Bahan Ajar Semester 1 Sejarah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Hakikat dan Ruang Lingkup Ilmu Sejarah Standar Kompetensi 1. Memahami prinsip dasar ilmu sejarah



Kompetensi Dasar 1.1 Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah Indikator 1. 2. 3. 4. 5.



Menjelaskan Pengertian sejarah Menjelaskan Perbedaan sejarah sebagai sebagai peristiwa dan kisah Menjelaskan Sejarah sebagai ilmu dan seni Menjelaskan Pengertian perubahan (change) dan kesinambungan (continueity). Menyusun Kronologi dan periodisasi sejarah Indonesia 6. Menjelaskan Kegunaan sejarah bagi kehidupan masyarakat.



1. 2. 3. 4.



Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu mendeskripsikan pengertian sejarah Peserta didik mampu mendeskripsikan sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu, dan seni Peserta didik mampu mendeskripsikan periodisasi dan kronologi Peserta didik mampu menganalisis manfaat sejarah



Alur Pembelajaran/ Peta Konsep Pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah



Pengertian sejarah



Sejarah sebagai peristiwa



Kedudukan



Sejarah sebagai kisah



Generalisasi, periodisasi dan kronologi



Sejarah sebagai ilmu



Kegunaan sejarah



Sejarah sebagai seni



1



1. Pengertian Sejarah Istilah Sejarah berasal dari bahasa bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon. Penggunaan kata tersebut dalam konteks masa lalu mengacu pada pohon silsilah. Dalam hal ini arti sejarah itu hanya mengacu pada masalah asal usul atau keturunan seseorang. Kata Sejarah yang lebih dekat dengan pengertian, terkandung dalam bahasa Yunani yaitu Historia yang berarti Ilmu atau Orang pandai. Sedangkan dalam bahasa Inggris, History yaitu masa lampau umat manusia dan dalam bahasa Jerman, Geschichte yaitu sesuatu yang telah terjadi. Beberapa definisi sejarah menurut para ahli : 1. Moh. Yamin, mengatakan bahwa, sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan kenyataan. 2. Koentowidjojo, Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu tentang apa yang dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan dan dialami manusia. 3. Sartono Kartidirdjo: Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau. 4. Mohammad Ali: Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau. Jadi sejarah merupakan rangkaian peristiwa masa lampau yang menyangkut kehidupan manusia setelah mengenal tulisan, sedangkan Ilmu Sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk manusia pada masa lampau setelah mengenal tulisan. Konsep sejarah menurut R. Moh. Ali Konsep Sejarah



Peristiwa



Kejadian pada masa lalu



Ilmu



Cerita tentang peristiwa masa lalu



Kisah



Metode sejarawan untuk merekonstruksi secara kritis, analitis dan imajinatif peristiwa masa lalu



2



2. Sejarah Sebagai Peristiwa, Kisah, Ilmu dan Seni Sejarah sebagai peristiwa berarti bahwa kejadian itu pernah ada dan benar-benar terjadi serta bisa dibuktikan secara ilmiah. Sedangkan sejarah sebagai Kisah, selain peristiwa itu ada, juga bisa dikisahkan atau bisa diceritakan kembali. Sejarah sebagai ilmu bahwa sejarah menggunakan metode analitis yaitu hasilnya harus dapat diverifikasi dan dapat disetujui atau ditolak oleh para ahli. Sementara sejarah sebagai seni mengandung arti bahwa dalam penyajian dari hasil penyelidikan itu disusun dalam suatu rangka tertentu sehingga dapat menarik perhatian orang dan dapat mempengaruhi sikap jiwanya. A. Sejarah sebagai peristiwa dan kisah Sejarah dapat dipahami dari 2 aspek, yaitu : 1. Sejarah sebagai peristiwa atau realitas (I’histoir realite) karena peristiwa sejarah atau kejadian sejarah itu benar-benar ada dan terjadi pada masa lampau. 2. Sejarah sebagai kisah sejarah (L’histoir recite), dalam pengertian ini sejarah dipandang sebagai kisah dari peristiwa-peristiwa masa lampau. Sartono Kartodirdjo, membagi sejarah menjadi dua, yaitu : 1. Sejarah dalam arti objektif merupakan kejadian atau peristiwa sejarah yang tidak dapat terulang lagi. 2. Sejarah dalam arti subjektif adalah suatu kontruksi (bangunan) yang disusun oleh penulis sebagai suatu uraian cerita (kisah). Kisah tersebut merupakan suatu kesatuan rangkaian dari fakta-fakta yang saling berkaitan. Tidak semua peristiwa yang terjadi pada masa lampau digolongkan sebagai suatu peristiwa sejarah. Peristiwa yang dapat digolongkan sebagai suatu peristiwa sejarah memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Peristiwa tersebut unik Peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang unik, sebab hanya sejkali terjadi. 2. Peristiwa tersebut besar pengaruhnya Peristiwa atau kejadian pada masa lampau mempunyai pengaruh yang besar pada masanya atau pada masa-masa selanjutnya. Contohnya: peristiwa pembacaan proklmasi kemerdekaan, sumpah pemuda, dsb. B. Sejarah sebagai lmu dan seni 1. Sejarah sebagai Ilmu Sejarah sebagai ilmu memiliki ciri-ciri sebagai berikut ; a. Empiris Empiris berasal dari bahasa Yunani empeiria yang berarti pengalaman. Sejarah sangat bergantung pada pengalaman manusia. Pengalaman tersebut direkam dalam dokumen dan peninggalan sejarah lainnya, kemudian diteliti oleh sejarawah untuk menemukan fakta. b. Memiliki objek Kata Objek berasal dari Latin objectus artinya yang dihadapan, sasaran, tujuan. Objek yang dipelajari oleh sejarah sebagai ilmu adalah manusia dan masyarakat yang menekankan pada sudut pandang waktu. c. Memiliki teori Dalam bahasa Yunani theoria berarti renungan. Sama seperti ilmu sosial lainnya, sejarah mempunyai teori yang berisi kumpulan kaidah-kaidah 3



