22 0 654 KB
ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN TUMOR PHYLLODES DENGAN TINDAKAN SIMPLE MASTEKTOMI
Di Instalasi Bedah Sentral
MAKALAH INI DISUSUN SEBAGAI TUGAS PRAKTIK PELATIHAN BASIC SKILL COURSE OPERATING ROOM NURSES 2019 DENGAN MUHAMMAD SAFARI, S. Kep, Ners
OLEH: DINI AYU LESTARI
HIPKABI PENTAGON 20th BSCORN PELATIHAN SCRUB NURSE KAMAR BEDAH RSD Dr. SOEBANDI JEMBER 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, yang atas rahmat-nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “asuhan keperawatan Ny. S dengan tumor phyllodes dengan tindakan simple mastektomi”. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas Pelatihan di Instalasi Bedah Sentral. Dalam penulisan laporan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada : 1.
Muhammad Safari, S. Kep, Ners selaku Pembimbing materi pelatihan ini yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan pengarahan rangka penyelesaian penyusunan laporan kasus ini.
2. Rekan-rekan pelatihan angkatan 20. 3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin YaaRobbal ‘Alamiin.
Jember, 13 November 2019
Tim Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tumor phyllodes merupakan lesi fibroepitel yang jarang terjadi. Penyebab pasti dari tumor phyllodes dan hubungan dengan fibroadenoma masih belum jelas.Tumor phyllodes memiliki ukuran rata-rata 4 cm namun dapat tumbuh lebih besar dengan batas yang terus meluas.Limfadenopati aksila bisa diidentifikasikan 10 hingga 15 % tapi hanya < 1 % positif memiliki nodus patologis (Khanna, 2013). Pada tahun 1774 Tumor phyllodes pertama kali
digambarkan sebagai
fibroadenoma raksasa. Pada tahun 1827 Chelius merupakan orang yang pertama kali menggambarkan tumor ini. Pada tahun 1838 Johannes Muller adalah orang pertama yang menggunakan istilah phystodes cystosarcoma. Tumor phyllodes diyakini sebagai tumor jinak hingga tahun 1943, saat Cooper dan Ackerman menyatakan bahwa tumor ini memiliki potensi keganasan (Khanna, 2013). Badan WHO mensubklasifikasikan tumor phyllodes secara histologi jinak, batas, atau ganas sesuai dengan batas tumor, pertumbuhan stroma yang berlebih, nerkosis tumor, atypia seluler, dan jumlah mitosis(Khanna, 2013). Tumor phyllodes terjadi pada wanita dengan usia antara 45 hingga 49 tahun dan jarang terjadi pada remaja dan orang tua. Tumor payudara yang terjadi pada wanita 0,3 hingga 0,5% adalah tumor phyllodes dan insiden yang terjadi sekitar 2,1 juta kasus.(Khanna, 2013). Mayoritas tumor phyllodes merupakan tumor jinak (35 % hingga 64 %) dan sisanya dibagi antara subtipe garis batas dan ganas. Istilah tumor phyllodes mewakili berbagai penyakit fibroephitel dan komponen epitel dengan komponen stromal membuat tumor phyllodes berbeda dengan sarcoma stroma lainnya(Khanna, 2013). Diagnose patologi pra operasi yang akurat memungkinkan untuk perencanaan bedah yang benar dan menghindari operasi ulang, baik itu untuk mencapai eksisi yang luas atau untuk mengulangi kekambuhan tumor berikutnya (Khanna, 2013).
B. Rumusan Masalah Laporan kasus ini disusun untuk menjelaskan “Asuhan Keperawatan Ny. S dengan Tumor Phyllodes dengan tindakan Simple Mastektomi”
C. Tujuan Penulisan Tujuan penyusunan laporan kasus ini adalah mengerti dan memahami “Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Tumor Phyllodes dengan Tindakan Simple Mastektomi” D. Manfaat Penulisan Manfaat penulisan laporan kasus ini adalah: 1.
