Azzahra Ramadhania - Anamnesa Gangguan Sistem Pencernaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANAMNESA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN



Oleh : AZZAHRA RAMADDHANIA (P27220020055)



PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA 2021



ANAMNESA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN A. Pengertian Gangguan Sistem Pencernaan



Gangguan sistem pencernaan merupakan salah satu gangguan penyakit yang menyerang dan mengganggu kinerja sistem pencernaan manusia. Gangguan pencernaan ini dapat menyebabkan gangguan pada aktivitas yang sedang dijalankan oleh penderitanya. Hal ini disebabkan oleh rasa mual, mulas, tak bertenaga dan sebagainya yang dirasakkan. Penyebab penyakit gangguan pencernaan yang paling sering dikeluhkan adalah pola makan yang mungkin tidak sehat. Selain itu, dapat terjadi karena luka di bagian dalam yang terinfeksi oleh virus atau bakteri, hingga kelainan kerja fisiologis tubuh. Anatomi sistem pencernaan terdiri dari organ-organ pencernaan yang dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu organ dalam saluran pencernaan dan organ pencernaan pelengkap. Saluran pencernaan atau disebut juga dengan traktus gastro intestinal (GI), adalah saluran panjang yang masuk melalui tubuh dari mulut ke anus. Saluran ini berfungsi untuk mencerna, memecah, serta menyerap makanan melalui lapisannya ke dalam darah. Organ dalam saluran pencernaan ini meliputi mulut, esofagus (kerongkongan), lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir di anus. Organ pencernaan pelengkap (aksesori) termasuk lidah, gigi, kantung empedu, kelenjar air liur, hati, dan pankreas. Gigi dan lidah terletak di dalam mulut yang juga membantu proses pencernaan, dalam mengubah makanan dari bentuk kasar menjadi lebih halus. Sedangkan kelenjar pencernaan manusia yang terdiri dari kelenjar air liur, hati, dan pankreas membantu menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan. Makanan yang dimakan tidak dapat langsung diserap oleh tubuh melainkan melalui dua macam proses pencernaan yaitu: 1. Pencernaan Secara Mekanisme



Merupakan proses pencernaan yakni dengan cara mematahkan partikel makanan yang semula besar menjadi lebih kecil. Proses pencernaan ini dilakukan dengan proses fisik atau mekanis. Misalnya seperti mengunyah makanan di dalam mulut, atau gerakan meremas remas (gerakan peristaltic) yang ada di dalam lambung dan tenggorokan. Beberapa organ tubuh yang melakukan pencernaan mekanis adalah gigi, lambung atau kontraksi perut, dan empedu. Fungsi pencernaan mekanis adalah untuk meningkatkan luas permukaan dari makanan. Hal ini berguna dalam proses reaksi enzimatik atau proses reaksi yang memerlukan bantuan dari enzim, sehingga mampu meningkatkan laju reaksi kimia yang ada di dalam tubuh. 2. Pencernaan Secara Kimiawi Merupakan jenis proses pencernaan yang menggunakan bahan kimiawi yang ada di dalam tubuh. Fungsinya adalah merubah atau melakukan transformasi bentuk makanan yang awalnya besar, menjadi bentuk partikel yang lebih kecil. Dalam hal ini, bentuk kimiawi tubuh adalah enzim. Reaksi yang digunakan adalah enzim yang mampu mengkatalisis reaksi dengan cara memisahkan ikatan kimiawi dalam proses hidrolisis. Di dalam tubuh, terdapat banyak sekali enzim pencernaan yang berguna untuk tubuh. Salah satunya adalah karbohidrat, amilum, lipase, protease, dan lain-lain. Produksi enzim-enzim ini terdapat pada air liur, asam lambung, cairan pankreas, serta getah usus. B. Macam-macam Gangguan Sistem Pencernaan 1. Gastritis (suatu radang yang akut atau kronis) adalah penyakit pada sistem pencernaan pada lapisan mukosa dinding lambung 2. Radang hati yang menular (Hepatitis) merupakan infeksi virus pada hati, sering meluas melalui air atau makanan yang terkontaminasi oleh virus. 3. Diare dapat ditimbulkan karena adanya iritasi pada selaput dinding kolon oleh bakteri disentri, diet yang jelek, zat-zat beracun, rasa gelisah, atau makanan yang dapat menimbulkan iritasi pada dinding usus. 4. Sembelit yang kronis bila defekasi terlambat, usus besar mengabsorpsi air secara berlebihan dari feses dan menyebabkan feses menjadi kering dan keras. Bila hal ini terjadi, pengeluaran feses menjadi sulit. 5. Radang usus buntu, bila usus buntu (umbai cacing) meradang, membengkak dan terisi oleh nanah. Kondisi ini disebut radang usus buntu atau apendistis.



