Askep Teoritis RHD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KEPERAWATAN ANAK “ASKEP TEORITIS ANAK DENGAN RHD RHEUMATIC HEARTDISEASE”



Oleh: Vetri Lusiana 1814201221



Dosen Pembimbing: Ns. Andrye Fernandes,M.Kep.Sp.Kep.An



PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN STIKes PERINTIS PADANG TA.2019/2020



ASKEP TEORITIS ANAK DENGAN RHEUMATIC HEART DISEASE ( RHD ) A. DEFINISI 1. Demam reumatik / RHD adalah suatu penyakit peradangan autoimun yang mengenai jaringan konektif jantung, tulang, jaringan subkutan dan pembuluh darah pada pusat sistem persarafan, sebagai akibat dari infeksi beta-Streptococcus hemolyticus grup A. 2. Demam Rheumatik merupakan suatu penyakit radang yang terjadi setelah adanya infeksi streptokokus golongan beta hemolitik A, yang dapat menyebabkan lesi patologis di daerah jantung, pembuluh darah, sendi, dan jaringan subkutan. ( Alimul Aziz. Salemba Medika. 2006 ) 3. Demam rematik atau Rheumatic Fever adalah salah satu penyakit rematik inflamasi yang disebabkan oleh infeksi kuman Streptokokus A Beta Hemolitikus. Kuman ini acap kali bersarang pada infeksi gigi atau infeksi tenggorokan dan biasanya banyak menyerang anak usia 515 tahun. B. ETIOLOGI 1. Secara pasti belum diketahui 2. Penderita dengan infeksi saluran nafas yang tak terobati (kuman; A beta Hemolytic streptococcus) C. PATOFISIOLOGI 1. Demam reumatik adalah suatu hasil respon imunologi abnormal yang disebabkan oleh kelompok kuman A beta-hemolitic treptococcus yang menyerang pada pharynx 2. Streptococcus diketahui dapat menghasilkan tidak kurang dari 20 prodak ekstrasel; yang terpenting diantaranya ialah streptolisin O, streptolisin



S,



hialuronidase,



streptokinase,



difosforidin



nukleotidase, deoksiribonuklease serta streptococca erythrogenic



toxin. Produk-produk tersebut merangsang timbulnya antibodi. Demam reumatik yang terjadi diduga akibat kepekaan tubuh yang berlebihan terhadap beberapa produk tersebut. 3. Sensitivitas sel B antibodi memproduksi antistreptococcus yang membentuk imun kompleks. Reaksi silang imun komleks tersebut dengan sarcolema kardiak menimbulkan respon peradangan myocardial dan valvular. Peradangan biasanya terjadi pada katup mitral, yang mana akan menjadi skar dan kerusakan permanen. 4. Demam rematik terjadi 2-6 minggu setelah tidak ada pengobatan atau pengobatan yang tidak tuntas karena infeksi saluran nafas atas oleh kelompok kuman A betahemolytic. 5. Mungkin ada predisposisi genetik, dan ruangan yang sesak khususnya di ruang kelas atau tempat tinggal yang dapat meningkatkan risiko. 6. Penyebab utama morbiditas dan mortalitas adalah fase akut dan kronik dengan karditis. D. POHON MASALAH 1. Peradangan dan pembentukam jaringan perut padakatupjantung 2. Sistem saraf pusat 3. Jantung 4. Kulit 5. Reaksi hipersensivitas/autoimun 6. Persendian 7. Streptococcus hemolytic B group A 8. Khusus mitral dan aorta 9. Terganggunya fungsi jantung E. MANIFESTASI KLINIS Gejala penyakit tergantung dari usia penderita. Pada anak dan remaja gejala utama adalah rasa demam disertai radang pada sendi dilanjutkan infeksi pada jantung dan sering ditemukan benjolan di bawah kulit (adanya nodul pada subkutan). Sedangkan pada usia dewasa, demam



disertai radang pada banyak sendi. Pada kulit juga akan muncul bercak merah muda. Nyeri sendi pada demam rematik biasanya timbul mendadak dan mencapai puncaknya dalam waktu 12-24 jam. Serangan nyeri terutama pada sendi lutut dan pergelangan kaki. Nyeri akan hilang dalam 2-6 minggu dengan atau tanpa pengobatan. Selain itu juga terdapat gejala karditis, chorea (pergerakan yang tanpa disadari pada tungkai, lengan dan muka), eritema marginal (merah pada kulit yang lesi kemudian muncul makula pada truncus dan perifer). a. Manifestasi khusus: 1) carditis: a) takikardia b) kardiomegali c) suara murmur d) perubahan suara jantung e) perubahan ECG (PR memanjang) f) Precordial pain g) Precardial friction rub 2) Polyarthritis a) Bengkak persendian, panas, kemerahan, nyeri tekan. b) Menyebar pada sendi lutut, siku, bahu, lengan. 3) Nodul subcutaneous: a) Bengkak pada kulit, teraba lunak. b) Muncul sesaat, pada umumnya langsung diserap. c) Terdapat pada permukaan ekstensor persendian