pokok suatu ilmu, seperti: teori sosiologi, teori nasionalisme, teori konflik sosial, dsb. d. Memiliki metode Methodos (Bahasa Yunani) berarti cara. Dalam rangka penelitian, sejarah mempunyai metodologi penelitian sendiri yang menjadi patokan-patokan tradisi ilmiah yang senantiasa dihayati. Sejarah sebagai Ilmu



Peristiwa-perisiwa mengenai masyarakat manusia pada masa lampau



Kesenjangan waktu peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa yang lampau tidak dapat diamati lagi Catatan atau rekaman serta peninggalan-peninggalan sejarah tentang peristiwa-peristiwa dalam masyarakat manusia Ilmu sejarah disusun berdasarkan tema-tema menurut babakan waktu, wilayah dan topik 2. Sejarah sebagai Seni Sejarah sebagai seni, memerlukan : a. Instuisi Sejarawan memerlukan instuisi atau ilham, yaitu pemahaman langsung dan insting selama masa penelitian berlangsung. Dalam hal ini cara kerja sejarawan sama dengan seniman. b. Imajinasi Dalam melakukan pekerjaannya seorang sejarawan harus dapat membayangkan apa yang sebenarnya terjadi, apa yang sedang terjadi, dan apa yang terjadi seudah itu. Contohnya : Sejarah Sagaranten, harus membayangkan keadaan geografis kota Sagaranten. c. Emosi Dalam penulisan sejarah harus ada keterlibatan emosi, dalam hal ini penulis sejarah harus mempunyai empati yang tinggi (empatheia = perasaan) untuk menyatukan perasaan dengan objeknya, seolah-olah mengalami sendiri. d. Gaya bahasa Dalam penulisan sejarah gaya bahasa yang digunakan harus lugas atau tidak berbelit-belit, sehingga kisah sejarah akan mudah dipahami oleh pembaca.



Sejarah sebagai seni memiliki kelemahan-kelemahan, yaitu : a. Berkurangnya ketetapan dan objektivitas Accuracy (ketepatan) dan objektivitas sangat diperlukan dalam penulisan sejarah. Penulisan sejarah berdasarkan fakta, sedangkan seni merupakan hasil imajinasi. 4



b. Penulisan sejarah akan terbatas Penulisan sejarah yang terlalu dekat dengan seni akan terbatas kepada objekobjek yang dapat dideskripsikan. Penulisan sejarah akan penuh dengan gambaran tentang perang dan biografi yang penuh sanjungan. 3. Generalisasi, Periodisasi dan Kronolog 1. Generalisasi Generalisasi adalah pekerjaan penyimpulan dari khusus ke umum. Ada dua tujuan generalisasi yaitu untuk saintifikasi dan untuk simplifikasi. Tujuan saintifikasi mengandung arti bahwa sejarah juga melakukan penyimpulan umum. Generalisasi sejarah sering dipakai untuk mengecek teori yg lebih luas karena teori di tingkat yg lebih luas kerap kali berbeda dengan generalisasi sejarah di tingkat yg lebih sempit. Selain saintifikasi, generalisasi juga bertujuan untuk simpifikasi atau penyederhanaan. Simplifikasi perlu bagi sejarawan dalam melakukan analisis. Ada banyak generalisasi sejarah diantaranya adalah generalisasi periodisasi. Periodisasi merupakan pengklasifikasian peristiwaperistiwa sejarah dalam membuat periodisasi sebuah metode. 2. Periodisasi Periodisasi adalah penentuan pemenggalan kurun waktu yang akan diteliti dan didasarkan pada alasan-alasan tertentu yang rasional dan ilmiah yang erat kaitannya dengan permasalahan yang hendak diteliti. Adapun tujuan Periodisasi sebagai berikut : 1) Melakukan penyederhanaan Gerak pikiran dalam usaha mengerti ialah melakukan penyederhanaan. Begitu banyaknya peristiwaperistiwa sejarah yang beraneka ragam disusun menjadi sederhana, sehingga mendapatkan ikhtisar yang mudah dimengerti. 2) Memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah Klasifikasi dalam ilmu alam meletakkan dasar pembagian jenis, golongan suku, bangsa dan seterusnya. Klasifikasi dalam ilmu sejarah meletakkan dasar babakan waktu. Masa lalu yang tidak terbatas peristiwa dan waktunya dipastikan isi, bentuk dan waktunya menjadi bagian-bagian babakan waktu. 3) Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis Menguraikan peristiwa sejarah secara kronologis akan memudahkan pemecahan suatu masalah. Ahli kronologi menerangkan berbagai tarikh, atau sistem pemenggalan yang telah dipakai diberbagai tempat dan waktu, 5