6. Hemaroid, adalah pembengkakkan vena didaerah anus. C. Anamnesa Gangguan Sistem Pencernaan 1. Keluhan Utama Keluhan utama didapat dengan menanyakan tentang gangguan terpenting yang dirasakan pasien sampai perlu pertolongan. Keluhan utama pada pasien gangguan sistem pencernaan secara umum antara lain: a.Nyeri Keluhan nyeri dari pasien sering menjadi keluhan utama dari pasien untuk meminta pertolongan kesehatan yang bersumber dari masalah saluran gastrointestinal dan organ aksesori. Dalam mengkaji nyeri, perawat dapat melakukan pendekatan PQRST, sehingga pengkajian dapat lebih komprehensif. Kondisi nyeri biasanya bergantung pada penyebab dasar yang juga mempengaruhi lokasi dan distribusi penyebaran nyeri. b.



Mual Muntah Keluhan mual muntah merupakan kondisi yang sering dikeluhkan dan biasanya selalu



berhubungan dengan kerja involunter dari gastrointestinal. Mual (nausea) adalah sensasi subjektif yang tidak menyenangkan dan sering mendahului muntah. Mual disebabkan oleh distensi atau iritasi dari bagian manasaja dari saluran GI. Interpretasi mual terjadi di medulla, bagian samping, atau bagian dari pusat muntah. Muntah merupakan salah satu cara traktus gastrointestinal membersihkan dirinya sendiri dari isinya ketika hampir semua bagian atau tractus gastrointestinal teriritasi secara luas, sangat mengembang, atau sangat terangsang. c.Flatulens Akumulasi gas di dalam saluran gastrointestinal dapat mengakibatkan sendawa yaitu pengeluaran gas dari lambung melalui mulut (flatulens) yaitu pengeluaran gas dari rektum. Sendawa terjadi jika menelan udara dimana cepat dikeluarkan bila mencapai lambung. Biasanya, gas di usus halus melewati kolon dan di keluarkan. Pasien sering mengeluh kembung, distensi, atau merasa penuh dengan gas. d.



Ketidaknyamanan Abdomen Ketidaknyamanan pada abdomen secara lazim berhubngan dengan gangguan saraf



lambung dan gangguan saluran gastrointestinal atau bagian lain tubuh. Makanan



berlemak cenderung menyebabkan ketidaknyamanan karena lemak tetap berada di bawah lambung lebih lama dari protein atau karbohidrat. Sayuran kasar dan makanan yang sangat berbumbu dapat juga mengakibatkan penyakit berat. e.Diare Diare adalah peningkatan keenceran dan frekuensi feses. Diare dapat terjadi akibat adanya zat terlarut yang tidak dapat diserap di dalam feses, yang disebut diare osmotic, atau karena iritasi saluran cerna. f. Konstipasi Konstipasi didefinisikan sebagai defekasi yang sulit atau jarang. Frekuensi defekasi berbeda-beda setiap orang sehingga definisi ini bersifat subjektif dan dianggap sebagai penurunan relative jumlah buang air besar pada seseorang. Defekasi dapat menjadi sulit apabila feses mengeras dan kompak. Hal ini terjadi apabila individu mengalami dehidrasi atau apabila tindakan BAB ditunda sehingga memungkinkan lebih banyak air yang terserap keluar sewaktu feses berada di usus besar.diet berserat tinggi mempertahankan kelembaban feses dengan cara menarik air secara osmosis ke dalam feses dan dengan merangsang peristaltic kolon melalui peregangan. Dengan demikian, orang yang makanmakanan rendah serat atau makananan yang sangat dimurnikan beresiko lebih besar mengalami konstipasi. 2. Riwayat Kesehatan Pengkajian riwayat kesehatan dilakukan dengan anamnesis atau wawancara untuk menggali masalah keperawatan lainnya sesuai dengan keluhan utama dari pasiennya. Perawat memperoleh data subyektif dari pasien mengenai masalahnya dan bagaimana penanganan yang sudah dilakukan. Persepsi dan harapan pasien sehubungan dengan masalah kesehatan dapat mempengaruhi masalah kesehatan, yang perlu dikaji dalam sistem gastrointestinal adalah pengkajian rongga mulut, esofagus, lambung, intestinal, anus dan feses, serta organ aksesori. a. Riwayat kesehatan sekarang Setiap keluhan utama harus ditanyakan pada pasien sedetail-detailnya dan semuanya di buat diriwayat penyakit sekarang. Pasien diminta untuk menjelaskan keluhannya dari gejala awal sampai sekarang. Tanyakan apakah pada setiap keluhan utama yang terjadi memberikan dampak terhadap intaik nutrisi, berapa lama dan apakah terdapat



