BHN Ajar Teknik Pembuatan Bokashi2016 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • ganda
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Sebahagian besar petani Indonesia selalu menggunakan pupuk kimia (anorganik) dalam melakukan pemupukan tanah, sedangkan penggunaan pupuk kimia dengan melebihi ketentuan (over dosis) membuat tekstur dan struktur tanah menjadi sulit diolah dan bersifat asam, kondisi ini akan mengakibatkan mobilisasi unsure hara terganggu karena akan terikat. Imbasnya suplai nitrogen ke tanaman semakin berkurang sehingga produktivitas tanaman menjadi rendah, bahkan akhirnya petai akan menambah dosis pupuk anorganik tanpa memikirkan kerusakan lingkungan. Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa dibarengi penambahan bahan organic akan menyebabkan kandungan organic dalam tanah semakin berkurang dan bahkan hilang.



Untuk



memperbaiki



pertumbuhan



tanaman



maka



perlu



dilakukan



penambahan unsur hara berupa penggunaan pupuk organik. Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan sisa makhluk hidup, seperti tanaman, hewan dan limbah organik. Pupuk ini umumnya merupakan pupuk lengkap artinya mengandung beberapa unsur hara makro dan mikro dengan jumlah yang tertentu (Marsono dan Lingga, 2003). Menurut Sutanto (2002) pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang lebih baik daripada bahan pembenah buatan, walaupun pada umumnya pupuk organik mempunyai kandungan hara makro N,P,K yang rendah tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah yang cukup yang sangat diperlukan dalam pertumbuhan tanaman. Ditambahkan oleh Indriani (2001) penggunaan pupuk organic lebih menguntungkan dibandingkan dengan pupuk anorganik karena tidak menimbulkan sisa asam organik di dalam tanah dan tidak merusak tanah jika pemberiannya berlebihan.



ii



Salah satu jenis pupuk organic diantaranya adalah bokashi. Bokashi adalah kompos yang dihasilkan melalui fermentasi dengan pemberian Effective Microorganism-4 (EM-4) yang merupakan salah satu activator untuk mempercepat proses pembuatan kompos (Indriani, 2001). Banyak hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa bokashi mempunyai kualitas yang lebih baikdibandingkan dengan teknik pengomposan secara sederhana. Pemberian bokashi yang difermentasikan dengan EM-4 merupakan salah satu cara untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi anah serta dapat menekan hama dan penyakit serta meningkatkan mutu dan jumlah produksi tanaman (Nasir, 2008). B. Deskripsi Singkat Mata Diklat Mata diklat teknik pembuatan bokashi ini membahas tentang tehnik pembuatan bokashi.



C. Tujuan Pembelajaran 1. Kompetensi Dasar Setelah selesai mengikuti mata diklat ini peserta pelatihan dapat menjelaskan tentang bokashi dan tehnik pembuatan bokashi. 2. Indikator Keberhasilan Setelah selesai mengikuti mata diklat ini peserta pelatihan dapat : - Menjelaskan pengertian dan manfaat bokashi - Menjelaskan teknik pembuatan bokashi



D. Pokok Bahasan/Ketrampilan - Pengertian dan manfaat bokashi - Proses terjadinya bokashi - Alat dan bahan pembuatan bokashi - Teknik pembuatan bokashi



ii



BAB II PENGERTIAN DAN MANFAAT BOKASHI



A. Pengertian Pupuk organik merupakan hasil akhir dan atau hasil antara dari perubahan atau peruraian bagian dan sisa-sisa tanaman dan hewan. Misalnya bungkil, guano, tepung tulang dan sebagainya. Karena pupuk organik berasal dari bahan organic yang mengandung segala macam unsur maka pupuk ini pun mengandung hampir semua unsur (baik makro maupun mikro). Hanya saja, ketersediaan unsure tersebut biasanya dalam jumlah yang sedikit. Pupuk organik diantaranya ditandai dengan ciri-ciri : - Nitrogen terdapat dalam bentuk persenyawaan organik sehingga mudah dihisap tanaman. - Tidak meninggalkan sisa asam anorganik didalam tanah. - Mempunyai kadar persenyawaan C organik yang tinggi, misalnya hidrat arang (Murbandono, 2000).



