B.indonesia Tata Kalimat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sarana berpikir baik untuk menyampaikan pesan kepada orang lain maupun untuk menerima pesan dari orang lain. Pikiran yang disampaikan dalam pembicaraan atau tulisan diungkapkan melalui rangkaian kata yang terpilih dan tersusun menurut kaidah tertentu. Bahasa sebagai symbol yang bermakna terdiri atas satuan- satuan tertentu yang secara fungsional saling berhubungan sebagai suatu system. Satuan terkecil yang mengandung makna berupa kata atau frasa (kelompok kata), sedangkan satuan yang lebih besar yang mengandung pikiran berupa kalimat. Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan makna menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud penuturannya. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan bahasa sebagai sarana berpikir dan berkomunikasi banyak ditentukan oleh penguasaan kaidah kalimat yang didukung oleh kosakata yang memadai. Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang bagaimana pengertian kalimat, bagian- bagiannya dan jenis kalimat tunggal. Oleh karena itu penulis berusaha untuk memberikan pemahaman tentang pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.



1|Tata Kalimat



1.2 Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Apa pengertian kalimat? Apa saja unsur-unsur kalimat? Bagaimana susunan pola kalimat dasar? Apa saja macam-macam kalimat? Bagaimana bentuk kalimat? Apa fungsi kalimat? Apa kesalahan umum berbahasa Indonesia?



1.3 Tujuan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Untuk mengetahui tentang kalimat. Untuk mengetahui unsur-unsur kalimat. Untuk mengetahui pola-pola kalimat. Untuk mengetahui macam-macam kalimat. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kalimat. Untuk mengetahui fungsi kalimat. Untuk mengetahui kesalahan umum berbahasa Indonesia.



2|Tata Kalimat



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat. 2.2 Unsur-Unsur Kalimat Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita harus ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek atau Subjek, Predikat, Objek, Keterangan). Berikut beberapa unsur kalimat. A. Subjek (S) Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya. Contoh : Nina, aku, saya, mereka, dan lain-lain. Ciri-ciri subjek sebagai berikut: a. Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa. 3|Tata Kalimat



Contoh : Siwon adalah seorang aktor dan penyanyi. b. Disertai Kata Itu Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain tidak disertai kata itu. Contoh : Buku itu dibeli oleh Kimbum. c. Didahului Kata Bahwa Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah. Contoh : o Bahwa pengurus SEMA harus segera dibentuk pada rapat hari ini. o Saya mengatakan bahwa Super Junior adalah boyband favoritku. d. Mempunyai Keterangan Pewatas Yang Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas. Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus mengikuti ujian. e. Tidak Didahului Preposisi Subjek



tidak



didahului



seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada.



Orang



preposisi, sering



memulai



kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek. Contoh: o Dari hasil penelitian itu membuktikan bahwa obat AA berbahaya Dari hasil penelitian bukan subjek karena didahului preposisi f. Berupa Nomina atau Frasa Nominal Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu. 4|Tata Kalimat



Contoh : Bermain itu menyenangkan. B. Predikat (P) Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek. Predikat berfungsi menjelaskan subjek. Contoh: memakan, lari, menangis, dan lain-lain. Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut: a. Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapaatau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai



apa atau jadi



apa dapat



digunakan



untuk



menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia. Contoh : o Gadis itu cantik. o Harga buku itu sepuluh ribu rupiah. b. Kata Adalah atau Ialah Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas. Contoh : o Justin Bieber adalah penyanyi favoritku c. Dapat Diingkarkan Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh katatidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa nomina atau predikat kata merupakan. Contoh : o Kamu tidak hadir dalam rapat kemarin. d. Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai katakata aspek seperti telah,sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa 5|Tata Kalimat



nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau. Contoh : o Obama akan datang ke Indonesia. Unsur Pengisi Predikat Predikat suatu kalimat dapat berupa:  Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina.  Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan). C. Objek (O) Objek yaitu keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat. Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber-atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek sebagai berikut: a. Langsung di Belakang Predikat Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat. Contoh : o Sinta memberikan Jojo komputer baru. b. Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya. Contoh : o Keju itu dimakan tikus. c. Tidak Didahului Preposisi Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi. 6|Tata Kalimat



Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar. d. Didahului Kata Bahwa Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif. D. Pelengkap (Pel.) Pelengkap merupakan unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat. Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini : o Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat. o Menempati posisi di belakang predikat. o Tidak didahului preposisi. Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap. a. Di Belakang Predikat Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut. o Diah mengirimi saya buku baru. o Mereka membelikan ayahnya sepeda baru. Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat. b. Tidak Didahului Preposisi Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Contoh : Sherina bermain piano. E. Keterangan (K) Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan. Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai 7|Tata Kalimat



oleh



preposisi,



seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya,jika, dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan. a. Bukan Unsur Utama Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib. b. Tidak Terikat Posisi Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat. Contoh : o Malam ini, Suju akan kembali ke Korea. o Mereka memperhatikan materi dengan seksama. Terdapat Beberapa Jenis Keterangan Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat. a) Keterangan Waktu Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu,



seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang,



dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika. b) Keterangan Tempat Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam. c) Keterangan Cara Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara yang diikuti verba (kata kerja). Terakhir, 8|Tata Kalimat



keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam. d) Keterangan Alat Keterangan cara berupa frasa yang menyatakan cara ditandai oleh kata dengan yang diikuti nomina (kata benda). e) Keterangan Sebab Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau sebab yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran. f) Keterangan Tujuan Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk. g) Keterangan Aposisi Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang. Contoh : Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan. h) Keterangan Tambahan Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat



menggantikan



unsur



yang



diterangkan,



sedangkan



keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Conto : Marshanda, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa. Keterangan tambahan (tercetak tebal) itu tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan yaitu kata Marshanda. i) Keterangan Pewatas Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika



9|Tata Kalimat



keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contoh : Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa. Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa, melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih. 2.3 Pola Kalimat Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan



kebutuhan



kita



masing-masing,



kalimat



dasar



tersebut



kita



kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku. Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut. A. Kalimat dasar berpola S P Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya: o Mereka (S) / sedang berenang (P) : kata kerja o Ayahnya (S) / guru SMA (P) : kata benda o Gambar itu (S) / bagus (P): kata sifat o Peserta penataran ini (S) / empat puluh orang (P) : kata bilangan B. Kalimat Dasar Berpola S P O



10 | T a t a K a l i m a t



Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya: Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. S



P



O



C. Kalimat Dasar Berpola S P Pel. Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya: Anaknya / beternak / ayam. S



P



Pel.



D. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya: Dia / mengirimi / saya / surat. S



P



O



Pel.



E. Kalimat Dasar Berpola S P K Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya: Mereka / berasal / dari Surabaya. S



P



K



F. Kalimat Dasar Berpola S P O K Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya: Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. S



P



11 | T a t a K a l i m a t



O



K



G. Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya Ungu / bermain / musik / di atas panggung. S



P



Pel.



K



H. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya: Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. S



P



O



Pel.



K



2.4 Macam-macam Kalimat Kalimat adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang menghasilkan sebuah pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi menurut jenis dan fungsinya yang di jelaskan pada bagian lain : A. Berdasarkan Nilai informasinya (sasaran atau tujuan yang akan di capai) a. Kalimat berita : suatu bentuk kalimat yang menyatakan suatu pernyataan berita atau peristiwa yang perlu diketahui sendiri atau orang lain. Contoh : o Pemerintah menunda kenaikan harga BBM. o Kenaikan harga BBM diikuti oleh kenaikan harga kebutuhan pokok. o Demo kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh mahasiswa di beberapa daerah mengakibatkan kerusakan beberapa fasilitas umum. b. Kalimat tanya : suatu bentuk susunan kalimat yang sebenarnya belum lengkap dikarenakan kalimat tersebut memerlukan suatu jawaban sebagai bagian dari kalimat yang dimaksud. 12 | T a t a K a l i m a t



