Bersalin KPD Rsud Salatiga [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi Pada Ny. E dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD Salatiga Pengkajian Tanggal



: 11 Desember 2017



Pukul



: 16.15 WIB



Ruang



: Ruang Bersalin RSUD Salatiga



1.



Subjektif a.



Biodata Nama ibu



:



Ny. E



Nama suami :



Tn. A



Umur



:



30 tahun



Umur



:



30 tahun



Agama



:



Islam



Agama



:



Islam



Pendidikan



:



SMP



Pendidikan



:



SMP



Pekerjaan



:



Swasta



Pekerjaan



:



Swasta



Alamat



:



Jl.Imam Bonjol Gang Buntu Salatiga



No. Register : b.



127. 1561



Alasan datang Ibu datang untuk melahirkan



c.



Keluhan utama Ibu mengatakan belum merasakan kenceng, merasakan pegelpegel pada punggung sampai ke perut bagian bawah, pukul 14.00 WIB keluar cairan yang keluar dari jalan lahir dan baunya khas, ibu



2



mengatakan datang ke RSUD Salatiga pada pukul 16.15 WIB dan di bawa ke ruang bersalin pada pukul 17.15 WIB. d.



Riwayat kesehatan yang lalu : 1)



Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti : sesak nafas (asma), gula (Diabetes Melitus), tekanan darah tinggi (Hipertensi)



2)



Ibu tidak pernah menderita penyakit menular seperti : batuk berdarah (TBC) , penyakit kuning (Hepatitis), kencing nanah (PMS)



3)



Ibu tidak pernah menderita penyakit kronis penyakit jantung, ginjal, paru-paru



e.



4)



Ibu tidak pernah menjalani operasi apapun



5)



Ibu tidak ada alergi makanan dan obat-obatan tertentu



Riwayat kesehatan sekarang: 1)



Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit kronis seperti Jantung, Ginjal dan Paru-paru.



2)



Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti batuk berdarah (TBC), kencing nanah (PMS), & penyakit kuning (Hepatitis).



3)



Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun seperti sesak nafas (Asma), gula (Diabetes Melitus), dan tekanan darah tinggi (Hipertensi).



4)



Ibu mengatakan tidak sedang alergi terhadap makanan dan obat-obatan tertentu.



3



f.



Riwayat kesehatan keluarga : 1)



Ibu mengatakan di dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang pernah hamil kembar ataupun memiliki anak cacat.



2)



Ibu mengatakan di dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang memiliki keturunan dengan kelainan kongenital seperti bibir sumbing dan atresia ani.



3)



Ibu mengatakan di dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti Hipertensi, diabetes melitus dan asma.



4)



Ibu mengatakan di dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti penyakit kuning (hepatitis), kencing nanah (PMS), dan batuk berdarah (TBC).



g.



Riwayat pernikahan: Menikah 1 kali, umur 25 tahun, lama pernikahan 5 tahun, status pernikahan sah menurut UUD



h.



Riwayat obstetri 1)



Riwayat haid a)



Menarche



:



± 13 tahun



b)



Lama



:



± 6-7 hari



c)



Siklus



:



± 28 hari/ teratur



d)



Jumlah



:



2-3x ganti pembalut



e)



Dismenorhea



:



Ya, nyeri punggung sampai perut bagian bawah



f)



Flour albus



:



Ya, menjelang menstruasi dan sesudah menstruasi



4



g) 2)



HPHT



:



24 – 03 – 2017



Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Ibu mengatakan bahwa ini merupakan kehamilan yang pertama, belum pernah melahirkan, dan belum pernah keguguran



3)



Riwayat kehamilan sekarang a)



GPA



:



G2P0A1



b)



Umur kehamilan



:



ibu mengatakan usia kehamilannya 9 bulan / 39 minggu 4 hari



c)



HPL



:



13 – 12 – 2015



d)



ANC



:



7 x di bidan



TM I



:



2x pada usia kehamilan 4minggu, 8 minggu



TM II



:



2x pada usia kehamilan 12 dan 25 minggu



TM III



:



3x pada usia kehamilan 30, 35, dan 39 minggu



e)



Tempat ANC



:



di Bidan D



f)



