Belerang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UNSUR PERCOBAAN BELERANG



DISUSUN OLEH : NAMA



: REVATIAN AHNAF HIBBANULLAH



NIM



: K1A021067



KELAS



:A



ASISTEN



: MARDIANA RIMBA UTAMI



LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2021



PERCOBAAN BELERANG 1. TUJUAN Diharapkan mampu mengetahui sifat-sifat belerang beserta senyawanya.



2. LATAR BELAKANG Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineralmineral sulfida dan sulfat. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam duaasam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida (Kurniawan, 2021). Di alam belerang ditemukan sebagai senyawa S8, H2S dan SO2 dalam bijih ligan sulfide dan sebagai senyawa sulfat seperti CaSO4 dan MgSO4 . Belerang mempunyai sifat alotropi yaitu suatu zat yang mempunyai struktur lebih dari satu macam. Pada alotropi sifat fisiknya sama tetapi sifat kimianya berbeda. Senyawa-senyawa belerang yang sering digunakan antara lain H2S, H2SO4, Na2S2O3.



3. TINJAUAN PUSTAKA Sejarah belerang menurut Genesis, belerang sudah lama dikenal oleh nenek moyang sebagai batu belerang.SumberBelerang ditemukan dalam meteorit. R.W. Wood mengusulkan bahwa terdapat simpanan belerang pada daerah gelap di kawah Aristarchus.Belerang terjadi secara alamiah di sekitar daerah pegunungan dan hutan tropis. Sulfir tersebar dialam sebagai pirit, galena, sinabar, stibnite, gipsum, garam epsom, selestit, barit dan lain-lain.PembuatanBelerang dihasilkan secara komersial dari sumber mata air hingga endapan garam yangmelengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika Serikat. Menggunakan proses Frasch, air yangdipanaskan masuk ke dalam sumber mata air untuk mencairkan belerang, yang kemudianterbawa ke permukaan.Belerang juga terdapat pada gas alam dan minyak mentah, namun belerang harus dihilangkandari keduanya. Awalnya hal ini dilakukan secara kimiawi, yang akhinya membuang belerang. Namun sekarang, proses yang baru memungkinkan untuk mengambil kembali belerang yang terbuang. Sejumlah besar belerang diambil dari ladang gas Alberta (Nova, 2014).



Setiap unsur pasti memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda termasuk pada belerang. Adapun sifat fisik yang terdapat pada belerang diantaranya adalah belerang berwarna kuning pucat dan ia merupakan non-logam serta berbentuk padat. Struktur & bentuk kristal dari belerang yaitu berbentuk belah ketupat, amorf dan Prismatik. Belerang juga tidak berbau dan rasanya pun hambar. Belerang tidak larut dalam air serta memiliki titik didih 444,6° C. Konduktivitas dari belerang merupakan Konduktor panas dan listrik yang buruk. Adapun viskositas (ketahanan terhadap aliran - lengket) belerang setelah meleleh, belerang diubah menjadi cairan kuning yang bergerak, yang berubah menjadi coklat dan menjadi massa coklat tua yang kental pada sekitar 190 ° C. Viskositas berkurang di atas 190 ° C, dan pada 300 ° C belerang kembali menjadi cairan yang mengalir Belerang juga bersifat alotropik, yang maksudnya adalah bentuk elemen dengan sifat fisik dan kimia yang berbeda yang terjadi dalam dua atau lebih bentuk kristal dalam keadaan fisik yang sama (Herawati, 2019).. Unsur belerang dalam suhu biasa berwarna kuning dengan bentuk kristal rhombik (kemurnian 98,8%). Belerang memiliki dua bentuk alotropi yang stabil yaitu: Belerang α rhombik (TL 386 K) belerang β monoklin (TL 392 K). Kedua bentuk alotropi belerang tersebut dapat larut dalam benzene, toluene dan CS2, yang semuanya ada sebagai S8. S8 tersusun dalam bentuk cincin mahkota. Dengan pemanasan, dua alotropi belerang meleleh pada titik lelehnya menjadi Sλ cair. Pada pemanasan lebih lanjut, warnanya menjadi lebih gelap hampir hitam dan viscositasnya meningkat. Pada suhu 430-435 K, belerang mencair, disebut Sµ, dan pada pemanasan yang lebih tinggi viscositas menurun dan pada suhu 717,8 K dipastikan belerang cair mengeluarkan gas S8, S7, S6, S4, S2, dan menjadi mono atomic pada suhu 2500 K (Manku, 1984). Jika rombik dipanaskan sampai 96°C bentuk kristalnya berubah menjadi monoklin. Jika belerang cair didinginkan tiba-tiba pada 119°C terjadi pula bentuk kristal monoklin (seperti bentuk jarum, kemurnian 99,8%). Pada pendinginan lebih lanjut sampai 96° terjadi bentuk rombik. Suhu 96° adalah suhu peralihan. Peristiwa ini disebut alotropi, yaitu satu macam zat dalam keadaan berlainan mempunyai sifat fisik yang berbeda (Sugiarto, 2015). Kegunaan belerang dalam berbagai aspek sangatlah banyak. Pada bidang kesehatan belerang mampu mengatasi permasalahan kulit. Belerang bisa bertindak



