dilakukan untuk mencegah dan membersihkan virus yaitu, gunakan desinfektan untuk membersihkan semua permukaan dan benda dirumah setiap hari, cukup dengan pembersih rumah dengan cara disemprot dan di lap. Cuci tangan minimal 20 detik dengan sabun dan air, terutama jika baru saja mengunjungi supermarket dan membawa belanjaan. 2.8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pada saat ini, pengujian diagnostik untuk COVID-19 hanya dapat dilakukan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk oleh pemerintah, jika di Amerika, namanya



CDC



meningkatkan



(Center



kemungkinan



for



Disease



mendeteksi



Control infeksi,



ada



yang



and Prevention). Untuk CDC



merekomendasikan



pengumpulan tiga jenis spesimen: pernapasan bawah, pernapasan atas, dan spesimen serum untuk pengujian. Peran CDC antara lain: 1. CDC



telah



mengirimkan



tim



multidisiplin



ke



Washington,



Illinois,



California, dan Arizona untuk membantu departemen kesehatan dengan manajemen klinis, pelacakan kontak, dan komunikasi.



2. CDC telah mengembangkan tes Reaksi-Polymerase Chain Reaction (rRTPCR) real-time yang dapat mendiagnosis COVID-19 dalam sampel serum pernapasan dari spesimen klinis. 3. Saat ini, pengujian untuk virus ini harus dilakukan di CDC, tetapi dalam beberapa hari dan minggu mendatang, CDC akan berbagi tes ini dengan mitra domestik dan internasional. 4. CDC



mengunggah



seluruh



genom



virus



dari



kelima



kasus



yang



dilaporkan di Amerika Serikat ke GenBank. 5. CDC juga menumbuhkan virus dalam kultur sel, yang diperlukan untuk penelitian lebih lanjut, termasuk untuk karakterisasi genetik tambahan. Adapun beberapa cara untuk mendiagnosis corona virus yang dilakukan oleh dokter untuk mencari informasi tentang virus corona yaitu: 1. Melihat riwayat kesehatan, termasuk gejala yang dirasakan 2. Melakukan pemeriksaan fisik 3. Melakukan tes darah 4. Melakukan tes laboratorium terhadap dahak, sampel dari tenggorokan, atau spesimen pernapasan lainnya. 5. Jika mengalami gejala yang telah disebutkan, maka perlu memberi tahu dokter soal lokasi yang baru dikunjungi atau kontak dengan hewan. Sebagian besar infeksi MERS-CoV ditemukan berasal dari Semenanjung Arab. 6. Sementara itu, untuk SARS-CoV umumnya berasal dari daerah Tiongkok. Penting pula untuk memberi tahu dokter apabila baru saja dari daerah wabah atau tempat-tempat umum yang dicurigai terinfeksi virus ini.Kontak dengan hewan-hewan pembawa virus ini, seperti unta dan ular, atau menggunakan produk berbahan unta juga penting untuk disampaikan demi membantu diagnosis penyakit akibat coronavirus. 2.9. PENCEGAHAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 Untuk mencegah infeksi virus ini adalah dengan cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Diantaranya yaitu mengonsumsi makanan bergizi untuk mempertahankan sistem imun. Pasalnya, penyakit akibat virus umumnya dapat dicegah dengan ketahanan tubuh yang baik. Beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:



1. Kebersihan tangan. Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik; jika air dan sabun tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol. 2. Jauhkan tangan dari wajah. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci. 3. Tidak ada kontak dekat dengan orang sakit. Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit, dan tinggal di rumah saat merasa sakit. 4. Etiket batuk dan bersin yang tepat. Tutupi batuk atau bersin dengan tisu, lalu buang tisu ke tempat sampah. 5. Perawatan suportif. Orang yang terinfeksi COVID-19 harus menerima perawatan suportif untuk membantu meringankan gejala. 6. Kasus yang parah. Untuk kasus yang parah, perawatan harus mencakup perawatan untuk mendukung fungsi organ vital. 7.



Hindari daerah di mana infeksi/wabah terjadi.



8.



Bersihkan barang yang sering disentuh.



