9 0 4 MB
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik Kabupaten Tana Toraja merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian utara Provinsi Sulawesi Selatan. Ibukotanya adalah Makale, sebuah kota berhawa sejuk yang berada pada daerah ketinggian sekitar 125-3.075 mdpl. Kabupaten Tana Toraja secara geografis terletak antara 119022”14,322’12002”37,566’ Bujur Timur dan 2044”21,296’-3023”23,505’ Lintang Selatan, yang merupakan pusat kegiatan pariwisata budaya di Provinsi Sulawesi Selatan dan sebagai pintu gerbang antara Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Secara administrasitif wilayah, Kabupaten Tana Toraja berbatasan dengan:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Toraja Utara.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Pinrang.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Luwu. Kondisi topografi Kabupaten Tana Toraja relatif bergelombang dan berbukit,
sedangkan topografi datar relatif sedikit. Kawasan yang mempunyai kemiringan lahan datar (0-8%) pada umumnya berada di daerah di sebelah timur dan lahan-lahan sepanjang jalan poros. Selanjutnya kawasan yang mempunyai kemiringan lahan 815% tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Tana Toraja, sedangkan kemiringan lahan di atas 40% pada umumnya berada di sebelah barat kecamatan Simbuang, Kecamatan Bonggakaradeng, Kecamatan Masanda dan beberapa kecamatan lainnya merupakan kawasan lindung. Keadaan hidrologi di Kabupaten Tana Toraja dapat diamati dengan adanya air tanah yang bersumber dari air hujan yang sebagian mengalir di permukaan (run
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
off) dan sebagian lagi meresap ke bumi. Pada umumnya air permukaan yang terdapat di Kabupaten Tana Toraja berasal dari sungai saddang yang merupakan salah satu sungai terpanjang yang berada di Sulawesi Selatan serta beberapa sungai-sungai yang mengalir di wilayah tersebut diantaranya sungai Mai’ting, sungai Saluputti, sungai Maulu, sungai Surame, sungai Sarambu yang pada umumnya bersumber dari mata air pegunungan. Untuk jenis air ini sebagian besar dipergunakan untuk keperluan pertanian, pariwisata (arung jeram) dan rumah tangga, sedangkan untuk air tanah dangkal dapat diperoleh dari sumur gali dengan kedalaman sekitar 10-15 meter dengan kualitas air yang cukup memenuhi syarat-syarat kesehatan. Untuk jenis air ini dipergunakan oleh sebagian besar masyarakat sebagai sumber air untuk keperluan rumah tangga. Kabupaten Tana Toraja termasuk daerah yang beriklim tropis basah, temperatur rata-rata berkisar antara 15°c-28°c dengan kelembaban udara antara 8286%, curah hujan rata-rata 1.500 mm/thn sampai lebih dari 3.500 mm/tahun. Dalam RTRWN dijelaskan pada wilayah Kabupaten Tana Toraja terdapat Wilayah Sungai yakni Sungai Saddang dengan panjang 182 km yang merupakan sungai lintas provinsi (Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat). Selanjutnya dalam RTRW Provinsi Sulawesi Selatan dipertegas lagi bahwa Sungai Saddang merupakan bagian dari Satuan Wilayah Sungai (SWS) Saddang dengan luas DAS 6.696,10 km2 yang melintasi 2 provinsi dan 5 kabupaten, yakni masing-masing Kabupaten Tana Toraja, Toraja Utara, Mamasa, Enrekang, dan Pinrang. (Lihat Tabel 2.1. Daerah Aliran Sungai di Wilayah kabupaten Tana Toraja dan Peta 2.1. Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Tana Toraja)
Tabel 2.1. Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Tana Toraja No
Nama DAS
Luas (Ha)
1
DAS Saddang
2
DAS Noling
4.780
3
DAS Mataallo
30.537
Sumber : RTRW Kabupaten Tana Toraja Tahun 2011
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
170.113
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
Luas wilayah Kabupaten Tana Toraja tercatat 205.430 Ha dengan luas area terbangun 2.956 Ha, meliputi 19 kecamatan yang terdiri dari 112 Lembang dan 47 Kelurahan, dimana Kecamatan Malimbong Balepe dan Kecamatan Bonggakaradeng merupakan 2 kecamatan terluas dengan luas masing-masing adalah 21.147 Ha dan 20.676 Ha. Sedangkan wilayah kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Makale Utara dan Kecamatan Sangala Utara dengan luas masing-masing adalah 2.608 Ha dan 2.796 Ha. (Lihat Tabel 2.2. Nama, luas wilayah per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan dan Peta 2.2. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Tana Toraja)
Tabel 2.2. Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan jumlah Kelurahan
Kecamatan
Jumlah Kelurahan/ Lembang
Luas Wilayah Administrasi (Ha)
(%) Terhadap Total 10,06 9,48 4,35 8,08 9,58
Bonggakaradeng 6 20.676 Simbuang 6 19.482 Rano 5 8.943 Mappak 6 16.602 Mengkendek 17 19.674 Gandang Batu 12 10.863 Sillanan Sangalla 5 3.624 Sangalla Selatan 5 4.780 Sangalla Utara 6 2.796 Makale 15 3.975 Makale Selatan 8 6.170 Makale Utara 5 2.608 Saluputti 9 8.754 Bittuang 15 16.327 Rembon 13 13.447 Masanda 8 13.477 Malimbong 6 21.147 Balepe Rantetayo 6 6.035 Kurra 6 6.050 JUMLAH 159 205.430 Sumber: Tana Toraja Dalam Angka Tahun 2013
Terbangun
82 85 77 76 381
(%) Terhadap Total 2,79 2,88 2,62 2,59 12,93
5,29
287
9,73
1,76 2,33 1,36 1,93 3,00 1,27 4,26 7,95 6,55 6,56
90 104 107 384 168 163 99 188 242 86
3,05 3,51 3,63 13,03 5,70 5,52 3,37 6,40 8,23 2,91
10,29
125
4,24
2,94 2,95 100
137 66 2.946
4,65 2,24 100
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
(Ha)
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
2.2. Kondisi Demografis Kabupaten Tana Toraja dengan pusat pemerintahan di Kecamatan Makale merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi, yakni mencapai 89,38 jiwa/Ha. Jumlah rumah tangga yang tercatat sebanyak 8.504 KK, dengan jumlah penduduk 34.305 jiwa. Luas wilayah Kecamatan Makale tercatat 3.975 Ha (1,93 persen dari luas wilayah Kabupaten Tana Toraja) dengan luas area terbangun 384 Ha yang meliputi 1 lembang dan 14 kelurahan. (Lihat Tabel 2.3. Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 5 Tahun Terakhir)
Rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Tana Toraja khususnya lima tahun terakhir (tahun 2008-2012) menunjukkan angka 0,85% pertahun. Proyeksi penduduk untuk 5 Tahun kedepan tahun 2018 diprediksikan penduduk Kabupaten Tana Toraja mencapai 236.555 jiwa dengan kepadatan penduduk 80,02 jiwa/Ha. (Lihat Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun)
Adapun metode proyeksi yang digunakan adalah metode matematik dengan rumus geometri. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut: Pt = Po (1 + r)t Pt/Po = (1 + r)t log Pt/Po = log (1+r)t log Pt/Po = t log (1+r) 1/t log Pt/Po = log (1+r) antilog 1/t log Pt/Po = (1+r) antilog 1/t log Pt/Po -1 = r Keterangan: Po = jumlah penduduk tahun dasar Pt = jumlah penduduk akhir (tahun proyeksi) r = laju pertumbuhan penduduk (%) t = waktu (tahun)
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA Tabel 2.3. Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 5 Tahun Terakhir No
Kecamatan
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat Pertumbuhan (%)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha)
2008
2009
2010
2011
2012
2008
2009
2010
2011
2012
2009
2010
2011
2012
2008
2009
2010
2011
2012
1
Bonggakaradeng
6.517
6.676
6.883
6.952
7.001
1.253
1.352
1.326
1.368
1.458
2,44
3,10
1,00
0,70
79,40
81,34
83,86
84,70
85,29
2
Simbuang
6.479
6.637
6.082
6.144
6.186
1.629
1.757
1.366
1.378
1.469
2,44
-8,36
1,02
0,68
76,42
78,28
71,74
72,47
72,97
3
Rano
6.364
6.520
6.039
6.100
6.142
1.358
1.465
1.274
1.285
1.370
2,45
-7,38
1,01
0,69
82,54
84,57
78,33
79,12
79,66
4
Mappak
6.119
6.268
5.586
5.642
5.681
1.542
1.663
1.232
1.243
1.325
2,44
-10,88
1,00
0,69
80,30
82,26
73,31
74,04
74,55
5
Mengkendek
30.691
31.439
27.206
27.480
27.670
7.086
7.643
7.643
6.346
6.765
2,44
-13,46
1,01
0,69
80,60
82,57
71,45
72,17
72,67
6
Gandang Batu Sillanan
19.923
20.408
19.234
19.428
19.563
4.755
5.129
4.738
4.779
5.094
2,43
-5,75
1,01
0,69
69,50
71,19
67,09
67,77
68,24
7
Sangalla
7.246
7.422
6.600
6.666
6.712
1.619
1.747
1.502
1.497
1.596
2,43
-11,08
1,00
0,69
80,67
82,63
73,48
74,22
74,73
8
Sangalla Selatan
8.667
8.879
7.360
7.435
7.487
1.792
1.933
1.702
1.717
1.830
2,45
-17,11
1,02
0,70
83,74
85,79
71,11
71,84
72,34
9
Sangalla Utara
8.512
8.719
7.323
7.396
7.447
1.936
2.088
1.766
1.781
1.899
2,43
-16,01
1,00
0,69
79,66
81,59
68,53
69,21
69,69
10
Makale
31.636
32.402
33.731
34.070
34.305
6.778
7.311
6.778
7.978
8.504
2,42
4,10
1,01
0,69
82,42
84,42
87,88
88,77
89,38
11
Makale Selatan
12.624
12.934
12.393
12.518
12.605
2.769
2.987
2.773
2.797
2.982
2,46
-4,18
1,01
0,69
75,25
77,10
73,87
74,62
75,14
12
Makale Utara
12.470
12.774
11.762
11.881
11.963
2.684
2.895
2.687
2.710
2.889
2,44
-7,92
1,01
0,69
76,69
78,56
72,34
73,07
73,57
13
Saluputti
11.322
11.598
7.439
7.514
7.566
4.287
4.624
1.641
1.655
1.764
2,44
-35,86
1,01
0,69
114,02
116,80
74,91
75,67
76,19
14
Bittuang
13.771
14.106
14.486
14.632
14.733
2.927
3.157
3.113
3.140
3.347
2,43
2,69
1,01
0,69
73,09
74,87
76,89
77,66
78,20
15
Rembon
19.550
20.028
18.088
18.270
18.396
4.079
4.400
4.004
4.038
4.304
2,45
-9,69
1,01
0,69
80,69
82,66
74,66
75,41
75,93
16
Masanda
5.828
5.969
6.176
6.238
6.281
1.301
1.403
1.415
1.427
1.521
2,42
3,47
1,00
0,69
68,07
69,72
72,13
72,86
73,36
17
Malimbong Balepe
9.775
10.013
8.925
9.015
9.078
1.621
1.748
2.068
2.086
2.224
2,43
-10,87
1,01
0,70
78,21
80,12
71,41
72,13
72,64
18
Rantetayo
11.125
11.398
10.626
10.733
10.807
2.384
2.571
2.436
2.457
2.619
2,45
-6,77
1,01
0,69
81,24
83,23
77,60
78,38
78,92
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
19
Kurra
Total
5.915
6.059
5.141
5.192
5.229
1.137
1.226
1.093
1.102
1.175
2,43
-15,15
0,99
0,71
89,46
91,64
77,75
78,52
79,08
234.534
240.249
221.080
223.306
224.852
52.937
57.099
50.557
50.784
54.135
2,44
-7,98
1,01
0,69
79,62
81,56
75,05
75,81
76,33
Sumber: Tana Toraja Dalam Angka Tahun 2008-2013
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Saat Ini dan Proyeksi untuk 5 Tahun N o
Kecamatan
1
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat Pertumbuhan (%)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha)
2014
2015
2016
2017
2018
2014
2015
2016
2017
2018
2015
2016
2017
2018
2014
2015
2016
2017
2018
Bonggakaradeng
7.121
7.182
7.243
7.305
7.367
1.483
1.496
1.509
1.522
1.535
0,85
0,85
0,85
0,85
86,76
87,50
88,24
89,00
89,75
2
Simbuang
6.292
6.346
6.400
6.454
6.509
1.482
1.495
1.508
1.521
1.534
0,85
0,85
0,85
0,85
74,22
74,85
75,49
76,13
76,78
3
Rano
6.247
6.300
6.353
6.407
6.461
1.382
1.394
1.406
1.418
1.430
0,85
0,85
0,85
0,85
81,02
81,71
82,40
83,10
83,80
4
Mappak
5.778
5.827
5.876
5.926
5.976
1.336
1.347
1.358
1.369
1.381
0,85
0,85
0,85
0,85
75,83
76,47
77,11
77,77
78,43
5
Mengkendek
28.142
28.381
28.622
28.865
29.110
6.822
6.880
6.938
6.997
7.056
0,85
0,85
0,85
0,85
73,91
74,54
75,17
75,81
76,45
6
Gandang Batu Sillanan
19.898
20.067
20.238
20.410
20.584
5.137
5.181
5.225
5.269
5.314
0,85
0,85
0,85
0,85
69,41
70,00
70,59
71,19
71,80
7
Sangalla
6.826
6.884
6.942
7.001
7.060
1.609
1.623
1.637
1.651
1.665
0,84
0,84
0,84
0,84
76,00
76,64
77,29
77,94
78,60
8
Sangalla Selatan
7.616
7.681
7.747
7.814
7.881
1.846
1.862
1.878
1.894
1.910
0,86
0,86
0,86
0,86
73,58
74,21
74,85
75,50
76,14
9
Sangalla Utara
7.573
7.637
7.701
7.766
7.831
1.915
1.931
1.947
1.963
1.980
0,84
0,84
0,84
0,84
70,87
71,47
72,07
72,67
73,28
10
Makale
34.889
35.185
35.483
35.784
36.087
8.576
8.649
8.722
8.796
8.871
0,85
0,85
0,85
0,85
90,90
91,67
92,45
93,23
94,02
11
Makale Selatan
12.820
12.929
13.039
13.150
13.262
3.007
3.033
3.059
3.085
3.111
0,85
0,85
0,85
0,85
76,42
77,07
77,72
78,39
79,05
12
Makale Utara
12.168
12.272
12.376
12.481
12.587
2.914
2.939
2.964
2.989
3.014
0,85
0,85
0,85
0,85
74,83
75,47
76,11
76,76
77,41
13
Saluputti
7.695
7.760
7.826
7.893
