Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ibu Hamil Dengan KEK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HALAMAN PENGESAHAN



LAPORAN KOMPREHENSIF “ Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny. M Usia 17 Tahun G1P0A0 UK 16+5 dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Tegalrejo



Disusun Oleh MEYKE POTUTU P07124519026



Telah dipertahankan dalam seminar di depan Penguji Pada tanggal :



Yogyakarta, 25 Oktober 2019 Pembimbing Akademik



Pembimbing Klinik



Ana Kurniati, S,ST., M.Keb



Setyo Rini Wijayanti, S.Tr.Keb



Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan



Hesty Widyasih, S.ST., M.Keb NIP. 19791007 200501 2 00 4



KATA PENGANTAR



ii



Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan ini. Laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Kehamilan Sehat pada Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis pada kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1.



Bapak Joko Susilo, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dalam melakukan praktik,



2.



Ibu DR. Yuni Kusmiyati, SST., MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dalam melakukan praktik,



3.



Ibu Hesty Widyasih, SST., M.Keb selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan yang telah mendukung dalam seluruh proses praktik



4.



Ibu Ana Kurniati, S.ST., M.Keb selaku pembimbing akademik yang telah membimbing dan memberikan saran kepada penulis



5.



Ibu Setyo Rini Wijayanti, S.Tr.Keb selaku pembimbing klinik yang telah membimbing dan memberikan saran kepada penulis



6.



Seluruh bidan di Puskesmas Tegalrejo yang telah membimbing dan memberikan saran kepada penulis



7.



Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan semangat dan dukungan baik material dan moral dalam penulisan laporan ini,



Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu sangat diharapkan masukan dari pembaca baik berupa kritik maupun saran. Semoga laporan ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.



Penulis



iii



DAFTAR ISI Halaman Judul ……………………………………………………………….. Halaman Pengesahan ………………………………………………………… Kata Pengantar ……………………………………………………………….. Daftar Isi………………………………………………………………………



i ii iii iv



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………………………….. B. Tujuan ………………………………………………………………… C. Ruang Lingkup ……………………………………………………….. D. Manfaat ………………………………………………………………..



1 3 3 4



BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI A. Kajian Masalah Kasus ………………………………………………… B. Kajian Teori …………………………………………………………...



5 8



BAB III PEMBAHASAN A. Pengkajian …………………………………………………………….. 15 B. Analisis ………………………………………………………………... 15 C. Penatalaksanaan.………………………………………………………. 16 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 17 B. Saran …………………………………………………………………... 18 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 19 LAMPIRAN …………………………………………………………................ 20



iv



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia kasus Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, yaitu sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global Sustainable Development Goals (SDGs) menargetkan AKI di Indonesia dapat turun menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh dari target SDGs sehingga perlu upaya yang lebih besar untuk menurunkan AKI agar mencapai target SDGs di tahun 2030. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh dari target SDGs sehingga perlu upaya yang lebih besar untuk menurunkan AKI agar mencapai target SDGs di tahun 2030 (Kemenkes, 2015). Menurut Profil Kesehatan Yogyakarta tahun 2017, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki kasus kematian ibu sebanyak 34 ibu di tahun 2017. AKI merupakan salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu hamil disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor sosial, faktor budaya dan faktor ekonomi. Kemiskinan masyarakat akan membawa kemiskinan pengetahuan dan informasi. Menurut World Health Organization (WHO), persentase tertinggi penyebab kematian ibu adalah perdarahan (28%) dan infeksi, yang dapat disebabkan anemia dan KEK. Di berbagai negara kejadian ini berkisar kurang 10% sampai hampir 60% (Prawirohardjo, 2006). Sekitar 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh perdarahan akut dan status gizi yang buruk. Ibu yang hamil dengan status gizi yang buruk dapat menyebabkan terjadinya kekurangan energi kronis (KEK) (WHO). Kontribusi dan terjadinya KEK pada ibu hamil akan mempengaruhi tumbuh kembang janin antara lain dapat meningkatkan resiko terjadinya berat bayi lahir rendah (BBLR). Ibu hamil dengan KEK memiliki resiko kesakitan