Pupuk organik (kompos) merupakan hasil perombakan bahan organik oleh mikrobia dengan hasil akhir berupa kompos yang memiliki nisbah C/N yangrendah. Bahan yang ideal untuk dikomposkan memiliki nisbah C/N sekitar 30, sedangkan kompos yang dihasilkan memiliki nisbah C/N < 20. Bahan organic yang memiliki nisbah C/N jauh lebih tinggi di atas 30 akan terombak dalam waktu yang lama, sebaliknya jika nisbah tersebut terlalu rendah akan terjadi kehilangan N karena menguap selama proses perombakan berlangsung. Kompos yang dihasilkan dengan fermentasi menggunakan teknologi mikrobia efektif dikenal dengan nama bokashi. Dengan cara ini proses pembuatan kompos dapat berlangsung lebih singkat dibandingkan cara konvensional (Yuwono, 2007). Teknologi bokashi (bahan organic kaya akan sumber hayati) adalah suatu cara menggunakan mikroba tanah dalam pembuatan pupuk organic dengan menggunakan bantuan mikro organisme activator. Pengertian lain dari bokashi yaitu sebuah metode pengomposan yang dapat menggunakan starter aerobic



ii



maupun anaerobic untuk mengomposkan bahwa organic yang biasanya berupa campuran molasses, air, dan starter mikroorganisme dan sekam padi atau dedak melalui fermentasi. Hal lain yang merupakan pembeda antara pupuk bokashi dengan kompos adalah pada penampakan warnanya, dimana kompos bokashi warnanya hamper sama dengan sampah aslinya namun lebih pucat.



B. Manfaat Bokashi



Kompos bokashi ibarat multivitamin bagi tanah dan tanaman. Rachman Sutanto (2002) mengemukakan bahwa dengan pupuk organik sifat fisik, kimia dan biologi tanah menjadi lebih baik. Untuk mendapatkan kompos bokashi, caranya sangat mudah tidak khwatir gagal dan tidak memerlukan biaya mahal. Berikut ini beberapa manfaat bokashi bagi tanaman : 1. Menggemburkan tanah, sehingga mempermudah penggarapan berikutnya, sekaligus mengembalikan struktur tanah yang sudah rusak atau tanah yang sudah kritis. 2. Bisa menyerap dan menyimpan air pada waktu musim kurang air 3. Bisa menghasilkan produksi yang berkualitas baik, sehingga meningkatkan nilai jual 4. Pengadaan bahan baku di lingkungan kita cukup mendukung, tinggal pengolahan dan sebagainya.



