Bangunan Mesjid Al Alam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BANGUNAN MESJID AL ALAM MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Rekayasa



Disusun Oleh : MARWIN



E1A118024



MUH. INDRA KURNIAWAN RAMLI



E1A120010



RESNAWATI



E1A120016



AQIB ALAMSYAH



E1A120024



AHMAD RENALDI



E1A120044



LA ODE ALFIN



E1A120062



SRI HANDAYANI



E1A120092



WA ODE WINDA JULFIANINGSIH



E1A120096



S1 TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur saya hanturkan



kepada Allah SWT, karena berkat



karunianya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Dengan Judul “ Desain Struktur Suatu Bangunan Dengan Memperhatikan 6 Aspek”. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi penulis dan pembaca. Tidak lupa Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu SITI NURJANAH AHMAD,ST.,MT selaku dosen pengantar kuliah Sistem Rekayasa Sipil Kami menyadari bahwa



makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.



Maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar kedepannya bisa menulis makalah denga lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bagi kmai khususnya sebagai penulis. Kendari, 5 Oktober 2021



Penulis



1



DAFTAR ISI



Cover Kata Pengantar.....................................................................................1 Daftar isi................................................................................................2 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang.............................................................................3 1.2 Rumusan Masalah.......................................................................4 1.3



Tujuan.........................................................................................4



Bab II Pembahasan 2.1 Aspek Struktural.............................................................................5 2.1.1 Kriteria Dasar perancangan struktur Masjid Al-Alam .............6 2.1.2 Konfigurasi struktur bangunan ...............................................6 2.2 Aspek Arsitektural...........................................................................7 2.3 Aspek social



.........................9



2.4 Aspek lingkungan...........................................................................9 2.5 Aspek pelaksanaan dan pembiayaan...........................................12 Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan....................................................................................15 3.2 Penutup..........................................................................................16 Daftar Pustaka.....................................................................................17



2



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan rumah ibadah bagi suatu komunitas agama sangat penting dan vital, memiliki peran dan fungsi yang strategis, selain berfungsi sebagai simbol “identitas”, juga sebagai tempat melakukan ibadah, pusat penyiaran agama dan pembinaan umat. Posisi penting masjid bagi umat Islam terlihat dalam perjalanan sejarah umat islam. Ketika Nabi Muhammad saw. berhijrah ke Yatsrib (Madinah), yang pertama menjadi perhatiannya adalah mendirikan masjid, yaitu masjid Quba kemudian masjid Madinah (Masjid Nabawy). Sikap memandang masjid sangat penting dalam kehidupan beragama dan sosial masyarakat diwarisi oleh ummat Islam. Di manapun pelosok daerah terdapat komunitas Muslim, diusahakan mendirikan masjid. Pengertian masjid secara khusus ialah bangunan tempat ibadah umat Islam yang dipergunakan untuk shalat lima waktu dan shalat Jum’at. Bagi umat Islam, selain mengenal istilah masjid, juga mengenal istilah langgar dan mushalla. Paling tidak masjid memainkan tiga peran, yaitu : profetik, edukatif, dan sosial politik. Dengan demikian, masjid bukan hanya sebagai pusat pelaksanaan ritual dan seremonial keagamaan, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam. Fenomena umum, masjid cenderung fungsinya berpusat pada pelayanan peribadatan, dakwah dan pendidikan



agama



(in



dan



non



formal).



Kecenderungan



umum



memperlihatkan semua masjid telah melakukan fungsi ibadah dan dakwah, sedang fungsi pendidikan masih terbatas, lebih-lebih fungsi sosial. Pemerintah senantiasa memperhatikan masalah kemasjidan ini sehingga dikenal adanya masjid kesultanan pada masa kerajaan Islam. Pada masa kemerdekaan, pembinaan dan pengelolaan masjid dimasukkan sebagai salah satu fungsi dan tugas pokok Departemen Agama.3 Perhatian Pemerintah terhadap kemasjidan cukup tinggi ditandai dengan: pertama, didirikannya atau ditetapkannya sebuah masjid berkaitan dengan wilayah



