BMP Ekma4371 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Modul 1



Pengant ar Manaj em en Rant ai Pasok &Jpply Chain Management lr. Adi Dj oko Gurit no, MSE, Ph. D. Nlei rani Harsasi, S E, M.S.



PENDAHULUAN etatnya kompetisi dalam pasar global masa kini, pengenalan produk dengan daur hidup yang semakin pendek, dan harapan pelanggan terhadap produk dan jasa yang semakin tinggi, akan memaksa perusahaan untuk menanam modal dan memusatkan perhatian dalam rantai persediaan mereka untuk mencapai keunggulan kompetitif yang dapat menunjang kelangsungan bisnisnya. Bersamaan dengan itu, teknologi transportasi dan komunikasi terus berkembang pesat, misalnya mobile communication, internet, telah mendorong terjadinya evolusi yang berkelanjutan menyangkut rantai persediaan dan teknik yang berkaitan dengan manajemen pengaturannya. Di dalam suatu rantai produk riil, bahan baku diperoleh dan diproduksi dalam fasilitas pengolahan, kemudian mengirimkan ke gudang penyimpanan (finished goods warehouse) dan kemudian mengirimkan ke pelanggan (customer) atau pengecer (retailer). Sebagai konsekuensi, untuk mengurangi harga dan meningkatkan kualitas pelayanan, strategi rantai persediaan secara efektif harus mempertimbangkan interaksi di berbagai tingkatan di dalam rantai persediaan yang terjadi. Rantai persediaan juga dikenal sebagai jaringan logistik, terdiri dari para penyalur, pusat pabrikasi atau manufaktur, gudang, pusat distribusi, dan toko pengecer, seperti halnya bahan baku, persediaan barang setengah jadi (work in process inventory), dan produk jadi. Manajemen rantai pasok mempertimbangkan dengan saksama tiap-tiap fasilitas yang berdampak signifikan dan berperan dalam membuat produk untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Tentu saja, dalam beberapa analisis rantai pasok, meliputi para penyalur dan pelanggan sebab mereka mempunyai suatu dampak dan keterkaitan pada capaian rantai persediaan. Sasaran manajemen rantai persediaan diharapkan untuk



1. 2



Manajemen Rantai Pasokan •



mengefisienkan biaya seoptimal mungkin dari keseluruhan sistem yang meliputi biaya transportasi dan distribusi ke sentral bahan baku, barang setengah jadi dalam proses pengolahan, dan barang jadi. Arti penekanan biaya tidak semata-mata pada upaya memperkecil ongkos transportasi atau mengurangi persediaan yang ada saja, melainkan upaya pada pengembangan melalui pendekatan sistem secara keseluruhan untuk menyediakan material sampai produk yang ditunjang dengan teknologi informasi yang memadai dalam keseluruhan rantai pasok yang ada. Pada Modul 1 ini akan dibahas mengenai dasar manajemen rantai pasok (supply chain management) dengan faktor-faktor pendukungnya yang secara komprehensif akan difokuskan kepada strategi manajemen rantai pasok yang tepat berdasarkan produk yang dikelola. Secara umum, setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan mengenai dasar-dasar manajemen rantai pasok. Secara khusus, setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan: 1. definisi operasional manajemen rantai pasok; 2. unit pelaksana kegiatan rantai pasok yang menjadi faktor penentu dalam operasionalnya; 3. proses bisnis rantai pasok; 4. perancangan alir rantai pasok dalam bisnis; 5. penentuan strategi rantai pasok secara generik. Dengan fokus awal penanganan material dan pelaksanaan bisnis dalam rantai pasok diharapkan terdapat gambaran yang jelas bahwa kompetisi bisnis dapat dimunculkan secara internal dari perusahaan sehingga ujung tombak kompetisi akan lebih kuat untuk menunjang strategi penjualan dan pemasaran, strategi operasional dan strategi finansial yang telah ada sebelumnya.



1. 3



• EKMA4371/MODUL 1



Kegiatan Belajar 1



Pengert ian Manaj em en Rant ai Pasok A. PENGERTIAN MANAJEMEN RANTAI PASOK Saudara mahasiswa, Anda tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah manajemen rantai pasok (supply chain management), bukan? Manajemen Rantai Pasok menjadi topik hangat dalam dunia bisnis saat ini mengingat banyak sekali manfaat yang didapat perusahaan mulai dari penekanan biaya sampai pada masalah kepuasan konsumen. Pemahaman Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasok) secara umum dapat dijelaskan sebagai integrasi aktivitas-aktivitas yang berawal dari pengadaan barang dan jasa, mengubah bahan baku menjadi barang dalam proses dan barang jadi, dan mengantarkan barang-barang tersebut kepada para pelanggannya dengan cara yang efisien. Beberapa definisi dasar tentang Manajemen Rantai Pasok adalah sebagai berikut: 1. Simchi dan Levi (2003): "Is set of approaches utilized to efficiently integrate suppliers, manufacturers, warehouse and stores, so that merchandise is produced and distributed at the right quantities, to the right locations and at the right time, in order to minimize sistem wide cost while satisfying service level requirement." 2. Hanfield (2002): "Is the integration and management of supply chain organization and activities through cooperative organization[ relationship, effective business process, and high levels of information sharing to create high-performing value sistems that provide member organizations a sustainable competitive advantage". Dalam definisi tersebut, secara umum pemahaman rantai pasok akan mengandung makna terjadinya aliran material dari awal sampai ke konsumen dengan memperhatikan faktor ketepatan waktu, biaya, dan jumlah produknya. Dengan demikian, untuk rantai pasok kebutuhan akan dukungan teknologi informasi adalah mutlak diperlukan karena penyamaan persepsi kebutuhan akan muncul dari sisi kebutuhan material yang akan diolah dan kebutuhan produk yang diperlukan oleh konsumen. Integrasi dan koordinasi merupakan elemen penting untuk melakukan upaya sinkronisasi sehingga



1. 4



Manajemen Rantai Pasokan •



bila semuanya dilakukan dengan baik maka efisiensi biaya akan diperoleh untuk sebuah rantai pasok sehingga dapat digunakan sebagai strategi bersaing terhadap kompetitor lain. Dalam definisi operasional pengertian rantai pasok sebelumnya, terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut. a. Manajemen Rantai Pasok adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai pengintegrasian yang efisien dari supplier, manufacturer, distributor, retailer, dan customer. Artinya barang diproduksi dalam jumlah yang tepat, pada saat yang tepat, dan pada tempat yang tepat dengan tujuan mencapai biaya dari sistem secara keseluruhan yang minimum dan juga mencapai tingkat pelayanan yang diinginkan. b. Manajemen Rantai Pasok mempunyai dampak terhadap pengendalian biaya. c. Manajemen Rantai Pasok mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan. Manajemen Rantai Pasok melibatkan banyak pihak di dalamnya, baik secara langsung maupun tak langsung dalam usaha untuk memenuhi permintaan konsumen. Di sini rantai pasok tidak hanya melibatkan manufaktur dan suplier, tetapi juga melibatkan banyak pihak, seperti konsumen, retailer, wholesaler, produsen maupun transporter produk.







• ••



Gambar 1. 1. Aliran Material, lnformasi, dan Rnansial dalam ~



• EKMA4371/MODUL 1



1. 5



Rantai pasok mencakup semua aktivitas yang berkaitan dengan aliran dan transformasi barang dari bentuk bahan baku hingga sampai ke pengguna akhir (end user). Rantai pasok pada dasamya terdiri dari beberapa elemen, antara lain supplier, pusat manufaktur, gudang, pusat distribusi, sistem transportasi, retail outlet, dan konsumen. Salah satu aspek yang penting dalam rantai pasok adalah integrasi dan koordinasi dari semua akti vitas yang terjadi didalam rantai, suatu keputusan yang diambil akan berpengaruh langsung terhadap seluruh rantai pasok. Suatu perusahaan harus mengelola rantai pasok sebagai satu entitas. Dengan tercapainya koordinasi dari rantai pasok perusahaan maka di tiap channel dari rantai pasok perusahaan tidak akan mengalami kekurangan barang juga tidak sampai kelebihan barang terlalu banyak. Tujuan dari manajemen rantai pasok adalah mencapai biaya yang minimum dan tingkat pelayanan yang maksimum. Manajemen rantai pasok mempertimbangkan semua fasilitas yang berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan dan biaya yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Aktivitas-aktivitas tersebut, meliputi pembelian dan outsourcing activities ditambah dengan fungsi-fungsi lain yang akan meningkatkan hubungan antara pemasok dan distributor. Apabila semua proses dalam manajemen rantai pasok ini dapat dijalankan dengan baik maka dapat diibaratkan kita melihat sebuah permata yang penuh dengan cahaya yang enak untuk dipandang. Namun, segalanya akan berubah menjadi tidak enak dipandang seandainya mekanisme yang diharapkan untuk dij alankan tidak bisa berj alan dengan baik dan sesuai dengan rencana, misalnya saja adanya kekurangan pasokan bahan baku pada saat diperlukan untuk produksi. Oleh karena pucuk pimpinan perusahaan, pada tingkat pemikiran strategis, harus mampu menciptakan suatu visi perusahaan yang mampu segalanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan (Trunick, 2002). Dalam menjalankan manajemen rantai pasok tidak hanya semata-mata menginstal sebuah perangkat lunak yang mendukung proses ini ataupun hanya mengadopsi model yang telah digunakan oleh perusahaan lain. Setiap rantai pasok mempunyai karakteristik yang berbeda, sebagian karena memang beberapa pemainnya berbeda, akan tetapi juga karena setiap organisasi mempunyai parameter yang berbeda dan juga karena setiap fungsi juga mempunyai parameter kesuksesan yang berbeda. Dengan mempunyai visi strategis, manajemen akan dapat mengarahkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.



1. 6



Manajemen Rantai Pasokan •



Oleh Henkoff (1994) disebutkan bahwa manajemen rantai pasok merupakan proses dimana perusahaan memindahkan material, komponen dan produk ke pelanggan. Dalam industri mobil, pakaian, komputer dan bahanbahan kimia, para eksekutif meletakkannya sebagai agenda utama. Karena tekanan tinggi untuk bersaing dengan para kompetitor baik harga maupun kualitas, perusahaan berusaha memperolehnya dengan kemampuan mereka dalam hal mengirim barang dalam jumlah yang tepat, lokasi tepat dan tepat waktu. Dengan membuat manajemen rantai pasok sebagai salah satu bagian dari perencanaan strategik perusahaan maka seharusnya mulai saat ini kita sudah mulai bisa berpikir bahwa kesuksesan implementasi manajemen rantai pasok tidak akan bisa diukur dalam periode jangka pendek. Menurut Verespej (2003) dalam menjalankan strategi ini perusahaan harus mampu melakukan hubungan secara elektronik (electronically connected) dan perekonomian yang dijalankan pun sudah harus digerakkan dengan teknologi (technology driven economy). Selain itu apabila dua buah perusahaan yang telah bekerja sama dalam menerapkan rantai pasok dan gagal untuk melakukan kolaborasi, sharing of information, dan menyediakan data yang bertujuan untuk mewujudkan suksesnya rantai pasok ini maka bukan tidak mungkin bahwa kedua perusahaan tersebut akan gagal untuk memperoleh nilai tambah maksimal yang diharapkan dapat diperoleh dengan menjalankan manajemen rantai pasok ini. Hal yang paling penting dalam pelaksanaannya, perusahaan harus mampu berpikir jauh ke depan memprioritaskan integrasi dengan konsumen pemasok dan bahkan dengan area-area lain yang saling berhubungan.



B. PERSEDIAAN DALAM RANTAI PASOK Saudara mahasiswa, Anda sudah paham bukan, mengenai pengertian manajemen rantai pasok? Manajemen rantai pasok juga memerlukan pengelolaan aliran barang dan jasa yang terdapat di dalamnya. Untuk mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, pertama-tama yang harus diketahui adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada, mulai dari yang pertama sampai yang terakhir. Misalnya, rantai pasok dari pabrik kertas adalah sebagai berikut.



• EKMA4371/MODUL 1



1.



2.



3.



4.



1. 7



Awal rantai pasok dari pabrik kertas adalah hutan kayu yang menghasilkan bahan untuk kertas atau gudang bahan yang didaur ulang yang mengawali proses pembuatan kertas tersebut. Bahan baku kertas perlu dilengkapi dengan bahan penolong agar bahan baku dapat diproses menjadi kertas. Bahan penolong banyak sekali, misalnya air yang berlimpah, bahan kimia yang banyak jenisnya, plastik dan alat pengikat untuk mengepak. Di samping itu, pabrik kertas banyak menggunakan berbagai jenis peralatan dan puluhan ribu jenis material serta suku cadang, yang awal rantai pasoknya adalah pabrik pembuat peralatan, material, dan suku cadang tersebut. Pada dasarnya terdapat puluhan dan mungkin ratusan pemasok dan suppliers' supplier (sub-suppliers) yang terlibat.



Di samping itu, perlu juga diketahui berbagai sifat pergerakan rantai pasok untuk berbagai persediaan. Maksud dari persediaan adalah beberapa jenis barang yang disimpan di gudang yang mempunyai sifat pergerakan yang agak berbeda satu sama lain sehingga panjang-pendeknya rantai pasok juga berbeda tergantung dari metode pemenuhan bahan baku maupun metode inventory yang dipilih oleh pelaku bisnisnya. Terdapat beberapa jenis persediaan, yaitu sebagai berikut. a. Bahan baku (raw materials): mata rantai pertama ada di pabrik pembuat bahan baku ini, dan mata rantai terakhir ada di pabrik pembuat produk akhir (bukan di konsumen akhir). Bahan baku ini di pabrik pembuat produk akhir digabung dengan bahan penolong, dan dengan teknologi tertentu diolah menjadi bahan setengah jadi dan bahan jadi. b. Barang setengah jadi (work in process product): permulaan mata rantai ada di pabrik pembuat bahan jadi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahan setengah jadi adalah basil dari proses bahan baku. Bahan setengah jadi dapat langsung diproses di pabrik yang sama menjadi bahan jadi, tetapi dapat juga dijual kepada konsumen sebagai komoditas. Jadi, akhir dari mata rantai akan sangat tergantung dari hal di atas, bisa pendek dan bisa panjang. Akhir mata rantai ada di konsumen akhir pengguna atau pembeli basil produksi tersebut. Persediaan jenis ini adalah persediaan yang digunakan untuk menunjang pabrik pembuat barang jadi tersebut, yaitu untuk pemeliharaan, perbaikan, dan operasi peralatan pabriknya. Mata rantainya bermula dari pabrik pembuat material MRO tadi dan



1. 8



c.



d.



Manajemen Rantai Pasokan •



berakhir di perusahaan pembuat barang jadi tersebut, sebagai the final user (manufacturer). Barang komoditas (commodity): persediaan jenis ini adalah barang yang dibeli oleh perusahaan tertentu sudah dalam bentuk barang jadi dan diperdagangkan, dalam arti dijual kembali kepada konsumen. Di perusahaan tersebut, barang ini dapat diproses lagi, misalnya diganti bungkusnya atau diperkecil kemasannya, tetapi dapat juga dijual lagi langsung dalam bentuk asli seperti saat dibeli. Mata rantai persediaan jenis ini bermula dari pabrik pembuat komoditas tersebut dan berakhir pada konsumen akhir pengguna barang tersebut. Barang komoditas kadang-kadang juga disebut resales commodities karena memang barang tersebut dibeli untuk dijuallagi dengan keuntungan tertentu. Barang proyek: Persediaan jenis ini adalah material dan suku cadang yang digunakan untuk membangun proyek tertentu, misalnya membuat pabrik baru. Mata rantai panjangnya hampir sama dengan MRO materials, jadi bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang dimaksud.



C. PROSES BISNIS RANTAI PASOK Seperti telah Anda pelajari sebelumnya bahwa manajemen rantai pasok akan melibatkan perusahaan-perusahaan lain, baik pemasok bahan baku, bahan penolong maupun distributor produk. Bila dua perusahaan membina hubungan, aktivitas-aktivitas internal mereka akan terhubung dan tersusun bersama di antara keduanya. Sebagai contoh, aktivitas internal perusahaan dihubungkan dan mempengaruhi aktivitas internal distributor, sebaliknya juga dapat berhubungan dengan aktivitas retail. Akhirnya, aktivitas internal retail berhubungan dan mempengaruhi pelanggan akhir. Dengan demikian, keberhasilan manajemen rantai pasok memerlukan fungsi individual untuk menyatukan aktivitas-aktivitas pada proses bisnis inti rantai pasok dan mengoordinasikannya. Sebelum menguraikan proses bisnis inti rantai pasok yang terdiri dari 8 proses, perlu ditambahkan keberhasilan manajemen rantai pasok juga memerlukan: 1. dukungan sumber daya manusia, kepemimpinan, dan komitmen untuk berubah; 2. memahami sejauh mana perubahan yang diperlukan; 3. menyetujui visi dan proses inti manajemen rantai pasok; 4. komitmen pada perlunya sumber daya dan kekuasaan atau wewenang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.



• EKMA4371/MODUL 1



1. 9



Berikut ini akan diuraikan proses-proses bisnis inti manajemen rantai pasok. a. Customer Relationship Management (CRM): langkah pertama manajemen ratai pasok adalah mengidentifikasi pelanggan utama atau pelanggan yang kritis dengan misi dagang perusahaan. Rencana bisnis adalah titik awal identifikasi. Tim pelayanan pelanggan (customer service) membuat dan melaksanakan program-program bersama, persetujuan produk dan jasa ditetapkan pada tingkat kinerja tertentu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Untuk pelanggan baru, dikembangkan komunikasi dan prediksi yang lebih baik atas permintaan pelanggan. Lalu tim customer service bekerja sama dengan pelanggan mengidentifikasi dan menghilangkan sumber-sumber variabilitas demand. Terakhir, para manajer mempelajari evaluasi-evaluasi tersebut untuk menganalisis pelayanan seperti apa yang akan diberikan pada pelanggan tersebut juga keuntungan yang diperoleh. b. Customer Service Management (CSM): sumber tunggal informasi pelanggan yang mengurus persetujuan produk dan jasa. Customer Service memberitahukan pelanggan informasi mengenai tanggal pengiriman dan ketersediaan produk berdasarkan informasi dari bagian produksi dan distribusi. Pelayanan setelah penjualan juga perlu, intinya harus secara efisien membantu pelanggan mengenai aplikasi dan rekomendasi produk. c. Demand Management: proses ini harus menyeimbangkan kebutuhan pelanggan dengan kemampuan supply perusahaan, menentukan apa yang akan dibeli pelanggan dan kapan. Sistem manajemen permintaan yang baik menggunakan data point-of-sale (yang telah diuraikan di manajemen logistik) dan data pelanggan "inti" untuk mengurangi ketidakpastian dan aliran yang efisien melalui rantai pasok. d. Customer Demand Fulfillment: proses penyelesaian pesanan ini secara efektif memerlukan integrasi rene ana kerj a antara produk, distribusi, dan transportasi. Hubungan dengan rekan kerja, yakni anggota primer rantai pasok dan anggota sekunder diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan mengurangi total biaya kirim ke pelanggan. e. Manufacturing Flow Management: biasanya perusahaan memproduksi barang lalu dibawa ke bagian distribusi berdasarkan ramalan historik. Produk dihasilkan untuk memenuhi jadwal produksi. Sering kali produk



1. 10



f.



g.



h.



Manajemen Rantai Pasokan •



yang salah mengakibatkan persediaan yang tidak perlu, meningkatkan biaya penanganan/penyimpanan dan pengiriman produk terhambat. Dengan manajemen rantai pasok, produk dihasilkan berdasarkan kebutuhan pelanggan. Jadi, barang produksi harus fleksibel dengan perubahan pasar. Untuk itu, diperlukan kemampuan berubah secara cepat untuk menyesuaikan dengan variasi kebutuhan massal. Untuk mencapai proses produksi tepat waktu dengan ukuran lot minimum, manajer harus berfokus pada biaya-biaya setup/perubahan yang rendah termasuk merekayasa ulang proses, perubahan dalam desain produk, dan perhatian pada rangkaian produk. Procurement: membina hubungan jangka panjang dengan sekelompok pemasok dalam arti hubungan win-win relationship akan mengubah sistem beli tradisional. Hubungan ini adalah melibatkan pemasok sejak tahap desain produk sehingga dapat mengurangi siklus pengembangan produk serta meningkatkan koordinasi antara engineering, purchasing dan supplier pada tahap akhir desain. Untuk mempercepat transfer data dan komunikasi, pembelian dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas EDI. Pengembangan Produk dan Komersialisasi: untuk mengurangi waktu masuknya produk ke pangsa pasar, pelanggan, dan supplier seharusnya dimasukkan ke dalam proses pengembangan produk. Bila siklus produk termasuk singkat maka produk yang tepat harus dikembangkan dan dilaunching pada waktu singkat dan tepat agar perusahaan kuat bersaing. Manajer pengembangan produk dan komersialisasi seharusnya: 1) mengoordinasikannya dengan CRM untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan pelanggan yang telah tertampung maupun yang belum ditampung; 2) memilih material dan pemasok yang sesuai yang berhubungan dengan bagian procurement; 3) mengembangkan teknologi produksi dan aliran produksi untuk mengakses kemampuan produksi dan integrasi ke dalam aliran rantai pasok yang terbaik untuk penggabungan produk/pasar. Retur: proses manajemen retur yang efektif memungkinkan kita mengidentifikasi produktivitas kesempatan memperbaiki dan menerobos proyek-proyek agar dapat bersaing. Retur di Xerox berupa peralatan, komponen, supplier, dan competitive trade-ins. Ketersediaan retur (return to available) adalah pengukuran waktu siklus yang di perlukan



• EKMA4371/MODUL 1



1. 11



untuk mencapai pengembalian aset (return on asset) pada status yang digunakan. Pengukuran ini penting bagi pelanggan yang memerlukan produk pengganti dalam waktu singkat bila terjadi produk gagal. Selain itu, perlengkapan yang digunakan untuk scrap dan waste dari bagian produksi diukur pada waktu organisasi menerima uang cas.



LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerj akanlah latihan beriku t! 1) 2) 3) 4) 5)



Jelaskan pengertian manajemen rantai pasok! Jelaskan tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam rantai pasok! Jelaskan mengapa setiap rantai pasok memiliki karakteristik yang berbeda! J elaskan beberapa jenis persediaan yang berpengaruh dalam aliran rantai pasok! Jelaskan proses bisnis inti dalam manajemen rantai pasok!



Petunjuk Jawaban Latihan 1)



2)



3)



Pengertian manajemen rantai pasok adalah integrasi aktivitas-aktivitas yang berawal dari pengadaan barang dan jasa, mengubah bahan baku menjadi barang dalam proses dan barang jadi, serta mengantarkan barang-barang tersebut kepada para pelanggan dengan cara yang efisien. Tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam rantai pasok meliputi: a) SCM adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai pengintegrasian yang efisien dari supplier, manufacturer, distributor, retailer, dan customer. b) SCM mempunyai dampak terhadap pengendalian biaya. c) SCM mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan. Setiap rantai pasok mempunyai karakteristik yang berbeda karena: adanya perbedaan beberapa pemain dalam bidang rantai pasok, setiap organisasi mempunyai parameter yang berbeda dan juga karena setiap fungsi juga mempunyai parameter kesuksesan yang berbeda. Dengan



1. 12



Manajemen Rantai Pasokan •



mempunyai visi strategis, manajemen akan dapat mengarahkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. 4) Jenis persediaan yang berpengaruh terhadap aliran rantai pasok adalah: a) Barang baku (raw materials). b) Barang setengah jadi (work in process product). c) Barang komoditas (commodity). d) Barang proyek. 5) Proses bisnis inti SCM meliputi: a) Customer Relationship Management (CRM). b) Customer Service Management (CSM). c) Demand Management. d) Customer Demand Fulfillment. e) Manufacturing Flow Management. f) Procurement. g) Pengembangan Produk dan Komersialisasi. h) Retur.



RANGKUMAN Manajemen rantai pasok merupakan integrasi aktivitas-aktivitas yang berawal dari pengadaan barang dan jasa, mengubah bahan baku menjadi barang dalam proses dan barang jadi, serta mengantarkan barang-barang tersebut kepada para pelanggannya dengan cara yang efisien. Dalam definisi tersebut, secara umum pemahaman rantai pasok akan mengandung makna terjadinya aliran material dari awal sampai ke konsumen dengan memperhatikan faktor ketepatan waktu, biaya, dan jumlah produknya. Dalam definisi operasional pengertian rantai pasok terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu berikut ini. 1. Manajemen Rantai Pasok adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai pengintegrasian yang efisien dari supplier, manufacturer, distributor, retailer, dan customer. 2. Manajemen Rantai Pasok mempunyai dampak terhadap pengendalian biaya. 3. Manajemen Rantai Pasok mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan.



• EKMA4371/MODUL 1



1. 13



U ntuk rnengelola aliran barang dan j as a dalarn rantai pasok, pertarna-tarna yang harus diketahui adalah garnbaran sesungguhnya dan lengkap rnengenai seluruh rnata rantai yang ada, rnulai dari yang pertarna sarnpai yang terakhir. Misalnya, rantai pasok dari pabrik kertas adalah dirnulai dari hutan kayu sebagai penghasil bahan baku, bahan penolong, peralatan, dan pernasok lain yang terlibat. Di sarnping itu, perlu juga diketahui berbagai sifat pergerakan rantai pasok untuk berbagai persediaan. Maksud dari persediaan adalah beberapa jenis barang yang disirnpan di gudang yang rnernpunyai sifat pergerakan yang agak berbeda satu sarna lain sehingga panjangpendeknya rantai pasok juga berbeda tergantung dari rnetode pernenuhan bahan baku rnaupun rnetode inventory yang dipilih oleh pelaku bisnisnya. Terdapat beberapa jenis persediaan, yaitu sebagai berikut. 1. Bahan baku (raw materials). 2. Barang setengah jadi (work in process product). 3. Barang kornoditas (commodity). 4. Barang proyek. Keberhasilan rnanajernen rantai pasok rnernerlukan: dukungan surnber daya rnanusia, kepernirnpinan dan kornitrnen untuk berubah~ rnernaharni sejauh mana perubahan yang diperlukan~ rnenyetujui visi dan proses inti rnanajernen rantai pasok~ kornitrnen pada perlunya surnber daya dan kekuasaan atau wewenang untuk rnencapai tujuan yang telah ditetapkan.



1. 2. 3. 4.



Proses-proses bisnis inti rnanajernen rantai pasok rneliputi berikut •







Inl.



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Customer Relationship Management (CRM). Customer Service Management (CSM). Demand Management. Customer Demand Fulfillment. Manufacturing Flow Management. Procurement. Pengernbangan Produk dan Kornersialisasi. Retur.



1. 14



Manajemen Rantai Pasokan •



TES FORMATIF 1



Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1)



Pengertian manajemen rantai pasok adalah .... A. integrasi aktivitas-aktivitas pengubahan bahan baku menjadi barang dalam proses dan barang jadi serta mengantarkannya kepada pelanggan dengan cara yang efisien B. pengubahan bahan baku dan bahan penolong menjadi barang jadi dan mendistribusikannya dengan biaya yang paling murah C. pengelolaan aliran bahan baku dan bahan penolong menjadi barang jadi sampai pada gudang-gudang pusat pendistribusian terdekat dengan konsumen akhir D. proses pengubahan bahan baku menjadi barang jadi melalui suatu proses produksi tertentu yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akhir



2)



Dukungan teknologi informasi mutlak diperlukan dalam rantai pasok karena .... A. teknologi informasi membantu produsen mengenali siapa saja konsumen akhirnya B. dapat digunakan untuk menentukan daerah-daerah mana saja yang dapat dipakai sebagai sumber material dan daerah pemasaran produk jadi C. harus ada kesamaan persepsi kebutuhan dari sisi material yang akan diolah dan produk yang diperlukan oleh konsumen D. dapat mencegah terjadinya informasi ganda dari konsumen



3)



Berikut ini merupakan pihak-pihak yang terkait dalam rantai pasok, kecuali .... A. pemasok B. pusat manufaktur C. lembaga keuangan D. konsumen



4)



Awal rantai pasok dari pabrik ban adalah .... A. pemasok karet mentah B. pedagang besar C. pemasok bahan baku dan bahan penolong D. hutan karet



• EKMA4371/MODUL 1



1. 15



5)



Persediaan yang dibeli oleh perusahaan tertentu sudah dalam bentuk barang jadi dan diperdagangkan kembali disebut barang .... A. baku B. komoditas C. setengah jadi D. jadi



6)



Hasil proses bahan baku untuk kemudian diproses lebih lanjut menjadi barang jadi disebut barang .... A. setengah j adi B. penolong C. komoditas D. proyek



7)



Hubungan antara dua perusahaan dalam rantai pasok dapat berjalan dengan baik apabila terdapat keterkaitan dan sharing informasi di antara keduanya mengenai .... A. aktivitas internal B. kondisi keuangan C. penyedia bahan baku D. identitas pelanggan



8)



Berikut ini merupakan penentu keberhasilan manajemen rantai pasok, kecuali .... A. dukungan sumber daya manusia B. kepemimpinan C. komitmen untuk berubah D. perjanjian kerja sama



9)



Langkah pertama dalam manajemen ratai pasok adalah mengidentifikasi pelanggan utama atau pelanggan yang kritis dengan misi dagang perusahaan yang disebut dengan .... A. demand management B. customer service management C. customer relationship management D. supply management



1. 16



Manajemen Rantai Pasokan •



10) Proses dalam rantai pasok yang menyeimbangkan kebutuhan pelanggan dengan kemampuan supply perusahaan serta menentukan apa yang akan dibeli pelanggan dan kapan disebut .... A. demand management B. customer service management C. customer relationship management D. supply management Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah j awaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Jumlah Jawaban yang Benar Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.



1. 17



• EKMA4371/MODUL 1



Kegiatan Belajar 2



Ki nerj a Manaj em en Rant ai Pasok audara mahasiswa, ulasan mengenai kinerja manajemen rantai pasok akan dimulai dengan pengelolaan aliran rantai pasok dan karakteristik produk. Pengukuran kinerja rantai pasok sering kali dikaitkan dengan pengukuran kinerja keuangan perusahaan, yaitu bahwa pengukuran kinerja rantai pasok dapat dinilai berdasarkan perubahan nilai-nilai pada beberapa ukuran keuangan perusahaan yang berkaitan dengan rantai pasok. A. MENGELOLA ALIRAN RANTAI PASOK Untuk mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, pertamatama yang harus diketahui adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada, mulai dari mata rantai pertama sampai yang terakhir. Di samping itu, perlu juga diketahui berbagai sifat pergerakan rantai pasok untuk persediaan. Seperti diketahui, yang dimaksud dengan persediaan adalah beberapa jenis barang yang disimpan di gudang yang mempunyai sifat pergerakan yang agak berbeda satu sama lain sehingga panjang pendeknya rantai pasok juga berbeda. Beberapa hal yang dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok adalah sebagai berikut.



1.



Sasaran Lingkup Pasar (Market Coverage Objectives) Untuk membuat sasaran lingkup pasar, manajemen harus mempertimbangkan perilaku pembelian pelanggan, tipe distribusi yang digunakan, struktur rantai pasok, dan tingkat pengendalian yang dibutuhkan untuk keberhasilan rantai pasok. 2.



Perilaku Pembelian Pelanggan (Customer Buying Behavior) Motif pembelian dari segmen potensial pelanggan harus ditentukan untuk mendesain rantai pasok secara efisien dan efektif. Analisis ini memungkinkan desainer untuk menentukan segmen retail yang paling mampu mencapai target pasar. Bagian marketing industri juga harus mengidentifikasikan pengguna yang berpotensial dan menentukan bagaimana para pelanggan ini akan membuat keputusan pembelian. Proses pembuatan



1. 18



Manajemen Rantai Pasokan •



keputusan para pembeli dalam industri bergantung pada perusahaan pengguna, perusahaan perlengkapan orisinal atau distributor.



3.



Tipe Distribusi Terdapat tiga tipe dasar distribusi yang dapat digunakan untuk menyediakan produk bagi para konsumen, yaitu sebagai berikut.



a.



Distribusi intensif Distribusi intensif memiliki arti bahwa produk-produk yang didistribusikan dijual sebanyak mungkin ke retail atau pedagang grosir. Distribusi intensif cocok untuk produk-produk, seperti permen karet, minuman ringan, roti, film dan rokok, ketika faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah convenience (kesenangan). Produk-produk industri lain yang membutuhkan distribusi intensif, misalnya industri dalam penyediaan alat tulis, seperti pensil, penjepit kertas, tipe transparan, map file, kertas ketik, master transparansi. Distribusi intensif lebih melibatkan saluran-saluran tidak langsung dengan dua atau lebih perantara. b.



Distribusi selektif Distribusi selektif cocok untuk toko yang dapat menjual produk terbatas, tetapi tidak untuk tingkat yang eksklusif. Dengan cara berhati-hati memilih pedagang grosir dan retail, pengusaha dapat berkonsentrasi pada rekening yang lebih menguntungkan dan mengembangkan hubungan kerja yang solid untuk meyakinkan bahwa produk dijual selayaknya. Hal ini dapat juga dilakukan dengan membatasi sejumlah toko retail jika produk dijual dengan pelayanan yang spesial atau dukungan penjualan yang optimal. Distribusi selektif dapat digunakan untuk produk yang dikategorikan, seperti sandang, peralatan, televisi, perlengkapan stereo, perabotan rumah, dan perlengkapan olahraga. c.



Distribusi eksklusif Distribusi eksklusif apabila sebuah toko tunggal diberikan hak eksklusif untuk menjual produk pada daerah tertentu. Produk-produk, seperti otomobil, beberapa peralatan utama, beberapa jenis perabotan, beberapa macam pakaian tertentu yang memiliki tingkat loyalitas merek pelanggan yang tinggi dapat disalurkan secara eksklusif. Umumnya, distribusi eksklusif dilakukan



• EKMA4371/MODUL 1



1. 19



bila saluran pengendalian dianggap penting. Distribusi eksklusif dapat meningkatkan image produk dan memungkinkan perusahaan memberikan harga retail yang tinggi. Kadangkala pengusaha menggunakan multiple brand untuk menawarkan distribusi eksklusif bagi lebih dari satu retail atau distributor. Distribusi eksklusif lebih sering terjadi pada tingkat perdagangan grosir dibandingkan tingkat retail. Pada umumnya, distribusi eksklusif dimanfaatkan untuk saluran-saluran langsung (pengusaha menuju retail).



B. KARAKTERISTIK PRODUK Dalam perancangan aliran rantai pasok akan semakin kompleks saat pelaku masing-masing tahap mempunyai pelaku tambahan, misalnya distributor mempunyai subdistributor untuk daerah tertentu maupun untuk tujuan efektivitas pemasaran. Dengan demikian, pola pikir perancangan aliran rantai pasok juga harus mempertimbangkan kompleksitasnya, terutama dalam melakukan kontrol secara efektif sehingga akan didapatkan suatu alir produk yang dapat dimonitor dengan baik dari pengadaan bahan baku sampai pada penyerahan produk ke pelanggan. Untuk itulah, dalam analisis rantai pasok tidak selalu mendasarkan pada keseluruhan tahapan aliran rantai pasok melainkan bahwa rantai pasok dapat dipandang sebagai kumpulan tahapan proses yang masing-masing tahapan tersebut dapat dianalisis lebih dalam. Terkait dengan karakteristik produk terdapat sembilan karakteristik produk yang seharusnya dianalisis oleh perancang yaitu sebagai berikut.



1.



Nilai Produk (The Product's Value)



Produk-produk dengan biaya per-unit yang tinggi membutuhkan investasi persediaan yang cukup besar. Sebagai konsekuensinya, produkproduk yang bernilai tinggi membutuhkan rantai pasok yang lebih pendek (lebih sedikit anggota) untuk meminimalkan total investasi persediaan. Akan tetapi, rantai pasok cenderung lebih panjang bila nilai per unit rendah jika volume penjualan tidak tinggi. Pada umumnya, distribusi intensif digunakan untuk produk bernilai rendah. Nilai produk juga mempengaruhi biaya pengangkutan persediaan dan premi transportasi. Produk bahan makanan low margin, low-value dapat dikirimkan melalui kereta dan disimpan dalam gudang. Komponen-komponen dan produk high-value seperti barang dagangan high fashion akan dikirim melalui pengangkutan udara untuk



1.20



Manajemen Rantai Pasokan •



meminimalkan persediaan dalam perjalanan (in-transit) dan mengurangi biaya pengangkutan persediaan dan markdown.



2.



Dasar-dasar Teknis Produk (The Technicality of the Product)



Produk teknis yang tinggi biasanya membutuhkan peragaan oleh tenagatenaga penjualan selain penyediaan pelayanan pra-pembelian dan pascapembelian. Selain itu juga dibutuhkan komponen-komponen perbaikan untuk dijadikan stok. Produk-produk teknis misalnya komputer rumah, komponen stereo mewah, perlengkapan kamera dan video yang mahal, mobil-mobil sport mewah dan beberapa produk industri lainnya. Pada umumnya, kebijakan saluran langsung dan selektif atau distribusi eksklusif digunakan untuk jenis-jenis produk tersebut.



3.



Tingkat Dukungan Pasar (The Degree of Market Acceptance)



Tingkat dukungan pasar menentukan usaha penjualan yang dibutuhkan. Jika seorang pengusaha terkenal menawarkan produk baru dan merencanakan periklanan serta promosi yang tinggi maka pelanggan juga akan memberi dukungan yang tinggi. Selain itu, para perantara juga pasti dengan mudah ingin menawarkan produk tersebut. Akan tetapi, produk-produk baru dengan sedikit dukungan pasar dan identifikasi merek yang rendah membutuhkan penjualan yang lebih agresif.



4.



Tingkat Kemampuan Substitusi (The Degree of Substitutability)



Kemampuan substitusi produk sangat dekat hubungannya dengan loyalitas merek. Bila loyalitas merek rendah, substitusi produk dan distribusi intensif mungkin dibutuhkan karena konsumen akan dengan mudah beralih ke merek yang lain. Misalnya, banyak perusahaan-perusahaan yang memberikan diskon pada pameran pembelian di area-area yang ramai. Untuk memperoleh dukungan dari pedagang grosir atau retail, produsen dapat menawarkan harga yang menarik. Jika loyalitas merek tinggi maka lebih diperlukan distribusi selektif atau distribusi efektif karena konsumen tidak mudah berpindah ke merek lain.



5.



Bulk Produk (The Product's bulk)



Pada umumnya, produk-produk berat dan low-value dibatasi pada pasarpasar yang berdekatan dengan letak produksi. Produk-produk ini sering membutuhkan kemampuan penanganan material yang khusus. Dengan



• EKMA4371/MODUL 1



1. 21



menggunakan kubus-kubus kecil yang ringan serta penempatan yang tepat, akan lebih banyak unit yang dapat dikirimkan dalam truk, kereta atau container, dengan demikian akan mengurangi biaya per-unit transportasi.



6.



Kemampuan Jangka Panjang produk (The Product's Perishability) Kemampuan produk untuk bertahan lama berhubungan dengan kemerosotan fisik atau keusangan produk yang disebabkan oleh perubahan pola pembelian pelanggan ataupun perubahan teknologi. Produk-produk tahan lama umumnya dijual pada basis langsung untuk memindahkan produk melalui rantai pasok yang lebih cepat dan mengurangi kerugian potensial persediaan. 7.



Tingkat Konsentrasi Pasar (The Degree of Market Concentration) Bila pasar dipusatkan pada area geografis tertentu, rantai pasok yang pendek dapat menjadi metode yang paling efektif dan efisien. Apabila diedarkan secara luas dibutuhkan perantara khusus. Banyaknya perusahaan food-processing menggunakan pedagang perantara untuk memasarkan produk-produk mereka adalah salah satu contoh. Faktor ini juga menjelaskan keberadaan agen pooling, seperti pengangkutan forwarder dan perusahaan local cartage, yang melakukan pengumpulan dan pengiriman kecil ke dalam unit untuk muatan truk atau carload agar dapat dipindahkan ke tempat tujuan. 8.



Mosiman (Seasonality) Untuk beberapa produk tertentu, volume penjualan ramai pada masamasa tertentu dalam setahun, misalnya produk seragam sekolah hanya ramai pada saat tahun ajaran baru dimulai. Pada kasus lainnya, bahan mentah seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, hanya dapat tersedia pada masa-masa tertentu. Kedua kasus tersebut membutuhkan penyimpanan out-of-season. Pengusaha harus menginvestasikan ke gudang-gudang, menggunakan pihak ketiga atau menyediakan insentif pada perantara yang mengurus fungsi penyimpanan. Sebagai contoh, pengusaha dapat menawarkan diskon musiman ataupun pengiriman persediaan ke para pedagang grosir atau retail yang setuju untuk menerima pengiriman awal.



1. 22



Manajemen Rantai Pasokan •



9.



Batas Kedalaman dan Kelebaran Lini Produk (The Width and Depth of The Product Line) Jenis kelebaran dan kedalaman sebuah produk dapat mempengaruhi rancangan rantai pasok. Seorang pengusaha dengan nilai per unit produk yang rendah dapat menggunakan distribusi intensif dengan penjualan langsung jika produk mampu untuk menghasilkan volume penjualan yang relatif besar. Contohnya pengusaha bahan makanan seperti Kellog's dan General Foods menggunakan distribusi intensif. Umumnya, seorang pengusaha dari lini produk yang terbatas akan menggunakan pedagangpedagang grosir untuk mencapai pasar yang memadai dengan harga yang pantas. C. KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOK Setelah Anda mempelajari tentang pengelolaan aliran rantai pasok serta karakteristik produk maka bahasan kita selanjutnya adalah mengenai kinerja manajemen rantai pasok. Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua aktivitas pemenuhan permintaan konsumen yang dinyatakan secara kuantitatif. Hasil akhimya adalah angka atau prosentase dari aktivitas pemenuhan permintaan pelanggan oleh perusahaan. Tujuan dari pengukuran kinerja adalah sebagai berikut. a. Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik (barang mengalir dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi). b. Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi di antara tiap-tiap channel). c. Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok. Untuk pengukuran akan ditujukan pada proses-proses yang terjadi di dalam perusahaan sehari-hari, dan kemudian dengan didasarkan atas kinerja yang telah didapat dari berbagai referensi akan dilakukan penilaian atas proses yang terjadi yang menggambarkan kinerja yang diukur tersebut. Rantai pasok menunjukkan adanya rantai yang panjang yang dimulai dari pemasok sampai pelanggan, di mana adanya keterlibatan entitas atau disebut pemain dalam konteks ini dalam jaringan rantai pasok yang sangat kompleks tersebut. Berikut ini merupakan pemain utama yang terlibat dalam rantai pasok (lndrajit dan Djokopranoto, 2002):



• EKMA4371/MODUL 1



1.23



1.



Supplier (chain 1) Rantai pada rantai pasok dimulai dari chain 1, yang merupakan sumber penyedia bahan pertama. Di sini adalah tempat di mana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama di sini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, suku cadang atau barang dagang. Supplier-Manufacturer (chain 1-2) Rantai pertama tadi dilanjutkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer yang merupakan tempat mengkonversi ataupun menyelesaikan barang (finishing). Hubungan kedua mata rantai tersebut sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya, penghematan inventory carrying cost dengan mengembangkan konsep supplier partnering.



2.



Supplier-Manufacturer-Distributor (chain 1-2-3) Dalam tahap ini barang jadi yang dihasilkan disalurkan kepada pelanggan, di mana biasanya menggunakan jasa distributor atau wholesaler yang merupakan pedagang besar dalam jumlah besar.



3.



Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets (chain 1-2-3-4) Dari pedagang besar tadi barang disalurkan ke toko pengecer (retail outlets). Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang basil produksinya kepada pelanggan (customer), namun secara relatif jumlahnya tidak banyak dan kebanyakan menggunakan pola seperti di atas.



4.



5.



Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets-Customer (chain 12-3-4-5) Pelanggan merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam rantai pasok, dalam konteks ini sebagai end-user. Pada rantai ini, terjadi transaksi antara retailer dan pelanggan yang meliputi seluruh proses yang secara langsung meliputi penerimaan barang sekaligus memenuhi permintaan pelanggan. Dari penjelasan mengenai pelaku-pelaku rantai pasok tersebut dapat dikembangkan suatu model rantai pasok, yaitu suatu gambaran plastis mengenai hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut yang dapat berbentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1.2.



1.24



Manajemen Rantai Pasokan •



Customer



Retailer



Distributor



Manufacturer



Supplier Gambar 1.2. Mat a Rantai SJpply Chain



Saudara mahasiswa, seperti yang telah Anda pelajari, manajemen rantai pasok meliputi pengelolaan aliran material yang membentuk adanya persediaan di dalam rantai pasok. Untuk keperluan ini, para manajer selalu mengawasi agar persediaan selalu berada pada level yang dapat diterima. Aliran material dalam rantai pasok juga sering kali dikaitkan dengan berbagai macam pengukuran keuangan perusahaan. Semua metode pengukuran persediaan dimulai dengan penghitungan unit secara fisik, volume atau berat. Namun, pengukuran persediaan dapat dibagi menjadi tiga bentuk dasar, yaitu nilai agregat rata-rata persediaan, minggu pasokan, dan perputaran persediaan. Nilai agregat rata-rata persediaan adalah nilai total seluruh item yang tersimpan dalam persediaan. Hal ini berarti nilai seluruh persediaan diukur berdasar biaya pada saat proses dan pada saat barang jadi. Nilai penjualan akhir mempunyai arti hanya untuk produk akhir atau jasa saja dan tidak dapat digunakan untuk semua item persediaan. Nilai ini diambil rata-rata karena menggambarkan investasi persediaan pada satu periode waktu. Misalnya, item A adalah bahan baku yang diubah menjadi barang jadi yang disebut item B. Satu unit item A mungkin hanya bemilai beberapa Rupiah saja, sedangkan satu unit item B dapat bernilai beberapa ratus Rupiah karena adanya campur



1.25



• EKMA4371/MODUL 1



tangan tenaga kerja, teknologi, serta nilai-nilai lain yang ditambahkan selama proses produksi. Pengukuran persediaan dalam hal ini adalah: Nilai rata-rata



= (Jumlah unit item A yang ada) (Nilai tiap-tiap item A)



persediaan agregat + (Jumlah unit item B yang ada) (Nilai tiap-tiap item B) Dengan menjumlahkan seluruh item dalam persediaan, nilai total ini berarti seberapa banyak aset perusahaan ada pada persediaan. Perusahaan manufaktur biasanya memiliki sekitar 25 persen total aset mereka dalam persediaan, sedangkan untuk pedagang besar dan pengecer rata-rata berkisar 75 persen. Untuk beberapa hal, manajer dapat menentukan apakah nilai agregat persediaan terlalu tinggi atau terlalu rendah berdasarkan data historis, perbandingan dalam industri maupun pertimbangan manajer sendiri. Minggu pasokan adalah penilaian persediaan yang diperoleh dengan cara membagi rata-rata nilai agregat persediaan berdasarkan penjualan per minggu berdasar biaya (at cost). Pada beberapa operasi perusahaan yang memiliki persediaan rendah, penilaian secara harian ataupun jam dapat dilakukan dan akan memberikan akurasi yang lebih baik. Perusahaanperusahaan yang bergerak dalam industri automobil menggunakan dasar penilaian produk akhir per dua bulan. Nilainya bervariasi antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Pengukuran secara mingguan adalah:



Minggu pasokan



=



Nilai agregat rata-rata persediaan Penjualan mingguan



Penghitungan ini hanya untuk produk akhir yang terjual (berdasarkan biaya), bukan berdasar harga jual setelah markups ataupun diskon. Perputaran persediaan adalah penghitungan persediaan yang diperoleh dengan membagi penjualan tahunan (berdasar biaya) dengan nilai agregat rata-rata persediaan selama satu tahun atau dapat ditulis dalam rumus: . Penjualan tahunan Perputaran persed1aan = - - - - - - - - - - - - Nilai agregat rata-rata persediaan



1.26



Manajemen Rantai Pasokan •



Tingkat persediaan yang terbaik walaupun digambarkan sebagai perputaran, tidak dapat ditentukan dengan mudah. Walaupun rata-rata perusahaan memiliki 6 atau 7 perputaran per tahun, namun untuk perusahaan dengan teknologi tinggi memerlukan 3 kali perputaran. Di sisi lain, perusahaan automobil dapat memiliki 40 kali perputaran per tahun untuk produk-produk tertentu. Contoh: Suatu perusahaan rata-rata memiliki nilai persediaan Rp20.000.000,00 tahun lalu, dan penjualan produk adalah Rp 100.000.000,00. Jika perusahaan memiliki 52 minggu kerja per tahun, berapa minggu pasokan dalam persediaan? Bagaimana perputaran persediaannya? Jawab: Nilai agregat rata-rata persediaan untuk Rp20.000.000,00 disamakan dengan 10,4 minggu pasokan dan 5 perputaran per tahun yang dihitung sebagai berikut:



20.000.000 10 4 . Minggu pasokan = = , nunggu (100.000.000) I (52 minggu) 100.000.000 . Perputaran persed1aan = = 5 perputaran/tahun 20.000.000 Pengawasan terhadap kinerja rantai pasok dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap biaya, pengiriman, kecepatan, dan kualitas. Pengukuran operasi ini dikaitkan dengan pengukuran kinerja keuangan. Tabel 1.1. menunjukkan pengukuran ini. Anak panah menunjukkan indikasi arah perubahan atas pengukuran keuangan jika pengukuran operasional rantai pasok berubah. Tabel 1. 1. Kait an Pengukuran Ki nerj a Rant ai Pasok dengan Pengukuran Keuangan Pengukuran O:>erasional Nilai agregat persediaan Minggu pasokan Perputaran persediaan Biaya produksi dan material



t t i t



Pengukuran Current assets Modal kerja Modal kerja Contribution rna~ 7in



Keuan an



t t t i



1.27



• EKMA4371/MODUL 1



Pengukuran Operasional Persentase kerusakan Persentase ketepatan pen1 iriman Waktu pen emban an produk baru Supplier lead times



t ;



'



t



Pen ukuran Keuan an Contribution rna~ 1in , Pendapatan Pendapatan Modal kerja t ;



Persediaan diperlakukan sebagai investasi bagi perusahaan karena digunakan di masa yang akan datang. Namun, persediaan ini berkaitan dengan dana yang mungkin akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk kegiatan operasional lainnya. Pengelolaan rantai pasok untuk mengurangi persediaan dapat tercermin pada porsi current assets dalam neraca perusahaan. Tujuannya adalah memiliki jumlah persediaan yang tepat, bukan jumlah persediaan yang terkecil. Minggu pasokan dan perputaran persediaan dicerminkan dalam pengukuran keuangan lainnya, yaitu modal kerja yang berarti banyaknya uang yang digunakan untuk membiayai operasi yang sedang berjalan. Peningkatan persediaan memerlukan peningkatan pembayaran kepada pemasok. Penurunan minggu pasokan atau peningkatan perputaran persediaan akan mengurangi tekanan dalam modal kerja karena dapat mengurangi persediaan. Manajer juga dapat mengurangi biaya produksi dan biaya material melalui manajemen rantai pasok yang efektif. Biaya material ditentukan melalui pengaturan perjanjian keuangan dengan pemasok dan biaya produksi merupakan basil dari desain rantai pasok internal. Di lain pihak, persentase kerusakan juga memiliki dampak terhadap margin kontribusi, yaitu adanya perbedaan antara harga dan biaya variabel. Pengurangan produksi, material, dan biaya kerusakan akan meningkatkan margin kontribusi yang berarti akan meningkatkan keuntungan. Kinerja rantai pasok berkaitan dengan waktu dan juga keadaan keuangan perusahaan. Banyak perusahaan manufaktur dan jasa menyediakan pengukuran persentase ketepatan pengiriman produk atau jasa mereka. Pengukuran ini dipengaruhi oleh kinerja rantai pasok internal dan eksternal. Peningkatan persentase ketepatan pengiriman akan meningkatkan pendapatan karena konsumen yang puas dengan barang atau jasa yang dibeli akan membeli lebih banyak lagi barang atau jasa tersebut. Hampir sama dengan hal itu, pengurangan waktu pengembangan produk baru akibat rantai pasok yang lebih efektif juga akan mempercepat perolehan pendapatan bagi perusahaan serta akan memperoleh posisi yang baik di pasar. Akhirnya, pengurangan supplier lead times juga berpengaruh terhadap pengurangan



1.28



Manajemen Rantai Pasokan •



persediaan yang berarti akan mengurangi tekanan modal kerj a. Menyesuaikan aliran input dan output material menjadi lebih mudah karena waktu yang diperlukan lebih pendek serta dapat digunakan peramalan yang lebih reliabel.



LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerj akanlah latihan berikut! 1) 2) 3) 4) 5)



Jelaskan beberapa hal yang dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok! Jelaskan tipe-tipe distribusi produk! Jelaskan macam-macam karakteristik produk! Jelaskan pengertian kinerja manajemen rantai pasok! Jelaskan tujuan dari pengukuran kinerja manajemen rantai pasok!



Petunjuk Jawaban Latihan



1)



2)



3)



Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok. a) Sasaran Lingkup Pasar (Market Coverage Objectives). b) Perilaku Pembelian Pelanggan (Customer Buying Behavior). c) Tipe Distribusi. Tipe-tipe distribusi produk. a) Distribusi intensif. b) Distribusi selektif. c) Distribusi eksklusif. Macam-macam karakteristik produk. a) Nilai Produk (The Product's Value). b) Dasar-dasar Teknis Produk (The Techicality of the Product). c) Tingkat Dukungan Pasar (The Degree of Market Acceptance). d) Tingkat Kemampuan Substitusi (The Degree of Substitutability). e) Bulk Produk (The Product's Bulk). f) Kemampuan jangka panjang produk (The Product's Perishability). g) Tingkat Konsentrasi pasar (The Degree of Market Concentration). h) Musiman (Seasonality).



• EKMA4371/MODUL 1



1.29



i)



Batas Kedalaman dan Kelebaran Lini Produk (The Width and Depth of The Product Line). 4) Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua aktivitas pemenuhan permintaan konsumen yang dinyatakan secara kuantitatif. Hasil akhirnya adalah angka atau persentase dari aktivitas pemenuhan permintaan pelanggan oleh perusahaan. 5) Tujuan dari pengukuran kinerja manajemen rantai pasok. a) Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik (barang mengalir dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi). b) Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi di antara tiap-tiap channel). c) Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok.



RANGKUMAN Mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, yang harus diketahui pertama-tama adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada. Beberapa hal yang dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok adalah sebagai berikut. 1. Sasaran Lingkup Pasar (Market Coverage Objectives). 2. Perilaku Pembelian Pelanggan (Customer Buying Behavior). 3. Tipe Distribusi. a. Distribusi intensif. b. Distribusi selektif. c. Distribusi eksklusif. Perancangan aliran rantai pasok akan semakin kompleks saat pelaku masing-masing tahap rantai pasok mempunyai pelaku tambahan, misalnya distributor mempunyai sub distributor untuk daerah tertentu. Dengan demikian, pola pikir perancangan aliran rantai pasok juga harus mempertimbangkan kompleksitasnya, terutama dalam melakukan kontrol secara efektif sehingga akan didapatkan suatu alir produk yang dapat dimonitor dengan baik dari pengadaan bahan baku sampai pada penyerahan produk ke pelanggan. Untuk itulah, terkait dengan karakteristik produk terdapat sembilan karakteristik produk yang seharusnya dianalisis oleh perancang: 1. Nilai Produk (The Product's Value). 2. Dasar-dasar Teknis Produk (The Techicality of the product). 3. Tingkat Dukungan Pasar (The Degree of Market Acceptance).



1.30



Manajemen Rantai Pasokan •



4. 5. 6. 7. 8. 9.



Tingkat Kemampuan Substitusi (The Degree of Substitutability). Bulk Produk (The Product's Bulk). Kemampuan jangka panjang produk (The Product's Perishability). Tingkat Konsentrasi pasar (The Degree of Market Concentration). Musiman (Seasonality). Batas Kedalaman dan Kelebaran Lini Produk (The Width and Depth of The Product Line). Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua aktivitas pemenuhan permintaan konsumen yang dinyatakan secara kuantitatif. Hasil akhimya adalah angka atau persentase dari aktivitas pemenuhan permintaan pelanggan oleh perusahaan. Tujuan dari pengukuran kinerja adalah: 1. Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik (barang mengalir dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi). 2. Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi di antara tiap-tiap channel). 3. Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok. Aliran material dalam rantai pasok juga sering kali dikaitkan dengan berbagai macam pengukuran keuangan perusahaan. Namun, pengukuran persediaan dapat dibagi menjadi tiga bentuk dasar, yaitu nilai agregat rata-rata persediaan, minggu pasokan, dan perputaran persediaan. Nilai agregat rata-rata persediaan adalah nilai total seluruh item yang tersimpan dalam persediaan. Minggu pasokan adalah penilaian persediaan yang diperoleh dengan cara membagi rata-rata nilai agregat persediaan berdasarkan penjualan per minggu berdasar biaya (at cost). Perputaran persediaan adalah penghitungan persediaan yang diperoleh dengan membagi penjualan tahunan (berdasar biaya) dengan nilai agregat rata-rata persediaan selama satu tahun. Pengawasan terhadap kinerja rantai pasok dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kaitan antara kinerja rantai pasok dengan pengukuran keuangan perusahaan adalah sebagai berikut. Pen ukuran Operasional Nilai a re at persediaan Min u pasokan Perputaran persediaan Biaya produksi dan material Persentase kerusakan Persentase ketepatan pengiriman Waktu pengembangan produk baru Supplier lead times



lr



' lr



i ~ ~



i ~ ~



Pen ukuran Keuan an Current assets ' Modal ker·a ' Modal kerja ~ Contribution mar 1in i Contribution margin i Pendapatan i Pendapatan i Modal kerja ~



• EKMA4371/MODUL 1



1. 31



TES FORMATIF 2 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1)



Maksud dari persediaan adalah .... A. produk akhir yang dimiliki perusahaan dan siap untuk dijual B. beberapa jenis barang yang disimpan di gudang dengan tujuan tertentu C. bahan baku yang diterima dari pemasok dan akan digunakan dalam proses produksi D. barang yang ada di gudang yang akan digunakan untuk produksi



2)



Tipe distribusi yang dilakukan dengan menjual produk sebanyak mungkin ke retail atau pedagang grosir disebut tipe distribusi .... A. selektif B. eksklusif C. intensif D. inklusif



3)



Tipe distribusi yang memberikan hak khusus kepada sebuah toko tunggal untuk menjual produk pada daerah tertentu disebut distribusi .... A. selektif B. eksklusif C. intensif D. inklusif



4)



Produk-produk dengan biaya per-unit yang tinggi membutuhkan rantai pasok yang lebih pendek (lebih sedikit anggota) dengan tujuan agar .... A. mempermurah harga jual B. menekan biaya distribusi C. menyederhanakan aliran rantai pasok D. meminimalkan total investasi persediaan



5)



Tingkat dukungan pasar juga dapat mempengaruhi usaha penjualan suatu produk. Untuk produk baru dengan identifikasi merek yang rendah memerlukan jenis penjualan yang .... A. agresif B. selektif C. eksklusif D. intensif



1. 32



Manajemen Rantai Pasokan •



6)



Semua aktivitas pemenuhan permintaan konsumen yang dinyatakan secara kuantitatif disebut dengan .... A. pengukuran rantai pasok B. kinerj a rantai pasok C. aliran rantai pasok D. kuantitatif rantai pasok



7)



Penilaian persediaan yang diperoleh dengan cara membagi rata-rata nilai agregat persediaan berdasarkan penjualan per minggu berdasar biaya (at cost) disebut .... A. persediaan tahunan B. nilai rata-rata persediaan C. persediaan bulanan D. minggu pasokan



8)



Semakin tinggi perputaran persediaan berarti akan menurunkan .... A. modal kerja B. margin kontribusi C. pendapatan D. aset tetap



Kasus berikut digunakan untuk menjawab pertanyaan No. 9) dan 10). Sebuah perusahaan mencatat bahwa penjualan produk tahun sebelumnya adalah sebesar Rp3 .410.000.000,00 dan perusahaan beroperasi selama 52 minggu per tahun. Perusahaan menggunakan tujuh item dalam persediaannya, yaitu tiga item bahan baku, dua item barang setengah jadi, dan dua item barang akhir. Tabel berikut menggambarkan tingkat persediaan rata-rata tahun lalu. Item 1 2 3



Ti ngkat Rata-rata 15.000 2.500 3.000



Nilai per Unit Rp3.000,00 Rp5.000,00 Rp1.000,00



Barang setengah jadi



4 5



5.000 4.000



Rp14.000,00 Rp18.000,00



Barang akhir



6 7



2.000 1.000



Rp48.000,00 Rp62.000,00



Kategori Bahan baku



1.33



• EKMA4371/MODUL 1



9)



Berapakah rata-rata penjualan bulanannya? A. Rp62.375.500 B. Rp63.756.840 C. Rp65.576.923 D. Rp67.771.432



10) Berapakah minggu pasokannya? A. 3,5 minggu B. 4,5 minggu C. 5,5 minggu D. 6,5 minggu Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah j awaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2. Jumlah Jawaban yang Benar



Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80o/o, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.



1.34



Manajemen Rantai Pasokan •



Kunci Jawaban Tes Formatif Tes 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10)



Formatif 1 A



c c D B A A D



c A



Tes 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10)



Formatif2 B



c B D A B D A



c c



Penghitunganjawaban Tes Formatif 2 No.9) dan 10). 9) Item No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Ti ngkat Rata-rata 15.000 2.500 3.000 5.000 4.000 2.000 1.000



X X X X X X X



Ni lai per Unit 3.000 5.000 1.000 14.000 18.000 48.000 62.000



Nilai agregat rata-rata persediaan =



Nilai Total Rp 45.000.000,00 Rp 12.500.000,00 Rp 3.000.000,00 Rp 70.000.000,00 Rp 72.000.000,00 Rp 96.000.000,00 Rp 62.000.000,00 Rp360.500.000,00



Rata-rata penjualan bulanan (at cost) adalah Rp3.410.000.000 : 52 minggu = Rp65.576.923.08/minggu 10) Minggu pasokan adalah Rp360.500.000,00 : Rp65.576. 923 rmnggu •



=



5,5



• EKMA4371/MODUL 1



1.35



Daftar Pustaka Chase, R.B., Jacobs, P.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management for Competitive Advantage with Global Cases. McGraw-Hill. Chopra, S., & Meindl, P. (2004). Supply Chain Management: Strategy, Planning, and Operations. Second Edition. Pearson Education International. Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management. 7th edition. Pearson Education International. Krajewski, L.J., & Ritzman, L.P. (1999). Operations Management: Strategy and Analysis. Addison-Wesley Publishing Company, Inc. Russel, R.R., & Taylor, B.W. (2003). Operations Management. 4th edition. Pearson Education International. Stevenson, W.J. (2005). Operations Management. gth edition. McGraw-Hill.



Modul 2



Di st ri busi dan Transport asi lr. Adi Dj oko Gurit no, rvlSE, Ph. D. Nlei rani Harsasi, S E, M.S.



PENDAHULUAN istribusi produk berkaitan dengan proses penyampaian produk yang telah dipesan oleh konsumen dari perusahaan, pengiriman bahan baku ke lokasi produksi, pemindahan bahan baku ke departemen lain untuk diproses menjadi barang setengah jadi untuk kemudian dipindahkan lagi ke departemen selanjutnya supaya bisa diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. Pelaksanaan distribusi produk membutuhkan strategi yang efisien supaya menghindari kerugian-kerugian yang sebenamya bisa dihindari. Strategi distribusi adalah strategi penyediaan barang-barang bagi para langganan potensial. Strategi ini meliputi pemilihan jalan atau saluran liku-liku para perantara pemasaran yang membentuk struktur distribusi. Dalam tahap awal strategi distribusi ini, produsen berusaha mengenali saluran-saluran distribusi yang paling efektif untuk mencapai pasar yang hendak dilayani. Pada Modul 2 ini, akan dibahas mengenai distribusi dan transportasi dalam rantai pasok. Secara umum, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat menjelaskan mengenai dasar-dasar distribusi dalam manajemen rantai pasok serta mampu menjelaskan pemilihan jalur distribusi yang efisien. Secara khusus, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan mampu menjelaskan: 1. terj adinya proses dasar distribusi produk dari produsen sampai konsumen dengan memperhatikan faktor distribusi dan penyerahan produknya untuk penilaian kinerja rantai pasok yang ada; 2. model penjadwalan produksi yang dikaitkan dengan penyerahan produk ke konsumen; 3. model pasar dan rantai persediaan (inventory); 4. jenis-jenis distribusi generik; 5. manajemen logistik; 6. pengendalian biaya logistik.



