Asuhan Keperawatan Keluarga Kusta [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN KUSTA



OLEH : KELOMPOK III N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



NAMA MAHASISWA Maria Ananda Muni Maria Veronika Nona Endag Mathilda Aerice Bani MehitaRodianaWabang Melantha Alethia Pa MeliyaniYaryatiTonis



NIM PO530320118375 PO530320118377 PO530320118378 PO530320118379 PO530320118380 PO530320118381 PO530320118383 PO530320118384 PO530320118385 PO530320118386 PO530320118387 PO530320118388



Nelci Yolanda Tuka Ninda A. Batuk Nurizkhy P Lestari Patricksius A Depa Day Raineldy L.V Lamawitak Riniati V.A Pello



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KUPANG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TINGKAT 3 REGULER A 2021



ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KUSTA Nama Pengkaji



: Patricksius A.D day, Dkk



Tanggal Pengkajian



: 1-Maret-2021



1. PENGKAJIAN a) Data Umum Keluarga : Nama kepala keluarga Tn.T Pendidikan SD, pekerjaan Tn. T Buruhtani, alamat tempat tinggal kelurahan Penfui sukunya Timor , Tn.T beragama Kristen protestan, bahasa seharihari yang digunakan yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah (Timor), jarak pelayanan kesehatan terdekat ±4 Km, alat transportasi yang digunakan adalah kendaraan roda dua (motor) b) Data Anggota Keluarga : Ny. S berperan sebagai istri, umur 50 tahun , pendidikan terakhir SD , pekerjaan Ny. S sebagai Ibu Rumah Tangga, suku sabu, status gizi yaitu TB:155cm dan BB: 65kg. TTV S: 36,50, N:80x/menit, RR:20x/menit, TD: 120/90 mmHg, LILA: -. Ny.S berperan sebagai ibu dari dua orang anak, anak pertama berumur 29 tahun (sdra. S yang sakit ), sedangkan anak kedua berumur 17 tahun (sdra M) , pendidikan terakhir SMA, sedangkan pendidikan terakhir anak kedua SMP, pekerjaan pelajar. Sdra S berperan sebagai kakak, Sdra M berumur 17 tahun , pendidikan terakhir SMP, Pekerjaan Pelajar.



1. Data Lanjutan : a) Keadaan Umum : Sdra S tampak kurang sehat , kesadaran composmentis, respon mata pasien baik saat melakukan wawancara, respon verbal dan motorik baik, dan hasil GCS 15 (E4M6V5) sedangkan TB:170 cm dan BB: 59 kg. b) Status kesehatan saat ini: 



Keluhan utama: Munculnya bercak-bercak putih dan mati rasa







Riwayat penyakit dahulu : sdra S mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami sakit seperti ini, waktu sehat kulitnya mulus seperti ini yaitu muncul-munculnya bercak-bercak putih.







Status kesehatan saat ini : Sdr. S. Mengatakan telah merasakan perubahan pada tubunya kurang lebih 4 bulan yang lalu. Penyakit ini menimbulkan bercak-bercak , dan warna putih seperti panu yang menebal, kaki bila



duduk dibawah terlalu lama telapak kaki sakit untuk menapak, dan kulit tubuhnya lama kelamaan ada bercak putih serta luka mati rasa. Akhirnya keluarga dan Sdr.S Memutuskan untuk dibawah ke Puskesmas untuk mendapatkan perawatan dan di diagnose oleh dokter dari hasil pemeriksaan bahwa Sdr.S. menderita kusta tipe kering/PB dan diberikan kombinasi antibiotik dengan lama pengobatan selam 6-9 bulan. Biasanya saat selesai minum obat kulit Sdr.S akan terasa kering dan muncul ruam kemerahan pada kulit. Sdr. S juga sering merasalemas pada kaki dan tangan. c) Riwayat Penyakit/ Allergi : Pada saat melakukan pengkajin Sdr. S. Mengatakan di dignosa kusta 3 bulan yang lalu sejak ia mengalami gejala kusta, Sdr. S sudah melakukan pemeriksaan dan pengobatan kusta secara teratur setelah di diagnosa kusta, pengobatan sudah berjalan 2 bulan, saat ditanya jenis obat yang di minum Sdr. S hanya mengatakan bahwa ia diberikan kombinasi antibiotik dalam 1 kemasan (blister) oleh dokter dan disarankan untuk minum obat secara teratur untuk mencegah penularan dan kecacatan. dan hasil pemeriksaan bakteriologis oleh puskesmas BTA + Sdr. S mengatakan tidak ada alergi makanan ataupun obat-obatan.