ii



BAB II PROSES TERJADINYA BOKASHI



Pada umumnya orang mengenal bokashi dengan istilah kompos, yang mana pada dasarnya proses dan bahan serta alat yang digunakan pun adalah sama dengan kompos. Kompos dapat dibuat dengan berbagai macam cara dan komposisi, tetapi yang perlu diutamakan adalah kemudahan dalam pembuatannya menyesuaikan dengan kondisi dan ketersediaan bahan dilokasi setempat. Bahan organik, mikroba tertentu serta keseimbangan yang tepat antara carbon, nitrogen, air dan oksigen dalam proses pengomposan akan menghasilkan produk kompos yang bermutu baik dalam waktu singkat. Dikarenakan mikroba (bakteri, jamur) yang diperlukan pada proses pengomposan ini membutuhkan carbon untuk sumber energi dan juga membutuhkan nitrogen sebagai elemen dasar atau bahan mentah protein untuk membangun tubuhnya, sangatlah penting untuk menjaga kedua unsur ini dalam perbandingan atau rasio yang tepat. Bila terlalu banyak carbon maka proses dekomposisi akan berjalan lambat, sedangkan bila terlalu banyak nitrogen maka dihasilkan gas amonia yang mengeluarkan bau tidak sedap, gunakan jumlah berat yang sama untuk bahan yang dominan mengandung unsur nitrogen dan bahan yang dominan mengandung unsur carbon sebagai bahan kompos untuk mendapatkan perbandingan yang tepat. Tumpukan kompos yang besar akan mengisolasi sendiri dan menahan panas dari aktivitas miroba, tengahnya akan lebih hangat dibanding luarnya. Tumpukan yang kurang dari 1 m3 akan mengalami masalah dalam menahan panas ini sedangkan tumpukan yang lebih dari 3,5 m3 akan mengalami kekurangan pasokan udara ke tengah tumpukan yang diperlukan mikroba disana. Sebaiknya tumpukan bahan kompos dibuat meninggi bukan melebar. Pada proses pengomposan yang lebih cepat akan terjadi tumpukan bahan organik yang lebih panas. Bila tumpukan terdeteksi lambat panas maka yang terjadi adalah terlalu sedikit nitrogen sehingga perlu penambahan bahan yang kaya dengan kandungan nitrogen.Sedangkan bila terdeteksi bau tidak sedap seperti amoniak, maka yang terjadi adalah terlalu banyak nitrogen dan perlu dilakukan penambahan bahan yang kaya dengan kandungan carbon. Secara umum



ii



bahan organik untuk pembuatan kompos yang berasal dari kayu kandungan carbon nya tinggi. Daun kering, jerami, sisa panen jagung, serbuk gergaji juga merupakan sumber yang baik untuk carbon yang bisa juga disebut sebagai ‘coklatan’. Potongan rumput (lebih hijau lebih baik) adalah sumber yang baik untuk nitrogen. Sumber nitrogen lainnya adalah daun-daunan segar, sampah dapur dan kotoran hewan (sapi, kambing, kelinci, unggas) yang bisa juga disebutsebagai ‘hijauan’. Bila menggunakan sampah dapur harus dihindari lemak, minyak, daging dantulang supaya tidak menarik hama seperti kecoa dan tikus. Mencacah bahan-bahan ini sebelum dikomposkan akan meningkatkan luas permukaan dan menjadikan proses pengomposan lebih mudah bagi mikroba sehingga akan mempercepat penguraian bahan organik. Pengecilan ukuran iniseperti halnya sebuah balok es yang akan meleleh dengan lambat bila ukurannya besar tetapi akanmeleleh dengan sangat cepat bila sebelumnya dipecah menjadi ukuranukuran yang lebih kecil.



ii



BAB III ALAT DAN BAHAN PEMBUATAN BOKASHI



A. Jenis dan Sumber Bahan Bokashi Bahan organik yang dapat digunakan sebagai sumber pupuk organik dapat berasal dari limbah/hasil pertanian dan nonpertanian (limbah kota dan limbah industri) (Kurnia et al., 2001). Dari hasil pertanian antara lain berupa sisa tanaman (jerami), sisa hasil pertanian (sekam padi, kulit kacang tanah, ampas tebu), pupuk kandang (kotoran sapi, kerbau, ayam, itik, dan kuda), dan pupuk hijau. Limbah kota atau sampah organik kota biasanya dikumpulkan dari pasar-pasar atau sampah rumah tangga dari daerah pemukiman serta taman-taman kota. Limbah industri yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik antara lain limbah industri pangan. Berbagai bahan organik tersebut dapat dijadikan pupuk organik melalui teknologi pengomposan sederhana maupun dengan penambahan mikroba perombak serta pengkayaan dengan hara lain. Pupuk organik yang berasal dari pupuk kandang merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dibanding bahan pembelah lainnya. Kadar hara yang dikandung pupuk organik pada umumnya rendah dan sangat bervariasi. Sebagai bahan pembenah tanah, pupuk organik membantu dalam mencegah terjadinya erosi dan mengurangi terjadinya retakan tanah. Pemberian bahan organik mampu meningkatkan kelembapan tanah dan memperbaiki porositas tanah.memperbaiki porositas tanah.