memungkinkan kita untuk menerjemahkan pemenggalan dari satu tarikh ke tarikh yang lain. 4) Memudahkan pengertian Gambaran peristiwa-peristiwa masa lampau yang sedemikian banyak itu dikelompok-kelompokkan, disederhanakan, dan diikhtisarkan menjadi satu tatanan (orde), sehingga memudahkan pengertian. Contoh Periodisasi Sejarah Indonesia: 1. …. – 400 Zaman Prasejarah Indonesia 2. 400 – 1500 Zaman Pengaruh Hindu-Budha dan Pertumbuhan Islam 3. 1500 – 1670 Zaman Kerajaan Islam dan Mulai masuknya Pengaruh Barat serta Perluasan Pengaruh VOC 4. 1670 – 1800 Masa penjajahan oleh VOC 5. 1800 – 1811 Masa Pemerintahan Herman Willem Daendels 6. 1811 – 1816 Masa Pemerintahan Thomas Stamford Raffles (Inggris) 7. …… Dan seterusnya sampai masa kini 3. Kronologi Kronologi, berarti sesuai dengan urutan waktu peristiwa sejarah akan selalu berlansung dengan urutan waktu sehingga peristiwa-peristiwa sejarah tidak terjadi secara melompat-lompat urutan waktunya, atau bahkan berbalik urutan waktunya (anakronis). Oleh karena itu, dalam mempelajari sejarah agar kita mendapat pemahaman yang baik harus memperhatikan urutan-urutan kejadiannya (kronologis). Selain kronologi dalam sejarah dikenal juga istilah kronik, yaitu merupakan kisah atau catatan sejarah yang diceritakan pada berdasarkan urutan waktu. Contoh : kronik China catatan perjalanan Fa-Hien dan perjalanan I-tsing. 4.



Kegunaan Sejarah



Secara sederhana, Louis Gotschalk membagi kegunaan sejarah dalam 4 bagian yaitu: 1. Rekreatif, artinya dengan membaca atau mempelajari sejarah, kita seolah-olah dibawa berpetualang menembus dimensi ruang dan waktu. Tanpa beranjak dari tempat, kita dibawa oleh sejarah untuk menyaksikan peristiwa-peristiwa yang jauh dari kita yang mungkin saja kita tidak tahu tempatnya atau kita tidak pernah ikut menyaksikan kejadian tersebut. 2. Inspiratif, dalam hal ini suatu karya sejarah dapat memberikan inspirasi kepada para pembacanya atau yang mempelajarinya. 3. Instruktif, bermaksud memberikan pelajaran mengenai suatu keterampilan atau pengetahuan (pengajaran) tertentu, misalnya pengetahuan tentang taktik perang. 4. Edukatif, berguna untuk mendapatkan kearifan dari masa lampau.



6



Melestarikan Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Standar Kompetensi 1. Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah



Kompetensi Dasar 1.2 Mendeskripsikan tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara dan masa aksara



7



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



1. 2. 3. 4.



Indikator Mengidentifikasikan cara masyarakat pra–aksara mewariskan masa lalunya melalui tutur. Mengidentifikasikan cara masyarakat pra–aksara mewariskan masa lalunya melalui folklore, (mitos, legenda dan dongeng). Mengidentifikasikan cara masyarakat pra–aksara mewariskan masa lalunya melalui foklore, (upacara dan lagu). Menguraikan munculnya tradisi tulisan pada masyarakat Indonesia. Menguraikan rekaman tertulis dari berbagai daerah di Indonesia pada Zaman Hindu-Budha (Prasasti dan Kitab Kuno). Menguraikan rekaman tertulis dari berbagai daerah di Indonesia pada Zaman Islam. Menjelaskan perkembangan penulisan sejarah di Indonesia.



Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu mendeskripsikan cara masyarakat yang belum mengenal tulisan dalam mewariskan masa lampaunya. Peserta didik mampu mengidentifikasikan tradisi sejarah pada masyarakat sebelum mengenal tulisan. Peserta didik mampu mengklasifikasikan jejak sejarah di dalam foklor, mitologi, legenda, dongeng, upacara, dan lagu daerah. Peserta didik mampu mengklasifikasikan perkembangan penulisan sejarah di Indonesia. Alur Pembelajaran/ Peta Konsep Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia



Masyarakat Praaksara



Jejak sejarah dalam folklor, mitos, legenda, dongeng, upacara, dan lagu rakyat



Masyarakat Aksara



Perkembangan penulisan sejarah di Indonesia



A. Tradisi Sejarah pada Masyarakat Praaksara 1. Konsep pewarisan sejarah masyarakat praaksara Salah satu fungsi mempelajari masa lalu adalah agar mendapatkan pelajarandari masa lampau guna dijadikan pelajaran pada kehidupan masa sekarang dan masa depan. Tujuannya agar kejadiannya yang buruk tidak terulang lagi. Proses pewarisan kebudayaan dilakukan melalui bukti-bukti tertulis dan penuturan secara lisan dari generasi ke generasi. Masa prasejarah disebut masa praaksara artinya sebelum mengenal tulisan. Peninggalan zaman praaksara berupa bangunan menurut Jan Vansina, pengertian lisan adalah kesaksian yang diwariskan secara lisan dari generasi kegenerasi 8



2. Tradisi sejarah masyarakat Indonesia masa praaksara Tradisi merupakan adat kebiasaan yang sifatnya turun temurun. Tradisi yang dianut oleh suatu masyarakat merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Pada masa ini tradisi sejarah yang berkembang adalah tradisi lisan. Tradisi lisan merupakan kesaksian lisan yang juga memiliki fungsi sebagai sarana untuk mewariskan nilai-nilai masa lalu dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya. Sering kali pengertian tradisi lisan dianggap sama dengan folkloro. Menurut James Danandjaja, folkoro adalah kebudayaan suatu masyarakat yang diwariskan secar turun-temurun dalam bentuk lisan, gerak isyarat dan alat bantu pengingat. B. Bentuk-Bentuk Tradisi Sejarah Masa Praaksara 1. Cerita rakyat Cerita rakyat adalah yang paling penting dan paling banyak diteliti oleh para ahli. Menurut Willian R. Bascom, cerita rakyat terdiri atas mitos, legenda dan dongeng: a. Mitos Cerita pada zaman dahulu yang hidup di kalangan rakyat, diceritakan secara turun temurun. b. Legenda Cerita zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. c. Dongeng Cerita yang tidak benar-benar terjadi pada zaman dahulu. 2. Bahasa rakyat Menurut James Dnandjaja, bentuk-bentuk tradisi lisan yang termasuk dalam kelompok bahasa rakyat adalah: a. Logat Gaya bahasa suatu daerah di Indonesia. b. Slang Ragam bahasa tidak resmi yang bersifat musiman di pakai masyarakat tertentu. c. Bahasa pedagang (Shoptalk) d. Ragam bahasa yang digunakan di kalangan perdagangan untuk melakukan transaksi. e. Sirkomlokusi Ungkapan tidak langsung yang digunakan untuk menyebutkan suatu benda. f. Pemberian nama pada seseorang Contoh bahasa rakyat bahasa rakyat pemberian nama berdasarkan ciri fisik seseorang. g. Pemberian gelar kebangsawanan dan jabatan tradisional Salah satu bentuk bahasa rakyat tradisi yang masih dilakukan di keraton Yogyakart dan Surakarta. h. Bahasa bertingkat Bahasa yang digunakan berdasarkan adanya perbedaan stratifikasi social dalam masyrakat. i. Onomatopoetis 9



Kata-kata yang di bentuk dengan mencontoh bunyi atau suara ilmiah. j. Onomastis Pemberian nama tradisional pada suatu tempat 3. Sajak rakyat Kesusastraan rakyat yang terdiri atas beberapa deret kalimat yang dibentuk berdasarkan unsur mantra, panjang pendeknya suku kata dan lemah kuatnya tekanan suara atau irama. Cirri khas sajak rakyat adalah kalimat berbentuk terikat. Contoh sajak rakyat: a. Sajak anak-anak b. Sajak permainan c. Sajak untuk menentukan siapa yang adil 4. Peribahasa rakyat Menurur Cervantes, peribahasa adalah kalimat pendek berisi nasihat bijak bagi masyarakat. 5. Nyanyian rakyat (Folksong) Menurut Jan Harold Brunvand, nyanyian rakyat adalah kata-kata dan lagu tradisional yang dinyanyikan secara lisan di dalam suatu masyarakat. Berdasarkan kegunaannya, nyanyian rakyat dapat dibagi menjadi 2: a. Nyanyian rakyat b. Nyanyian permainan Berdasarkan isinya: a. Nyanyian rakyat untuk permainan anak-anak b. Nyanyian rakyat umum c. Nyanyian rakyat kerohanian C. Cara Masyarakat yang Belum Mengenal Tulisan Mewarisan Masa Lalunya Tradisi merupakan adat kebiasaan yang bersifat turun temurun. Tradisi bersifat mengikat dan selalu dipatuhi oleh masyarakatnya karena sudah menjadi adat turuntemurun. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Seorang antropolog C. Kluckhon, menganalisis suatu kebudayaan berdasarkan tujuh unsure pokok kebudayaan. Ketujuh unsure pokok kebudayaan tersebut adalah: 1. Bahasa Salah satu ciri masyarakat yang berbudaya adalah penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia pada masa Praaksara telah berperadaban tinggi,dengan telah mengenalnya bahasa sebagai alat berkomunikasi dan merekam, serta mewariskan masa lalunya dalam bahasa lisan 2. Sistem pengetahuan Sebelum datangnya pengaruh Hindu-Budha masyarakat praaksara di Indonesia seudah mengenal sistem pengetahuanya sendiri, misalnya untuk kegiatan pelayaran dan perdagangan laut. Menurut Marsono, dalam masyarakat Jawa sudah digunkan sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu sistem pranatamangsa untuk menentukan kaitan antara kondisi iklim dan kegiatan penanaman padi. 3. Organisasi sosial