sebagai zat keratolitik yang mengelupaskan kulit mati. Fungsi belerang yang lain untuk kulit adalah sebagai pembunuh bakteri, jamur, dan parasit seperti tungau kudis. Belerang juga dapat mengatasi radang kandung kemih(Interstitial Cystitis) dalam bentuk DMSO (Kevin, 2018). Belerang juga dapat mengobati eksim Belerang memiliki zat kimia yang aman untuk mengobati eksim. Eksim adalah penykit gatal pada kulit hingga menimbulkan koreng dan bahkan bernanah. Dengan memanfaatkan belerang, penyakit eksim bisa sembut secara perlahan. Sifat belerang mampu membunuh jamur penyebab eksim. Berendamlah di dalam air hangat yang mengandung belerang selama beberapa saat. Belerang pun dapat membantu pembentukan hormon insulin Belerang atau sulfur merupakan zat yang mutlak dibutuhkan tubuh. Oleh sebab itu manusia dmembutuhkan belerang dalam takaran yang pas. Belerang mampu membantu dalam pembentukan hormon insulin, yaitu hormon yang sangat dibutuhkan dalam kesehatan tubuh seseorang (Siswanto,2018). Kegunaan belerang dalam bidang lainnya juga banyak terutama dalam bidang industri. Diantaranya belerang sebagai Komponen Produksi Pupuk. Belerang yang ditemukan secara langsung dari sumber alam memang tidak dapat digunakan secara langsung. Belerang harus dirubah dalam bentuk asam sulfat dengan metode proses pembakaran khusus. Setelah itu asam sulfat bisa menjadi campuran pembuatan beberapa jenis pupuk pertanian seperti ammonium sulfat dan fosfat. Hal ini seperti manfaat batubara sebagai barang tambang yang digunakan dalam industri pupuk. Belerang juga dapa dijadikan sebagai Campuran Bahan Pewarna Belerang memiliki warna asli kuning cerah dan bau yang sangat menyengat. Belerang ini bisa diolah menjadi asam asam sulfat yang bisa menjadi komponen bubuk utama dalam zat pewarna. Beberapa jenis pewarna yang memakai asam sulfat adalah pewarna untuk produk tekstil, pewarna kimia untuk plastik dan semua benda kimia lain yang dipakai untuk industri seperti serat dan kertas. Dikarenakan belerang merupakan unsur alam yang ketersediaannya sangat melimpah dari alam. Untuk mengolah belerang menjadi berbagai macam komponen membutuhkan banyak industri. Sehingga dalam hal ini belerang juga memberikan pengaruh besar dalam menyediakan lapangan kerja, meningkatkan status ekonomi negara, dan menyejahterakan seluruh masyarakat. Belerang pun



memiliki peran penting dalam membantu menyediakan kebutuhan manusia serta seluruh makhluk hidup (Siswanto, 2018).



4. METODOLOGI PERCOBAAN 4.1 Alat Pembakar, penjepit tabung, tabung reaksi, gelas ukur, gelas kimia, gelas arloji, corong, cawan penguapan



4.2 Bahan paraffin, belerang, asbes, besi(II) sulfide, asam klorida, larutan timbal asetat, asam sulfat, kalium dikromat, asam asetat, etanol, natrium sulfite, barium klorida, air brom



