Bab II-1 - Ka Tuks PT - Conch [PDF]

  • Author / Uploaded
  • alfa
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kerangka Acuan Studi AMDAL Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia



Bab II Pelingkupan



2.1. DEKSRIPSI RENCANA KEGIATAN YANG AKAN DIKAJI A. STATUS STUDI AMDAL Dokumen studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) rencana kegiatan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Industri Semen oleh PT. Conch Barru Cement Indonesia yang berlokasi di Kelurahan Mangempang, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan yang dilaksanakan secara terpisah dengan studi kelayakan, Master Plan dan detail desain. Studi kelayakan telah dirampung pada tahun 2015. Informasi yang diperoleh dari studi kelayakan diantaranya : - Tata letak dan dimensi dari fasilitas TUKS seperti dermaga dan trestle. - Dimensi dari keselamatan pelayaran seperti area labuh, kolam putar, area sandar, alur pelayaran dan sarana bantu navigasi - Kajian Ekonomi dan operasional TUKS - Kajian SDM TUKS - Kajian sistem dan prosedur pelayanan B. KESESUAIAN LOKASI DENGAN TATA RUANG Lokasi kegiatan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Industri Semen oleh PT. Conch Barru Cement Indonesia terletak di lingkungan perairan Garongkong Kelurahan Mangempang, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Lokasi ini merupakan kawasan pantai dengan latar belakang areal permukiman dan lahan kosong dengan posisi koordinat geografis sekitar 04o22’45.3” LS/119o36’15.9”BT seperti diperlihatkan oleh Gambar 2.1. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor PM 51 Tahun 2011 tentang Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (PM 73 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Permenhub Nomor 51 tahun 2011) pasal 37 menyatakan bahwa pengelolaan TUKS hanya dapat dilakukan atas dasar kerjasama dengan penyelenggara pelabuhan setelah memperoleh persetujuan dari menteri/gubernur/bupati. Untuk memperoleh persetujuan ini maka salah satu persyaratannya adalah studi lingkungan. Studi lingkungan (AMDAL) ini dilandasi oleh adanya rekomendasi dari syahbandar pada pelabuhan setempat. Olehnya itu



Bab II - Pelingkupan



II - 1



Kerangka Acuan Studi AMDAL Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia



maka Kantor unit penyelenggaraan pelabuhan kelas III Garongkong telah memberikan rekomendasi persetujuan pengelolaan TUKS oleh PT. Conch Barru Cement Indonesia dengan Nomor : PP.005/3/1/UPP.Grk-16 tertanggal 23 Mei 2016 (surat terlampir). Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) industri semen PT. Conch Barru Cement akan di bangun 2 unit dermaga untuk melayani kapal, pertama untuk melayani Kapal kargo dengan kapasitas 50.000 DWT, kedua untuk melayani Kapal kargo 12.000 DWT dan 2.000 DWT. Spesifikasi dermaga disajikan dalam Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 berikut ini, Tabel 2.1. Spesifikasi Dermaga Kapal 50.000 DWT Karakteristik Dermaga/Fasilitas Data/Spesifikasi Tipe Jetty Platform 210 m x 19 m Trestle 1135 m x 19 m Konstruksi Tiang pancang baja Kedalaman - 15 meter LWS 4° 23' 12.90" LS ; 119° 35' 54.67” BT 4° 23' 06.51" LS ; 119° 35' 57.08" BT Posisi Koordinat 4° 23' 06.74" LS ; 119° 35' 57.66" BT 4° 23' 13.12" LS ; 119° 35' 55.29" BT Peruntukan Sandar Kapal Kargo 50.000 DWT Sumber: PT. Conch Barru Cement Indonesia, 2016



Tabel 2.2. Spesifikasi Dermaga Kapal 20.000 DWT dan 2.000 DWT Karakteristik Dermaga/Fasilitas Data/Spesifikasi Tipe Jetty Platform 130 m x 15 m Trestle 704 m x 15 m Konstruksi Tiang pancang baja Kedalaman - 8 meter LWS 4° 23' 17.89" LS ; 119° 36' 8.95" BT 4° 23' 13.75" LS ; 119° 36' 10.49" BT Posisi Koordinat 4° 23' 13.91" LS ; 119° 36' 10.94" BT 4° 23' 18.05" LS ; 119° 36' 09.40" BT Peruntukan Sandar Kargo 12.000 DWT dan 2.000 DWT Sumber: PT. Conch Barru Cement Indonesia, 2016