B. Alat untuk Membuat Bokashi Alat-alat yang diperlukan antara lain : 1. Tempat pembuatan kompos, sebaiknya ada naungan



9. Alat timbang



2. Sekop 3. Cangkul/garpu 4. Gembor 5. Drum air 6. Ember 7. Lembaran plastic penutup 8. Termometer



ii



BAB IV TEHNIK PEMBUATAN BOKASHI



Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan membuat rumah kompos, dengan menggali tanah dengan ukuran sekurang-kurangnya 1m x 1m x 1m, ditumpukkan begitu saja di atas permukaan tanah, dihamparkan di atas permukaan tanah sawah sebelum pengolahan atau langsung dicampur/diaduk dengan tanah sawah. Tentunya kecepatan dan kualitas kompos akan berbeda dari tiap-tiap cara tersebut, misalnya cara yang terakhir akan memakan waktu pengkomposan yang lebih lama dan akan beresiko terjadinya gangguan pertumbuhan padi karena terjadinya proses fermentasi yang cukup aktif dalam tanah. Bahan kompos bisa saja hanya satu jenis misalnya hanya menggunakan jerami, namun waktu pembuatan akan menjadi lebih lama dan komposisi atau kandungan unsur-unsur yang berguna untuk kesuburan tanah menjadi lebih sedikit/terbatas. Prinsip utama untuk membuat tempat pengomposan adalah harus lembab, mendapatkan cukup udara, bahan organiknya tidak terkena matahari secara langsung atau teduh dan terlindung dari hujan. Rumah kompos dapat dibuat dengan dinding dari bambu atau bilik demikian juga dengan lantainya. Bahan organik hijauan dan coklatan yang sudah dicacah dapat diaduk/dicampur sekaligus disemprot dengan MOL atau effective micro-organism, juga bisa menggunakan penaburan jamur trichoderma, atau di tumpuk secara berselang-seling antara coklatan-hijauan dan diantara tiap lapisan disemprot terlebihdahulu dengan MOL atau effective micro-organism atau pun jamur trichoderma. Kemudian pada tumpukan bahan organik ini sebaiknya dipasang beberapa cerobong atau pipa dari batang bambu yang dilubangi dindingnya dibeberapa tempat sepanjang batang (lebih banyak lebih baik) yang berfungsi untuk mengalirkan oksigen ke bagian dalam tumpukan. Adanya pemasangan cerobong bambu ini memperingan pekerjaan dengan mengurangi frekuensi pembalikan tumpukan yang dapat dilakukan 5 hari sekali untuk meratakan proses pengomposan dan menambah pasokan oksigen ke bagian tengah tumpukan. Untuk menjaga kelembaban, bagian atas tumpukan dapat ditutup secara langsung dengan terpal/karung yang tembus udara, daun pisang atau bahan lainnya yang masih memungkinkan adanya aliran udara. Pada setiap pelaksanaan



ii



pembalikan sebaiknya dilakukan lagi penyemprotan MOL/effective microorganism untuk mempercepat proses pengomposan. Proses pengomposan yang berjalan dengan baik ditandai dengan tingginya suhu di tengah tumpukan yang mencapai sekitar 60° C, tidak berbau dan lembab yaitu bila dikepal dengan tangan maka bahan organik itu tidak mengucurkan air tetapi hanya terasa basah di tangan. Pematangan kompos dapat dicapai sekitar 3 pekan dan ditunjukkan dengan warnanya yang coklat kehitaman, tidak berbau, sudah tidak panas lagi, volumenya susut secara drastis dan gembur. Kompos dapat diperkaya dengan penambahan mikroba seperti Trichoderma sp., Azotobacter sp. atau mikroba lainnya sehingga meningkatkan kualitas kompos.