9. Jaga dan tingkatkan daya tahan tubuh tidak hanya dengan mengonsumsi vitamin C, tetapi juga kombinasi beberapa vitamin dan mineral. Jenis vitamin yang diperlukan contohnya vitamin A, E, serta B kompleks. 10. Selain itu, mineral yang dibutuhkan seperti selenium, zinc, dan zat besi. Selenium menjaga kekuatan sel dan mencegah kerusakan DNA. lalu zinc memicu respons kekebalan tubuh. Selain itu, zat besi membantu penyerapan vitamin C. 11. Seluruh dunia saat ini juga sedang menerapkan social distancing dengan membatasi aktivitas di luar rumah serta kontak dengan orang lain. I ni adalah cara



yang efektif untuk



mengurangi risiko



penularan dan



meratakan kurva pandemi COVID-19. Untuk petugas kesehatan Petugas kesehatan adalah orang-orang yang akan bekerja siang dan malam untuk merawat dan membantu pasien corona virus termasuk di antara populasi yang paling terpapar untuk terinfeksi. Perlindungan anggota yang rentan adalah salah satu prioritas untuk respons terhadap wabah COVID19. Layanan kesehatan kerja di fasilitas kesehatan memainkan peran penting dalam membantu, mendukung, dan memastikan bahwa tempat kerja aman dan sehat dan mengatasi masalah kesehatan ketika mereka



muncul. WHO menekankan hak dan tanggung jawab petugas kesehatan, termasuk kriteria eksplisit yang diperlukan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk pencegahan virus corona maka petugas kesehatan harus: 1. Ikuti prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ditetapkan, hindari



mengekspos



orang



lain



terhadap



risiko



kesehatan



dan



keselamatan dan ikut serta dalam pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan perusahaan. 2. Gunakan protokol yang disediakan untuk menilai, triase, dan merawat pasien. 3. Perlakukan pasien dengan hormat, kasih sayang, dan martabat. 4. Menjaga kerahasiaan pasien. 5. Dengan cepat mengikuti prosedur pelaporan kesehatan masyarakat yang telah ditetapkan atas kasus-kasus yang dicurigai dan dikonfirmasi. 6. Berikan atau perkuat pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) yang akurat dan informasi kesehatan masyarakat, termasuk kepada orangorang yang peduli yang tidak memiliki gejala atau risiko. 7. Kenakan, gunakan, lepas, dan buang alat pelindung diri dengan benar. 8. Pantau sendiri tanda-tanda penyakit dan isolasi diri atau laporkan penyakit kepada manajer, jika itu terjadi. 9. Anjurkan manajemen jika mereka mengalami tanda-tanda stres yang tidak semestinya atau tantangan kesehatan mental yang memerlukan intervensi dukungan. 10. Laporkan kepada atasan langsung segala situasi yang menurut mereka memiliki justifikasi yang masuk akal yang dapat menimbulkan bahaya serius bagi kehidupan atau kesehatan. 2.10. PENGOBATAN CORONA VIRUS DISEASE Tidak ada pengobatan antivirus khusus yang direkomendasikan untuk infeksi COVID-19, dan tidak ada vaksin saat ini untuk mencegahnya. Sebagian besar penyakit akibat virus termasuk COVID-19 adalah self- limiting disease. Artinya, penyakit tersebut bisa sembuh dengan sendirinya. Walau demikian, ada hal-hal yang dapat meredakan gejala penyakit akibat corona virus, antara lain: 1. Minum obat flu atau pereda nyeri yang disarankan.



2. Gunakan



pelembap



ruangan



atau



mandi



dengan



air



panas



untuk



melegakan sakit tenggorokan dan batuk 3. Jika mengalami sakit ringan, minum banyak air dan beristirahat di rumah. 2.11. ASUHAN KEPERAWATAN CORONA VIRUS DISEASE 1.



Pengkajian Pengkajian pasien yang diduga COVID-19 harus mencakup: a. Sejarah perjalanan: Penyedia layanan kesehatan harus mendapatkan riwayat perjalanan yang terperinci untuk pasien yang dievaluasi dengan demam dan penyakit pernapasan akut. b. Pemeriksaan fisik: Pasien yang mengalami demam, batuk, dan sesak napas dan yang telah melakukan perjalanan ke Wuhan, Cina baru-baru ini harus ditempatkan di bawah isolasi segera.



