Bab 4 Sirkulasi Tapak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB IV SIRKULASI TAPAK 4.1 Pendahuluan Sirkulasi merupakan elemen penting yang menghubungkan bagian-bagian/ fungsi-fungsi dalam tapak. Sirkulasi yang baik akan menciptakan kenyamanan dalam tapak. Sistem sirkulasi adalah prasarana penghubung vital yang menghubungkan berbagai kegiatan dan penggunaan di atas lahan. Sirkulasi membentuk hirarki arus lalu lintas serta merubah skala jalan, dari jalan utama (arteri) ke jalan lokal di dalam lingkup proyek (tapak), dan juga menghubungkannya dengan jaringan jalan diluar tapak untuk mengangkut orang dan barang ke dalam tapak.



Gambar 1. Jalan disusun berdasarkan hirarkinya



Dalam kaitannya dengan bangunan atau fasilitas massa banyak dengan fungsi majemuk seperti fasilitas rekreasi, komersial, dll, pola sirkulasi di dalam tapak harus dapat memenuhi kebutuhan pencapaian, parkir, bongkar muat barang dan pelayanan servis yang semuanya tersusun dalam suatu sekuen yang teratur dan terorganisir dengan baik.



Gambar 2. Analisis Keterkaitan sirkulasi dan zoning pada tapak



29   



Selain itu juga sirkulaasi dalam taapak erat kaaitannya denngan penyuusunan tata guna lahann (zoningg) dan tata massa banngunan, sehhingga mem mbentuk seebuah rancangan site plan yangg integrall (fungsionaal & estetis))



4.2 Sirk kulasi Kend daraan (Jaalan) 4.2.1 Poola Sirkulassi Jalan Selain sebaagai penghuubung atauu linkage, sirkulasi s jugga berfungsi sebagai pembentukk strukturr sebuah kaawasan. Adaa beberapa alternatif sistem s / pola sirkulasi jjalan pada tapak yangg sering digunakan d y yaitu: a. Poola Grid • Sistem grid g biasanyya terjadi karrena adanyaa perpotonngan jalan yang y saling tegak lurus satu sama lainn dengan leebar jalan yaang rata-rataa sama. • Biasanyaa digunakann pada lahan n yang datar, atau sediikit bergelom mbang, biassanya menghassilkan pemaandangan monoton/ m penangannan topograafi yang kurrang tepat. • Sistem grid g bisa diggunakan unttuk mendistrribusi arus lalu u lintas yan ng komplek ks apabila tingkatann kelas (hiraarki) jalan telah ditetap pkan. b. Poola Radial • Sistem siirkulasi raddial mengarrahkan aruss lalu lintas meenuju suatu u pusat um mum yang padat dengan berbagai b akttivitas. • Pusat ituu bersifat teetap dan kaaku sehingg ga sukar diuubah, sistem m ini tidak seluwes s sisteem grid. m haal tersebut di d beberapa • Untuk mengatasi tempat di d bagian luaar daerah puusat sering ditambahh dengan sisstem ring untuk u memb beri kesempaatan jalan keeluar bagi arrus lalu intaas yang berrmaksud meelewati daerrah pusat.



30 0   



c. Pola Linier • Pada dasarnya sistem linier merupakan pola garis lurus yang menghubungkan dua titik penting. • Mengingat sifatnya, sistem ini cenderung mudah mengalami kepadatan atau kemacetan lalu lintas. • Untuk mengatasinya diadakan suatu penyaluran yang dikenal dengan sistem loop, suatu jalan “ melambung“ yang keluar dari jalur utama di suatu titik yang lain. d. Pola Kurvalinear • Sistem kurvalinier merupakan gabungan dari pola garis lurus dan garis lengkung, yang memanfaatkan topografi, dengan cara mengikuti bentuk lahan sedekat mungkin. • Sistem ini erat hubungannya dengan lalu lintas pada tingkat lokal dan mempunyai variasi jalur jalan yang mudah disesuaikan dengan topografi. • Jalan-jalan tembusnya lebih sedikit dibanding dengan sistem grid. • Suasana jalan menjadi lebih menarik karena bervariasinya pemandangan, jenis serta panjang jalan, dan mudahnya penyesuaian terhadap perubahan topografi.



4.2.2 Kriteria Perancangan Jalan Ada 3 pertimbangan/ kriteria dalam perancangan sirkulasi kendaraan (jalan) pada tapak, meliputi aspek keamanan (safety), kegunaan/fungsional (utility) dan keindahan/estetika (aesthetics): 1. Faktor SAFETY mencakup 3 pertimbangan: a. Kecepatan kendaraan yang diperbolehkan pada jalan tersebut. b. Jarak pandang pengemudi. c. Tingkat kemiringan jalan. 2. Faktor UTILITY menekankan perancang tapak untuk mengetahui lebih banyak tentang ukuran & berat kendaraan serta kemampuan kendaraan tersebut. 3. Faktor ESTETIKA perlu dipertimbangkan mengingat jalan tidak hanya berkaitan dengan memindahkan kendaraan. Jalan merupakan poin awal kontak visual dengan tapak. Jalan harus memberikan orientasi & memperkenalkan elemen-elemen kawasan.