1



2



yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan sehingga dapat mengakibatkan kelahiran BBLR pada bayinya. Oleh karena itu, diperlukan pelayanan kebidanan prakonsepsi sebagai tindakan preventif komplikasi yang mungkin muncul pada ibu dan bayi. Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan suatu keadaan dimana status gizi seseorang buruk disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan sumber energi yang mengandung zat gizi makro yang berlangsung lama atau menahun (Rahmaniar et al, 2011)..Selanjutnya, Depkes (2002) menyatakan bahwa kurang energi kronis pada kehamilan telah banyak diketahui memberikan dampak negatif pada ibu hamil serta kepada janin yang dikandungnya. Salah satu dampak negatif yang sangat menonjol adalah risiko kematian ibu saat melahirkan dan bayi lahir dengan berat badan rendah. Ibu hamil yang menderita KEK dan anemia mempunyai risiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, dan pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya (Adriani dan Wirjatmadi, 2012). Nutrisi merupakan satu dari banyak faktor yang ikut mempengaruhi asil akhir kehamilan. Status nutrisi dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktorfaktor yang membuat nutrisi seorang wanita berisiko, seperti kemiskinan, kurang pendidikan, lingkungan yang buruk, kebiasaan makan yang aneh, dan kondisi kesehatan yang buruk akan terus berpengaruh pada status gizi dan pertumbuhan serta perkembangan janin. Ibu hamil dengan status gizi buruk perlu mendapat perawatan khusus (Bobak et al, 2004). Dengan demikan, bidan sebagai ujung tombak kesehatan ibu dan anak memiliki peran penting dalam memberikan edukasi tetang perencanaan kehamilan pada calon pengantin dalam asuhan kebidanan pranikah.



3



B. Tujuan 1. Tujuan umum Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan kebidanan kehamilan dengan KEK (kurang energi kronis) menggunakan pola pikir manajemen kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhannya. 2. Tujuan khusus a. Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian pada kasus Ny. M Usia 17 Tahun G1P0A0 Hamil UK 16+5 dengan KEK. b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa/masalah kebidanan berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada kasus Ny. 17 Usia 17 Tahun G1P0A0 Hamil UK 16+5 dengan KEK. c. Mahasiswa dapat menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi pada kasus Ny. M Usia 17 Tahun G1P0A0 Hamil UK 16+5 dengan KEK. d. Mahasiswa dapat menentukan kebutuhan segera pada kasus Ny. M Usia 17 Tahun G1P0A0 Hamil UK 16+5 dengan KEK. e. Mahasiswa dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada kasus Ny. M Usia 17 Tahun G1P0A0 Hamil UK 16+2 dengan KEK. f. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan untuk menangani kasus Ny. S Usia 23 Tahun G1P0A0 Hamil UK 16+5 dengan KEK. g. Mahasiswa dapat melaksanakan evaluasi untuk menangani kasus Ny. M Usia 17 Tahun G1P0A0 Hamil UK 16+5 dengan KEK. h. Mahasiswa dapat melakukan pendokumentasian kasus Ny. M Usia 17 Tahun G1P0A0 Hamil UK 16+5 dengan KEK. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan pelayananan kebidanan yang berfokus pada masalah kesehatan kehamilan yang berkaitan dengan KEK.



4



D. Manfaat 1. Manfaat Teoritis Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam menerapkan asuhan kebidanan pada kasus KEK. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa Dapat memahami teori, memperdalam ilmu, dan menerapkan asuhan yang akan diberikan pada kasus KEK pada wanita hamil. b. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas Laporan komprehensif ini dapat memberikan informasi tambahan bagi bidan pelaksana di puskesmas dalam upaya promotif dan preventif dalam mencegah terjadinya KEK yang dapat dimulai dari pra nikah.



5



BAB II TINJAUAN TEORI DAN KAJIAN MASALAH



A. KAJIAN KASUS Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Dengan Ibu Hamil KEK Ny M Umur 17 Tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 16 minggu 5 hari dengan KEK di Puskesmas Tegalrejo



I.