2.



Diagnosa Keperawatan Berdasarkan data penilaian, diagnosis keperawatan utama untuk pasien dengan COVID-19 adalah: a. Infeksi yang berhubungan dengan kegagalan untuk menghindari patogen akibat paparan COVID-19. b. Pengetahuan yang kurang terkait dengan ketidaktahuan dengan informasi penularan penyakit. c. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme d. Gangguan pola pernapasan terkait dengan sesak napas. e. Kecemasan terkait dengan etiologi penyakit yang tidak diketahui.



3.



Intervensi Keperawatan Di bawah ini adalah intervensi keperawatan untuk pasien yang didiagnosis dengan COVID-19: a. Pantau tanda-tanda vital. Pantau suhu pasien; infeksi biasanya dimulai dengan suhu tinggi; pantau juga laju pernapasan pasien karena sesak napas adalah gejala umum lainnya. b. Pantau saturasi O2. Pantau saturasi O2 pasien karena gangguan pernapasan dapat menyebabkan hipoksia. c. Pertahankan isolasi pernafasan. Simpan tisu di samping tempat tidur pasien; buang sekresi dengan benar; mengintruksikan pasien untuk menutup



mulut saat batuk atau bersin; menggunakan masker, dan menyarankan mereka yang memasuki ruangan untuk memakai masker juga; letakkan stiker pernapasan pada bagan, linen, dan sebagainya. d. Terapkan kebersihan tangan yang ketat. Ajari pasien dan orang- orang untuk mencuci tangan setelah batuk untuk mengurangi atau mencegah penularan virus. e. Kelola hipertermia. Gunakan terapi yang tepat untuk suhu tinggi untuk mempertahankan normotermia dan mengurangi kebutuhan metabolisme. f. Berikan penkes pada pasien dan keluarga. Berikan informasi tentang penularan penyakit, pengujian diagnostik, proses penyakit, komplikasi, dan perlindungan dari virus. 4.



5.



Implementasi Keperawatan a.



Cegah penyebaran infeksi.



b.



Pelajari lebih lanjut tentang penyakit dan penatalaksanaannya.



c.



Tingkatkan suhu tubuh adekuat



d.



Kembalikan pola pernapasannya kembali normal.



e.



Kurangi kecemasan.



Evaluasi a.



Pasien dapat mencegah penyebaran infeksi yang dibuktikan dengan PHBS dan isolasi pernafasan adekuat.



b.



Pasien dapat



belajar



lebih



banyak



tentang



penyakit



dan



penatalaksanaannya.



6.



c.



Pasien mampu meningkatkan level suhu tubuh yang adekuat.



d.



Pasien mampu mengembalikan pola pernapasannya kembali normal.



e.



Pasien tidak terlihat cemas.



Dokumentasi Pedoman dokumentasi untuk pasien dengan COVID-19 meliputi: 1)



Temuan individu, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi, interaksi, sifat pertukaran sosial, spesifik perilaku individu.



2)



Keyakinan budaya dan agama, dan harapan.



3)



Paket perawatan.



4)



Rencana pengajaran.



5)



Tanggapan terhadap intervensi, pengajaran, dan tindakan yang dilakukan



BAB III TINJAUAN KASUS 3.1. KASUS COVID-19 Pasien Ny. A Umur 46 Tahun Dirawat Di RS Bhayangkara Kota Kupang Pada Tanggal 22 Mei 2021 . Pasien Datang Dengan Keluhan Sesak Napas. Pasien Mengatakan Demam, Tubuh Terasa Panas. Pada Saat Pemeriksaan Fisik Tidak Ada Suara Nafas Tambahan , Pasien Nampak Lemas , Geliisah, Pernafasan Coping Hidung ,Irama Nafas Cepat ,Terdapat Penggunaan Otot Bantu Pernafasan .TD 130/90, RR : 30x/Menit, Nadi : 110x/ Menit, Suhu : 38,6°C . Hasil SPO2 : 87% . 3.2. ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Dx medis