2.2



Manajemen Rantai Pasokan •



Kegiatan Belajar 1



Dasar-dasar Di st r i busi Prod u k A. PROSES DASAR DISTRIBUSI PRODUK Saudara mahasiswa, pada Kegiatan Belajar 1 ini, Anda akan mempelajari mengenai pengertian-pengertian dasar distribusi dalam manajemen rantai pasokan. Tentunya Anda sudah pernah mendengar istilah distribusi, bukan? Distribusi dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang diambil untuk memindahkan dan menyimpan suatu produk dari tahapan pemasok sampai pada tahap konsumen di dalam rantai pasok. Distribusi selalu muncul diantara setiap pergantian tahap dalam rantai pasok. Setiap perusahaan memiliki kebijakan mengenai distribusi produknya masing-masing walaupun perusahaan tersebut bergerak dalam bidang yang sama. Misalnya, Dell mendistribusikan produk komputernya langsung kepada pembeli akhir, sedangkan Hawlett Packard (HP) lebih memilih untuk mendistribusikan produknya melalui reseller. Konsumen Dell harus menunggu beberapa hari agar bisa mendapatkan produk yang dipesannya, sedangkan konsumen HP dapat langsung memperoleh produk yang diinginkannya. Namun, Dell memiliki keunggulan dibandingkan dengan HP, yaitu bahwa konsumen Dell dapat dengan leluasa memilih spesifikasi komputer yang diinginkannya, sehingga setiap konsumen merasa bahwa kebutuhannya dapat dipenuhi dengan sempuma sesuai keinginannya. Distribusi dipengaruhi oleh beberapa faktor struktur penyusun j aringan distribusi yang dapat mengakibatkan tercapainya pelayanan yang baik untuk konsumen. Faktor tersebut antara lain berikut ini. (Chopra dan Meindl, 2007) a. Response time: berkaitan dengan waktu yang diperlukan untuk sampai pada konsumen. Ini sangat berpengaruh pada produk karena hila ada produk pengganti maka apabila terjadi keterlambatan pada proses pengiriman maka konsumen akan beralih ke produk lain. Dengan demikian, jaringan distribusi harus cepat merespon keadaan pasar yang bisa berubah-ubah setiap saat. b. Product variety: banyaknya jenis produk yang ditawarkan oleh saluran distribusi tersebut, ketika jenis produk yang ditawarkan banyak maka



• EKMA4371/MODUL 2



c.



d.



e.



2.3



saluran distribusi akan lebih rumit dan membutuhkan alat kontrol lain untuk mendapatkan biaya yang efisien. Product availability: ketersediaan akan produk tersebut ketika permintaan pasar lebih tinggi dari permintaan yang telah diperkirakan. Hal ini biasanya terjadi pada waktu-waktu tertentu, contoh untuk produk yang fast moving consumer goods pada saat hari besar agama ataupun tahun baru. Peramalan tentang peningkatan penjualan sangat penting untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan waktu yang terbatas. Costumer experience: kemudahan konsumen mendapatkan produk dan menggunakan produk tersebut. Sebagai contoh, jika produk dikategorikan sebagai produk konsumsi maka permintaan pasar akan produk tersebut dalam kapasitas atau volume yang banyak. Time to market: waktu yang dibutuhkan pasar untuk bisa menerima dan merespon produk tersebut, ketika ada produk baru. Saluran atau jaringan distribusi harus memperhitungkan masalah ini karena jika peramalan akan terserapnya produk baru meleset jauh maka produk tersebut biasanya akan disebut produk gagal oleh pasar.



Salah satu strategi distribusi adalah menentukan jumlah perantara yang hendak dipakai pada masing-masing level dalam saluran yang optimal. Produsen harus mempertimbangkan manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan banyak perantara dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh dengan menggunakan sedikit perantara. Pada akhirnya harus diambil keputusan mengenai bagaimana produk itu akan didistribusikan secara fisik setelah dipilih saluran distribusi yang akan dipakai. Tingkat pelayanan terhadap konsumen harus ditentukan sesuai dengan strategi pemasaran secara menyeluruh dari perusahaan tersebut (Heizer dan Render, 2007). Berbagai sistem distribusi dapat dianalisis untuk mendapatkan sistem yang memenuhi tingkat pelayanan yang efisien.



B. KEGIATAN OPERASIONAL MANAJEMEN RANTAI PASOK: PRODUKSI DAN DISTRIBUSI Implementasi dari banyak perusahaan dalam rantai persediaan adalah kemampuan reaksi dan efisiensi yang diperlukan dalam hal pembuatan dan pengiriman suatu produk, baik berupa barang maupun jasa.



2. 4



Manajemen Rantai Pasokan •



1.



Desain Produk Pemilihan dan desain menyangkut komponen yang diperlukan untuk membangun produk berdasar pada teknologi yang tersedia dan kebutuhan capaian produk. Seringkali sedikit perhatian diberikan kepada bagaimana perancangan suatu produk dan pemilihan komponennya yang berpengaruh terhadap rantai persediaan untuk membuat produk tersebut. Ketika mempertimbangkan desain produk dari suatu perspektif rantai persediaan maka tujuan mendesain produk adalah agar komponen menjadi lebih sedikit, desain sederhana dengan konstruksi modular. Melalui penentuan desain produk yang tepat, komponen yang diperlukan dapat diperoleh melalui para penyalur yang tepat pula. Selain itu, persediaan dapat dijaga dalam penempatan yang sesuai pada rantai persediaan. Rantai persediaan memerlukan desain produk yang tepat untuk mendukung suatu produk yang fleksibel sehingga memungkinkan produk akan berhasil di pasar. Perakitan produk sangat terkait dengan komponen yang kompleks. Keterlambatan penyerahan komponen dari para penyalur dapat menurunkan nilai produksi. Untuk itu, diperlukan persediaan cadangan barang jadi untuk mengganti kerugian. Sering kali pula diperlukan beberapa penyalur baru untuk menyediakan komponen produk. Desain produk akan menggambarkan bentuk rantai persediaan dan mempunyai dampak besar pada ketersediaan biaya. Kerja sama yang baik antara bagian pengadaan desain produk dan orang-orang pabrikasi dalam perancangan suatu produk dapat menciptakan produk yang akan menguntungkan dan sukses. Pengembangan produk ini harus dikaitkan dengan kebutuhan pelanggan sehingga harus mengusahakan harga yang terbaik. Dampaknya, harga dari para penyalur juga harus diusahakan untuk mendapatkan harga yang terbaik. Dalam mendesain suatu produk yang baik, dikoordinasikan tiga perspektif, yaitu desain, pengadaan, dan pabrikasi, sehingga dapat dibentuk suatu rantai persediaan yang efisien. Hal ini akan mempercepat waktu penyampaian produk ke pasar sekaligus mampu menciptakan produk yang bersaing. 2.



Penjadwalan Produksi Penjadwalan produksi berarti mengalokasikan ketersediaan kapasitas (peralatan, tenaga kerja dan fasilitas) dengan pekerjaan yang diperlukan



• EKMA4371/MODUL 2



2.5



untuk dilaksanakan dengan cara yang paling menguntungkan dan efisien. Penjadwalan produksi dan operasi meliputi suatu proses menemukan keseimbangan antara beberapa sasaran yang kompetitif, yaitu sebagai berikut. 1. Pemanfaatan tarip tingkat tinggi; ini berarti produksi dipusatkan pada distribusi dan pabrikasi. Tujuannya adalah menghasilkan produk yang memberi manfaat dari sisi skala ekonomi. 2. Tingkat persediaan rendah; ini pada umumnya berarti produksi pendek/singkat dan tepat waktunya, penyerahan bahan baku harus tepat waktu dan sering dilakukan. 3. Layanan tingkat tinggi bagi pelanggan; sering memerlukan banyak produksi yang pendek/singkat. Tujuannya adalah menyediakan produk bagi pelanggan dengan waktu yang cepat dan tidak diperbolehkan adanya kehabisan stock. Perusahaan yang memproduksi produk tunggal akan memfokuskan pada penjadwalan fasilitas secara efisien untuk memenuhi permintaan produk tersebut. Namun, ketika beberapa produk dibuat dengan menggunakan fasilitas tunggal maka penjadwalan menjadi lebih kompleks. Adanya multi produk akan mengakibatkan perusahaan perlu untuk menentukan ukuran lot untuk produksi dari tiap produk. Perhitungan ini dilakukan berkaitan dengan proses pengendalian persediaan. Perhitungan ukuran lot tiap kelompok produk berkaitan dengan keseimbangan produksi sehingga dapat menyeimbangkan biaya untuk suatu produk dengan biaya persediaan. Setelah jumlah produksi ditentukan, langkah berikutnya adalah menetapkan urutan produksi untuk masing-masing produk. Salah satu teknik umum dalam menjadwalkan produksi adalah konsep produk yang berdasar pada banyaknya minggu atau hari dalam penentuan persediaan produk berdasarkan permintaan. Perhitungan waktu untuk suatu produk dinyatakan seperti: R=PID



Di mana R = waktu untuk suatu produk P = jumlah unit produk dalam persediaan D = permintaan produksi dalam unit untuk satu minggu atau hari



2. 6



Manajemen Rantai Pasokan •



3.



Manajemen Pemesanan Manajemen pesanan merupakan proses tentang informasi pesanan dari pelanggan ke pengecer kemudian ke distributor melalui rantai persediaan. Proses ini juga meliputi informasi tentang penyerahan pesanan, penggantian produk, dan pemesanan kembali sampai ke pelanggan dalam rantai persediaan. Pesanan pembelian ke suatu perusahaan berdampak pada adanya pesanan ke persediaan perusahaan itu sendiri dan pesanan ke penyalur lainnya. Jika pesanan hanya diperoleh dari persediaan maka aktivitas dalam pemesanan adalah memasukkan pesanan pembelian pelanggan ke dalam suatu daftar pengepakan dan faktur. Tetapi jika pemesanan memerlukan produk dari para penyalur lainnya maka pesanan pembelian dari pelanggan yang asli diubah menjadi pesanan pembelian dari penyalur awal ke penyalur berikutnya. Seperti telah Anda pelajari sebelumnya bahwa dalam memenuhi permintaan konsumen memerlukan aktivitas yang kompleks. Perusahaan akan berhadapan dengan berbagai strata penyalur, penyedia jasa, dan saluran distribusi. Kompleksitas ini mempunyai dampak atas perubahan cara penjualan produk, peningkatan layanan, pemenuhan harapan pelanggan, dan kemampuan merespons dengan cepat permintaan pasar. Proses manajemen pesanan harus dilakukan agar dapat memenuhi permintaan konsumen dengan selalu memberikan informasi kepada pekerja sehingga dapat diambil tindakan korektif. Salah satu pengelolaan yang dapat dilakukan adalah pengotomatisasian pesanan rutin serta ditangani secara khusus. Oleh karena itu, kompleksitas rantai persediaan dan permintaan pasar dalam manajemen pesanan merupakan suatu proses yang harus dikembangkan dengan cepat. 4.



Penjadwalan Penyerahan Penjadwalan penyerahan produk secara operasional akan berpengaruh pada keputusan mengenai gaya transportasi yang akan digunakan. Berkaitan dengan penjadwalan penyerahan yang berkaitan dengan transportasi maka ada dua jenis metode penyerahan yaitu penyerahan langsung dan penyerahan milk run.



• EKMA4371/MODUL 2



2.7



a.



Penyerahan langsung Metode penyerahan ini dilakukan dengan cara yang sederhana, yaitu memilih jalur yang paling pendek. Penjadwalan penyerahan jenis ini melibatkan keputusan tentang kuantitas pengiriman dan frekuensi penyerahan ke tujuan. Keuntungan metode penyerahan ini adalah adanya kesederhanaan koordinasi penyerahan dan operasi karena metode ini memindahkan secara langsung produk dari lokasi pembuatan atau penyimpanan. Penyerahan jenis ini efisien jika dilakukan berdasarkan kuantitas pesanan ekonomis serta pemilihan j enis transportasi yang tepat. b.



Penyerahan milk run Penyerahan milk run adalah penyerahan yang menyalurkan produk dari penempatan awal tunggal ke berbagai penempatan yang menerima produk sampai akhimya ke penempatan penerima tunggal. Penjadwalan penyerahan milk run jauh lebih kompleks dibanding penjadwalan penyerahan langsung. Keputusan yang harus dibuat meliputi pengiriman produk dalam jumlah yang berbeda, frekuensi penyerahan, serta runtutan penyerahan.



C. MODEL PASAR DAN RANTAI PERSEDIAAN Saudara mahasiswa, Anda telah mempelajari bahwa rantai persediaan dibentuk untuk mendukung pasar dalam kaitannya dengan pelayanan pada konsumen. Untuk mengidentifikasi pencapaian suatu rantai persediaan, kita harus selalu mengevaluasi pasar yang sedang dilayani. Untuk mendukung analisis ini, perlu menggolongkan pada suatu pasar dan mengidentifikasi peluang serta kebutuhan masing-masing pasar ke rantai persediaannya. Namun, akan lebih rumit apabila evaluasi yang dilakukan menyangkut pasar produk j as a. Penjelasan mengenai pasar dapat dimulai dengan menggunakan dua komponen paling dasar, yaitu permintaan dan penawaran. Suatu pasar ditandai oleh kombinasi permintaan dan penawarannya. Model ini menggambarkan empat macam kuadran dasar pasar, yaitu kuadran yang pertama adalah suatu pasar di mana baik permintaan dan penawaran produknya rendah dan tidak dapat diramalkan. Kuadran yang kedua adalah suatu pasar di mana persediaan rendah dan permintaan lebih tinggi dan disebut dengan pasar maju. Kuadran yang ketiga berisi suatu pasar di mana



2.8



Manajemen Rantai Pasokan •



baik permintaan dan penawarannya tinggi. Ada banyak kemungkinan meramalkan di pasar ini, oleh karena itu disebut pula sebagai pasar mantap. Kuadran yang keempat merupakan suatu pasar di mana persediaan lebih tinggi dibanding permintaan. Pasar macam ini disebut dengan pasar matang (mature) karena terdapat kompetisi antarproduknya.



1.



Kuadran Pertama Dalam suatu pasar yang berkembang, permintaan dan penawaran rendah dan tidak pasti. Pasar ini pada umumnya adalah pasar yang baru muncul. Pasar ini diciptakan oleh teknologi baru yang tersedia atau oleh kecenderungan sosial dan ekonomi yang menyebabkan suatu kelompok pelanggan merasakan adanya kebutuhan. Peluang dalam suatu pasar yang berkembang adalah adanya persekutuan antarpemain dalam pasar dan dalam rantai persediaan. 2.



Kuadran Kedua Pasar maju adalah suatu pasar jika permintaan lebih tinggi dibanding persediaan sehingga persediaan menjadi sering tidak pasti. Peluang dalam suatu pasar maju adalah menyediakan layanan kepada pelanggan yang lebih tinggi dan terukur oleh pesanan dan penyerahan tepat waktu. Pelanggan di dalam suatu pasar seperti ini adalah pelanggan yang dapat dipercaya dan bersedia membayar harga premi untuk keandalan.



3.



Kuadran Ketiga Di suatu pasar mantap/mapan, permintaan dan penawaran tinggi dan begitu dapat diramalkan. Ini adalah suatu pasar yang terbentuk jika permintaan dan penawaran seimbang. Perusahaan perlu memusatkan atas pengecilan biaya penjualan dan persediaan dalam pemeliharaan untuk layanan pada pelanggan. 4.



Kuadran Keempat Pada pasar dewasa, persediaan lebih tinggi dibanding permintaan yang ada. Permintaan stabil atau pelan-pelan jatuh karena adanya kompetisi oversupply, permintaan nampak tidak pasti dari sisi penyalur di pasar ini. Pelanggan dapat memperoleh kenyamanan karena mereka dapat membeli suatu produk yang murah.



• EKMA4371/MODUL 2



a.



2.9



Pencapaian kategori pasar Pada setiap kuadran mempunyai kombinasi peluang pasar tersendiri untuk rantai persediaan. Dalam rangka pertumbuhan, perusahaan di dalam suatu rantai persediaan harus mampu bekerja sama untuk memanfaatkan peluang yang tersedia di pasar mereka. Kategori pengukuran yang digunakan adalah sebagai berikut. 1) Layanan pelanggan. Layanan pelanggan mengukur kemampuan dari rantai persediaan untuk memenuhi harapan pelanggannya. Pada jenis pasar yang sedang dilayani, pelanggan di dalam pasar itu akan mempunyai harapan berbeda untuk layanan pelanggan. Pelanggan dalam beberapa pasar diharapkan akan membayar lebih tinggi untuk ketersediaan produk dan penyerahan yang lebih cepat. 2) Efisiensi Internal. Efisiensi internal mengacu pada kemampuan suatu perusahaan atau suatu rantai persediaan untuk beroperasi agar menghasilkan suatu tingkatan profitabilitas yang sesuai. Pada suatu pasar berkembang akan memperoleh margin keuntungan lebih tinggi dalam rangka investasi uang dan waktu. Pada suatu pasar dewasa terdapat ketidakpastian dan risiko sehingga margin keuntungan lebih rendah. Pasar ini menawarkan kesempatan memperbesar volume bisnis untuk menyusun dan menyerahkan produk dalam jumlah besar. Beberapa ukuran tentang efisiensi internal adalah sebagai berikut. a) Nilai persediaan. Dalam rantai persediaan, perusahaan selalu mencari jalan untuk mengurangi persediaan sekaligus berusaha untuk menghindari kelebihan persediaan. b) Perputaran persediaan (inventory turnover). Ini adalah suatu cara untuk mengukur profitabilitas persediaan sepanjang tahun. c) Persediaan untuk dijual kembali. Adalah suatu ukuran mengenai seberapa baik suatu operasi dengan cara mengukur seberapa baik penetapan biaya-biaya variabel dan juga lab a bruto. d) Cash-To-Cash. Merupakan waktu suatu perusahaan membayar para penyalumya untuk material yang dibeli. 3) Fleksibilitas Permintaan. Kategori ini mengukur kemampuan untuk bereaksi terhadap ketidakpastian dalam tingkatan permintaan produksi. Hal ini menunjukkan bagaimana suatu peningkatan permintaan dapat ditangani oleh suatu perusahaan atau suatu rantai persediaan yang berarti



2.10



Manajemen Rantai Pasokan •



juga meliputi kemampuan untuk bereaksi terhadap ketidakpastian di pasar. Kemampuan ini sering diperlukan di dalam pasar dewasa. 4) Pengembangan produk. Ini meliputi kemampuan perusahaan dan kemampuan rantai persediaan untuk bersama-sama meningkatkan pelayanan pasar. Hal tersebut diperlukan untuk mengukur kemampuan produksi baru dengan tepat waktu. Kemampuan ini perlu untuk pasar berkembang. b.



Model generik distribusi produk Dalam praktik distribusi sering kali didapat beberapa produk yang jenisnya sama, tetapi memiliki karakteristik distribusi yang berbeda. Produk dengan tipe yang sama tersebut tetap sukses di pasar. Hal sebaliknya juga terjadi di mana produk yang berbeda jenisnya, tetapi menggunakan cara distribusi yang sama, yang akhimya juga memperoleh kesuksesan yang sama. Sebagai contoh, note book produk Dell hanya diperoleh di pasaran dengan model yang sangat terbatas karena Dell menggunakan cara Make To Order (MTO) melalui penjualan dengan fasilitas internet (web based transaction) sehingga model distribusinya akan mengikuti cara drop shipping (langsung diberikan ke pelanggan setelah produsen menerima order). Bahkan dalam kasus Dell, seorang pembeli dapat memilih sendiri perusahaan pengiriman dengan konsekuensi biaya yang berbeda-beda. Hal sebaliknya dilakukan oleh Toshiba, yaitu konsumen dapat memperoleh produk note book Toshiba dengan berbagai macam jenis yang varian produknya cukup banyak. Hal ini menunjukkan jenis distribusi Toshiba lebih pada pemenuhan stok di pasar untuk mengantisipasi permintaan konsumen. Beberapa contoh model generik distribusi produk dapat dijelaskan sebagai berikut.



1) Pengiriman langsung (drop shipping) Pada metode distribusi produk ini, konsumen awalnya akan melakukan proses pemesanan melalui retailer atau agen yang ditunjuk oleh manufaktur pembuatnya, kemudian agen tersebut meneruskan pesanan dari konsumen ke manufaktur. Pihak manufaktur telah mempunyai stok untuk kemudian dikirimkan secara langsung ke konsumen tanpa melalui retailer yang menjadi agen pemesanan sebelumnya. Pada jenis yang lain, peran retailer atau agen tersebut dapat digantikan oleh sarana virtual seperti internet untuk dilakukan transaksi melalui internet. Selanjutnya, apabila perusahaan pembuat telah dapat memenuhi produk yang



2. 11



• EKMA4371/MODUL 2



diinginkan oleh konsumen akan mengirimkannya secara langsung. Metode ini sering kali disebut dengan manufacturer storage with direct shipping. Ditinjau dari aspek kompleksitas pengadaan dan distribusinya, cara drop shipping ini cukup sederhana dan murah sehingga banyak produsen menggunakan cara ini untuk menekan biaya distribusi mereka dengan menjalin kerja sama timbal balik yang saling menguntungkan dengan pihak pengirim barang. Keuntungan lain yang diperoleh adalah perusahaan tidak perlu menempatkan stok barang mereka di pasar sehingga akan mengurangi biaya persediaan (inventory cost) maupun kompleksitas permintaan yang diakibatkan oleh variasi produk yang akan disimpan oleh retailer untuk merespon keinginan konsumen. Manufacturer ... ... ...



... ... ...



... ... ...



... ... ...



... ... ... ...



... ...



\ \ \



... ... ...



... ... ... ... ...



... ... ... ... ... ...