Pengkajian Data Subyektif Pada pengkajian data subyektif didapatkan bahwa klien datang ke Puskesmas untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Klien bekerja sebagai Karyawan swasta di salah satu supermarket yang ada di wilayah Yogyakarta dan suami sebagai karyawan di salah satu Hotel di wilayah Yogyakarta. Keduanya tinggal bersama dengan orang tua dari Ny M. Riwayat kesehatan klien dan keluarga dari garis keturunan bapak maupun ibu tidak mempunyai dan tidak menderita penyakit menurun seperti hipertensi, diabetes, jantung dan asma. Untuk riwayat penyakit menular klien dan keluarga tidak pernah menderita penyakit infeksi maupun penyakit menular yang lain. Riwayat obstetri klien ini adalah kehamilan pertama. Riwayat pernikahan klien ini adalah pernikahan pertama dan baru menikah di bulan juni 2019. Riwayat haid klien siklus 30 hari, tidak ada keluhan, HPHT tanggal 22 Juni 2019. Pola aktivitas seksual klien melakukan hubungan seksual 2 – 3 kali dalam minggu. Riwayat pemeriksaan kehamilan ini merupakan pemeriksaan yang pertama. Status imunisasi TT terakhir adalah T3 pada saat sebelum menikah. Riwayat berat badan sebelum hamil 45 kg. Pola nutrisi klien makan 2 sampai 3 kali sehari, jarang makan sayur dan buah. Klien selalu konsumsi protein nabati ataupun hewani pada setiap menu makan. Klien sangat suka makan makanan selingan atau ngemil. Pengetahuan klien tentang nutrisi kurang termasuk bahaya makanan berlemak yang sering



6



dikonsumsi klien seperti goreng-gorengan, daging berlemak dan lain-lain. Klien juga suka minum manis baik itu teh manis, jeruk manis ataupun sirup. Hasil kajian pengetahuan klien belum mengetahui mengenai perawatan kehamilan baik dan klien belum mengetahui kebutuhan nutrisi yang sehat dan bergizi, pola aktivitas, pola istirahat dan personal hygiene yang dibutuhkan dan harus dijaga oleh klien selama kehamilan. II.



Pengkajian Data Obyektif Hasil pengkajian data obyektif dilakukan melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi diperoleh hasil kondisi fisik klien secara umum normal, tidak ada masalah dan keluhan. Hasil pengukuran BB 49 kg, TB 153 cm, Lila 22 cm, TD 96/65 mmHg. Status gizi kategori berat badan normal dengan nilai IMT 20.1 kg/m2. Hasil pemeriksaan laboratorium kadar Hb 12.8 gr/dL, GDS 105 mg/dL, Golongan darah O Rhesus positif, HbSAg non reaktif, tes HIV/AIDS non reaktif, dan tes sifilis non reaktif. Berdasarkan perhitungan umur kehamilan saat ini adalah 16 minggu 5 hari dengan kondisi fisik mata tidak anemis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis, tidak ada oedema dan reflek patella positif. Pada palpasi Leopold I teraba ballottement, TFU pertengan pusat, DJJ 157x/menit.



III.



Analisis kasus Berdasarkan hasil pengkajian data subyektif dan obyektif, dapat diambil analisis kasus seorang ibu umur 17 tahun G1P0A0 umur kehamilan 16 minggu 5 hari dengan KEK. Lingkar Lengan Pasien kurang dari batas normal sehingga ibu masuk dalam kategori kekurangan energy kronik.. Hal ini sesuai dengan teori dimana salah satu keadaan malnutrisi. Dimana KEK merupakan keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi. Klien mempunyai faktor risiko KEK dalam kehamilan Keguguran BBLR, Prematur dan Kematian Bayi. (Helena, 2013).



7



IV.



Rencana Tindakan atau Penatalaksanaan Kasus Berdasarkan hasil analisis kasus dan kebutuhan tindakan segera yang dibutuhkan klien dapat diambil rencana tatalaksana kasus antara lain: a. Memberi informasi mengenai kondisi klien saat ini klien mengalami KEK yaitu Kekurangan Energi Kronik berdasarkan pengukuran lingkar lengan. b. Memberi konseling tentang perlunya melakukan kontrol rutin minimal 4 kali selama kehamilan untuk pemantauan kesehatan klien c. Memberi KIE tentang dampak dari Kekurangan energy Kronik dimana KEK bisa menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang janin d. Melakukan kolaborasi dengan petugas Gizi agar ibu mendapatkan PMT ibu hamil dan Memberi KIE tentang nutrisi yang dibutuhkan selama masa kehamilan dimana klien dapat memperbaiki pola makan dan minum sehingga tercukupi kebutuhan gizi seimbang . kebiasaan ngemil makanan tetapi lebih banyak konsumsi buah dan sayur. e. Menganjurkan ibu untuk mengkuti kelas ibu hamil yang diadakan di Puskesmas ataupun fasilitas kesehatan lain. f. Memberi KIE tentang perencanaan persalinan melalui program P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi). g. Memberikan suplementasi tablet Fe dan kalk sebanyak 30 butir dan KIE cara minumnya. h. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan



8



B. Tinjauan Teori 1. Kekurangan Energi Kronis (KEK) Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi. Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi (Helena, 2013). Menurut Kemenkes RI (2012) menyatakan bahwa kurang energi kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil. Kurang gizi akut disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah dan mencret (muntaber) dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik disebabkan karena tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang cukup, atau disebabkan menderita muntaber atau penyakit kronis lainnya. 2. Etiologi Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis zat gizi yang dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi antara lain: jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah atau keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga mungkin gagal untuk diserap dan digunakan untuk tubuh (Helena, 2013). Akibat KEK saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun janin yang dikandungnya yaitu meliputi: a. Akibat KEK pada ibu hamil yaitu : 1) Terus menerus merasa letih 2) Kesemutan 3) Muka tampak pucat



9



4) Kesulitan sewaktu melahirkan 5) Air susu yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, sehingga bayi akan kekurangan air susu ibu pada waktu menyusui. b. Akibat KEK saat kehamilan terhadap janin yang dikandung antara lain : 1) Keguguran 2) Pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) 3) Perkembangan otak janin terlambat, hingga kemungkinan nantinya kecerdasaan anak kurang, bayi lahir sebelum waktunya (Prematur) 4) Kematian bayi (Helena, 2013). 3. Lingkar Lengkar Atas Jenis antropometri yang digunakan untuk mengukur resiko KEK kronis pada wanita usia subur (WUS) / ibu hamil adalah lingkar lengan atas (LILA). Sasarannya adalah wanita pada usia 15 sampai 45 tahun yang terdiri dari remaja, ibu hamil, menyusui dan pasangan usia subur (PUS). Ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK adalah 23,5 cm. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan BBLR (Supriasa, 2012). Cara mengetahui



resiko



Kekurangan



Energi



Kronis



(KEK)



dengan



menggunakan pengukuran LILA adalah : 1) Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui resiko. Kekurangan Energi Kronis (KEK) wanita usia subur termasuk remaja Putri. Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. 2) Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter, dengan batas ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih). Apabila tidak tersedia pita LILA dapat digunakan pita sentimeter/metlin yang biasa dipakai penjahit pakaian. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya remaja putri mempunyai resiko KEK. Bila remaja putri menderita resiko KEK segera dirujuk ke Puskesmas/sarana kesehatan lain untuk



10



mengetahui apakah remaja putri tersebut menderita KEK dengan mengukur IMT. Selain itu remaja putri tersebut harus meningkatkan konsumsi makanan yang beraneka ragam (Supriasa, 2012). 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK) Faktor-faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK) Menurut (Djamaliah, 2008) antara lain : jumlah asupan energi, umur, beban kerja ibu hamil, penyakit/infeksi, pengetahuan ibu tentang gizi dan pendapatan keluarga. Adapun penjelasannya : a. Jumlah asupan makanan Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan wanita yang tidak hamil. Upaya mencapai gizi masyarakat yang baik atau optimal dimulai dengan penyedian pangan yang cukup. Penyediaan pangan dalam negeri yaitu : upaya pertanian dalam menghasilkan bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buahbuahan. Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur gizi dan menemukan faktor diet yang menyebabkan malnutrisi. b. Usia ibu Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang akan hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri, juga harus berbagi dengan janin yang akan dikandung. Sedangkan untuk umur tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka memerlukan tambahan energi



yang cukup



guna



mendukung kehamilan



yang akan



berlangsung. Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, dengan diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik.