perubahan berat badan. Pengkajian ini akan memberikan kemudahan pada perawat untuk merencanakan intervensi dalam pemenuhan nutrisi yang tepat sesuai kondisi pasien. Tanyakan pada pasien apakah baru-baru ini mendapat tablet atau obatobatan yang sering kali dijelaskan warna atau ukurannya dari pada nama dan dosisnya. Kemudian pasien diminta untuk memperlihatkan semua tablet-tablet, jika membawanya dan catat semuanya. b. Riwayat kesehatan dahulu Pengkajian kesehatan masa lalu bertujuan untuk menggali berbagai kondisi yang memberikan berbagai kondisi saat ini. Perawat mengkaji riwayat masuk rumah sakit dan penyakit berat yang pernah diderita, penggunaan obat-obatan dan adanya alergi. c. Riwayat penyakit dan riwayat masuk rumah sakit Perawat menanyakan pernahkah masuk rumah sakit sebelumnya, apabila ada, maka perlu ditanyakan rumah sakit mana saat mendapatkan perawatan, berapa lama dirawat dan apakah berhubungan dengan penyakit pada saluran gastrointestinal. Pasien yang pernah dirawat dengan ulkus peptikum, jaundice, panyakit kandung empedu colitis, kanker gastrointestinal, pada pasca pembedahan pada seluran intestinal mempunyai predisposisi penting untuk dilakukan rawat lanjutan. Dengan mengetahui adanya riwayat masuk rumah sakit, perawat dapat mengumpulkan data-data penunjang masalulu seperti status rekam medis saat dirawat sebelumnya, serta data-data diagnostik dan pembedahan. d.



Riwayat penggunaan obat-obatan Anamnesis tentang penggunaan obat atau zat yang baru baik dari segi kuantitas maupun kualitas akan memberi dampak yang merugikan pada pasien akibat efeksamping dari obat atau zat yang telah dikonsumsi. Beberapa obat akan mempengaruhi mukosa GI seperti obat anti inflamasi non-steroid (NSAIDs), asam salisilat dan kortiko steroid yang memberikan resiko peningkatan terjadinya gastritis atau ulkus peptikum. Kaji apakah pasien menggunakan preparat besi atau ferum karna obatini akan mempengaruhi perubahan konsistensi dan warna feses (agak kehitaman) atau meningkatkan resiko konstipasi. Kaji penggunaan laksantia/laksatik pada saat melakukan BAB. Beberapa obat atau zat juga bisa bersifat efatotoksik atau bersifat



racun terhadap fisiologis kerja hati yang memberikan resiko pada peningkatan peraadangan atau keganasan pada hati. e.



Riwayat alergi Perawat mengkaji adanya alergi terhadap beberapa komponen makanan atau agen obat pada masa lalu dan bagai mana pengaruh dari alergi tersebut, apakah memberikan dampak terjadinya diare atau konstipasi.



3. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik keperawatan pada sistem GI dimulai dari survei umum terhadap setiap kelainan yang terlihat atau mengklarifikasi dari hasil pengkajian anamnesis. a. Ikterus Ikterus atau jaundice merupakan suatu kondisi yang sering ditemukan perawat di klinik dimana konsentrasi biliribin dalam darah mengalami peningkatan abnormal sehingga semua jaringan tubuh yang mencakup sklera dan kulit akan berubah warna menjadi kuning atau kuning kehijauan. b. Kaheksia dan atrofi Kegagalan saluran GI untuk menyerap makanan secara fisiologis dapat menyebabkan kehilangan berat badan dan kaheksia (kondisi tubuh terlihat kurus dan lemah). c. Pigmentasi kulit Pigmen kulit secara umum dapat disebabkan oleh gangguan fungsi hati, hemokromatosis



(akiabat



stimulus



hemosiderin



pada



melanosit



sehingga



memproduksi melamin), dan sirosis primer. d. Status mental dan tingkat kesadaran Sindrom ensefalopati hepatik akibat siroses lanjut yang tidak terkonpensasi (gagal hati kronik) atau hepatitis fulmin (gagal hati akut) merupakan kelainan neurologis organic. Pemeriksaan fisik sistem GI terdiri atas pemeriksaan bibir, rongga mulut, abdomen, rectum dan anus. a. Bibir Bibir dikaji terhadap kondisi warna, tekstur, hidrasi, kontur, serta adanya lesi. Dengan mulut pasien tertutup, perawat melihat bibir dari ujung ke ujung.