"' "'



"' "'



\ \ \ \



Retailer



"' "'



Customers



-------~



Aliran informasi



Aliran produk



Gambar 2.1. Distribusi dengan arect 91ipping (Drop 91ipping)



2)



Pengiriman langsung melalui produk transit (direct shipping and in transit merge) Distribusi dengan cara direct shipping berkembang lebih luas dengan melibatkan adanya fasilitas transit yang dikelola oleh distributor atau retail. Hal ini merupakan respon terhadap keinginan konsumen, khususnya untuk produk yang terdiri dari beberapa komponen pendukung, misalnya unit personal computer (PC). Konsumen pada awalnya melakukan pemesanan beberapa jenis produk ke retail atau



2.12



Manajemen Rantai Pasokan •



distributor untuk kemudian diteruskan ke masing-masing manufaktur pembuatnya. Setelah pesanan dipenuhi, pihak produsen tidak mengirimkan secara langsung ke konsumen melainkan mengirim kembali ke gudang transit milik retailer atau distributor yang ditujukan untuk memilah dan mengelompokkan produk sesuai dengan pesanan konsumen. Oleh karena itu, fungsi utama gudang transit ini adalah menyesuaikan produk pesanan konsumen. Hal ini mudah dimengerti bahwa set personal komputer dapat terdiri dari beberapa produsen ternama, mulai dari unit monitor, unit CPU, unit printer. Gambaran tersebut memperjelas arti distribusi, di mana produsen dapat saja memilih kedua jenis model distribusi, bila produsen menerima order tunggal atau sejenis dapat megirimkannya melalui cara drop shipping langsung ke konsumen. Akan tetapi, bila menerima order dengan keharusan adanya kombinasi dengan produk dari produsen lain maka cara direct shipping and in-transit merge ini dapat menjadi alternatif distribusinya. Factories



''



''



Retailer



In-Transit Merge by Carrier



Customers



-------~



Aliran informasi



Aliran produk



Gambar 2.2. Distribusi dengan Pengiriman Lagsung melalui Produk Transit (f1rect Ehipping and In-transit Merge)







3)



2.13



EKMA4371/MODUL 2



Distribusi produk melalui keagenan distributor (distributor storage with package carrier delivery) Model distribusi produk ini lebih bersifat top-down di mana para produsen/manufaktur telah menunjuk keagenan pada principal atau distributor tertentu untuk memasarkan produknya untuk daerah atau negara tertentu. Pola permintaan dari konsumen diteruskan ke distributor yang dilanjutkan ke produsen. Setelah produk tersedia, produsen akan memberikan produknya ke distributor untuk diberikan ke konsumen. Hal ini nampaknya banyak terjadi, di mana sistem keagenan tunggal (sebagai pemegang merek atau principal) akan melakuan semua kegiatan komersialnya atas dasar hak yang diperoleh dari produsen. Dalam hal ini, biasanya distributor akan melakukan fungsi penyimpanan (storage) bilamana produk mempunyai nilai yang tidak terlalu signifikan baik ditinjau dari harga produk itu sendiri maupun biaya simpannya. Tetapi untuk produk yang cukup mahal dan biaya simpan juga memerlukan perlakuan khusus maka fungsi penyimpanan dilakukan oleh produsen (misalnya mobil impor). Bilamana efisiensi menjadi tujuan dari model distribusi ini maka distributor akan berusaha menarik fasilitas produksi ke daerah yang accessible (mudah diakses) sehingga fungsi pengiriman produk ke konsumen menjadi lebih reliabel. Cara lain yang dilakukan adalah melakukan transfers knowledge sehingga produk impor dapat diproduksi di dalam negeri melalui mekanisme alih teknologi. Factories



--------· Aliran informasi Warehouse storage by distributor/retailer



"



" "



" "



''



''



Aliran produk



'' Customers



Gambar 2.3.



2.14



Manajemen Rantai Pasokan •



Di st ri busi dengan rvbdel Keagenan Di st ri but or (Distributor Elorage with Package Carrier Delivery)



4)



Distribusi melalui pendekatan produk ke konsumen melalui penyimpanan distributor (distributor storage with last mile delivery) Dalam model distribusi ini secara umum bersifat terdesentralisasi, sehingga fungsi sub distributor atau gudang distributor yang terpisahpisah pada setiap daerah distribusi menjadi ciri utamanya. Tujuan digunakan model distribusi ini adalah mendekatkan produk ke konsumen semaksimal mungkin sehingga keinginan konsumen atas produk diupayakan secepatnya dapat dipenuhi atau tingkat layanan (service level) yang harus maksimal. Model distribusi ini cocok untuk produk yang telah banyak pesaingnya (mature stage) sehingga produsen akan sangat menghindari adanya stock-out product yang sering kali bila benar terjadi akan diisi oleh produk substitusi atau dengan kata lain mengundang kompetitor masuk pada area bisnis yang sama. Pada awalnya pola disribusi ini dimunculkan dengan melihat pelanggan potensial untuk suatu daerah dan bilamana dirasa mencukupi maka distributor akan membuat gudang penyimpanan di daerah tersebut untuk memberikan layanan secepatnya apabila terdapat pesanan dari pembeli. Bilamana distributor menggunakan cara ini maka akan terjadi trade-off (pertukaran) yang menjadi dasar keputusan, apakah biaya penyimpanan dan distribusi yang meningkat atau tingkat layanan ke konsumen menjadi lebih baik. Produk jasa sering kali menggunakan cara ini melalui pembukaan cabang perusahaan mendekati konsumen untuk memperoleh tingkat pelayanan yang tinggi. Konsekuensi dari model distribusi ini adalah setiap daerah potensial akan mempunyai gudang distribusi sehingga perlu dilakukan penyeragaman proses pelayanan ke konsumen. Sebagai contoh, dealer otomotif daerah satu dan lainnya tidak akan dijumpai perbedaan yang mencolok pada harga produknya. Perbedaan kecil terjadi karena adanya perbedaan biaya transportasi produk dari produsen ke gudang distributor atau adanya pemesanan ekonomis atas suatu produk sehingga dimungkinkan terjadinya pemotongan harga yang diberikan ke konsumen. Sebagai catatan, dalam model distribusi ini tidak selalu hanya digunakan untuk produk tunggal tetapi sangat dimungkinkan distributor mempunyai fungsi keagenan untuk beberapa produk sekaligus.







2.15



EKMA4371/MODUL 2



Factories



Distributor/retailer warehouse



1 I



I I



\



I \



I \



I



\ \ \



Customers



-------·



Aliran informasi Aliran produk



Gambar 2.4. Di st ri busi dengan Pendekat an Produk ke Konsumen (Ostributor Sorage with Last Mile Delivery)



5)



Distribusi Dengan Pengambilan Langsung Oleh Konsumen (manufacturer/distributor storage with customer pickup) Model disribusi ini mengkombinasikan cara distribusi cross docking yang diperkenalkan oleh jaringan convenience store Wall Mart. Pola distribusi dengan cara ini menuntut konsumen untuk ikut aktif dalam memperoleh produknya melalui upaya pengambilan pesanan pada suatu titik yang telah ditentukan sebelumya. Konsumen dalam hal ini dapat berupa retail maupun outlet produk yang melakukan order ke produsen. Pada awalnya konsumen menempatkan ordemya ke distributor secara langsung. Order ini umumnya berupa beberapa jenis produk untuk kemudian dari distributor pesanan tersebut diolah untuk dipesankan ke produsen yang terkait. Model pemesanan ini sedikit berbeda karena semua pesanan didasarkan atas entitas pemesan, di mana setelah produk tersedia akan dilakukan pengiriman ke konsumen melalui cara cross docking, di mana dalam proses pemindahan/pembongkaran dengan cara ini tidak didasarkan atas jenis barang tetapi oleh entitas pemesan



2.16



Manajemen Rantai Pasokan •



sehingga dalam proses pembongkarannya tidak akan memerlukan waktu yang lama karena telah terpisah antara pemesan satu dan lainnya. Selanjutnya, produk akan dibawa ke tempat yang telah disepakati di mana masing-masing konsumen (dalam hal ini biasanya retail) akan mengambil produknya yang telah sesuai karena telah dipilah sejak awal distribusi dilakukan. Keuntungan yang diperoleh dengan model distribusi ini adalah cepatnya pengiriman walaupun harus dikombinasikan dengan beberapa macam jenis produk. Banyak model distribusi menggunakan cara ini karena efisiensi distribusi terutama dari sisi biaya dan waktu pemilahan produk ke masing-masing konsumennya. Factories



, ,, ,,



' '• ",



\ \



I



\



'



I \



I \



I



,



, ,, '



,"



,



" " .)."



'



'



149.500 R:>169.000 Rp186.500 R:>204.000 R:>224.500 R:>242.500 R:>261.000 R:>280.000 R:>299.000 R:>317.500



5 R:>30.315.277,78 R:>34.269.444,44 Rp37.818.055,56 R:>41.366.666,67 R:>45.523.611, 11 R:>49.173.611, 11 R:>52.925.000,00 R:>56. 777.777,78 R:>60. 630.555,56 R:>64.381.944,44



6 - 5 •• 1 Rp30.315.277,78 Rp17.134.722,22 Rp12.606.018,52 Rp1 0.341.666,67 Rp 9.104.722,22 Rp 8.195.601,85 Rp 7.560. 714,29 Rp 7.097.222,22 Rp 6. 736.728,40 Rp 6.438.194,44



Tabel 2.1 menunjukkan perbandingan biaya apabila pengiriman dilakukan melalui darat dengan menggunakan jasa United Parcel Service (UPS) dengan pengiriman lewat udara dengan menggunakan Federal Express (FE). Kolom 2 menunjukkan biaya pengiriman melalui UPS per kg berat barang, sedangkan kolom 3 menunjukkan biaya pengiriman melalui FE per kg berat barang. Kolom 4 merupakan penghematan pengiriman lewat darat dengan lewat udara yang diperoleh dengan mengurangi nilai pada kolom 3 dengan nilai pada kolom 2. Kolom 5 yaitu kolom titik impas nilai produk. Rata-rata biaya penyimpanan adalah sebesar 30% per tahun dan satu tahun adalah 365 hari dengan penghematan hari pengiriman melalui udara sebesar 6 hari maka titik impas nilai produk diperoleh dengan rumus: . . d k N11a1 pro u



=



365 x penghematan biaya kirim 0,30 X 6



• EKMA4371/MODUL 2



2.39



Kolom 6 menunjukkan nilai impas per kg berat barang yang diperoleh dengan membagi nilai pada kolom 5 dengan nilai pada kolom 1. Berdasarkan perhitungan tersebut, perusahaan dapat menganalisis apakah pengiriman sebaiknya dilakukan lewat darat ataukah lewat udara dengan cara sebagai berikut. Apabila terdapat item produk yang memiliki nilai produk lebih besar dari nilai di kolom 6 maka keputusannya adalah sebaiknya dikirim lewat udara. Misalnya perusahaan akan mengirim item produk sebanyak 5 kg yang memiliki nilai lebih besar dari Rp9.104.722,22 maka item tersebut sebaiknya dikirim lewat udara.



LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Jelaskan pengertian manajemen logistik! 2) Jelaskan kaitan antara manajemen sediaan, manajemen logistik, dan manajemen distribusi fisik! 3) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan desainjaringan! 4) Jelaskan bidang-bidang yang paling sering digunakan oleh manajer untuk mengendalikan biaya logistik! 5) Jelaskan pengertian value density serta apa arti pentingnya! Petunjuk Jawaban Latihan 1) Pelajari Bagian A. Pengertian Manajemen Logistik. 2) Pelajari Gambar 2.6. Lingkup Manajemen Logistik. Pelajari pula bagaimana perbedaan kegiatan-kegiatan dalam manajemen sediaan, manajemen logistik, dan manajemen distribusi fisik. 3) Pelajari faktor strategik, faktor teknologi, faktor makroekonomi, faktor politik, faktor infrastruktur, faktor pesaing, faktor waktu respons konsumen, serta faktor biaya logistik dan fasilitas. 4) Terdapat lima bidang yang paling sering digunakan oleh manajer untuk mengendalikan biaya logistik, yaitu renegosiasi tarif pengiriman, mengurangi biaya transportasi, merampingkan operasi pengiriman dan penerimaan, bekerja lebih dekat dengan pemasok, serta menggunakan teknologi baru.



2. 40



5)



....;



Manajemen Rantai Pasokan •



Value density adalah nilai barang per satuan berat. Pertimbangan dengan menggunakan value density ini terutama digunakan untuk menentukan di mana barang disimpan serta bagaimana cara pengirimannya.



.:



RANGKUMAN Logistik dapat diartikan sebagai perpindahan material dan informasi di dalam rantai pasok. Material meliputi item-item fisik yang digunakan dalam proses produksi, seperti bahan mentah, barang setengah jadi, barang jadi, bahan bakar, peralatan, suku cadang, perlengkapan kantor. Nilai biaya memiliki perbedaan pada setiap tahap dalam kurva nilai biaya, yaitu nilai biaya terendah adalah pada tahap pengadaan (procurement), kemudian selama mas a pemindahan persediaan ke proses produksi, nilai biaya tetap rendah, kurva biaya semakin curam pada saat bahan baku dan bahan pembantu lainnya mulai diproduksi sampai menjadi produk akhir, dan akhirnya kurva menjadi datar kembali pada akhir proses produksi karena tidak ada lagi biaya produksi. Desain jaringan rantai pasok meliputi keputusan mengenai peran masing-masing fasilitas, lokasi fasilitas, alokasi kapasitas, dan alokasi pasar dan pasokan. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan desain jaringan, antara lain faktor strategik, faktor teknologi, faktor makroekonomi, faktor politik, faktor infrastruktur, faktor pesaing, faktor waktu respons pada konsumen, faktor biaya logistik dan fasilitas. Kerangka desain jaringan terdiri dari fase-fase, yaitu menentukan strategi rantai pasok, menentukan konfigurasi fasilitas regional, menentukan lokasi yang diinginkan, dan pemilihan lokasi. Penyusunan jaringan logistik dalam rantai pasok tidak terlepas dari tujuan untuk meminimumkan biaya. Keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan biaya, meliputi penentuan lokasi dan kapasitas fasilitas serta bagaimana produk atau barang harus dikirim di antara fasilitasfasilitas tersebut sampai ke tangan konsumen. Terdapat lima mode transportasi dasar, yaitu melalui jalan darat, kereta api, air, saluran pipa, dan melalui udara yang memiliki kelebihan dan kekurangan masingmastng. •



• EKMA4371/MODUL 2



2.41



TES FORMATIF 2 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1)



Perpindahan material yang berupa item-item fisik yang digunakan dalam proses produksi serta informasi di dalam rantai pasok disebut .... A. logistik B. distribusi C. transportasi D. inventory



2)



Aktivitas pada fase perpindahan input seperti bahan baku dan komponen dari pemasok untuk diproduksi disebut manajemen .... A. transportasi B. pergudangan C. sediaan D. distribusi fisik



3)



Pada kurva nilai biaya, nilai biaya terendah terdapat pada tahap .... A. produksi B. pengadaan C. distribusi D. penyimpanan



4)



Agar dapat mencapai efisiensi operasi melalui integrasi pengadaan material, perpindahan material, dan aktivitas penyimpanan material merupakan tujuan dari .... A. penggudangan material B. manajemen operasional C. distribusi fisik D. manajemen logistik



5)



Keputusan mengenai desain jaringan dalam rantai pasok meliputi hal-hal berikut ini, kecuali .... A. persaingan industri B. lokasi pabrik selektif C. fasilitas transportasi eksklusif D. lokasi penyimpanan intensif



2. 42



Manajemen Rantai Pasokan •



6)



Berikut ini merupakan faktor-faktor penentu desain jaringan, kecuali faktor .... A. teknologi B. finansial C. strategik D. makroekonomi



7)



Pertimbangan mengenai pajak, tarif, nilai tukar mata uang, serta faktorfaktor lainnya yang bersifat ekstemal dalam penentuan desain jaringan termasuk dalam faktor .... A. teknologi B. infrastruktur C. strategik D. makroekonomi



8)



Penyusunan kerangka desain jaringan terdiri dari beberapa fase, salah satunya adalah menentukan strategi rantai pasok yang merupakan fase ke .... A. satu B. dua C. tiga D. empat



9)



Pengendalian biaya logistik dapat ditempuh melalui cara-cara berikut, kecuali .... A. renegosiasi tarif B. mengurangi biaya transportasi C. pemilihan bahan baku yang murah D. merampingkan operasi pengiriman dan penerimaan



10) Perhitungan dalam logistik dengan memperhitungkan nilai barang per satuan berat disebut .... A. minggu pasokan B. penghematan biaya kirim C. value density D. biaya logistik



2.43



• EKMA4371/MODUL 2



Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah j awaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2. Jumlah Jawaban yang Benar



Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% =baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80o/o, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.



2.44



Manajemen Rantai Pasokan •



Kunci Jawaban Tes Formatif Tes 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10)



Formatif 1



c B A D



c B A



c D D



Tes 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10)



Formatif2 A



c B D A B D A



c c



• EKMA4371/MODUL 2



2.45



Daftar Pustaka Chase, R.B., Jacobs, P.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management for Competitive Advantage with Global Cases. McGraw-Hill. Chopra, S., & Meindl, P. (2004). Supply Chain Management: Strategy, Planning, and Operations. Second Edition. Pearson Education International. Gattorna, J. (1986). Strategic Issues in Logistics, Focus on Physical Distribution and Logistics Management. (Oct- Nov). Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management. 7th edition. Pearson Education International. Krajewski, L.J., & Ritzman, L.P. (1999). Operations Management: Strategy and Analysis. Addison-Wesley Publishing Company, Inc. Lysons, K. (2000). Purchasing and Supply Chain Management. Pearson Education. Russel, R.R., & Taylor, B.W. (2003). Operations Management. 4th edition. Pearson Education International. Stevenson, W.J. (2005). Operations Management. gth edition. McGraw-Hill.



Modul 3



Peramalan (Forecasting) lr. Adi Djoko Guritno, MSIE., Ph.D. Meirani Harsasi, S. E., M. Si.



PENDAHULUAN eramalan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap organisasi bisnis dan untuk setiap keputusan manajemen. Peramalan merupakan dasar dari perencanaan jangka panjang perusahaan. Di area keuangan dan penganggaran, peramalan merupakan dasar dari perencanaan anggaran dan pengendalian biaya. Di bidang lain, misalnya pemasaran tergantung pada peramalan penjualan untuk perencanaan produk baru, kompensasi bagi para penjual, serta keputusan-keputusan penting lainnya. Personel pada bidang produksi dan operasi menggunakan peramalan untuk menyusun keputusankeputusan secara periodik mengenai perencanaan produksi, perencanaan kapasitas, tata letak fasilitas, penjadwalan, dan persediaan. Tujuan dari peramalan permintaan adalah agar seluruh sumber daya yang diperlukan bisa dikelola secara lebih efisien sehingga produk bisa sampai ke konsumen pada waktunya. Terdapat dua macam permintaan menurut Chase (2007), yaitu (1) Dependent demand yaitu permintaan atas produk atau jasa yang muncul akibat adanya permintaan terhadap produk atau jasa lainnya dan (2) Independent demand yaitu permintaan yang tidak diturunkan secara langsung dari adanya permintaan terhadap jasa atau produk lainnya. Perusahaan lebih bisa mengambil peran dalam mempengaruhi permintaan yang sifatnya independent dibanding terhadap permintaan yang dependent. Untuk mempengaruhi permintaan, perusahaan bisa melakukan berbagai jurus secara aktif maupun pasif, yang bersifat aktif misalnya menawarkan insentif yang menarik kepada para pelanggan, memotong harga. Dalam kondisi tertentu seperti berikut ini, perusahaan akan bersikap lebih pasif dalam mempengaruhi permintaan, misalnya pabrik telah beroperasi dengan kapasitas penuh, perusahaan tidak mempunyai cukup dana promosi yang memungkinkan perusahaan bisa secara aktif mempengaruhi konsumen, pasar produk atau jasa tersebut telah jenuh, serta adanya peraturan dan etika yang tidak memungkinkan perusahaan mempengaruhi permintaan secara langsung.



I



3.2



Manajemen Rantai Pasokan •



Peramalan permintaan sangat penting karena merupakan landasan seluruh keputusan strategis dalam rantai pasok. Produk yang sudah matang di pasaran umumnya memiliki permintaan yang stabil sehingga relatif mudah diramalkan permintaannya, misalnya kertas tisu, beras, serta bahan-bahan kebutuhan pokok lainnya. Sementara produk-produk atau jasa yang relatif sensitif terhadap promosi akan memerlukan peramalan yang lebih cermat dan lebih berjangka pendek. Pada Modul 3 ini, akan dibahas mengenai pengertian peramalan serta metode-metode yang dapat digunakan untuk melakukan peramalan. Secara umum, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat menjelaskan peramalan permintaan berdasarkan metode peramalan yang tepat. Secara khusus, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan mampu menjelaskan: 1. pengertian pengelolaan permintaan; 2. peramalan dalam rantai pasok; 3. metode peramalan kualitatif; 4. metode peramalan time series; 5. metode peramalan kausal; 6. metode peramalan simulasi; 7. forecast eror; 8. pemilihan teknik peramalan.



3.3



• Ekma4371/MODUL 3



Kegiatan Belajar 1



Pengertian Peramalan A. PENGELOLAAN PERMINTAAN Saudara mahasiswa, pada Modul 3 Kegiatan Belajar 1 ini Anda akan mempelajari mengenai peramalan. Tentunya Anda sudah sering sekali mendengar istilah peramalan, bukan? Peramalan adalah gabungan antara seni dan ilmu pengetahuan untuk memprediksi kejadian di masa datang. Di mana kejadian di masa datang diprediksikan berdasarkan pada kejadian di masa lalu. Satu dekade yang lalu, peramalan lebih banyak menggunakan seni dalam melakukan prediksi. Akan tetapi, sekarang peramalan sudah menggunakan metode dan perhitungan matematika yang cukup canggih untuk memprediksi masa depan. Pembahasan mengenai peramalan dapat dimulai dengan pembahasan mengenai pengelolaan permintaan. Peramalan sangat berkaitan dengan pengelolaan permintaan produk. Tujuan pengelolaan permintaan produk adalah untuk mengoordinasikan dan mengawasi semua sumber daya permintaan sehingga sistem produksi dapat digunakan secara efisien dan produk dapat dikirim tepat waktu. Dari mana datangnya permintaan produk atau jasa suatu perusahaan dan apa yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengelolanya? Terdapat dua sumber permintaan, yaitu permintaan terikat (dependent demand) dan permintaan bebas (independent demand). Permintaan terikat adalah permintaan terhadap suatu produk atau jasa yang disebabkan oleh adanya permintaan terhadap produk atau jasa lainnya. Permintaan bebas adalah permintaan yang tidak terikat dengan permintaan produk lainnya. Contohnya, apabila suatu perusahaan menjual 1.000 buah sepeda roda tiga maka berarti diperlukan 1.000 buah roda depan dan 2.000 buah roda belakang. Permintaan mengenai berapa terjualnya sepeda roda tiga tersebut dinamakan permintaan bebas, sedangkan permintaan terhadap roda sepeda dinamakan permintaan terikat karena tergantung dari berapa banyak permintaan terhadap sepeda. Suatu permintaan dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor ekstemal.