Pembuatan Pupuk Organik Cair Pupuk organik cair (POC) yang salah satu bentuknya berupa kompos cair dapat dibuat secara sederhana. Bahan organik baik berupa kotoran hewan, jasad hewan pengganggu seperti keong mas, limbah rumah tangga, limbah pasar maupun limbah peternakan dimasukkan ke dalam karung atau kantong yang dibuat dari bahan yang tembus air. Karung atau kantong berisi bahan organik ini kemudian direndam air dalam suatu wadah tertutup sekitar 2 minggu. Untuk mempercepat proses bisa ditambahkan Mikro-Organisma Lokal/MOL. POC kaya unsur N dapat dibuat dari bahan organik daun-daunan atau kotoran ternak. Urine ternak seperti kelinci, sapi dan domba yang didiamkan selama sekitar 2 minggu merupakan POC kaya N yang baik. POC kaya P dapat dibuat dari bahan organik yang berasal dari batang pisang yang diiris-iris atau kotoran kelelawar sedangkan POC kaya K dapat dibuat dari bahan organik yang berasal dari sabut kelapa. Tempat pembuatan POC dapat menggunakan tong plastik, membuat kolam kecil atau sumur di sawah atau menyimpan karung berisi bahanorganik ini di saluran air bagian dalam dari sawah. Air yang berasaldari kolam ikan atau yang melewati kandang itik merupakan salah satu bentuk POC yang baik untuk pertumbuhan tanaman.



ii



DAFTAR PUSTAKA



Firmansyah, M.A. 2010. Makalah Pelatihan Petani Plasma Kelapa Sawit dikabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah. Kurnia, U., D. Setyorini, T. Prihatini, S. Rochayati, Sutono dan H. Suganda. 2001. Perkembangan dan Penggunaan Pupuk Organik di Indonesia. Rapat Koordinasi Penerapan Penggunaan Pupuk Berimbang dan Peningkatan Penggunaan Pupuk Organik. Direktorat Pupuk dan Pestisida, Direktorat Jendral Bina Sarana Pertanian, Jakarta, Nopember 2001. Setyorini, D., Saraswati, R., Anwar, Ea Kosman. 2006. Kompos, dalam Pupuk Organik dan Hayati. BBSDLP-Badan Litbang Pertanian, hal 11-40. Yuwono, D. 2006. Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta.



ii



Lampiran . Contoh-contoh Bahan dan Cara Pembuatan Bokashi ❑Bahan pupuk kandang ● Kotoran ternak sapi 50 kg ● Limbah baglog 25 kg ● Gula pasir 3 sendok makan ● EM4 3 sendok makan ● Air 10 liter (secukupnya) ● Dedak 5 kg



Cara pembuatannya 1. Bahan-bahan seperti pupuk kandang, limbah baglog, dedak dicampur merata 2. Kemudian kita buat laruttan EM4, molases/gula dan air 1 liter 3. Selanjutnya bahan disiram larutan EM4 secara perlahan dan bertahap sehingga berbentuk adonan 4. Adonan tersebut jika dikepal dengan tangan maka tidak ada air yang keluar dari adonan 5. Adonan selanjutnya dibuat menjadi sebuah undukan setinggi ± 15-20 cm lalu ditutup dengan terpal ± 3-4 hari 6. Selama dalam proses suhu diperkirakan 40°-50° C jika melebihi di atas 50° C maka terpal penutup dibuka dan vahan dibolak balik kemudian gundukan ditutup kembali