4) Khorea: a) Pergerakan ireguler pada ekstremitas, involunter. b) Involunter mimik wajah c) Gangguan bicara d) Emosi labil e) Kelemahan otot f) Ketegangan otot bila cemas, hilang bila istirahat. 5) Eritema marginatum: a) Makula kemerahan umum pada batang tubuh dan telapak tangan. b) Makula dapat berpindah lokasi à tidak permanen c) Makula bersifat non pruritus. F. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Riwayat adanya infeksi saluran nafas atas dan gejala 2. Positif antistretolysin titer O 3. Positif stretozyme positif anti uji DNAase B 4. Meningkatnya C-reaktif protein 5. Meningkatnya anti hyaluronidase, meningkatnya sedimen sel darah merah (eritrosit) a) Foto rontgen menunjukkan pembesaran jantung 1) Elektrokardiogram menunjukkan arrhtythmia E 2) Ehocardiogram menunjukkan pembesaran jantung dan lesi



G. PENATALAKSAAN Penatalaksanaannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Pemberian antibiotik 2. Mengobati gejala peradangan, gagal jantung, dan chorea (obat anti inflamasi dan Eradikasi Streptokokus ) 3. Pilihan pengobatan adalah antibiotik pencillin dan anti peradangan misalnya; aspirin atau penggantinya untuk 2-6 minggu. 4. Pencegahan terhadap kuman Streptokokus, misalnya pemeriksaan gigi anak secara rutin dan penanganan radang tenggorokan sedini mungkin. 5. Selain itu juga dengan cara menjaga kebersihan lingkungan. H. PROSES KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Identitas klien b. Riwayat keperawatan 1) Riwayat penyakit 2) Monitor komplikasi jantung (CHF dan arrhythmia) 3) Auskultasi jantung; bunyi jantung melemah dengan irama derap diastole 4) Tanda-tanda vital 5) Kaji adanya nyeri 6) Kaji adanya peradangan sendi 7) Kaji adanya lesi pada kulit 2. Diagnosa keperawatan a. Nyeri akut b/d agen pencidera fisiologis b. Risiko Intoleransi Aktivitas b/d gangguan pernapasan c. Penurunan curah jantung b/d perubahan preload 3. Intervensi a. Nyeri akut b/d agen pencidera fisiologis OBSERVASI 



Identifikasi lokasi dan intensitas nyeri







Identifikasi skala nyeri







Identifikasi respon nyeri non verbal







Identifikasi factor yang memperberat nyeri TERAPEUTIK







Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri







Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri







Fasilitasi istirahat dan tidur EDUKASI







Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri







Jelaskan strategi meredakan nyeri







Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri KOLABORASI







Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu



b. Risiko Intoleransi Aktivitas b/d gangguan pernapasan OBSERVASI 



Identifikasi lokasi dan intensitas nyeri







Identifikasi skala nyeri







Identifikasi responnyeri non verbal







Identifikasi factor yang memperberat nyeri TERAPEUTIK







Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri







Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri







Fasilitasi istirahat dan tidur



EDUKASI 



Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri







Jelaskan strategi meredakan nyeri







Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri KOLABORASI







Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu



c. Penurunan curah jantung b/d perubahan preload OBSERVASI 



Indentifikasi tanda gejala primer penurunan curah jantung







Identifikasi tanda gejala sekunder penurunan curah jantung







Monitor tekanandarah







Monitor intake dan output cairan







Monitor saturasioksigen







Monitor aritmia TERAPEUTIK







Posisikan pasien semi fowler







Berikan diet jantung yang sesuai







Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress EDUKASI







Ajarkan keluarga pasien untuk mengukur intake dan output cairan harian. KOLABORASI