3.4



Manajemen Rantai Pasokan •



1.



Faktor Eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi permintaan terhadap produk atau jasa perusahaan merupakan faktor di luar kontrol perusahaan. Perkembangan ekonomi merupakan salah satu contoh pengaruh yang bersifat positif walaupun dampaknya bisa beragam terhadap berbagai produk atau jasa perusahaan. Sementara itu, beberapa akti vitas ekonomi tertentu, seperti perubahan peraturan pemerintah dapat mempengaruhi permintaan suatu produk atau jasa, tetapi tidak semua produk atau jasa dapat dipengaruhi. Misalnya, peraturan pemerintah mengenai pembatasan penggunaan batu sulfur di pabrik-pabrik pembangkit listrik akan mengurangi permintaan batu sulfur itu sendiri, tetapi tidak mempengaruhi permintaan listrik. Faktor ekstemal lainnya, misalnya perubahan selera konsumen. Perubahan selera konsumen dapat berubah dengan sangat cepat, misalnya pada industri fashion. Citra konsumen terhadap suatu produk juga merupakan faktor penentu lainnya. Misalnya, di akhir dekade ini, permintaan tembakau di Amerika Serikat menurun drastis karena masyarakat semakin sadar terhadap bahaya tembakau bagi kesehatan. Selain itu, tindakan-tindakan pesaing yang meliputi harga, promosi, serta produk baru juga dapat mempengaruhi produk atau jasa perusahaan. Misalnya, semenjak United Parcel Service mengutamakan kecepatan dan ketepatan pengiriman barang maka hal ini berdampak terhadap permintaan penyedia jasa sejenis lainnya, seperti FedEx atau DHL. 2.



Faktor Internal Faktor internal yang dapat mempengaruhi permintaan, misalnya keputusan internal mengenai desain produk atau jasa, harga dan promosi periklanan, desain pengepakan, kuota insentif bagi tenaga penjual, serta ekspansi. Konsep pengelolaan permintaan menggambarkan proses pengaruh waktu dan volume permintaan atau adaptasi terhadap pola permintaan yang sulit diubah. Misalnya, pabrik mobil menggunakan potongan harga khusus untuk mendongkrak penjualan mobil. Manajemen harus benar-benar memperhatikan waktu permintaan. U saha untuk memproduksi permintaan konsumen di saat-saat periode permintaan puncak malah akan menimbulkan biaya yang sangat besar. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan dapat menggunakan insentif harga atau promosi periklanan untuk mendorong konsumen melakukan pembelian sebelum dan sesudah masa-masa puncak



3.5



• Ekma4371/MODUL 3



permintaan. Misalnya, perusahaan telepon mendorong konsumen untuk melakukan telepon ke luar kota di luar jam-jam sibuk melalui diskon tarif percakapan. Hal ini dapat membantu meratakan permintaan konsumen setiap harinya, cara lain yang dapat digunakan, misalnya memproduksi dua produk yang memiliki periode permintaan musiman yang berbeda. Misalnya, sebuah pabrik pembuat mesin traktor juga memproduksi mesin penyapu salju untuk menstabilkan produksi dan permintaan sepanjang tahun. Cara lain adalah melakukan penjadwalan kembali terhadap penyampaian produk atau jasa kepada konsumen berdasarkan beban kerja dan kapasitas saat ini. Misalnya, dokter umum atau dokter gigi menggunakan pendekatan ini untuk menerima pasien melalui perjanjian terlebih dahulu sesuai beban kerja yang ada saat ini. Permintaan kadangkala memiliki perilaku yang acak dan tidak teratur, namun di lain waktu, dapat juga menunjukkan perilaku yang dapat ditebak dengan pola berulang. Terdapat tiga tipe perilaku permintaan, yaitu pola tren, siklus, dan musiman. Tren menunjukkan pergerakan permintaan dengan pola pergerakan naik atau turun secara bertahap dalam jangka panjang. Contohnya, permintaan komputer menunjukkan permintaan yang semakin meningkat pada dekade terakhir tanpa adanya kecenderungan penurunan permintaan di pasar. Tren merupakan pola paling mudah untuk mendeteksi perilaku permintaan dan sering kali juga menjadi titik awal untuk mengembangkan peramalan. Coba Anda perhatikan Gambar 3.1 berikut ini.



Gambar 3.1. Tren



Pada gambar tersebut, Anda dapat perhatikan bahwa terdapat pola tren utama dengan pergerakan yang naik. Pada pola tersebut juga terdapat beberapa pola pergerakan acak yang bersifat naik dan turun. V ariasi



3.6



Manajemen Rantai Pasokan •



merupakan pergerakan yang tidak dapat diprediksi dan tidak mengikuti pola tertentu, itulah sebabnya sifatnya tidak dapat diprediksi. Siklus merupakan pergerakan permintaan yang naik dan turun yang berulang dan terjadi dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun). Contohnya, permintaan peralatan olahraga musim dingin akan naik tajam setiap empat tahun sebelum dan sesudah diadakannya olimpiade musim dingin. Coba Anda perhatikan Gambar 3.2 berikut. Pada gambar tersebut Anda dapat perhatikan bahwa pola naik dan turun selalu berulang dalam jangka waktu yang kurang lebih sama.



Gambar 3.2.



Siklus



Pola musiman merupakan pola permintaan yang bergerak bebas dan muncul secara periodik dalam jangka pendek serta berulang. Pola musiman sering kali berkaitan dengan kondisi musim. Contohnya, pada musim hujan permintaan payung dan jas hujan semakin meningkat atau meningkatnya permintaan seragam pada setiR>eftm,ntaettl ajaran baru. Namun, pola musiman dapat muncul harian maupun mingguan. Contohnya, restoran akan mengalami jam-jam sibuk pada saat waktu makan siang dan gedung bioskop lebih ramai pada akhir minggu. Gambar 3.3 menunjukkan pola musiman ketika perilaku permintaan yang sama selalu berulang setiap tahun pada waktu yang sama.



3.7



• Ekma4371/MODUL 3



Permintaan



Waktu



Gambar 3.3. Pola Musiman



Di samping ketiga macam pola perilaku permintaan tersebut, sering kali permintaan muncul dalam pola perilaku secara bersama, misalnya pola musiman juga mengikuti tren meningkat. Contohnya, walaupun permintaan akan peralatan olahraga ski meningkat setiap musim dingin tiba, namun demikian terdapat tren permintaan yang meningkat dalam dua dekade terakhir. Coba Anda perhatikan Gambar 3.4 yang menunjukkan tren dengan pola musiman.



Gambar 3.4. Tren dengan Pola Musiman



3.8



Manajemen Rantai Pasokan •



B. PERAMALAN DALAM RANTAI PASOK Peramalan dapat diartikan sebagai suatu prediksi atau perkiraan tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Peramalan mempunyai peran yang sangat besar dalam operasi sebuah perusahaan bahkan dalam keseluruhan bisnis. Sebagai contoh, bahwa terjadinya deviasi yang kecil antara peramalan terhadap aktual penjualan akan berdampak pada perubahan kapasitas produksi, persediaan, dan penjadwalan ulang permintaan dari pelanggan. Akan tetapi, bila deviasi yang terjadi cukup besar maka akan dapat mengacaukan bisnis secara keseluruhan karena akan terjadi perubahan besar pada operasi perusahaan yang dapat berdampak pada keuangan perusahaan terutama menyangkut masalah modal kerja. Ada tiga cara untuk mengakomodasi kekurangan pada peramalan, yaitu: 1. mengurangi kesalahan prediksi melalui teknik peramalan yang lebih baik; 2. membangun fleksibilitas yang lebih baik dalam operasi dan rantai pasok; 3. menurunkan lead time pada proses rantai pasok. Peramalan permintaan merupakan dasar dari keseluruhan keputusan perencanaan strategik dalam suatu rantai pasok. Untuk proses produksi yang bersifat push process, semua proses dilakukan sebagai bentuk respon terhadap permintaan pelanggan. Untuk push process, manajer harus merencanakan tingkat produksi. Pada pull process, manajer harus merencanakan tingkat ketersediaan kapasitas dan persediaan. Untuk kepentingan tersebut, manajer mula-mula harus meramalkan bagaimanakah pola permintaan pelanggan nantinya. Meskipun ada banyak jenis peramalan, di sini kita hanya akan membahas peramalan pada permintaan output dari sebuah fungsi operasi atau produksi. Permintaan dan penjualan tidak selalu sama. Apabila permintaan tidak dibatasi oleh kapasitas produksi dan kebijakan perusahaan maka peramalan permintaan akan sama dengan peramalan penjualan. Dalam hal ini, kita juga bisa menjelaskan tentang perbedaan dari peramalan dan perencanaan. Peramalan membicarakan tentang apa yang akan terjadi di masa depan, sedangkan perencanaan membicarakan tentang apa yang seharusnya terjadi di masa depan. Peramalan adalah salah satu masukan untuk seluruh jenis perencanaan bisnis dan pengendalian, baik di dalam ataupun di luar fungsi operasi.



• Ekma4371/MODUL 3



3.9



Pemasaran menggunakan peramalan untuk perencanaan sebuah produk baru, program pemasaran, promosi, dan penetapan harga. Bagian keuangan memakai peramalan sebagai input untuk perencanaan finansial. Peramalan juga dipakai sebagai masukan untuk keputusan dari operasi untuk desain proses yang dipilih, perencanaan kapasitas dan persediaan. Peramalan memiliki karakteristik tertentu. Perusahaan harus bersikap hati-hati terhadap karakteristik peramalan sebagai berikut: a. Peramalan selalu salah atau tidak tepat, oleh karenanya selalu terdiri dari nilai yang diharapkan sekaligus pengukuran kesalahan peramalan. Untuk memahami pentingnya pengukuran kesalahan peramalan, perhatikan contoh berikut. Terdapat dua dealer mobil, salah satu dari mereka berharap penjualan berada pada kisaran 100 dan 1.900, sedangkan yang lain berharap penjualan berkisar pada 900 dan 1.100. Walaupun kedua dealer tersebut mengantisipasi permintaan dengan menghitung rata-rata sebesar 1.000, sumber peramalan kedua dealer tersebut tentunya tidaklah sama. Oleh karenanya, kesalahan peramalan (atau ketidakpastian permintaan) haruslah digunakan sebagai input utama dalam keseluruhan keputusan rantai pasok. Perkiraan mengenai ketidakpastian permintaan sering kali dilupakan dalam melakukan peramalan sehingga menghasilkan estimasi yang sangat luas di antara tahap-tahap dalam rantai pasok. b. Peramalan jangka panjang sering kali kurang akurat dibandingkan dengan peramalan jangka pendek. Oleh karena itu, peramalan jangka panjang memiliki standar deviasi yang lebih besar daripada peramalan jangka pendek. Contohnya, perusahaan 7-Eleven Jepang menggunakan proses yang menyebabkan mereka mampu merespons permintaan pelanggan dalam hitungan jam. Jika datang pesanan pada jam 10.00 maka pesanan tersebut akan dipenuhi pada jam 19.00 pada hari yang sama. Manajer, oleh karenanya harus meramalkan apa yang mungkin akan terjual malam itu kurang dari 12 jam sebelum pembelian senyatanya terjadi. Peramalan jangka pendek tersebut mengakibatkan perhitungan yang lebih tepat daripada jika manajer melakukan peramalan secara mingguan. c. Peramalan agregat sering kali lebih akurat daripada peramalan disagregat karena memiliki standar deviasi relatif terhadap mean yang lebih besar. Contohnya, untuk menghitung Gross Domestic Product (GDP) suatu negara pada suatu tahun tertentu akan lebih mudah dengan menggunakan



3.10



d.



Manajemen Rantai Pasokan •



kesalahan kurang dari dua persen. Sebaliknya, untuk menghitung peramalan pendapatan tahunan suatu perusahaan akan sangat sulit jika menggunakan kesalahan kurang dari dua persen. Demikian pula jika melakukan peramalan pendapatan dari suatu produk akan lebih sulit lagi jika menggunakan tingkat kesalahan yang sama. Perbedaan ketiga macam peramalan tersebut adalah pada tingkat agregasi. Perhitungan GDP merupakan kumpulan atau agregasi dari berbagai perusahaan dan penghasilan perusahaan merupakan kumpulan dari berbagai lini produk. Semakin besar tingkat agregasi maka semakin akurat peramalan yang dilakukan. Pada umumnya, semakin jauh rantai pasok dari pelanggan mengakibatkan semakin besamya distorsi informasi yang diterima. Contohnya, adanya bullwhip effect yaitu ketika variasi permintaan semakin menjauh dari permintaan konsumen akhir. Hasilnya, semakin panjang rantai pasok, semakin besar tingkat kesalahan peramalan. Kombinasi peramalan berdasarkan penjualan konsumen akhir dapat membantu perusahaan mengurangi tingkat kesalahan.



LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerj akanlah latihan berikut! 1) Jelaskan tujuan pengelolaan permintaan! 2) J elaskan pengertian permintaan bebas dan permintaan terikat! 3) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan! 4) Jelaskan tipe-tipe permintaan! 5) Jelaskan karakteristik peramalan yang harus diwaspadai perusahaan!



Petunjuk Jawaban Latihan 1)



Tujuan pengelolaan permintaan produk adalah untuk mengoordinasikan dan mengawasi semua sumber daya permintaan sehingga sistem produksi dapat digunakan secara efisien dan produk dapat dikirim tepat waktu. (Pelajari bagian A).



• Ekma4371/MODUL 3



2)



3) 4) 5)



3.11



Permintaan bebas adalah permintaan yang tidak terikat dengan permintaan barang lainnya. Permintaan terikat adalah permintaan yang terikat dengan permintaan produk lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan: faktor eksternal dan faktor internal. Tipe permintaan: pola tren, siklus, dan musiman. Karakteristik peramalan: a) Peramalan selalu salah atau tidak tepat, oleh karenanya selalu terdiri dari nilai yang diharapkan sekaligus pengukuran kesalahan peramalan. b) Peramalan jangka panjang sering kali kurang akurat dibandingkan dengan peramalan jangka pendek. c) Peramalan agregat sering kali lebih akurat daripada peramalan disagregat karena memiliki standar deviasi relatif terhadap mean yang lebih besar. (Pelajari bagian B)



RANGKUMAN Peramalan sangat berkaitan dengan pengelolaan permintaan produk. Tujuan pengelolaan permintaan produk adalah untuk mengoordinasikan dan mengawasi semua sumber daya permintaan sehingga sistem produksi dapat digunakan secara efisien dan produk dapat dikirim tepat waktu. Permintaan terdiri dari dua macam: permintaan terikat dan permintaan bebas. Permintaan terikat adalah permintaan terhadap suatu produk atau jasa yang disebabkan oleh adanya permintaan terhadap produk atau jasa lainnya. Permintaan bebas adalah permintaan yang tidak terikat dengan permintaan produk lainnya. Suatu permintaan dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Permintaan kadangkala memiliki perilaku yang acak dan tidak teratur, namun di lain waktu, dapat juga menunjukkan perilaku yang dapat ditebak dengan pola berulang. Terdapat tiga tipe perilaku permintaan, yaitu pola tren, siklus, dan musiman. Tren menunjukkan pergerakan permintaan dengan pola pergerakan naik atau turun secara bertahap dalam jangka panjang. Siklus merupakan pergerakan permintaan yang naik dan turun yang berulang dan terjadi dalam jangka



3.12



Manajemen Rantai Pasokan •



panjang (lebih dari satu tahun). Pola musiman merupakan pola permintaan yang bergerak bebas dan muncul secara periodik dalam jangka pendek serta berulang. Pola musiman sering kali berkaitan dengan kondisi musim. Di samping ketiga macam pola perilaku permintaan tersebut, sering kali permintaan muncul dalam pola perilaku secara bersama, misalnya pola musiman juga mengikuti tren meningkat. Peramalan dapat diartikan sebagai suatu prediksi atau perkiraan tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Peramalan mempunyai peran yang sangat besar dalam operasi sebuah perusahaan bahkan dalam keseluruhan bisnis. Ada tiga cara untuk mengakomodasi kekurangan pada peramalan yaitu sebagai berikut. 1. Mengurangi kesalahan prediksi melalui teknik peramalan yang lebih baik. 2. Membangun fleksibilitas yang lebih baik dalam operasi dan rantai pasok. 3. Menurunkan lead time pada proses rantai pasok. Peramalan memiliki karakteristik tertentu. Perusahaan harus bersikap hati-hati terhadap karakteristik peramalan sebagai berikut: 1. Peramalan selalu salah atau tidak tepat, oleh karenanya selalu terdiri dari nilai yang diharapkan sekaligus pengukuran kesalahan peramalan. 2. Peramalan jangka panjang sering kali kurang akurat dibandingkan dengan peramalan jangka pendek. 3. Peramalan agregat sering kali lebih akurat daripada peramalan disagregat karena memiliki standar deviasi relatif terhadap mean yang lebih besar. Pada umumnya, semakin jauh rantai pasok dari pelanggan mengakibatkan semakin besarnya distorsi informasi yang diterima . • 1 :



TES FORMATIF 1



Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1)



Permintaan terhadap suatu produk atau jasa yang disebabkan oleh adanya permintaan terhadap produk atau jasa lainnya disebut permintaan .... A. bebas B. netral



• Ekma4371/MODUL 3



3.13



C. terikat D. tunggal 2)



Permintaan yang tidak terikat dengan permintaan produk lainnya disebut permintaan .... A. bebas B. terikat C. ganda D. tunggal



3)



Perubahan selera konsumen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan, yaitu faktor .... A. internal B. eksternal C. dominan D. utama



4)



Perubahan desain produk dan jasa sehingga meningkatkan permintaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan, yaitu faktor .... A. internal B. eksternal C. dominan D. utama



5)



Pola permintaan yang menunjukkan pergerakan permintaan dengan pola pergerakan naik atau turun secara bertahap dalamjangka panjang disebut pola .... A. tren B. siklus C. musiman D. siklus tren



6)



Pola permintaan yang berupa adanya pergerakan permintaan yang naik dan turun yang berulang dan terjadi dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun) disebut pola .... A. tren B. siklus C. musiman D. siklus tren



3.14



Manajemen Rantai Pasokan •



7)



Meningkatnya permintaan perlengkapan ski pada saat musim dingin tiba merupakan contoh permintaan pola .... A. tren B. siklus C. musiman D. siklus tren



8)



Suatu prediksi atau perkiraan tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang merupakan pengertian dari .... A. permintaan B. perencanaan C. penjadwalan D. peramalan



9)



Salah satu cara untuk mengakomodasi kekurangan pada peramalan adalah .... A. menentukan permintaan dengan tepat B. merencanakan permintaan pada setiap tahap rantai pasok C. menurunkan tingkat persediaan D. menurunkan lead time pada proses rantai pasok



10) Salah satu karakteristik peramalan yang harus diwaspadai oleh perusahaan adalah .... A. adanya permintaan di luar perencanaan sehingga selalu ada permintaan cadangan B. kesulitan memilih metode yang paling tepat C. peramalan selalu salah atau tidak tepat, oleh karenanya selalu disertakan pengukuran kesalahan peramalan D. menekankan pada seni dan pengalaman dalam melakukan peramalan Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Jumlah Jawaban yang Benar



Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100% Jumlah Soal



• Ekma4371/MODUL 3



3.15



Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% =baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.



3.16



Manajemen Rantai Pasokan •



Kegiatan Belajar 2



Metode Peramalan audara mahasiswa, setelah Anda mempelajari materi mengenai pengertian peramalan maka pada Kegiatan Belajar 2 ini Anda akan mempelajari beberapa metode yang dapat digunakan dalam peramalan. Menurut Chopra (2006) terdapat empat metode peramalan, yaitu metode kualitatif, time series, kausal, dan simulasi.



A. METODE PERAMALAN KUALITATIF Metode peramalan kualitatif merupakan metode yang bersifat subjektif dan lebih bergantung pada pertimbangan manusia. Metode ini sesuai ketika data historis yang tersedia hanya sedikit ataupun jika seorang pemasar memiliki kemampuan tinggi dalam membuat peramalan. Dalam melakukan metode peramalan kualitatif banyak menggunakan pertimbangan manajerial, pengalaman, data yang relevan, dan model matematis yang implisit di dalam pengolahan datanya. Oleh karena sifat modelnya yang implisit maka bila metode kualitatif dilakukan oleh dua orang manajer yang berbeda, keputusan yang diperoleh bisa berbeda cukup signifikan juga. Terdapat empat jenis metode kualitatif yang sering dipakai dalam peramalan, yaitu Delphi, market survey, life-cycles analogy, dan informed judgement. Penjelasan mengenai masing-masing metode tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 .1. Tabel 3.1. Metode Peramalan Kualitatif Akurasi Metode



Delphi



Market Surveys



Deskripsi dari Metode



Penggunaan



Jangka Pendek



Jangka Menengah



Jangka Panjang



ldentifikasi terhadap Titik Perubahan



Peramalan Peramalan dikembangkan dari penjualan jangka Cukup sampai Cukup sampa Cukup sampai Cukup sampai sebuah panel dari panjang untuk sangat baik sangat baik sangat baik baik serangkaian jawabar perencanaan dari para ahli kapasitas Panel, kuesioner, tes Peramalan untuk Cukup sampai pasar atau survei total penjualan Sangat baik Baik Cukup baik pendekatan data perusahaan, grup



Biaya



Menengah • sampa1 tinggi



Tinggi



3.17



• Ekma4371/MODUL 3



Akurasi Metode



Deskripsi dari Metode



Penggunaan



Jangka Pendek



Jangka Menengah



Jangka Panjang



ldentifikasi terhadap Titik Perubahan



pada kondisi pasar produk utama atau lproduk individu Prediksi berdasar pada produk yang Peramalan untuk sejenis pada saat penjualan jangka fase masuk pasar, panJang yang Life-cycles Cukup sampa Cukup sampai Jelek sampai pertumbuhan dan digunakan untuk Jelek analogy baik baik cukup kejenuhan. perencanaan Menggunakan kurva kapasitas atau pertumbuhan sales fasilitas S-shaped Peramalan dibuat oleh grup atau individu dengan Peramalan untuk Informed berdasarkan pada Jelek sampai Jelek sampai Jelek sampai Jelek sampai penjualan total dan judgement pengalaman atau cukup cukup cukup cukup produk individu fakta yang terjadi. Tidak ada metode rinci yang dipakai



Biaya







Menengah



Rendah



B. METODE PERAMALAN TIME SERIES Metode Time Series mengandalkan penggunaan data lampau dengan asumsi data permintaan dari waktu lampau bisa menjadi indikator bagus untuk memproyeksikan permintaan di masa yang akan datang. Cara ini paling cocok untuk situasi di mana pola permintaan tidak banyak berubah dari tahun ke tahun. Dianggap sebagai metode paling sederhana yang bisa menjadi titik awal yang bagus dalam peramalan permintaan. Metode Time Series sering kali banyak digunakan karena umumnya perusahaan mengasumsikan data lampau bisa digunakan untuk memprediksi masa depan dan permintaan di masa depan akan tidak jauh berbeda polanya dibanding permintaan di tahun-tahun lampau. Dengan menggunakan dasar data lampau maka bisa dilihat pola pertumbuhan dan pengaruh faktor musiman.