4.3 Prosedur Kerja Langkah 1 1. 0,1 g serbuk belerang dilarutkan dalam 1 mL CS2. 2. Larutan ini dituangkan ke kaca arloji, 3. Ditutup dengan kertas saring 4. Sebagian kecil permukaan dibiarkan terbuka dan CS2 menguap. 5. Diamati kristal yang terbentuk. Langkah 2 1. 0,5 g belerang dileburkan dalam cawan penguapan. 2. Kemudian dipanaskan dan belerang cair jangan dibiarkan sampai berubah warna menjadi coklat. 3. Pemanasan dihentikan jika seluruh belerang telah melebur 4. Dibiarkan sampai membeku 5. Diamati garis-garis kristal yang terbentuk. Langkah 3 1. Serbuk belerang dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 2. Dipanaskan perlahan-lahan 3. Kemudian diamati warna belerang dari meleleh sampai mendidih 4. Belerang dituangkan ke dalam gelas kimia yang berisi air sampai terbentuk batang yang panjang dan tipis.



Langkah 4 1. Parafin, belerang dan asbes dicampurkan dalam tabung reaksi 2. Ditutup dengan kertas Pb-asetat 3. Kemudian tabung dipanaskan 4. Diamati yang terjadi Langkah 5 1. Sekeping tembaga dicampurkan dengan 1 mL asam sulfat pekat dalam tabung reaksi 2. Kemudian dipanaskan tetapi jangan sampai dibiarkan mendidih 3. Diamati reaksi yang terjadi. Langkah 6 1. Masing-masing 2 mL H2SO4 dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi yang berbeda. 2. Kemudian ditambahkan 2 mL asam asetat (CH3COOH) ke dalam tabung A 3. Sedangkan tabung B ditambahkan dengan 2 mL alkohol 4. Kedua tabung direndam dengan air panas 5. Diamati reaksi yang terjadi



4.4 Skema Kerja (Terlampir)



5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Data pengamatan Bentuk kristal dan warna senyawa pada percobaan 1-3 Percobaan



Bentuk kristal



Warna



1



Titik-titik(rombik)



Kuning keputihan



2



Monoklin



Kuning



3



Rombis



Kuning keputihan



Persamaan reaksi pada percobaan 1-7 Persamaan reaksi



Pengamatan



Parafin + S + asbes => PbS + Warna dari kertas saring berubah 2CH3COOH



menjadi



hitam,



begitupula



dengan



larutannya Cu + 2H2SO4 => CuSO4 + SO2 + H2O



Sebelum pemanasan berwarna coklat, tetapi setelah dipanaskan berubah total menjadi hitam kecoklatan



CH3COOH + 2H2SO4 => CH3COO- + Berwarna bening dan menimbulkan gas SO2 + 2H2O + H+



ketika dipanaskan



5.2 Pembahasan Pada percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui reaksi belerang terhadap CS2. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah 0,1 g serbuk belerang dilarutkan dalam 1 mL CS2. Larutan ini dituangkan ke kaca arloji kemudian ditutup dengan kertas saring. Sebagian kecil permukaan dibiarkan terbuka dan CS2 menguap. Diamati kristal yang terbentuk. Hasilnya kristal yang terbentuk berwarna kuning dan berbentuk titik-titik rombik.



Gambar 1.1 Kristal yang terbentuk berbentuk titik-titik rombik



Persamaan reaksi yang terjadi adalah S8(s) + CS2(aq) => S8 (rhombik) Berdasarkan percobaan pertama bisa dilihat bahwa fungsi CS2 pada percobaan ini adalah untuk membentuk serbuk belerang, yang nantinya akan mengakibatkan CS2 menguap. Kristal yang didapat pada percobaan tadi adalah kristal rhombik berwarna kuning. Kristal rhombik berbentuk seperti karang dan menggumpal (Ewie, 2014). Percobaan kedua ditujukan untuk mengetahui reaksi dari belerang ketika dipanaskan dan juga reaksi belerang ketika membeku. Langkah pertama yang harus dilakukam adalah 0,5 g belerang dileburkan dalam cawan penguapan. Kemudian dipanaskan dan belerang cair jangan dibiarkan sampai berubah warna menjadi coklat. Pemanasan dihentikan jika seluruh belerang telah melebur. Dibiarkan sampai membeku. Diamati garis-garis kristal yang terbentuk. Dari percobaan diatas bisa dilihat bahwa belerang yang tadinya cair berubah menjadi padat dan terlihat seperti lem atau bisa disebut dengan monoklin. Warnanya pun berubah seiring dengan perubahan belerang yang menjadi padat atau monoklin, yaitu berwarna kuning.



