Asuhan Keperawatan Dengan Klien Inkontinensia Alvi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN INKONTINENSIA ALVI 1. Pengkajian. A. Pola defekasi dan keluhan selama defekasi. Pengkajian ini antar lain : bagaimana pola defekasi dan keluhannya selama defekasi. Secara normal, frekuensi buang air besar, sedangkan pada bayi sebanyak 4-6 kali/hari, sedangkan orang dewasa adalah 2-3 kali/hari dengan jumlah rata-rata pembuangan per hari adalah 150 g. B. Keadaan feses, meliputi : No. Keadaan Normal 1. Warna. Bayi: kuning.



Dewasa: coklat.



Abnormal Putih,hitam/tar, atau merah.



Penyebab Kurangnya kadar empedu, perdarahan saluran cerna bagian atas, atau perdarahan saluaran cerna bagian cerna.



Pucat berlemak.



Malabsorpsi lemak.



2.



Bau.



Khas feses dan Amis dan Darah dipengaruhi perubahan bau. infeksi. oleh makanan .



3.



Konsistensi.



4.



Bentuk.



5.



Konstituen



Lunak dan berbentuk. Sesuai diameter rectum. Makanan yang tidak dicerna, bakteri yang mati, lemak, pimen, empedu, mukosa usus, air.



dan



Cair.



Diare dan absorpsi kurang. Kecil,bentuknya Obstruksi dan seperti pensil. peristaltic yang cepat. Darah,pus,benda Internal asing,mukus, atau bleeding, cacing. infeksi, tertelan benda ,iratasi atau inflamasi.



C. faktor yang memengaruhi eliminasi alvi. Faktor yang memengaruhi eliminasi alvi antara lain perilaku atau kebiasaan defekasi, diet,pola makan sehari-hari, aktivitas, penggunaan obat, stress, fekasi, diet,pola makan sehari-hari, aktivitas, penggunaan obat, stress, pembedahan atau penyakit menetap, dn lain-lainnya.



D. Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik meliputi keadaa abdomen seperti ada atau tindaknya distensi, simetris atau tidak, gerakan peristaltic, adanya massa pada perut, dantenderess.kemudian , pemeriksaan rektum dan anus dinilai dari ada atau tidaknya tanda imflamasi, seperti perubahan warna, lesi, fistula, hemorrhoid. 2. Diagnosis Kepeawatan. a) Konstipasi berhubugan dengan : penurunan respons berdefekasi, defek persyarafan, kelemahan pelvis, imobilitas akibat cedera medulla spinalis, dan CVA. b) Konstipasi kolonik berhubunga dengan : penurunan laju metabolisme akibat hipotiroidime atau hipertiroidisme. c) Konstipasi dirasakan berhubungan dengan : penilaian salah akibat penyimpangan susunan syaraf pusat, depresi, kelainan obsesif kompulsif dan kurangnya informasi akibat keyakinan budaya. d) Diare berhubugan dengan : peningkatan peristaltik akibat peningkatan metabolisme stres psikologis. e) Ikontinensia usus berhubungan dengan : gangguan sfigter rectal akibat cedera rectum atau tindakan pembedahan,distensi rectum akibat konstipasi kronis. f) Kurangnya volume berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebihan (diare).



3. Perencanaan atau intervesi keperawatan. Tujuan : 1) Memahami arti eliminasi secara normal. 2) Mempertahankan asupa makanan dan minuman cukup. 3) Membantu latihan secara teratur. 4) Mempertahankan kebiasaan defekasi secara teratur . 5) Mempertahankan defekasi secara normal. 6) Mencegah gagguan integritas kulit. Rencana Tindakan : 1).Kaji perubahan faktor yang memengaruhi masalah eliminasi alvi. 2).Kurangi faktor yang memengaruhi terjadinya masalah seperti : a. Konstipasi secara umum :  Membiasakan pasien untuk buang air secara teratur,misalnya pergi ke kamar mandi satu jam setelah makan pagidan tinggal di sana sampai ada keinginan untuk buang air.  Meningkatkan asupan cairan dengan banyak minum.  Diet yanag seimbang dan makan bahan makanan yang banyak mengandung serat.  Melakukan latihan fisik, misalya melatih otot perut  Mengatur posisi yang baik untuk buang air besar,sebaiknya posisi duduk dengan lutut melentur agar otot punggung dan perut dapat membantu prosesnya.  Anjurkan agar tidak memaksakan diri dalam buang besar.  Berikan obat laksantif, misalnya Dulcolax atau jenis obat supositoria.  Lakukan enema (huknah).