I. Identitas Diri Klien Nama



: Covid-19



Sumber informasi : Pasien



: Ny . A



Penanggung jawab : Tn. C



Tempat/Tgl Lahir : 2 Mei 1975



Keluarga yg dapat



Umur



: 46 Tahun



Jenis Kelamin



: Perempuan



Dihubungi : Suami



Alamat



: Oebobo



Pendidikan : SMA



sts Perkawinan



: Nikah



Pekerjaan



: PNS



Agama/Suku



: Kristen/ Rote



Alamat



: Oebobo



Warga Negara



: Indonesia



Hubungan dng klien : Suami



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: wiraswasta



II. Status kesehatan saat ini 1. Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan sesak napas 2. Riwayat Keluhan : Pasien memunyai riwayat pulang dari luar kota, setelah itu pasien merasakan demam, batuk, sesak napas dan kelelahan . 3. Keluhan saat dikaji : Pasien mengatakan batuk kering terus menerus dan demam, tubuh terasa panas III. Riwayat kesehatan masa lalu 1. Penyakit yang pernah dialami : Tidak ada 2. Riwayat alergi : Tidak ada 3. Pengobatan : Tidak ada 31



IV. Pengkajian pola-pola fungsi Kesehatan 1. Persepsi dan pemeliharaaan kesehatan : pasien mengatakan bahwa dirinya jarang olahraga dan kurang makan makanan yang sehat, 2. Pola Nutrisi dan metabolik a. Sebelum sakit : Berat Badan : 50 Kg



Tinggi Badan : 165 Cm



LLA : 24 Cm



Makan : Frekuensi



: 3x/hari



Jenis makanan



: Nasi, sayur, daging



Yang disukai



: Daging, kerupuk



Yang tidak disukai



: Buah-buahan



Pantangan



: Tidak ada



Alergi



: Tidak ada



Nafsu makan



: Baik



Minum Frekuensi



: 2L/hari



Jenis Minuman



: air mineral, minuman dingin, minuman kaleng



Yang disukai



: teh



Yang tidak disukai



: Jus



Pantangan



: Tidak ada



Alergi



: Tidak ada



b. Perubahan setelah sakit : BB saat sakit : 48 Kg, perubahan BB : 2 Kg Jenis diet



: Tidak ada



Nafsu makan



: Menurun



Keluhan mual/muntah: Tidak ada Porsi makan



: setengah piring, tidak habis



Intake cairan



: 1 gelas tidak habis



3. Pola eliminasi a. Sebelum sakit : Buang Air Besar : Frekuensi



: 2x/hari, Penggunaan laktasif :-



Konsistensi



: Padat



32



Karakter feses



: kuning terguling



BAB terahir



: Baik



Riwayat Perdarahan: Tidak ada hemoroid



: Tidak ada



Konstipasi



: Tidak ada



Diare



: Pernah mengaami tapi tidak serinng



Buang air Kecil Frekuensi



: 3-5x/hari



Produksi



: 1400cc/ hari



Warna



: kuning muda jerni



Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK Lain –lain



Bau : khas : Tidak ada



:-



b. Perubahan setelah sakit : Buang Air Besar



: kurang baik



Buang aAir Kecil : normal 4. Pola aktifitas dan latihan a. Sebelum sakit Kemampuan perawatan diri Makan minum



0



1



2



3



4







Mandi







Toileting







Berpakaian







Mobilitas ditempat tidur







Berpindah







Ambulansi/ROM







0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total b. Perubahan setelah sakit Kemampuan perawatan diri Makan minum



0



1 



33



2



3



4



Mandi







Toileting







Berpakaian







Mobilitas ditempat tidur







Berpindah







Ambulansi/ROM







0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total 5. Pola Tidur dan Istirahat a. Sebelum sakit : Waktu tidur