Gambar 2.1 Kristal yang terbentuk setelah belerang dipanaskan kemudian dibiarkan membeku Berdasarkan percobaan kedua bisa dilihat bahwa bentuk belerang mengalami perubahan bentuk. Sebelum dipanaskan serbuk belerang berupa serbuk rombik, dan setelah dipanaskan berubah menjadi cair dan terdapat bintik-bintik kristal pada cairan tersebut. Belerang melebur karena panas api yang membuatnya



demikian dan setelah dibiarkan membeku akan berubah kembali wujud zatnya menjadi padat atau monoklin (Fajrin, 2014). Percobaan ketiga ditujukan untuk mengetahui reaksi antara belerang yang dipanaskan dengan aquades. Pertama-tama yang perlu dilakukan adalah Serbuk belerang dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Dipanaskan perlahan-lahan. Kemudian diamati warna belerang dari meleleh sampai mendidih. Belerang dituangkan ke dalam gelas kimia yang berisi air sampai terbentuk batang yang panjang dan tipis. Serbuk belerang yang dipanaskan melebur menjadi cairan berwarna oranye. Adapun ketika larutan belerang dimasukkan ke dalam aquades sesaat setelah melebur maka menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu larutan berubah menjadi padatan berwarna kuning.



Gambar 3.1 belerang berubah menjadi padatan akibat perubahan suhu yang drastis Berdasarkan percobaan ketiga bisa dilihat bahwa belerang melebur dikarenakan pemanasan terhadap serbuk belerang (Fajrin, 2014). Sedangkan fungsi dari pendinginan mendadak dan cepat sesaat setelah belerang melebur adalah untuk membentuk belerang amorf atau belerang plastik. Dan hasilnya belerang berubah kembali menjadi padatan yang disebut belerang amorf atau belerang plastik (Setyawati, 2021). Percobaan keempat berfungsi untuk mengetahui reaksi antara belerang, parafin, asbes, dan Pb-asetat ketika dipanaskan dalam satu tabung yang sama. Langkah pertama yang dilakukan adalah Parafin, belerang dan asbes dicampurkan dalam tabung reaksi. Ditutup dengan kertas Pb-asetat. Kemudian tabung dipanaskan. Hasil yang didapatkan setelah mengamati yang terjadi pada larutan



adalah kertas saring berubah menjadi warna hitam dan mengeluarkan gas. Larutan pun berubah menjadi warna hitam.



Gambar 4.1 warna hitam dari kertas saring disebabkan oleh PbS Persamaan reaksi yang terjadi adalah Parafin + S + asbes => PbS + 2CH3COOH Berdasarkan percobaan keempat dapat dilihat bahwa kertas saring Pb-asetat berubah menjadi warna hitam dikarenakan PbS. Dalam reaksi tersebut juga mengeluarkan gas yang mana gas ini bereaksi dengan timbal asetat menghasilkan endapan PbS (Billqis, 2017). Percobaan kelima ditujukan untuk melihat reaksi yang dihasilkan antara belerang dan asam sulfat. Langkah pertama yang diambil adalah sekeping tembaga dicampurkan dengan 1 mL asam sulfat pekat dalam tabung reaksi. Kemudian dipanaskan tetapi jangan sampai dibiarkan mendidih. Diamati reaksi yang terjadi. Hasil yang didapat dari percobaan tadi adalah ketika sekeping belerang ditambahkan dengan H2SO4 maka akan berubah warna menjadi sedikit kecoklatan, lalu setelah dipanaskan di atas pembakar spirtus maka larutan berubah total warnanya menjadi coklat kehitaman.



Persamaan reaksi yang terjadi adalah Cu + 2H2SO4 => CuSO4 + SO2 + H2O



Gambar 5.1 tembaga yang larut dalam asam sulfat kemudian dibakar menghasilkan larutan berwarna coklat kehitaman Berdasarkan percobaan kelima bisa disimpulkan bahwa tembaga larut dalam asam sulfat. Dan asam sulfat yang bertindak sebagai agen pengoksidasi ketika dipanaskan membuatnya bereaksi dengan tembaga yang mengakibatkan perubahan warna menjadi coklat kehitaman (Billqis, 2017). Percobaan keenam dilakukan untuk menguji reaksi asam asetat dan etanol terhadap asam sulfat. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah memasukkan masing-masing 2 mL H2SO4 ke dalam 2 tabung reaksi yang berbeda. Kemudian ditambahkan 2 mL asam asetat (CH3COOH) ke dalam tabung A. Sedangkan tabung B ditambahkan dengan 2 mL alkohol. Kedua tabung direndam dengan air panas. Diamati reaksi yang terjadi. Hasil yang terjadi yang bisa diamati adalah warna larutan tidak berubah dan tetap bening ketika kedua tabung ditambahkan H2SO4. Dan ketika kedua tabung dipanaskan bisa dilihat bahwa keduanya menghasilkan gelembung gas akibat pemanasan. Persamaan reaksi yang terjadi adalah CH3COOH + 2H2SO4 => CH3COO- + SO2 + 2H2O + H+ 2C2H5OH + H2SO4 => (C2H5)2SO4 + 2H2O



