5 0 319 KB
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST OP APPENDICTOMY DI RUANG FLAMBOYAN 8 RSDM SURAKARTA
OLEH : CHRISTIN YULIANI BOMBING ( 071191011)
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN 2020
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS UNIVERSITAS NGUDI WALUYO Nama Mahasiswa NIM Tempat Praktik Tanggal Praktik
: CHRISTIN YULIANI BOMBING : 071191011 : RSUD Dr. Moewardi Surakarta : 18 – 24 mei 2020
1. PENGKAJIAN Waktu Pengkajian
: 23 Juni 2020
Pukul : 15.00
A. Identitas a) Identitas klien Nama
: Tn. A
(P)
Tempat & Tgl Lahir
: Pringapus, 22 April 1995
Pendidikan terakhir
: SMA
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Status perkawinan
: Belum Menikah
Pekerjaan
: Ojek Online
TB/BB
: I65cm / 70 Kg
Golongan Darah
:B
Diagnosa Medis
: Post Appendiktomy
Alamat
: Krajen RT 4/1 Wonoyoso pringapus
b) Identitas Penanggung Jawab Nama
: Tn. P
Umur
: 50 tahun
Pendidikan terakhir
: SMP
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Hub. dengan klien
: Oarangtua
(L)
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Krajen RT 4/1 Wonoyoso Pringapus
c) Tanggal masuk RS
: 22 Juni 2020
Pukul : 14.30 wib
B. Riwayat Kesehatan 1. Keluhan Utama Pasien mengatakan Nyeri pada perut kanan bawah skala 6 2. Riwayat Kesehatan saat ini Alasan masuk rumah sakit : Pasien mengatakan, saat dirumah pasien merasa lemas dan merasa nyeri hilang timbul pada perut kanan bagian bawahnya, nyeri yang dirasakan semakain terasa bila bergerak pasien sampai kelelahan karna nyeri yang dirasakan Kemudian pasien dan keluarganya memutuskan untuk memeriksakan dirinya ke RSDM. Di IGD pasien diberikan cairan RL 20 tpm dan injeksi analgesic, lalu disarankan untuk melakukan pemeriksaan USG didaptkan hasil suspect appendiksitis lalu dipasien disarankan untuk rawat inap dan
melakukan operasi, pasien
kemudian setuju dan dirawat diruang flamboyan 8. Faktor pencetus : Pasien mengatakan nyeri bekas operasi bertambah bila digerakan Timbulnya keluhan : Pasien mengatakan timbulnya keluhan secara bertahap Faktor yang memperberat : Pasien mengatakan bila merubah posisi maka nyeri yang dirasakan semakin bertambah Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah dan keberhasilannya : Pasien mengatakan upaya yang dilakukan yaitu dengan pergi ketempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, pasien bingung cara mengatasi nyeri. 3. Riwayat kesehatan lalu Penyakit yang pernah dialami : Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat dirumah sakit, pasien mengatakan hanya mempunyai sakit biasa selama ini seperti flu demam namun dapat sembuh dengan membeli obat di apotik. Kecelakaan :
pasien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan sebelumnya. Pernah dirawat dan dioperasi : pasien mengatakan tidak pernah mengalami operasi sebelumnya Alergi makanan dan obat-obatan : Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi makanan maupun obat-obatan sejauh ini Faktor-faktor resiko penyebab masalah kesehatan saat ini : Paien mengatakan
karena pasien tidak bisa menjaga pola makan, pasien sangat suka
mengkonsumsi makanan pedas seperti menggunakan sambal setiap kali ingin makan 4. Riwayat kesehatan keluarga Kebiasaan hidup tidak sehat : Pasien mengatakan pasien tidak mengkonsumsi alcohol, namun pasien sangat suka mengkonsumsi makanan pedas dan asam. Begitu paula dengan keluarganya. Pasien mengatakan jarang berolahraga begitu pula dengan anggota keluargaya. Pasien suka mengkonsumsi kopi Penyakit menular dan penyakit menurun : Didalam keluarga pasien tidak mempunyai riwayat penyakit menular seperti TB paru maupun hepatisis, di dalam keluarga pasien terdapat riwayat penyakit menurun seperti hipertensi namun pasien tidak mempunyai keluhan terhadap hipertensi. 5. Genogram
KETERANGAN : : Laki-laki : Perempuan : Meninggal : Hubungan : Tingaal Serumah : Pasien
C. Riwayat Lingkungan Tempat Tinggal 1. Tipe tempat tinggal Pasien mengatakan tinggal di sebuah rumah permanen atas kepemilikan orangtuanya sendiri, pasien mengatakn rumahnya tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil nyaman untuk ditinggali oleh sebuah keluarga. 2. Jumlah kamar Pasien mengatakan meempunyai 3 kamar tidur, untuk di tempati pasien dan orangtuanya 3. Jumlah penghuni Pasien mengatakan jumlah penghuni dirumahnya bersama dengan dirinya ada 3 orang 4. Kondisi tempat tinggal Pasien mengatakan mempunyai lingkungan tempat tinggal yang nyaman dan kondusif , ruamah nya bersih mempunyai pencahayaan yang baik, fentilasi yang baik dan lingkungan rumah yang baaik khususnya tetangga yang sopan dan ramah. D. Pengkajian Sistem Tubuh Keadaan umum
: Lemah
Tingkat kesadaran
: Composmentis
Glascow Coma Scale : 4 6 5 TTV Tekanan darah
: 130/80 mmhg
Nadi
: 90 x/menit
Suhu
: 36,5 °C
Pernafasan
: 22 x/menit
KAJI NYERI DS: Pasien mengatakan merasakan merasa nyeri P
: Bertambah saat bergerak merubah posisi dan beraktivitas
Q
: Seperti tertusuk
R
: Bekas operasi perut kanan bawah
S
: Skala 6
T
: Hilang timbul
1. System Pernafasan Sebelum Sakit : Paien mengatakan dapat bernafas dengan normal tanpa adanya masalah gangguan pernapasan Selama Sakit : Data Subjektif :
Dispnea : Pasien mengatakan tidak merasa sesak napas
Pemajaman terhadap polusi udara : Pasien mengatakan tidak mempunyai masalah atau tidak terpajan polusi udara yang kotor.