d) Analisis Masalah Kesehatan Individu : Kusta Tipe kering/ multi basiler Genogram



Keterangan: = Laki-laki = Perempuan =Tinggal serumah



= Meninggal = Pasien



1. Tipe keluarga Tipe keluarga Sdra S adalah Nuclear Family (keluarga inti) yang terdiri dari suami, dan anak-anak 2. Status sosial ekonomi keluarga Ny. S mengatakan anggota keluarga yang mencari nafkah adalah ayah, penghasilan: kurang lebih 1.000.000-,/ bulan upaya lain: ternak kambing, harta benda yang dimiliki (perabot, traspotasi dll): sepeda motor, rumah, tanah, perabotan rumah tangga. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: buat biaya listrik, biaya sehari-hari dan sekolah anak ke dua. Ny. S mengatakan berusaha untuk dicukupkan memenuhi kebutuhan keluarga. 3. Aktivitas rekreasi keluarga



Ny. S mengatakan `biasanya keluarga melakukan rekreasi harian seperti menonton TV, bekerja di kebun dan bercerita bersama sambil minum kopi saat sore hari. Rekreasi mingguan, bulanan, dan tahunan sangat jarang di lakukan karena Tn. T dan Ny. S mengatakan mereka sibuk bekerja di kebun dari pagi hari hingga sore hari. I. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Keluarga Tn. T saat ini berada pada tahap perkembangan ke 7 keluarga dengan anak dewasa ( pelepasan) karena anak pertama sudah berusia 29 tahun namun belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua karena menderita penyakit kusta tipe PB. 2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Keluarga Tn. T telah memenuhi tahapan keluarga dari 1 hingga 6 dan saat ini berada



pada tahapan yang ke 7 dimana tugas perkembangan yang berusaha dilakukan yaitu: memperluas keluarga inti menjadi besar, mempertahankan keintiman pasangan, membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua, membantu anak untuk mandiri di masyarakat dan penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga. 3. Riwayat kesehatan keluarga inti



Tn. T mengatakan bahwa dirinya dan Ny. S dalam keadaan sehat sedangkan Sdr. S menderita penyakit kusta tipe kering dan dalam masa pengobatan dan anak ke 2 dalam kondisi sehat. 4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya



Keluarga tidak memiliki penyakit turunan apapun dan Sdr. S sudah menderita kusta kurang lebih 4 bulan yang lalu. II. DATA LINGKUNGAN 1.



Karakteristik rumah



Pada saat pengkajian rumah keluarga Tn. S dalam keadaan bersih, rapih, hanya perabotan dapur kurang tertata rapi. Ny.S mengatakan bahwa rumah dan lingkungannya selalu dibersihkan setiap pagi dan sore hari. Rumah Ny. M.A beratap seng, berdinding tembok, lantai semen kasar, dalam keadaan bersih dan barangbarang tertata rapi. Ada ventilasi udara yang baik dimana terdiri dari 2 jendela disetiap ruangan dan satu pintu untuk masing-masing ruangan dalam rumah pada setiap jendela terdapat ventilasi/lubang udara. Pencahayaan rumah pada saat pengkajian di temukan penerangan rumah memadai dengan menggunakan instalasi listrik PLN; di setiap ruangan memiliki lampunya masing-masing. Terdapat 2-4 jendela dimasing-masing ruangan dan 1 pintu di masing-masing ruangan yang terbuka. Tn. T mengatakan bahwa mereka menggunakan air dari sumur bor untuk kebutuhan sehari-hari. Tn. Y.S mengatakan memiliki 1 jamban jongkok. Keadaan jamban bersih dan terawat, pencahayaan toilet cukup baik, ada ventilasi, dan lantai dalam kondisi kering. Keluarga Ny. M.A mengatakan bahwa sampah dibuang di tempat sampah terbuka yang ada di belakang rumah kemudian jika sudah banyak langsung bakar. Rumah keluarga Tn. T berukuran : 7 m x 10 m . Type rumah: permanen, kepemilikan: milik sendiri, jumalah dan rasio kamar/ruangan: 8 ruangan antara lain: 3 kamar, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 dapur dan ruang makan, 1 kamar di belakang rumah utama khusus untuk Sdr. S dan 1 kamar mandi.