Dalam Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Barru Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barru Tahun 2011-2031, lokasi kegiatan di Kelurahan Mangempang, termasuk dalam kawasan potensial



Bab II - Pelingkupan



II - 2



Kerangka Acuan Studi AMDAL Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia



pengembangan ekonomi EMAS (Sepe’e, Mangempang dan Siawung) yang merupakan Kawasan terpadu pelabuhan, industri, perdagangan, pergudangan, dan peti kemas Garongkong dan simpul transportasi darat, laut dan kereta api (Bagian Ketiga, Strategi Penataan Ruang, Pasal 4, dan Kawasan Strategis Pasal 42). Pembangunan pelabuhan untuk kepentingan sendiri (TUKS) di Kecamatan Barru dijelaskan dalam peraturan ini pada Pasal 10 mengenai Sistem Jaringan Transportasi Laut yang termasuk dalam tatanan kepelabuhan dan alur pelayaran Kabupaten Barru. Hasil konsultasi dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan Kabupaten Barru, bahwa kesesuai lokasi dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barru Tahun 2011-2031 tidak dapat dikeluarkan oleh instansi ini karena lokasi yang dimaksud merupakan daerah DLKr dan DLKP Pelabuhan Laut Garongkong. Olehnya itu maka kewenangan terkait kesesuaian lokasi dengan tata ruang menjadi kewenangan Kantor Unit Penyelenggaraan Pelabuhan (UPP) Kelas III Garongkong. Dengan dikeluarkan rekomendasi persetujuan pengelolaan TUKS oleh PT. Conch Barru Cement Indonesia dengan Nomor : PP.005/3/1/UPP.Grk-16 tertanggal 23 Mei 2016 maka kegiatan TUKS PT. Conch Barru Cement Indonesia pada dasarnya tidak bertentangan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barru tahun 20112031 karena Pelabuhan Laut Garongkong telah sesuai dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barru tahun 2011-2031 (Kegiatan TUSK PT. Conch Barru Cement Indonesia sebagai bagian dari Pelabuhan Laut Garongkong). Dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 menyatakan bahwa adanya penundaan pemberian izin baru dan penyempurnaan tata kelola hutan alam primer dan lahan gambut sebagaimana yang tercantum dalam peta indikatif penundaan pemberian izin baru pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan dan perubahan peruntukan kawasan hutan dan areal penggunaan lain. Peta Indikatif Penundaan Izin Baru sebagai Peta Lampiran Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK.5385/MenLHK-PKTL/IPSDH/2015 tertanggal 20 November 2015 (Revisi IX) Skala 1:250.000 disajikan pada Gambar 2.2. Hasil overlay menunjukan bahwa rencana kegiatan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Industri Semen oleh PT. Conch Barru Cement Indonesia tidak bertentangan dengan Peta Indikatif Penundaan Izin Baru (PIBIB) karena berada diluar kawasan hutan alam primer dan lahan gambut yang tercantum dalam peta PIBIB tersebut.



Bab II - Pelingkupan



II - 3



Kerangka Acuan Studi AMDAL Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia



Gambar 2.1



Lokasi kegiatan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Industri Semen, PT Conch Barru Cement Indonesia (A3)



Bab II - Pelingkupan



II - 4



Kerangka Acuan Studi AMDAL Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia



Gambar 2.2



Hasil Overlay dengan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barru Tahun 2011 – 2031 (A3)



Bab II - Pelingkupan



II - 5



Kerangka Acuan Studi AMDAL Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia



Gambar 2.3 Peta Indikatif Penundaan Izin Baru Pemanfaatan Hutan, Penggunaan Kawasan Hutan dan Perubahan Kawasan Hutan Dan Areal Penggunaan Lain Revisi IX 2015