Gambar 6.1 Berdasarkan percobaan keenam bisa disimpulkan bahwa ketika kedua tabung ditambahkan H2SO4 tidak ada perubahan sama sekali pada larutan. Sedangkan setelah dipanaskan kedua tabung menghasilkan gelembung gas akibat dari pemanasan tersebut yang merupakan reaksi katalis esterifikasi (Kusumawati, 2015).



6. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa halogen adalah anggota golongan unsur nonmetalik yang sangat aktif terdiri atasflourin, bromin, iodin, klorin, atau asatin, yang mempunyai sifat kimia yangsama antara satu dan lainnya. Semua halogen terdapat sebagai molekul diatomik.Flourin dan klorin berwujud gas, flourin berwarna kuning pucat dan klorin berwarna kuning kehijauan. Bromin mudah menguap, cairannya berwarnac okelat



kemerahan



dan



uapnya



juga



cokelat



kemerahan.



Iodin



merupakan padatan hitam mengkilap yang dapat menyublim menghasilkan uap un gu.Flourin



merupakan



zat



pengoksidasi



kuat



dibuat



hanya



melalui



elektrolisis.Klorin merupakan unsur halogen utama yang digunakan dalam industri kimia.Klorin dibuat melalui elektrolisis natrium klorida cair. Bromin dapat diperoleh dari air laut melalui oksidasi ion bromida dalam larutan oleh klorin. Senyawaanorganik penting dari halogen adalah hidrogen halida. Semuanya merupakan gas tak berwarna dengan bau yang sangat tajam.



DAFTAR PUSAKA Nova. 2014. Belerang. [online], https://www.scribd.com/doc/219778297/belerang, diakses pada tanggal 17 September 2021. Kurniawan,



D.



2021.



Belerang.



[online]



https://www.academia.edu/11748662/belerang, diakses pada tanggal 17 September 2021. Herawati,



H.



2019.



Sifat



Fisika



dan



Kimia



Belerang.



[online],



https://www.scribd.com/document/420796053/Sifat-Fisika-Dan-Kimia-Beler ang, diakses pada tanggal 17 September 2021. Sugiarto, B. 2015. Pengolahan Potensi Unsur Alam Sebagai Komoditi Industri Siap Jual Guna Membuka Peluang Wirausaha Bagi Warga Kawasan Ijen Bondowoso. Jurnal Abdi. Ijen. Kevin. 2018. Jangan Tertipu oleh Baunya, Manfaat Belerang ada Banyak. [online], https://www.alodokter.com/jangan-tertipu-oleh-baunya-manfaat-belerang-ada -banyak, diakses pada tanggal 17 September 2021. Siswanto, A. 2018. Manfaat Belerang dalam Kehidupan Manusia. [online], https://eventkampus.com/blog/detail/642/manfaat-belerang-dalam-kehidupanmanusia, diakses pada tanggal 17 September 2021. Dewi. 2014. Laporan Kimia Anorganik Satu; Percobaan 2 Reaksi Kimia Unsur Golongan A. Jember: Universitas Jember. Fajrin,



F.



2014.



Anorganik



Belerang.



https://www.slideshare.net/ferafajrin/anorganik-belerang,



[online], diakses



pada



tanggal 18 September 2021. Setyawati,



D.



2021.



Percobaan



III.



[online],



https://zdocs.tips/doc/percobaan-iii-e12lmqwonlpv, diakses pada tanggal 19 September 2021. Billqis.



2017.



Percobaan



iii



(belerang).



https://www.slideshare.net/Billqisyh/percobaan-iii-belerang,



[online], diakses



pada



tanggal 20 September 2021. Kusumawati, A. 2015. REAKSI ESTERIFIKASI BUTANOL DENGAN ASAM ASETAT TERKATALISIS KATALIS Zr4+-ZEOLIT BETA. [online], https://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/487841, diakses pada tanggal 20 September 2021.