2. Denah rumah:



Ruang Tamu



Denah rumah: Skala 1: 100 4m 7m Kamar utama 4m



4m 5m



U



Sumur Bor



4m Ruang Keluarga 4m



10 m



3m



3m



Kamar 2



Kamar 3 3m



3m



4m



2½m



Dapur dan Ruang Makan



Toilet 2m



4m



Septic tank



5m



Kamar khusus Sdr.S 4m



2.



Karateristik tetangga dan komunitasnya



Tn. T mengatakan bahwa mereka memiliki hubungan dan interaksi yang baik dengan tetangga. Tetapi saat anaknya sakit ada beberapa tetangga yang menghindari mereka. 3.



Mobilitas goegrafis keluarga



Keluarga Sdr. S tidak pernah pindah-pindah dan masih menetap sampai sekarang di Penfui. Tn. T mengatakan untuk berpergian mereka pada pagi hari berpergian ke



kebun untuk bekerja setelah itu kembali ke rumah pada sore hari. Selain itu keluarga tidak pernah berpergian ke tempat lain dan hanya di rumah saja terutama selama masa pandemic COVID-19 4.



Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat



Keluarga Tn. T terdiri dari seorang istri dan 2 orang anak yang tinggal serumah namun semenjak anak pertama didiagnosa kusta ia memilih untuk tinggal di ruang terpisah dan mereka hidup rukun, berinteraksi dengan tetangga sekitar dengan baik sebelum masa pandemic COVID-19 dan anak pertama di diagnosa kusta dan mengurangi berinteraksi dengan orang lain selama masa pandemic COVID-19, keluarga rutin mengiukuti mengikuti kegiatan ibadat dilingkungannya dengan tetap menerapkan protocol kesehatan yaitu menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. 5.



Sistem pendukung keluarga:



Keluarga Tn. T mengatakan anggota keluarga yang berperan saat ada anggota keluarga yang sakit adalah Tn. T sebagai kepala keluarga dan Ny. S sebagai ibu rumah tangga. III. STRUKTUR KELUARGA 1. Struktur peran



Ayah : berperan sebagai kepala keluarga dan pengambil keputusan dan mencari nafkah guna membiayai kehidupan keluarga secara menyeluruh. Ibu : berperan sebagai Ibu rumah tangga yang mengatur keuangan dalam membiayai seluruh kebutuhan keluarga dan juga membantu ayah bekerja di kebun dan sawah. Anak I dan II: berperan menurut kemampuan yang dimiliki dan membantu ayah bekerja di kebun serta membantu ibu mengurus pekerjaan rumah. 2.



Nilai atau norma keluarga



Nilai dan norma keluarga Tn.T disesuaikan dengan ajaran agama Kristen Protestan dan norma masyarakat di sekitar. Keluarga selalu mengajarkan untuk menghargai orang yang lebih tua dan mendengar pendapat anggota keluarga lain saat mengeluarkan pendapat mengenai suatu hal. 3.



Pola komunikasi keluarga



Didalam keluarga Tn.T menggunakan bahasa indonesia dan bahasa daerah setempat (Timor) dan selalu berkomunikasi dengan anggota keluarga lainnya



sebelum mengambil keputusan, dan komunikasi terbuka diantara anggota keluarga dengan menggunakan bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah setempat. 4.



Struktur kekuatan keluarga



Keluarga Tn. T mengatakan bahwa keluarga memiliki kartu BPJS dan keluarga memiliki tabungan. IV.



