Bahan Ajar Rantai & Penggerak Roda Belakang Sepeda Motor [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAHAN AJAR 4



RANTAI & PENGGERAK RODA BELAKANG SEPEDA MOTOR



Disusun Oleh : Fajar Suryono, ST. S,Pd.



SMK KESATRIAN PURWOKERTO KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK DAN BISNIS SEPEDA MOTOR 2020



KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 : RODA DAN RANTAI A. Tujuan Melalui belajar mandiri dan diskusi peSiswa mampu menjelaskan tentang sistem Roda dan, komponen-komponennya serta cara perawatannya. B. Indikator Pencapaian Kompetensi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik mampu 1. Menelaah Roda 2. Menelaah rantai penggerak roda 3. Menyetel rantai penggerak roda belakang C. Uraian Materi Roda Sepeda Motor Roda depan dan belakang sepeda motor berfungsi sebagai penunjang sepeda motor untuk dapat berjalan. Pada sepeda motor pada umumnya (penggerak roda belakang), roda belakang juga berfungsi sebagai penerus tenaga mesin ke permukaan jalan sehingga sepeda motor dapat berjalan. Komponen-komponen roda sebagai penggerak pada sepeda motor adalah : 1) Rantai Penggerak roda (wheel chain), Rantai roda berfungsi sebagai penerus tenaga mesin yang disalurkan oleh transmisi ke roda belakang. Seperti gambar di bawah ini



Gambar 0.1 Rantai Penggerak Roda (http://pardo.net/bike/pic/fail-004/chainparts.jpg)



Rantai penggerak roda sepedamotor secara umum, terdiri dari dua jenis, yaitu : a. Master link



Ciri utama rantai jenis ini terdapatnya sambungan rantai, sehingga secara teknis dapat dilepaskan atau disambung sesuai kebutuhan. Rantai jenis ini adalah jenis yang paling banyak digunakan pada sepeda motor.



Gambar 0.2 Rantai Jenis Master Link b. Endless chain Rantai roda sepeda motor jenis ciri-cirinya adalah tidak menggunakan sambungan (seperti master link) sehingga tidak dapat dilepas tanpa merusak konstruksi rantai. Rantai jenis endless umumnya digunakan pada sepeda motor besar.



Gambar 0.3 Gambar Rantai Jenis Endless Konstruksi rantai dibuat menggunakan pin-pin dan pelat-pelat samping yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan rantai dapat meneruskan tenaga putaran ke roda dengan baik. Menurut konstruksinya, jenis pin rantai roda dapat dibagi menjadi dua, yaitu : a) Jenis straight-pin. Bentuk dari poros pin lurus, sehingga pin dengan mudah dapat dilepaskan



Gambar 0.4 Rantai Penggerak Jenis Straight Pin b. Jenis shoulder-pin.



Pada jenis ini pin tidak dapat dilepaskan, yang harus dilepas adalah pelat-pelat sampingnya.



Gambar 0.5 Gambar Rantai Penggerak Jenis Shoulder-Pin (http://www.wemoto.com/info/motorcycle_chain_and_sprocket_guide/) Spesifikasi rantai penggerak Rantai penggerak roda sepeda motor mempunyai spesifikasi yang terkait dengan penggunaannya, Jika mengacu ke Japan Chain Association Standard (JCAS), tiap rantai punya beragam spesifikasi guna mendukung dan menyesuaikan kebutuhan motor. Secara umum sepedamotor menggunakan rantai dengan spesifikasi antara lain 415, 420, 428, 428H dan 520. Spesifikasi atau kode yang tercantum tersebut mempunyai arti masing-masing. Seperti sepedamotor type bebek umumnya menggunakan rantai penggerak roda belakang dengan ukuran 420 maka artinya angka 4 menyatakan jarak antar pin rantai dan untuk memudahkannya maka dilambangkan dengan huruf A.



Gambar 0.6 Gambar. Jarak Pin Besarnya A adalah 1/8 inci. Sehingga besarnya jarak yang dilambangkan angka 4 adalah : A/8 atau 4/8 inci. Jika dikonversi dalam satuan mm maka dikalikan 25,4 mm. Jadi 4/8 x 25,4 mm = 12,7 mm. Jadi jarak antar pin rantai 12,7 mm. Kemudian dua angka di belakang yaitu 20 adalah menyatakan lebar antara pelat dalam kiri-kanan rantai. Konversinya harus lihat tabel, seperti kode 20 sama dengan 6,25.



Gambar 0.7 Gambar Jarak Antar Plat Dalam (B) (campuriseng.blogspot.com) Agar lebih lengkap, di bawah ini disajikan tabel kode rantai berdasarkan kode angkanya.