Bagi penulis sendiri, hasil karya tulis dapat digunakan sebagai pengalaman yang nyata tentang “Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengaan Tumor Phyllodes dengan Tindakan Simple Mastektomi”
2.
Bagi klien dan keluarga, dapat digunakan sebagai ilmu pengetahuan dan mampu memahami “Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengaan Tumor Phyllodes dengan Tindakan Simple Mastektomi”
3.
Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan, sebagai referensi dan tambahan informasi dalam peningkatan dan mutu pendidikan di massa depan.
4.
Bagi Rumah Sakit, hasil laporan kasus diharapkan menjadi informasi dalam saran dan evaluasi untuk peningkatan mutu pelayanan yang lebih kepada pasien rumah sakit yang akan datang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tumor phyllodes adalah tumor makroskopik menyerupai daging dengan gambaran leaflike pada potongan melintang biasa juga disebut giant fibroadenoma (zainuddin, 2014).
B. Anatomi Mammae Struktur anatomi payudara 1. Korpus (badan payudara) Korpus payudara adalah bagian melingkar yang mengalami pembesaran pada payudara atau bisa disebut dengan badan payudara. Sebagian besar badan payudara terdiri dari kumpulan jaringan lemak yang dilapisi oleh kulit (Deswani, 2018).
2. Areola Areola merupakan bagian hitam yang mengelilingi putting susu. Ada banyak kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar susu. Kelenjar sebasea berfungsi sebagai pelumas pelindung bagi areola dan puting susu. Bagian areola inilah yang mengalami pembesaran selam masa kehamilan dan menyusui (Deswani, 2018). Di bagian dalam areola, terdapat saluran-saluran melebar yang disebut sinus laktiferus. Sinus laktiferus ini yang bertugas untuk menyimpan susu dalam payudara ibu selama masa menyusi sampai akhirnya dikeluarkan untuk bagi. Sel yang berperan dalam pergerakan areola selama masa menyusui disebut sel myoepithelial, gunanya untuk mendorong keluarnya air susu (Deswani, 2018).
3. Putting susu Puting susu terletak dibagian tengah areola yang sebagian besar terdiri dari serat otot polos, berfungsi untuk membantu putting agar terbentuk saat distimulasi.
Selama masa pubertas anak perempuan, pigmen yang berada di puting susu dan areola akan meningkat (sehingga warnanya jadi lebih gelap) dan membuat puting susu semakin menonjol (Deswani, 2018).
4. Jaringan adipose Sebagian besar payudara terdiri dari jaringan adipose. Jaringan adiposa menentukan perbedaan ukuran pada payudara wanita satu dengan yang lainnya. Jaringan ini juga memberikan konsistensi yang lembut pada payudara (Deswani, 2018).
5. Lobulus, lobus, dan saluran susu Lobules merupakan kelenjar susu, salah satu bagian dalam penyususn korpus atau badan payudara, yang terbentuk dari kumpulan-kumpulan alveolus sebagi unit terkecil produksi susu. Lobules yang terkumpul kemudian membentuk lobus, dalam satu payudara wanita umumnya terdapat 12-20 lobus. Lobus dan lobules dihubungkan oleh saluran susu yang membawa susu bermuara ke putting susu (Deswani, 2018).
6. Pembuluh darah dan kelenjar getah bening Pembuluh darah dan kelenjar getah bening juga merupakan bagian yang menyusun payudara. Selain terdiri dari kumpulan lemak, pada payudara juga terdapat kumpulan pembuluh darah yang berguna untuk menyuplai darah. terutama pada ibu hamil dan menyusui, darah membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan payudara kemudian pembuluh darah di payudara bertugas memasok nutrisi yang dibutuhkan untuk produksi asi (Deswani, 2018). Sementara getah bening adalah cairan yang mengalir melalui jaringan yang disebut sistem limfatik dan membawa sel-sel yang membantu tubuh untuk melawan infeksi. Saluran getah bening mengarah ke kelenjar getah bening yang berukuran kecil yang merupakan bagian dari sistem limfatik (Deswani, 2018). Kelenjar getah benig terletak di beberapa bagian tubuh seperti di ketiak, dada, rongga perut, dan di atas tulang selangka. Pada kasus kanker payudara, sel yang menyebabkan kanker bisa masuk melalui pembuluh darah atau saluran getah
bening. Jika kanker telah mencapai titik ini, kemungkinan besar sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain (Deswani, 2018).