PHBS DI RUMAH TANGGA



Keluarga Tn. T mengatakan dalam keluarga tidak ada ibu nifas, bayi, balita. Keluarga Tn. T mengatakan keluarga menggunakan air dari sumur bor untuk kebutuhan memasak untuk makan dan minum serta untuk kebersihan diri. Keluarga Tn. T mengatakan menggunakan air bersih dan sabun untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan setelah dari toilet terutama saat masa pandemic COVID-19 ini keluarga mengatakan mereka lebih sering mencuci tangan dan keluarga menyediakan tempat cuci tangan di rumah. Untuk pembuangan sampah keluarga Tn. T mengatakan bahwa sampah keluarga di buang di tempat sampah terbuka yang ada di belakang rumah kemudian jika sudah banyak langsung di bakar. Ny. M.A mengatakan bahwa dirinya dan anak ke duanya selalu bekerjasama setiap pagi dan sore hari untuk membersihkan rumah dan sekitarnya, menata lingkungan halaman rumah dengan baik dan seluruh anggota keluarga merasa sangat nyaman di rumah. Keluarga Sdr. S mengatakan setiap hari mengkonsumsi lauk pauk untuk kebutuhan sehari-hari seperti sayur, tempe dan tahu, ikan, telur, dan daging (tidak sering). Sdr. S mengatakan makan sayur, tempe tahu setiap hari tetapi jarang mengkonsumsi buah. Saat dikaji mengenai penggunaan jamban sehat keluarga Tn. T menggunakan jamban jongkok dan kondisi jamban bersih. Untuk memberantas jentik nyamuk keluarga Tn. T mengatakan bak kamar mandi 3 hari sekali dan selalu menggunakan abate pada bak kamar mandi. Saat dikaji mengenai aktivitas fisik setiap hari keluarga Ny. S mengatakan setelah bangun pagi mereka langsung menyiapkan diri untuk pergi ke kebun untuk bekerja sedangkan anak kedua biasanya setelah bangun pagi langsung membersihkan rumah dan memasak. Dalam keluarga Tn. T tidak ada yang merokok. V. Fungsi keluarga



1. Fungsi ekonomi



Ny. S mengatakan bahwa kebutuhan ekonomi keluarga diperoleh dari hasil tani yang dikerjakan oleh Tn. T, Ny. S dan Sdr. S yang biasanya di peroleh hasil tahunan tetapi jika diperkirakan dalam hitungan bulan Ny. S mengatakan kirakira ± Rp. 1.000.000,-/bulan dan Ny. S mengatakan berusaha untuk dicukupkan memenuhi kebutuhan keluarga. 2. Fungsi sosialisasi Keluarga Tn. T adalah keluarga yang selalu berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik dengan orang-orang (tetangga) disekitarnya namun saat anaknya sakit dan masa pandemic ini keluarga Tn. T mengatakan lebih sering berada di rumah jika sudah pulang bekerja. 3. Fungsi pendidikan Keluarga Tn. T dan Ny. S mengatakan bahwa mereka hanya berpendidikan SD sedangkan untuk ke dua anaknya yang tinggal bersama mereka memiliki pendidikan terakhir untuk anak pertama SMA dan anak ke dua masih menempuh pendidikan di bangku SMA. Tn. T dan Ny. S juga mengatakan mereka selalu memberikan motivasi kepada anak-anaknya untuk bersekolah lebih baik dari mereka. 4. Fungsi rekreasi Ny. S mengatakan biasanya keluarga melakukan rekreasi harian seperti menonton TV dan bercerita bersama saat sore atau malam hari, rekreasi mingguan, bulanan, dan tahunan sangat jarang dilakukan karena Tn. T dan Ny. S mengatakan mereka sibuk bekerja di kebun dari pagi hari hingga sore hari. Saat kondisi pandemic COVID-19 ini keluarga tidak pernah melakukan rekreasi ke tempat-tempat lain. 5. Fungsi religius Keluarga Ny. M.A mengatakan bahwa mereka selalu pergi beribadah ke gereja setiap hari minggu dan mengikuti ibadat-ibadat yang ada di lingkungan namun saat pandemic ini keluarga tetap menerapkan protocol kesehatan saat hendak beribadat di gereja ataupun lingkungan sekitar. 6. Fungsi reproduksi Ny. S mengatakan merencanakan jumlah anak: 2 anak, pada kenyataannya jumlah anaknya 2. Tidak menggunakan KB karena sudah mengalami menopause.