b. Konstipasi akibat nyeri :  Tingkatkan asupan cairan.Diet tinggi serat.  Tingkatkan latihan setiap hari .  Berikan pelumas di sekitar anus untuk mengurangi nyeri.  Kompres dingin sekitar anus untuk mengurangi rasa gatal.  Rendam duduk atau mandi di bak dengan air hangat (43-46 derajat celcius,selama 15menit) jika  nyeri hebat.  Berikan pelunak feses.Cegah duduk lama apabila hemoroid, dengan cara berdiri tiap 1 jam kuranng lebih 5-10 menit untuk menurunkan tekanan . c. Konstipasi kolonik akibat perubahan gaya hidup.  Beriksn stimulus untuk defekasi, seperti mium kopi atau jus.Bantu pasien untuk menggunakan pispot bila memungkinkan .  Gunakan kamar mandi daripada pispot bila memungkinkan.  Ajarkan latihan fisik dengan memberikan ambulasi, latihan rentang gerak, dan lainlain.  Tingkatkan diet tinggi serat seperti buah dan sayuran. d. Inkontinensia Usus.  Pada waktu tertentu , setiap 2 atau 3 jam, letakkan pot di bawah pasien.  Berikan latihan buang air besar dan anjurkan pasien untuk selalu berusaha latihan.  Kalau inkontinensia hebat, diperlukan adanya pakaian dalam yang lembab, supaya pasien dan sprei tidak begitu kotor.  Pakai laken yang dapat dibuang dan menyenangkan untuk dipakai .  Untuk mengurangi rasa malu pasien, perlu didukung semangat pengertian perawatan khusus. 3). Jelaskan mengenai eliminasi yang normal kepada pasien. 4). Pertahankan asupan makanan dan minuman . 5). Bantu defekasi secara manual. 6). Bantu latihan buang air besar, dengan cara : a) Kaji pola eliminasi normal dan cacat waktu ketika inkontinensia terjadi. b) Pilih waktudefekasi untuk mengukur kontrolnya. c) Berikan obat pelunak feses (oral) setiap hari atau katartik supositoria setengah jam sebelum waktu defekasi ditentukan. d) Anjurkan pasien untuk minum air hangat atau jus buah sebelum waktu defekasi. e) Bantu pasien ke toilet ( program ini kurang efektif jika pasien menggunakan pispot ). f) Jaga privasi pasien dan batasi waktu defekasi ( 15-20 menit). g) Intruksikan pasien untuk duduk di toilet, gunakan tangan untuk menekan perut terus ke bawah dan jangan mengedan untuk merangsang pengeluaran feses. h) Jangan dimarahi ketika pasien tidak mampu defesika. i) Anjurkan makan secara teratur dengan asupan air anserat yangadekuat. j) Pertahankan latihan secara teratur jika fisik pasien mampu.



4. Evaluasi Keperawatan. Evaluasi terhadap masalah kebutuhan eliminasi alvi dapat dinilai dengan adanya kemampuan dalam : a) Memahami cara eliminasi yang normal b) Mempertahankan asupan makanan dan minuman cukup yang dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam merencanakan pola makan,seperti makan dengan tinggi atau rendah serat ( tergantung dari tendensi diare atau konstipasi serta mampu minum 2000-3000 ml). c) Melakukan latihan secara teratur ,seperti rentang gerak atau aktivitas lain (jalan, berdiri, dan lain-lain). d) Mempertahankan rasa nyaman yang ditunjukkan dengan kemampuan pasien dalam mengontrol defekasi tanpa bantuan obat atau enema,berpartisipasi dalam program latihan secara teatur. e) Mempertahankan nyaman yang ditunjukkan dengan kenyamanan dalam kemampuan defekasi, tidak terjadi bleeding,tidak terjadi inflamasi, dan lain-lain. f) Mempertahankan integritas kulit yang ditunjukkan dengan keringnya area perianal, tidak ada inflamasi atau ekskoriasi, keringnya kulit sekitar stoma, dan lain-lain.



DAPUS : Nursalam, 2009, Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.