Contoh : o Kapan akan dilaksanakan pemilihan Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017? o Siapakah pemenang Indonesian Idol tahun 2012? o Apakah perbedaan pertamax dengan premium? c. Kalimat perintah : suatu bentuk susunan kalimat yang menyatakan perintah atau suruhan yang harus dikerjakan oleh orang kedua dan hubungannya erat sekali o Suruhan Contoh: Buanglah sampah pada tempatnya. o Permintaan Contoh: Mohon untuk datang langsung ke kantor Sriwijaya Air untuk melakukan penambahan biaya perubhan jadal penerbangan. o Larangan Contoh: Jangan makan sambil berjalan. o Kalimat ajakan Merupakan bentuk susunan kalimat yang sebenarnya juga merupakan kalimat perintah yang diperluas dan erat hubungannya dengan orang kedua. Contoh : Mari kita cegah bahaya penggunaan rokok bagi perokok pasif maupun aktif.. o Kalimat pengandaian Contoh : Andaikan saya memiliki banyak uang, saya ingin megajak Ibu saya naik haji. o Kalimat harapan : kalimat yang isinya mengharap suatu hal. Contoh : Semoga amal perbuatan beliau diterima disisi–Nya. d. Kalimat seru : suatu kalimat yang bermakna seruan dari pembicara kepada pihak yang lain. Karena jenis kalimat ini berisi seruan, lazim sekali digunakan kata seru, seperti ah, amboi, bukan main, hai, halo, huh, hus, wah, wow, dan sebagainya. Contoh: o Amboi, cantiknya putri itu. o Bukan main, luasnya kampus perguruan tinggi ini. o Hai, mau ke mana engkau? 13 | T a t a K a l i m a t



o Wow, jumlah karyawan yang fantastis. B. Berdasarkan diathesis kalimat a. Kalimat aktif (subyek melakukan perbuatan) : bentuk kalimat yang subyeknya melakukan pekerjaan yang mengenai langsung terhadap obyeknya. Contoh: o Ani menyirami bunga. o Ayah membeilkanku sebuah sepeda. o John merusak bukunya Andi. Jenis-jenis kalimat aktif: 1.



Kalimat aktif Intransitive Kalimat aktif intransitive adalah kalimat aktif yang memerlukan sebuah objek yang mendapatkan tindakan dari subjeknya. Contoh: Ayahku memberi Andi uang saku sebesar Rp. 10.000,S



P



O



K



Pada kalimat diatas, “Ayah” yang merupakan subjek melakukan tindakan kepada “Andi” yang merupakan objek. 2.



Kalimat aktif ekatransitive Kalimat ini memerlukan objek namun tidak memiliki pelengkap. Dengan kata lain, Kalimat ini hanya memiliki 3 unsur yaitu Subjek, Predikat dan Objek. Contoh:



3.



o Andi membaca sebuah majalah o Ayah memperbaiki motor Kalimat aktif Intransitive Kalimat ini objeknya tidak dimunculkan sebagai penerima perbuatan subjek. Namun biasanya kalimat ini diikuti oleh pelengkap dan keterngan. Kalimat ini biasanya memiliki Pola S-P atau S-P-K Contoh:



4.



o Iwan sedang menulis di dalam kamar. o Nenek sedang menjahit dengan sangat hati-hati. Kalimat aktif dwitransitif



14 | T a t a K a l i m a t



Kalimat ini memiliki satu predikat



dan mengharuskan



kehadiran objek dan pelengkap. kalimat aktif dwitransitif mempunyai empat unsur Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan Pelengkap (Pel). Jika salah satu dari ke empat unsur ini tidak terenuhi, maka kalimat menjadi rancu atau kehilangan makna. Contoh: o Ayah mengirimi uang kepada neneak setiap bulan. o Budi selalau mengunjungi ibunya yang ada di luar negeri. Merubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif 



Subjek pada kalimat aktif berubah menjadi objek pada kalimat







pasif.  Andi Menabrak Budi di depan ruang kelas.(Aktif)  Budi ditabrak oleh Andi di depan ruang kelas. (Pasif) Predikat yang berawalan me- berubah menjadi berawalan di-/ter Ani mengabaikan kebun bunga yang cantik itu.(Aktif)  Kebun bunga yang cantik itu terabaikan oleh Ani. (Pasif) Kalimat aktif tidak berobjek tidak bisa diubah menjadi kalimat







pasif. b. Kalimat pasif : suatu bentuk kalimat yang mana subyeknya dari klimat tersebut menderita. Contoh: o Tanaman disirami oleh ibu. o Kakak dibelikan sebuah jam tangan oleh ayah o Bajuku dicuci oleh ibu. Merubah kalimat pasif menjadi kalimat aktif: 1. Subjek pada kalimat pasif diubah menjadi objek pada kalimat pasif. Contoh:  Kejuaraan itu dimenangkan oleh mereka. (aktif)  Mereka memenangkan kejuaraan itu. (pasif) 2. Awalan prediket di-/ter-/ke-an diubah menjadi ber- atau meContoh:  Bunga itu ditanam oleh ibuku. (aktif)  Ibu menanam bunga itu. (pasif) 3. Kata ganti ku- dirubah menjadi Aku. 15 | T a t a K a l i m a t