Table 0.1.Type Rantai



Disamping itu ada terdapat kode huruf “H” dibelakang kode angka yang tertera, dimana huruf “H” singkatan dari “Hard” artinya bahwa kekerasannya lebih besar dibanding dengan rantai berkode nomer tanpa huruf “H”, dengan kata lain kekuatan rantai juga lebih besar ada juga tambahan kode huruf “SB” yaitu artinya solid bushing Seperti terlihat pada tabel di bawah Table 0.2 Kekuatan Rantai Di Bawah



1. Perawatan Rantai Rantai terdiri dari banyak bagian yang kerjanya berlawanan satu sama lain, tanpa adanya pelumasan rantai akan aus yang berlebihan. Oleh karena itu biasakan merawat ranyai secara berkala, terutama pada kondisi jalan kotor atau berdebu. Kelonggaran rantai yang berlebihan dapat mengakibatkan rantai lepas dan dapat mengakibatkan kecelakaan serta kerusakan mesin yang srius, usahakan rantai diperiksa setiap saat sepeda motor akan digunakan. Rantai yang kotor dapat merusak rantai dan sproket, bersihkan rantai dengan cairan



pembersih dan lumasi dengan oli transmisi. Demi keamanan pengendaraan, periksalah selalu kondisi dan setelah rantai penggerak sebelum menggunakan sepeda motor. Bila rantai diganti dengan yang baru, periksalah apakah kedua gigi sproket sudah aus dan bila perlu gantilah sekalian. Jepitan sambungan rantai penggerak harus dipasang sedemikian rupa sehingga bagian ujung yang terbuka akan menghadap berlawanan dengan arah putaran. Kotoran pada rantai penggerak akan mempercepat keausan, baik untuk rantainya sendiri maupun bagi roda gigi, oleh karena itu bersihkanlah rantai dengan cairan pembersih lalu lumasi dengan pelumas rantai atau oli mesin setiap 1000 km. Jentera penggerak dan gigi-gigi roda jentera biasanya akan menjadi rusak disebabkan oleh pergeseran, apabila gigi-giginya menjadi rusak, maka gantilah jentera-jenteranya, karena sangat susah sekali untuk menentukan rusaknya gigigigi pada jentera penggerak dan pada gigi roda jentera, maka cara yang terbaik adalah dengan jalan meletakkannya dengan sesuatu yang baru dan lihat dan periksalah. 2. Penyetelan dan pemeriksaan rantai Bila jarak main (free play) rantai roda terlalu kecil, maka rantai roda akan semakin tegang oleh akibat gerakan dari suspensi. Dalam kondisi seperti ini. Rantai dan transmisi bisa rusak oleh gesekan yang berlebihan sehingga akan mengurangi kemampuan kendaraan. Bila jarak main (free play) rantai roda terlalu besar, maka ayunan rantai pada saat kendaraan sedang berjalan sangat besar. Dalam kondisi seperti ini rantai bisa lepas dari sproketnya dan dapat merusak suku cadang yang lainnya. Periksalah ketegangan rantai roda pada titik tengah diantara kedua sproket dengan posisi gigi transmisi pada keadaan netral dan kendaraan pada posisi standar tegak. Lakukan prosedur berikut untuk penyetelan rantai roda :



Gambar 6. Penyetelan rantai roda Untuk rantai roda yang terdapat sambungan, posisi pemasangan pada bagian ujung yang terbuka dari penjepit rantai harus berlawanan dengan arah putaran rantai roda. Untuk menghindarkan terlepasnya penjepit rantai oleh akibat benturan dengan penghantar rantai atau dengan benda yang lainnya. Pastikan posisi dudukan penjepit rantai apakah sudah tepat pada tempatnya.



Dengan menggunakan gigi roda jentera yang baru, periksalah kerentangan rantai, apabila dapat ditarik lebih dari 12,7 mm (setengah gerak rantai), maka gantilah rantai tersebut. Pada pelaksanaan pemeriksaan berkala tiap 1000 km, periksa kondisi kerusakan rantai berikut : a. Pin kendor atau terlepas. b. Mata rantai rusak. c. Kering atau berkarat. d. Mata rantai macet atau kocak. e. Melampaui batas pemakaian. f. Setelan rantai tidak tepat. Bila rantai mengalami kondisi tersebut diatas dan kemungkinan besar disebabkan oleh gigi-gigi rantai (sproket) maka periksa gigi rantai dari kemungkinan kerusakan berikut : a. Gigi-gigi aus dan menjadi tajam. b. Gigi-gigi ada yang pecah atau rusak. c. Mur pengancung gigi sproket longgar atau terlepas. Bila rantai diganti dengan yang baru, periksa apakah kedua gigi sproket sudah aus dan bila perlu gantilah sekalian. Jepitan sambungan rantai penggerak harus dipasang sedemikian rupa hingga bagian ujung yang terbuka akan menghadap berlawanan dengan arah putaran. Setel kekendoran rantai penggerak setiap 1000 km dengan cara di bawah ini hingga didapatkan kekendoran 25 – 35 mm pada titik pertengahan antara kedua roda gigi rantai. Rantai mungkin akan memerlukan penyetelan yang lebih sering tergantung pada kondisi anda mengendarai. Untuk menyetel rantai penggerak, ikuti langkah berikut : a. Tegakkan sepeda motor dengan standar tengah. b. Buka sekerup dan tutup rantai kiri c. Longgarkan mur pengunci dan mur poros setelah mencabut pena penjamin.