Bab II - Pelingkupan



II - 6



Kerangka Acuan Studi AMDAL Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia



C. KOMPONEN KEGIATAN PENYEBAB DAMPAK Terminal untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) adalah terminal yang terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Dearah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKP) yang merupakan bagian dari pelabuhan untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya. Rencana Pembangunan TUKS oleh PT. Conch Barru Cement Indonesia merupakan bagian dari Pelabuhan Laut Garongkong yang digunakan untuk kegiatan Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia. Rencana pembangunan TUKS oleh PT. Conch Barru Cement Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisah dari kegiatan pembangunan Indutri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia. Kegiatan industri semen PT Conch Barru Cement Indonesia meliputi kegiatan produksi semen (termasuk energi pendukung) dan proses pengangkutan barang penunjang dan produk semen. Dengan demikian tata letak fasilitas pendukung semua kegiatan saling berdekatan (dalam lokasi yang sama). Sebagai contoh fasilitas pelabuhan (khusus fasilitas darat) ditempat pada sekitar wilayah pabrik semen dan PLTU. Pada awalnya Kajian Rencana pembangunan TUKS terintegrasi dalam kajian lingkungan pabrik (termasuk energi pendukungnya) yang dilakukan pembahasan di KPA Barru namun seiring dengan perkembangan peraturan perundang – undangan dimana kewenangan akan proses perizinan berkaitan 0 – 12 mil laut beralih ke provinsi maka dokumen kajian pabrik dan pelabuhan (TUKS) dilakukan pemisahan. Namun karena sebagai besar fasilitas darat TUKS berada di wilayah pabrik maka kajian dampak terkait keberadaan fasilitas ini sudah terlingkup dalam kajian AMDAL pabrik. Olehnya itu maka fasilitas darat untuk TUKS tidak menjadi kajian dalam studi ini. Hanya fasilitas yang beradaan diperairan (termasuk dermaga) menjadi kajian dalam studi ini. Selain dermaga fasilitas lain yang menjadi kajian dalam studi ini adalah trastle dan conveyor yang terletak pada trastle. Sementara kebutuhan wilayah perairan untuk mendukung TUKS disajikan pada Tabel 2.3 berikut ini



Bab II - Pelingkupan



II - 7



Kerangka Acuan Studi AMDAL Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia



Tabel 2.3. Dimensi Fasilitas dan Kebutuhan Area Perairan TUKS PT. Conch Barru Cement Indonesia Fasilitas Eksisting Dimensi (m) Luas (m2) 1. Dermaga 210 x 19 130 x 15 2. Trastle 1135 x 19 3. Conveyor 1135 4. Area labuh jangkar 236.700 5. Area sandar kapal 131.400 6. Area kolam putar 152.700 7. Alur Pelayaran 700.000 8. Area cadangan 236.700 Sumber : PT. Conch Barru Cement Indonesia, 2016



Adapun kegiatan penyebab dampak akibat dari kegiatan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Industri Semen oleh PT. Conch Barru Cement Indonesia secara tahapan disajikan sebagai berikut : 1. TAHAP PRAKONSTRUKSI a. Kegiatan Survey Lapangan dan Penetapan Lokasi Dalam rangka rencana kegiatan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Industri Semen oleh PT. Conch Barru Cement Indonesia akan dilakukan beberapa survey atau pengujian diantaranya adalah survey topografi, survey pasang surut, survey bathymetri dan survey tanah (soil test). Survey ini dilaksanakan dalam rangka pengerjaan studi DED (Detail Engineering Design). b. Kegiatan Pengadaan Areal Pelabuhan Areal Pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Industri Semen oleh PT. Conch Barru Cement Indonesia terdiri atas daratan dan perairan. Area daratan yang digunakan untuk fasilitas darat merupakan lahan masyarakat yang telah dibebaskan. Proses pembebasan lahan bersamaan dengan proses pembebasan lahan pabrik. Area wilayah perairan TUKS merupakan wilayah DLKP dan DLKR Pelabuhan Garongkong. Oleh Pihak Kantor unit penyelenggaraan pelabuhan kelas III Garongkong telah memberikan rekomendasi persetujuan pengelolaan TUKS PT. Conch Barru Cement Indonesia dengan Nomor : PP.005/3/1/UPP.Grk-16 tertanggal 23 Mei 2016 (Surat Terlampir). Khusus wilayah perairan saat ini digunakan oleh masyarakat sebagai wilayah penangkapan ikan dengan sistem bagang dan sumber air untuk kegiatan pertambakan (sistem pipa).



