Bab I Best Practise Batik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN BATIK Dengan Pendekatan Tri-Ng Sebagai Strategi Membangun Sekolah Berinovasi dan Berbudaya SD Bandung 2



oleh



Edi Sasmito, S.Pd. Kepala SD Bandung 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal



PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PENGESAHAN Karya tulis ilmiah dalam bentuk best practice yang berjudul “ManajemenBatik dengan Pendekatan Tri-Ng Sebagai Strategi Membangun SekolahBerinovasi dan Berbudaya di SD Bandung 2 Kota Tegal disusun oleh Edi Sasmito,S.Pd. (Kepala SD Bandung 2 Kecamatan Tegal Selatan). Diketahui dan disahkan pada:



Hari



: Sabtu



Tanggal



:



Oktober 2018



Mengetahui Pengawas TK/SD UPTD Pendidikan



Penulis,



Kecamatan Tegal Selatan



R.WACHYOEDI, S.Pd.,M.Pd. NIP:196112101982011006



EDI SASMITO,S.Pd NIP:196111091982011007



Mengesahkan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Tegal Selatan



SULISTYORINI. NIP :19661004 199203 2 006



KATA PENGANTAR Sehubungan dengan adanya Work Shop penulisan best pratice Kepala Sekolah ,. Best practice ini merupakan pengalaman penulis yang telah dilakukan dalam mengembangkan sekolah tempat penulis bertugas. Penulis dapat menyusun karya tulis ini berkat limpahan rahmat dan hidayah Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, selayaknya penulis menyampaikan rasa syukur kepada-Nya. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ungkapan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat: 1. Dr.Drs. JOHARDI,MM. Kepala Dinas Pendidikan Kota Tegal yang memberikan pengarahan dan motivasi untuk melaksanakan penulisan Best Practice. 2. SULISTYORINI,SH Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Tegal Selatan yang memberikan kepercayaan dalam berbagai kegiatan; 3. R.WACHYOEDI,S.Pd



M.Pd



Pengawas



TK/SD



UPTD



Pendidikan Kecamatan Tegal Selatan yang telah memberikan bimbingan; 4. Rekan-rekan guru dan staf SD Bandung 2 yang telah bekerja keras, cerdas, dan ikhlas dalam membantu mengembangkan sekolah yang berinovasi dan berbudaya. Penulis sadar bahwa best practice ini belum sempurna. Oleh karena itu,kritik dan saran demi perbaikan pemaparan pengalaman Kepala SD Bandung 2 ini sangat diharapkan. Terima kasih. .



Tegal,



Oktober 2018 Penulis



EDI SASMITO,S.Pd NIP:19611109198201 1 007



ABSTRAK . “Manajemen Batik



dengan



Pendekatan



Tri-Ng Sebagai



Strategi



Membangun Sekolah Berinovasi dan Berbudaya di SD Bandung 2 Kota Tegal. Best Practice.Disajikan dalam Rangka WorkShop Jenjang SD/MI dan SMP Tahun 2018. Kepala



sekolah



merupakan



tokoh



dalam



peningkatan



mutu



dan



pengembangan sekolah. Penulis yang bertugas di SD Bandung 2 Kecamatan Tegal Selatan, menulis pengalaman yang telah dilaksanakan selama berjuang untuk meningkatkan mutu dan mengembangkan sekolah.



Karya



dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai:



(1) langkah-



langkah implementasi pendekatan



batik



dengan



pendekatan



tulis



ini



tr-ng, dan



(2) hasil atau dampak dari pelaksanaan program manajemen batik dengan pendekatan tri-ng. Tahapan dalam implementasi manajemen batik dengan pendekatan tring yang dikembangkan di Sekolah Dasar Bandung 2 terdiri atas tiga pokok, yaitu; (1)Membentuk Tim work sekolah. (2)Melaksanakan Tri-ng . (3)Kemitraan. Hasil dari implementasi manajemen batik dengan pendekatan Tri-ngyakni; (1) Meningkatnya kesadaran guru dan staf belajar teknologi informasi komunikasi;, 2) Terbentuknya kesadaran berbudaya; (3) Prestasi sekolah dan peserta didik semakin meningkat; (4)Terjalinnya program kemitraan orang tua siswa, komite, masyarakat sekitar, dan lembaga lain. Dampak dari implementasi manajemen batik dengan pendekatan Tri-ng yaitu: (1) Guru dan Staf bekerja berorientasi pada mutu dan prestasi; (2) Peserta didik memiliki rasa tanggung jawab belajar dan pola hidup sehat di rumah, sekolah, dan masyarakat; (3) Orang tua percaya kepada sekolah.



Berdasarkan pengalaman ini direkomendasikan agar (1) Kepala sekolah dimungkinkan mengkondisikan kegiatan sekolah melalui proses tri-ng yaitu ngomong, ngemong, dan ngiming. Penyampaian visi misi sekolah kepada warga sekolah dan masyarakat untuk menghindari salah persepsi. (2) Kepala sekolah membuat perencanaan pengembangan sekolah secara cermat.