Perokok : Pasien mengatakanpasien tidak merokok
Penggunaan alat bantu : Pasien mengatak tidak menggunakan alat bantu saat bernapas
Pengetahuan batuk efektif : Paien mengatakan tidak mengerti cara batuk efektif seperti apa dan belum pernah dilakukan sebelumnya.
Hasil temuan lain : Pasien mengatakan tidak batuk, pasien mengatakan tidak merasa sesak nafas namun lebih nyaman jika tempat tidurnya sedikit ditinggikan.
Selama Sakit : Data Objektif :
Inspeksi : Bentuk dada simetris, pergerakan dada normal, tidak menggunakan otot bantu nafas, sesak nafas (-), batuk produktif (-), secret (-), tidak terdapat pernapasan cuping hiung.
Palpasi: Pergerakan dada simetris, fremitus dada normal, tidak terdapat nyeri tekan pada dada kiri
Perkusi: Sonor
Aukultasi:
Tidak ada suara napas tambahan
Sianosis : Tidak tampak tanda-tanda sianosis tidak ada kebiruaan CRT < 3 detik
Fungsi mental/gelisah : Pasien tampak lemas
2. System Kardiovaskuler : Data Subyektif :
Riwayat hipertensi/masalah jantung : Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit jantung dari kedua orangtua dan tidak mempunyai riwayat hipertensi dari kedua orangtua Riwayat edema (-) batuk berdarah (-) perawatannya
Kesemutan, baal/kebas : pasien mengatakan tidak merasa kesemutan ataupun kebas
Palpitasi : Pasien mengatakan tidak merasakan adanya debaran jantung yang berlebihan atau kencang
Data Objektif :
Inspeksi :
Tidakterlihat adanya Ictus cordis Palpasi: Akral hangat, CRT < 3 detik, Nadi : 90 kali per menit, Teraba detak jantung di ICS 5 mid clavicula sinistra, tidak ada nyeri tekan jantung.
Perkusi: Suara perkusi
Aukultasi: Bunyi jantung normal Lup Dup, s1 & s2 normal, murmur dan gallop tidak ada TD: 130/80 mmhg
Varises : Tidak ada varises
Abnormalitas kuku (Clubbing finger) : Tidak ada kelainan pada kuku
Membran mukosa : bibir : kering
konjungtiva : tidak anemis
Sclera : tidak ikhterik
3. System persyarafan dan musculoskeletal Data Subyektif :
Riwayat kecelakaan : Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat kecelakaan sebelumnya.
Riwayat cedera kepala dan medulla spinalis : Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat cedera kepala dan tulang sebelumnya
Riwayat penyakit cedera serebrovaskuler : Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat cedera
Penurunan sensori : Pasien mengatakan tidak mempunyai masalah dan gangguan dalam penurunan sensori
Data Obyektif :
Paralisis.Letargi,Bahasa : Tidak ada masalah dalam gangguan berbicara dan sikap tubuh dari pasien.
Orientasi terhadap waktu/tempat/orang : Tidak ada masalah dan gangguan dalam orientasi sekitar
Fungsi saraf cranial / nervus cranial (NC) NC I : Dengan bahan baik, NC II : Tajam penglihatan, mata kanan kiri baik, Lapangan penglihatan baik, melihat warna baik NC III : Gerakan mata ke atas, bawah, medial baik. Pupil – besar 3 mm, bentuk bulat, isokor, sentral reflek terhadap sinar langsung/tidak langsung NC IV : Pergerakan kedua mata ( kebawah-lateral) baik, melihat ganda (-) NC V : Membuka mulut baik, menggit baik, reflek kornea baik, sensibilitas baik, reflek bersin baik,trismusbaik. NC VI : Strabismus konvergen (-) NC VII : Kedipatan mata baik, menutup mata baik, mengembungkan pipi (+), mengerutkan dahi (+), meringis (+) NC VIII : Detak arloji baik, suara berisik normal, weber normal, rinne normal NC IX : Perasaan lidah 1/3 belakang baik, reflek muntah (+), NC X : Menelan baik, bicara normal NC XI : mengangkat bahu baik, memalingkan kepala baik, , sikap bahu simetris NC XII : arikulasi baik, menjulurkan lidah baik,
Fungsi motorik Inspeksi sikap, bentuk, dan ukuran tubuh, gerakan abnormal : Sikap dan bentuk ukuran tubuh pasien normal, pasien tampak lemah, terdapat luka post op abdomen kanan bawah, pasien tidak dapt bergerak bebas. Kemampuan berjalan : pasien tidak dapat berjalan karena luka post op appendiktomy Kemampuan koordinasi : Pasien kesulitan berkoordinasi Tremor : Pasien tidak tremor Kemampuan pergerakan sendi : Pergerakan terbatas, tidak normal, tonus otot ekstremitas bawah lemah Kemampuan mobilitas : Mobilisasi d bantu total sama perawat dan keluarga Deformitas : (-) Sendi bengkak : (-) Piting edema : (-)
Pemeriksaan reflek : Baik Reflek tendon bisep : baik
, trisep :baik