11



c. Beban kerja/Aktifitas Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan gerak yang otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada mereka yang hanya duduk diam saja. Setiap aktifitas memerlukan energi, maka apabila semakin banyak aktifitas yang dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak. Namun pada seorang ibu hamil kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat gizi yang dikonsumsi selain untuk aktifitas/ kerja zat-zat gizi juga digunakan untuk perkembangan janin yang ada dikandungan ibu hamil tersebut. Kebutuhan energi ratarata pada saat hamil dapat ditentukan sebesar 203 sampai 263 kkal/hari, yang mengasumsikan pertambahan berat badan 10-12 kg dan tidak ada perubahan tingkat kegiatan. d. Penyakit /infeksi Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi dan juga infeksi akan mempermudah status gizi dan mempercepat malnutrisi, mekanismenya yaitu : 1) Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya absorbsi dan kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit. 2) Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual, muntah dan perdarahan yang terus menerus. 3) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit atau parasit yang terdapat pada tubuh. b. Pengetahuan ibu tentang Gizi Pemilihan makanan dan kebiasaan diet pengetahuan,



sikap



terhadap



makanan



dan



dipengaruhi oleh praktek/



perilaku



pengetahuan tentang nutrisi melandasi pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat maka pengetahuan nutrisi dan praktek nutrisi bartambah baik. Usaha-usaha untuk memilih makanan yang bernilai



12



nutrisi semakin meningkat, ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi dari pada yang kurang bergizi. c. Pendapatan keluarga Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60 persen hingga 80 persen dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan. Artinya pendapatan tersebut 70-80



persen



energi



dipenuhi



oleh



karbohidrat



(beras



dan



penggantinya) dan hanya 20 persen dipenuhi oleh sumber energy lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan yang meningkat akan menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran termasuk besarnya pengeluaran untuk pangan. 5. Kebutuhan Gizi Kehamilan Kebutuhan zat gizi secara garis besar adalah sebagai berikut : a. Asam folat Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada masa pre dan perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan anensepalus, baik pada ibu hamil yang normal maupun beresiko. Pemberian suplemen asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan. b. Energi Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi pada susunan gizi seimbang energy juga protein. Hal ini juga efektif untuk menurunkan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energy ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu. c. Protein Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu dibutukan protein sebesa 910 gram dalam 6 bullan terakhir kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu hamil.



13



d. Zat besi (FE) Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sinesa darah otot. Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan zat besi. Jumlah zat besi yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg. e. Kalsium Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sebesar 500 mg sehari. f. Pemberian suplemen vitamin Vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual dan di negara dengan musim dingin yang Panjang d. Pemberian



yodium



pada



daerah



dengan



endemic



kretinisme



(Kusmiyati, 2008) 6. Penilaian Status Gizi Ibu Hamil a. Berat badan dilihat dari quatelet atau body massa index (Index Masa Tubuh = IMT) Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat bada lahir rendah. Sedangkan berat badan overweight meningkatkan resiko atau komplikasi dalam kehamilan seperti hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan dalam persalinan. b. Ukuran Lingkar Lengann Atas (LILA) Standar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada wanita dewasa adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka interprestasinya adalah Kurang Energi Kronis (KEK). c. Kadar Hemoglobin (Hb) Ibu hamil yang mempunyai Hb kurang dari 10,0 akan mengalami anemia. (Kusmiyati, 2008).



14



7. Gizi untuk Tumbuh Kembang Janin Pada kehamilan trimester pertama pertumbuhan janin lambat, mulai trimester dua dan seterusnya, pertumbuhan janin terjadi dengan laju lebih cepat. Sejak menginjak bulan keempat, umumnya ibu hamil sudah bebas dari gangguan morning sickness, seingga ibu meras nafsu makan kembali. Sekalipun demikian pada trimester ini harus mulai memperhatikan komposisi makanan yang dikonsumsi. 8. Gizi Penting saat Hamil Kebutuhan gizi akan terus meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin belangsung sangat cepat. Hal lain yang perlu diperhatikan meskipun nafsu makan meningkat, tetaplah berpegang pada pola makan dengan gizi seimbang. Status gizi ibu hamil yang baik selama proses kehamilan, harus mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. yaitu pada trimester pertama kenaikan kurang lebih dari 1 kg, sedangkan pada trimester kedua kurang lebih 3 kg dan pada trimester ketiga kurang lebih mencapai 6 kg. Sebaiknya ibu hamil menghindari makanan berkalori tinggi . makanan dengan gizi seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat, dan lemak sebagai sumber tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur



15



BAB III PEMBAHASAN A. Pengkajian Ny. M adalah ibu hamil berusia 17 Tahun. Ny. M datang ke Puskesmas Tegalrejo beserta Tn. G suaminya untuk memeriksakan kehamilannya yang pertama. Ibu mengatakan tidak merasakan adanya keluhan. Riwayat menikah bulan Juni 2019. Riwayat status suntik Td adalah pada saat pra nikah yaitu T3. Berdasarkan pengkajian riwayat menstruasi, siklus menstruasi Ny. M teratur setiap bulannya, menarche usia 13 tahun dan HPHT tanggal 22 Juni 2019 seingga taksiran kelahiran bayi adalah 01 April 2020. Ny. M tidak memiliki riwayat penyakit sistemik seperti jantung, asma, hipertensi dan diabetes melitus. Ny. M merupakan ibu dengan usia reproduksi sehat untuk kehamilan. Ny. M dalam menyambut kehamilan pertamanya dengan cukup baik karena datang ke pelayanan kesehatan saat senang melakukan pemeriksaan kehamilannya. Sehingga dapat mengetahui masalah yang dimilikinya dan dapat memperbaiki lebih dini. Ny. M memiliki LILA yaitu 22 cm dan IMT yaitu 20,1 kg/m2 (IMT normal 18,5-24,5).



Hal ini menunjukkan ada masalah pada gizi Nn. M.



Meskipun dari hasil lab Hb normal yaitu 12 g/dl. Setelah dilakukan pengkajian, Ny. M mengatakan bahwa ia jarang makan teratur. Menu yang ia pilih seringkali tidak bergizi seimbang karena jarang makan sayuran hijau dan makan hanya 2-3 kali sehari dengan porsi yang sedikit. Ny. M mengaku sudah terbiasa makan sedikit dan jarang. Akan tetapi Ny. M tidak terobsesi untuk menjaga bentuk tubuhnya tetap kurus. B. Analisa Dari pengkajian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa Ny. M usia 17 tahun G1P0A0 hamil 16 minggu 5 hari dengan KEK (kekurangan energi kronis) dan berat badan kurang. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor jumlah asupan makanan yang selalu kurang setiap harinya dalam waktu yang lama, atau beban kerja/aktivitas yang memerlukan banyak energi tetapi energi tidak tercukupi, dan pengetahuan ibu tentang Gizi. Akibatnya Ny. M tidak



16



mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang cukup untuk keperluan sehari-harinya. Selain itu Ny. M memerlukan konseling mengenai pemenuhan gizi seimbang pada ibu hamil. C. Penatalaksanaan Dalam kasus ini, Ny. M dengan KEK dan Berat Badan Kurang telah dilakukan program ANC terpadu berupa konseling dari berbagai bidang seperti gizi, psikolog, umum, gigi dan KIA Data dari petugas gizi adalah Ny. M telah diberikan konseling mengenai pedoman gizi seimbang, diet dan nutrisi, gizi ibu hamil dan menyusui serta pemberian PMT. Pada kasus Ny. M ini bidan memberikan penatalaksanaan berupa KIE mengenai KEK dan komplikasinya, KIE pemenuhan gizi seimbang, KIE aktivitas fisik, KIE ketidaknyamanan TM 1 dan cara mengatasinya dan komunikasi efektif. Kemudian bidan melakukan Asuhan Kebidanan yang lain adalah persiapan ibu untuk menghadapi persalinan dengan mengisi buku KIA bagian persiapan persalinan dan menganjurkan penempelan stiker P4K pada jendela rumah. Penanganan kasus KEK sudah sesuai dengan SOP yaitu memberikan konseling mengenai gizi seimbang, dan pemberian PMT pada ibu hamil. Dalam meningkatlan salah satu indikator mutu pelayanan di poli KIA maka dilakukan pemantauan pada ibu hamil KEK dengan pengukuran lila ulang pada kunjungan ANC berikutnya. Dalam pemenuhan gizi sesuai teori dapat diberikan Fe, multivitamin, protein, dan lain sebagainya. Pemberian terapi di Puskesmas Tegalrejo sudah sesuai dengan SOP yang ada yaitu pemberian TTD dan Kalk.



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dalam kasus ini, kami memahami kasus secara nyata tentang asuhan yang diberikan pada kasus KEK. Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. M di Puskesmas Tegalrejo



berjalan sesuai teori. Selain itu dari



penatalaksanaan kasus ini kami dapat: 1.



Asuhan kebidanan pada Ny. M dilakukan berdasarkan pengkajian dan pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan kewenangan bidan.



2.



Asuhan kebidanan pada Ny. M dapat diidentifikasi diagnosa/masalah kebidanan yaitu KEK dan Berat Badan Kurang



3.