31   



Sirkulassi kendaraaan yang kitta rancang pada p tapak harus sesuuai dengan standar dim mensi jalann yang kaadang berbeeda-beda unntuk tiap daaerah, dan juga harus disesuaikan d n dengan kaapasitas dann jenis keendaraan yaang akan melewatinya m a. Secara um mum dimennsi lebar jaalan dapat dilihat d padaa tabel beerikut: Leebar Jalan Jaalan Kecil Jaalan Besar Jaalan Kolektoor semacam m boulevard Paarkir Paralel di tepi jalaan Jaalan Masuk Pribadi Jaalan Masuk Servis R Radius Putaar Jaalan Kecil Jaalan Besar yang y digunaakan untuk truk t



2.7 70 – 3.30 m/jalur m 3.0 00 – 4.20 m/jalur m 3.0 00 – 5.40 m/jalur m 2.4 40 – 3.00 m/jalur m 2.4 40 – 2.70 m/jalur m 3.6 60 – 4.20 m/jalur m 3.7 75 – 4.50 m jari-jari 10.50 – 15.00 m jari-jari



       



 



 



Gam mbar 3. Standaar radius putar dan perpotonngan jalan



32 2   



G Gambar 4. Hiraarki dan Desaiin Jalan pada Kota K Baru Parrahyangan Baandung



4.2.3 Siirkulasi Khuusus dalam Tapak Untuk banggunan publik dengan aktivitas a yaang beranekka ragam daan jumlah pengunjung p g yang banyak b sepeerti pusat komersial, k rumah sak kit, hotel, bandara b dlll, kebutuhaan sirkulasii kendaraaan biasanya lebih kom mpleks dan memiliki m sirrkulasi-sirkuulasi khusus seperti: ƒ



Pem misahan sirkkulasi kenddaraan untukk pengunjun ng dan serviice atau penngelola.



ƒ



Pem misahan pinntu masuk (E Entrance) dan d keluar (Exit) ( tapakk



ƒ



Terrsedianya faasilitas drop p off untuk menurunkaan pengunjuung langsunng ke pintu bangunan b



ƒ



Unntuk beberappa fasilitas seperti resttoran waralaaba atau baank kadang menyediak kan fasilitass driive thru untuuk kemudaahan pengunnjung bertraansaksi.



Sevice Area A Daerah serrvice harus dirancang berdasarkaan ukuran kendaraan service yan ng terbesarr (truk, mobil m box)). Lokasi daerah d servvice (dapu ur, laundry, bongkar muat baran ng, tempatt pembunngan sampah, dll) biasanya dilletakkan teersembunyi dan tidakk boleh menghalangi m i pemanddangan utam ma tapak dan d tidak menghalangi m i jalan massuk dan adanya tempaat memutarr kendaraaan. 33 3   



Service  Entrance  Hotel  Taapak



Servvice  Retail Gambar 5. Peletakan P sirku ulasi service yang y terpisah



Gambbar 6. Sirkulassi area bongkaar muat barangg (Loading service)



34 4   



Entrance & Exit Area A Adanyaa area entrannce & exit yang terpisah dalam taapak ditujukkan untuk m mengatur allur sirkulasii masuk dan d keluar tapak agar tidak salingg menggang ggu atau meenyebabkann kemacetan n pada jalann raya. Selain itu aggar tidak terjadi cross--circulation n di dalam tapak itu seendiri. Adaa juga yangg digabunngkan menjjadi satu naamun mengggunakan siistem sirkullasi 2 jalur yang dipissahkan olehh median jalan.



Drop offf Area Area dan siirkulasi dropp off kendaaraan juga diperlukan d m menurunkan n penumpan ng langsungg di depaan bangunaan. Area siirkulasi unttuk drop off o biasanyaa dirancangg satu arah h (one-wayy circulattion) dan diimensinya memungkin m nkan untuk min.2 m buah mobil bisa lewat, sehingga mobill yang beerhenti untuuk menurunnkan penumppang tidak menghalanggi mobil yaang akan lew wat menujuu tempat parkir atauu yang akann keluar tapak. Secara garis besar sirkulasi ppengunjung pada tapakk dapat diigambarkann pada diagrram berikut:



Gambar 7. Jalur sirkullasi untuk drop off (fasilitass hotel resort)



35 5   



Gambar 8. Desain D Sirkulaasi Drop off Area



  Drive-th hru adalah salah s satu faasilitas pelayyanan yang disediakan d oleh bisnis seeperti restoraan waralaba,, bank dlll dimana mem mungkinkan untuk penguunjung dapatt membeli baarang (bertraansaksi) tanpaa keluar darii kendaraaannya. Fasiliitas drive thrru biasanya teerpisah deng gan sirkulasi kendaraan ppengunjung reguler.  



Gambar 9. Deesain Sirkulassi Drive Thru Area A



4.3 Fassilitas Parkir 4.3.1 Kriteria K dan Jenis J Tempat Parkir Parkir adalah a Suaatu keadaann dimana kendaraan tiidak bergerrak dalam jjangka wak ktu tertentuu (tidak bersifat b sem mentara) (P PP No.43 thn 1993). Dalam peerancangan tapak, tem mpat parkirr merupaakan salah satu s bagiann penting daalam tata guna g lahan dan menunnjang keberrlangsungann 36 6   



aktivitaas di dalam m tapak. Secara S visuual, tempatt parkir daapat menggganggu apabila tidakk ditempaatkan dengaan tepat. Seccara garis besar Kriteriia pemilihann tempat parrkir yaitu: 1. Parkir terlletak pada muka tapaak yang dattar Tempat parrkir diusahaakan berada pada permu ukaan yangg datar (