Patella : lemah , Archiles : baik Reflek patologis : lemah 4. System Integumen Data Subyektif : Riwayat gangguan kulit : Pasien mengatakan tidak riwayat alergi atau mempunyai masalah gangguan kulit Keluhan klien : Pasien mengatakan terdapat luka post op pada perut kanan bawah Gatal : Tidak merasa gatal Hasil temuan lain : Pasien merasa nyeri dan panas skala 6 Data Objektif
Adanya lesi/luka/eritema : Terdapat luka post op appendiktomy
Lokasi lesi/luka/eritema : Perut kanan bagian bawah
Jumlah lesi/luka/eritema : 6 cm ( 8 jahitan luka ) Pengkajian luka : Stadium luka : Luka grade 1 Warna dasar luka : Luka tampak ditutup kasa steril Ukuran luka : 6 cm Tanda-tanda infeksi : Panas, nyeri 5. System perkemihan : Data subyektif :
Riwayat gangguan ginjal/saluran kemih : Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat ganggan masalah saluran kemih
Riwayat gangguan obat diuretic : Pasien mengatakan tidak memiliki gangguan
Rasa nyeri dan terbakar saat kencing : Pasien mengatakan tidak pernah merasakan nyeri berkemih
Kesulitan BAK : Pasien mengatakan tidak memiliki masalah BAK
Pola BAK : Pasien tidak terpasang kateter, pola BAK normal
Data objektif : Retensi urin : Tidak ada gangguan retensi urin Inkontinensia urin : Tidak ada gangguan inkontenensia urin Distensi : Tidak terjadi gangguan Karakteristik urin :
Bau
: Bau khas urine
Warna
: Kuning Jernih
Hasil temuan lain
: Kondisi saluran kencing bersih, tidak terdapat lesi atau benjolan
6. System Gastrointestinal Data Subjektif :
Makanan pantang: Pasien mengatakan takut makan makanan dari daging ikan karena takut luka tidak cepat kering
Kebiasaan makan: pasien makan 3 kali dalam sehari
Jenis diit
Jumlah makanan perhari : dalam 1 porsi makanan pasien mengatakan dapat menghabiskan
: diit makanan tinggi protein
setengah bahkan lebih dari porsi yang disediakan
Kehilangan selera makan (anoreksia) : pasien mengatakan sedikit kehilangan selera makan dan merasa lemas
Mual : (-) Muntah : (-)
Nyeri abdomen : (-)
Gangguan mengunyah : Tidak terjadi gangguan dalam mengunyah atau menelan makanan
Pola BAB : Teratur Frekuensi : 1 kali/hari Warna : coklat
Kuadran/regio : (-)
Konsistensi : Padat
Kesulitan : (-)
Hasil temuan lain : (-)
Data Objektif :
BB sekarang : 70 Kg,
Halitosis (bau mulut) : (-)
Kondisi mulut :
TB : 165 cm,
Bentuk tubuh : Normal
Kondisi mulut tampak sedikit kotor, gigi dan lidah tampak sedikit kotor
Tonsil : Tidak ada pembesaran tonsil
Pembesaran abdomen : Tidak ada pembesaran abdomen, tidak ada luka, lesi
Inspeksi : Bentuk simentris, tidak ada pembesaran abdomen
Perkusi : Tympani
Nyeri tekan : (+)
Kuadran/region : (3)
7. System Penginderaan Data Subjektif :
Riwayat infeksi mata/telinga
:
Pasien tidak mempunyai riwayat infeksi mata maupun telinga
Riwayat trauma mata/telinga
:
Pasien tidak mempunyai riwayat trauma mata ataupun telinga
Riwayat katarak : (-)
Riwayat penyakit mata lain : (-)
Gangguan penglihatan :
Riwayat glaucoma: (-)
Tidak mempunyai gangguan penglihatan sebelumnya
Penurunan penglihatan : tidak terjadi penurunan penglihatan
Fotophobia : (-)
Kemampuan pendengaran : pasien mengatakan dapat mendengar dengan jelas
Nyeri hidung/telinga : (-/-)
Telinga berdengung/tinnitus: (-)
Sensasi pengecapan: pasien mengatakan tidak mempunyai gangguan
Data Objektif : 1) Pemeriksaan mata
:
Pemeriksaan visus/ketajaman penglihatan : Pasien tampak melihat dengan jelas
Lapang pandang : Lapang pandang mata kanan sedikit kabur kiri luas dan jauh
Gerakan ekstraokuler/gerakan mata : mata dapat bergerak normal, menutup dan membuka
Pemeriksaan fisik mata : Tidak tampak udem, tidak ada hematom,tidak ada lesi
Sklera : tampak normal dn tidak ikhterik
Pupil : rangsangan pupil kana/kiri (+/+)
Kesimetrisan : mata kanan dan kiri simetris , reaksi terhadap cahaya : positif
2) Pemeriksaan Hidung :
Inspeksi hidung : tidak ada benjolan, tidak ada udem, tidak ada pernapasan cuping hidung kesimetrisan : tampak simetris
bentuk : bentuk normal
Luka/lesi : (-)
Pembesaran polip : (-)
Keluar cairan : tidak ada cairan lendir
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Patensi aliran udara dalam nares : cepat dan dangkal
Hasil temuan lain : terdapat pernapasan cepat dan dangkal
Massa : (-) kebersihan : hidung tampak bersih perdarahan/epistaksis: (-) perubahan anatomis : (-)
3) Pemeriksaan Telinga :
Inspeksi telinga luar : Telinga tampak simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi, tidak ada masa, tidak ada serumen.
