Before-The-Fact Dan After-The-Fact [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

AKUNTANSI MANAJEMEN



1. 2. 3.



Jelaskan perbedaan antara anggaran statis dengan anggaran fleksibel jelaskan menurut pendapat saudara apa yang dimaksud dengan before-the-fact dan after-the-fact jelaskan dengan singkat kegunaan anggaran statis dalam penilaian kinerja seorang manajer? JAWABAN:



1. Anggaran statis adalah anggaran yang dipergunakan untuk tujuan perencanaan dan kurang tepat jika digunakan untuk menilai kinerja manajemen. Anggaran statis kurang pas jika digunakan untuk menilai kinerja manajemen karena kos actual dan kos anggaran tidak dibandingkan pada level aktivitas yang sama. Anggaran ini tepet digunakan sebagai perencanaan, yaitu untuk menetapkan target yang bertujuan meningkatkan kinerja perusahaan. Anggaran fleksibel adalah anggaran yang dapat digunakan untuk menilai kinerja manajemen karena membandingkan kos actual dan kos anggaran pada level aktivitas yang sama, sehingga laporan kinerja yang dihasilkan akan sesuai dengan keadaan sesungguhnya. 2. Menurut saya, anggaran fleksibel before the fact adalah anggaran yang dibuat dengan cara melakukan scenario berbagai level aktivitas. Tujuannya agar manajemen bisa mengetahui efek dari berbagai level output terhadap kos. Sedangkan anggaran fleksibel after the fact adalah anggaran yang dibuat ketika kejadian sudah terjadi. Yaitu menajemen akan menghitung berapa kos yang seharusnya muncul pada level aktivitas yang sebenarnya. 3. Anggaran statis dapat digunakan untuk mengetahui apakah seorang manajer dapat dikatakan efektif atau bisa mencapai tujuan perusahaan. Jika manajer mampu mencapai atau bahkan melebihi target yang telah ditetapkan dalam anggaran statis, maka seorang manajer dapat dikatakan efektif.



ANALISIS KASUS BISNIS



1. sebutkan dan jelaskan metode penilaian karyawan yang paling baik untuk kegunaan aspek administrasi, pengembangan dan  pembelaan secar legal 2. Menurut anda apa yg harus dilakukan perusahaan bila dihadapkan dengan adanya karir karyawan yg sudah tidak dapat berkembang atau maju lagi. 4. Menurut Meija, dkk (2007), metode penilaian karyawan yang paling baik untuk masing-masing aspek di bawah ini adalah sebagai berikut: pada aspek administrasi, sistem penilaian karyawan yang paling baik dapat menggunakan pertimbangan relative yaitu dengan meminta penilai untuk membandingkan kinerja karyawan yang satu dengan yang lainnya yang mengerjakan pekerjaan yang sama. Contohnya dengan membuat ranking siapa karyawan yang paling bagus sampai dengan yang paling buruk. Pada aspek pengembangan, sistem penilainnya dapat menggunakan petimbangan absolute dan perilaku. Penilaian absolute meminta penilai/supervisor untuk memberikan penilaian hanya berdasarkan standar kinerja. Penilai/supervisor akan diminta menilai karyawan pada masing-masing dimensi kinerja yang relevan dengan pekerjaan yang ada di formulir penilaian. Selain itu pertimbangan perilaku juga baik digunakan untuk penilaian pada aspek pengembangan. Penilaian perilaku ini dapat berupa seberapa baik pegawai dapat bekerja sama dengan tim, seberapa sering pegawai hadir tetap waktu, dll. Pada aspek pembelaan secara legal, sistem penilaian yang paling baik adalah menggunakan pertimbangan perilaku. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pertimbangan perilaku menilai mengenai perilaku seorang karyawan. 3. Menurut saya, untuk menghadapi permasalahan karir pegawai yang sudah tidak dapat berkembang adalah dengan membuat suatu kebijakan berupa pemberian jabatan menurut keahlian. Jabatan tersebut bukan merupakan jabatan structural, melainkan disebut dengan jabatan fungsional. Jabatan fungsional di sini maksudnya adalah jabatan yang diberikan kepada pegawai karena tugasnya melakukan pekerjaan berdasarkan keahlian tertentu. Sehingga karyawan diberi penghargaan melalui peningkatan tantangan kerja dan memberikan pekerjaan yang lebih bernilai, dan membuat karyawan telah menyelesaikan pekerjaan yang besar. (sumber: EKMA4478/ MODUL 6)