1.



Metode Statis Metode statis mengasumsikan bahwa estimasi level, trend, dan musiman tidak bervariasi dengan observasi terhadap permintaan baru. Metode ini digunakan bilamana permintaan mempunyai trend dan faktor musiman. Disebut statis karena menggunakan angka parameter yang selalu sama dalam membuat peramalan, yaitu angka parameter yang diperoleh dari perhitungan



3.18



Manajemen Rantai Pasokan •



berdasarkan data lampau. Dalam hal ini, kita membahas penggunaan metode statis ketika permintaan memiliki trend sekaligus musiman. Systematic component= (level +trend) x seasonal factor



Dalam metode statis, peramalan dalam periode t untuk permintaan dalam periode t + 1 adalah sebagai berikut (Persamaan 1).



F;+1 = [ L + ( t + l) T JjSt+z L = Estimate of level at t = 0 (de-seasonlized demand estimate during Period t = 0) T = Estimate of trend (increase or decrease in demand per period) St = Estimate of seasonal factor for period t Dt = Actual demand observed in period t Ft = Forecast of demand for Period t



Pada metode ini, kita menggunakan tiga parameter, yaitu L, T, dan S. Perhatikan contoh berikut. Tahoe Salt adalah perusahaan penghasil garam batu yang digunakan untuk melelehkan salju. Pada masa lampau, Tahoe Salt mendasarkan pada estimasi permintaan dari para pengecer, namun estimasi tersebut sering kali terlampau banyak sehingga mengakibatkan menumpuknya persediaan di gudang. Untuk memperbaiki hal itu, Tahoe Salt memutuskan untuk menggunakan peramalan kolaborasi. Tahoe Salt menggunakan data permintaan selama tiga tahun terakhir yang dapat dibaca pada Tabel 3 .2. Tabel 3.2. Permintaan Kuartalan Tahoe Salt



Tahun



Kuartal



Periode t



Permintaan (D)



2000 2000 2000 2001 2001 2001 2001 2002 2002



2 3 4 1 2 3 4 1 2



1 2 3 4



8.000 13.000 23.000 34.000 10.000 18.000 23.000 38.000 12.000



5 6 7 8 9



3.19



• Ekma4371/MODUL 3



Tahun



Kuartal



Periode t



Permintaan (D)



2002 2002 2003



3 4 1



10 11 12



13.000 32.000 41.000



Perusahaan memperkirakan bahwa permintaan akan terus tumbuh pada tahun-tahun mendatang sesuai data historis. Kita sekarang akan melakukan estimasi terhadap tiga parameter, yaitu level, trend, dan seasonality (L, T, dan S). Langkah pertama adalah mengestimasi level dan trend. Pada langkah ini, kita mengestimasikan level pada periode 0 dan trend-nya. Sebelumnya, kita harus melakukan deseasonalized demand. Deseasonalized demand menggambarkan permintaan yang telah diobservasi dalam fluktuasi musiman. Periode p menunjukkan periode setelah siklus musiman terulang dengan sendirinya. Pada kasus Tahoe Salt, pola permintaan berulang setiap tahun. Bila kita menghitung permintaan berdasarkan basis kuartalan periode p pada Tabel3.2 adalahp= 4. Permintaan Kuartalan Tahoe Salt 45000 ~----------------------------------------------~



40000 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 +---~--~--~--~--~--~--~--~--~--~----~~



00.2



00.3



00.4



01.1



01.2



01.3



01.4



02.1



02.2



02.3



02.4



03.1



Gambar 3.5. Permintaan Kuartalan Tahoe Salt



Pada prinsipnya ada unsur sistematik dan unsur random di dalam observasi permintaan. O:Jserved demand (0) = Etstematic component (S) +Random component (R)



3.20



Manajemen Rantai Pasokan •



Unsur sistematik mengukur nilai permintaan yang diharapkan. Unsur ini terdiri dari level, yaitu deseasonalized demand saat ini; trend, yaitu rate of growth atau penurunan pada periode yang akan datang; dan seasonality, yaitu merupakan fluktuasi permintaan karena faktor musiman yang bisa diprediksi. Persamaan 2. Rumus menghitung L = Deseasonalized Demand D:



D = Dt-(p /2) + Dt+(p / 2)



t-l+(p /2) + L 2Di i=t+l-t-(p /2)



I



2p



t+Lp/2J



Untuk p = genap, dan



L



Di I p untuk p i=t-LpI 2 J



= ganjil



Pada contoh sebelumnya, p = 4 adalah genap. Untuk t = 3, kita menentukan deseasonalizes demand menggunakan persamaan 2, yaitu: t - l + (p/2)



D3 -- Dt-(p/2) + Dt+ (p/2) +



4



~ .L...J



2D I 2p = D1 +D5 + L2Di 18 O=t +l- (p/2) i=2



Hasil penghitungan antara periode 3 dan periode 10 adalah sebagai berikut. Tabel 3. 3.



/Jeseasonal i zed /Jemand



Peri ode



Permintaan



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11



8.000 13.000 23.000 34.000 10.000 18.000 23.000 38.000 12.000 13.000 32.000



A Dt. (pt2)



8.000 13.000 23.000 34.000 10.000 18.000 23.000 38.000



Dt + (pt2)



c L 2Di



D 2p



Deseason Demand A+B+C /D



10.000 18.000 23.000 38.000 12.000 13.000 32.000 41.000



140.000 134.000 124.000 102.000 158.000 146.000 126.000 114.000



8 8 8 8 8 8 8 8



19.750 20.625 21.250 21.750 22.500 22.125 22.625 24.125



B







3.21



Ekma4371/MODUL 3



Peri ode



Permintaan



12



41.000



A Dt- (pt2)



c



B



D 2p



L 2Di



Dt + (pt2)



Deseason Demand A+B+C /D



45.000 . , . - - - - - - - - - - - - - - - - - - - , 40.000 35.000 30.000







Actual Demand



25.000 ----- Deseasonalized Demand



20.000 15.000 10.000 5.000 0. 000



-1-----r--~---r---r----r------r--r-----r---r----r--~--l



1



2



3



4



5



6



7



8



9



10 11



12



Gambar 3.6. Deseasonalized Demand Tahoe Salt



Deseasonalized demand akan berubah dengan berjalannya waktu. Ada hubungan linier antara deseasonalized demand dengan waktu. Adapun persamaannya sebagai berikut: Persamaan 3.



Deseasonalized Demand= L



+



T



Deseasonalized demand adalah bukan 'actual demand' L = Deseasonlized demand pada periode 0 T = rate ofgrowth of deseasonalized demand Persamaan regresi linier ini selayaknya di implementasikan terhadap deseasonalized demand karena permintaan yang sesungguhnya (aktual) tidak linier sehingga penerapan regresi linier terhadap permintaan sesungguhnya kurang tepat. Dengan mendapatkan persamaan regresi linier melalui deseasonalized demand pada Tabel 3.3 maka dapat dihitung peramalan jangka pendek maupun jangka panjang. Dari contoh di atas, diperoleh persamaan regresi linier sebagai berikut:



3.22



Manajemen Rantai Pasokan •



Dt (Deseasonlized-Demand) = 18.439 + 524 t



Selanjutnya adalah mengestimasi S melalui persamaan: Persamaan 4. Rumus menghitung 5:



Dari contoh di atas, seasonal factor dapat dihitung langsung mengikuti rumus di atas. Angka-angka deseasonalized demand sebagai hasil perhitungan dari persamaan regresi linier bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.4.



fJeseasonal i zed fJemand dan Eeasi ona/ Fact or Peri ode



Permintaan



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



8.000 13.000 23.000 34.000 10.000 18.000 23.000 38.000 12.000 13.000 32.000 41.000



Deseasonalized Demand 18.963 19.487 20.011 20.535 21.059 21.583 22.107 22.631 23.155 23.679 24.203 24.727



Seasional Factor 0,42 0,67 1'15 1,66 0,47 0,83 1,04 1,68 0,52 0,55 1,32 1,66



Persamaan 5. Menghitung Forecast Demand



F,+1 == [ L + (t + l)T] I St+z Dari contoh, rumus ini diterjemahkan sebagai F 13 = (L + 13 T) S13. Adapun hasil perhitungan peramalan bisa dilihat pada Tabel 3.5 berikut.







3.23



Ekma4371/MODUL 3



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Forecast Forecast Forecast Forecast



Period



Demand



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16



8,000 13,000 23,000 34,000 10,000 18,000 23,000 38,000 12,000 13,000 32,000 41,000 11,867 17,194 29,454 41,876



Des-Reg 18,963 19,487 20,011 20,535 21,059 21,583 22,107 22,631 23,155 23,679 24,203 24,727



Seasonal Factor 3 seasonal cycle 0.42 0.67 1.15 1.66 0.47 0.83 1.04 1.68 0.52 0.55 1.32 1.66



0.47 0.68 1.17 1.66



2.



Metode Moving Average Metode peramalan time series yang termudah adalah metode moving average, di mana metode ini mengabaikan pola seasonal, trend, cycle pada permintaan di masa lalu. Persamaan untuk moving average, yaitu: Persamaan 6.



~ = D, + Dt-1



+ ...... + D,_N+l N



Di mana: At = average demand selama periode waktu t Dt = demand pada waktu t N = waktu Persamaan 7



Dengan asumsi bahwa permintaan dalam time series adalah flat atau sebanding maka peramalan terbaik untuk periode t + 1 sama dengan rata-rata permintaan yang diobservasi dalam periode waktu t. Kelebihan metode ini



3.24



Manajemen Rantai Pasokan •



adalah peramalan cenderung lebih stabil sehingga meringankan beban bagian operasional. Akan tetapi, kelemahannya adalah semakin panjang periode rata-rata waktu perhitungannya maka respons terhadap perubahan permintaan menjadi semakin lambat. Oleh karena itu, seorang peramal harus bisa memilih sesuai dengan keperluannya karena ada pertukaran antara stabilitas dan respon yang cepat terhadap perubahan permintaan. Salah satu cara untuk membuat metode moving average mempunyai respons lebih cepat, yaitu dengan memodifikasi metode ini menjadi weighted moving average. Kelemahan metode ini adalah dalam perhitungannya harus mempertimbangkan sejarah seluruh permintaan dalam kurun waktu N dan juga sangat sulit untuk membuat pembobotan (Wi) dalam perhitungannya. Untuk mengatasi kelemahan tersebut maka dikembangkan metode exponential smoothing. Contoh: Berdasarkan data permintaan Tahoe Salt pada Tabel 3.2 maka peramalan permintaan untuk periode 5 dengan menggunakan empat periode moving average adalah sebagai berikut. Kita melakukan peramalan untuk periode 5 dalam periode 4, sehingga asumsi periode saat ini adalah periode 4. Langkah pertama adalah melakukan estimasi untuk periode 4. Dengan menggunakan persamaan 6 dengan N =4 maka hasil perhitungan:



L4 = (D4+D3+D2+D1) I 4 = (34.000+23.000+13.000+8.000)/4 = 19.500 Peramalan permintaan untuk periode 5 dengan menggunakan persamaan 7 adalah F5 =L4 = 19.500 Karena permintaan pada periode 5 adalah 10.000 maka kita dapat menghitung standard error periode 5 sebagai berikut. E5 = F5-D5 = 19.500- 10.000 = 9.500 Maka peramalan level pada periode 5 adalah: L5 = (D5+D4+D3+D2)/4 = (10.000+34.000+23.000+ 13.000)/4 = 20.000



3.



Metode Exponential Smoothing



Metode ini didasarkan pada pemikiran yang sederhana bahwa nilai ratarata yang baru dapat dihitung dari nilai rata-rata lama ditambah dengan nilai permintaan yang sedang diobservasi. Sebagai contoh, bahwa nilai rata-rata lama adalah 20 dan permintaan yang sedang diobservasi adalah 24. Maka nilai rata-rata yang baru pasti akan berkisar antara 20 sampai 24 tergantung



3.25



• Ekma4371/MODUL 3



pada pembobotan nilai permintaan yang sedang diobservasi terhadap nilai rata-rata yang lama. Persamaan untuk metode exponential smoothing adalah:



At = aDt + (1 +a)At-1 Di manaAt-1 adalah nilai rata-rata lama (20), Dt adalah permintaan yang sedang diobservasi (24 ), dan a adalah proporsi antara pembobotan nilai permintaan yang diobservasi terhadap nilai lama (Oelan an ''an utama



Strategi manufaktur



Biaya rendah melalui utilisasi yang tinggi



Strategi persediaan



Meminimalkan persediaan supaya biaya rendah



Strategi leadtime



Turun, tetapi tidak dengan biaya yang tinggi



Strategi pemasok



8.



9.



Memilih berdasar pada biaya dan kualitas



Responssive Supply Chain Respons cepat terhadap permintaan Menciptakan bentuk modul untuk menyiapkan product differentiation Marjin yang tinggi karena harga bukan kebutuhan pelanggan ~an utama Menjaga fleksibilitas dari kapasitasnya sebagai buffer terhadap supply/demand yang tidak menentu Menjag a buffer inventory supaya sesuai dengan demand/supply yang tidak menentu Harus benar-benar rendah meskipun membutuhkan biaya 1 an si nifikan



Memilih berdasarkan kecepatan, fleksibilitas, reabilitas, dan kualitas



Konsep lead-time dipahami dalam sudut pandang antara pelanggan dan pemasok. Dalam pandangan pelanggan, yang dinamakan leadtime adalah waktu yang dibutuhkan untuk menunggu antara pemberian order sampai barang dikirimkan (the order to delivery cycle). Dalam pandangan pemasok, lead-time adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi sebuah order ke dalam bentuk kas atau dalam bahasa sederhananya adalah total waktu dalam hal modal kerja di mana sejak material pertama kali dibeli sampai dengan pembayaran dari pelanggan diterima (the cash to cash cycle). Dalam pandangan marketing, waktu yang dibutuhkan dari sejak order dari pelanggan diterima sampai dengan barang dikirim ke pelanggan (sering disebut dengan order cycle time atau OCT) adalah hal sangat krusial. Saat ini yang langkah yang harus ditempuh untuk



• EKMA4371/MODUL 5



5.17



memperpendek lead-time adalah bagian yang penting untuk memenangkan kompetisi. 10. Salah satu cara untuk menurunkan lead-time gap , yaitu dengan menurunkan logistic lead-time dan secara bersamaan dengan menaikkan waktu untuk customer order cycle dengan meningkatkan peringatan dini untuk setiap permintaan dari pelanggan dengan improved visibility of demand.



TES FORMATIF 1 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Berikut ini adalah fungsi-fungsi utama dalam value chain, kecuali .... A. pemasaran dan penjualan B. pelayanan C. distribusi D. pembelian 2)



Berikut ini adalah fungsi-fungsi pendukung dalam value chain, kecuali .. .. A. distribusi B. keuangan C. akuntansi D. sumber daya manusia



3)



Gabungan ketidakpastian antara permintaan dalam rantai pasok dengan kelengkapan yang pelanggan inginkan disebut dengan .... A. demand uncertainty B. implied demand uncertainty C. value chain uncertainty D. supply chain uncertainty



4)



Untuk memahami rantai pasok, diperlukan supply chain responsiveness yang salah satunya, meliputi kemampuan untuk .... A. memperpendek lead-time B. menurunkan harga produk C. meningkatkan saluran distribusi D. mengurangi tingkat persediaan optimal



5.18



Manajemen Rantai Pasokan •



5)



Sebuah perusahaan yang tidak berada pada keadaan efficient frontier bisa memperbaiki posisinya dari sisi responssiveness maupun biaya dengan cara .... A. menurunkan harga B. meningkatkan efficient frontier C. menggeser efiicient frontier-nya D. menurunkan tingkat persediaan



6)



Salah satu ciri utama responssive supply chain adalah .... A. menekankan pada biaya pemesanan yang terendah B. res pons cepat terhadap permintaan C. biaya rendah melalui utilisasi yang tinggi D. meminimalkan persediaan supaya biaya rendah



7)



Salah satu ciri utama efficient supply chain adalah .... A. menjaga buffer inventory supaya sesuai dengan demand/supply yang tidak menentu B. menurunkan lead-time, tetapi tidak dengan biaya yang tinggi C. memilih pemasok berdasarkan kecepatan, fleksibilitas, reabilitas, dan kualitas D. lead-time harus benar-benar rendah meskipun membutuhkan biaya yang signifikan



8)



Dalam pandangan pelanggan, yang dinamakan lead-time adalah waktu yang dibutuhkan untuk menunggu antara pemberian order sampai barang dikirimkan (the order to delivery cycle) merupakan lead-time dari pandangan .... A. pemasok B. produsen C. pabrikan D. pelanggan



9)



Dalam pandangan marketing, waktu yang dibutuhkan dari sejak order dari pelanggan diterima sampai dengan barang dikirim ke pelanggan disebut .... A. order cycle time B. periodic eye le C. basic cycle time D. interval system



5.19



• EKMA4371/MODUL 5



10) Waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi dari order menjadi dalam bentuk kas disebut .... A. customer order cycle B. cash to cash cycle C. order cycle D. periodic cycle Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Jumlah Jawaban yang Benar



Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.



5.20



Manajemen Rantai Pasokan •



Kegiatan Belajar 2



Collaborative Planning, Forecasting, and Rep/ eni shment ( CPFR) etelah Anda mempelajari materi mengenai strategi dalam rantai pasok maka pada Kegiatan Belajar 2 ini Anda akan mempelajari mengenai Collaborative Planning, Forecasting and Replenishment (CPFR) dalam rantai pasok.



A. FORECASTING DENGAN PENDEKATAN CPFR UNTUK MANAJEMEN PERSEDIAAN Saudara mahasiswa, seperti Anda telah pelajari pada modul sebelumnya bahwa rantai pasok merupakan serangkaian aktivitas yang terintegrasi. Telah banyak inisiatif dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas melalui integrasi aktivitas dalam rantai pasok. Salah satunya yang disebut sebagai (Collaborative Planning, Forecasting and Replenishment) CPFR. Ini merupakan suatu model di mana pengecer, perusahaan jasa transportasi, distributor dan pabrik dapat mengadopsi suatu sistem berbasis internet untuk berkolaborasi sej ak tahap perencanaan hingga eksekusi. Ide ini dimotori oleh Wal-Mart (pengecer) bersama Warner Lambert (produsen) untuk produk Listerine pada tahun 1995. Kedua perusahaan ini berkolaborasi untuk meningkatkan akurasi peramalan persediaan mereka dengan menentukan tingkat persediaan yang paling tepat dan kapan persediaan tersebut dibutuhkan. Proyek yang dijalankan selama 3 bulan mengenai hal ini memberikan hasil yang sangat memuaskan bagi kedua belah pihak. CPFR pada dasarnya adalah proses peramalan yang berevolusi menjadi perangkat berbasis web yang bertujuan untuk bertukar informasi secara internal dalam 'shared web' antarsesama partner dalam suatu rantai pasok. Pertukaran informasi secara terbuka ini akan memberikan wawasan terhadap permintaan yang lebih akurat dan berjangka panjang kepada seluruh anggota rantai pasok. Hambatan terbesar yang umum dihadapi dalam penerapan sistem ini adalah adanya kekurangpercayaan antarpartner sehingga kolaborasi tidak berlangsung optimal. Hal demikian bisa dipahami mengingat kemungkinan terdapatnya pamrih yang berbeda satu sama lain, yaitu



5.21



• EKMA4371/MODUL 5



pedagang akan cenderung memaksimalkan keuntungan, sedangkan pelanggan menginginkan harga serendah mungkin. Dengan transparansi data yang begitu terbuka, wajar bilamana perusahaan enggan berbagi data yang bersifat strategis seperti laporan keuangan, jadwal produksi, dan nilai persediaan secara on-line. Itu sebabnya diperlukan adanya ikatan front-end partnership agreement antar partner. Bagan CPFR menurut Chase (2004), sebagai berikut.



Gambar 5.5. CPFR rvbdel oleh Chase (2004)



Pada dasarnya CPFR akan dapat dilakukan jika pelaku antar bagian fungsional bersedia untuk bekerja sama dalam melakukan peramalan sehingga produk dari kolaborasi itu dijadikan dasar untuk pencapaian tujuan rantai pasok bersama. Kaitan antara ramalan penjualan dengan produksi digambarkan oleh Coyle, et al. (2003) pada bagan berikut: Sesuai bagan di bawah ini, CPFR menekankan pentingnya berbagi data pembelian oleh konsumen di antara para rekanan pedagang sehingga tercipta jalur yang lebih transparan antara konsumen dengan rantai pasok. Pada prakteknya kegiatan ini bermula dari berbagi marketing plan. Atas perencanaan yang telah disepakati bersama kemudian dibuat ramalan per SKU dalam unit per satuan waktu yang telah memperhitungkan pengaruh dari promosi yang mungkin direncanakan untuk SKU tertentu. Kemudian angka-angka ini di masukkan ke internet yang bisa di akses oleh para pemasok maupun pedagang.