Palpasi daun telinga : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada masa
Pemeriksaan Rinne: (+)
Weber : (+)
Swabach : (+)
8. System Endoktrin Data Subjektif :
Riwayat gangguan pertumbuhan dan perkembangan : Pasien mengatakan tidak ada gagguan dan masalah tumbuh kembang
Riwayat DM (ditanyakan keluham trias DM) : Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat DM yang tidak terkontrol
Polidipsi (-), Poliuri (-), Polifagia (-)
Inspeksi kesimetrisan leher : Leher tampak simetris, tidak ada lesi atau luka
Hiperpigmentasi / Hipopigmentasi kulit : (-/-)
Penumpukan massa otot dileher bagian belakang (bufflow neck): (-)
Perubahan tanda sex sekunder :
Semua tampak normal
Pertumbuhan rambut berlebih pada dada dan wajah : (-)
Tremor : Pasien tidak tremor
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada pemebesaran kelenjr tiroid
9. System Cairan dan Elektrolit : Data Subjektif :
Perasaan haus yang berlebih : Pasien mengatakan tidak memiliki rasa haus yang berlebihan
Factor resiko kekurangan cairan dan elektrolit : Pasien mengatakan tidak memiliki tanda dehidrasi
Kudutan otot : (-)
Kejang/riwayat kejang : Pasien tidak mempunyai riwayat kejang
Hasil temuan lain : (-)
Data Objektif :
Intake cairan : 2500 cc
Output cairan :2400 cc
Muntah : (-)
Turgor kulit : Baik
Tekstur kulit : Normal
Kelembaban kulit : Kulit sedikit kering
Kelembaban membrane mukosa : Baik
Tekstur lidah : Normal
Tekanan vena jugularis : normal
Edema : umum : (-)
Lingkar abdomen : Lingkar abdomen 55 cm
Perfusi perifer : kurang baik
Diare : (-)
10. System Imunitas Data Subjektif :
Riwayat alergi/ sessitivitas :
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi
Perubahan imunitas sebelumnya : Pasien mengatakan tidak memiliki gangguan imunitas sebelumnya
Riwayat penyakit hubungan seksual : Tidak ada riwayat penyakit hubungan seksual sebelumnya
Perilaku resiko tinggi : (-)
Transfusi darah/jumlah : (-)
Riwayat pembedahan : (-)
Riwayat imunisasi dewasa : (-)
Riwayat penggunaan obat-obat steroid : (-)
Keluhan nyeri tekan pada kelenjar limfe : (-)
Pembesaran kelenjar limfe : (-)
Hasil temuan lain : (-)
Riwayat infeksi kronis : (-)
Data Objektif :
Inspeksi kulit dan mukosa : Terdapat luka post op appendiktomy perut kanan bawah
Purpura/perdarahan subkutan : (-)
Dermatitis : (-)
Inflamasi : (+)
Pengeluaran secret : (-)
Ulticaria : (-)
Kemerahan dikulit : (-)
Palpasi kelenjar limfe servikal , aksilaris dan inguinalis : (-)
11. Sistem Reproduksi Data Subjektif
Aktif melakukan hubungan seksual : Pasien mengatakn belum pernah melakukan hubungan suami istri
Penggunaan kondom saat berhubungan: Pasien mengatakantidak pernah menggunkan kondom
Masalah/kesulitan dalam hubungan seksual:
Sebelum sakit pasien mengatakan
tidak mempunyai masalah namun selama perawatan
pasien tidak bisa melakuan hubungan seksual. Data Objektif :
Tidak ada gangguan dan masalah
12. System Hematologi Riwayat transfuse darah : Pasien mengatakn tidak mempunyai riwayat tranfusi darah sebelumnya. E. Data Tambahan 1. Pola aktifitas, istirahat dan tidur Data Subjektif :
Aktifitas yang biasa dilakukan : Pasien mengatakan hanya menerima perawatan dari petugas kesehatan
Perasaan bosan/tidak puas : Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan kembali bekerja
Keterbatasan karena kondisi : Pasien kesulitan dalam melakukan aktivitas karena keterbatasan dan luka yang dialami
Lama waktu tidur : 5-7 malam : 5 -6 jam
siang : 1 setengah jam
Hasil temuan lain : pasien mengatakan kesulitan tidur Data Objektif :
Respon terhadap aktivitas yang teramati : Kardiovaskuler : nadi 90 x/menit, irama jantung normal, TD: 130/80 mmhg Pernafasan : 22 x/ menit
Status mental : Pasien tampak lemah dan berusaha untuk beristirahat
Mata merah : (+)
Kelopak mata berwarna gelap : terdapat sedikit mata panda karena kesulitan beristirahat
Terlihat menguap : pasien tampak menguap sesekali
2. Integritas ego (status psikososial) Data subyektif :
Faktor- factor stress :
Factor stressor saat ini adalah penyakit yang dalami pasien saat ini, pasien merasa cemas dan gelisah dengan kondisi penyakitnya, pasien juga mengatakan ingin segera sembuh.
Cara mengatasi stress : Dengan berdoa dan dukungan keluarga
Masalah-masalah financial : Pasien mengatakan tidak khawatir karena di bantu oleh keluarga dan menggunakan kartu kesehatan
Status hubungan : Pasien merupakan seorang istri sebagai ibu rumah tangga dalam mengasuh dan mengurus suaminya.