3



administrasi pemerintahan, yaitu: 1. Masjid pada tingkat Pusat disebut Masjid Negara, 2. Masjid pada wilayah tingkat Provinsi disebut Masjid Raya, 3. Masjid pada wilayah tingkat Kabupaten/Kota disebut Masjid Agung, 4. Masjid pada wilayah tingkat Kecamatan disebut Masjid Besar, dan 5. Masjid pada wilayah



tingkat



Desa/Kelurahan



disebut



Masjid



Jami;



kedua,



Penyelenggaraan kegiatan masjid yang menyangkut idarah, imarah, dan riayah di bawah pembinaan pemerintah setempat. Perkembangan menggembirakan.



masjid



di



Indonesia



Perkembangan



ini



secara tidak



kuantitas



dimbarengi



sangat dengan



perkembangan secara kualitas, memenuhi komponen ideal, peran dan fungsi yang diharapkan peningkatan pengelolaan masjid ke depannya. 1.2 Rumusan Masalah 1.



Bagaimana aspek struktural masjid Al-Alam?



2.



Bagaimana aspek arstektural masjid Al-Alam?



3.



Bagaimana Aspek Pelaksanaan dan Pembiayaan masjid Al-Alam?



4.



Bagaimana Aspek perawatan Bangunan Gedung masjid Al-Alam?



5.



Bagaimana aspek lingkungan masjid Al-Alam?



6.



Bagaimana aspek social masjid Al-Alam?



1.3 Tujuan 1.



Untuk mengetahui aspek struktural masjid Al-Alam



2.



Untuk mengetahui aspek arstektural masjid Al-Alam



3.



Untuk mengetahui Aspek Pelaksanaan dan Pembiayaan masjid AlAlam



4.



Untuk mengetahui Aspek perawatan Bangunan Gedung masjid Al-Alam



5.



Untuk mengetahui aspek lingkungan masjid Al-Alam



6.



Untuk mengetahui aspek social masjid Al-Alam



4



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Aspek Struktural Sebelum mendeskripsikan aspek structural dari bangunan masjid al alam, kita harus mengetahui apa itu aspek structural. Struktur adalah bagianbagian yang membentuk bangunan seperti pondasi, sloof, dinding, kolom, ring, kuda-kuda, dan atap.  Aspek structural merupakan aspek yang harus dipenuhi karena berhubungan dengan besarnya kekuatan dan kekakuan struktur dalam menerima beban-beban yang bekerja, baik beban vertikal maupun beban horizontal. Dalam pemilihan struktur bawah harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1.



Keadaan tanah pondasi Keadaan tanah ini berhubungan dengan pemilihan tipe pondasi yang sesuai, yaitu jenis tanah, daya dukung tanah, kedalaman lapisan tanah keras.



2.



Batasan



akibat



struktur



di



atasnya



Keadaan



struktur



sangat



mempengaruhi pemilihan jenis pondasi, yaitu kondisi beban dari struktur diatasnya (besar beban, arah beban, penyebaran beban). 3.



Keadaan lingkungan disekitarnya Meliputi: lokasi proyek, dimana pekerjaan pondasi tidak boleh mengganggu atau membahayakan bangunan dan lingkungan di sekitarnya.



4.



Biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan Pekerjaan pondasi harus mempertimbangkan biaya dan waktu pelaksanaannya sehingga proyek dapat dilaksanakan dengan ekonomis dan memenuhi faktor keamanan. Pelaksanaan juga harus memenuhi waktu yang relatif singkat agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.



5



2.1.1 Kriteria Dasar perancangan struktur Masjid Al-Alam a. Struktur beton Masjid Al-Alam Kendari dalam pembangunannya menggunakan struktur beton. Struktur beton banyak digunakan pada bangunan tingkat menengah sampai dengan bangunan tingkat tinggi. Struktur ini paling banyak digunakan bila dibandingkan dengan struktur lainnya karena struktur ini lebih monolit dan mempunyai umur rencana yang cukup panjang. 2.1.2 Konfigurasi struktur bangunan Konfigurasi horisontal Denah bangunan Masjid AL-Alam memiliki bentuk yang sederhana, kompak, dan simetris tanpa mengesampingkan unsur estetika. Hal tersebut bertujuan agar struktur mempunyai titik pusat kekakuan yang sama dengan titik pusat massa bangunan atau memiliki eksentrisitas yang tidak terlalu besar sehingga tidak terjadi torsi. Struktur Masjid Al-Alam memiliki 4 menara yang sangat megah. Akan tetapi, fungsi dari menara tersebut bukan hanya keindahannya saja, jika kita melihat menara tersebut lah yang menyeimbangkan dari bangunan inti dari masjid Al-Alam tersebut. Menara yang menggunakan bahan beton dan baja bertulang sangat baik