Imunisasi TT



:



ibu mengatakan 2x imunisasi



Tabel 4.1. Pemberian Imunisasi TT Pemberian



Waktu



Tempat



TT1



Bulan februari 2015 pada saat mendaftar capeng



TT 2



Dilakukan pada saat kehamilan 2 bulan



Di Puskesmas sayung I Di BPM D



usia



Interval Awal



4 minggu setelah TT1



5



g)



Keluhan hamil muda : mual dan muntah



h)



Keluhan hamil tua : tidak ada



i)



Mulai merasakan gerakan janin : 4-5 bulan



j)



Jumlah gerakan janin dalam 2-3 jam : 2-3 kali



k)



BB sebelum hamil : 40 kg



l)



Terapi/obat/jamu yang di konsumsi : ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat selain bidan (vitamin dan tablet tambah darah)



m) Pengambilan keputusan : suami



4) Jenis Kontrasepsi



n)



Kekhawatiran khusus : tidak ada



o)



Pesan khusus (jika ada) : tidak ada



Riwayat KB Waktu Pemakaian 1)



Belum menggunakan KB apapun



i.



Lama Pemakaian



Keluhan



2)



3)



Alasan Drop Out -



Rencana Yang Akan Datang Ibu belum tahu KB yang akan digunakan nantinya



Pola Kehidupan Sehari – hari 1)



Pola Nutrisi



Makan



:



Selama hamil



Menjelang Persalinan



3x/ hari



Terakhir makan pukul 13.00 wib



Porsi



:



Jenis



:



1 piring



1 piring



Nasi, lauk pauk,



Nasi, lauk pauk, sayur



sayur dan buah



dan buah



Ket -



6



Macam



:



Nasi. Tempe tahu,



Nasi, ayam, tempe,



sayur bayam, dan



sayur bayam dan buah



buah Keluhan



:



Tidak ada



Tidak ada



Minum



:



8 gelas/hari



Terakhir minum pukul 14.30



2)



Jenis



:



Air putih dan teh



Teh manis



Keluhan



:



Tidak ada



Tidak ada



Pola Eliminasi Menjelang Selama hamil Persalinan BAB



:



2x/sehari



Terakhir BAB tanggal 9 Desember pukul 20.00 wib



Konsistensi



:



Lembek



Lembek



Warna



:



Kuning



Kuning



Bau



:



Khas feses



Khas Feses



Keluhan



:



Tidak ada



Tidak Ada



BAK



:



4-5x/hari



Terakhir pada pukul 11.00 wib



Warna



:



Kuning jernih



Kuning jernih



Jumlah



:



±500 cc



±200cc



Bau



:



Khas urine



Khas urine



Keluhan



:



Tidak ada



Tidak ada



7



3)



Pola personal Hygiene Selama hamil



Menjelang Persalinan



Mandi



2x sehari



Terakhir mandi pukul 07.30 wib



Keramas



:



2 hari sekali



Belum keramas



Gosok gigi



:



2x sehari



Terakhir sikat gigi pukul 07.30 wib



Ganti pakaian :



2x sehari



Terakhir ganti pakaian pukul 10.00 wib



Ganti celana



:



3x sehari



Dalam



Terakhir ganti celana dalam pukul 10.00



Ganti pembalut :



2-3 x sehari



Tidak menggunakan pembalut



Cara cebok



4)



:



Dari depan ke



Dari depan ke



belakang



belakang



Pola istirahat Selama hamil



Menjelang Persalinan



Tidur malam



: 8 jam/ hari



4 jam



Tidur siang



: 2 jam/hari



Tidak tidur siang



Gangguan



: Tidak ada



Tidak ada



8



5)



Pola aktivitas



:



Selama kehamilan : Ibu mengatakan selama hamil ibu melakukan aktivitas rumah tangga seperti biasanya. Menjelang persalinan : Ibu mengatakan menjelang persalinan ibu hanya bisa tidur di atas kasur miring kanan dan kiri dan tidak duduk karena takut air ketubannya keluar. 6)



Pola hubungan seksual Selama hamil : Ibu mengatakan selama hamil ia melakukan hubungan seksual 1x dalam 1 minggu sampai usia kehamilan 6 bulan Menjelang persalinan : Ibu mengatakan menjelang persalinan tidak pernah melakukan hubungan seksual Keluhan :



Ibu mengatakan tidak ada keluhan selama



berhubungan seksual j.