7.960
1.779
1.794
1.809
1.824
1.840
0,85
0,85
0,85
0,85
77,49
78,15
78,81
79,49
80,16
14
Bittuang
14.984
15.111
15.239
15.368
15.498
3.375
3.404
3.433
3.462
3.491
0,85
0,85
0,85
0,85
79,53
80,21
80,89
81,57
82,26
15
Rembon
18.709
18.868
19.028
19.189
19.352
4.340
4.377
4.414
4.451
4.489
0,85
0,85
0,85
0,85
77,22
77,88
78,54
79,20
79,87
16
Masanda
6.388
6.442
6.497
6.552
6.607
1.534
1.547
1.560
1.573
1.586
0,85
0,85
0,85
0,85
74,61
75,24
75,88
76,52
77,17
17
Malimbong Balepe
9.233
9.312
9.391
9.471
9.552
2.243
2.262
2.281
2.300
2.320
0,85
0,85
0,85
0,85
73,88
74,51
75,14
75,78
76,43
18
Rantetayo
10.991
11.084
11.178
11.273
11.369
2.641
2.663
2.686
2.709
2.732
0,85
0,85
0,85
0,85
80,26
80,94
81,63
82,32
83,02
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
19
Kurra
Total
5.319
5.364
5.410
5.456
5.502
1.185
1.195
1.205
1.215
1.225
0,85
0,85
0,85
0,85
80,44
81,13
81,82
82,52
83,21
228.689
230.632
232.589
234.565
236.555
54.606
55.072
55.539
56.008
56.484
0,85
0,85
0,85
0,85
77,64
78,30
78,96
79,63
80,31
Sumber: Hasil Analisa Pokja Sanitasi KabupatenTana Toraja Tahun 2014
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
2.3. Keuangan Dan Perekonomian Daerah 2.3.1. Kondisi Keuangan Daerah Kebijakan umum Pendapatan Asli Daerah pada Tahun Anggaran 2013 diarahkan pada Optimalisasi Pengelolaan Pendapatan Daerah melalui peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah sesuai dengan kewenangan dan potensi yang dimiliki dari masing-masing sumber pendapatan. Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tana Toraja ditargetkan sebesar
Rp.27.689.342.371,00
dan
telah
dapat terealisasi sekitar
Rp.32.494.898.511,00. Tahun 2013 realisasi untuk belanja sebesar Rp.655.494.863.929,00 dan untuk belanja langsung sebesar Rp.269.405.896.984,00. (Lihat tabel 2.5. Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Tana Toraja Tahun 2010-2013).
Realisasi belanja langsung tersebut yang teralokasikan untuk belanja sektor sanitasi pada tahun 2013 sebesar Rp.3.883.334.660,00 yang meliputi pendanaan investasi sanitasi sebesar Rp.3.843.640.580,00 dan biaya pemeliharaan/operasional sebesar Rp.39.694.080,00. Sedangkan belanja sanitasi perkapita di tahun 2013 Rp.17.125,08 meningkat dari tahun sebelumnya. (Lihat tabel 2.6. Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Tana Toraja Tahun 2010-2013 dan Tabel 2.8. Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Tana Toraja Tahun 2010-2013).
Belanja APBD murni untuk sanitasi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan 37,69%. Akan tetapi, porsi belanja sektor sanitasi relatif masih kecil jika dibandingkan dengan anggaran belanja sektor lainnya, presentase belanja APBD murni untuk sanitasi di tahun 2013 sebesar 0,75% dari total belanja langsung sebesar Rp.269.405.896.984,00. (Lihat tabel 2.7. Perhitungan Pendanaan Sanitasi Oleh APBD Kabupaten Tana Toraja Tahun 2010-2013)
Retribusi daerah untuk pengelolaan sanitasi masih terbatas pada retribusi persampahan dan air limbah untuk penyedotan tinja. Untuk sub sektor drainase belum ada, hal ini dikarenakan penyediaan sarana prasarana
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
komponen sanitasi lainnya belum memadai. Di tahun 2013 pendapatan dari retribusi persampahan sebesar Rp. 88.572.000,00 dan air limbah dari jasa penyedotan tinja sebesar Rp. 20.500.000,00. (Tabel 2.9. Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Perkapita Kabupaten Tana Toraja Tahun 2010-2013)
2.3.2. Kondisi Perekonomian Daerah Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tana Toraja dapat diukur dari besarnya nilai PDRB atas dasar harga konstan yang berhasil diciptakan pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 nilai PDRB Kabupaten Tana Toraja sebesar Rp.1.259.215,83 dan dari tahun ke tahun terus meningkat hingga pada tahun 2012 nilai PDRB Tana Toraja sebesar Rp.1.891.673,32. Nilai PDRB Kabupaten Tana Toraja tersebut memberikan konstribusi terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Selatan sekitar 1,11% dari angka ini memperlihatkan bahwa sumbangan Kabupaten Tana Toraja terhadap perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan masih relatif kecil. Namun demikian konstribusi PDRB Kabupaten Tana Toraja setiap tahunnya terus meningkat. (Lihat Tabel 2.10. Peta Perekonomian Kabupaten Tana Toraja Tahun 2009-2012)
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA Tabel 2.5. Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Tana Toraja Tahun 2010 – 2013 No
Realisasi Anggaran
Tahun 2010
637.641.396.095,00
18,13
6.701.121.140,00
32.494.898.511,00
7,38
27.346.615.417,00 2.348.050.000,00 2.141.100.000,00 1.996.835.417,00 2.754.082.000,00 4.353.071.140,00 380.787.999.000,00 470.801.342.784,00 - 16.864.880.784,00 322.759.399.000,00 389.286.812.000,00 58.028.600.000,00 64.649.650.000,00 163.639.449.372,00 92.223.962.883,00 22.987.239.000,00 52.884.354.000,00 14.928.096.612,00 30.806.626.443,00 96.246.635.640,00 -
2.398.050.000,00 24.046.292.371,00 1.245.000.000,00 4.805.556.140,00 521.956.295.000,00 21.259.516.000,00 444.741.329.000,00 55.955.450.000,00 83.190.202.584,00 2.100.000.000,00 1.692.250.048,00 68.068.587.696,00
4,67 5,86 7,40 18,67 14,61 26,06 14,36 4,29 81,81 28,06 0,00 21,76 -15,90
8.532.982.440,00
11.329.364.840,00
-1,64
2011
2012
A
Pendapatan (a.1+a.2+a.3)
a.1
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
a.1.1 a.1.2 a.1.3 a.1.4 a.2 a.2.1 a.2.2 a.2.3 a.3 a.3.1 a.3.2 a.3.3 a.3.4
Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain pendapatan daerah yang sah Dana Perimbangan ( Transfer ) Dana bagi hasil Dana alokasi umum Dana alokasi khusus Lain-lain pendapatan yang sah Hibah Dana darurat Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada Kabupaten Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya
2.091.100.000,00 20.272.312.544,00 1.005.000.000,00 2.875.527.000,00 346.701.398.000,00 297.364.598.000,00 49.336.800.000,00 13.842.700.235,00 1.000.000.000,00 937.379.347,00 -
B
Belanja (b.1+b.2)
480.284.514.467,36
629.488.149.995,00 619.859.639.120,00
655.494.863.929,00
10,92
b.1
Belanja Tidak Langsung
272.646.321.537,36
311.263.504.467,00 346.276.214.666,00
386.088.966.945,00
12,30
b.1.1
Belanja pegawai
242.524.192.190,36
275.184.451.381,00 320.994.505.067,00
371.009.136.433,00
15,22
b.1.2
Bunga
195.000.000,00
4,27
a.3.5
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
386.788.037.779,00
2013
Rata-rata Pertumbuhan (%)
26.243.939.544,00
11.905.320.888,00
172.000.000,00
578.666.081.206,00 569.726.426.807,00 34.238.632.834,00
29.477.478.120,00
195.000.000,00
195.000.000,00
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
b.1.3 b.1.4 b.1.5 b.1.6 b.1.7 b.1.8 b.2 b.2.1 b.2.2 b.2.3
Subsidi Hibah Bantuan social Belanja bagi hasil Bantuan Keuangan Belanja tidak terduga Belanja Langsung Belanja pegawai Belanja barang dan jasa Belanja modal
C
Pembiayaan Surplus / Defisit Anggaran
Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun 2010-2013, DPPKAD
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
15.884.300.000,00 4.903.450.000,00 937.379.347,00 7.350.000.000,00 875.000.000,00 207.638.192.930,00 33.559.818.540,00 52.096.854.630,00 121.981.519.760,00
18.010.023.000,00 7.052.000.000,00 4.387.200.000,00 1.698.839.750,00 1.692.238.016,00 1.804.746.464,00 11.643.633.070,00 14.031.123.385,00 150.959.000,00 500.000.000,00 318.224.645.528,00 273.583.424.454,00 25.677.249.750,00 30.132.234.000,00 76.345.881.042,00 76.660.644.250,00 216.201.514.736,00 166.790.546.204,00
7.690.000.000,00 1.552.600.000,00 1.692.250.048,00 449.980.464,00 3.500.000.000,00 269.405.896.984,00 31.714.395.250,00 105.631.725.026,00 132.059.776.708,00
0,00 -21,48 -31,84 21,76 -60,59 58,74 9,07 -1,87 26,57 2,68
21.472.483.082,44
18.951.832.185,00
27.146.919.313,00
680.712.098,00
-68,35
16.514.770.882,44
13.903.418.515,00
27.146.919.313,00
680.712.098,00
-65,46
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
Tabel 2.6. Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Tana Toraja Tahun 2010 – 2013 Tahun No 1 1.a 1.b 2 2.a 2.b 3 3.a 3.b 4 4.a 4.b 5 5.a 5.b 6 6.a 6.b 7 7.a 7.b
SKPD
2010
2011
2012
Rata-rata Pertumbuhan (%)
2013
Pekerjaan Umum Investasi Operasional / Pemeliharaan (OM) Dinas Permukiman dan Tata Ruang Investasi 596.750.000,00 733.297.775,00 1.161.988.450,00 Operasional / Pemeliharaan (OM) BLHD Investasi 780.218.000,00 1.057.646.480,00 1.190.401.000,00 Operasional / Pemeliharaan (OM) 13.472.000,00 14.975.000,00 75.175.000,00 Dinas Kesehatan Investasi 43.965.000,00 10.750.000,00 Operasional / Pemeliharaan (OM) Bappeda Investasi Operasional / Pemeliharaan (OM) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Lembang Investasi 260.000.000,00 215.000.000,00 312.991.500,00 Operasional / Pemeliharaan (OM) Kantor Kebersihan, Pertamanan, Pemadam Kebakaran, Pemakaman dan Penerangan Jalan Umum (KP4) Investasi 310.843.000,00 301.489.850,00 546.626.325,00 Operasional / Pemeliharaan (OM) -
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
-
0,00 0,00
1.539.974.000,00 -
37,16 0,00
1.375.494.500,00 39.694.080,00
20,80 43,36
91.966.400,00 -
27,89 0,00
13.367.000,00 -
100,00 0,00
339.591.000,00 -
9,31 0,00
483.247.680,00 -
15,84 0,00
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
8
Belanja Sanitasi
2.005.248.000,00
2.322.409.105,00
3.297.932.275,00
3.883.334.660,00
24,65
9
Pendanaan Investasi Sanitasi
1.991.776.000,00
2.307.434.105,00
3.222.757.275,00
3.843.640.580,00
24,50
10
Pendanaan Operasional/Pemeliharaan (OM)
13.472.000,00
14.975.000,00
75.175.000,00
39.694.080,00
43,36
11
Belanja Langsung
207.638.192.930,00
318.224.645.528,00
273.583.424.454,00 269.405.896.984,00
9,07
0,010
0,007
0,012
0,014
0,993
0,994
0,977
0,990
0,007
0,006
0,023
0,010
12
Proporsi Belanja Sanitasi - Belanja Langsung (8/11) Proporsi Investasi Sanitasi - Total Belanja Sanitasi 13 (9/8) 14 Proporsi OM Sanitasi - Total Belanja Sanitasi (10/8) Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun 2010–2013, Bappeda
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA Tabel 2.7. Perhitungan Pendanaan Sanitasi Oleh APBD Kabupaten Tana Toraja Tahun 2010 – 2013 No
Uraian
1
Belanja Sanitasi (1.1+1.2+1.3+1.4)
1.1 1.2 1.3 1.4
Air Limbah Domestik Sampah Rumah Tangga Drainase Perkotaan
2
Dana Alokasi Khusus (2.1+2.2+2.3)
2.1 2.2 2.3
DAK Sanitasi DAK Lingkungan Hidup DAK Perumahan dan Permukiman
3 4
Tahun 2010
2011
2012
Rata-rata Pertumbuhan (%)
2013
2.005.248.000,00
2.322.409.105,00
3.297.932.275,00
3.883.334.660,00
24,65
743.770.000,00 957.513.000,00 260.000.000,00 43.965.000,00
1.036.374.480,00 715.061.250,00 570.973.375,00 -
900.719.000,00 1.734.965.325,00 651.497.950,00 10.750.000,00
1.048.232.500,00 1.661.676.760,00 1.081.459.000,00 91.966.400,00
12,12 20,17 60,82 27,89
1.232.000.000,00
838.322.775,00
1.936.646.000,00
1.864.806.000,00
14,82
542.500.000,00 689.500.000,00 -
733.297.775,00 105.025.000,00 -
823.482.000,00 1.113.164.000,00 -
798.106.000,00 1.066.700.000,00 -
13,73 15,66 0,00
Pinjaman/Hibah Untuk Sanitasi
-
-
-
-
0,00
Bantuan Keuangan Provinsi Untuk Sanitasi
-
-
-
-
0,00
773.248.000,00
1.484.086.330,00
1.361.286.275,00
2.018.528.660,00
37,69
207.638.192.930,00 318.224.645.528,00
273.583.424.454,00
269.405.896.984,00
9,07
0,50
0,75
PHBS
Belanja APBD Murni Untuk Sanitasi (1-2-3) Total Belanja Langsung % APBD Murni Terhadap Belanja Langsung
Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun 2010–2013, Bappeda
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
0,37
0,47
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
Tabel 2.8. Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Tana Toraja Tahun 2010 – 2013 No
Deskripsi
1
Total Belanja Sanitasi Kabupaten (Rp.)