7. Fungsi afektif Keluarga Tn. T adalah keluarga yang harmonis mereka menjalankan fungsi afektif dengan sangat baik mereka memili rasa saling memberikan perhatian,



memiliki, mendukung, dan membantu satu sama lain terutama ada anggota keluarga yang mengalami sakit yaitu saudara S. Tn.T. sangat menyayangi anakanaknya dan tidak membeda bedakan. 8. Fungsi pemenuhan pemeliharaan / perawatan kesehatan a. Mengenal masalah kesehatan Ketika ditanya apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan/penyakit yang sedang diderita oleh Sdr. S, keluarga Tn. T



mengatakan awalnya tidak



mengetahui tentang masalah kesehatan atau penyakit yang diderita Sdr. S. Tn. T mengatakan yang ia ketahui hanya Sdr. S menderita penyakit kulit yaitu panu/kurap. Tn. T dan keluarga mengatakan tidak terlalu mengetahui tentang Penyakit kusta. Keluarga Tn. T agak kebingungan saat ditanya mengenai apa itu kusta dan hanya menjawab bahwa penyakit kusta menular. Selanjutnya ketika ditanya penyebab masalah kesehatan yang dialami Sdr. S, mengatakan tidak mengetahui penyebab dari kusta yang dialaminya. Sdr. S mengatakan yang ia ingat temannya 3 tahun lalu saat ia masih bekerja di pabrik tahu memiliki penyakit yang tanda dan gejalanya mirip seperti yang ia derita sekarang. Keluarga Tn. T tampak kurang paham penyebab dari kusta. Keluarga Sdr. S mengatakan bahwa tanda dan gejala yang muncul pada Sdr. S yaitu bercak-bercak , dan warna putih seperti panu/kurap, Sdr. S mudah lelah jika membantu bekerja di kebun, dan kulit tubuh ada bercak putih mati rasa. Keluarga Tn. T memiliki persepsi yang postif terhadap masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga yang sakit. Keluarga Tn. T mengatakan bahwa kusta yang di derita Sdr. S d sebenarnya adalah ujian dari Tuhan yang harus mereka hadapi dan lalui. b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan Saat dikaji apakah keluarga mengetahui akibat dari kusta yang diderita Sdr. S bila tidak diobati, keluarga Tn. T mengatakan jika masalah kesehatan Sdr. S tidak diobati dengan baik maka akan membuat Sdr. S tidak dapat melakukan aktivitas dan dapat menimbulkan kecacatan serta penularan kepada keluarga lain. Keluarga Tn. T mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit maka anggota keluarga yang lain juga turut merasakan masalah kesehatan itu dan akan menjadi panik dan khawatir terhadap kondisi anggota keluarga yang sakit. Keluarga juga mengatakan mereka merasa cemas dan stres karena tau jika penyakit Sdr. S. Menular. Namun keluarga Tn. T mengatakan bahwa mereka tidak pernah menyerah dan mereka selalu merawat, memberikan perhatian, dan dukungan



kepada Sdr. S serta selalu berdoa untuk kesehatan Sdr. S dan semua anggota keluarga.



Keluarga Tn. T mengatakan bahwa penyakit yang dialami Sdr. S



adalah penyakit yang dapat berbahaya sehingga membuat keluarga takut jika tidak diobati secara teratur. Sehingga keluarga Tn. T mengatakan mereka selalu mendukung, mengingatkan Sdr. S untuk minum obat teratur dan tepat waktu, dan berusaha mendampingi Sdr. S untuk ke fasilitas kesehatan. c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit Keluarga Tn. T mengatakan tidak mengetahui bagaimana cara merawat Sdr. S dengan baik saat Sdr. S sakit pertama kali dan belum di bawah ke puskesmas, keluarga mengatakan mereka hanya memberikan Sdr. S mengonsumsi obat herbal dan terkadang langsung membeli obat di apotek. Keluarga Tn. T mengatakan menggunakan beberapa cara untuk merawat Sdr. S saat mereka mengetahui bahwa penyakit Sdr. S itu menular: yang pertama Sdr. S meminta untuk tinggal di ruang terpisah, untuk peralatan makan minum, mandi, pakaian di pisah, untuk pakain biasanya Sdr. S yang mencuci sendiri dan merendam dengan air panas duluh baru di cuci.