: malam hari



Lama tidur



: 8 jam/hari



Kebiasaan sebelum tidur : Dengar musik Kesulitan dalam tidur



: Tidak ada



b. Perubahan setelah sakit : Tidak ada 6. Pola persepsual a. Sebelum sakit : 1) Penglihatan : a) Fungsi penglihatan : tidak normal, VOD : sedang (11/23,9%), VOS : sedang (13/28,3%). b) Lapang pandang : c) Gangguan fungsi : presbiopi 2) Pendengaran : a) Fungsi pendengaran : normal, telinga kiri : presbikusis, telinga kanan : presbikusis. b) Kelainan fungsi : 3) Penciuman : a) Fungsi penciuman : baik b) Kelainan fungsi : 34



4) Pengecapan : a) Fungsi pengecapan : baik b) Kelainan fungsi : 5) Perabaan : a). Fungsi perabaan : baik b). Kelainan fungsi : b. Perubahan setelah sakit : 1.



Penglihatan : a) Fungsi penglihatan :normal, VOD : sedang (11/23,9%), VOS : sedang (13/28,3%). b) Lapang pandang : c) Gangguan fungsi : presbiopi



2.



Pendengaran : a) Fungsi pendengaran : tidak normal, telinga kiri : presbikusis, telinga kanan : presbikusis. b) Kelainan fungsi : -



3.



Penciuman : a) Fungsi penciuman : baik b) Kelainan fungsi : -



4.



Pengecapan : a) Fungsi pengecapan : baik b) Kelainan fungsi : -



5.



Perabaan : a) Fungsi perabaan : baik b) Kelainan fungsi : -



7. Pola persepsi diri a. Sebelum sakit : 1)



Pandangan klien tentang penyakitnya : Pasien tidak pernah tau penykitnya



2)



Konsep diri : a) Gambaran diri : klien mengatakan mempunyai anggota badan yang lengkap dan bersyukur karena merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. b) Identitas diri : klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang laki-laki yang sebagai kepala keluarga. c) Peran : sebagai kepala keluarga 35



d) Harga diri : Pasien tidak malu dengan kondisi dirinya. e) Ideal diri : 3)



Keadaan emosional pasien : -



4)



Lain-lain : -



b. Perubahan setelah sakit : 1)



Pandangan klien tentang penyakitnya : klien dan keluarganya yakin bahwa dirinya akan cepat sembuh dari penyakitnya dan dapat berkumpul dengan keluarganya kembal



2)



konsep diri : a) Gambaran diri : klien mengatakan mempunyai anggota badan yang lengkap dan bersyukur karena merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. b) Identitas diri : klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang laki-laki yang sebagai kepala keluarga. c) Peran : sebagai kepala keluarga d) Harga diri : Pasien tidak malu dengan kondisi dirinya. e) Ideal diri : pasien mengatakan ingin cepat sembuh supaya bias cepat pulang ke rumah.



3)



Keadaan emosional pasien : pasien mengatakan dapat menerima kondisi yang sedang dialami.



4)



Lain-lain : -



8. Pola seksualitas dan reproduksi a.Sebelum sakit : 1)



Hubungan seksual : klien mengatakan satu kali menikah, memiliki 2 orang anak.



2)



Gangguan hubungan seksual ( ) Fertilitas : ( ) Libido : l ( ) Ereksi : normal ( ) Lain-lain : -



3)



Menstruasi : -



4)



Penggunaan kontrasepsi : -



5)



Pemahaman tentang seksual : -



b. Perubahan setelah sakit : 36



1)



Hubungan seksual : klien mengatakan satu kali menikah, memiliki 2 orang anak.



2)



Gangguan hubungan seksual ( ) Fertilitas : ( ) Libido : ( ) Ereksi : ( ) Lain-lain : -



3)



Menstruasi : -



4)



Penggunaan kontrasepsi : -



5)



Pemahaman tentang seksual : -



9. Pola peran dan hubungan a.Sebelum sakit 1)



Komunikasi : Baik



2)



Hubungan dengan orang lain : Baik



3)



Dukungan keluarga : Baik



4)



Dukungan teman / kelompok / masyarakat : Baik



5)



Konflik terhadap peran / nilai : -



6)



Lain-lain : -



b. Perubahan setelah sakit : 1)



Komunikasi : Baik



2)



Hubungan dengan orang lain : Baik



3)



Dukungan keluarga : Baik



4)



Dukungan teman / kelompok / masyarakat : Baik



5)



Konflik terhadap peran / nilai : -



6)



Lain-lain : -



10. Pola manajemen koping-stress a. Sebelum sakit 1)



Pengambilan keputusan : klien mengatakan apabila ada masalah pasti didiskusikan dengan baik.