Factor-faktor budaya : Pasien mengatakan tidak mempunyai masalah
Gaya hidup : Pasien memiliki gaya hidup yang sedikit kurang sehat seperti seorang suka mengkonsumsi manis-manis
Perasaan ketidakberdayaan : Pasien terkadang merasa tidak berdaya karna tidak bisa bekerja untuk keluarganya dan harus dirawat di rumah sakit
Peran dalam keluarga : Pasien sebagai istri untuk menopang keluraganya mengurus dirinya
Hubungan dengan anggota keluarga yang lain : Pasien mempunyai keluarga yang baik dan rukun selalu mendukungnya
Orang pendukung : Keluarga, tetangga dan teman kerja
Komunikasi dengan orang lain :Sangat Baik
Hasil temuan lain : (-)
Data Obyektif
Status emosional (pilih yang sesuai) : Pasien merasa cemas dan gelisah
Respon-respon fisiologis yang terobservasi : wajah tampak cemas
Bicara : Sangat jelas
Afasia / disartria : (-)
Penggunaan alat bantu bicara : (-)
Kemampuan komunikasi non verbal : (-)
Hasil temuan lain : (-)
3. Aktivity Daily Living Data Subjektif : Aktivitas sehari-hari: Pasien mengatakan semua aktfitasnya di bantu oleh perawat dan suaminya. Makan : Pasien dapat makan sendiri
Kebersihan diri : Dibantu oleh suaminya
Berpakaian : Pasien dibantu oleh istrinya Toileting : Pasien tidak dapat melakukannya sendiri Bantuan diberikan oleh : Keluarga dan perawat Hasil temuan lain : Pasien tidak dapat beraktifitas karena luka yang di rasakannya. Data objektif : Penampilan umum : Pasien tampak lemas dan tampak berbaring Cara berpakaian : pasien berpakaian seadanya senyaman mungkin Bau badan : (-) Kebersihan badan : Badan pasien tampak bersih Kulit kepala : Pasien belum keramas, kulit kepala tampak sedikit kotor Kutu : (-) Hasil temuan lain: (-) 4. Ketidaknyamanan
Data Subjektif :
Perasaan nyeri : pasien merasakan nyeri , Intensitas : hilang timbul
Frekuensi
: skala 6
Kualitas
: seperti tertusuk
Penjalaran : pada luka operasi kanan bawah
Faktor-faktor pencetus : Bila terlalu bergerak dan beraktifitas
Factor pemberat : Bila terlalu aktivitas berlebihan
Cara menghilangkan : Dengan beristirahat
Keberhasilan : Nyeri sedikit berkurang
Hasil temuan lain : (-)
Durasi : -
Data Objektif :
Mengerutkan muka : (+)
Respon emosional : Pasien meringis
Hasil temuan lain : (-)
, menjaga area nyeri : (+)
5. Pembelajaran : Data Subjektif :
Bahasa dominan : Bahasa Indonesia dan Jawa
Keterbatasan kognitif : (-)
Keyakinan kesehatan yang dilakukan : Pasien mencari pelayananan kesehatan bila merasakan sakit
Orientasi terhadap perawatan kesehatan berhubungan dengan kultur budaya/agama yang dianut : Tidak ada masalah yang berarti
Pengetahuan klien dan keluarga tentang kondisi klien saat ini dan perawatan yang diperlukan : Pasien mengatakan tahu tentang penyakitmya dan tindakan yang akan dilakukan kedepannya untuk kesembuhan penyakitnya dan pasien merasa cemas dan takut karena merupakan kali pertama mengalami penyakitnya.
Hasil temuan lain : (-)
Data Objektif :
Klien dan atau keluarga tampak bingung dan bertanya-tanya: Pasien bertanya-tanya untuk perawatan dan kesembuhannya.
F. Data Penunjang 1) Pemeriksaan laboratorium Jenis pemeriksaan
Hasil
Hasil normal
Satuan
Hemoglobin
14
14.0 - 18.0
g/dL
Hematokrit
44
40 – 50
%
Eritrosit
5,8
4,5 – 6
Juta/ ul
Leukosit
15.300
4.0 – 10.0
Juta
Trombosit
167.000
150 – 400
Juta
2) Pemeriksaan Hasil USG
Suspect Appendicitis : dengan ada periappendicular ilfilrate
Ada cairan bebas intraabdominalis ( Menyokong Peritonitis )
Organ-organ abdomen lain normal
3) Hasil Pemeriksaan EKG
Hasil pemeriksaan jantung : BJ s1 & s2 normal, murmur dan gallop tidak ada. capillary refill 2 – 3 detik , tidak ada nyeri dada, tekanan darah = 130/80 mmHg, Nadi = 90 x/mnt, RR = 22 x/mnt.
Hasil EKG : Sinus Takikardi
5. Terapi yang didapat :
2.
Infuse RL 20 tpm
Metronidazole 500 gr/8 jam
Cefotaxim 1 gr/12 jam
Ranitidine 25 mg/12 jam
Norages 100 gr/8 jam
ANALISA DATA
NO. 1
DATA DS :
ETIOLOGI
MASALAH Nyeri Akut
Tindakan Pembedahan
(00132)
Pasien mengatakan nyeri pada post op appendectomy
Post Op
P : Saat bergerak dan berubah posisi
Luka Insisi
Q : Seperti tertusuk R : Luka operasi perut kanan bawah
Pelepasan mediator nyeri dan merangsang nosireseptor pada ujung saraf bebas serabut tipe c
S : Skala 6 T :Hilang timbul DO : Wajah tampak meringis, pasien tampak melokalisir
Nyeri Akut
nyeri Pasien mengepalkan tangan Tampak luka operasi perut kanan bawah Pasien melokalisir nyeri TD : 130/80 mmhg N : 90 x/menit, S : 36,5 °C
2
DS :
Resiko Infeksi
Pasien mengatakan terdapat
Tindakan Pembedahan
luka post op perut kanan Post Op
bawah Pasien
megatakan
luka
terasa nyeri dan panas
Luka Insisi
Pasien mengatakan balutan perban belum diganti
Pemajaman Mikroorganisme
DO : Terdapat luka post op pada perut kanan bawah 6 cm, 8 jahitan Luka
tampak
tertutup
dengan kasa steril dan balutan anti basah
Resiko Infeksi
(00004)
Leukosit : 15.100 juta S : 36,5 °C Belum
dilakukan
perawatan luka lagi 3
Post Op hari ke 2 DS : Pasien
Kerusakan
mengatakan
luka
Tindakan Pembedahan
( 00044 )
pada perut kanan bawah Pasien
mengatakan
Integritas Jaringan
luka
Post Op
post appendiktomy hari ke Luka Insisi
2 DO : Tampak luka pada perut
Membrane dan Jaringan
kanan bawah Luka tampak berdiameter 6 cm, luka horizontal ( 8
Kerusakan Integritas jaringan
jahitan. 4
DS :
Hambatan
Pasien mengatakan telah
Tindakan Pembedahan
(00085)
dilakukan operasi post op Post Op
appendiktomy Pasien
mengatakan Distensi Abdomen
pergerakan terbatas Pasien mengatakan nyeri bila
bergerak
dan
Spasme Abdomen
baraktivitas DO : Tampak
pasien
terbatas
dalam mobilitas gerakan Tampak
luka
appendiktomy
post
Nyeri Mobilitas Terbatas
op
Mobilitas Fisik
Pasien tampak berbaring saja di tempat tidur dengan aktivitas
d
bantu
oleh
keluarga dan perawat
5
DS :
Gangguan Pola
Pasien mengatakan tidak
Tindakan Pembedahan
Tidur (00198)
bisa tidur di malam hari Post Op
karena merasa nyeri Pasien mengatakan dalam sehari tidur kurang lebih 6-
Luka Insisi
7 jam Pelepasan mediator nyeri dan merangsang nosireseptor pada ujung saraf bebas serabut tipe c
DO : Pasien
tampak
gelisah
dan
lemas, terkadang Nyeri
menguap.