DAFTAR ISI



JUDUL



i



PENGESAHAN



ii



PRAKATA



iii



ABSTRAK



iv



DAFTAR ISI



v



BAB I



PENDAHULUAN A. Latar Belakang



1



B. Permasalahan



3



C. Strategi Pemecahan Masalah



3



1. Deskripsi Strategi Pemecahan Masalah



3



2. Tahapan Operasional Pelaksanaan



3



BAB III



PEMBAHASAN



A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah



5



B. Hasil yang Dicapai dari Strategi yang Dipilih



6



C. Dampak yang Dicapai dari Strategi yang Dipilih



8



D. Kendala-Kendala yang Dihadapi dalam Melaksanakan



8



Strategi yang Dipilih E. Faktor-Faktor Pendukung



9



F. Alternatif Pengembangan



9



BAB IV



SIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL



A. Simpulan



10



B. Rekomendasi



10



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



12



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dewasa ini tantangan yang paling berat bagi bangsa Indonesia adalah bagaimana menyiapkan manusia Indonesia yang cerdas, unggul, dan berdaya saing di tingkat regional maupun global.Upaya pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu telah banyak dilakukan, namun kenyataan menunjukkan pendidikan yang bermutu itu masih seperti fatamorgana. Hal ini dapat dilihat dari hasil pemetaan penilaian yang belum memuaskan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Kepala Sekolah sebagai manajer dan pemimpin pendidikan mempunyai peran yang besar dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah. Mutu apabila kepala



pendidikan sekolah akan sekolah



dapat



dapat mengelola



diraih dan



dan



dipertahankan



mempengaruhi



warga



sekolah. Pengelolaan yang baik dapat menumbuhkan motivasi warga sekolah. Motivasi yang tinggi dapat mengerakkan daya juang yang tinggi. Daya juang yang tinggi diasumsikan dapat memunculkan inovasi atau pembaruan. Dengan adanya pembaruan dimungkinkan pula muncul perubahan. Namun, yang perlu diperhatikan adalah munculnya perubahan tanpa meninggalkan budaya bangsa Indonesia. Agar dapat mewujudkan hal tersebut, perlu adanya gerakan belajar aktif (active learning). Gerakan belajar aktif terutama bagi guru dan siswa sangat dibutuhkan untuk menjadikan sekolah yang berinovasi dan berbudaya. Hal tersebut perlu ditunjang dengan proses komunikasi yang efektif.Komunikasi menjadi penting bagi penulis mengingat sekolah tempat penulis bertugas merupakan sekolah yang disegani oleh masyarakat. Belajar aktif tentang inovasi dan komunikasi yang selanjutnya disebut “Batik” menjadi penting bagi penulis. Hal ini mengingat bahwa tuntutan masyarakat terhadap kualitas peserta didik cukup tinggi. Mereka berharap bahwa putra putrinya yang belajar di sekolah kami ingin memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang memadai.



Pelaksanaan manajemen batik masih dibutuhkan dengan adanya sebuah pendekatan. Pendekatan yang sesuai dimungkinkan mampu meraih apa yang dicita-citakan. Pendekatan ngomong, ngemong, dan ngiming yang selanjutnya disebut tri-ng sangat penting bagi penulis untuk mengelola dan mempengaruhi warga sekolah. Kemajemukan warga sekolah menjadi fokus penulis mengapa perlu menggunakan pendekatantri-ng. Selama menjalankan tugas di SD Bandung 2 ada permasalahan yang segera diberikan solusi. Permasalahan tersebut antara lain 1) Sebagian besar guru belum terampil menggunakan komputer. Hal ini dapat dilihat ketika menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang berkaitan dengan pengetikan, diserahkan kepada tata usaha. Hal yang seharusnya dapat dilaksanakan sendiri ternyata melibatkan orang lain sehingga tidak efektif. 2) Pembelajaran monoton. Hal ini dapat dilihat saat pembelajaran masih banyak guru yang belum memanfaatkan sarana atau media. LCD yang tersedia belum dipakai secara optimal. Jaringan internet belum dimanfaatkan untuk memperoleh sumber belajar atau informasi, 3) Prestasi siswa atau sekolah masih berada di tingkat kecamatan. Belum banyak prestasi siswa di tingkat Kota/kabupaten, provinsi, maupun nasional. Dinamika penting yang turut memunculkan masalah adalah kurang adanya kesadaran warga sekolah menjaga kebersihan. Warga sekolah terutama peserta didik beranggapan bahwa kebersihan sekolah adalah tanggung jawab penjaga sekolah dan tenaga kebersihan.



Hal ini dapat terlihat setiap pagi kondisi sekolah tampat bersih. Namun, setelah istirahat, banyak sampah berserakan di halaman dan teras kelas. Untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul, penulis melakukan berbagai



upaya yang penulis



rekam dalam



bentuk karya



tulissebagai best



practice. Karya tulis ini berjudul “Manajemen Batik dengan Pendekatan Tring sebagai Strategi Membangun Sekolah Berinovasi dan Berbudaya”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam best practice ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah cara menerapkan Manajemen Batik dengan pendekatan tring agar dapat membangun sekolah berinovasi dan berbudaya? 2. Bagaimanakah hasil Manajemen Batik dengan pendekatan tri-ng yang telah



diimplementasikan di SD Bandung 2 ?



C. Tujuan Dalam pelaksanaan pengembangan sekolah melalui menejemen Batik dengan pendekatan TRI-NG di SD bandung 2 sebagai berikut 1. Diharapkan



guru



dapat



mengembangkan



metode



pembelajaran



menggunakan media elektronik/komputer,sehingga kegiatan belajar antara guru dan siswa aktif. 2. Diharapkan guru dapat memanfaatkan media LCD dan internet untuk memperoleh sumber belajar atau informasi. 3. Diharapkan prestasi siswa atau sekolah meningkat. D. MANFAAT



Dalam pengimplementasian menejemen Batik dengan pendekatan TRI-NG di SD bandung 2 bagi guru dalam proses pembelajaran dapat bervariasi. Manfaat yang lebih luas bagi guru untuk Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan. Sedangkan bagi siswa pretasi semakin meningkat untuk untuk bekal melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi ( SMP).