Keluarga Tn. T juga mengatakan tidak tahu makanan apa



yang bisa diberikan dan tidak bisa diberikan. Ketika dikaji tentang makanan yang biasa di makan Sdr. S, keluarga mengatakan sejak sakit Sdr. S hanya memakan sayur bayam, tomat, wotel, telur, ikan sarden, dandaging ayam sesekali . Keluarga tampak kebingungan dan bertanya mengenai makanan yang bisa dimakan dan tidak bisa dimakan. d. Kemampuan keluarga memelihara / memodifikasi lingkungan rumah yang sehat. Keluarga Tn. T mengatakan terus memperhatikan setiap kebutuhan Sdr. S terhadap lingkungan dan sumber-sumber disekitar rumah dengan memelihara dengan baik setiap peralatan ataupun kebutuhan lainnya yang ada di lingkungan rumah.



Keluarga Tn. T mengatakan dapat melihat keuntungan dan manfaat



pemeliharaan bagi yaitu dengan lingkungan rumah yang rapi, peratan makan minum, mandi dan pakain di pisah, tidak ada barang antara Sdr. S yang bercampur dengan keluarga maka akan sangat kecil proses penularan penyakit, tidak ada lantai yang licin atau hal yang dapat menyebabkan luka pada Sdr.s sehingga menghindari terjadi cacat pada Sdr. S akibat luka. Keluarga Tn. T mengatkan mereka selalu bekerjasama untuk meningkatkan dan memelihara lingkungan rumah dan memastikan lingkungan rumah aman bagi Sdr. S dan semua anggota keluarga.



e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan Keluarga Tn. T mengatakan mereka memeriksakan kesehatan di fasilitas kesehatan yaitu puskesmas dengan jarak < 4 km. Keluarga Tn.T mengatakan dengan adanya fasilitas kesehatan dapat membantu keluarga mendapatkan pelayanan dan pengobatan jika keluarga menderita sakit terutama Sdr.S. Keluarga Tn. T mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan tentang fasilitas kesehatan dan petugas kesehatan yang melayani. Keluarga merasa puas dengan pelayanan yang diterima setiap kali melakukan pemeriksaan. Keluarga Tn. T mengatakan bahwa fasilitas kesehatan dapat dijangkau dengan sangat mudah. Jika menggunakan kendaraan bermotor waktu yang dibutuhkan ± 25 menit. VI. Stres dan koping keluarga



1. Stressor jangka pendek dan panjang Keluarga Tn. T mengatakan bahwa yang menjadi stressor jangka pendek yaitu pemenuhan kebutuhan sehari-hari, anak kedua yang masih menempuh pendidikan di bangku SMA dan mempertahankan kondisi kesehatan keluarga terutama Sdr. S yang menderita kusta serta kondisi Tn. T dan Ny. S yang terus menua agar tetap dapat beraktivitas dengan baik untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 2. Kemampuan keluarga berespons terhadap stressor Keluarga Tn. T mengatakan mereka akan berespon dengan mencoba tenang, mencari solusi yang terbaik bersama, berdoa, dan meminta pertolongan pada keluarga jika merasa sudah tidak bisa mengatasinya. 3. Strategi koping yang digunakan Keluarga Tn. T mengatakan dalam menghadapi stressor yaitu mereka mengelola dengan baik uang yang didapat, mengupayakan lingkungan rumah yang aman dan nyaman dan mengupayakan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari terkhususnya untuk makan dan minum. Strategi koping yang utama yang digunakan jika menghadapi stresor dalam keluarga terkhusunya penyakit Sdr. S yaitu selalu menemani, mendukung dan mengingatakan dalam proses pengobatan penyakit kusta 4. Strategi adaptasi disfungsional Keluarga Tn. T tidak mengalami disfungsional dalam beradaptasi.



VII. HARAPAN KELUARGA Keluarga Tn. T berharap agar fasilitas kesehatan dapat membantu dalam kesembuhan Sdr. S dan kehadiran mahasiswa Keperawatan mampu memberikan informasi yang dibutuhkan keluarga Tn.T terkait masalah Penyakit kusta yang dialami Sdr. S dan mengajarkan keluarga cara merawat Sdr. S dengan Kusta. VIII. KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA No 1 2



Kriteria Menerima petugas perawatan kesehatan √ Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan √ rencana keperawatan 3 Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar √ 4 Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai dengan yang √ dianjurkan 5 Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif √ 6 Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran 7 Melakukan tindakan promotif secara aktif Kesimpulan : Kemandirian Keluarga Tingkat 1 : jika memenuhi kriteria 1 dan 2 √ Kemandirian Keluarga Tingkat 2 : jika memenuhi kriteria 2 sampai 5 Kemandirian Keluarga Tingkat 3 : jika memenuhi kriteria 1 sampai 6 Kemandirian Keluarga Tingkat 4 : jika memenuhi kriteria 1 sampai 7