Kesulitan Tidur
6
DS : Pasien mengatakan tidak
Penagaruh kebudayaan nilai dan
Defisiensi
kepercayaan
Pengetahuan (00126)
megetahui banyak tentang Tidak mengkonsumsi makanan
penyakitnya Pasien mengatakan tidak boleh
mengkonsumsi
makanan seperti daging dan
sumber protein yang dapat membantu proses penyembuhan luka
ikan karena akan membuat luka
nya
sembuh. DO :
tidak
cepat
Defisiensi Pengetahuan
Pasien
tampak
bertanya
tentang penyakitnya Pasien
tampak
kebingungan
3.
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik Resiko infeksi berhubungan prosedur invasif Kerusakan integritas jaringan berhubungan prosedur bedah Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
4.
INTERVENSI KEPERAWATAN NO
Hari / Tgl
. 1
Rabu, 24 /6/2020
NOC Setelah
dilakukan
NIC tindakan
keperawatan selama 3×24 jam, diharapkan
pasien
TTD
Manajemen Nyeri ( 1400 )
dapat 1. Identifikasi
lokasi,
mengontrol nyeri yang dirasakan
kharakteristik,
dengan kriteria hasil :
kualitas, intensitas nyeri.
Kontrol Nyeri
durasi,
2. Identifikasi skala nyeri
C H R
(01605)
3. Ajarkan
teknik
I
untuk
S
1. Melaporkan nyeri terkontrol
nonfarmakologik
2. Kemampuan mengenali
mengurangi rasa nyeri
T
(Relaksasi Benson)
I
4. Kontrol lingkungan yang
N
penyebab nyeri meningkat 3. Kemampuan menggunakan teknik nonfarmakologik
memperberat rasa nyeri
meningkat
(Suhu,
4. Keluhan nyeri menurun 5. TTV dalam rentang normal
ruangan,
pencahayaan, kebisingan) 5. Kolaborasi
pemberi
ananagetik
2
Rabu, 24 /6/2020
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama 3×24 jam,
Kontrol Infeksi (1860)
diharapkan tidak terjadi infeksi 1. Bersihkan dengan kriteria hasil : Status Imunitas (0702)
setelah
lingkungan
digunakan
oleh
pasien
C H R
2. Ganti alat perawatan luka
I
pasien sesuai protocol
S
1.
Tidak ada infeksi berulang
2.
Kulit utuh
3. Pertahankan teknik aseptic
T
3.
Membran utuh
4. Pastikan teknik perawatan
I
luka yang tepat
N
5. Dorong intake cairan / nutrisi yang adekuat Kontrol Infeksi (1807) 1. Deskripsi factor-faktor yang meningkatkan transmisi 2. Deskripsi tanda dan gejala Kontrol Resiko (1902) 1. Mengenali resiko
6. Ajarkan
pasien
keluarga
dan
tanda-tanda
infeksi dan melaporkan pada petugas Pencegahan Infeksi (6550) 1. Monitor
tanda
gejala
infeksi sitemik dan local
2. Memonitor factor resiko lingkungan
3. Batasi jumlah pengunjung
3. Memodifikasi gaya hidup untuk mengurangi factor 3
Rabu, 24 /6/2020
2. Monitor hasil lab
resiko Setelah dilakukan
4. Inspeksi kondisi luka 5. Pertahankan teknik aseptic
tindakan Pencegahan perawatan luka
keperawatan selama 4×24 jam,
(3540)
diharapkan integritas kulit dapat 1. Monitor suhu dan warna optimal dengan kriteria hasil :
1. 2. 3.
kulit
Integritas jaringan : 2. Jaga kulit agar tetap ( membrane mukosa ) kering dan bersih (1101) 3. Mobilisasi pasien tiap 2 Warna kulit disekitar luka jam sekali secara kontinyu tidak pucat/sianosis 4. Monitor status gizi Denyut nadi perifer teraba 5. Lakukan perawatan luka kuat dan regular steril Sensorik dan motorik baik 6. Bandingkan dan catat Penyembuhan luka : Tahap primer/sekunder perubahan luka (1102)/(1103) 7. Jaga linen tetap kering dan
1.
Kulit sekitar luka kering
2.