Contoh:  Buah itu sudah kumakan. (aktif)  Aku sudah memakan buah itu. (pasif) C. Berdasarkan urutan kata a. Kalimat normal ( subyek mendahului predikat) Contoh: Dia cantik. b. Kalimat inverse (prediakat mendahului obyek) Contoh: Cantik dia. D. Berdasarkan Pengucapan a. Kalimat langsung Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah. Contoh: Kakak berkata: “Reni, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!” “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”. b. Kalimat tak langsung Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita. Contoh: Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian. Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan. 2.5 Bentuk kalimat A. Kalimat Dasar Kalimat dasar adalah kalimat yang menjadi dasar untuk membangun kalimat luas, baik kalimat luas tunggal maupun kalimat luas majemuk. Bentuk kalimat ini memiliki beberapa ciri, diantaranya adalah:    



Berkonstruksi sederhana atau simple Bermakna pernyataan Berintonasi netral Berunsur inti subjek diikuti predikat yang dilengkapi objek atau pelengkap yang wajib hadir.



16 | T a t a K a l i m a t



B. Kalimat Inti Kalimat inti hanya terdiri atas dua perkataan dan kedua-duanya merupakan pendukung fungsi subjek dan predikat. Artinya, kalimat ini adalah kalimat yang hanya di dukung oleh unsur inti kalimat, yakni unsur subjek dan predikat. Contoh: o Ayah datang o Adik belajar o Singa mengaum o Tubuhnya kurus C. Kalimat Luas Kalimat luas merupakan hasil perluasan kalimat atau perluasan kalimat dasar. Jika kedua bentuk kalimat tersebut mengalami perluasan dengan minimal satu unsur keterangan (K), terbentuklah kalimat luas. Contoh: o Besok Ayah datang. (K + S + P) o Adik belajar dengan teman-temannya. (S + P + K) o Tadi malam anjing tetangga menyalak terus-menerus. (K + S + P +K) o Tahun depan mereka para sarjana pendidikan bahasa. (K + S + P) o Ayah menghadiahkan sepeda baru kepada adik. (S + P + O + K) D. Kalimat Minor (kalimat tak lengkap) Kalimat yang hanya terdiri atas satu unsur inti kalimat, yaitu unsur subjek atau predikat saja, atau malahan tidak terdiri atas klausa. Artinya kalimat minor jenis yang terakhir itu tidak bisa ditentukan strukturnya, seperti kalimat salam, motto, slogan, judul, dll. Contoh: o Di kamar mandi. o Kamu. E. Kalimat Mayor (kalimat lengkap) Kalimat yang sekurang-kurangnya (minimal) terdiri atas unsur inti kalimat, yaitu unsur subjek dan unsur predikat (S + P). Contoh: o Mereka petani. (S + P) o Anak itu sangat santun. (S + P) o Saya datang. F. Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari unsur Subjek dan Predikat saja. Namun kalimat tunggal bisa juga diikuti dengan objek dan 17 | T a t a K a l i m a t



keterangan. Berdasarkan jenis predikatnya, kalimat tunggal terdiri dari beberapa jenis yaitu: a. Kalimat Nominal Kalimat tunggal nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda. Contoh: Ayahnya guru di SMA. S



P



Kakaknya



pemain bola.



S



K P



b. Kalimat Verbal Kalimat tunggal verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. Contoh: Budi tidur di kelas. S



P



K



Shinta menangis semalaman S



P



K



c. Kalimat Adjektival Kalimat ini memiliki Predikat yang berupa kata sifat. Contoh: Ayahnya S



baik P



Rumahnya sangat besar S



P



d. Kalimat Numeral Kalimat tunggal numeral memiliki predikat berupa kata bilangan. Contoh: Yang datang 10 orang S



P



Bukunya hanya 2 buah S



P



e. Kalimat Preposisional 18 | T a t a K a l i m a t



Kalimat ini predikatnya berupa kata depan atau preposisioanal. Contoh: Ibunya dari Jawa Barat S



P



Budi di dalam kamarnya S



P



Perluasan kalimat tunggal bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: 1.