2
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Belanja Sanitasi Perkapita (1/2)
2010
2011
2013
Rata-rata
2.005.248.000,00
2.322.409.105,00
3.297.932.275,00
3.883.334.660,00
2.877.231.010,00
221.080
223.306
224.852
226.763
224.000
9.070,24
10.400,12
14.667,12
17.125,08
12.844,77
Sumber : Laporan Realisasi APBD dan Tana Toraja Dalam Angka Tahun 2010–2013, Bappeda
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
Tahun 2012
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA Tabel 2.9. Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Perkapita Kabupaten Tana Toraja Tahun 2010 – 2013 No
SKPD
1
Retribusi Air Limbah
1.a 1.b
Realisasi Retribusi Potensi Retribusi
2
Retribusi Sampah
2.a 2.b
Realisasi Retribusi Potensi Retribusi
3
Retribusi Drainase
Tahun 2010
2011
2012
Rata-rata Pertumbuhan (%)
2013
-
-
13.000.000,00 35.000.000,00
20.500.000,00 35.000.000,00
57,69 0,00
40.609.000,00 60.000.000,00
33.405.000,00 60.000.000,00
49.447.000,00 65.000.000,00
88.572.000,00 94.140.000,00
29,69 16,20
Realisasi Retribusi Potensi Retribusi Total Realisasi Retribusi Sanitasi 4 40.609.000,00 (1.a+2.a+3.a) Total Potensi Retribusi Sanitasi 5 60.000.000,00 (1.b+2.b+3.b) Proporsi Total Realisasi – Potensi Retribusi 0,68 Sanitasi (4/5) Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun 2010-2013, DPPKAD
-
-
-
0,00 0,00
33.405.000,00
62.447.000,00
109.072.000,00
39,00
60.000.000,00
100.000.000,00
129.140.000,00
29,11
3.a 3.b
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
0,56
0,62
0,84
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
Tabel 2.10. Peta Perekonomian Kabupaten Tana Toraja Tahun 2009 – 2012 No
Deskripsi
1
Tahun 2009
2010
2011
2012
PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.)
1.259.215,83
1.471.969,78
1.798.453,28
1.891.673,32
2
Pendapatan perkapita kabupaten (Rp.)
5.728.578,00
6.658.056,00
8.053.762,00
8.243.782,00
3
Pertumbuhan Ekonomi (%)
6,10
6,31
7,88
7,90
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tana Toraja
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
2.4. Tata Ruang Wilayah Strategi Kebijakan dan pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Tana Toraja dilakukan dengan lebih awal memperhatikan kebijakan dan strategi dalam rencana tata ruang wilayah provinsi dan nasional yang berkaitan dengan wilayah atau bagian dari wilayah Kabupaten Tana Toraja untuk selanjutnya dijabarkan dan dipadukan kedalam rencana tata ruang wilayah Kabupaten Tana Toraja. Dengan demikian aspek sinkronisasi dan keterpaduan tatanan pengelolaan tata ruang wilayah Kabupaten Tana Toraja lebih terbuka dan akomodatif terhadap kegiatan berbagai pemangku kepentingan baik secara nasional, regional dan lokal dengan tetap memperhatikan keseimbangan aspek ekologis (fungsi lindung) maupun aspek ekonomi (fungsi budidaya) kawasan. Berdasarkan visi dan misi serta tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Tana Toraja, maka kebijakan penataan ruang wilayah di Kabupaten Tana Toraja adalah sebagai berikut: a. pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan; b. pengembangan prasarana wilayah; c. peningkatan fungsi kawasan lindung; d. peningkatan sumber daya hutan produksi; e. peningkatan sumber daya lahan pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan; f.
pengembangan potensi pariwisata;
g. pengembangan potensi pertambangan; h. pengembangan potensi industri; i.
pengembangan potensi perdagangan;
j.
pengembangan potensi pendidikan;
k. pengembangan potensi permukiman; l.
peningkatan kualitas sumber daya manusia; dan
m. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan Keamanan Negara. Dalam PP/26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) ditetapkan Kawasan Toraja dan sekitarnya sebagai salah satu kawasan strategis nasional (KSN) dengan sudut kepentingan strategisnya adalah sosial budaya. Terkait
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
dengan aspek kepentingan sosial budaya di kawasan Toraja, maka akan terdapat dua wilayah administratif kabupaten yang berkepentingan dan tercakup didalamnya, yakni Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara. 2.4.1. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang Wilayah Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2009 tentang RTRW Sulawesi Selatan, kawasan perkotaan Makale Ibukota Kabupaten Tana Toraja merupakan Pusat Pelayanan Lokal (PKL). PKL Kawasan Perkotaan Makale mempunyai skala pelayanan wilayah Kabupaten Tana Toraja dalam klaster ruang di sekitarnya dan diarahkan pada: Penataan ruang kota melalui perencanaan detail tata ruang kota (RDTRK dan Zoning Regulation) pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang kota. Penyediaan sarana perkotaan sesuai dengan fungsi kota, serta peningkataan ketersediaan sarana dan prasarana produksi bagi kawasan pertanian, perkebunan, dan perikanan. Peningkatan prasarana komunikasi antar wilayah pengembangan yang ada di Kabupaten Tana Toraja. Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayaninya melalui pengembangan sistem transportasi yang memadai. Peningkatan fungsi kota sebagai penyangga fungsi ibukota kabupaten. Berdasarkan kondisi dan potensi yang ada, beberapa kawasan perkotaan yang menjadi Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) oleh Pemerintah Kabupaten Tana Toraja yaitu Kota Bituang yang potensil dikembangkan sebagai gerbang wisata penghubung kawasan wisata budaya di Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat dengan kawasan wisata Tana Toraja dan kawasan perkotaan sekitar bandara baru Buntu Kuni’ Kecamatan Mengkendek, yang potensil dikembangkan menjadi kota simpul transportasi udara.
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasan perkotaan Kabupaten Tana Toraja yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. PPK sebagaimana ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Tana Toraja terdiri atas ibukota-ibukota kecamatan yang tidak termasuk PKL atau PKLp, meliputi: a. Kawasan Perkotaan Rante Kurra di Kecamatan Kurra b. Kawasan Perkotaan Padang Iring di Kecamatan Rantetayo c. Kawasan Perkotaan Pattan Ulu Salu di Kecamatan Saluputti d. Kawasan Perkotaan Leatung di Kecamatan Sangalla’ Utara e. Kawasan Perkotaan Bullian Massa’bu di Kecamatan Sangalla’ f. Kawasan Perkotaan Malolin di Kecamatan Rano g. Kawasan Perkotaan Ratte Buttu di Kecamatan Bonggakaradeng h. Kawasan Perkotaan Kondo Dewata di Kecamatan Mappak i. Kawasan Perkotaan Buntu Benteng Ambeso di Kecamatan Gandang Batu Sillanan j. Kawasan Perkotaan Batualu di Kecamatan Sangalla’ Selatan k. Kawasan Perkotaan Tiromanda di Kecamatan Makale Selatan l. Kawasan Perkotaan Lion Tondok Iring di Kecamatan Makale Utara m. Kawasan Perkotaan Talion di Kecamatan Rembon n. Kawasan Perkotaan Malimbong di Kecamatan Malimbong Balepe; o. Kawasan Perkotaan Pondingao’ di Kecamatan Masanda; dan p. Kawasan Perkotaan Lekke’ di Kecamatan Simbuang. PPK-PPK di Kabupaten Tana Toraja diarahkan pada: Peningkatan aksesibilitas ke PKL dan Ibukota Kabupaten. Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayaninya melalui pengembangan jaringan jalan. Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana produksi bagi kawasan pertanian, perkebunan, dan perikanan. Peningkatan prasarana komunikasi antar sentra produksi.