Bab II - Pelingkupan



II - 8



Kerangka Acuan Studi AMDAL Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia



2. TAHAP KONSTRUKSI a. Kegiatan Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi Tenaga kerja yang dibutuhkan selama kegiatan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Industri Semen oleh PT. Conch Barru Cement Indonesia dengan berbagai jenis pekerjaan/keterampilan seperti mandor, tukang batu, tukang kayu, tukang besi, juru las, pemasangan pipa, tukang cat, mekanik, listrik, operator alat berat dan genset, serta sopir, di samping itu akan dipekerjakan juga tenaga untuk staff dan tenaga keamanan (security). Tenaga kerja ini akan bekerja sesuai jadwal pelaksanaan rencana Pembangunan TUKS Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia. Tenaga kerja yang akan dilibatkan pada tahap pelaksanaan konstruksi akan direkrut dari tenaga kerja Nasional dan tenaga kerja asing. Tenaga kerja nasional yang diperkerjakan akan diprioritaskan kepada penduduk sekitar lokasi rencana Pembangunan TUKS Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia dengan persyaratan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan dan keterampilan yang dimiliki. Namun apabila tenaga kerja lokal tidak memadai/mencukupi tidak tertutup kemungkinan untuk mendatangkan dari luar daerah. Kebutuhan jumlah tenaga kerja konstruksi disajikan pada Tabel 2.4. Pada tabel tersebut terlihat jumlah kebutuhan tenaga kerja konstruksi mencapai 400 orang. Dari jumlah tersebut 80 % dapat menyerap tenaga kerja nasional dan sisanya 20 % dari tenaga kerja asing (Tiongkok/China). Tabel 2.4. Kebutuhan tenaga kerja Konstruksi Pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia Kualifikasi Tenaga Kerja No. Jenis Kegiatan Ahli Terampil Kasar 1 Mobilisasi dan Demobilisasi Tenaga Kerja 1 4 2 Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan dan Alat 2 20 40 3 Pembuatan dan Pemanfaatan Base-Camp 4 20 4 Transportasi Bahan Bangunan 40 80 Pembuatan Dermaga dan trestle, mooring & 5 10 30 150 Breasting Jumlah Tenaga Kerja 12 98 290 Sumber : PT. Conch Barru Cement Indonesia, 2016



Bab II - Pelingkupan



II - 9



Kerangka Acuan Studi AMDAL Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia



b. Kegiatan Pembangunan dan Pengoperasian Basecamp, Site dan Gudang Basecamp yang dibangun diperuntukkan bagi para pekerja yang lokasi tempat tinggal relatif jauh dari lokasi proyek. Pembangunan basecamp diharapkan mampu memperlancar kegiatan pembangunan TUKS. Basecamp untuk tenaga kerja ditempat pada dua lokasi yaitu dikota Barru (sewa/kotrak rumah) dan di sekitar tapak proyek. Untuk tenaga kerja asing (ahli) akan ditempatkan di kota Barru sementara untuk tenaga kerja dari luar (Nasional maupun asing) ditempatkan di sekitar tapak proyek. Basecamp pada sekitar tapak proyek akan menggunakan basecamp dari kegiatan pembangunan pabrik (bersatu dengan basecamp pembuatan pabrik). Selain itu di sekitar tapak terdapat site diperuntukkan bagi para pekerja yang tidak langsung seperti perencana dan pengawas. Baik basecamp maupun site dilengkapi dengan fasilitas toilet dan musollah sedang basecamp juga dilengkapi dengan MCK. Pada saat konstruksi juga terbangun gudang penyimpanan material dan peralatan. Biasanya gudang – gudang ini terbuat dari box Kontainer dan gudang terbuka untuk barang – barang yang tidak terpanguh oleh cuaca seperti besi dan tiang pancang. c. Kegiatan Mobilisasi Peralatan Dan Material Dari luasnya pekerjaan, perkiraan peralatan dan alat berat yang dibutuhkan pada kegiatan pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Industri Semen oleh PT. Conch Barru Cement Indonesia diperlihatkan pada tabel berikut ini, Tabel 2.5. Perkiraan Jenis dan Jumlah Alat Berat yang Akan Digunakan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 9. 10. 11. 12. 13.



