7 0 135 KB
PROPOSAL KARYA ILMIAH AKHIR EFEKTIVITAS KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU PADA ANAK DENGAN DEMAM (FEBRIS)
Oleh: YERNI RAMBU WOJI NIM : 01.3.21.00505
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2021/2022 PROPOSAL KARYA ILMIAH AKHIR i
EFEKTIVITAS KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU PADA ANAK DENGAN DEMAM (FEBRIS)
Oleh: YERNI RAMBU WOJI NIM : 01.3.21.00505
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2021/2022 LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL KARYA ILMIAH AKHIR
Lembar Pengesahan PROPOSAL KARYA ILMIAH AKHIR INI TELAH DISETUJUI Tanggal, Januari 2022
Oleh: Pembimbing Ketua
Dian Taviyanda, S.Kep., Ns., M.Kep
Pembimbing
Kili Astarani, S.Kep., Ns., M.Kep
Mengetahui. Ketua STIKES RS Baptis Kediri
Selvia David Richard, S.Kep., Ns., M.Kep
DAFTAR ISI PROPOSAL KARYA ILMIAH AKHIR
i
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL KARYA ILMIAH AKHIR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Medis Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) 2.1.1 Pengertian 2.1.2 Etiologi 2.1.3 Anatomi Fisiologi 2.1.4 Klasifikasi 2.1.5 Patofisiologi 2.1.6 WOC (Web Of Causation) 2.1.7 Manisfestasi Klinis 2.1.8 Pemeriksaan Penunjang 2.1.9 Penatalaksanaan 2.1.10 Komplikasi
ii iii vi viii 1 1 5 5 6 8 8 8 9 9 12 13 15 16 17 19 21
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) 2.2.1 Pengkajian 2.2.2 Diagnosa Keperawatan 2.2.3 Intervensi Keperawatan 2.2.4 Implementasi Keperawatan 2.2.5 Evaluasi Keperawatan
22 22 27 32 44 45
2.3 Konsep Pemenuhan Kebutuhan Dasar Sistem Thermoregulasi 2.3.1 Pengertian 2.3.2 Etiologi 2.3.3 Tanda dan Gejala 2.3.4 Mekanisme Demam 2.3.5 Gangguan Thermoregulasi 2.3.6 Penatalaksanaan Thermoregulasi
45 45 46 47 49 55 56
2.4 Konsep Water Tepid Sponge 2.4.1 Pengertian 2.4.2 Tujuan 2.4.3 Indikasi 2.4.4 Kontraindikasi
57 57 58 58 58
2.4.5 Prosedure BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.3 Subyek Penelitian 3.4 Pengumpulan Data 3.5 Analisa Data 3.6 Etika Penelitian DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
59 61 61 61 64 64 67 69 71
Tabel 2.1 Intervensi Hipertermia “Efektivitas Water Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Pada Anak Dengan Dengue Haemoragik Fever (DHF)” 32 Tabel 2.2 Intervensi Gangguan Rasa Nyaman “Efektivitas Water Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Pada Anak Dengan Dengue Haemoragik Fever (DHF)” 34 Tabel 2.3 Intervensi Defisit Nutrisi “Efektivitas Water Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Pada Anak Dengan Dengue Haemoragik Fever (DHF)” 38 Tabel 2.4 Intervensi Intoleransi Aktivitas “Efektivitas Water Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Pada Anak Dengan Dengue Haemoragik Fever (DHF)” 40 Tabel 2.5 Intervensi Risiko Syok “Efektivitas Water Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Pada Anak Dengan Dengue Haemoragik Fever (DHF)” 43 Tabel 3.1 Jumlah dan Klasifikasi Perawat di Ruang Parkit RSUD Simpang Lima Gumul Kabupaten Kediri 62 Tabel 3.2 Kapasitas Tempat Tidur dan BOR di Ruang Ruang Parkit RSUD Simpang Lima Gumul Kabupaten Kediri 62 Tabel 3.3 Pembagian Tim dalam MAKP di Ruang Parkit RSUD Simpang Lima Gumul Kabupaten Kediri 63
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Permohonan Menjadi Responden Karya Ilmiah Akhir
74
Lampiran 2 Informed Consent Lampiran 3 Format Asuhan Keperawatan Anak Lampiran 4 Tabel Rekapitulasi Data Lampiran 5 SOP Water Tepid Sponge Lampiran 6 Leaflet Water Tepid Sponge
75 76 89 91 9