AUDIT SDM



Silahkan jelaskan mengenai 1. Audit pelatihan 2. Audit pengembangan Organisasi Departemen/Unit Kerja SDM  Jangan lupa disertai dengan contohnya ya.. 1. Audit biaya pelatihan merupakan audit terhadap strategic efficiency, dalam arti terkait dengan kebijakan dan program yang secara langsung memberikan kontribusi berarti pada implementasi strategi SDM. Dengan demikian, sebagai investasi yang hasilnya tidak langsung terlihat maka perusahaan perlu melakukan cost benefit analysis yang cermat dan tepat berdasarkan kelengkapan dan relevansi data-data terhadap investasi di bidang pelatihan. Informasi mengenai biaya pelatihan sangat dibutuhkan untuk: - Memahami kesleuruhan biaya pelatihan baik yan berupa biaya tetap maupun biaya variable - Membandingkan dengan alternative biaya pelatihan lainnya - Mengevaluasi proporsi biaya yang efektif untuk pengembangan, administrasi dan evaluasi pelatihan - Mengontrol biaya pelatihan Menilai Potential Cost Pelatihan Biaya pelatihan dibedakan atas biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung mencakup biaya instruktur, konsultan, perancangan program, materi pelatihan , ruang kelas, peralatan dan perjalanan. Biaya tidak langsung meliputi biaya-biaya yang tidak terkait langsung dengan perancangan, pengembangan dan pelaksanaan pealtihan. Speeti biaya alat kantor, fasilitas yang digunakan selama penyelenggaraan pelatihan, imbal jasa staff administrasi yang terlibat dalam pelaksanaan pelatihan. Untuk mendapatkan gambaran yang tepat dalam membandingkan antara beragam biaya pelatihan, disarankan untuk menggunnakan requirement model dimana pada setiap tahapan (training need analysis, perancangan, implementasi, evaluasi) dilakukan perhitungan dan perbandingan biaya peralatan, fasilitas SDM, dan material yang digunakan untuk masing-masing program pelatihan ata biaya setiap tahap dihitung dan dibandingkan dengan biaya keseluruhan program pelatihan. Menilai Potensial Benefit Pelatihan Untuk menilainya, kita harus mengkaji kembali tujuan dari pelatihan yang sesungguhnya apakah untuk mengurangi biaya produksi, mengurangi biaya lembur, ataukah untuk mempertahankan pelanggan. Dalam hal ini ternyata: - Hampir semau riset para ahli akademis dan praktisi mengutarakan bahawa pelatihhan memberikan manfaat - Penerapan pilot proyek dimana pelatihan yang lebih dulu diberikan pada sekelmpok peserta akan memberikan manfaat bagi perusahaan untuk menentukan apakah pelatihan tersebut akan diterapkan atau tidak diterapkan bagi keseluruhan pegawainya. Contoh Audit Biaya Pelatihan Menggunakan Cost Benefit Analysis PT XY perusahaan yang memproduksi semen mempunyai 200 pekerja, 40 penyelia dan 14 supervisor yang bekerja secara shift dan seorang manajer. PT XY menghadapi masalah yang sangat serius: a. 3% dari keseluruhan semen yang diproduksi setiap hari, ditolak karena tidak sesuai standard b. Area produksi tidak tertata rapi c. Tingkat kecelakaannya lebih besar daripa tingkat kecelakaanindustri sejenis Untuk mengatasi permasalahannya, perusajaan menyelenggarakan pelatihan bagi para penyelia mengenai pengelolaan kinerja, coaching dan counseling dan budaya kerja. Rincian biayanya dalah sebagai berikut: Biaya Langsung Instruktur 12 hari @ Rp 2.000.000 per hari



24.000.000



Fringe Benefit (25% gaji)



3.750.000



Material (Rp 30.000 x 55 peserta)



1.650.000



Ruang Kelas dan Peralatan (12 hari @ Rp 500.000/hari) 6.000.000 Refreshment (Rp 30.000 x 55 peserta x 3 hari)



4.950.000



Total Biaya Langsung



40.350.000



Biaya Tidak Langsung Imbal Jasa staff administrasi



5.000.000



Fringe Benefit 25% gaji)



1.250.000



Materi Pembelajaran Rp 30.000 x 55 peserta



1.650.000



Total Biaya Tidak Langsung



7.900.000



Biaya Pengembangan Biaya mengikuti program



25.000.000



Registrasi



10.000.000



Perjalanan dan Akomodasi



9.000.000



Gaji



6.250.000



Benefit (25% Gaji)



1.560.000



Total Biaya Pengembangan



51.810.000



Biaya Overhead Top management time dan Dukungan Umum perusahaan 10% (biaya langsung, biaya tidak langsung, biaya pengembangan)



10.000.000



Gaji peserta (tidak bekerja selama pelatihan)



166.660.000



Total Biaya Pelatihan Total Biaya Pelatihan Biaya Per Peserta



276.720.000 5.031.273



Lebih lanjut perhitungan manfaat pelatihan dengan penilaian terhadap keuntungan yang didapat dari penigkatan kualitas semen, kerapihan area pabrik, penuruan tingkat kecelakaan setelah pelatihan adalah sejumlah Rp 2.000.000.000. Dengan Demikian ROI peltihan = Rp 2.000.000.000 / 276.720.000 = 7.2 Penilaian manfaat ekonomik pelatihan dapat dialakukan dengan utility analiysis dimaa perhitunga ROI didasarkan atas perbedaan kinerja pegawai yang mendapat pelatihan dibandingan dengan pegawai yang tidak mendapat pelatihan. Metode ini membutuhkan pre-test dab post test dengan kelompok yang tidak dilatih. Dalam melakukan Audit, Auditor harus waspada dan mencermati bahwa: a. Analisis cost benefit program pelatihan sangat tergantung dari tujuan umum pelatihan yang ingin dicapai apakah penambahan pengetahuan atau peningkatan keterampilan atau perubahan sikap peserta, dll.



b. Lokasi penyelenggaraan pelatihan akan berdampak pada biaya perjalanan dan akomodasi bagi instruktur atau peserta 2. Audit Pengembangan Organisasi Departemen / Unit Kerja SDM Dengan mengacu pada prinsip “Business structure should follow strategy” maka organisasi Departemen/unit kerja SDM tergantung sejauh mana kebijakan dan praktik unit SDM selaras dengan jenis dan lingkup bisnis organisasi apakah berupa single bussines(menghasilkan satu produk) ataukah diversification business (menghasilkan beberapa produk), holding company (mengelola beragam bisnis). Menurut Ulrich dan Brockbank (2005), organisai SDM lazimnya memiliki 3 pola yaitu: - HR Functional Organitation - HR Shared Services - Dedicated HR Maka pengembangan organisasi Departemen/unit kerja SDM dapat dipandang dari: -



Perspektif struktur: apakah perusahaan melakukan perubahan, peningkatan fungsi/peran unit SDM yang berdampak pada penyempurnaan kebijakan, sistem dan peraturan SDM Perspektif individu: apakah perusahaan melakukan peningkatan kompetensi pejabat, staf dab pelaksana SDM selaras dengan pola bentuk organisasi SDM



Dengan demikian, dalam menilai biaya pengembangan tersebut minimal mencakup komponen: -



Biaya penyempurnaan struktur organisasi termasuk biaya penyempurnaan uraian dan spesifikasi jabatan Biaya penyempurnaan kebijakan dan standardisasai sistem SDM Biaya penyempurnaan SOP SDM BIaya peningkatan teknologi dalam administrasi rutin SDM Biaya peningkatan kompetensi pejabat, staf dan pelaksana SDM



(sumber: EKMA4476)



MANAJEMEN RANTAI PASOKAN



1. Pada Modul 6 KB 1 dijelaskan dua tipe risiko dalam rantai pasok, buatlah salah satu contoh kasus dari dua tipe risiko tersebut! 2. Pada Modul 7 point A terdapat beberapa strategi operasional dalam mengatasi supply chain disruption. Jelaskan salah satu strategi dan berikan contohnya! 1. Menurut Waters (2007) resiko dalam rantai pasokan dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu: - Resiko internal umumnya terjadi pada kegiatan operasional seperti terlambatnya pengiriman, kekurangan stok barang, risiko finansial dsb, dimana resiko tersebut umumnya bisa dikontrol oleh manajemen. - Resiko Eksternal yaitu resiko yang dari lingkungan luar rantai pasokan dan berada di luar control manajemen seperti bencana alam, perang, aksi terorisme, permasalahan dengan partner dagang, dsb. Contoh kasus dari salah satu resiko di atas, resiko eksternal, seperti di daerah Bengkulu yang sering mengalami gempa karena wilayahnya berada di kawasan patahan Sumatera serta adanya aktivitas subuksi lempeng, maka manajer meminimalisir resiko tersebut dengan membangun fondasi gedung yang kuat yang telah dirancang sebelumnya dan tidak menggunakan gedung bersusun. 3. Salah satu strategi dalam mengatasi supply chain disruption adalah strategi pencegahan (prevention strategy). Strategi pencegahan adalah strategi dengan berupaya melakukan suatu tindakan supaya tidak terjadi masalah. Strategi pencegahan dibagi menjadi dua: - Peramalan (Forecasting) Mengidentifikasi kejadian yang berpeluang menjadi disruption bagi perusahaan dan melakukan evelauasi seberapa besar kemungkinan kejadian itu terjadi agar perusahaan dapat lebih perhatian kepada kejadian yang memiliki kemungkinan keterjadiannya besar atau yang dampaknya besar bagi perusahaan. - Strategi pengurangan resiko Perusahaan dapat mengurangi resiko kejadian yang menimbulkan disruption dengan meningkatkan keamanan (securtity) . Contoh strategi pencegahan: Perusahaan dapat mengidentifikasi kesehatan finansial suppliernya terlebih dahulu sebelum melakukan kerja sama dalam hal penyediaan bahan untuk diolah perusahaan. Karena hal tersebut adalah suatu tindakan pencegahan yang dapat mengurangi resiko kemungkinan supplier tidak dapat menyediakan bahan baku untuk perusahaan. (sumber: EKMA4371)



METODE PENELITIAN SOSIAL Forum ini membahas Pengumpulan Data Hal penting dalam pengumpulan data adalah alat atau instrumen digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Silahkan diskusikan tentang cara menilai validitas dan reliabilitas instrumen, serta hubungan validitas dengan reliabilitas Cara yang digunakan untuk menilai validitas penelitian adalah dengan mencari variable utama penelitian tersebut, kemudian mengamati definisi operasionalnya. Perhatikan tingkat abstraksi konsepnya. Jika tingkat abstraksi konsepnya sederhana dan tidak rumit, maka penelitian validitas didasarkan pada validitas permukaan. Namun jika abstraksi konsepnya rumit, maka dapat digunakan penilaian validitas konstruk. Jika penilaian validitas kriteria dan konstruk, maka perlu dipertimbangkan dimensi definisi yang lebih banyak, dan pendapat ahli tentang konsep tersebut, serta membandingkannya dengan alat ukur yang sudah terbukti valid. Sedangkan cara menilai reliabilitas instrumen adalah dengan menggunakan 3 cara: a. Metode Ulang Metode ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur dan responden yang sama, tetapi situasinya yang berbeda. Suatu alat ukur dikatakan reliable jika hasil dari ke dua pengukuran tersebut sama. Namun cara ini mempunyai beberapa keterbatasan: - Kondisi psikologis responden bisa saja berbeda di saat waktu yang berbeda. - Gejala konsep yang diukur bisa jadi berubah karena adanya tenggat waktu antara pengukuran I dan II - Kecepatan responden dalam memahami pertanyaan bisa saja berubah b. Metode parallel Metode ini menggunakan 2 cara dalam mengukur reliabilitas yaitu: - Penelitian dilakukan oleh 2 orang peneliti dengan menggunakan alat ukur yang sama. Alat ukur dikatakan reliable jika hasil yang diperoleh 2 peneliti tersebut sama. - Pengukuran dilakukan oleh 1 orang peneliti, tetapi menggunakan alat ukur yang berbeda. Alat ukur dikatakan reliable jika hasil pengukuran dari ke 2 alat ukur tersebut sama. Kedua cara tersebut mengukur konsep yang sama, menggunakan kelompok responden yang sama dan dilaksanakan pada waktu yang sama. c. Metode belah dua Dalam metode ini alat ukur dibagi menjadi dua bagian. Masing-masing mengukur konsep yang sama, artinya setiap bagian harus terdiri dari pertanyaan yang homogen. Hasil pengukurannya kemudian dikorelasikan. Jika hasil ke 2 bagian alat ukur tersebut memiliki korelasi yang tinggi, maka alat ukur tersebut dapat dikatakan reliable. Ada beragam cara dalam membelah alat ukur, yaitu: - Dibelah menjadi 2 secara random - Dibagi menjadi bagian atas dan bagian bawah - Dikelompokkan menjadi nomor genap dan nomor ganjil Masalah utama dalam metode ini terletak pada bagaimana meyakinkan diri bahwa 2 bagian alat ukur tersebut benar-benar mengukur konsep yang sama. Jika konsep yang diukur tidak benar-benar sama, walaupun hasulnya menghasilkan koefisien reliabilitas yang tinggi, tapi tidak dapat dikatakan bahwa alat ukur tsb reliable. Hubungan validitas dan reliabilitas: Validitas langsung mempermasalahkan kesesuaian antara konsep dengan kenyataan empiric, sedangkan reliabilitas mempermasalahkan kesesuaian beberapa hasil pengukuran pada tingkat empiric. Alat ukur yang absah atau valid otomatis akan dapat diandalkan, tetapi alat ukur yang dapat diandalkan belum tentu absah atau valid. Di dalam penelitian, alat ukur harus memiliki validitas dan reliabilitas tinggi agar hasil penelitiannya benar-benar bermakna. Jika penilaian validitas cenderung bersifat kualitatif, penilaian reliabilitas lebih bersifat nyata karena dapat menggunakan perhitunga kuantitatif.