Menambahkan unsur baru seperti keterangan atau pelengkap. Contoh: Pemburu membakar hutan kemarin malam S



P



Kalimat



tersebut



O mengalami



K perluasan



dengan



ditambahkan



keterangan waktu kemarin malam. 2.



Memperluas unsur-unsur yang ada seperti subjek dan predikat. Contoh: Paman yang tinggal di Bandung akan datang S



P



Kalimat tersebut mengalami perluasan pada unsur subjek. G. Kalimat Majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki 2 klausa atau lebih yang digabungkan kedalam satu kalimat dengan menggunakan Konjungsi atau kata penghubung. Kalimat majemuk digolongkan menjadi 3 jenis kalimat yaitu kalimat majemuk setara, bertingkat, dan campuran. a. Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang memiliki 2 klausa yang sejajar atau sederajat. Kalimat ini biasanya dihubungkan dengan konjungsi berupa dan, lalu, kemudian, tetapi, atau, bahkan. Ayah membaca Koran dan ibu menonton televisi. Klausa1= Ayah membaca ; Klausa 2= Ibu menonton televisi Contoh: 19 | T a t a K a l i m a t



o Budi pergi ke sekolah sedangkan Andi tinggal di rumah. o Budi anak yang pintar, tetapi kakaknya lebih pintar. o Angga tidak lulus ujian, karena dia tidak belajar. o Setelah membersihkan pekarangan rumah, kemudian dia membakar sampah. b. Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat majemuk ini memiliki 2 klausa yang hubungannya tidak sejajar. Di dalam kaliamat ini terdapat klausa yang berkedudukan sebagai induk kalimat dan anak kalimat. konjungsi penghubung kalimat ini adalah jika, ketika, walaupun, bahwa, bagaikan, sebab, sehingga dan dengan. Para petani pergi ke sawah sebelum matahari terbit Induk kalimat= Para petani pergi ke sawah ; anak kalimat= matahari terbit Contoh: o Aku sudah tertidur, ketika ayahku pulang. o Jika aku menjadi juara kelas, Ayah akan memberiku hadiah. o Walupun dia sangat kaya, hidupnya sederhana. o Wanita yang memakai baju merah itu temanku waktu waktu kecil. o Tingkah lakunya menunjukan bahwa dia anak yang nakal. c. Kalimat Majemuk Campuran Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang menghubungkan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Biasanya kalimat majemuk campuran memiliki klausa lebih dari 2. Contoh: o Pekerjaan itu telah selesai ketika ayahku datang dan ibu sudah menyiapkan makan malam. Induk kalimat= Pekerjaan itu telah selesai. Anak kalimat= Ayah datang. Anak kalimat= Ibu sudah menyiapkan makan malam. 20 | T a t a K a l i m a t



H. Kalimat Kompleks Kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu struktur kalimat. Dengan kata lain, kalimat ini memiliki lebih dari satu verba utama atau predikat karena memiliki dua aksi, kejadian, atau peristiwa. Kedua struktur tersebut biasanya dipisahkan oleh koma, konjungsi, atau bahkan tidak memiliki tanda atau konjungsi sama sekali. Contoh: o Ia membeli sepeda motor baru karena dia memiliki banyak uang. S P O C S P O o Shinta menyanyi di taman, burung pun bersiul dengan sangat merdu. S P K S P K Jenis – jenis kalimat kompleks a. Kalimat Kompleks Hipotatik Kalimat ini adalah kalimat kompleks yang memiliki dua struktur kalimat yang kedudukan antara strukturnya bertingkat. Dengan kata lain, kalimat ini terdiri dari struktur – struktur yang tidak sejajar atau setara dan kemudian digabungkan menjadi satu dengan konjungsi. Biasanya



kalimat



ini



memiliki



konjungsi



seperti, ketika, apabila, jikalau, karena, sehingga, sebelum, dan lain – lain. Contoh – contoh kalimat komplek hipotatik: o Agus sedang menonton televisi ketika aku mengunjunginya di rumah. o Kamu akan menjadi anak yang rajin, apabila kamu belajar dengan b. Kalimat Kompleks Paratatik Kalimat ini adalah kalimat komplek yang tersusun oleh dua buah struktur kalimat yang memiliki kedudukan setara atau sejajar. Biasanya