❑Bahan pupuk kandang tambah tanah ● Kotoran ternak sapi 25 kg ● Tanah 50 kg ● Molases /gula pasir 50 ml ● EM4 50 ml ● Air (secukupnya) ● Dedak 5 kg ● Abu serbuk gergaji 5 kg



ii



Cara pembuatannya 1. Bahan-bahan seperti kotoran ternak sapi, tanah, dedak, abu serbuk gergaji dicampur merata 2. Kemudian kita buat laruttan EM4, molases/gula dan air dicampur secara merata 3. Selanjutnya bahan dibuat tumpukan berbentuk adonan dan disiram larutan EM4 yang telah dicaampurkan sebelumnya. 4. Adonan tersebut jika dikepal dengan tangan maka tidak ada air yang keluar dari adonan 5. Adonan selanjutnya dibuat menjadi sebuah undukan setinggi ± 15-20 cm lalu ditutup dengan terpal ± 3-4 hari 6. Setelah itu terpal penutup dibuka, dan vahan dibolak balik kemudian tumpukan ditutup kembali setelah 7-10 hari pupuk bokashi sudah bisa dipergunakan



❑Bahan Bokashi serbuk gergaji (kayu) ● Kotoran ternak sapi 40 kg ● Limbah serbuk kayu 50 kg ● Molases /gula pasir 10 sendok makan 200 ml ● EM4 100 ml ● Air bersih secukupnya (kadar air 30-40%) ● Abu serbuk gergaji 5 kg



Cara pembuatannya 1. Aduk limbah serbuk gergaji, kotoran sapi dan dedak secara merata 2. Campurkan larutan gula dan EM4 diletakkan di ember yang berisi air ± 5 liter 3.Tumpukan adonan limbah setebal ± 15-20 ccm lalu tutup pakai terpal 4. Periksa adonan setiap 6 jam sekali 5. Apabila suhu terlalu panas melebihi50° C dibuka penutup adonan 6. Setelah 4 hari penutup dapat dibuka



ii



Diklat Teknik Pembuatan Kompos Dan Bokashi



Bahan Ajar Teknik Pembuatan Bokashi Oleh : Fonny Selvia Sumaryono



KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BALAI DIKLAT KEHUTANAN PEMATANGSIANTAR 2016



ii



KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah SWT yang telah membimbing kami sehingga penyusunan bahan ajar



Tehnik Pembuatan Bokashi pada Diklat Teknik



Pembuatan Kompos dan Bokashi Tahun 2016 ini dapat kami selesaikan. Bahan ajar ini dibuat sebagai bahan refrensi bagi peserta dan pengajar sendiri untuk memudahkan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan motivasi dan semangat belajar peserta. Terima kasih kami sampaikan kepada rekan-rekan Widyaiswara di Balai Diklat Kehutanan Pematangsiantar yang telah banyak membantu dalam penyusunan bahan ajar ini. Kritik dan saran sangat kami perlukan guna penyempurnaan dikemudian hari. Semoga bahan ajar ini bermanfaat.



Pematangsiantar,



April 2016



Penulis



ii



DAFTAR ISI Halaman



KATA PENGANTAR ......................................................................................



i



DAFTAR ISI.....................................................................................................



ii



I.



PENDAHULUAN .................................................................................



1



A.



Latar Belakang ................................................................................



1



B.



Deskripsi Singkat Mata Diklat ........................................................



2



C.



Tujuan Pembelajaran .....................................................................



2



D.



Pokok Bahasan ................................................................................



2



PENGERTIAN DAN MANFAAT BOKASHI ...................................



3



A.



Pengertian .......................................................................................



3



B.



Manfaat Bokashi .............................................................................



4



III.



PROSES TERJADINYA BOKASHI ..................................................



5



IV.



ALAT DAN BAHAN PEMBUATAN BOKASHI ..............................



7



A.



Jenis dan Sumber Bahan Bokashi ...................................................



7



B.



Alat untuk Membuat Bokashi .........................................................



7



TEHNIK PEMBUATAN BOKASHI ..................................................



8



II.



V.



DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10



ii