5. Penyetelan rantai  Langkah Penyetelan Rantai penggerak 1) Pasang rantai penggerak dan roda gigi pada sepeda motor. 2) Perhatikan arah pemasangan mata rantai yang benar. 3) Pasang tutup rantai penggerak atas dan bawah speedometer. 4) Cari kelenturan rantai bagian tengah yang paling tegang dengan jalan memutar roda belakang secara perlahan-lahan (bagian tengah terletak di lubang pengintai rantai penggrak pada tutup rantai penggerak bagian bawah). 5) Setel ketegangan rantai penggerak dengan jalan memutar mur penyetel rantai bagian kiri dan kanan sampai didapatkan ketegangan yang diijinkan. 6) Penyetelan rantai yang benar jika antara mur penyetel sebelah kiri dan kanan sama terhadap tanda penyesuai 7) Bila dilihat dari belakang roda, roda gigi depan lurus dengan roda gigi belakang.



8) 9) 10) 11)



Keraskan kedua mur pengikat pada poros roda belakang. Pasang pin pengaman pada poros roda. Lumasi rantai dengan gemuk atau oli secara merata. Pasang kembali plastik penutup pengintai roda pada tutup rantai penggerak bagian bawah



6. Pemeriksaan akhir a. Hidupkan mesin dan perhatikan suara ketegangan rantai. b. Terlalu tegang maka suara akan mendengung. c. Terlalu kendor maka rantai akan bergesekan engan tutup rantai.



d. Ketegangan rantai antara 10 – 20 mm. 7. Membersihkan dan melumasi rantai roda a. Bersihkan rantai roda dari kotoran dengan menggunakan minyak pembersih atau paraffin dan keringkan segera, kemudian lumasi dengan oli atau pelumas sejenis spray. b. Bersihkan oli pelumas yang kelebihan pada rantai untuk menghindari cipratan sewaktu rantai rpda berputar. c. Rantai dengan cincin bulat tidak boleh dibersihkan seperti di atas karena ring bulat tersebut akan rusak dan gemuk akan hilang yang bisa menyebabkan umur rantai menjadi lebih pendek. d. Jangan menggunakan uap atau air bertakanan tinggi untuk mencuci, pakailah pembersih rantai jenis spray atau gasoline. e. Untuk rantai dengan cincin bulat pembersihan kotoran dengan deterjen yang tepat, keringkan kemudian gunakan oli roda gigi. f. Periksa sproket dari keausan dan kerusakan. g. Pastikan untuk mengganti rantai roda dan sproket secara bersamaan. h. Penggantian salah satu bagian saja akan mengakibatkan kerusakan yang lebih awal dari bagian yang diganti.



D. Rangkuman  Rantai roda berfungsi sebagai penerus tenaga mesin yang disalurkan oleh transmisi ke roda belakang  Rantai penggerak roda sepeda motor secara umum, terdiri dari dua jenis, yaitu : Master link dan Endless chain  Menurut konstruksinya, jenis pin rantai roda dapat dibagi menjadi dua, yaitu : Jenis straight-pin dan Jenis shoulder-pin  Pada pelaksanaan pemeriksaan berkala tiap 1000 km, maka pemeriksaan yang dilakukan antara lain : Pin kendor atau terlepas, Mata rantai rusak, Kering atau berkarat, Mata rantai macet atau kocak, Melampaui batas pemakaian, Setelan rantai tidak tepat  Proser Pemeriksaan akhir adalah dengan menghidupkan mesin dan memperhatikan ketegangan adri rantai. Jika terlalu tegang maka suara akan mendengung, dan jika terlalu kendor maka rantai akan bergesekan engan tutup rantai (Ketegangan rantai antara 10 – 20 mm)



LATIHAN SOAL ! 1. Jelaskan fungsi dari rantai penggerak roda belakang! 2. Jelaskan yang dimaksud roda penggerak roda belakang jenis mater link! 3. Jelaskan akibat yang akan terjadi jika tidak dilakukan perawatan rantai penggerak roda belakang pada sepeda motor! 4. Jelaskan prosedur penyetelan pada rantai penggerak roda belakang ! 5. Jelaskan langkah-langkah perawatan rantai penggerak roda belakang !



Daftar Pustaka  Julius Jama, Wagino. 2009. Teknik Sepeda Motor : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.  Wahyudi, A. 2016. Perawatan Berkala Chasis dan Sistem Pemindah Tenaga Lanjut. Malang : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktora tJenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.  Boentarto. 1993. Cara Pemeriksaan Penyetelan dan Perawatan Sepeda Motor. Yogyakarta: Penerbit Andi  Drs. Agus Wahyudi, M.Eng, 2016. Modul Pelatihan Guru Pembelajar Kelompok Kompetensi D : Perawatan Berkala & Sistem Pemindah Tenaga Lanjut, Penerbit PPPPTK VEDC MALANG