Asuhan kebidanan pada Ny. M dapat menentukan masalah potensial yaitu keguguran, premature, BBLR, dan kematian bayi.



4.



Asuhan kebidanan Ny. M dapat menentukan kebutuhan segera yaitu dengan melakukan KIE mengenai kebutuhan gizi dan nutrisi .



5.



Asuhan kebidanan Ny. M dengan merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada kasus yaitu dengan KIE komplikasi KEK, pemenuhan gizi seimbang, KIE aktifitas fisik, dan pemberian TTD, B6 serta PMT.



6.



Asuhan kebidanan Ny. M dengan melaksanakan tindakan untuk menangani kasus dengan KIE komplikasi KEK, pemenuhan gizi seimbang, KIE aktifitas fisik, dan pemberian TTD, B6 serta PMT.



7.



Asuhan kebidanan Ny. M dengan melakukan evaluasi untuk menangani kasus dengan memantau ibu melalui alat komunikasi atau pada saat ANC berikutnya.



8.



Asuhan kebidanan Ny. M dengan melakukan pendokumentasian kasus.



17



18



B. Saran 1. Bagi Mahasiswa Diharapkan mahasiswa lebih memperdalam ilmu dan teori tentang KEK, sehingga dapat mengambil tindakan secara lebih cepat dan tepat. Selain itu mahasiswa diharapkan dapat mengkaji setiap informasi yang dapat menunjang analisa dengan rinci sehingga pendokumentasian dapat dilakukan sesuai dengan managemen langkah varney. 2. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan dengan konseling, informasi dan edukasi (KIE) tentang gizi yang diperlukan untuk ibu hamil dengan KEK.



DAFTAR PUSTAKA Adriani dan Wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Kencana. Jakarta Aminin, Fidya. 2014. Pengaruh Kekurangan Energi Kronis (KEK) Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan Vol. V, Nomor 2 : 167-172. Kemenkes RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia N0. 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Prawirohardjo, S. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sumarmi, Sri. 2016. Maternal Short Stature and Neonatal Stunting: An InterGenerational Cycle of Malnutrition. Surabaya: Departement of Nutrition, Faculty of Public Health Universitas Airlangga. Helena, 2013. Gambaran pengetahuan Gizi Ibu hamil Trimester Pertama dan Pola Makan Dalam Penentuan Gizi. www.repository.ucu.ac.id. 24 Oktober 2019 Pukul 18.00 WIB Kusmiyati, Yuni. 2008. Perawatan Ibu Hamil : Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya Supriasa, dkk.2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC



19



Lampiran



ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA Ny. M USIA 17 TAHUN G1P0A0 UK 16+5 DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI PUSKESMAS TEGALREJO No register



: 03.3369



Nama Pengkaji



: MEYKE POTUTU



Tempat Pengkajian : Ruang KIA Puskesmas Tegalrejo WaktuPengkajian : 17-10-2019/010.30 WIB PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF 1. Biodata Perempuan



Laki-laki



Nama



: Ny. M



Nama



: Tn. G



Umur



: 17 tahun



Umur



: 20 tahun



Suku Bangsa



: Jawa/Indonesia



Suku Bangsa



: Jawa/Indonesia



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMA



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: Karyawan



Pekerjaan



: Karyawan



Alamat



: Singosaren Lor



Alamat



: Singosaren Lor



2. Keluhan : Ny. M datang mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya yang pertama dan tidak ada keluhan. 3. Riwayat Menstruasi HPHT



: 22-06-2019



Siklus Haid



: 30 hari



Lama Haid



: 5-6 hari



Banyaknya



: ± 4 kali ganti pembalut/hari



Disminorhea



: Tidak



20



Riwayat Penyakit



: Tidak ada



4. Riwayat Kesehatan



: Tidak memiliki riwayat penyakit



5. Riwayat Imunisasi TT0 : Bayi TT1 : SD Kelas 1 TT2 : SD Kelas 2 TT3 : Caten 6. Pola Aktivitas Sehari-hari a. Diet 1) Nutrisi a) Pola makan



: 2-3x/hari porsi sedikit (ibu



mengatakan jarang makan) b) Jenis makanan yang dikonsumsi : nasi, lauk, dan jarang makan sayuran. c) Makanan yang dipantang