10



Sebgai makhluk sosial, manusia perlu berhubungan dan berinteraksi dengan manusia lain. Tujuan interaksi adalah agar mereka bisa tolongmenolong dan bekerja sama satu sama lain, untuk mencapai tujuan tersebut manusia membentuk kelompok-kelompok sosial. 4. Sistem peralatan hidup dan teknologi Pada masa praaksara, masyarakat Indonesia telah memiliki kepandaian mebuat alat-alat untuk keperluan hidupnya. Pada masa berburu dan meramu, masyarakat praaksara telah mengenal tradisi pembuatan alat-alat dari batu dan tulang binatang. Pada masa bercocok tanam, membuat alat-alat dari gerabah dan pada masa perundagian, pembuatan alat-alat dari logam. Para ahli pertukangan praaksara juga membuat rumah dari kayu, perhisan, perahu bercadik dan alat musik. 5. Sistem mata pencarian hidup Masyarakat zaman praaksara masih bersifat sederhana sehingga jenis mata pencariannya juga masih terbatas. Namun, secara bertahap sistem mata pencarian hidup mereka terus berkembang. Perkembangan tersebut berlangsung ketika masyarakat praaksara mulai hidup menetap dan mengolah tanah lading dan sawah mereka, sehingga muncul pekerjaan di bidang pertanian 6. Sistem religi Pada masa praaksara, masyarakat Indonesia meyakini akan adanya kekuatan roh nenek moyang yang mengatur alam semesta. Melalui keyakinan adanya kekuatan gaib tersebut tumbuhlah sistem kepercayaan (religi) masyarakat Indonesia, diperkirakan telah tumbuh sejak zaman praaksara. Ini dibuktikan dengan adanya penemuan lukisan-lukisan pada dinding-dinding gua dan karang yang diperkirakan berasal dari masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut.



7. Kesenian



Hasrat berkesenian masyarakat praaksara sebenarnya telah muncul sejak masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. Pada masa itu, masyarakat praaksara banyak yang tinggal di gua. Di tempat tersebut, mereka 11



mebuat lukisan tangan yang menggambarkan pengalaman hidup mereka. Lukisan tangan masyarakat praaksara juga ditemukan di Sulawesi Selatan, Maluku dan Papua. Adanya lukisan-lukisan tersebut merupakan suatu bukti awal bahwa masyarakat praaksara juga telah memiliki hasrat seni. Lukisan tersebut merupakan salah satu warisan masa lalu yang sangat berarti. D. Tradisi Sejarah di Berbagai Daerah di Indonesia 1. Tradisi Tulis di Dalam Istana Pada masa praaksara ,bahasa lisan merupakan alat komunikasi yang penting. Pada awalnya tradisi tulisan berkembang di lingkungan istana untuk mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam kerajaan. a. Prasasti Prasasti adalah tulisan yang dipahatkan pada batu berisi catatan suatu peristiwa penting kerajaan.Fungsi prasasti adalah memberikan peringatan atas suatu peristiwa penting kepada generasi berikutnya.Prasasti yang ditemukan di Indonesia pada umumnya menggunakan bahasa : 1. Bahasa Sansekerta 2.



Bahasa Jawa Kuno 3. Bahasa Melayu Kuno 4. Bahasa Bali Kuno b. Karya Sastra Semenjak bangsa Indonesia mengenal tulisan maka seni sastra mengalami perkembangan yang sangat pesat. Di samping itu, perubahan politik,peperangan,hancurnya istana,dan kurangnya perhatian akan nilainilai kebudayaan tradisional ikut mempercepat proses hilangnya hasil-hasil kesusastraan kuno. Keadaan itu terjadi pada abad ke-7 dan ke-8 di dua buah kerajaan besar, yaitu Sriwijaya di Sumatera dan Mataram di Jawa Tengah. ( Contoh karya sastra Kitab Hariwangsa ) 2. Tradisi Tulis di Luar Istana



12



Indonesia memiliki keragaman budaya di berbagai daerah, Indonesia memiliki beratus-ratus bahasa daerah yang memiliki aksara dan tradisi naskah yang berbeda. Salah satunya adalah kekayaan kazanah tradisi tulis yang berkembang di berbagai daerah. a. Tradisi Tulis di Bali Tradisi tulis tertua di bali bersumber dari tradisi tulis istana dan prasasti batu serta lempeng tembaga. Tradisi tulis di bali dipengaruhi tradisi tulis masa Kerajaan Majapahit di Jawa. Syair dan prosa mengenai agama dan sejarah yang ditulis di Jawa dialihkan ke bali pada abad ke-10 sampai abad ke-16. Sampai abad ke-16 kesusastraan bali didasarkan atas cerita Ramayana dan Mahabharata.