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit - penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang system tubuh(Mawarti, 2019). Demam adalah kenaikan suhu tubuh melewati batas normal yang dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti infeksi, peradangan, atau gangguan metabolik (Permatasari dkk, 2013). Demam adalah peroses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,2 oC). Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan demam dan menjadi salah satu manifestasi paling umum penyakit pada anak (Fadli & Hasan, 2018). Demam/febris merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu dihipotalamus. Sebagian besar demam pada anak merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus (Mawarti, 2019). World Health Organization(WHO) mengemukakan jumlah kasus demam di seluruh dunia mencapai 18-34 juta, Anak merupakan yang paling rentan terkena demam, walaupun gejala yang dialami anak lebih ringan dari dewasa. Di hampir semua daerah endemik, insidensi demam banyak terjadi pada anak usia 1-19 tahun (Situmorang, dkk 2020). Pediatrik di Brazil terdapat sekitar 19% sampai 30% anak diperiksa karena menderita demam. Penelitian oleh Jalil, Jumah, & AlBaghli, 2007 di Kuwait menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia tiga bulan sampai
36
bulan
mengalami
serangan
demam
rata-rata
enam
kali
pertahunnya. Di Indonesia penderita demam sebanyak 465 (91.0%) dari 511 ibu
yang memakai perabaan untuk menilai demam pada anak mereka sedangkan sisanya 23,1 saja menggunakan termometer Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, merilis data penderita demam atau febris sepanjang bulan Januari 2016 sebanyak 528 kasus. Dinas kesehatan Kabupaten Sidrap merilis jumlah penderita demam atau febris di tahun 2015 berjumlah 1570 jiwa Berdasarkan hasil survey pendahuluan di ruangan instalasi gawat darurat puskesmas Tanru Tedong pada bulan Januari - Desember 2016 angka kejadian demam pada anak sebanyak 102 pasien Puskesmas Tanru Tedong (Fadli & Hasan, 2018). Di Jawa Timur, kejadian demam di Puskesmas dan beberapa Rumah Sakit masing-masing 4000 dan 1000 kasus perbulan, dengan angka kematian 0,8%. Di RSUD Dr Soetomo Surabaya selama periode 1991-1995 telah dirawat 586 penderita demam dengan angka kematian 1,4% dan selama periode 1996-2000 telah dirawat 1563 penderita dengan angka kematian 1,09% (Dewi, 2016). Febris merupakan tanda adanya masalah yang menjadi penyebab, bukan suatu penyakit dan tidak terjadi dengan sendirinya Febris disebabkan terjadinya perlawanan terhadap penyakit oleh imun tubuh. Meski bisa merupakan gejala penyakit tertentu, pada umumnya febris menunjukan bahwa tubuh sedang melawan infeksi. Saat melawan infeksi, ada zat dalam tubuh yang meningkatkan produksi panas sekaligus menahan pelepasan panas sehingga menyebabkan febris (Hayati dkk, 2013). Penyebab demam pada anak adalah infeksi, baik karena bakteri maupun virus. Selain karena infeksi, demam juga dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain inflamasi atau peradangan, penyakit autoimun seperti kawasaki atau lupus. Sedangkan penyebab lain dari demam yaitu efektivitas fisik yang berlebihan, aktivitas fisik yang berlebihan, selain itu bila berada di
lingkungan yang terlalu panas dan lama Pengukuran suhu (Sofikah dkk, 2021). Demam pada anak dibutuhkan perlakuan dan penanganan tersendiri yang berbeda bila dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini dikarenakan, apabila tindakan dalam mengatasi demam tidak tepat dan lambat maka akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu, letargi, penurunan nafsu makan sehingga asupan gizi berkurang, kejang hingga menurunnya kesadaran, dehidrasi hingga kematian (Kholimatusadiya & Qomah, 2019). Kejang dapat terjadi sebagai akibat dari demam tinggi yang tidak ditangani secara dini sehingga menimbulkan hipoksia jaringan otak dan pada akhirnya terjadi kerusakan otak. Suhu tubuh tinggi berbahaya karena mengakibatkan perdarahan lokal dan degenerasi parenkimatosa di seluruh tubuh, gangguan ini akan menyebabkan terganggunya fungsi sel (Masruroh dkk, 2015). Demam dapat membahayakan kesehatan anak jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat seperti hipertermi, kejang dan penurunan kesadaran. Demam yang mencapai 410C angka kematiannya mencapai 17%,dan pada suhu 430C akan koma dengan kematian 70%,dan pada suhu 45 0C akan meninggal dalam beberapa jam (Mawarti, 2019). Upaya penyembuhan Febris agar tidak menjadi parah yaitu dengan tidakan farmakologis atau tindakan non farmakologis, maupun kombinasi keduanya. Tindakan farmakologis yaitu dengan memberikan obat – obatan medis atau antipiretik, sedangkan tindakan non farmakologis yaitu tindakan tambahan dalam menurunkan proses seperti memberikan minum yang banyak, menggunakan pakaian yang tidak tebal, memberikan kompres hangat. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka peningkatan suhu tubuh harus segera di turunkan, serta mencukupkan kebutuhan cairan pada anak, di samping menggunakan obat