Pemeriksaan Fisik Anggota yang sakit a) Tingkat kesadaran baik, yaitu respon mata baik, respon verbal dan respon motorik baik, GCS 15 (E4, V5, M6). Tanda-tanda Vital: TD: 120/90 mmHg, N: 80 kali/menit, RR: 20 kali/menit dan S: 36,5ºC. Berat badan 59 kg, tinggi badan 170 cm, b) Kepala dan leher: Bentuk kepala simetris , tidak ada lesi dan massa, observasi wajah: simetris. Mata: konjungtiva merah mudah, sklera putih, tidak ada peradangan. Telinga: bersih, tidak ada gangguan pendengaran. Hidung: bersih,. Tenggorokan dan mulut : keadaan dalam mulut bersih, tidak ada gangguan menelan. c) Sistem Kardiovaskuler: Inspeksi: bentuk dada simetris, kuku normal, tidak ada edema pada tangan, kaki, sendi. Sistem Respirasi: Inspeksi: tidak adanya batuk, pergerakan dada simetris. d) Sistem Pencernaan: Inspeksi: Pasien tidak mengalami mual dan muntah, elastisitas turgor kulit tidak ada (kulit kaku/mengeras), mukosa bibir kering, tidak ada luka/ perdarahan, tidak ada tandatanda radang, keadaan gusi normal, keadaan abdomen: warna kulit kemerahan.



e) Sistem Persyarafan: tingkat kesadaran compos mentis, GCS : 15 (E4,M6, V5), tidak ada kejang, tidak ada jenis kelumpuhan, koordinasi gerak normal. f) Sistem Musculoskeletal: ada nyeri pada persendian tangan dan kaki, tidak ada kelainan ekstremitas, Skala kekuatan otot 5 5 5 5 g) Sistem Integument: warna kulit sawo matang, kulit kering, kuku pendek dan bersih. h) Sistem Perkemihan: Pasien mengatakan buang air kecil 5-6 kali sehari. Pemeriksaan Penunjang Hasil pemeriksaan bakteriologis oleh puskesmas BTA + Terapi MDT PB Adult 1 x 2 tablet (6-9 bulan) masa pengobatan 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1). Analisa data DS



: Sdr. S. Mengatakan telah merasakan perubahan pada tubunya kurang lebih 4



bulan yang lalu. Penyakit ini menimbulkan bercak-bercak , dan warna putih seperti panu yang menebal, kaki bila duduk dibawah terlalu lama telapak kaki sakit untuk menapak, dan kulit tubuhnya lama kelamaan ada bercak putih serta luka mati rasa. Akhirnya keluarga dan Sdr.S Memutuskan untuk dibawah ke Puskesmas untuk mendapatkan perawatan dan di diagnose oleh dokter dari hasil pemeriksaan bahwa Sdr.S. menderita kusta tipe kering/PB dan diberikan kombinasi antibiotik dengan lama pengobatan selam 6-9 bulan. Biasanya saat selesai minum obat kulit Sdr.S akan terasa kering dan muncul ruam kemerahan pada kulit. TTV: TD: 120/90 mmHg, S: 36,5ºC, N 80x/menit, RR:20x/menit (saat wawancara) DO



: Pada saat melakukan wawancara respon mata pasien baik, orientasi pasien baik, pasien mampu menunjukan bercak-bercak putih, dan pasien mampu menjawab sesuai pertanyaan yang diberikan.



2). Diagnosa Keperawatan a. Gangguan integritas kulit b. Manajemen kesehatan tidak efektif



3.