( Contoh tradisi mabasan di bali ) b. Tradisi Tulis di Sumatra Selatan Naskah di Sumatra Selatan ditulis di atas kulit kayu,bambu,batang rotan,lempeng tembaga,kertas,dan tanduk kerbau. Huruf yang dipakai pada tradisi tulis di Sumatra Selatan adalah aksara kerinci, aksara rencong rejang, dan aksara lampung. Naskah tertua di Sumatra Selatan ditulis menggunakan huruf Lampung pada tahun 1630. c. Tradisi Tulis di Jawa Barat Naskah di Jawa Barat ditulis di atas daun palem,bambu,dan kertas. Huruf yang dipakai pada tradisi tulis di Sunda adalah aksara Sunda kuno,aksara Sunda Jawa,Arab gundul, dan aksara latin.



d. Tradisi Tulis di Sulawesi Selatan Aksara yang dipakai pada tradisi tulis Sulawesi Selatan adalah aksara Makasar,aksara Bugis,aksara Arab,dan aksara Latin. Di kalangan suku Mandar berkembang tiga tradisi tulis, yaitu pappasang, kalindaqdaq,dan tilapayo. Pappasang adalah tulisan mengenai nilai-nilai adat istiadat setempat. Kalindaqdaq adalah kumpulan syair empat baris. Tilapayo adalah lagu cinta tradisional. E. Perkembangan Penulisan Sejarah di Indonesia 1. Historiografi Tradisional Penulisan sejarah tradisional adalah penulisan sejarah yang lebih mengedepankan unsure keturunan, tetapi mempunyai



13



kelemahan dalam struktur kronologi dan unsure biografi. Historiografi masa tradisional berkembang pada masa Hindu-Buddha dan Islam. a. Zaman Hindu-Buddha Tradisi tulis pada masa Hindu-Buddha berkembang dengan pesat sehingga tercipta 1000 buah naskah di Nusantara. Berdasarkan isinya, bentuk-bentuk kesusastraan pada masa Hindu-Buddha tersebut terdiri atas tutur, castra, wiracarita, dan kitab-kitab cerita yang berisi ajaran keagamaan, sejarah dan moral. Berdasarkan bentuknya, naskah sejarah zaman HinduBuddha terdiri atas gancaran dan tembang. b. Zaman Islam Adapun jenis-jenis penulisan sejarah zaman Islam meliputi hikayat dan babad. Hasil-hasil kesusastraan Islam yang berkembang di daerah Jawa , sebagian besar merupakan perkembangan dari kesusastraan zaman HinduBuddha yang disesuaikan dengan budaya Islam. 1.



1. Hikayat Hikayat adalah karya sastra berisi cerita sejarah atau cerita roman yang di baca sebagai pelipur lara,pembangkit semangat juang dan untuk meramaikan pesta. 2. Babad Babad adalah cerita sejarah tradisional di kalangan masyarakat Jawa. Babad ditulis oleh pujangga keraton untuk memperkuat legitimasi sejarah raja yang sedang berkuasa. Cerita babad berisi riwayat hidup raja, silsilah raja sebagai pusat kekuasaan dan pusat dunia, hubungan raja dengan dinasti-dinasti sebelumnya atau dengan para nabi dan dewa-dewa. c. Ciri-Ciri Historiografi Tradisional: 1. Bersifat Istanasentris, Religiomagis, dan Regiosentris. 2. Memperkuat Legitimasi Penguasa. 2. Historiografi Kolonial Historiografi Kolonial adalah penulisan sejarah yang berkaitan dengan aspek penjajahan Belanda di Indonesia. Historiografi Kolonial sering dikatakan bersifat Eropasentris atau Nerlandosentris. Nerlandosentris artinya berpusat pada kehidupan atau aktivitas penjajah bangsa kulit putih , khususnya bangsa Belanda , baik yang pernah dating ke Indonesia maupun yang tidak pernah datang ke Indonesia. 3. Historiografi Nasional Sejak tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia mulai merekonstruksikan penulisan konsep sejarah nasionalnya. Historiografi Nasional adalah penulisan sejarah yang bersifat Indonesiasentris. Indonesiasentris artinya penulisan sejarah yang membahas peranan bangsa Indonesia dalam peristiwa sejarah. Selain itu,karena berfungsi sebagai sarana pembentukan karakter dan nasionalisme bangsa maka penyusunan sejarah Indonesia selalu dikaitkan dengan nasionalisme. 14



Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Sejarah



Standar Kompetensi 1. Memahami Prinsip dasar ilmu sejarah



Kompetensi Dasar 1.3 Menggunakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah 15



Indikator 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)



1. 2. 3. 4.