: tidak ada



d) Alergi terhadap makanan



: tidak ada



2) Hidrasi 1) Jenis cairan yang diminum sehari



: air putih, juz, dll



2) Jumlah cairan yang diminum sehari



: ± 7 gelas/hari



b. Istirahat dan Tidur Malam :



±6 Jam/hari



Siang : ± 1 Jam/hari (istirahat kerja)



c. Personal Hygiene Mandi



: 2x/hari



Gosok Gigi : 2x/hari



Ganti Pakaian : 2x/hari d. Aktivitas Fisik Ny. M bekerja sebagai karyawan di salah satu supermarket serta melakukan pekerjaan rumah tangga. Olahraga jarang dilakukan. e. Riwayat Psikososial Ibu mengatakan kehamilan ini diinginkan ibu dan keluarga, sehingga keluarga senang ibu hamil dan sangat menyambut kehamilannya.



21



PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O) e.



Pemeriksaan Fisik 1. Bentuk tubuh



: Normal



2. Wajah



: Normal



3. Mata



: Normal, konjungtiva merah muda, sklera putih



4. Mulut



: bibir tidak pucat, lembab



5. Dada



: Tidak dilakukan



6. Abdomen



: PALPASI



Leopold I : TFU Pertengan Pusat dan Sympisis Leopold II : Balotement Leopold III: Balotement AUSKULTASI DJJ= 140 x/menit a.



Keadaan Umum : baik



b.



Kesadaran



: composmentis



a.



Antropometri



:



d.



BB



: 49 kg



BB Sebelum hamil : 47 kg



TB



: 153 cm



IMT



LILA \



: 22 cm



: 20,1 kg/m2



TTV TD



: 117/71mmHg



N



: 82x/menit



RR



: 20x/menit



1. Anogenital



: Tidak dilakukan



f. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium tanggal 17 Oktober 2019 jam 09.30 WIB 1. Hb



: 12,8 g/dl



2. GDS



: 105



3. Hbs Ag



: NR



22



4. PITC



: NR



5. Sifilis



: NR



6. Urine lengkap



: dbn



Analisa (A) Diagnosa: Ny. M usia 17 tahun G1P0A0AH0 hamil 16 minggu 5 hari hamil dengan KEK (Kurang Energi Kronik) Masalah potensial : IUGR Antisipasi Masalah Potensial : Kolaborasi dengan petugas Gizi untuk pemberian PMT serta KIE tentang kebutuhan nutrisi selama hamil dan dampak dari KEK. Penatalaksanaan (P) a. Memberi informasi mengenai kondisi klien saat ini klien mengalami KEK yaitu Kekurangan Energi Kronik berdasarkan pengukuran lingkar lengan. Klien memahami kondisi yang dialami. b. Memberi konseling tentang perlunya melakukan kontrol rutin minimal 4 kali selama kehamilan untuk pemantauan kesehatan klien Klien memahami dan akan kontrol rutin sesuai anjuran bidan. c. Memberi KIE dampak dari Kekurangan Energi Kronik dimana salah bisa menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang janin. Klien memahami dampak dari KEK dan akan melakukan perubahan pada pola konsumsi untuk kebutuhan nutrisi selama hamil d. Melakukan Kolaborasi dengan petugas Gizi agar ibu mendapatkan PMT ibu hamil dan emberi KIE tentang nutrisi yang dibutuhkan selama masa kehamilan dimana klien dapat memperbaiki pola makan dan minum sehingga tercukupi kebutuhan gizi seimbang . kebiasaan ngemil makanan tetapi lebih banyak konsumsi buah dan sayur. Kolaborasi terlaksana dengan petugas gizi, dan klien memahami tentang diet gizi seimbang untuk kesehatan ibu dan janin.



23



e. Menganjurkan ibu untuk mengkuti kelas ibu hamil yang diadakan di Puskesmas ataupun fasilitas kesehatan lain. Klien bersedia untuk mengikuti kelas ibu hamil. f. Memberi KIE tentang perencanaan persalinan melalui program P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi). Klien bersedia untuk mulai merencakan persiapan persalinan melalui program P4K. g. Memberikan suplementasi tablet Fe dan kalk sebanyak 30 butir dan KIE cara minumnya. Klien mendapatkan supelemen hemafort dan kalk masingmasing sebanyak 30 butir dan memahami cara meminumnya h. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan ibu hamil KEK Dokumentasi asuhan telah dituliskan.



24