untuk digunakan dalam membangun bangunan



menengah maupun bangunan bertingkat. Mekanisme pembangunan masjid tersebut diusahakan agar sendi-sendi plastis terbentuk pada balok terlebih dahulu dan bukannya pada kolom. Hal ini dimaksudkan karena adanya bahaya ketidakstabilan akibat perpindahan balok jauh lebih kecil dibandingkan dengan kolom, selain itu kolom juga lebih sulit untuk diperbaiki daripada balok sehingga harus dilindungi dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi. Oleh sebab itu konsep yang diterapkan adalah kolom harus lebih kuat daripada balok (strong coloum weak beam). Masjid Al-Alam memiliki pondasi yang ditancap di dasar laut. Kita ketaui bersama, ketahan suatu bangunan darat dan bangunan yang terdapat di laut sangat lah berbeda. Karena itu lah rancangan pondasi masjid ini berbeda



6



dengan yang lainnya karena beton bertahan dengan kondisi air lauit yang kuat. Pondasi Masjid Al-Alam tertancap ke dasar Teluk Kendari. Sehingga menyebabkan seolah masjid ini melayang di permukaan air laut. Pada saat tertentu, air laut surut dan memperlihatkan dasar teluk. Sehingga dalam perencanaan ini dibutuh kan semen dengan kualitas bagus. Sementara itu, semen yang beredar di Indonesia yaitu semen dengan tipe 1, tipe 2 , dan tipe 3. Untuk itu perancang menggunakan semen dengan Tipe 1 karena setelah di uji semakin lama kuat tekannya semakin tinggi. Perencanaan Struktur Atas Struktur atas adalah bangunan gedung yang secara visual berada di atas tanah yang terdiri dari atap, pelat, tangga, lift, balok anak dan struktur portal utama yaitu kesatuan antara balok, kolom dan shear wall. 2.2 Aspek arsitektural Keunikan utama Masjid Al-Alam adalah dibangun di atas air. Lokasinya jauh dari hiruk pikuk kebisingan kota. Berada di Masjid Al-Alam terbukti menambah khusyuk dalam beribadah. Formasinya membentuk menyerupai angka delapan berlatarkan gemerlapnya lampu kota Kendari. Melihat senja sambil menunggu azan di pelataran Masjid Al-Alam, menjadi salah satu cara menikmati keagungan ciptaan Tuhan. Masjid Terapung ini, terbagi menjadi bangunan utama masjid, plaza tertutup dan plaza terbuka. Selain untuk tujuan beribadah, keindahan arsitekturnya sering dijadikan pengunjung lokasi berfoto.



7



Keindahan eksteriornya begitu menawan. Menara masjid yang tinggi menjulang bagaikan menara Burj Dubai di Uni Emrat Arab. Menara masjid di sisi timur memiliki ketinggian 321 meter. Sedangkan dua menara pada sisi barat sedikit lebih rendah. Desain keseluruhan menara dinominasi dengan warna biru dan diselingi cat putih. Bentuknya pun juga unik, lebar di bawah dan meruncing ke atas. Sedangkan menara pendek melembung pada bagian tengah kemudian meruncing ke atas. Tembok luar masjid dihiasi dengan ornamen bernuansa kelopak bunga. Ke empat sudut masjid dikelilingi dengan hiasan berbahan GRC tersebut. Menjadikan penampilan Masjid Al-Alam begitu elegan. Disekat dengan 9 pilar di setiap sisi masjid membuat konstruksi masjid begitu kokoh. Pada bagian atas tembok kanan dan kiri terpampang nama Masjid Al-Alam Kendari berwarna putih. Papan nama yang akan menyala saat senja tiba dan mempercantik keindahan Masjid Al-Alam. Memalingkan pandangan ke atap masjid semakin menambah kesan indah. Kubah berwarna emas ini dominan menutupi atap masjid Al-Alam. Ujung kubah terdapat simbol bulan bintang yang jadi simbol masjid pada umumnya. Menurut penjelasan pemerintah terkait, kubah Masjid Al-Alam konstruksinya didatangkan dari negara Jerman. Tiga pintu utama menjadi jalur memasuki Masjid. Interior Masjid AlAlam tak kalah elegan. Masjid bagian dalam didominasi dengan warna putih. Pada bagian kubah dihiasi cat berwarna hijau tosca dengan aksen bunga keemasan. Langit-langit atapnya dibuat persegi bersekat. Pada setiap bentuk perseginya dihias dengan bintang segi delapan berwarna hijau tosca. Mimbarnya tak luput dari hiasan warna keemasan yang melengkung menjulang ke langit-langit. Jika dilihat dari luar, masjid ini terlihat hanya memiliki satu lantai. Berbeda ketika memasukinya, baru terlihat masjid ini memiliki dua lantai. Berada di dalam Masjid Terapung Al-Alam nampaknya memberikan kesejukan tersendiri.