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
Pusat Pelayanan Lokal yang selanjutnya disebut PPL adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa. PPL sebagaimana ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Tana Toraja terdiri atas: a. Bau dan Buntu Limbong di Kecamatan Bittuang; b. Poton, Bau Bonggakaradeng di Kecamatan Bonggakaradeng; c. Salubarani,
Gandangbatu,
Mebali,
Tangatondok,
Perindingan
Kecamatan Gandangbatu Sillanan; d. Tabang di Kecamatan Kurra; e. Pantan, Kamali Pentalluan di Kecamatan Makale; f. Pa’tekke, di Kecamatan Makale Selatan ; g. Rantelemo dan Mandetek di Kecamatan Makale Utara; h. Balepe’ di Kecamatan Malimbong Balepe’; i. Tondok Banga di Kecamatan Mappak, j. Sangratte dan belau di Kec. Masanda; k. Uluway, Marinding, Tampo di Kecamatan Mengkendek; l. Pangalloan di Kecamatan Rano m. Madandan di Kecamatan Rantetayo; n. Batusura', Palesan di Kecamatan Rembon; o. Tolange di Kecamatan Saluputti; p. Kaero di Kecamatan Sangalla’; q. Kandeapi di Kecamatan Sangalla’ Selatan; r. Saluallo di Kecamatan Sangalla’ Utara; s. Makkodo di Kecamatan Simbuang. (Lihat Peta 2.3. Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Tana Toraja)
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
di
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
2.4.2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Wilayah Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Tana Toraja meliputi rencana kawasan lindung dan kawasan budidaya yang mempunyai nilai strategis kabupaten dan atau lintas kecamatan dan atau kota. Kebijakan pengembangan pola ruang ditujukan untuk mewujudkan pola penggunaan ruang yang seimbang antara daya lindung kawasan lindung dengan kapasitas produksi dan pemanfaatan kawasan budidaya secara asri dan lestari. Kawasan lindung yang baik yang bersifat: (i) Preservasi berupa hutan lindung baik di daerah ketinggian pedalaman yang merupakan daerah hulu (upstream) Daerah Aliran Sungai (DAS), (ii) Konservasi berupa taman margasatwa. Selain daripada itu, untuk kepentingan pelestarian warisan sejarah dan budaya dapat ditetapkan suatu kawasan konservasi seperti cagar budaya bangunan buatan manusia yang ditetapkan sebagai benda purbakala. Dalam kawasan budi daya juga diusahakan sebisa mungkin menumbuhkembangkan dan melestarikan kawasan lindung setempat baik ruang darat, maupun udara untuk menjaga keasrian dan kelestarian ragam hayati, yang juga merupakan mata rantai sistem ekologi wilayah, seperti ruang terbuka hijau, baik berupa hutan kota, jalur hijau di sempadan sungai, sempadan danau, dan sempadan jalan. Dalam skala lingkungan mikro terutama di daerah perdesaan diarahkan tumbuh berkembangnya tatanan desa mandiri pangan dan energi yang didukung alam yang asri dan lestari. Pola pemanfaatan daerah perkotaan diarahkan juga dapat terwujud tatanan lingkungan yang swatata dalam memproduksi dan mengolah daya penentralisiran limbah. Kebijakan pengembangan pola ruang wilayah Kabupaten Tana Toraja meliputi :
Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung
Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya
Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis
A. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Lindung a) Kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputi :
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
Meningkatkan fungsi ekologis kawasan lindung utamanya hutan lindung melalui penanganan lahan kritis.
Mencegah terjadinya pengalihfungsian kawasan lindung dalam skala kecil sekalipun.
Mendorong partisipasi masyarakat sekitar kawasan lindung untuk mempertahankan keberadaannya, terutama hutan lindung.
b) Strategi pengembangan kawasan lindung meliputi :
Meningkatkan pola penanganan lahan kritis baik yang berada dalam kawasan hutan lindung maupun yang berada dalam hutan produksi melalui kegiatan penghijauan/reboisasi.
Meningkatkan pengendalian kegiatan dan fungsi pengawasan terhadap areal kawasan lindung.
Meningkatkan sosialisasi ke masyarakat sekitar akan fungsi penting keberadaan kawasan lindung, serta melakukan diversifikasi lahan usaha baru di daerah pedesaan sehingga bermanfaat pada peningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan.
B. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya a) Kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi :
Meningkatkan keterpaduan dan keterkaitan mutualistis antar kegiatan budidaya.
Mengendalikan kegiatan budidaya agar tidak melampauai daya dukung dan daya tampung lingkungannya.
Mengoptimalkan nilai ekonomis kegiatan budidaya dengan minimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan.
b) Strategi pengembangan kawasan budidaya meliputi :
Menetapkan kawasan budidaya sesuai dengan karakteristik lingkungannya, dan kondisi kekinian yang telah ada.
Meningkatkan keterkaitan mutualistis antar kegiatan melalui inovasi kegiatan-kegiatan baru dan peningkatan sinergisitas.
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
Mengintensifkan kegiatan budidaya yang ada saat ini dengan stimulus
agar
manfaat
ekonomisnya
optimal,
dengan
lingkungan yang tetap stabil. C. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis a) Kebijakan pengembangan kawasan strategis meliputi :
Melestarikan dan meningkatkan fungsi warisan budaya lokal dan rona alam sebagai obyek wisata dunia.
Melestarikan dan meningkatkan fungsi dan daya dukung lingkungan
untuk
mempertahankan
dan
meningkatkan
keseimbangan ekosistem lingkungan, dan mempertahankan fungsi perlindungan kawasan.
Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian wilayah.
b) Strategi pengembangan kawasan strategis meliputi :
Meningkatkan peran warisan budaya lokal dan rona alam dalam peningkatan pendapatan masyarakat dan pemerintah daerah melalui kegiatan pariwisata.
Mengidentifikasi dan mengembangkan obyek-obyek budaya lokal dan rona alam yang menarik yang belum dikelola dengan baik dan belum terpublikasi untuk menambah khasanah daya tarik wisata, melengkapi obyek-obyek yang telah berkembang saat ini.
Meningkatan pengendalian aktivitas kegiatan budidaya yang berpotensi merusak keseimbangan ekosistem lingkungan.