2)



Yang disukai tentang diri sendiri : Klien menyelesaikan masalahnya dengan musyawarah yang baik.



3)



Yang ingin dirubah dari kehidupan : -



4)



Yang dilakukan jika stress : -



5)



Lain-lain : 37



b. Perubahan setelah sakit : 1)



Pengambilan keputusan : klien mengatakan apabila ada masalah pasti didiskusikan dengan baik.



2)



Yang disukai tentang diri sendiri : Klien menyelesaikan masalahnya dengan musyawarah yang baik.



3)



Yang ingin dirubah dari kehidupan : klien terlihat cemas dan stress akan penyakitnya.



4)



Yang dilakukan jika stress : berusaha melakukan aktivitas yang dapat menghilangkan stress



5)



Lain-lain : -



11. Sistem nilai dan keyakinan a. Sebelum sakit : 1)



Keyakinan akan penguasaan kehidupan : -



2)



Sumber kekuatan saat sakit : Keluarga



3)



Ritual keagamaan yang sering dilakukan : Sholat 5 waktu



b. Perubahan setelah sakit : 1)



Keyakinan akan penguasaan kehidupan : -



2)



Sumber kekuatan saat sakit : Keluarga



3)



Ritual keagamaan yang sering dilakukan : Sholat 5 waktu



V. PEMERIKSAAN FISIK Kesadaran



: Composmentis(CM)



GCS



:13 ( E4M5V4)



Tanda-tanda vital : TD :120/80 mmHg N : 100x/m S :36,8℃ RR : 18 x/m 1. Kepala 



Rambut :



38



I :rambut klien tampak kotor, berminyak, tidak ada ketombe, rambuttidak beruban, rambut tampak kering, mulai rontok, bau tidak sedap dan rambut klien tampak tidak rapi P : tekstur rambut kering 



Mata I:  Penglihan baik, Mata Simetris kiri dan kanan, sclera tidak ikterik







Telinga I:Telinga tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada gangguan pendengaran P: Adanya Nyeri tekan







Hidung I : Hidung simetris,bersih,tidak ada secret P: Tidak ada pembengkakan Mulut dangigi I: keadaan mulut baik, mukosa bibir kering



2 .Leher I: Simetris kiri dan kanan, warna kulit sawo matang P:Tidak ada pembembesaran kelenjer tiroid.KGB. 3.Thorax 



Paru-paru I: Terlihat simetris kiri dan kanan (ekspansi dinding dada), frekuensi pernafasan 34 x/menit P: Traktil premitus melemah di bagian paru ka/ki P: bunyi normal A: Bunyi nafas normal







Jantung I: Tidak terlihat pembengkakan, iktus kordis tidak terlihat P: Tidak ada nyeri tekan,iktus tidak teraba, P: Terdengar bunyi redup A: Iramanya teratur (BJ 1 Lup, BJ 2 Dup ) heart Rate : 104x/i



4. Abdomen I : Tidak ada lesi di daerah erut 39



A: Bising usus 12x/i P: nyeri tekan pada epigastrium P: bunyi normal (tympani ) 5. Punggung I :Tidak ada lesi,lecet dan tanda dekubitus pada klien. P:Tidak ada pembengkakan. 6. Genetalia Tidak ada gangguan pada genetalia 7. Ekstermitas Atas: Simetris kiri dan kanan, ada mengalami kelemahan,ada otot pada lengan kanan klien Bawah :simetris kiri dan kanan mengalami kelemahan,ada otot pada kaki kanan klien 8.



Terapi 1) Saturasi O2 80% 2) Terpasang infus asering 500ml/24 jam 3) Ringer Laktat 500ml/24 jam.