Data Psikologis : Ibu mengatakan cemas dengan proses persalinan ini karena air kawahnya sudah merembes.



k.



Data sosial budaya : Ibu mengatakan di lingkungan sosial ibu berbaur dengan baik di masyarakat, dan ibu mengatakan bahwa menjelang persalinan tidak ada pantangan yang dapat mengganggu proses persalinan.



l.



Data ekonomi



: ibu mengatakan gaji dari pekerjaan ia dan suami



sudah mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya proses persalinan, dalam proses ini ibu menggunakan asuransi dari pemerintah yaitu BPJS.



9



m. Data pengetahuan : ibu mengatakan belum mengetahui tentang tanda-tanda KPD, cara menangani KPD, cara meneran yang benar, posisi dalam melahirkan dan IMD (Inisiasi Menyusu Dini). 2.



Objektif a.



b.



Pemeriksaan umum 1)



Keadaan umum



:



baik



2)



Kesadaran



:



composmentis



3)



Tanda – tanda vital Tekanan Darah



:



110/80 mmHg



Nadi



:



88x/menit



Pernafasan



:



24x/menit



Suhu



:



36,70C



4)



Tinggi badan



:



147 cm



5)



Berat badan



:



54 kg



6)



LiLA



:



24 cm



Status present 1)



Kepala



:



Mesochepal, kulit kepala bersih, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka.



2)



Rambut



:



warna rambut hitam, rambut lurus, bersih, tidak rontok dan tidak ada ketombe.



3)



Muka



:



bentuk oval, tidak pucat, tidak ikterik, tidak ada luka, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada pembengkakan (odem).



10



4)



Mata



:



simetris,



conjungtiva



merah muda (tidak



anemis), sklera berwarna putih (tidak ikterik), reflek pupil +/+. 5)



Hidung



:



bersih, tidak ada nyeri tekan, tidak ada sekret, tidak ada polip



6)



Mulut



:



bersih, bibir kering, tidak pecah-pecah, tidak ada sariawan, lidah bersih, warna merah, gusi tidak ada pembengkakan, tidak ada caries gigi, tidak ada pembengkakan pada tonsil



7)



Telinga



:



bersih, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen



8)



Leher



:



tidak ada nyeri tekan pada leher, tidak ada bekas operasi, tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid, parotis, vena jugularis dan kelenjar limfe



9)



Dada



:



tidak ada bekas operasi, tidak ada retraksi dinding dada, payudara membesar, puting menonjol, areola menghitam, tidak ada nyeri tekan pada payudara kanan maupun kiri, kolostrum sudah keluar



10) Perut a)



Inspeksi :



perut membesar, umbilikal menonjol, terdapat striae gravidarum, terdapat linea nigra, tidak ada luka bekas operasi



11



b)



Palpasi



:



Leopold I



tidak ada nyeri tekan dan tidak kembung :



TFU: 3 jari dibawah PX (30 cm), teraba 1 bagian bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong janin Leopold II



:



Kanan : Teraba bagian kecil-kecil dan bergerak yaitu ekstremitas janin Kiri



:



Teraba keras, ada tahanan keras, memanjang yaitu punggung janin. Leopold III : Teraba 1 bagian bulat, keras, melenting, tidak dapat di goyangkan yaitu kepala janin sudah masuk PAP. Leopold IV : Divergen (sudah masuk PAP) Penurunan bagian bawah ianin c)



DJJ :



: 3/5 bagian.



frekuensi : 11-12-12, reguler, irama teratur, jumlah 140x/menit, puntum maximum dibawah pusat kiri ibu



d)



Kontraksi uterus : 2x/10’/25”



e)



TBJ



:



(30-11)x 155



:



2945 gram



11) Punggung



: tidak ada kelainan pada tulang punggung



12) Genitalia



: bersih, tidak ada penyakit menular seksual seperti gonorhea dan kondiloma, keluar air ketuban berwarna jernih, keluar lendir darah



12



Pemeriksaan Dalam a)



b)