Melakukan intervensi iptek dalam pengelolaan kawasan budidaya sehingga mampu berkontribusi lebih besar dalam pertumbuhan perekonomian wilayah. (Lihat Peta 2.4. Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Tana Toraja)
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
2.5. Sosial Dan Budaya Pelaksanaan program pembangunan di berbagai sektor yang makin meningkat di Kabupaten Tana Toraja telah memberikan dampak positif terhadap kemajuan pendidikan, yang ditunjukkan makin kondusifnya suasana belajar di berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Pelayanan pendidikan sudah relatif merata dan bahkan sudah menjangkau daerah terpencil dan perbatasan. Dari tahun ke tahun partisipasi seluruh masyarakat dalam dunia pendidikan di Tana Toraja semakin meningkat, hal ini berkaitan dengan berbagai program pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk lebih meningkatkan kesempatan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Jumlah
siswa dan guru menunjukkan
perkembangan yang makin bertambah, sedangkan rasio siswa terhadap sekolah dan rasio guru terhadap siswa makin membaik pada semua jenjang pendidikan namun pemerataan penempatan guru masih perlu ditingkatkan utamanya pada lokasi-lokasi yang jauh dan terpencil. Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas. Dimana, harus didukung dengan fasilitas pendidikan yang memadai. Di Kabupaten Tana Toraja jumlah sarana pendidikan tahun 2012 terdiri dari Sekolah Dasar (SD) sebanyak 225 buah , SLTP sebanyak 68 buah, SLTA sebanyak 20 buah, dan SMK 19 buah. (Lihat Tabel 2.11. Jumlah Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia di Kabupaten Tana Toraja)
Berdasarkan data BPS, angka kemiskinan pada tahun 2012 sebesar 28.600 jiwa atau 12,72 persen, dari data tersebut cenderung mengalami penurunan dari tahun 2011 yang tercatat 29.599 jiwa atau sebesar 13,22 persen. Sedangkan data dari Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penangggulangan Kemiskinan (TNP2K) pada Tahun 2012 untuk Perlindungan Sosial angka penduduk dengan tingkat kesejahteraan 10 - 30% sebesar 52.776 jiwa atau 13.194 Kepala Keluarga. Di tahun 2012 jumlah rumah di Kabupaten Tana Toraja mencapai 54.135 rumah. (Lihat Tabel 2.12. Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan dan Tabel 2.13. Jumlah Rumah Per kecamatan)
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
Tabel 2.11. Jumlah Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia di Kabupaten Tana Toraja No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kecamatan Bonggakaradeng Simbuang Rano Mappak Mengkendek Gandang Batu Sillanan Sangalla Sangalla Selatan Sangalla Utara Makale Makale Selatan Makale Utara Saluputti Bittuang Rembon Masanda Malimbong Balepe Rantetayo Kurra JUMLAH
SD 10 11 9 11 26
Jumlah Sarana Pendidikan Umum Agama SLTP SLTA SMK MI MTs 4 1 0 0 0 2 0 0 0 0 3 0 0 0 1 3 2 0 0 0 9 1 1 1 0
MA 0 0 0 0 0
17
8
2
3
2
1
0
6 9 9 17 11 8 9 20 17 7 8 11 9
2 3 1 6 3 2 2 4 6 1 3 3 3
1 0 0 9 0 0 1 1 0 1 0 1 0
2 0 0 3 1 5 2 1 0 0 0 1 0
0 1 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
225
68
20
19
7
3
1
Sumber : Tana Toraja Dalam Angka Tahun 2013
Tabel 2.12. Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan No
Kecamatan
Jumlah Keluarga Miskin (KK)
1 2 3 4 5 6 7 8
Bonggakaradeng Simbuang Rano Mappak Mengkendek Gandang Batu Sillanan Sangalla Sangalla Selatan
227 335 287 309 966 572 217 214
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Sangalla Utara Makale Makale Selatan Makale Utara Saluputti Bittuang Rembon Masanda Malimbong Balepe Rantetayo Kurra Total
217 858 325 153 161 570 476 254 236 433 234 7.044
Sumber : Tana Toraja Dalam Angka Tahun 2013
Tabel 2.13. Jumlah Rumah Per Kecamatan No
Kecamatan
Jumlah Rumah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Bonggakaradeng Simbuang Rano Mappak Mengkendek Gandang Batu Sillanan Sangalla Sangalla Selatan Sangalla Utara Makale Makale Selatan Makale Utara Saluputti Bittuang Rembon Masanda Malimbong Balepe Rantetayo Kurra
1.458 1.469 1.370 1.325 6.765 5.094 1.596 1.830 1.899 8.504 2.982 2.889 1.764 3.347 4.304 1.521 2.224 2.619 1.175
Total
54.135
Sumber : Tana Toraja Dalam Angka Tahun 2013
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah Struktur Organisasi Pemerintah Daerah di Kabupaten Tana Toraja berdasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Tana Toraja Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tana Toraja. Dari aspek kelembagaan daerah telah dibentuk beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terdiri dari 15 Dinas, 8 Badan, 6 kantor, Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan 19 kecamatan (Lihat Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja)
Dari lembaga Perangkat Daerah tersebut di dalamnya terdapat lembaga-lembaga yang terkait dengan program sanitasi antara lain: 1.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Badan ini merupakan leading sektor dalam setiap pelaksanaan perencanaan pembangunan di daerah dimana dalam pelaskanaan program yang berkaitan dengan sanitasi Bappeda merumuskan dan menyusun strategi serta menyatukan semua stakeholder terkait sanitasi untuk menyelesaikan masalah sanitasi secara bersama-sama.
2.
Dinas Permukiman dan Tata Ruang Lembaga ini dibentuk dalam rangka membangun sarana prasarana umum. Pembangunan sarana ini juga termasuk sarana sanitasi seperti bak sampah, pengadaan kontainer sampah, TPA, IPLT, drainase dan lain-lain.
3.
Dinas Kesehatan Dinas ini dalam program sanitasi berfungsi mewadahi urusan-urusan di bidang kesehatan masyarakat, sehingga dalam upaya peningkatan kesehatan lingkungan dan masyarakat dapat menjadi sarana pendukung bagi terciptanya program-program kesehatan.
4.
Kantor Kebersihan, Pertamanan, Pemadam Kebakaran, Pemakaman, dan Penerangan Jalan Umum (KP4). Kantor ini dalam program pengembangan sanitasi terkait dalam pengelolaan alur distribusi sampah dan limbah. Kebijakan mengenai penyaluran
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
persampahan dari rumah-rumah ke TPA, penyedotan lumpur tinja dan kebersihan lingkungan menjadi wewenang SKPD ini. 5.
Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Dalam penyusunan strategi penanganan permasalahan sanitasi, kondisi lingkungan daerah sangat memegang peran penting. Dampak lingkungan sangat terkait dengan permasalahan sanitasi. Oleh karena itu, keberadaan SKPD yang mengurusi lingkungan berperan penting pula terhadap kebijakan pembangunan sanitasi.
Selain dari SKPD diatas, ada beberapa juga SKPD yang tekait dengan permasalahan sanitasi secara tidak langsung diantaranya: 1.
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Lembang (BPMPL) Tidak bisa dipungkiri, permasalahan sanitasi juga berkaitan dengan tingkat kesadaran masyarakat dalam penanganannya. Selama ini penanganan masalah
sanitasi
mengalami
permasalahan
terutama
dalam
pengoperasionalannya dan pemeliharannya sehingga sarana yang terbangun tidak memiliki aspek keberlanjutan dalam fungsi dan kegunaannya. Perlu keterlibatan masyarakat dalam penuntasan masalah sanitasi dan untuk itu SKPD ini memiliki fungsi yang penting sebagai ujung tombak penguatan pemberdayaan dan kelembagaan masyarakat agar mendukung penyelesaian permasalahan sanitasi di masyarakat. 2.
Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan memiliki kaitan dengan pembangunan sarana sanitasi di sekolah-sekolah dan bagaimana menanamkan kepada anak sekolah tentang pentingnya masalah sanitasi.
3.
Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler Sekretariar Daerah Aspek komunikasi dan informasi menjadi penting saat permsalahan sanitasi menjadi hal yang tidak populer dimasyarakat. Dimana masalah sanitasi menjadi isu yang tidak penting dan tampak pada hasil usulan musrenbang dari masyarakat yang menempatkan usulan pembangunan sarana sanitasi sebagai hal yang jarang diusulkan. Untuk itu SKPD ini sangat penting untuk
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
memberikan dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat akan pentingnya arti sanitasi yang baik dan akibat buruk akibat sanitasi buruk. (Lihat Gambar 2.2. Struktur SKPD Yang Terkait Dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Tana Toraja)
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja BUPATI WAKIL BUPATI
DPRD SEKRETARIS DAERAH
STAF AHLI BUPATI
Staf Ahli Bidang Hukum, Pemerintahan dan Politik
Staf Ahli Bidang Sosial dan SDM
Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan
ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESRA Bag. Pemerintahan Umum
ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN
Bag. Perekonomian
Bag. Kesejahteraan Rakyat
Bag. Pembangunan
Bag. Humas dan Protokoler
Bag. Sumber Daya Alam
Bag. Pemuda dan Olahraga
ASISTEN ADMINISTRASI UMUM
Bag. Umum
Bag. Hukum dan Perundang-undangan
Bag. Organisasi dan Tata Laksana
Bag. Keuangan
SEKRETARIAT DPRD
Kecamatan Kelurahan / Lembang
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
DINAS DAERAH
LEMBAGA TEKNIS DAERAH
Dinas Pendidikan
Inspektorat Daerah
Dinas Kesehatan
Dinas Pekerjaan Umum
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Dinas Permukiman dan Tata Ruang
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Dinas Kependudukan dan Cat. Sipil
BPMPL
Dinas Pertanian
BKBPP
Dinas Peternakan dan Perikanan
Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan
Dinas Perhubungan dan Kominfo
Badan Ketahanan Pangan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Kantor Kesbang
Kantor Kebersihan, Pertamanan, Pemadam Kebakaran, Pemakaman dan Penerangan Jalan Umum
Kantor Penghubung Makassar
Kantor Penghubung Jakarta
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Pertambangan dan Energi
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
Gambar 2.2. Struktur SKPD Yang Terkait Dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Tana Toraja BUPATI
BAPPEDA Bidang Fisik dan Prasarana
DINAS PERMUKIMAN DAN TATA RUANG - Bidang Prasarana, Perkotaan, dan Perdesaan - Bidang Tata Ruang
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN LEMBANG Bidang Teknologi Tepat Guna dan Sumber Daya Alam
Keterangan : Mandat Tupoksi Langsung (Stakeholder Utama) Mandat Tupoksi Tidak Langsung (Stakeholder Mitra)
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
DINAS KESEHATAN
KP4
BLHD
Bidang Pengawasan Kualitas Air dan Penyehatan Lingkungan
Seksi Persampahan
Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan
DINAS PENDIDIKAN
SEKRETARIAT DAERAH
Seksi Sarana dan Prasarana
- Perekonomian dan Pembangunan - Bagian Humas dan Protokoler
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
2.7. Komunikasi Dan Media Media dan komunikasi berfungsi untuk mengidentifikasi tentang pengalaman dan kapasitas Kabupaten Tana Toraja dalam menjalankan kampanye/pemasaran sanitasi serta sejauh mana pemahaman mereka mengetahui peran media massa dalam mendukung pembangunan sanitasi. Aspek komunikasi dan informasi menjadi hal penting, saat permasalahan sanitasi menjadi hal yang tidak populer dan menjadi isu yang tidak penting dikalangan masyarakat. Peran komunikasi dan media di Kabupaten Tana Toraja di sektor sanitasi sampai saat ini, hanya sebatas kerjasama dengan program yang berbasis masyarakat seperti PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan dan Pamsimas. Disamping itu, dinas kesehatan juga melakukan kegiatan komunikasi terkait sanitasi seperti Penyuluhan CTPS dan Stop BABs di sekolah dan masyarakat dan pemicuan STBM. (Lihat Tabel 2.14. Kegiatan Komunikasi Terkait Sanitasi dan Tabel 2.15. Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi)
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
Tabel 2.14. Kegiatan Komunikasi Terkait Sanitasi No 1.
Kegiatan
Tahun
Dinas Pelaksana
Penyuluhan di masyarakat tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan Stop BABs
2008 s.d. 2013
Dinas Kesehatan
2.
Pelatihan pengelolaan limbah ternak dan sampah rumah tangga
2012
BPMPL
3.
Pemicuan STBM
2010 s.d. 2013
4
Penyuluhan Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi
2010 s.d. 2013
Tujuan Kegiatan - Siswa Siswi Sekolah Dasar dapat melakukan CTPS dengan baik dan teratur
Khalayak Sasaran
Pesan Kunci
Pembelajaran
Sekolah Dasar dan Masyarakat Lembang/Kelurahan
Dengan CTPS dan stop BABs, kita terhindar dari penyakit dan hidup lebih sehat
Menurunkan angka anak yang terserang diare
Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan limbah ternak dan sampah rumah tangga
Kec. Gandasil, Kec. Bonggakaradeng, dan Kec. Sanggala
Pengelolaan limbah ternak dan sampah rumah tangga
Pengelolaan limbah ternak dan sampah rumah tangga tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan tapi dapat menambah penghasilan
Dinas Kesehatan
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyediaan layanan sanitasi dan membiasakan berperilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari
18 Kecamatan di Kabupaten Tana Toraja
Sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak sehat meningkatkan resiko penyakit
Pemicuan STBM perlu dilakukan secara rutin dalam menunjang Kabupaten Tana Toraja sebagai Kabupaten Sehat
Dinas Permukiman dan Tata Ruang
Meningkat kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi air minum yang memenuhi standar kesehatan dan pengelolaan sanitasi yang ramah lingkungan
Masyarakat umum lokasi Pamsimas
Pemenuhan air minum standar kesehatan dan pengelolaan sanitasi yang ramah lingkungan
Program berbasis masyarakat lebih langsung dirasakan dampaknya oleh masyarakat
- Masyarakat memahami pentingnya melakukan CTPS dan Stop BABs
Sumber: Dinas Kesehatan, BPMPL dan DPTR Kabupaten Tana Toraja
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA
Tabel 2.15. Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi Jenis Media (a) Channel 1 TV Kabel Penyiaran Liputan Kegiatan Tabloid Kareba Pemuatan Artikel dan Pemberitaan
Khalayak (b) Masyarakat Umum Kab. Tana Toraja terutama di 23 Lembang/Kelurahan
Pendanaan (c) Dinas Kesehatan menyelenggarakan deklarasi ODF Stop BABs
Isu yang Diangkat (d) Stop BABs
Pesan Kunci (e) Deklarasi ODF Stop BABs untuk perilaku hidup bersih dan sehat
Efektivitas (f) Tayangan Channel 1 TV Kabel dapat menyebarluaskan informasi untuk tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABs)
2.
Channel 1 TV Kabel Penyiaran Liputan Kegiatan
Masyarakat Umum Kab. Tana Toraja
Program PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan
Kesadaran Masyarakat dalam Pengelolaan Limbah Ternak dan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Limbah Ternak dapat dikelola dengan Ramah Lingkungan dan Penerapan Konsep 3R dalam Pengelolaan Sampah
Tayangan Channel 1 TV Kabel dapat membantu meyakinkan target untuk dapat mengelola limbah ternak dan sampah secara ramah lingkungan
3.
Website Kab. Tana Toraja Pemuatan artikel dan pemberitaan
Masyarakat Umum Kab. Tana Toraja
Program Kabupaten Sehat Kab. Tana Toraja
Kabupaten Tana Toraja berpredikat kabupaten sehat di tahun 2015
Kabupaten Tana Toraja sebagai Objek Wisata
Dengan pemberitaaan Kabupaten Tana Toraja sebagai daerah wisata, sektor sanitasi merupakan hal terpenting dalam mendukung Kabupaten Tana Toraja sebagai salah satu Kabupaten Sehat di Sulawesi Selatan
No 1.
Sumber: Bagian Humas Kabupaten Tana Toraja
KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2014