kalimat



kompleks



ini



ditandai



dengan



konjungsi



seperti,dan, tetapi, sedangkan, atau, hanya, dan lain – lain. Contoh kalimat komplek paratatik: o Andi sangat giat bekerja dan rajin belajar. o Budi mengajak Ani untuk pergi ke sekolah tetapi Ani tidak mau pergi bersamanya. I. Kalimat Simpleks 21 | T a t a K a l i m a t



Kalimat simpleks yang disebut juga dengan kalimat simple adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu verba utama atau predikat karena kalimat ini hanya memiliki satu aksi, peristiwa, atau tindakan saja. Kalimat ini biasanya hanya berpola S P, S P O, S P O K, atau S P O K Pel. Contoh kalimat simpleks: o Shinta menangis. o Ibu menyiram bunga. o Adik terjatuh dari atas mobilnya di jalanan itu. J. Kalimat Efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulis secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Enam syarat kalimat efektif, yaitu (1) kesatuan. (2) kepaduan. (3) keparalelan.



(4) ketepatan. (5) kehematan. (6) kelogisan.



1) Kesatuan. Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Contoh kalimat tidak jelas kesatuan gagasannya: o Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberikan kredit (terdapat subjek ganda dalam kalimat tunggal). o Pihak yayasan dibantu oleh bank yang membantu kredit untuk membangun sekolah baru. 2) Kepaduan Kepaduan maksudnya adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsure-unsur pembentuk kalimat. o Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (subjeknya tidak jelas). o Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. 3) Keparalelan Keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsure-unsur yang sama drajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Contoh: 22 | T a t a K a l i m a t



o Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu peningkatan mutu produk, memperbanyak waktu penyiaran iklan, dan pemasaran yang lebih gencar. o Dalam rapat itu diputuskan tiga halpokok, yaitu meningkatkan mutu produk, meninggikan frekuensi waktu penyiaran iklan, dan menggencarkan pemasaran. 4) Ketepatan Ketepatan maksudnya adalah kesesuaian/kecocokan pemakaian unsure-unsur yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti. Contoh: o Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga petang. (salah dalam pemakaian sehingga) o Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai petang. 5) Kehematan Kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Contoh: o Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar seharian dari pagi sampai petang. o Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian 6) Kelogisan Yang dimaksud dengan kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola piker yang sistematis. contoh: o Kepada Bapak rector, waktu dan tempat kami persilakan. o Dengan mengucapkan syukur kepada tuhan, selesailah makalah ini tepat pada waktunya. 2.6 Fungsi Kalimat 1. 2. 3. 4.



Untuk meminta atau melarang seseorang untuk melakukan sesuatu. Untuk memberikan informasi atau berita tentang sesuatu. Untuk meminta informasi tentang sesuatu. Untuk bertanya kepada seseorang mengenai suatu hal.



23 | T a t a K a l i m a t



2.7 Kesalahan Umum Berbahasa Indonesia Dalam pemakaian bahasa Indonesia, termasuk bahasa Indonesia ragam ilmiah, sering dijumpai penyimpangan dari kaidah yang berlaku sehingga mempengaruhi kejelasan pesan yang disampaikan. A. Penyimpangan/kesalahan umum dalam berbahasa Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut. 1. Pleonasme Pleonasme adalah kesalahan berbahasa karena kelebihan dalam pemakaian kata yang sebenarnya



tidak diperlukan. Pleonasme ada



tiga macam, yaitu: a. Penggunaan dua kata yang bersinonim dalam satu kelompok kata terjadi sejak April



(benar)



terjadi mulai April



(benar)



mulai terjadi sejak April (pleonasme) b. Bentuk jamak dinyatakan dua kali kasus-kasus



(benar)



kumpulan kasus



(benar)



kumpulan kasus-kasus



(pleonasme)



tarik-menarik



(benar)



saling menarik



(benar)



saling tarik-menarik (pleonasme) c. Penggunaan kata tugas (keterangan) yang tidak diperlukan karena pernyataannya sudah cukup jelas



2.