Kolaborasi pemberian anti aritma, jika perlu



4. Implementasi a. Nyeri akut b/d agen pencidera fisiologis OBSERVASI 



Mengidentifikasi lokasi dan intensitas nyeri







Mengidentifikasi skala nyeri







Mengidentifikasi respon nyeri non verbal







Mengidentifikasi factor yang memperberat nyeri TERAPEUTIK







Memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri







Mengontrol lingkungan yang memperberat nyeri







Memfasilitasi istirahat dan tidur EDUKASI







Menjelaskan penyebab dan pemicu nyeri







Menjelaskan strategi meredakan nyeri







Mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri KOLABORASI







Mengolaborasi pemberian analgetik, jika perlu



b. Risiko Intoleransi Aktivitas b/d gangguan pernapasan OBSERVASI 



Mengidentifikasi lokasi dan intensitas nyeri







Mengidentifikasi skala nyeri







Mengidentifikasi responnyeri non verbal







Mengidentifikasi factor yang memperberat nyeri



TERAPEUTIK 



Memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri







Mengontrol lingkungan yang memperberat nyeri







Memfasilitasi istirahat dan tidur EDUKASI







Menjelaskan penyebab dan pemicu nyeri







Menjelaskan strategi meredakan nyeri







Mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri KOLABORASI







Mengolaborasi pemberian analgetik, jika perlu



c. Penurunan curah jantung b/d perubahan preload OBSERVASI 



Mengidentifikasi tanda gejala primer penurunan curah jantung







Mengidentifikasi tanda gejala sekunder penurunan curah jantung







Memonitor tekanandarah







Memonitor intake dan output cairan







Memonitor saturasioksigen







Memonitor aritmia TERAPEUTIK







Memposisikan pasien semi fowler







Memberikan diet jantung yang sesuai







Memberikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress



EDUKASI 



Mengajarkan keluarga pasien untuk mengukur intake dan output cairan harian. KOLABORASI







Mengolaborasi pemberian anti aritma, jika perlu



DAFTAR PUSTAKA Alimul Aziz. Salemba Medika. 2006.



DEFINISI



RHD REUMATIC HEART DISEASE



Merupakan suatu penyakit peradangan autoimun yang mengenai jaringan konektif jantung, tulang, jaringan subkutan dan pembuluh darah pada pusat sistem persarafan, sebagai akibat dari infeksi beta-Streptococcus hemolyticus grup A.



MANIFESTASI KLINIS Demam disertai radang pada sendi dilanjutkan infeksi pada jantung dan sering ditemukan benjolan di bawah kulit (adanya nodul pada subkutan). Nyeri sendi pada demam rematik biasanya timbul mendadak dan mencapai puncaknya dalam waktu 1224 jam.



Secara pasti belum diketahui Penderita dengan infeksi saluran nafas yang tak terobati (kuman;A beta Hemolytic streptococcus)



PATOFISIOLOGI Streptococcus diketahui dapat menghasilkan tidak kurang dari 20 prodak ekstrasel; yang terpenting diantaranya ialah streptolisin O, streptolisin S, hialuronidase, streptokinase, difosforidin nukleotidase, deoksiribonuklease serta streptococca erythrogenic toxin. Produk-produk tersebut merangsang timbulnya antibodi. Demam reumatik yang terjadi diduga akibat kepekaan tubuh yang berlebihan terhadap beberapa produk tersebut.



PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. 2. 3. 4. 5.



ETIOLOGI



Riwayat adanya infeksi saluran nafas atas dan gejala Positif antistretolysin titer O Positif stretozyme positif anti uji DNAase B Meningkatnya C-reaktif protein Meningkatnya anti hyaluronidase, meningkatnya sedimen sel darah merah (eritrosit)



PENATALAKSANAAN MEDIS 1. Pemberian antibiotic 2. Mengobati gejala peradangan, gagal jantung, dan chorea (obat anti inflamasi dan Eradikasi Streptokokus ) 3. Pilihan pengobatan adalah antibiotik pencillin dan anti peradangan misalnya; aspirin atau penggantinya untuk 2-6 minggu.



DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri akut b/d agen pencidera fisiologis 2. Risiko Intoleransi Aktivitas b/d gangguan pernapasan 3. Penurunan curah jantung b/d perubahan preload



4. Pencegahan terhadap kuman Streptokokus, misalnya pemeriksaan gigi anak secara rutin dan penanganan radang tenggorokan sedini mungkin. 5. Selain itu juga dengan cara menjaga kebersihan lingkungan.



Nyeri akut b/d agen pencidera fisiologis



Risiko Intoleransi Aktivitas b/d gangguan pernapasan



Penurunan curah jantung b/d perubahan preload



OBSERVASI



OBSERVASI



OBSERVASI



-Identifikasi lokasi dan intensitas nyeri



-Identifikasi lokasi dan intensitas nyeri



-Identifikasi skala nyeri



-Identifikasi skala nyeri



-Indentifikasi tanda gejala primer penurunan curah jantung



-Identifikasi respon nyeri non verbal



-Identifikasi responnyeri non verbal



-Identifikasi tanda gejala sekunder penurunan curah jantung



-Identifikasi factor yang memperberat nyeri



-Identifikasi factor yang memperberat nyeri



-Monitor tekanandarah



TERAPEUTIK



-Monitor intake dan output cairan



-Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri



-Monitor saturasioksigen



TERAPEUTIK -Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri -Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri -Fasilitasi istirahat dan tidur SUMBER : Alimul Aziz. Salemba medika. 2006. Buku SDKI-SIKI



-Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri



-Monitor aritmia TERAPEUTIK



-Fasilitasi istirahat dan tidur



-Posisikan pasien semi fowler



EDUKASI



-Berikan diet jantung yang sesuai -Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress