Behaviour Accounting Research [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Behaviour Accounting Research (Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi) Dosen Pengampu: Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak



Disusun Oleh: AWALIYAH EKA FITRI YANTI LENNY ANGGRAENI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akuntansi keperilakuan merupakan bidang yang relatif baru dibandingkan dengan bidang ilmu akuntansi lainnya. Penelitian terkait dengan akuntansi keperilakuan merupakan suatu penelitian yang cukup menarik dilakukan oleh akademisi, mahasiswa maupun praktisi. Penelitian aspek keperilakuan dalam akuntansi akan memberikan manfaat antara lain menyediakan informasi yang bermanfaat bagi accounting regulator dan meningkatkan efisiensi bagi akuntan dan profesi lainnya. Ada dua aspek yang perlu digarisbawahi dalam behavioral accounting research (BAR) yaitu behavioral (keperilakuan) dan akuntansi. Behavioral accounting research menurut Hofstedt dan Kinard (1970) seperti dikutip oleh Godfrey, et al. (2010 : 446) adalah “the study of the behavior of accountants or the behavior of non-accountants as they are influenced by accounting functions and reports.” Penelitian akuntansi keperilakuan berusaha mendalami perilaku dari akuntan maupun perilaku dari non-akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi dan informasi akuntansi. Siegel (1989:3) menyatakan bahwa behavioral science adalah “human side” of social science. Ilmu keperilakuan ini tidak terlepas dari disiplin ilmu psikologi, sosiologi, teori organisasi, ilmu politik, dan antropologi. Ditinjau dengan sudut pandang teori akuntansi, behavioral accounting research (BAR) merupakan bagian dari positive research yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan fakta. Namun BAR berbeda dibandingkan



dengan penelitian positif lainnya seperti penelitian terkait agency theory dan penelitian pasar modal. Penelitian keagenan bertujuan untuk mencari manfaat ekonomis apa yang diperoleh akuntan dari tindakannya memilih metode akuntansi yang ada. Dalam penelitian keagenan diasumsikan bahwa principal adalah pihak yang risk neutral sedangkan agen adalah pihak yang risk and effort averse. Jawaban yang diperoleh dari penelitian keagenan adalah akuntan melakukan tindakan pemilihan metode akuntansi yang ada bertujuan untuk meningkatkan utilitas bagi dirinya. Dalam penelitian keperilakuan BAR, akuntan maupun pihak-pihak yang dipengaruhi oleh fungsi dan informasi akuntansi merupakan pihak-pihak yang bebas dari asumsi. Mayoritas objek penelitian BAR adalah individu, tetapi objek BAR dapat juga berupa kelompok kecil dari organisasi atau kondisi lingkungan. Di samping itu, BAR juga menekankan pada dimensi yang lain dari norma-norma sosial antara lain fairness (kewajaran), equity (keadilan), trust (kepercayaan), honesty (kejujuran) serta keinginan untuk bekerja sama.



B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari Behaviour Accounting Research? 2. Apa saja ruang lingkup dari Behaviour Accounting Research? 3. Mengapa Behaviour Accounting Research penting? 4. Apa saja keterbatasan dalam Behaviour Accounting Research?



C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengertian dari Behaviour Accounting Research. 2. Untuk mengetahui ruang lingkup dari Behaviour Accounting Research. 3. Untuk mengetahui pentingnya Behaviour Accounting Research. 4. Untuk mengetahui keterbatasan dalam Behaviour Accounting Research.



D. Sitematika Penulisan Untuk dapat memahami dan mengerti lebih cepat dan lebih jelas tentang maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini, maka penulis menguraikannya secara sistematis, sehingga tergambar dengan jelas isi masing-masing bab. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan secara keseluruhan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, serta sistematika penulisan. BAB II PEMBAHASAN



Dalam bab ini akan diuraikan tentang pengertian Behaviour Accounting Research, ruang lingkup, arti penting dan keterbatasan behaviour accounting research. BAB III KESIMPULAN Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari isi makalah tersebut.



BAB II PEMBAHASAN A. Definisi dan Ruang Lingkup Behavioural accounting research didefinisikan sebagai: Studi perilaku akuntan atau perilaku non akuntan dimana mereka dipengaruhi oleh fungsi akuntansi dan laporan. Behavioural accounting research (BAR), penelitian pasar modal dan penelitian teori agency dapat disebut penelitian ‘positif’ dalam pengertian bahwa mereka dikaitkan dengan menemukan ‘fakta’: penelitian pasar modal menanyakan ‘bagaimana reaksi pasar sekuritas terhadap informasi akuntansi?’; teori agensi menanyakan‘apakah insentif ekonomi mempengaruhi dalam memilih metodde akuntansi?’; dan behavioural research menanyakan ‘bagaimana sebenarnya orang-orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi?’ bagaimanapun, mereka juga sangan berbeda dalam banyak hal. untuk instansi, penelitian pasar modal melihat pada level makro pasar sekuritas agregat, sedangkan teori agensi dan behavourial accounting fokus pada level mikro pribadi manager dan perusahan. Penelitian pasar modal dan teory agensi diambil dari ilmu ekonomi dan mengesampingkan motivasi aktual orang-orang dengan asumsi bahwa setiap orang merupakan pemaksimal kekayaan. Behavioural accounting, pada sisi lain, diambil dari ilmu yang yang lain seperti psikologi, sosiologi, dan teori organisasi., dan umumnya tidak membuat anggapan tentang bagaimana orang-orang berkelakuan (behave), terlebih, itu tujuan untuk mengetahui mengapa orangorang berkelakuan sebagaimana yang mereka lakukan. Sebagai konsekuensi, tiga kelompok penelitian akuntansi yang lain ini dimaksudkan untuk menjawab tipe yang sangat berbeda pertanyaan tentang praktek akuntansi. Tipe utama BAR dalam area ini yang telah diketahui seperti human judgement theory (HJT) atau human information processing (HIP) dan meliputi pertimbangan dan pembuatan keputusan akuntan dan auditor dan mempengaruhi fungsi output pada pengguna ‘pembuatan pertimbangan dan keputusan’. Pada masa lalu, para akuntan semata-mata fokus pada pengukuran pendapatan dan biaya yang mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna memprediksi masa depan. Mereka mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku manusia dan kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi perilaku di masa depan. Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian secara penuh dari suatu organisasi harus diawali dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, serta cita-cita individu yang saling berhubungan dalam organisasi. Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan manusia dengan akuntansi. Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial, sedangkan akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntasi dan pengetahuan keperilakuan. Namun ilmu keperilakuan dan akuntansi keperilakuan sama-sama menggunakan prinsip sosiologi dan psikologi untuk menilai dan memecahkan permasalahan organisasi.



1.



2.



3.



    



  



Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang akuntansi yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi (Siegel, G. et all. 1989), istilah sistem akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti yang luas yang meliputi keseluruhan desain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem pengendalian, sistem penganggaran, desain akuntansi pertanggung jawaban, desain organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain pengumpulan biaya, desain penilaian kinerja serta pelaporan keuangan. Secara lebih rinci ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi: Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain, konstruksi dan penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan, yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan desain orgaisasi. Mempelajari pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia, yang berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi, produktifitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama. Metode untuk memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya, yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk mempegaruhi perilaku. Sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (Behavioral Science), teori-teori akuntansi keperilakuan di kembangkan dari penelitian empiris atas perilaku manusia di organisasi. Dengan demikian, peranan penelitian dalam pengembangan ilmu itu sendiri sudah tidak diragukan lagi. Ruang lingkup penelitian di bidang akuntansi keperilakuan sangat luas sekal, tidak hanya meliputi bidanga akuntansi manajemen saja, tetapi juga menyangkut penelitian dalam bidang etika, auditing (pemeriksaan akuntan), sistem informasi akuntansi bahkan akuntansi keuangan. Akuntansi Keperilakuan mempelajari hal-hal sebagai berikut: Reaksi manusia terhadap format dan isi dari pelaporan keuangan. Bagaimana informasi diproses untuk keperluan pengambilan keputusan Pengembangan teknik-teknik pelaporan untuk mengkomunikasikan data kepada penggunanya. Pengembangan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku, inspirasi, dan tujuan orang orang yang menjalankan organisasi. Dan hal-hal lain yang mengaitkan akuntansi, manusia, organisasi, dan masyarakat. Hal-hal yang dipelajari dalam Akuntansi Keperilakuan tersebut apabila diringkas, pada dasarnya meliputi hal-hal sebagai berikut: Pengaruh perilaku manusia didalam perancangan, penyusunan dan penggunaan sistem akuntansi Pengaruh sistem akuntansi pada perilaku manusia Metoda-metoda untuk memprediksi dan strategi-strategi untuk mengubah perilaku manusia.



B. Pentingnya Behaviour Accounting Research Terdapat beberapa alasan yang sangat bagus bahwa BAR sangat pentig untuk praktisi akuntasi dan yang lain: a. Telah catat pada awal chapter ini bagaimana kelompok penelitian akuntansi yang lain seperti pasar modal dan teori agensi tidak memperlengkapi dengan jawaban pertanyaan tentang bagaimana orang-orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi. Untuk mengisi kekosongan membutuhkan penelitian yang secara spesifik menguji aktivitas pengambilan keputusan yang menyiapkan (penyaji), pengguna, dan auditor informasi akuntansi. b. BAR dapat memberikan arti berharga dalam jenis cara yang berbeda pada hasil, proses, dan reaksi pengambil keputusan pada fakta-fakta (keterangan) informasi akuntansi dan metode komunikasi. Kita dapat menggunakannya untuk memperbaiki pengambilan keputusan dalam berbagai macam cara.



c.



BAR berpotensi menyediakan informasi yang bermanfaat untuk regulator akuntansi seperti Australian Accounting Standart Board (AASB). Sebagai tujuan pokok akuntansi adalah untuk menyediakan informasi ‘bermanfaat untuk keputusan’, anggota AASB terus berhadapan dengan masalah dimana metode akuntansi dan apa tipe pengungkapan yang akan terbukti ‘bermanfaat’ untuk pengguna laporan keuangan (financial statement). d. BAR juga dapat mengarahkan pada efisiensi dalampraktek kerja akuntan dan profesi yang yang lain. Seperti, keahlian senior dan pengalaman anggota sebuah perusahaan akuntansi dapat dicatat dan dimanfaatkan oleh metode BAR untuk mengembangkan sistem keahlian yang terkomputerisasi untuk suatu variasi dalam konteks pengambilan keputusan (decision making). C. Pengembangan penelitian akuntansi perilaku (BAR) Istilah BAR pertama kali muncul dalam literatur pa tahun 1967,tetapi penelitian HJT menjadi pondasinya dalam literature psikologi dengan karya seminal Ward Edward pada tahun 1954. Aplikasi penelitian pada akuntansi dan auditing dapat terima tahun 1974 ketika Ashton mempublikasikan sebuah studi percobaan (experimental) pertimbangan internal control oleh auditor. Banyak ilmu (diantaranya sains politik, teori organisasi, sosiologi dan statistik) memainkan perannya dalam perkembangan BAR, tetapi jelas sekali ilmu perilaku yang paling penting dalam hubungan kontribusi psikologi. Perkembangan penelitian HJT dalam akuntansi memberikan banyak pada adaptasi metode penelitian telah digunakan dengan baik dalam literatur psikologi, model Brunswik lens. Teknik ini mewakili pendekatan penelitian baru yang sangat kuat yang dapat diaplikasikan pada pertanyaan lama yang memperhatikan pengguna data. Sebuah gambaran pendekatan untuk memahami proses informasi Dasar tujuan penelitian HJT adalah untuk menjelaskan cara yang orang-orang gunakan dan bagian proses informasi akuntansi (dan yang lain) dalam suatu fakta konteks pengambilan keputusan. Kita gambarkan proses pengambilan keputusan seseorang adalah sebuah ‘model’. Sehingga, contohnya, kita mungkin menggunakan penelitian teknik HJT terhadap ‘model’ (atau menggambarkan) cara yang petugas pinjaman bank proses dengan berbagai cara pokok informasi akuntansi (atau ‘isyarat’ seperti yang mereka sebutkan) seperti laba dan angka arus kas untuk suatu keputusan tentang apakah untuk menyetujui suatu pinjaman dari suatu perusahaan. Walaupun model brunswik lens metode yang mendominasi untuk pongembangan model pembuatan keputusan, juga terdapat dua pendekatan penelitian. Satu di sebut ‘process tracing’, yang lain diketahui sebagai paradingma ‘probabilistic judgement’, dimana dalam memprosess keputusan mewakili kemungkinan pernyataan berdasarkan pada dalil Baye. Tiga Pendekatan yang lain untuk menjelaskan (modelling) pembuatan keputusan adalah: availability, anchoring dan adjusment, dan expert judgment. D. Akuntansi dan Keprilakuan Akuntansi ada sebagai sebuah fungsi yang mengatur aktivitas individu atau sekelompok individu (didefinisikan sebagai entitas akuntansi). Terdapat pandangan yang berbeda pada akuntansi, mengindikasikan bahwa terdapat angka akuntansi mungkin perspektif. Bahkan dalam suatu periode peraturan pemerintah difokuskan pada pengungkapan akuntansi oleh perusahaan, terdapat seribu pilihan dan asumbi dibutuhkan antara alternatif teknik akuntansi dalam persiapan laporan keuangan untuk entitas perusahaan (PT).



Burchell et al. meringkas peran signifikan akuntansi dalam konteks ekonumi yang luas: Data akuntansi sekarang digunakan dalam awalan dan implementasi pengawasan untuk stabilisasi ekonomi, harga dan pengendalian upah, untuk peraturan industry khusus dan sektor komersial dan perencanaan pengembangan ekonomi nasional dalam kondisi perang dan damai juga dalam kondisi makmur dan depresi. Tidak lama menunjukkan hanya sebagai sebuah kumpulan kalkulatif rutin, itu fungsi sebagai keterpaduan dan mekanisme yang berpengaruh untuk manajemen sosial dan ekonomi. Lebih lanjut, penting untuk mempertimbangkan faktor yang memppengaruhi perubahan dalam sistem akuntansi dan sifat dasar pelaporan akuntansi. Menurut Zimmerman, sistem akuntansi adalah komponen dasar dalam suatu arsitektur organisasi, manager senior dengan konstan mencari untuk mengadopsi arsitektur dengan memastikan struktur terbaik pada perusahaan. Zimmerman menjelaskan, 2 observasi penting mengenai faktor yang mempengaruhi sistem akuntansi: 1. Perubahan sistem akuntansi jarang terjadi dalam suatu ke-vakuman. Perubahan sistem akuntansi umumnya terjadi pada saat ada perubahan dalam strategi bisnis perusahaan dan perubahan organisasional yang lain. 2. Perubahan dalam arsitektur organisasional perusahaan, termasuk perubahan dalam sintem akuntansi, kemungkinan besar terjadi dalam merespon terhadap perubahan stategy bisnis perusahaan disebabkan oleh goncangan eksternal dari tknologi dan perubahan kondisi pasar. Karena itu informasi akuntansi secara signifikan berpengaruh pada perilaku individu antara suatu entitas dan eksternal terhadapnya. Bagaimanapun, hal itu mempunyai pengaruh terhadap 2 hal, pada individu (atau sekelompok individu) langsung dan tidak langsung mempengaruhi struktur sistem akuntansi dan pengungkapan informasi. a.



Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi



Beberapa riset akuntansi mulai mencoba menghubungkan dan menganggap penting untuk memasukkan aspek keperilakuan dalam akuntansi. Sejak meningkatnya orang yang sudah memberikan pengakuan terhadap beberapa aspek perilaku dari akuntansi terdapat suatu kecenderungan untuk memandang secara lebih luas terhadap bagian akuntansi yang lebih subtansial. Perspektif perilaku menurut pandangan ini telah dipenuhi dengan baik sehingga membuat sistem akuntansi yang lebih dapat dicerna dan lebih bisa diterima oleh para manajer/pimpinan dan karyawannya. Pelayanan akuntansi mungkin juga telah sampai pada puncak permasalahan yang rumit dan gagasan akuntansi dapat muncul dari beberapa nilai yang ada. Tetapi, pertimbangan perilaku dan sosial tidak berarti mengubah dari tugas akuntansi secara radikal. Namun mulai mengembangkan perspektif dalam mendekati beberapa pengertian yang mendalam mengenai pemahaman atas perilaku manusia pada organisasi. Manusia dan faktor sosial diikut sertakan secara jelas dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh sistem akuntansi, karena para akuntan membuat asumsi mengenai bagaimana mereka termotivasi, bagaimana mereka menginterpretasikan dan menggunakan informasi akuntansi, dan bagaimana sistem akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan manusia dan mempengaruhi organisasi. Berdasarkan pengalaman, banyak manajer dan akuntan telah memperoleh suatu pemahaman yang lebih dari sekadar aspek manusia dalam tugas mereka. Bagaimanapun harus



diakui bahwa banyak sistem akuntansi masih dihadapkan pada berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung, bahkan penggunaan dan penerimaan seluruh sistem akuntansi terkadang dapat menjadi meragukan. Pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan dilakukan atas dasar sudut pandang hasil laporan mereka dan bukan atas dasar kontribusi mereka yang lebih luas terhadap efektivitas organisasi. Sebagian prosedur saat ini juga dapat menimbulkan pembatasan yang tidak diinginkan terhadap inisiatif manajerial. Prosedur dapat menjadi tujuan akhir itu sendiri jika sematamata dibandingkan dengan teknik organisasi yang lebih luas.Dalam organisasi, semua anggota mempunyai peran yang harus dimainkan dalam mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa besar porsi tanggung jawab dan rasa tanggung jawab anggota terhadap pencapaian tujuan. Rasa tanggung jawab tersebut pada sebagian organisasi dihargai dalam bentuk penghargaan tertentu. Dalam organisasi, masing-masing mempunyai tujuan dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Keselarasan tersebut akan dapat lebih diwujudkan manakala individu memahami dan patuh pada ketetapan-ketetapan yang ada di dalam anggaran. b.



Dimensi Akuntansi Keperilakuan



Akuntansi keperilakuan berada di balik peran akuntansi tradisional yang berarti mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi keuangan. Dengan demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan desain, konstruksi, serta penggunaan suatu system informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi keperilakuan, dengan mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan system akuntansi, mencerminkan dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu organisasi.Stainer juga menjelaskan secara singkat mengenai definisi keperilakuan, yaitu sebagai suatu riset ilmiah yang berhadapan secara langsung dengan perilaku manusia. Definisi ini menangkap permasalahan inti dari ilmu keperilakuan, yaitu riset ilmiah dan perilaku manusia.



E. Keterbatasan Behaviour Accounting Research Pekembangan riset akuntansi Indonesia di bidang keperilakuan masih merupakan hal yang relative baru dibandingkan dengan riset akuntansi di bidang lainnya. Misalnya, bila dibandingkan dengan penelitian di bidang akuntansi keuangan, dengan topic penelitian pada kemampuan rasio-rasio keuangan memprediksi harga saham, kebangkrutan, dan lain-lain maka riset akuntansi di bidang keperilakuan masih dapat dikatakan tertinggal. Hal ini dapat dimaklumi mengingat mata kuliah akuntansi keperilakuan sendiri masih tergolong baru. Sebagai contoh, Jurusan Akuntansi Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta, memperkenalkan matakuliah ini pada tahun 1995. Selain itu, apakah bidang keperilakuan, yang selama ini menjadi kajian utama ahli psikologi, juga perlu menjadi kajian para akuntan, masih diperdebatkan oleh para akuntan sendiri. Beberapa kritikan yang menolak terhadap penelitian akuntansi keperilakuan karena adanya keterbatasan diantaranya.  Banyaknya perbedaan dalam pengukuran variabel, yang berarti dalam satu variable ada berbagai instrument yang bisa dipergunakan dan masing-masing sangat berbeda.  Sebab tidak adanya landasan konseptual yang jelas atas pengembangan variabel.  Kelemahan metodologi selanjutnya yang paling dominan adalah lemahnya pengembangan landasan teoritis. Dengan adanya kelemahan tersebut, sehingga perlu adanya pemahaman lebih dalam tentang berbagai landasan teoritis dan pendekatan dalam penelitian akuntansi.



F. Masalah Bagi Auditor BAR dapat memberikan pertanyaan tentang bagaimana orang-orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi, penelitian auditing keperilakuan dapat memeriksa bagaimana auditor menunjukkan tugas audit dan membuat opini.BAR memeriksa karakteristik high-performing auditor dan faktor yang mempengaruhi opini auditor. Hasilnya menunjukkan bahwa auditor spesialis industri membutuhkan auditor lain ketika mereka dalam lingkungan spesialisasi industri. Mereka tampil untuk memproses bagian kecil informasi secara lebih efisien dan efektif untuk mencerminkan eksistensi dari laporan keuangan. Penelitian eksperimental juga menunjukkan bahwa terdapat interaksi kompleks antara pengalaman dan keadaan (context) dalam keputusan pelaporan auditor. Apalagi, penelitian ini menunjukkan bahwa investor memberi reaksi sebagai rasa bahwa auditor independen lemah ketika auditor menerima pendapatan layanan non-audit dari klien yang mereka audit bahkan jika auditor independent memang tidak membuat-buat (dalam membuat keputusan). Bagaimanapun, penelitian eksperimental menantang ketika mereka mencoba untuk merealisasikan keseimbangan dan kesederhanaan dalam desain penelitian. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Behavioural accounting research didefinisikan sebagai:Studi perilaku akuntan atau perilaku non akuntan dimana mereka dipengaruhi oleh fungsi akuntansi dan laporan.Tipe utama BAR dalam area ini yang telah diketahui seperti human judgement theory (HJT) atau human information processing (HIP) dan meliputi pertimbangan dan pembuatan keputusan akuntan dan auditor dan mempengaruhi fungsi output pada pengguna ‘pembuatan pertimbangan dan keputusan’. Pentingnya BAR diantaranya: a. Telah catat pada awal chapter ini bagaimana kelompok penelitian akuntansi yang lain seperti pasar modal dan teori agensi tidak memperlengkapi dengan jawaban pertanyaan tentang bagaimana orang-orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi. Untuk mengisi kekosongan membutuhkan penelitian yang secara spesifik menguji aktivitas pengambilan keputusan yang menyiapkan (penyaji), pengguna, dan auditor informasi akuntansi. b. BAR dapat memberikan arti berharga dalam jenis cara yang berbeda pada hasil, proses, dan reaksi pengambil keputusan pada fakta-fakta (keterangan) informasi akuntansi dan metode komunikasi. Kita dapat menggunakannya untuk memperbaiki pengambilan keputusan dalam berbagai macam cara. BAR dapat memberikan pertanyaan tentang bagaimana orang-orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi, penelitian auditing keperilakuan dapat memeriksa bagaimana auditor menunjukkan tugas audit dan membuat opini.



DAFTAR PUSTAKA 1.



Gary Siegel, HR Marconi. 1988. Behvior Accounting, South Western Publishing Co. Ohio.



Arfan Ikhsan & Muhammad Ishak. 2008. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta Penerbit Salemba Empat. 3. Kuang, Tan Ming., Tin, Se. “Analisis Perkembangan Riset Akuntansi 2.



Keperilakuan Studi Pada Jurnal Behavioral Research In Accounting (1998:2003)”. 5. Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi - Univ.Kristen Maranatha. (Dalam Jurnal Akuntansi Vol.2 No.2 November 2010: 122-133 122) 6. Hudayati, Ataina. “Perkembangan Penelitian Akuntansi Keperilakuan: Berbagai Teori dan Pendekatan Yang Melandasi”. (Dalam JAAI Vol 6 No. 2 Desember 2002). 7. http://senyummu13.wordpress.com/2012/05/21/behavioural-research-in-accountingpenelitian-perilaku-dalam-akuntansi/ 8. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/akuntansi/akuntansikeperilakuan/ 9. http://edithmarhaeni.blogspot.com/2010/03/meringkas-penelitian-akuntansiperilaku.html/ 10. http://apbehavioralaccounting.blogspot.com/2009/03/konsep-akuntansikeperilakuan.html/ 11. http://kurnia-kudo.blogspot.com/2012/06/pengantar-akuntansi-keperilakuan_18.html/ 4.