C. Etiologi Saat ini, etiologi pasti dari tumor phyllodes dan hubungannya dengan fibroadenoma yang sudah ada sebelumnya (de novo) masih tidak jelas (zainuddin, 2014).
D. Patofisiologi Tidak seperti payudara karsinoma, tumor phyllodes mulai di luar saluran dan lobulus, di jaringan ikat payudara, yang disebut stroma yang mencakup jaringan lemak dan ligamen yang mengelilingi saluran, lobulus, dan pembuluh darah dan getah bening di payudara. Selain sel stroma, tumor phyllodes juga dapat mengandung sel dari saluran dan lobules (khanna, 2013).
E. Klasifikasi Klasifikasi menurut WHO membagi tumor phyllodes kedalam kategori jinak, batas, dan ganas berdasarkan derajat atypia seluler stroma, aktivitas mitosis per 10 medan daya tinggi, derajat pertumbuhan berlebih stroma, tumor nekrosis, dan penampilan tepi Kriteria
Jinak
Batas
Ganas
Stromal
Minimal
Moderate
Marked
Minimal
Moderate
Marked
5-9
≥10
cellularity
and
atypia Stromal overgrowth Mitoses/10
high 0-4
power field Tumor margins
Wel
circumscribed Zone
of Infiltrative
with pushing tumor microscopic margins
invasion around tumor margin
margins
tumor
Klasifikasi menurut azzopardi et al dan salvadori et al Tipe histology
Kriteria
Jinak
Perbatasan
Ganas
Tumor margins
Pushing
↔
Infiltrative
Stroma cellularity
Low
Moderate
High
2-3 cm). Tumor dapat terlihat jelas jika cepat membesar. Pembesaran cepat tidak selalu mengindikasikan sifat ganas. Terlihat mengilat dengan permukaan kulit seperti teregang disertai pelebaran vena permukaan kulit. Pada kasus-kasus yang tidak tertangani baik, dapat terjadi luka borok kulit akibat iskemi jaringan. Walaupun perubahan kulit seperti layaknya pada tumor payudara selalu menunjukkan tandatanda keganasan (lesi T4), namun tidak pada tumor phyllodes; borok pada kulit dapat terjadi pada jenis lesi jinak,borderlineataupun ganas. Retraksi putting tidak umum terjadi. Ulserasi mengindikasikannekrosis jaringan akibat penekanan tumoryang besar(zainuddin, 2014). Menurut jurnal ISRN Surgery: 1.
Kulit di atas tumor besar mungkin memiliki pembuluh darah lebar dan perubahan warna biru.
2.
Fiksasi pada kulit dan otot pectoralis telah dilaporkan, tetapi ulserasi jarang terjadi.
3.
Lebih sering ditemukan di kuadran luar atas dengan kecenderungan yang sama terjadi pada kedua payudara.
4.
Tumor phyllodes jarang yang bilateral.
5.
Ukuran rata-rata tumor phyllodes adalah sekitar 4 cm. 20% tumor tumbuh lebih besar dari 10 cm (tumor phyllodes raksasa). Tumor ini dapat mencapai ukuran hingga 40 cm.
6.
Sebagian besar pasien memiliki riwayat fibroadenoma.
7.
Limfadenopati aksila dapat diidentifikasikan hingga 10-15% dari pasien tetapi