Berkurangnya
bersih 8. Kolaborasi
penyembuhan luka, pus,
pemberian
obat
tidak ada bau busuk/menyengat tidak ada 4
Rabu, 24 /6/2020
3. Luka kering Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama 4×24 jam, diharapkan
tidak
terjadi
hambatan pada mobilitas fisik pasien dengan kriteria hasil : Pergerakan
6. Balikan
pasien
sesuai
dengan kondisi kulit 7. Ubah posisi minimal 2 jam secara kontinyu
(0208) 6. Mempertahankan
Perawatan Tirah Baring ( 0740 )
8. Monitor komplikasi dari posisi
tirah
baring
(mis.,
C H R I S T I N
optimal
kehilangan tonus otot,
C
7. keseimbangan
nyeri
punggung,
H
8. Memverbalisasikan perasaan
peningkatan
stress,
R
kebingungan,
I
perubahan siklus tidur,
S
infeksi saluran kemih,
T
kesulitan
I
dalam
meningkatkan
kekuatan
dan
kemampuan
berpindah
depresi,
dalam
berkemih,)
N
9. Bantu dalam memenuhi kebutuhan Pencegahan Jatuh (6490) 1. Monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur 2. Identifikasi prilaku dan factor yang mempengaruhi resiko 3. Pasang pengaman tempat tidur
5
Rabu, 24 /6/2020
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama 3×24 jam,
1. Monitor TTV pasien C
diharapkan pola tidur pasien membaik,dengan kriteria hasil : 1. Pola tidur pasiem membaik
2. Kaji pola tidur pasien dan jumlah jam tidur 3. Identifikasi
penyebab
H R I S
2. Melaporkan
bisa
pasien kesulitan tidur
beristirahat dimalam dan
nyaman
Rabu, 24 /6/2020
T
dengan
I
membatasi pengunjung 3. Pasien tampak lebih segar Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan penilaian tentang
N
keperawatan selama 1×24 jam,
tingkat
C
diharapkan pengetahuan pasien
pasien
meningkat,dengan kriteria hasil :
penyakit yang spesifik
R
2. Berikan informasi factual
I
siang hari 6
4. Ciptakan suasana yang
1. Pasien
dan
menyatakan tentang
keluarga pemahaman
penyakit,
prognosis,
dan
kondisi, program
pengengobatan
tentang
mengenai
proses
diagnosis,
pengobatan, prognosis, 3. Gambarkan
tanda
kembali
yang dijelaskan
apa
H
S T
dan
I
gejala yang biasa muncul
N
pada penyakit dengan cara
2. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan
pengetahuan
yang tepat 4. Sediakan informasi pada pasien
tentang
kondisi
dengan cara yang tepat seperti nutrisi yang baik untuk penyembuhan luka
JURNAL DAN WOC APPENDICITIS
OLEH : CHRISTIN YULIANI BOMBING ( 071191011)
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN 2020
WOC KASUS APENDISITIS Etiologi
Infeksi kuman dari colon (E. Coli)
Obstruksi lumen apendiks oleh: - Fecalith (massa feses yang keras) - Hiperplasia dari folikel limfoid - Benda asing (seperti biji cabai, biji jeruk) - Tumor apendiks
Fecalist, benda asing, tumor Obstruksi lumen apendik dan peningkatan Tekanan intra lumen Penekanan pembuluh darah lumen Dan terjadi kematian sel /kerusakan jaringan Inflamasi Apendik APENDISITIS Tindakan Pembedahan
Pre Op
Post Op
Daftar Pustaka:
Respon peradangan Pelepasan mediator nyeridan merangsang nosireseptor pad ujung saraf bebas serabut tipe c Pengiriman impuls nyeri ke medulla spinalis sehingga terjadi nyeri difus epigastrium menjalar ke RLQ abdomen
Peningkatan vaskularisasi dan permebilitas darah meningkat Peningkatan intra abdominal dan penekanan gaster Mual Muntah anoreksia
1. Bulechek, Gloria M (et al). Interventions Efek2016. Nursing luka Classification (NIC) Edisi 6.Anas Terjemahan Intansari Nurjanah, Distensi Roxsana Devi Tumanggor. Singapore: Eslevier. abdomen tesi Tindakan2.invasif Herdman, T. Heather. 2016. Nanda International Inc. Pemajanan apendiktomi Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Mikoorgani Spasme Edisi 10. Terjemahan Budi Anna Keliat (et al). Jakarta : Mual, sme abdomen Perubahan status EGC. Munt kesehatan 3. Moorhead, Sue (et al).ah 2016. Nursing Outcomes Mk : Classification (NOC) Edisi 5. Terjemahan Intansari nyeri Devi Tumanggor. Singapore: Nurjanah, Roxsana Eslevier. Resiko Ketidak tahuan 4. Wong, L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Infeksi Edisi 4. Jakarta: EGC Mobilitas Koping individu 5. terbatas tidak efektif Mk : Kerrusakan MK : Ansietas Mk : Integritas Hambatan Jaringan Mobilitas Fisik
MK : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
MK : Nyeri Akut
Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Perubahan Tingkat Nyeri Klien Post Operasi Apendektomi di Rumah Sakit Baladhika Husada Kabupaten Jember (The Effect of Early Mobilization on The Change of Pain Level in Clients with Post Appendectomy Operation at Mawar Surgical Room of Baladhika Husada Hospital Jember Regency) Rr. Caecilia Yudistika Pristahayuningtyas, Murtaqib, Siswoyo Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Jember Jln. Kalimantan 37, Kampus Tegal Boto Jember Telp/Fax. (0331) 323450 e-mail: [email protected]
Abstract Appendectomy is a procedure that can cause pain. The clients with post appendictomy operation need the maximal treatment to return the body function quckly. One of non pharmacological therapy that can be used to decrease the pain is early mobilization. Early mobilization is useful to distract clients from the pain. The objective of this research was to analyze the effect of early mobilization on the change of pain level in clients with post appendectomy operation at Mawar Surgical Room of Baladhika Husada Hospital Jember Regency. Independent variable of this research was early mobilization and dependent variable was the change of pain level. This research used pre experimental: one group pretest posttest design. The sampling collection technique used was consecutive sampling involving 8 individuals. Data analysis used t-dependent testing with the significance level of 95% (α=0,05). Data analysis regarding dependent t-test showed that there was a significant difference between pretest and posttest after early mobilization (p=0,000). The conclusion of this research suggested that there is an effect of early mobilization on the change of pain level. The early mobilization is expected to be applied as one of methods in providing nursing care to clients with post appendectomy operation. Keywords: early mobilization, appendectomy, pain