8



2.3 Aspek sosial Fungsi sosial yang dimainkan oleh Masjid Al Kautsar masih sangat terbatas. Untuk pelaksanaan perkawinan masih terbatas pada menyiapkan tempat untuk akad nikah bagi masyarakat yang menghendakinya. Untuk Pengurusan jenazah masjid mempunyai ambulas hanya saja pemanfaatanya belum banyak. Selain itu, Masjid Al Kautsar sudah biasa ditempati ikrar pengislaman, hanya saja pembinaan muallaf belum diprogramkan. Santunan bagi masyarakat miskin yang dilakukan masih terbatas pada pengelolaan zakat fitrah dan pembagian daging korban. Pembinaan usaha kecil yang berlangsung adalah mebiarkan para pedagang kaki lima menjajakan dagangannya pada halaman masjid yang terlindungi dari trik matahari oleh pohonpohon besar sebelah timur bangunan masjid . Ruangan tamu dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan rutin informal para pengurus yang hadir setelah shalat Jum’at. Ruangan ini ber-AC. Ruangan ini mempunyai dua pintu, satu pada dinding selatan tembus ke dalam masjid dan lainnya pada dinding utara menuju ke luar pada pelataran belakang (barat). Jarak antara kedua ruangan ini 10,70 m dan di sini ditempatkan tangga menuju lantai dua. Selain digunakan beribadah, Masjid Al Alam juga selalu digunakan untuk kegiatan–kegiatan dakwah Islam yang dilangsungkan oleh masyarakat Kota Kendari dan Masjid Al Alam kini menjadi ikon di Sulawesi Tenggara sebab tidak lengkap rasanya jika berkunjung ke Kota Kendari tidak mampir ke Masjid Al Alam. Jika melihat di sekeliling masjid sudah mulai banyak pedangan yang mempromosikan dagangannya. Akan tetapi, kami berharap agar para pedagang tetap menjaga kenyamanan masyarakat serta tetap menjaga muruah masjid, yakni, kawasan sata religi, bernuansa Islami. 2.4 Aspek Lingkungan Masjid Al-Alam di bangun diatas kawasan Teluk Kendari. Seperti yang di ketahui Teluk Kendari adalah muara berkumpulnya air dari hulu sungai yang ada dibeberapa sungai di Sultra, mulai dari Konawe, Konawe Selatan dan



9



Konawe Utara. Masjid Al-Alam yang di rancang megah tersebut menjadi icon wisata religious di Teluk Kendari. Wilayah perairan merupakan suatu wilayah yang dinamis dan identik dengan tempat berkumpulnya masa air. Hal ini tentu didasari oleh keberadaan siklus hidrologi alam yang selalu bersirkulasi dan tidak pernah berhenti dari atmosfer bumi. Ketika terjadi proses presipitasi, air hujan akan turun dan mengalir membawa beberapa unsurunsur kimia yang bermanfaat atau dapat membawa bencana bagi umat manusia. Aliran air ini akan kembali menuju ke laut untuk melanjutkan siklus hidrologi dengan membawa beberapa unsur kimia terlarut yang akan terakumulasi di perairan. Tidak heran bahwa beberapa zat-zat pencemar baik dari limbah domestik dan industri juga terbawa melalui aliran sungai atau drainase perkotaan menuju ke wilayah laut/teluk. Hal ini jelas akan menimbulkan pencemaran lingkungan dan efek racun bagi biota makhluk hidup



lainnya.