Nama Alat Concrate Vibrator Bar Bending Machine Bar Cutter Machine Generator Weld Trafo Vehicle, Xenia Mixer Truck Loader Services Crane Nisha D 308 – 85N Pilling Crane Tripodal 45 Ton Hammer K-45 Barge 180 Ft Tug Boat



Jumlah 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1



Sumber : PT. Conch Barru Cement Indonesia, 2016



Bab II - Pelingkupan



II - 10



Kerangka Acuan Studi AMDAL Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia



Sedangkan bahan material yang dibutuhkan terdiri material untuk pembangunan dermaga dan trastel khusus untuk Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) seperti: Tiang pancang, besi, plat baja, pipa, batu kali, batu bata, tripleks, semen, pasir, kayu, beton mix, sirtu dan sebagainya. Bahan-bahan berupa pasir, batu dan material alam lainnya didatangkan dari sekitar lokasi dengan menggunakan truk. Untuk tiang pancang dan semen akan menggunakan transportasi laut (Via Pelabuhan Garongkong) dan diangkut menggunakan kendaraan (truk) menuju tapak proyek. d. Kegiatan Pembangunan Dermaga (Termasuk Trestle, Breasting Dan Mooring) Jenis dermaga yang akan dibangun adalah dermaga tipe jetty dengan panjang dermaga 1 mencapai 210 m dan lebar 19 m sedangkan dermaga 2 mencapai 130 m dan lebar 15 m dengan panjang trestle 1135 m dan lebar 19 m. Konstruksi untuk dermaga 1 dengan spesifikasi kapal 50.000 DWT dilengkapi dengan Breasting Dolphin (6 unit), Mooring Dolphin (2 unit) dan dermaga 2 dengan spesifikasi kapal 20.000 DWT dilengkapi dengan Breasting Dolphin (4 unit), Mooring Dolphin (2 unit) . Berikut uraian pekerjaan pembangunan dermaga dan trestle, 1) Pekerjaan Pemancangan Umumnya, penentuan peralatan yang akan digunakan untuk pemancangan sangat tergantung pada lokasi pemancangan yang akan dilakukan. Kondisi tanah juga akan berdampak pada pemilihan peralatan seperti berpasir atau clayed. Untuk hal ini, pekerjaan pemancangan harus mempertimbangkan operasi jadwal kapal. Jumlah tiang pancang mencapai 1250 buah dengan diameter 20 inci. Kedalaman tiang pancang bervariasi antara 13 meter sampai 29 meter. Posisi tiang baru sesuai dengan gambar akan dilakukan dengan menggunakan instrumen survei. Posisi pile dapat diatur oleh dua teodolit mengadopsi metode persimpangan. Pemilihan jenis hammer akan sangat ditentukan dengan jenis tanah dan pancang yang akan digunakan. Terdapat beberapa jenis hammer yang tersedia untuk digunakan seperti; diesel hammer, vibro hammer, hydraulic hammer, pneumatic hammer.



Bab II - Pelingkupan



II - 11



Kerangka Acuan Studi AMDAL Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia



Gambar 2.4



Jenis-jenis hammer untuk pemancangan



Jenis pemancangan secara konvensional biasanya menggunakan barge atau ponton untuk memuat peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan pemancangan.