Intervensi Keperawatan Diagnosa Keperawatan 1: Gangguan integritas kulit/ jaringan Tuk 1 Setelah dialakukan tindakan keperawatan keluarga mampu mengenal masalah kesehatan Luaran: Perfusi perifer Kode :L.02011 Gangguan perifer membaik dengan kriteria hasil: Pasien dapat menerima penyakit yang diderita Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan Edukasi perawatan kulit I.12426 Tindakan: 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi 2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan 3. Jadwalkan penkes sesuai kesepakatan 4. Berikan kesempaatan untuk bertanya 5. Anjurkan menggunakan tair surya saat berada di luar rumah 6. Anjurkan minum cukup cairan 7. Anjurman mandi menggunkan sabun secukupnya 8. Anjurkan menggunakan pelembab 9. Anjurkan melapor ketika lesi kulit yang tidak biasa



Diagnosa keperawatan: Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif TUK 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga mampu mengenal masalah kesehatan Luaran: Tingkat Pengetahuan Kode: L.12111 Tingkat pengetahuan membaik dengan kriteria hasil:



1. Kemampuan menjelaskan tentang penyakit meningkat 2. Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat 3. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan Edukasi proses penyakit Kode: I.12444 Tindakan : 1.



Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi



2.



Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan



3.



Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan



4.



Berikan kesempatan untuk bertanya



5.



Jelaskan penyebab dan faktor risiko penyakit



6.



Jelaskan proses patofisiologi munculnya penyakit



7.



Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit



8.



Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi



9.



Ajarkan cara meredakan atau mengatasi gejala yang dirasakan



10. Anjurkan melapor jika merasakan tanda dan gejala memberat atau tidak biasa



4. Implementasi Keperawatan Diagnose 1 dengan Implementasi pada Senin, 1 Maret 2021 Pada senin, 01-Maret-2021, Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan keluarga menerima informasi.Tn.T mengatakan tidak mengetahui tentang masalah kesehatan atau penyakit yang diderita sdra.S. Keluarga mengatakan tidak mengatahui tentang penyakit kusta, penyebab, dan faktor yang mempengaruhi. keluarga sdra S mengatakan siap dan mau menerima informsi yang akan diberikan mengenai penyakit Kusta. Identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan. Keluarga Tn. T mengatakan tidak mengetahui bagaimana cara merawat sdra S. Terkadang mereka menggunakan obat tradisional atau terapi herbal untuk mengatasi penyakit kusta tersebut . Terkadang juga langsung membeli obat secara bebas di apotek atau warung terdekat. Diagnosa 2 dengan Implementasi senin, 01-Maret-2021



Pada senin, 01-maret-2021 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi Sdra.S dan keluarga mengatakan mau menerima informasi mengenai penyakit kusta dan pengobatan yang baik untuk sdra S. Keluarga tampak bertanya mengenai cara pengobatan/ pencegahan penyakit kusta tersebut.Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan Keluarga sdra.S mengatakan memerlukan kebutuhan saat menjalankan perawatan dan mengharapkan agar sdra.S cepat sembuh. 5. Evaluasi Keperawatan Diagnosa 1 dengan Evaluasi Pada senin 01-maret-2021 Pada Pukul 15:00 S: keluarga Tn. T menagatakan sudah mengetahui dengan sangat jelas mengenai penyakit kusta dari pendidikan kesehatan yang diberikan mengenai pengertian penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, serta pencegahan dan pengobatannya. O: keluarga Tn.T nampak memperhatikan materi yang diberikan dengan Penuh perhatian dan paham menganai materi yang diberikan mengenai penyakit Kusta. Keluarga Tn.T tidak bertanya. Keluarga Tn.T mampu menjelaskan kembali tentang penyakit kusta ketika di tanya. A: Masalah teratasi. P: intervensi dihentikan. Perawata memotivasi keluarga Tn.T untuk terus memperhatikan faktor –faktor yang dapat mempengaruhi penyakit kusta pada sdra.S dan melakukan tindakan perawatan sesuai dengan yang telah diajarkan Diagnosa 2 dengan Evaluasi pada senin 01-maret-2021 Pada pukul 15:00 S: keluarga Tn.T menagtakan sudah mengetahui secara jelas mengenai faktor penyebab dan komplikasi pada penyakit kusta yang di derita sdra.S dan keluarga Tn.T mengatakan mampu merawat sdra S. O: keluarga Tn.T nampak memperhatikan materi yang diberikan dengan Penuh perhatian dan paham menganai materi yang diberikan mengenai penyakit Kusta. Keluarga Tn.T tidak bertanya. Keluarga Tn.T mampu menjelaskan kembali tentang penyakit kusta ketika di tanya. A: Masalah teratasi. P: intervensi dihentikan. Perawat memotivasi keluarga Tn.T untuk terus memperhatikan kesehatan sdra S.