Akibat



adanya



logam



berat



dalam



perairan



dapat



mengakibatkan kerusakan dan kematian pada biota laut bila secara terus menerus terakumulasi dengan logam berat. Terkhusus di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Indonesia merupakan salah satu wilayah yang memiliki kandungan unsur logam berlimpah di Dunia yang dibuktikan dengan banyaknya perusahaan tambang nikel (Ni) yang tersebar diberbagai wilayah Kabupaten di Sultra. Selain itu didukung juga dengan maraknya aktivitas masyarakat terkait kegiatan hiburan dan industri memungkinkan tingkat pencemaran logam renik semakin meningkat. Tentu kondisi ini juga akan berdampak pada persebaran unsur logam di Sultra baik yang dapat ditemukan di daerah pesisir maupun daratan sehingga memungkinkan tingginya pencemaran logam berat terakumulasi dalam bentuk sedimen atau ion-ion terlarut dalam air. Diperparah lagi ketika memasuki musim penghujan daerah Sultra selalu mengalami banjir kiriman dari wilayah pegunungan akibat kegiatan pertambangan, pembukaan lahan kelapa sawit, dan perkebunan. Tentu seiring dengan bertambahnya waktu peningkatan pencemaran ini juga terus meningkat.



10



Di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Indonesia merupakan salah satu wilayah yang memiliki kandungan unsur logam berlimpah di Dunia yang dibuktikan dengan banyaknya perusahaan tambang nikel (Ni) yang tersebar diberbagai wilayah Kabupaten di Sultra (Muzakkar dkk., 2019; Nurdin dkk., 2016; Nurdin dkk., 2016; Nurhidayani dkk., 2017). timur Perairan Kendari dan Laut Banda. Sungaisungai tersebut antara lain adalah Sungai Lasolo, Sungai Roraya, Sungai Sampolawa, Sungai Wandasa, Sungai Kabangka Balano dan Sungai Laeya. Aliran sungai-sungai tersebut melintasi berbagai kawasan, antara lain kawasan permukiman, pertanian dan industri/pertambangan, sehingga banyak membawa lumpur/sedimen dan kontaminan yang bersifat toksik ke Perairan Teluk Kendari. Logam berat yang terakumulasi di perairan dapat mengkontaminasi manusia melalui rantai makanan. Logam berat dalam kadar yang rendah dibutuhkan oleh organisme perairan, namun dalam kadar tinggi yang melebih nilai ambang batas dapat bersifat racun dan mengganggu kesehatan. Logam berat merupakan salah satu bahan kimia beracun yang dapat memasuki ekosistem bahari dan seringkali memasuki rantai makanan dan berpengaruh pada hewan-hewan, serta dari waktu ke waktu dapat berpindah-pindah dari sumberny. Keberadaan perairan pesisir sebagai penampungan terakhir bagi sungai yang bermuara dan membawa limbah, baik yang berasal dari industri maupun rumah tangga, sangat membahayakan bagi masyarakat yang bertempat tinggal di sekitarnya, utamanya



masyarakat



yang



mengkonsumsi



hasil



laut



yang



telah



terkontaminasi logam berat .Dengan demikian pentingnya wilayah perairan untuk terus dikaji kualitas airnya agar tidak mengalami dampak pencemaran lingkungan yang serius untuk kedepannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan di sekitar Masjid Alalam yang di bangun diatas Teluk Kendari memiliki kandungan logam Ni yang tinggi yang terakumulasi dalam air laut Teluk Kendari yang disebabkan karena adanya hubungan aktivitas keramaian kegiatan masyarakat disekitar lingkungan tersebut. Aktivitas masayarakat Yang tinggi pada masjid Al alam



11



di karenakan masjid ini tidak hanya digunakan sebagai tempat beribadah tetapi dapat juga sebagau tempat wisata. Keindahan arsitektur baik eksterior dan interiornyaserta keunikan bangunannya menjadikan Masjid Al-Alam sebagai icon wisata religious Kota Kendari yang juga di kenal sebagai masjid terapung membuat bangunan ini memiliki peminat yang cukup tinggi sehingga aktivitas masyrakanya juga menjadi tinggi. Selain memiliki kandungan logam Ni yang tinggi yang terakumulasi dalam air laut Teluk Kendari, kondisi limgkungan di sekita Masjid al alam juga masih terdapat sampah-sampah



yang berserakan. Oleh karena itu sangat penting akan



kesadaran para wisatawan atau pengunjung akan kesadaran terhadap lingkunan di sekitar tempat ini agar nantinya tidak akan menimbulkan kerugian baik bagu diri sendiri maupun di lingkungan sekitar tersabut. 2.5 Aspek Pelaksanaan Dan Pembiayaan Masjid Al-Alam sebagai bangunan peribadatan yang ikonik pada kawasannya, yaitu dengan pemilihan site yang tepat (site choosing), memanfaatkan keadaan topografi lahan sebagai hirarki bangunan masjid yang terletak lebih tinggi dibandingkan dengan bangunan sekitarnya. Tujuannya untuk kedudukan bangunan peribadatan yang memiliki fungsi dan peranan



penting.



Ruang



luarnya



menerapkan



gaya/langgam



dari



kontemporer dengan perpaduan dari unsur tradisional dan modern sebagai bangunan peribadatan yang ikonik pada kawasannya. Pada Masjid Al-Alam dimensi bangunan sangat mempengaruhi penataan pada bangunan sekitarnya, dikarenakan fungsi utama sebagai bangungan peribadatan yang memiliki hierarki lebih tinggi dibandingkan fungsi lainnya. Sehingga bangunan Masjid Al-Alam yang memiliki orientasi ke arah barat menjadi pusat orientasi kawasan sekitarnya. Orientasi pada bangunan Masjid Al-Alam ini yaitu mengarah ke Barat didasari adanya kiblat yang menjadikan muka masjid Al-Alam menghadap ke Timur yang memiliki potensi yaitu main entrance yang mengarah langsung ke site entrance. Pada sisi bangunan arah timur dan utara terdapat olahan fasad berupa ruang



12



transisi bangunan yang berfungsi sebagai wind scoop dan juga sebagai entrance bangunan 2.6 Aspek Perawatan Bangunan/Gedung Masjid Al-Alam merupakan salah satu tempat yang selain menjadi tempat beribadah juga menjadi spot wisata. Masjid Al-Alam sering kali menjadi tempat berfoto-foto pengunjung. Sehingga pihak masjid memberikan biaya operasional sebanyak Rp 5.000 yang nantinya akan digunakan untuk memperbaiki bangunan. Diketahui, pungutan tersebut dikutip kesetiap pengendara mobil yang masuk pintu gerbang masjid yang berdiri di Teluk Kendari tersebut.Pungutan dikutip di bawah tenda yang berdiri tak jauh dari pintu gerbang masjid yang pembangunannya dirintis mantan Gubernur Sultra Nur Alam tersebut. Biaya operasional Masjid Al Alam lumayan banyak Masjid ini semakin hari semakin butuh perawatan. Sementara sumber dana yang selama ini kurang, sebab Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) cuma



menanggung



biaya



listrik



dan



tenaga



kebersihan.



Sehingga



membutuhkan dana tambahan untuk biaya pemeliharaan agar Masjid Al Alam bisa beroperasi. Pengadaan infaq untuk biaya tambahan ini diadakan sejak pandemi Covid-19. Lantaran kala itu, terjadi krisis dan tidak ada aktivitas mesjid, menyebabkan saldo menipis, dan tidak ada pemasukan ke kas. Sehingga pengurus mengambil inisiatif untuk mengadakan infaq kunjungan agar masjid tidak terlantar. Dana tersebut diperuntukan untuk biaya keamanan, biaya kebersihan kemudian lain-lain, termasuk alat-alat atau fasilitas di masjid. Karena banyak orang itu hampir setiap bulan ada keran air yang diganti, dan balon lampu yang diganti. Kemudian pengurus juga memiliki program untuk menjadikan Masjid Al Alam sebagai suatu destinasi wisata religi, destinasi wisata bahari dan destinasi kuliner Islami. Untuk mewujudkan hal tersebut, memang perlu pengadaan benda-benda modal investasi. Selain itu, dana infaq ini akan



13



disalurkan untuk menggaji para petugas kemanan dan petugas kebersihan. Lantaran di Masjid Al Alam tidak sama dengan mesjid lainnya yang berada di pemukiman, sehingga petugas direkrut dan harus digaji. Akan tetapi banyak pengunjung yang tidak menerima adanya pungutan biaya tersebut dikarenakan tidak adanya pemberitahuan terlebih dahulu. Sehingga pada kop karcis terdapat tulisan hanya berlaku untuk satu kali kunjungan. Hal ini lah yang memancing pendapat pro dan kontra warga.