Keadaan jalan lahir : Vulva



:



bersih tidak ada odem, tidak ada varices



OUE



:



tidak membuka



Vagina :



tidak ada odem, tidak ada peradangan/infeksi



PPV



air ketuban



:



Keadaan porsio (1)



Effacement



: 30%



(2)



Pembukaan



: 3 cm



c)



Kulit ketuban : kulit ketuban pecah (-)



d)



Presentasi



e)



POD dan posisi POD : UUK dan posisi UUK belum bisa



: kepala



ditentukan f)



Penurunan BBJ : penurunan H II



g)



Tanda-tanda moulage : tidak ada tanda-tanda moulage (-).



h)



Bagian menumbung : tidak ada



13) Anus



: tidak ada hemoroid



14) Ekstremitas Kanan :



:



tidak ada oedem, turgor baik, warna kulit tidak ikterik, reflek patella (+)



Kiri



:



tidak ada odem, turgor baik, warna kulit tidak ikterik, tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm, reflek patella (+)



13



c.



Pemeriksaan penunjang Kertas lakmus : warna merah berubah menjadi biru 1)



Pemeriksaan laboratorium Tanggal pemeriksaan : 10/12/2015 jam 11.00 wib Pemeriksaan HEMATOLOGI Darah Rutin 1 Hemoglobin Hematokrit Leukosit Trombosit Golongan darah/Rh APTT Control Waktu protombin Control KIMIA Gula Darah Sewaktu URINE Urine lengkap Warna Kejernihan Protein



Satuan



Nilai Rujukan



12.1 36.9 9.8 227 O/positif 26.3 26.6 8.1 11.2



g/dl % Ribu/uL Ribu/uL



11.7 – 15.5 33-45 3.6-11.0 150-440



Detik



25-35 21.3-26.4 9.9-11.6 9.0-12.2



L



Detik



104



Mg/dl



75-110



Kuning Jernih Neg



Mg/dl



Reduksi



Neg



Mg/dl



Bilirubin



Neg



Mg/dL



15.000/mm3. Janin yang mengalami takikardia , mungkin mengalami infeksi intrauterin. Tentukan tanda-tanda persalinan



43



dan skoring pelvik. Menetukan adanya kontraksi yang teratur. Periksa dalam dilakukan



bila



akan



dilakukan



penanganan



aktif



(terminasi



kehamilan)



(Prawirohardjo, 2010; h. 680). Pada langkah ini rencana yang akan diberikan terhadap Ny. S dengan persalinan normal disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan pada inpartu kala I sampai dengan kala IV. Rencana asuhan persalinan normal yang diberikan pada kasus persalinan normal adalah 58 langkah APN sesuai dengan JNPK-KR tahun 2008. Pada kasus Ny. S perencanaan persalinan dengan menggunakan 58 langkah asuhan persalinan normal dimana perencanaan yang telah di susun secara efektif, perencanaan oleh bidan dengan dukungan dari pasien dan keluarga pasien yang kooperatif, adapun kebutuhan yang direncanakan meliputi kebutuhan ibu untuk pemenuhan nutrisi, eliminasi, istirahat, rasa aman dengan menghadirkan suami beserta keluarga ibu dan nyaman seperti anjurkan ibu untuk makan dan minum selama



proses



persalinan,



anjurkan



ibu



untuk



BAB/BAK



setiap



ibu



menginginkannya, anjurkan ibu untuk relaksasi nafas dalam Lamaze saat ada kontraksi agar rasa dapat merelaksasi rasa nyeri dan kenceng pada perut ibu, anjurkan ibu



istirahat saat tidak ada kontraksi, anjurkan suami atau keluarga



mendampingi ibu selama proses persalinan, dan memberikan informasi pada ibu tentang keadaannya dan janinnya. Padaperencanaan yang dilakukan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. 6.