Gambar 2.5



Kegiatan pemancangan secara konvensional



Bab II - Pelingkupan



II - 12



Kerangka Acuan Studi AMDAL Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia



Gambar 2.6



Jenis barge/ponton yang digunakan dalam pemancangan secara konvensional



2) Pekerjaan Beton Di Atas Pancang Setelah pemancangan selesai, dilanjutkan dengan persiapan platform untuk bekisting poer dari Pile Head. Bekisting bisa terbuat profil dari kayu/baja balok dan dikencangkan dengan klem atau tie rod untuk tumpukan pipa baja.



Gambar 2.7



Pekerjaan beton di atas pancang Bab II - Pelingkupan



II - 13



Kerangka Acuan Studi AMDAL Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia



Sebelum merakit bekisting poer, terlebih dahulu dipasang landasan untuk bekisting berupa sabuk pengikat dibaut sejumlah 2 baut untuk tiap pengikatnya pada tiang pancang. Kemudian dipasang balok yang menghubungkan antara tiang satu dengan lainya baik arah memanjang maupun melintang. Setelah tahapan tersebut, dilanjutkan dengan perakitan bekisting poer diatas landasan yang telah ada, sesuai dengan ukurannya. Untuk bagian vertikal dari bekisting poer ditopang dengan kayu perancah ke balok yang menghubungankan antar tiang pancang. Setelah bekisting poer selesai, dilakukan pemasangan tulangan beton pengisi tiang dan tulangan poer. Pengecoran dilakukan sekaligus sehingga antara beton pengisi tiang dan poer monolit. Beton harus ditempatkan dalam bentuk-bentuk berlapis. Plywood (ketebalan 12 mm) akan digunakan untuk permukaan bahan. Profil baja akan digunakan sebagai pementasan untuk mendukung pekerjaan form. Plywood harus baru dan dilindungi, dipertahankan sepanjang penggunaannya. Plywood akan didukung oleh profil baja yang akan menggantung tumpukan pipa baja. Bentuknya akan cukup ketat untuk mencegah kebocoran mortar akan mempertahankan posisi yang diinginkan, bentuk dan keselarasan selama dan setelah penempatan beton. 3) Pemasangan Precast Beam Balok memanjang yang terbuat dari beton akan dipasang ketika Pile kepala beton di Trestle dan daerah Wharf sudah memadai dengan kekuatan beton dicapai 100%. Balok-balok ini dipindahkan dari halaman penyimpanan diangkat dengan mobile crane selain melalui dermaga trestle mencapai lokasi dermaga baru untuk kemudian dipasang.



Gambar 2.8



Ilustrasi pekerjaan pemasangan Precast Beam



Bab II - Pelingkupan



II - 14



Kerangka Acuan Studi AMDAL Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia



Precast Beam Installation Direction



Gambar 2.9



Proses pekerjaan pemasangan Precast Beam



4) Pemasangan Precast Slab Secara paralel dengan pemasangan balok memanjang, slab beton akan akan dipasang dengan arah seperti ditunjukkan di bawah ini. Sebelum dipasang, lubang untuk konektor geser pada beton memajang harus diperiksa sesuai kebutuhan pada gelagar seperti yang ditunjukkan pada gambar. Semua lubang di slab beton harus terpasang setelah konstruksi selesai. Bab II - Pelingkupan



II - 15



Kerangka Acuan Studi AMDAL Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia



Gambar 2.10 Ilustrasi pekerjaan pemasangan Precast Slab 5) Pemasangan Fender dan Bollard Bollard dipasang bersamaan saat konstruksi dermaga berlangsung yang berfungsi sebagai besi cor tambatan kapal dengan berbagai kapasitas mulai dari 5 Ton - 200 Ton. Sedangkan pemasangan fender diinstal sesaat sebelum oprasional dermaga dimulai dan dudukan fender itu sendiri (plang fender) telah tersedia.