14



BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan Konsep yang diterapkan adalah kolom harus lebih kuat daripada balok (strong coloum weak beam). Masjid Al-Alam memiliki pondasi yang ditancap di dasar laut. Kita ketaui bersama, ketahan suatu bangunan darat dan bangunan yang terdapat di laut sangat lah berbeda. Karena itu lah rancangan pondasi masjid ini berbeda dengan yang lainnya karena beton bertahan dengan kondisi air lauit yang kuat. Keindahan eksteriornya begitu menawan. Menara masjid yang tinggi menjulang bagaikan menara Burj Dubai di Uni Emrat Arab. Menara masjid di sisi timur memiliki ketinggian 321 meter. Sedangkan dua menara pada sisi barat sedikit lebih rendah. Desain keseluruhan menara dinominasi dengan warna biru dan diselingi cat putih. Bentuknya pun juga unik, lebar di bawah dan meruncing ke atas. Sedangkan menara pendek melembung pada bagian tengah kemudian meruncing ke atas. Fungsi sosial yang dimainkan oleh Masjid Al Kautsar masih sangat terbatas. Untuk pelaksanaan perkawinan masih terbatas pada menyiapkan tempat untuk akad nikah bagi masyarakat yang menghendakinya. Untuk Masjid Al-Alam di bangun diatas kawasan Teluk Kendari. Seperti yang di ketahui Teluk Kendari adalah muara berkumpulnya air dari hulu sungai yang ada dibeberapa sungai di Sultra, mulai dari Konawe, Konawe Selatan dan Konawe Utara. Masjid Al-Alam yang di rancang megah tersebut menjadi icon wisata religious di Teluk Kendari. Wilayah perairan merupakan suatu wilayah yang dinamis dan identik dengan tempat berkumpulnya masa air. Hal ini tentu didasari oleh keberadaan siklus hidrologi alam yang selalu bersirkulasi dan tidak pernah berhenti dari atmosfer bumi. Ketika terjadi proses presipitasi, air hujan akan turun dan mengalir membawa beberapa unsur-unsur kimia yang bermanfaat atau dapat membawa bencana bagi umat manusia.



15



Masjid Al-Alam merupakan salah satu tempat yang selain menjadi tempat beribadah juga menjadi spot wisata. Masjid Al-Alam sering kali menjadi tempat berfoto-foto pengunjung. Sehingga pihak masjid memberikan biaya operasional sebanyak Rp 5.000 yang nantinya akan digunakan untuk memperbaiki bangunan. Diketahui, pungutan tersebut dikutip kesetiap pengendara mobil yang masuk pintu gerbang masjid yang berdiri di Teluk Kendari tersebut. Pungutan dikutip di bawah tenda yang berdiri tak jauh dari pintu gerbang masjid yang pembangunannya dirintis mantan Gubernur Sultra Nur Alam tersebut. 3.2 Saran Kami berharap pemerintah lebih memperhatikan kondisi bangunan atau prasana yang ada di kota kita ini dengan menyalurkan dana operasional perbaikan karena jika tidak bangunan tersebut akan lebih mudah rusak atau tidak layak digunakan.



16



DAFTAR PUSTAKA https://www.merdeka.com/travel/menyambangi-masjid-al-alam-masjidterapung-di-teluk-kendari.html https://sultra.tribunnews.com/2021/05/04/pungutan-rp5-ribu-di-masjid-alalam-kendari-untuk-dana-perawatan-pemprov-sultra-cuma-bayar-listrik? page=4 Wibowo, Dwiprayogo et al. 2020. “Analisis Logam Nikel (Ni) Dalam Air Laut Dan Persebarannya Di Perairan Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara.” Indo. J. Chem. Res. 8(2): 144–50.



17