Implementasi Penatalaksanaan pada kasus Ny. S sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat tetapi terdapat kesenjangan yaitu : a. Pemeriksaan dalam menurut Varney (2008; h. 41) Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam sekali atau apabila ada indikasi (meningkatnya frekuensi dan durasi serta intensitas kontraksi, dan ada tanda gejala kala 2) sedangkan



44



pada kasus Ny. S pemeriksaan dalam dilakukan sebanyak 4 kali dalam waktu 3,5 jam, hal ini dilakukan karena ada indikasi tanda kala II. b. Menurut WHO 2016 sebelum melakukan tindakan cuci tangan terlebih dulu. Pada kasus Ny. S pada saat bidan akan melakukan pertolong persalinan, bidan tidak cuci tangan terlebih dulu, karena adanya keterbatasan waktu. c. Alat Pelindung Diri selanjutnya disebut APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh dan atau sebagian tubuh dari adanya kemungkinan potensi bahaya dan kecelakaan kerja (Peraturan Menteri



Tenaga



Kerja



dan



Transmigrasi



Republik



Indonesia



Nomor



Per.08/MEN/VII/2010). Pada kasus Ny. S pengunaan APD tidak sesuai dengan teori karena pada saat menolong persalinan bidan tidak menggunakan APD lengkap yaitu : topi, kaca mata, sepatu boots karena terlalu terburu-buru untuk menolong persalinan. Menurut teori alat pelindung diri adalah suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja. Jadi alat pelindung diri adalah merupakan salah satu cara untuk mencegah kecelakaan, dan secara teknis APD tidaklah sempurna dapat melindungi tubuh akan tetapi dapat mengurangi tingkat keparahan dari kecelakaan yang terjadi. d. Pada kasus Ny. S pelaksanaan asuhan yang di berikan yaitu tidak sesuai dengan 58 langkah APN karena pada langkah ke 32 yaitu pelaksanaan IMD tidak di lakukan selama 1 jam. Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu bayi dibiarkan setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai dia menyusu sendiri (JNPK-KR, 2008; h. 128) keuntungan dari IMD untuk ibu dan bayinya itu sendiri adalah optimalisasi fungsi hormonal ibu dan bayi, kontak kulit ke kulit bayi dan IMD akan menstabilkan pernapasan, mengendalikan temperatur tubuh bayi, memperbaiki/mempunyai pola tidur yang lebih baik,



45



mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan efektif, meningkatkan kenaikan berat badan (bayi kembali ke berat badan lahirnya lebih cepat), meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi, bayi tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama, menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dakan perut bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi, bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat, kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama beberapa jam pertama kehidupannya. e. Pada kasus Ny. S tidak dilakukan pemberian Vitamin K dan salep pada 1 jam kelahirannya, menurut JNPK-KR (2008; h. 137) semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi intramuskuler setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarah BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oelh sebagian BBL, dan pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi tersebut mengandung antibiotika tetrasiklin 1%. Salep antibiotika harus tepat diberikan pada waktu satu jam stelah kelahiran. Upaya pencegahan infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran. f.



Pada kasus Ny. S bayi tidak diberikan HB 0 pada 1 jam setelah pemberian Vitamin K1. Menurut JNPK-KR (2008; h. 137) HB 0 merupakan imunisasi yang bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu dan bayi, hal ini dikarenakan Hepatitis 0 di Rumah Sakit Islam Sultan Agung diperuntukkan bagi pasien yang tinggal di wilayah Semarang, sedangkan pasien tinggal di wilayah Kab. Demak.



7.



Evaluasi Langkah terakhir merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana perawatan yang dilakukan benar-benar telah mencapai tujuan yaitu memenuhi kebutuhan ibu seperti yang diidentifikasi pada langkah kedua tentang masalah diagnosis ataupun kebutuhan. Rencana tersebut menjadi efektif bila bidan



46



mengimplementasi semua tindakan dalam rencana dan menjadi tidak efektif bila tidak diimplementasi. Mungkin saja sebagian efektif, sementara sebagian lain rencana tersebut tidak efektif (Varney, 2007. Hal: 27-28). Pada kasus Ny. S hasil implementasi yaitu melakukan asuhan persalinan normal dengan 58 langkah APN. Hasil yang diperoleh bayi lahir spontan, jenis kelamin perempuan, warna kulit kemerahan, bergerak aktif, menangis keras pada tanggal 10 Desember 2016 pukul 19.25 WIB, di Rumah Sakit Sultan Agung Semarang, tanpa ada komplikasi yang terjadi baik ibu dan bayinya.



47