Bab II - Pelingkupan



II - 16



Kerangka Acuan Studi AMDAL Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia



Gambar 2.11 Ilustrasi Fender dan Bollard 3. TAHAP OPERASIONAL a. Kegiatan Mobilisasi Tenaga Kerja Operasional Tenaga kerja operasional terdiri atas tenaga kerja untuk pengoperasian fasilitas laut dan dermaga. Jumlah tenaga kerja operasional yang dibutuhkan seperti disajikan pada Tabel 2.6. Pada tabel tersebut jumlah kebutuhan tenaga kerja operasional mencapai 58 orang. Kebutuhan tenaga kerja membutuh keahlian dengan minimal tingkat pendidikan SMK/SMU. Tabel 2.6. Perkiraan jumlah tenaga kerja pada tahap operasional No. 1 2 3 4 5 6



TUKS Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia Operation Superintendent Supervisor Control Room Operator Ship-loader/ship-unloader Operator Deck Operator Sekurity Total



Jumlah SDM (Orang) 1 2 7 10 30 8 58



Sumber: PT. Conch Barru Cement Indonesia, 2016



Bab II - Pelingkupan



II - 17



Kerangka Acuan Studi AMDAL Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia



b. Kegiatan Pengoperasian TUKS (termasuk Dermaga, Trestle, Breasting dan Mooring) Pengoperasian Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Industri Semen (termasuk Dermaga, Trestle, Breasting dan Mooring) difokuskan dalam pelayanan kapal-kapal yang berkunjung di pelabuhan ini. Pelayanan ini meliputi pelayanan dari saat memasuki alur pelayaran, dikolam pelabuhan hingga bongkar muat di dermaga. Dermaga ini berfungsi sebagai tempat bersandarnya kapal untuk muat semen ke kapal dan bongkar keperluan logistik berupa batubara, gypsum dan pasir besi. Direncanakan dioperasikan 2 buah dermaga, dermaga 1 diperuntukkan sebagai tempat sandar kapal kargo 50.000 DWT untuk muat hasil produksi semen, sedangkan dermaga 2, diperuntukan bongkar muatan logistik berupa kebutuhan bahan penunjang untuk industri yaitu batubara, gypsum dan pasir besi dengan ukuran kapal kargo 12.000 DWT dan 2.000 DWT. Dimensi kapal yang dilayani saat pengoperasian dermaga (termasuk Trestle, Breasting dan Mooring) disajikan pada tabel berikut ini Tabel 2.7. Dimensi Kapal yang Dilayani Pada TUKS PT Conch Barru Cement Indonesia Kapasitas Kapal (DWT) Dimensi 50000 12000 2000 Panjang (LOA) 190 112 77 Lebar Kapal (B) 32 28 13 Sarat Kapal (T) 13 5,5 4 Sumber : PT Conch Barru Cement Indonesia, 2016



Jumlah kunjungan kapal saat pengoperasian TUKS Industri Semen sangat tergantung pada produksi semen. Dengan jumlah produksi semen 3.500.000 ton/tahun maka jumlah pengapalan kapal semen mencapai 70 kali/tahun dan bahan material mencapai 145 kali/tahun.



Bab II - Pelingkupan



II - 18



Kerangka Acuan Studi AMDAL Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)Industri Semen PT. Conch Barru Cement Indonesia



D. ALTERNATIF YANG DIKAJI DALAM AMDAL Kajian amdal merupakan studi kelayakan dari aspek lingkungan hidup sehingga ada kemungkinan komponen rencana usaha dan/atau kegiatan memiliki beberapa alternatif, antara lain alternatif lokasi, penggunaan alat-alat produksi, kapasitas, spesifikasi teknik, sarana usaha dan/atau kegiatan, tata letak bangunan, waktu, durasi operasi, dan/atau bentuk alternatif lainnya. Alternatif-alternatif yang dikaji dalam Amdal dapat merupakan alternatif-alternatif yang telah direncanakan sejak semula atau yang dihasilkan selama proses kajian AMDAL berlangsung. Meskipun informasi yang diperoleh dalam studi AMDAL ini hanya pada studi kelayakan, namun lokasi, metode pelaksanaan dan teknologi dalam pembangunan pelabuhan telah disesuaikan dengan desain. Dengan demikian maka alternatif berkaitan dengan hal tersebut tidak ada. Olehnya itu maka dalam kajian studi AMDAL kali ini tidak terdapat alternatif yang dapat dikaji.



Bab II - Pelingkupan



II - 19