9. Pemerisaan Lab - PCO 2 : 86% - PH : 7,28 - CRT : 2 detik B. Analisa Data N



DATA PASIEN



MASALAH



O 1



DS : Pasien Datang dengan keluhan sesak napas DO : - pasien Teampak lemah - Pasien Tampak Gelisah - Pasien terpasang alat bantu napas - Pernapasan cuping hidung 40



PENYEBAB



Pola Napas



Hambatan Upaya



Tidak Efektif



Napas



- Irama Napas cepat 2.



- SPO2 :86% DS : Pasien Mengatakan



Hipertermia



Proses Penyakit



demam,Tubuh Trasa Panas DO : - Pasien tampak Lemah TD : 140/90 RR : 34 x/m N : 110 x/m S : 38,6 ℃ C. DIAGNOSA 1. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas d.d pasien sesak napas, irama napas cepat, pasien terpasang alat bantu napas,pernapasan cuping hidung. 2. Hipertermia b.d Proses penyakit d.d pasien demam, tubuh terasa panas D. INTERVENSI NO



DIAGNOSA(S



TUJUAN (SLKI)



INTERVENSI ( SIKI)



1



DKI) Pola napas tidak



Pola Napas:



Manajemen jalan napas :



efektif b.d



Setelah dilakukan tindakan



1.Observasi



hambatan upaya



keperawatan selama 3x24



 Monitor pola napas



napas d.d pasien



jam maka di harapkan Pola



 Monitor bunyi napas



sesak napas,



napas membaiki, dengan



irama napas



kriteria hasil :



cepat, pasien



-



Dispenea Menurun (5)



terpasang alat



-



penggunaan otot bantu



bantu napas,pernapasa



-



n cuping hidung.



tambahan 2. 



Posisikan semi fowler atau fowler



napas menurun (5)







Berikan minum hangat



pernapasan cuping







Lakukan fisioterapi dada,



hidung menurun (5) -



Terapeutik



Frekuensi napas membaik (5)



jika perlu 



berikan oksigen, jika perlu



3. Edukas  anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi 41



 ajarkan batuk efektif 4. Kolaborasi  Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,mukolitik, jika 2



Luaran Utama :



perlu. Regulasi temperatur :



Proses penyakit



Termoregulasi



1. Observasi



d.d pasien



Setelah dilakukan tindakan



 Identifikasi Penyebab



demam, tubuh



keperawatan selama 3x24



terasa panas



jam di harapkan



 Monitor suhu Tubuh



Termoregulasi membaik,



 Monitor Haluaran Urin



dengan Kriteria hasil;



2. Terapeutik



Hipertermia b.d



- Suhu tubuh membaik (5)



Hipertermia



 Sediakan Lingkungan yang



- suhu kulit membaik (5) - Tekanan Darah membaik



dingin  Longgarka atau lepaskan



(5)



pakaian  Basahi dan kipasi Permukaan tubuh  berikan cairan oral 3. Edukasi  Anjurkan tirah baring 4. Kolaborasi  kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu



E. IMPLEMENTASI NO 1



HARI/TGGL DIAGNOSA Sabtu, 22/ Pola napas tidak 05/2021



JAM 10.00



efektif b.d hambatan 10.05



IMPLEMENTASI  Memonitor pola napas  Memonitor bunyi napas



upaya napas d.d pasien sesak napas,



tambahan 10.06 42







memposisikan semi



irama napas cepat, pasien terpasang



fowler atau fowler 



10.10



alat bantu



Memberikan minum hangat



napas,pernapasan



10.11







cuping hidung.



Melakukan fisioterapi dada, jika perlu



10.13







Memberikan oksigen, jika perlu



12.15



 menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi



10.30



 Mengajarkan batuk



10,32



efektif  mengkolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,mukolitik,



2



Sebtu, 22/05/2021



Hipertermia b.d



10.35



jika perlu.  Mengidentifikasi Penyebab



Proses penyakit d.d



Hipertermia



pasien demam, tubuh



10.37



 Memonitor suhu Tubuh



terasa panas



10.39



 Memonitor Haluaran Urin



10.40



 Menyediakan Lingkungan yang dingin



10.44







Melonggarka atau lepaskan pakaian



10.46



 Membasahi dan kipasi Permukaan tubuh



10.48 10.50 10.55







Memberikan cairan oral menganjurkan tirah baring



 Mengkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu



F. EVALUASI N



Hari/tgll



No Dx Jam



Catatan Perkembangan 43



Paraf



O 1



Sabtu,



1



12.00



22/05/2021



S : Pasien Mengatakan Masih sesak Napas O : Pasien Tampak lemah, Pasien terpaasang alat bantu napas, napas cuping hidung., spo2: 87% A : Masalah belum teratasi