b. Rongga mulut Pemeriksaan fisik rongga mulut dilakukan untuk menilai kelainan atau lesi yang mempengaruhi pada fungsi ingesti dan digesti. Untuk mengkaji rongga oral, perawat menggunakan senter dan spatel lidah atau kasa tunggal segi empat. c. Lidah dan dasar mulut Lidah dan diinspeksi dengan cermat pada semua sisi dan bagian dasar mulut. Perawat mencatat adanya penyimpangan, tremor, atau keterbatasan gerak. d. Pemeriksaan fisik Abdomen Urutan teknik pemeriksaan pada abdomen ialah inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi. Auskultasi dilakukan sebelum kita melakukan palpasi dan perkusi dengan tujuan agar hasil pemeriksaan auskultasi lebih akurat karena kita belum melakukan manipulasi terhadap abdomen.bila dilakukan palpasi dan perkusi terlebih dahulu, maka dapat mengubah frekuensi dan karakter bising usus. D. Alat Kedokteran Penunjang Pemeriksaan Gangguan Sistem Pencernaan 1. Endoskopi



Endoscopy adalah sebuah alat kedokteran yang berfungsi untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada alat-alat pencernaan bagian atas seperti kerongkongan. Pemeriksaan atau tindakan pengobatan di dalam saluran pencernaan yang menggunakan peralatan berupa teropong (Endoscop). Dengan endoskop dokter dapat melihat lapisan dari sistem



pencernaan,



daerah



yang



mengalami iritasi, ulkus,



peradangan



dan



pertumbuhan jaringan yang abnormal. Biasanya diambil contoh jaringan untuk keperluan pemeriksaan lainnya.  2. CT Scan



CT - singkatan dari Computed Temography sedangkan Scan adalah foto. CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak. 3. USG



Ultrasonography (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang diagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi dalam menghasilkan imajing, tanpa menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit (non traumatic), tidak menimbulkan efek samping (non invasif), relatif murah, pemeriksaannya relatif cepat,dan persiapan pasien serta peralatannya relatif mudah. Gelombang suara ultrasound memiliki frekuensi lebih dari 20.000Hz, tapi yang dimamfaatkan dalam teknik ultrasonography (kedokteran) hanya gelombang suara dengan frekuensi 1-10 MHz. 4. Laparoscopy



Laparoscopy berfungsi untuk pembersihan darah. Selain itu, laparoscopy juga dipergunakan untuk melakukan inseminasi. atau istilah lain. Laparoscopy merupakan tindakan pembedahan pada sekitar saluran pencernaan dan daerah perut secara minimal invasif.



5. Stetoskop



Stetoskop adalah salah satu alat yang sudah menjadi simbol dari profesi kedokteran. Fungsi dari stetoskop ini adalah untuk mendengarkan detak jantung, suara usus, dan lain sebagainya. Dengan kemampuannya ini, Stetoskop dapat digunakan pula untuk mengetahui kerja paru-paru dan juga untuk mengukur tekanan darah dengan mendengarkan denyut nadi. 6. Colonoscopy



Colonoscopy adalah alat medis yang fungsinya untuk mengetahui kondisi saluran pencernaan bagian bawah. Bagian tersebut dimulai dari rectum, anus sampai dengan usus pada bagian bawah. Alat ini juga berfungsi sebagai alat skrining dalam mendeteksi dini kanker kolorektal. Kanker itu adalah tumor ganas yang berasal dari dinding di usus besar.



DAFTAR PUSTAKA Agustini, Raysa. 2019. “Sistem Pencernaan Pengantar Biopsikologi”. (online), (file:///C:/Users/ASPIRE/AppData/Local/Temp/4.%20Sistem%20Pencernaan.pdf) , diakses pada Jumat, 3 September 2021.



Solihin, Nana, dkk. 2013. “Gangguan Pada Sistem Pencernaan dan Alat Kedokteran yang Berperan”.(online), (https://www.academia.edu/37908593/MAKALAH_GANGGUAN_PADA_SISTEM_PEN CERNAAN) , diakses pada Jumat, 3 September 2021.



Anonim. Tanpa tahun. “Anamnesa Gangguan Sistem Pencernaan dan Metabolic Endokrin”. (online). (https://pdfcoffee.com/anamnesa-gangguan-sistem-pencernaan-dan-metabolicendokrin-pdf-free.html), diakses pada Jumat, 3 September 2021.