(sumber: ISIP4216)



TEORI PORTOFOLIO Efisiensi pasar menguraikan bahwa harga saham yang terjadi di bursa merupakan refleksi dari informasi yang ada pada perusahaan (20). Kondisi pasar yang efisien dan sempurna apabila pasar dapat memberikan informasi kepada investornya secara cepat dan tidak dikenakan biaya (20), ada kompetisi yang sempurna(20), tidak dibatasi(20), dan semua individu memaksimumkan ekspektasi utilitasnya secara rasional(20). Setelah anda mempelajari materi yang tersaji pada sesi 6, jelaskan menurut anda apa yang dimaksud dengan pasar efisien dan sempurna ! Efisiensi pasar menguraikan bahwa harga saham yang terjadi di bursa merupakan refleksi dari informasi yang ada pada perusahaan. Harga saham di bursa dipengaruhi oleh supply dan demand yang terjadi di pasar. Investor akan melakukan perhitungan instrument investasi menggunakan informasi yang diperoleh dari perusahaan yang menerbitkan instrument investasi. Investor akan melihat bagaimana informasi perusahaan tersebut untuk menentukan tindakan investasinya, apakah akan melakukan pembelian atau penjualan sahamnya. Sehingga harga saham akan bergerak naik dan turun sesuai dengan informasi yang diberikan perusahaan. Kondisi pasar yang efisien dan sempurna apabila pasar dapat memberikan informasi kepada investornya secara cepat dan tidak dikenakan biaya. Dalam pasar saham, investor membutuhkan, baik dalam bentuk data ataupun data yang diolah untuk mengambil keputusan dalam bertransaksi saham. Investor membutuhkan data-data tersebut untuk memilih saham yang sesuai dengan tujuan investasinya. Ada kompetisi yang sempurna yaitu saham akan ditawarkan pada harga rata-rata biaya minimum dan investor di pasar saham bertindak sebagai price taker. Harga akan naik dan turun sesuai dengan supply dan demand dari investor. Tidak dibatasi artinya tidak ada biaya transaksi dan semua asset dapat dipecah-pecah dan diperjualbelikan serta tidak ada regulasi yang membatasinya. Semua individu memaksimumkan ekspektasi utilitasnya secara rasional. Para investor pasti mengingkan pengembalian yang besar atas investasi yang dimilikinya. Maka para investor akan secara rasional memilih saham mana yang menurutnya bagus dan sesuai dengan tujuan investasinya agar mendapatkan pengembalian yang sebesar-besarnya. Menurut Copeland dkk (2005), pasar yang sempurna dan efisien harus memenuhi kondisi berikut: 1. Pasar harus efisien secra informasi, artinya tidak ada biaya informasi dan informasinya diterima oleh seluruh individu secara simultan 2. Ada kompetisi yang sempurna pada pasar produk dan sekuritas. Barang dan jasa yang ditawarkan produsen ke pasar pada rata-rata biaya minimum dan investor adalah sebagai price taker 3. Pasar tidak dibatasi artinya tidak ada biaya transaksi, dan semua asset dapat dipecah-pecah dan dapat diperjualbelikan serta tidak ada regulasi yang membatasi 4. Semua individu memaksimalkan ekspektasi utilitasnya secara rasional. (Sumber: EKSI4203)