Adianti,



T.



2014.



Laporan



Kimia



Belerang



CNA.



[online],



https://www.scribd.com/document/242193576/laporan-kimia-belerang-CNAdocx, diakses pada tanggal 20 September 2021. Fikri.



2015.



Alotrop



Belerang.



[online],



https://www.scribd.com/doc/265979405/ALOTROP-BELERANG-docx, diakses pada tanggal 20 September 2021.



LAMPIRAN A. SKEMA KERJA Langkah 1 0,1 g serbuk belerang - dilarutkan dalam 1 mL CS2. - Larutan ini dituangkan ke kaca arloji, - Ditutup dengan kertas saring - Sebagian kecil permukaan dibiarkan terbuka dan CS2 menguap. - Diamati kristal yang terbentuk. Hasil Langkah 2 1 g belerang - dileburkan dalam cawan penguapan. - Kemudian dipanaskan dan belerang cair jangan dibiarkan sampai berubah warna menjadi coklat. - Pemanasan dihentikan jika seluruh belerang telah melebur - Dibiarkan sampai membeku - Diamati garis-garis kristal yang terbentuk. Hasil Langkah 3 Serbuk belerang - dimasukkan ke dalam tabung reaksi. - Dipanaskan perlahan-lahan - Kemudian diamati warna belerang dari meleleh sampai mendidih - Belerang dituangkan ke dalam gelas kimia yang berisi air sampai terbentuk batang yang panjang dan tipis. Hasil



Langkah 4 Parafin, belerang dan asbes - dicampurkan dalam tabung reaksi - Kemudian tabung dipanaskan - Diamati gas yang keluar dengan kertas timbal asetat Hasil Langkah 5 Sekeping tembaga - dicampurkan dengan 1 mL asam sulfat pekat dalam tabung reaksi - Kemudian dipanaskan tetapi jangan sampai dibiarkan mendidih - Diamati reaksi yang terjadi. Hasil Langkah 6 2 mL H2SO4 - Masing-masing dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi yang berbeda. - Kemudian ditambahkan 2 mL asam asetat ke dalam tabung A - Sedangkan tabung B ditambahakan dengan 2 mL alkohol - Kedua tabung direndam dengan air panas - Diamati reaksi yang terjadi Hasil



B. BUKTI REFERENSI



C. JAWABAN PERTANYAAN 1. Jelaskan perubahan fisika dan struktur yang terjadi pada belerang yang dipanaskan perlahan-lahan sampai mendidih! Jawab :



Pada suhu 119C, pembentukan cairan kuning muda, molekul seperti ini



mempunyai energi yang cukup, sehingga tidak berada dalam kedudukan yang tetap disebabkan oleh gaya tarik-menarik antar molekul. Sedangkan pada suhu 1190C-2000C, makin kental dan bewarna merah menjadi merah tua pada struktur belerang, lingkar s8 putus dan terbentuk rantai panjang atom s. rantai yang saling melintang menghambat penglihatan. 2. Sebutkan bentuk alotrop belerang dan jelaskan perbedaannya Jawab : belerang rhombik dan monoklin, perbedaannya belerang rhombik adalah bentuk alotropik belerang yang paling stabil yang ada sebagai kristal oktahedral belah ketupat sedangkan belerang monoklin ada selama prisma berbentuk jarum panjang. tetapi, ini stabil hanya pada suhu antara 96◦C dan 119◦C. 3. Apa yang terjadi pada hydrogen sulfide yang dioksidasi. Jelaskan ! Jawab : hidrogen sulfida yang teroksidasi berubah menjadi sulfat menghasilkan gas yang berbahaya 4. Sebutkan tiga sifat kimia dari asam sulfat dan berikan contohnya ! Jawab : - mencapai kestabilan dengan menerima elektron - Keelektronegativannya lebih rendah dari keelektronegativan oksigen, senyawa ini menunjukkan derajat ion yang lebih rendah dan kenaikan derajat kekovalenan ikatan dan akibatnya derajat ikatan hydrogennya menjadi lebih kecil - Belerang mudah bereaksi dengan semua unsur kecuali emas, platinum dan gas mulia 5. Bagaimana caranya menentukan ion sulfit dalam larutan yang mengandung ion sulfat ? Jawab : dengan cara menambahakn larutan asam yang lebih pekat agar bisa menentukan ion sulfit dalam larutan yang mengandung ion sulfat