antipiretik dalam menurunkan suhu tubuh, ada tindakan mandiri yang dapat dilakukan oleh perawat untuk membantu menurunkan suhu tubuh pada anak, yaitu dengan cara kompres hangat, karena pemberian kompres hangat pada daerah pembuluh darah besar merupakan upaya memberikan rangsangan pada area preoptik hipotalamus agar menurunkan suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa oleh darah ini menuju hipotalamus akan meransang area preoptik mengakibatkan pengeluaran sinyal oleh sistem efektor. Sinyal ini akan menyebabkan terjadinya pengeluaran panas tubuh yang lebih banyak melalui dua mekanisme yaitu dilatasi pembuluh darah perifer dan berkeringat (Fadli & Hasan, 2018). Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Jenis kompres ada dua, yaitu kompres hangat dan kompres dingin. Tujuan kompres hangat yaitu memperlancar sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit, memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien, memperlancar pengeluaran eksudat, merangsang peristaltik usus (Masruroh, 2015). Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dalam bentuk karya ilmiah dengan judul “Efektivitas Kompres Hangat Terhadap Penurunan Suhu Pada Anak Dengan Demam (Febris) Di Ruang Parkit RSUD Simpang Lima Gumul Kabupaten Kediri”.
1.2. Rumusan Masalah Bagaimanakah efektivitas kompres hangat terhadap penurunan suhu pada anak dengan Demam (Febris) 1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Menjelaskan efektivitas kompres hangat terhadap penurunan suhu pada anak dengan Demam (Febris) 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien Demam (Febris) dengan gangguan pemenuhan kebutuhan Termoregulasi a. Melakukan Pengkajian Keperawatanp ada pasien Demam (Febris)
dengan
gangguan
pemenuhan
kebutuhan
Termoregulasi b. Melakukan Diagnosa Keperawatan pada pasien Deman (Febris)
dengan
gangguan
pemenuhan
kebutuhan
Termoregulasi c. Melakukan Intervensi Keperawatan pada pasien Demam (Febris)
dengan
gangguan
pemenuhan
kebutuhan
Termoregulasi d. Melakukan Implementasi Keperawatan pada pasien Demam (Febris)
dengan
gangguan
pemenuhan
kebutuhan
Termoregulasi e. Melakukan Evaluasi Keperawatan pada pasien Demam (Febris)
dengan
gangguan
pemenuhan
kebutuhan
Termoregulasi 2. Menganalisis Efektifitas Kompres Hangat Terhadap Penurunan Suhu Pada Anak Dengan Demam (Febris) 1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan mengembangkan ilmu keperawatan anak dalam mengatasi masalah keperawatan Hipertermi pada pasien anak dengan Demam ( Febris) dengan intervensi mandiri Kompres Hangat 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Perawat Perawat dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien anak Demam (Febris) secara tepat yang telah ada untuk mencegah Demam
(
Febris)
berulang
serta
untuk
meningkatkan
profesionalisme perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien anak Demam ( Febris) secara komprehensif. 2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan dalam proses belajar tentang asuhan keperawatan pada pasien Demam ( Febris) yang dapat digunakan untuk
acuan
bagi
praktek
mahasiswa
keperawatan
dan
meningkatkan pengembangan serta informasi belajar untuk mendukung pengkatan pembelajaran. 3. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Simpang Lima Gumul Sebagai informasi dan masukan bagi Rumah Sakit Umum Daerah Simpang Lima Gumul tentang asuhan keperawatan pada pasien anak dengan Demam (Febris) yang dirawat inap, sehingga berguna dalam peningkatan pelayanan keperawatan yang lebih baik terhadap pasien anak yang mengalami Demam (Febris).
4. Bagi Pasien dan Keluarga Memberikan asuhan keperawatan pada pasien anak dengan Demam ( Febris) dalam mencegah terulangnya kembali penyakit Demam (Febris) dan menambah pengetahuan serta pemahaman dalam melakukan tindakan mandiri Kompres Hangat ketika pasien mengalami demam.