Menjelaskan Sumber, Bukti dan Fakta Sejarah Menjelaskan Perbedaan Artefak, Fakta Sosial dan Fakta Mental Menerapkan prinsip-prinsip penelitian sejarah secara sederhana Menerapkan prinsip-prinsip dalam Penulisan sejarah Lisan Menjelaskan perbedaan pengertian sejarah Nasional dan Sejarah Lokal. Mendiskripsikan sejaran kebudayaan dan sejarah mentalis Menjelaskan Jejak- jejak masa lampau (Candi, patung, monument dan bangunan kuno)



Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu mendeskripsikan langkah-langkah penelitian sejarah Peserta didik mampu mendeskripsikan sumber, bukti, dan fakta sejarah Peserta didik mampu mendeskripsikan memahami jenis-jenis sejarah Peserta didik mampu mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar dalam penelitian sejarah lisan



Penelitian Sejarah



Langkah-langkah dalam penelitian sejarah



Sumber,bukti,dan fakta sejarah



Jenis-jenis sejarah



Prinsip Dasar Penelitian sejarah lisan



A. Langkah-Langkah dalam Penelitian Sejarah Alur Penelitian Sejarah Alur penelitian sejarah



Sejarah intelektual Sejarah keluarga Sejarah pendidikan



16



Pemilihan topik



Heuristik



Verifikasi



Historiografi Interpretasi



1. Pemilihan Topik Topik atau judul adalah masalah atau objek yang harus dipecahkan melalui penelitian. Dalam pemilihan topik atau judul penelitian harus terdapat unsur-unsur keunikan peristiwa tidak bersifat majemuk, dan tidak bersifat multidimensional. Untuk menghasilkan topik atau judul penelitian yang memadai, sejarawan harus memiliki kedekatan emosional dan intelektual terhadap tema yang dipilih. 2. Heuristik (Pengumpulan Sumber) Kegiatan mencari dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah disebut Heuristik. Berdasarkan urutan penyampaiannya, sumber-sumber sejarah dibagi menjadi 3 jenis, yaitu sumber primer, sekunder, dan tersier. Sumber primer adalah sumber yang keterangannya di peroleh secara langsung oleh orang yang menyaksikan peristiwa sejarah. Sumber sekunder adalah sumber yang keterangannya diperoleh oleh penulis dari orang lain atau sumber lain. Ada pun sumber tersier adalah buku-buku sejarah yang disusun berdasarkan laporan penelitian ahli sejarah. 3. Verifikasi (Kritik Sumber) Dalam penelitian sejarah, kritik sumber dilakukan terhadap sumbersumber primer. Kritik sumber-sumber sejarah tersebut dilakukan untuk menguji kebenaran atau ketepatan sumber-sumber sejarah tersebut. Dalam metode sejarah, kritik sumber atau verifikasi dilakukan melalui 2 cara, yaitu kritik eksternal dan kritik internal. a. Kritik Eksternal (Otentisitas dan Integritas) Kritik eksternal adalah proses melakukan verifikasi atau pengujian terhadap keaslian sumber sejarah. Fungsi kritik eksternal adalah menentukan otentisitas dan integritas sumber sejarah. Bagian Kritik Sumber Kritik Sumber



Verifikasi sumber berdasarkan bukti dan kesaksian sejarah Kritik Intern Kritik Ekstern



17



b. Kritik Internal Kritik internal menekankan pada aspek isi dari sumber sejarah, baik sumber tertulis maupun lisan. 4. Interpretasi Setelah melakukan kritik internal sejarawan dapat mulai menyusun fakta-fakta sejarah yang dapat dibuktikan kebenarannya menjadi kisah sejarah. Urutan fakta sejarah yang disusun secara kronologis barulah merupakan kronik sejarah. 5. Historiografi Menurut Louis Gottschalk, historiografi adalah rekonstruksi yang imajinatif berdasarkan data yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah. Hal yang perlu diperhatikan dalam historiografi adalah keterampilan menulis melalui penggunaan kata-kata dan bahasa yang mudah dipahami, menarik, dan ilmiah. B. Sumber, Bukti, dan Fakta Sejarah 1. Sumber Sejarah Segala sesuatu yang secara langsung atau tidak langsung menceritakan kegiatan manusia pada masa lalu (past actuality) disebut sumber sejarah. Sumber sejarah dapat juga dibedakan sebagai berikut : a. Sumber Primer Sumber primer adalah kesaksian dari seorang saksi dengan mata kepala sendiri dengan menggunakan pancaindra lain atau dengan alat mekanis yang hadir pada peristiwa itu, seperti kamera, kamera film, dan alat perekam suara. b. Sumber Sekunder Sumber sekunder adalah kesaksian dari siapa pun yang bukan merupakan saksi pandangan mata, yaitu seorang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan. 2. Bukti Sejarah a. Bukti Tertulis 18