Contoh: o Teknologi telekomunikasi semakin maju ke depan. Kontaminasi Istilah kontaminasi dipungut dari bahasa Inggris contamination (pencemaran). Dalam ilmu bahasa, kata itu diterjemahkan dengan ‘kerancuan’. Rancu artinya ‘kacau’ dan kerancuan artinya ‘kekacauan’. Yang dimaksud kacau ialah susunan unsur bahasa yang tidak tepat, seperti morfem dan kata. Morfem-morfem yang salah disusun menimbulkan kata yang salah bentuk. Kata yang salah disusun menimbulkan frasa yang kacau atau kalimat yang kacau. Kontaminasi terjadi karena salah nalar, penggabungan dua hal yang



24 | T a t a K a l i m a t



berbeda sehingga menjadi suatu hal yang tumpang tindih. Contoh kontaminasi imbuhan: (meng+kesamping+kan)



→ mengesampingkan



(men+samping+kan)



→ menyampingkan



(benar) (benar)



↓ mengenyampingkan (kontaminasi) Contoh kontaminasi frasa: o o o o o o



Kadang-kadang (benar) Ada kala(nya) (benar) Kadang kala (kontaminasi) Berulang-ulang (benar) Berkali-kali (benar) Berulang kali (kontaminasi)



Contoh kontaminasi kalimat: o Rapat itu dihadiri oleh para pejabat setempat. (benar) o Dalam rapat itu, hadir para pejabat setempat. (benar) o Dalam rapat itu dihadiri oleh para pejabat setempat. (kontaminasi) Penyisipan kata di antara dua kata dari sebuah frasa terikat Contoh: o Pustaka itu peneliti akan rujuk. (tidak baku) o Pustaka itu akan peneliti rujuk. (baku) B. Kesalahan berbahasa yang berhubungan dengan pemakaian/penghilangan kata tugas Kesalahan pemakaian kata tugas dalam berbahasa Indonesia ada tiga macam: a. Ketidaktepatan kata tugas yang digunakan. Contoh: o Hipotesis daripada penelitian ini terbukti. (tidak tepat) o Hipotesis penelitian ini terbukti.(baku) b. Pemakaian kata tugas yang tidak diperlukan. Contoh: o Dalam penyusunan makalah ini dibantu oleh berbagai pihak. (tidak baku) 25 | T a t a K a l i m a t



o Penyusunan makalah ini dibantu oleh berbagai pihak. (baku) c. Penghilangan kata tugas yang diperlukan. Contoh: o Data dikumpulkan sesuai kriteria yang sudah ditentukan. (tidak baku) o Data dikumpulkan sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. (baku)



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 26 | T a t a K a l i m a t



Kalimat merupakan bagian ujaran/tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek (S), predikat (P) dan intonasi finalnya menunjukkan bagian ujaran/tulisan itu sudah lengkap dengan makna (bernada berita, tanya, atau perintah). Kalimat inti berbeda dengan inti kalimat. Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalh kalimat yang terdiri atas inti-inti kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O. 3.2 Saran Semoga dengan selesainya makalah ini di harapkan agar para pembaca khususnya mahasiswa Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat dapat lebih mengetahui dan memahami pola dasar kalimat bahasa indonesia. Dan dapat mengaplikasikannya dalam dunia sipil.



DAFTAR PUSTAKA



27 | T a t a K a l i m a t



Mulyono, Iyo. 2012. Ihwal Kalimat Bahasa Indonesia dan Problematik Penggunaannya. Bandung: Yrama Widya. Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Parera, J.D. 2009. Dasar-dasar Analisis Sintaksis. Jakarta: Erlangga. Alwasilah, A.C. (2002) Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Bandung: Dunia Pustaka Jaya Iswara, P.D. (2000) Variasi Pola Kalimat dan Keterbacaannya. Tesis pada Program Pascasarjana UPI Bandung. Santoso,Azis.(2008) Penelitian



Pola



Kalimat



Bahasa



Indonesia.www.google.com.(2011) http://www.wikipedia.com http://www.google.com http://kunulteamanis.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-kalimat.html http://www.prbahasaindonesia.com/2015/05/contoh-kalimat-kompleks-dansimpleks-beserta-pengertiannya.html



28 | T a t a K a l i m a t