Abstrak Apendektomi adalah prosedur yang dapat menyebabkan nyeri. Nyeri merupakan pengalaman yang diekspresikan berbeda oleh setiap orang. Klien post operasi apendektomi membutuhkan perawatan yang maksimal yang dapat membantu pemulihan fungsi tubuh. Salah satu terapi nonfarmakologis yang dapat mengurangi nyeri adalah mobilisasi dini. Mobilisasi dini berguna untuk mengalihkan perhatian klien dari nyeri yang dirasakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh mobilisasi dini terhadap perubahan tingkat nyeri klien post operasi apendektomi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre eksperimental: one group pretest-postest. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling yang melibatkan 8 orang tanpa kelompok kontrol. Analisis data yang digunakan adalah dependent t- test dengan tingkat signifikansi 95% (α = 0,05). Analisis data menggunakan dependent-t test didapatkan hasil p=0,000 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skala nyeri sebelum dan setelah dilakukan mobilisasi dini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh mobilisasi dini terhadap perubahan tingkat nyeri klien post operasi apendektomi. Mobilisasi dini ini diharapkan dapat diterapkan sebagai salah satu metode dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan post operasi apendektomi. Kata kunci: mobilisasi dini, apendektomi, nyeri
Pendahuluan Apendisitis adalah peradangan dari apendik vermiformis, dan merupakan penyebab masalah abdomen yang paling sering [1]. insidens apendisitis
di dunia tahun 2007 mencapai 7% dari keseluruhan jumlah penduduk dunia. Angka kejadian apendisitis di negara maju lebih besar daripada di negara berkembang. Satu dari 15 orang pernah menderita apendisitis dalam hidupnya, yakni jumlah penderita appendisitis di Indonesia mencapai 591.819 orang
dan angka kejadian apendisitis meningkat pada tahun 2009 sebesar 596.132 orang. Data Depkes 2008 didapatkan bahwa insidens apendisitis di Indonesia menempati urutan tertinggi di antara kasus kegawatan abdomen lainya [2]. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Ruang Mawar Rumah Sakit Baladhika Husada Kabupaten Jember, didapatkan data kasus apendektomi yang terjadi pada tahun 2013 sebanyak 64 dan 2014 sebanyak 71 kasus. Menurut perawat di Ruang Bedah Mawar Rumah Sakit Baladhika Husada, mobilisasi selalu dilakukan pada klien post operasi apendektomi dan biasa dilakukan setelah 24 jam pertama post operasi apendektomi, namun mobilisasi dini untuk klien post operasi apendektomi belum memiliki Standart Operasional Prosedur (SOP) yang tetap. Prosedur apendektomi merupakan bagian dari prosedur laparatomy. Pasien post laparatomy memerlukan perawatan yang maksimal untuk mempercepat pengembalian fungsi tubuh [3]. Tindakan apendektomi merupakan peristiwa kompleks sebagai ancaman potensial atau aktual pada integritas seseorang baik biopsikososial spiritual yang
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pre experimental design dengan metode pendekatan one group pretestposttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh klien post operasi apendektomi pada Bulan Mei 2015 di Ruang Bedah Mawar Rumah Sakit Baladhika Husada Kabupaten Jember. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah klien post operasi apendektomi pada Bulan Mei 2015 di Ruang Bedah Mawar Rumah Sakit Baladhika Husada Kabupaten Jember sebanyak 8 responden. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi Numeric Rating Scale (NRS). Mobilisasi dini dilakukan 1x24 jam selama ± 45 menit, dalam 6-8 jam pertama post operasi apendektomi yang terdiri dari dua langkah yakni langkah pertama menggerakkan ekstremitas klien dengan menekuk dan meluruskannya, masingmasing diulang 3 kali, setiap pengulangan 8 kali hitungan, kemudian langkah kedua melakukan miring kanan dan miring kiri, masing-masing selama 15 menit. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik responden. Analisis inferensial menggunakan uji statistik paramaterik dependent-t test.
Hasil Penelitian
dapat menimbulkan respon berupa nyeri. Rasa nyeri tersebut biasanya timbul setelah operasi. Salah satu dari perawatan klien post operasi untuk mengurangi nyeri adalah dengan dilakukannya mobilisasi dini [4]. Mobilisasi dini mempunyai peranan penting dalam mengurangi rasa nyeri dengan cara menghilangkan konsentrasi pasien pada lokasi nyeri atau daerah operasi, mengurangi aktivasi mediator kimiawi pada proses peradangan yang meningkatkan respon nyeri serta meminimalkan transmisi saraf nyeri menuju saraf pusat [5]. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui pengaruh mobilisasi terhadap perubahan tingkat nyeri klien post operasi apendektomi di Rumah Sakit Baladhika Husada Kabupaten Jember. Skala Nyeri Sebelum Dilakukan Mobilisasi Dini Tabel 3. Distribusi Rerata Nilai Skala Nyeri Klien Post Operasi Apendektomi Sebelum Dilakukan Mobilisasi Dini Periode 4-27
Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Ruang Bedah Mawar Rumah Sakit Baladhika Husada Kabupaten Jember Periode 4-27 Mei 2015 (n=8) Jenis Kelamin Responden
Jumlah (Orang)
Presentase (%)
Laki-Laki Perempuan
3 5
37,5 62,5
Total
8
100
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Ruang Bedah Mawar Rumah Sakit Baladhika Husada Kabupaten Jember Periode 4-27 Mei 2015 (n=8) Variabel
Mean
SD
Modus
Usia
25,12
9,55
19
Mei 2015 (n=8) Variabel
Mean
SD
Modus
Min-
Maks 18-44
MinMaks
penurunan skala nyeri yaitu sebanyak 8 orang. Tabel 6. Hasil Analisis Perbedaan Nilai Skala Nyeri pada Klien Post Nyeri Sebelum
7,75
2,37
10
4-10
Skala Nyeri Setelah Dilakukan Mobilisasi Dini Tabel 4. Distribusi Rerata Nilai Skala Nyeri Klien Post Operasi Apendektomi Setelah Dilakukan Mobilisasi Dini Periode 4-27 Mei 2015 (n=8) Variabel
Mean
SD
Modus
Nyeri Setelah
5,62
1,996
7
Min-
Maks 3-8
Operasi Apendektomi Sebelum dan Setelah Intervensi Mobilisasi Dini di Ruang Bedah Mawar Rumah Sakit Baladhika Husada Kabupaten Jember Periode 427 Mei 2015 (n=8) Variabel
Mean
SD
Sebelum dan Setelah Intervensi Mobilisasi Dini
-2,12
0,83
P
value
0,000
t
-7,20
Analisis dengan menggunakan uji parametrik dependent t-test didapatkan hasil nilai p value 0,000 (p value