2



Sabtu,



2



12.15



22/05/2021



P : Intervensi di lanjutkan S : Pasien mengatakan masih demam , tubuhnya masihterasa panas O : Pasien tamopak lemah TD: 130/80 RR : 30 X/M N : 115 X/M S: 38,2℃ A: Masalah belum teratasi



3



Minggu, 23/0 l5/2021



1



10.00



P ; Intervensi di lanjutkan S: Pasien Mengatakan napasnya sudah sedikit Membaik O ; Pasien masih tampak lemah, terpasang oto bantu napas, napas cuping hidung A: Masalah Belum teratasi P : Intervensi di lanjutkan - I:



13.00 - - Memonitor pola napas 13.05 - - Memberikan minum hangat 13.10 - - Melakukan fisioterapi dada 13.15 - - Memberikan oksigen 4 Liter - E : Pasien masih sessk napas , Pasien tampak lemah, terpasang otot bantu.terpasang nasalkanul 4 liter, pasien tepasang infus 500 cc 20 Tpm 44



4



Minggu,



2



10.00



23/05/2021



S : Pasien mengatakan Tidak Lagi Demam O : Pasien tamapak segar TD: 120/80 RR: 25 x/m N : 100 x/m S: 36.5℃ A : Masalah Sudah teratasi



5



Senin, 24/05/2021



1



10.00



P : Intervensi Dihentikan S : Pasien mengatakan tidak lagi sesak napas O : Pasien tampak segar , tidak lagi terpasang alat bantu napas. A : Masalah sudah Teratasi P : Intervensi Dihentikan



45



BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Corona virus (CoV) adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Gejala ringan kasus infeksi virus Corona atau COVID-19: Batuk, Letih, Sesak napas dan ngilu di seluruh tubuh dan Secara umum merasa tidak enak badan. Gejala berat kasus infeksi virus Corona atau COVID-19: Kesulitan bernapas, Infeksi pneumonia, Sakit di bagian perut dan Nafsu makan turun. Ciri-ciri virus Corona atau COVID-19 dan gejalanya kebanyakan muncul 2-10 hari setelah kontak dengan virus. Tapi pada beberapa kasus, ciri-ciri awal Corona virus dan gejalanya baru muncul sekitar 24 hari. Untuk membedakan ciri-ciri awal Corona dan flu biasa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: Dalam 14 hari sempat bepergian ke negara yang dianggap sumber virus Corona dan Sempat kontak dengan pasien yang mengalami infeksi Corona. 4.2. Saran Diharapkan masyarakat dapat memahami materi yang telah diberikan, dan dapat menginterpretasikan dalam melakukan pencegahan dan upaya penanggulangan terhadap menularan virus covid-19 ini. Pencegahannya bisa dengan sering mencuci tangan dengan sabun, gunakan masker bila flu & batuk, hindari kontak dengan hewan, bila flu, batuk, sesak napas segera ke pelayanan kesehatan, konsumsi gizi seimbang (perbanyak sayur dan buah), jangan mengkonsumsi daging yang tidak dimasak, rajin olahraga dan istirahat yang cukup



46



DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2020. Press Conference Respon Covid-19. Yogyakarta : FKKMK UGM Anonim, Infeksiemerging.Kemkes.Go.Id Fathiyah Isbaniah, Dkk. 2020. Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Coronavirus Disease (2019- Ncov), Dirjen Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit (P2P) Kemenkes RI. Jakarta : Kemenkes RI Erlina Burhan Dkk. 2020. Pneumonia Covid-19 Diagnosis Dan Penatalaksanaan



Corona virus diseases (COVID-19); Sebuah tinjauan literatur