Bukti tertulis mirip dengan sumber tertulis pada sumber sejarah yang memuat fakta-fakta sejarah secara jelas. b. Bukti Tidak Tertulis Bukti tidak tertulis sudah barang tentu tidak berwujud benda konkret, meskipun demikian mengandung unsur-unsur sejarah. 3. Fakta Sejarah Menurut kamus The New Lexicon, fakta adalah sesuatu yang diketahui kebenarannya atau pernyataan tentang sesuatu yang telah terjadi. Fakta sejarah merupakan data terseleksi yang berasal dari berbagai sumber sejarah. Di dalam sejarah terdapat unsur sebagai berikut : a. Fakta Mental Fakta mental adalah kondisi yang dapat menggambarkan kemungkinan suasana alam pikiran, pandangan hidup, pendidikan, status social, perasaan, dan sikap yang mendasari penciptaan suatu benda. b. Fakta Sosial Fakta sosial adalah kondisi yang dapat mnggambarkan tentang keadaan sosial di sekitar tokoh atau peristiwa sejarah, seperti suasana zaman, keadaan lingkungan, dan system kemasyarakatan. C. Jenis-Jenis Sejarah 1. Sejarah Sosial Di Indonesia, sejarah social mulai muncul tahun 1960-an, yaitu ketika Prof.Sartono Kartodirdjo mempertahankan disertasinya yang berjudul Pemberontakan Petani Banten Tahun 1888 pada tahun 1966. Sejarah sosial juga dapat mengambil fakta social, seperti kemiskinan, kekerasan, dan kriminalitas sebagai bahan-bahan kajian. 2. Sejarah Ekonomi Sejarah ekonomi adalah cabang sejarah yang sesuai teknik-teknik kuantitatif sehingga dianggap sebagai perpaduan antara sains dan ilmi sosial. Tema-tema sejarah ekonomi adalahproduksi barang dan jasa, lapangan kerja, penghasilan, harga, serta kebijakan moneter. 3. Sejarah Politik Sejarah politik konvensional cenderung deskriptif naratif karena hanya memaparkan tentang perang, diplomasi, dan peranan para pahlawan serta elit politik. 4. Sejarah Kebudayaan Kebudayaan adalah perwujudan struktur dan proses dari kegiatan manusia dalam dimensi ide, etis, serta estetis. Menurut definisi tersebut, kebudayaan mencakup semua aspek ekspresi kehidupan manusia. 5. Sejarah Etnik Istilah sejarah etnik mulai digunakan oleh antropolog, arkeolog, dan sejarawan sejak tahun 1940. 6. Sejarah Mentalitas Sejarah mentalitas mempunyai bidang kajian yang berhubungan dengan ide, ideologi, orientasi nilai, sikap, watak, mitos, dan struktur kesadaran manusia. Dalam sejarah mentalitas yang menjadi perhatian ialah bagaimana idea tau semangat memengaruhi proses sejarah tertentu. 7. Sejarah Intelektual Kajian sejarah intelektual sering kali dianggap tumpang tindih dengan sejarah mentalitas karena bersumber pada fakta kejiwaan atau mentalitas. Sejarah



19



intelektual pada hakikatnya mengkaji perkembangan sejarah pemikiran manusia pada masa lalu. 8. Sejarah Keluarga Jenis sejarah keluarga belum berkembang meskipun silsilah-silsilah keluarga sudah ada pada keluarga tertentu. Biasanya yang menyimpan silsilah keluarga adalah keturunan raja, bangsawan, dan orang-orang kaya serta para elit agama seperti kyai. Bagi para sejarawan, selain mengandalkan pada silsilah keluarga diperlukan penguasaan konsep-konsep antropologi dan sosiologi. 9. Sejarah Pendidikan Di Negara-negara Eropa dan Amerika perhatian terhadap sejarah pendidikan telah berkembang sejak abad ke-19. Sejarah pendidikan digunakan untuk membangkitkan kesadaran budaya bangsa, pengembangan profesi guru-guru dan kebanggan terhadap lembaga-lembaga serta jenis-jenis pendidikan tertentu. D. Penelitian Sejarah Lisan Menurut Kuntowijoyo, penggalian sumber sejarah melalui teknik wawancara sebenarnya sudah lama dikenal. Herodotus, seorang sejarawan Yunani yang pertama, telah mengembara untuk mengumpulkan bahan-bahan sejarah lisan dengan cara menanyai para saksi sejarah. Pada 2400 tahun silam, Thucydides juga telah menggunakan sumber sejarah berupa kesaksian langsung para prajurit yang ikut dalam Perang Pelopponesus untuk menulis sejarah lisan. Pada zaman modern, sejarah lisan mendatap kritikan tajam dari sejumlah pakar seperti Leopold Von Ranke lebih mementingkan kesaksian-kesaksian documenter sejarah tertulis. Menurut Von Ranke, sejarah yang berasal dari sumber tertulis dianggap lebih ilmiah.



20