CJ1 • 1\) 1\)



• I







l.fls,ulr'~



OU: ~a yc~~dtn1lU'rcl :~~r~~t:~ ~e~nl ~ ~ Yr dco.~~: -



l'·nW~liU\'4 'n taatag~nf ,tVJ'~~( ~W1 _w,~f:; ..;~cimBl~~·~ .cih;~u.s;~ ,



ftlttlll'U'\t toJ1. !di..*:"



k



• * ~~·~)i~ rnt.ltlt:l-'! nitl'Ving-; I







-



~



··~~~tuc protll.tfutm ~tl\e~#lc ( ~ ~ '· l~,~ ~~n'~~,



I...



-I



~-o·



JV.~. i3t'l>· ~u.~i-u!f•·­



regr6S1 1u-n J.tnJ



-·.-l~c~ stt•~1·,1f ~~J:c;{~~ ~·r.uur~wti t>:hr i tl~Jnl~·



R~·v;~¢ill it(~Ubl ' - . .. -,



--·



-



~st~~ ~tr1~



I



j



I



-



I



.



I



:.1:



--



! . . . ....



I



I 4.-ntG.n1 lJ '·'n~~u:1 ti'Y ,{n,ij-).1.1(



_(i:ru~ nnrfk~tn..~•iti.c:tnt'111s l't ~to ..;'k~ycM pt!'TJ 1.400



Jadi, dengan kebijakan pemesanan 1.300 parka, L. L. Bean dapat memanfaatkan rata-rata 99% permintaannya dari parka dalam persediaan. Pada contoh L. L. Bean terdapat biaya penimbunan (cost of overstocking) Co = c - s = $5 dan biaya kekurangan stok (cost of under stocking) Cu = p - c = $55. Ketika biaya ini berubah, tingkat optimal ketersediaan produk juga berubah. Dalam bagian selanjutnya, kita mengembangkan hubungan antara CSL yang diinginkan, cost of overstocking, dan cost of under stocking untuk barang musiman.



7. 10



Manajemen Rantai Pasokan •



Tingkat Cycle Service Optimal untuk Barang Mosiman dengan Satu Pemesanan dalam Satu Musim Saudara mahasiswa, dalam pembahasan ini, kita akan fokus pada produk musiman seperti jaket ski di mana semua persediaan diusahakan untuk habis pada akhir musim dengan asumsi persediaan pada musim yang lalu tidak turut dijual pada musim ini. Harga eceran per unit adalah p, biaya adalah c, dan salvage value (nilai simpan) adalah s. Maka: Co : cost of overstocking dari satu unit, Co = c - s Cu : cost of under stocking dari satu unit, Cu = p - c CSL * : level cycle service optimal 0* : ukuran pesanan optimal 1.



CSL * merupakan peluang permintaan selama musim akan sama atau di bawah 0*. Pada level cycle service optimal CSL *, batas kontribusi pembelian unit tambahan adalah nol. Jika jumlah pesanan tercapai dari 0* hingga 0* + 1, unit tambahan dijual jika permintaan lebih besar dari 0*. Hal ini terjadi dengan peluang 1 - CSL * dan kontribusi hasilnya adalah p - c. Kita memiliki persamaan sebagai berikut: Perkiraan keuntungan dari Penjualan Unit Ekstra = (1 - CSL *)(p- c) Sisa unit tambahan tak terjual apabila permintaan berada pada atau di bawah 0*. Hal ini terjadi dengan peluang CSL* dan menghasilkan biaya c s. Jadi kita memiliki persamaan sebagai berikut: Perkiraan biaya penjualan unit ekstra = CSL * (c - s) Jadi, perkiraan batas kontribusi mencapai ukuran pesanan dari 0* hingga 0 * + 1 dinyatakan sebagai berikut: (1- CSL*)(p- c)- CSL*(c- s) Oleh karena perkiraan batas kontribusi harus sama dengan 0 pada level cycle service optimal maka kita memiliki persamaan sebagai berikut: CSL * = peluang (permintaan ::; 0*)



=



P- c = P- s



ell



ell + c o



=



1



cu



1+ c 1c o)



• EKMA4371/MODUL 7



7. 11



Contoh Soal: Manajer sebuah toko alat-alat olahraga "Sportmart" harus memutuskan jumlah alat-alat ski yang dibeli untuk musim dingin. Berdasarkan data yang lalu, manajer memperkirakan permintaan terdistribusi normal dengan mean (Jl) =35- dan standar deviasi (a) = 100. Setiap pasang alat ski memerlukan biaya (c)= $100 dan harga (p) = $250. Setiap peralatan yang tidak terjual di akhir musim akan dihargai $85. Apabila menyimpan persediaan maka biaya yang timbul adalah $5 untuk setiap pasang alat ski. Tentukan CSL *! Jawab: Salvage values = $85 - $5 = $80 Cost of under stocking= Cu = p - c = $250-$100 = $150 Cost of overstocking = Co = c- s = $100-$80 =$20 Maka CSL* adalah = Cu _ 150 == 0.88 150 + 20



2.



Level Cycle Service yang Diinginkan untuk Barang-barang Persediaan Dalam bagian ini, untuk mempermudah pemahaman Anda, kita akan fokus pada produk-produk seperti deterjen yang dipesan terus-menerus oleh toko pengecer, seperti Wal-Mart. Biasanya, Wal-Mart menggunakan persediaan pengaman untuk meningkatkan tingkat ketersediaan dan menurunkan kemungkinan persediaan habis di antara waktu pengiriman. Apabila deterjen tersisa pada siklus penjualan saat ini maka dapat dijual pada penjualan berikutnya. Namun, hal ini tidak dapat dijual dengan harga yang rendah. Akan tetapi, biaya penyimpanan ditetapkan sebagai biaya persediaan dari satu siklus ke siklus berikutnya. Manajer Wal-Mart dihadapkan pada persoalan menentukan CSL. Ada 2 hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut. 1. Semua permintaan yang muncul akan terpenuhi belakangan ketika persediaan terlengkapi. 2. Semua permintaan yang muncul ketika persediaan produk habis tidak dapat dipenuhi.



7.12



Manajemen Rantai Pasokan •



Kenyataannya di beberapa tempat, sebagian permintaan akan hilang apabila persediaan habis, sebagian pembeli akan kembali lagi apabila persediaan sudah terisi. Di sini, dapat kita pertimbangkan kedua kasus ekstrim tersebut. Kita asumsikan bahwa permintaan per unit berdistribusi normal maka: Q - Replenishment lot size s = Fixed cost berhubungan dengan setiap pemesanan ROP = Reorder Point D = Rata-rata permintaan per unit waktu (J Standar deviasi untuk permintaan per unit waktu ss - Safety inventory. Ss = ROP - DL CSL = Cycle Service Level C - Unit cost h = Biaya penyimpanan sebagai bagian dari biaya produk per unit H = Biaya menyimpan satu unit per unit waktu. H = hC



3.



Permintaan yang Ditunda Selama Persediaan Habis Pada kasus semacam ini, permintaan yang muncul ketika persediaan habis tidak hilang, tetapi ditunda sampai persediaan ada. Oleh karena tidak ada permintaan yang gagal maka memperkecil biaya menjadi setara dengan memaksimalkan keuntungan. Sebagai contoh, pertimbangan Wal-Mart menjual deterjen. Manajer toko menawarkan suatu diskon Cu untuk setiap pelanggan yang ingin membeli deterjen ketika persediaan sedang habis. Jaminan ini akan membuat semua pelanggan kembali lagi ketika persediaan telah terisi. Jika manajer toko meningkatkan tingkat persediaan pengaman maka banyak pemesanan yang dapat terpenuhi. Hal ini menurunkan biaya kekurangan persediaan, tetapi akan meningkatkan biaya penyimpanan. Manajer toko hams memilih tingkat persediaan pengaman yang memperkecil biaya penyimpanan dan biaya kekurangan persediaan. Dalam kasus ini, tingkat optimal CSL dapat dihitung melalui persamaan berikut ini: CSL* = 1- HQ DCu



• EKMA4371/MODUL 7



7.13



4.



Permintaan yang Hilang Selama Persediaan Habis Untuk kasus ketika permintaan tidak terpenuhi selama periode stockout, maka: CSL*=1-



HQ HQ+DCU



Pada kasus ini, kita asumsikan Cu adalah biaya kehilangan satu permintaan selama periode stockout. Pada umumnya, level cycle service optimal akan lebih tinggi jika penjualan gagal daripada penjualan tertunda selama periode stock out.



LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) 2)



J elaskan apa yang Anda ketahui mengenai cycle service level! Jelaskan biaya-biaya yang mempengaruhi tingkat optimal ketersediaan produk!



Petunjuk Jawaban Latihan



1)



2)



Cycle service level merupakan suatu pengukuran terhadap tingkat ketersediaan produk yang berupa matriks dari jumlah kepuasan permintaan pelanggan terhadap ketersediaan produk. Hal ini diperlukan agar suatu rantai pasok perlu untuk mencapai keseimbangan antara tingkat ketersediaan produk dengan biaya persediaan. Tingkat ketersediaan produk yang optimal ini merupakan salah satu cara untuk memaksimalkan keuntungan. Biaya-biaya yang mempengaruhi tingkat optimal ketersediaan produk, meliputi (a) biaya penimbunan (the cost of overstocking) merupakan kerugian perusahaan dari setiap unit yang tak terjual di akhir musim penjualan, dan (b) biaya kekurangan persediaan (cost of under stocking) merupakan kerugian perusahaan setiap kehilangan penjualan dikarenakan tidak tersedianya persediaan.



7.14



Manajemen Rantai Pasokan •



RANGKUMAN 1.



2.



3.



4.



5.



6.



Tingkat optimal ketersediaan produk perlu mendapat perhatian pihak manajemen. Hal ini sangat berkaitan erat dengan biaya. Apabila terjadi kelebihan produk maka perusahaan harus menanggung biaya penyimpanan yang mahal. Apabila terjadi kekurangan produk, perusahaan juga akan menanggung kerugian karena tidak mampu menanggapi permintaan konsumen dengan cepat. Akibatnya, konsumen dapat berpindah ke produsen lainnya. Tingkat ketersediaan produk dapat diukur dengan menggunakan cycle service level atau dengan fill rate, yang berupa matriks dari jumlah kepuasan permintaan pelanggan terhadap ketersediaan produk. Suatu rantai pasok dapat menggunakan ketersediaan produk pada tingkat yang tinggi untuk meningkatkan responssiveness-nya serta untuk menarik konsumen. E-commerce merupakan salah satu cara berbelanja yang memberi banyak kemudahan bagi konsumen. Konsumen dapat dengan mudah mencari altematif pengganti apabila barang yang diinginkannya kehabisan stok. Lingkungan persaingan semacam ini menekan para penjual melalui web untuk meningkatkan tingkat ketersediaan produknya. Menetapkan tingkat ketersediaan produk yang optimal merupakan kunci sukses penjualan melalui web. Perusahaan selalu menggunakan tingkat ketersediaan produk yang berbeda-beda. Setiap manajer rantai pasok harus mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat optimal ketersediaan produk. Pengetahuan ini juga dapat digunakan sebagai target tingkat optimal ketersediaan produk dan untuk mengenali sistem pengelolaan yang dapat meningkatkan surplus rantai pasok. Biaya penimbunan (the cost of overstocking) merupakan kerugian perusahaan dari setiap unit yang tak terjual di akhir musim penjualan. Cost of· under stocking dinotasikan sebagai Cu merupakan kerugian perusahaan setiap kehilangan penjualan dikarenakan tidak tersedianya persediaan. Cost of under stocking seharusnya termasuk pada batas kehilangan dari sekarang hingga penjualan selanjutnya apabila pelanggan tidak kembali.



7.15



• EKMA4371/MODUL 7



TES FORMATIF 1



Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1)



Cycle service level merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur .... A. perputaran persediaan B. perputaran tenaga kerj a C. tingkat ketersediaan produk yang optimal D. tingkat persediaan bahan baku yang optimal



2)



Biaya yang timbul karena kerugian perusahaan dari setiap unit yang tak terjual di akhir musim penjualan disebut biaya .... A. penimbunan B. persediaan C. kekurangan persediaan D. kerugian



3)



Biaya yang merupakan kerugian perusahaan setiap kehilangan penjualan dikarenakan tidak tersedianya persediaan disebut biaya .... A. penimbunan B. persediaan C. kekurangan persediaan D. kerugian Data berikut digunakan untuk menjawab soal No. 4) dan No. 5). Suatu pabrik memiliki data permintaan sebagai berikut. Perm intaan Di (dalam ratusan)



Peluang Pi



Peluang Kumulatif Permintaan Setara/Kurang dari Di (Pi)



Peluang Permintaan Lebi h dari Di



4



0,02



0,01



0,99 0,97



5



0,03



0,03



6 7



0,05



0,93



0,08



0,07 0,17



8



0.09



0,26



0,76



9 10



0,11



0,35



0,65



0,16



0,55



0,49



0,85



7.16



Manajemen Rantai Pasokan •



4)



Berdasarkan data tersebut, perkiraan permintaan adalah .... A. 2,1 B. 3,3 C. 4,4 D. 4,6



5)



Berdasarkan kebijakan pemesanan yang lama, pembeli harus memesan 1.000 unit. Hal ini menunjukkan bahwa cycle service level adalah sebesar .... A. 10% B. 25% C. 35% D. 55%



Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.



Tingkat penguasaan =



Jumlah Jawaban yang Benar



-----------



x 100%



Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = 80 - 89% = 70 - 79% = < 70% =



baik sekali baik cukup kurang



Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.



7.17



• EKMA4371/MODUL 7



Kegiatan Belajar 2



Ket ersedi aan Produk yang Optimal unt uk Meningkatkan Keuntungan etelah Anda mempelajari materi mengenai penentuan tingkat ketersediaan produk yang optimal maka pada Kegiatan Belajar 2 ini Anda akan mempelajari mengenai kaitannya dengan tindakan manajerial.



A. TINDAKAN MANAJERIAL UNTUK MENINGKATKAN KEUNTUNGAN RANTAI PASOK Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat optimal ketersediaan produk, mengarahkan kita untuk mempelajari mengenai tindakan manajer dalam kaitannya dengan peningkatan keuntungan rantai pasok. Pada pembahasan Kegiatan Belajar 1, Anda telah pelajari bahwa cost of overstocking dan cost of under stocking memiliki dampak langsung terhadap level cycle service optimal dan keuntungan. Ada 2 cara tindakan manajerial untuk meningkatkan keuntungan, yaitu sebagai berikut. 1. Meningkatkan salvage value setiap unit yang meningkatkan keuntungan (sama halnya dengan level cycle service optimal). 2. Menurunkan margin kerugian dari stock out. Strategi untuk meningkatkan salvage value termasuk menjual ke tokotoko outlet sehingga unit-unit yang tersisa tidak terbuang. Beberapa perusahaan seperti Sport Obermeyer yang menjual pakaian musim dingin di Amerika Serikat menjual kelebihan produknya di Amerika Selatan. Peningkatan salvage value dari kelebihan tersebut menyebabkan Sport Obermeyer menetapkan tingkat optimal ketersediaan produk yang lebih tinggi di Amerika Serikat dan meningkatkan keuntungannya. Level cycle service optimal sebagai suatu fungsi rasio dari cost of overstocking dan cost of under stocking ditunjukkan pada Gambar 7.2 Anda dapat amati bahwa apabila rasio cost of overstocking dan cost of under stocking semakin kecil maka tingkat ketersediaan produk yang optimal akan semakin meningkat. Fakta ini menjelaskan perbedaan antara tingkat optimal



7.18



Manajemen Rantai Pasokan •



ketersediaan produk antara high-end store, seperti Nordstorm dan discount store. Nordstorm memiliki margin yang lebih tinggi dan cost of under stocking yang lebih tinggi. Ini berarti tingkat ketersediaan produk lebih tinggi daripada discount store dengan margin yang lebih rendah dan sebagai akibatnya, biaya stock out juga lebih rendah. CSL*



1



•••••• 0



0 •••••• 0



0 •••••• 0



0 •••••• 0



0 •••••• 0



0 •



0







0 •



0







0 •



0 •



0 •



0







0 •



0







0 •



0







0 ••••• 0



0 0 ••••• 0







0 •



0







0 •



0







0 •



0







0 0 0



0 0 0







0 •



0



0 •• 0



0 0 •• 0 •• 0



0 0 •• 0 •• 0



0 ••• 0 0 •



Gambar 7.2. Dampak Perubahan CJ Cu pada Level Cycle tervice QJtimal



Tindakan manajerial lainnya yang dapat meningkatkan keuntungan rantai pasok adalah mengurangi ketidakpastian permintaan. Dengan mengurangi ketidakpastian permintaan maka manajer rantai pasok dapat menyesuaikan permintaan dan penawaran dengan mengurangi overstocking dan under stocking. Seorang manajer dapat mengurangi ketidakpastian permintaan dengan cara sebagai berikut. 1. Memperbaiki peramalan: menggunakan pengetahuan tentang pasar yang lebih baik dan bekerja sama untuk mengurangi ketidakpastian pasar. 2. Tanggapan cepat: mengurangi replenishment lead time sehingga kelipatan pesanan dapat ditempatkan pada musim penjualan. 3. Penundaan: untuk produk yang beraneka rag am, sebaiknya menunda diferensiasi produk sampai lebih dekat dengan titik penjualan. 4. Tailored sourcing: kombinasi dua sumber pasokan.



• EKMA4371/MODUL 7



7.19



1.



Memperbaiki Peramalan Perusahaan berusaha untuk lebih memahami pelanggan-pelanggan dan berkoordinasi dengan rantai pasok untuk memperbaiki peramalan. Penggunaan sistem informasi perencanaan permintaan juga dapat membantu hal ini. Kita tunjukkan bahwa perbaikan peramalan dapat membantu perusahaan meningkatkan keuntungannya sekaligus menurunkan persediaan yang berlebihan, sama seperti mengurangi kerugian karena under stocking. 2.



Tanggapan Cepat Tanggapan cepat adalah sekumpulan tindakan rantai pasok yang diambil untuk mengurangi replenishment lead-time. Manajer-manajer rantai pasok mampu meningkatkan ketepatan peramalan seperti pengurangan lead-time sehingga mampu menyesuaikan permintaan dan penawaran yang lebih baik agar dapat meningkatkan keuntungan rantai pasok. Untuk menggambarkan hal ini, contohnya adalah Saks Fifth Avenue, sebuah department store yang menjual syal kashmir dari India dan Nepal. Musim penjualannya adalah sekitar 14 minggu. Biasanya, replenishment lead-time berlangsung selama 25-30 minggu. Dengan waktu lead-time 30 minggu, pembeli di Saks harus memesan dengan baik sebelum musim penjualan dimulai. Hal ini sulit bagi pembeli untuk membuat peramalan permintaan yang akurat. Ini berakibat pada tingginya permintaan tak pasti, terutama pembeli memesan terlalu banyak atau terlalu sedikit syal setiap tahunnya. Jika pabrik di Asia mengurangi replenishment lead-time hingga 15 minggu, pembeli d Saks tetap harus menyerahkan semua pesanan sebelum musim penjualan dimulai. Namun, pesanan dapat ditentukan lebih dekat dengan musim penjualan yang akan menghasilkan peramalan yang lebih baik. Pengurangan ketidakpastian ini akan meningkatkan keuntungan Saks. Pembeli mampu menduga secara tepat ketika mereka telah mengamati permintaan pada minggu pertama atau kedua musim penjualan. Andaikan pabrik mampu mengurangi replenishment lead-time menjadi 6 minggu maka pembeli akan memecah pemesanan mereka menjadi dua tahap. Pertama, enam minggu sebelum musim penjualan dimulai. Pengurangan ini menyebabkan pembeli di Saks memberhentikan semua pembelian hingga dua pemesanan. Pemesanan pertama diserahkan 6 minggu sebelum musim penjualan dimulai. Pada saat penjualan dimulai, pembeli mengganti permintaan pada minggu pertama dan menyerahkan pesanan kedua setelah minggu pertama. Pemesanan kedua untuk menambah persediaan hingga



7.20



Manajemen Rantai Pasokan •



tingkat pembeli ingin memesan sepanjang musim. Kemampuan untuk menyerahkan pada pemesanan kedua menyebabkan pembeli dapat mencocokkan persediaan dan pembelian lebih efektif, yang menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Pembeli pada Saks harus memutuskan jumlah syal Khasmir untuk pemesanan dari India dan Nepal pada musim dingin yang akan datang. Unit cost setiap syal adalah $40 dan harga syal $150. Discount store menjual syalsyal sisa pada akhir musim seharga $30. Biaya pendukung dan pemajangan syal tidak laku lainnya adalah $2 per minggu dalam persediaan. Setelah 14 minggu musim penjualan, syal-syal tersisa dijual kembali di discount store. Sebelum musim penjualan dimulai, pembeli menduga permintaan berdistribusi normal dengan rata-rata 20 dan standar deviasi 15. Kita membandingkan dampak kedua kebijakan pemesanan, sebagai berikut. 1. Pesanan tunggal harus muncul pada awal musim untuk memenuhi permintaan sepanjang musim. 2. Dua pesanan ditempatkan dalam satu musim, pertama di awal musim dan kedua saat mulai minggu kedelapan. Analisis membandingkan dua kebijakan dilakukan menggunakan suatu simulasi. Kita bandingkan tingkat persediaan sama halnya dengan keuntungan untuk kebijakan pemesanan tunggal dan ganda yang menetapkan tingkat service sama. Ketika dilakukan pesanan tunggal, kebijakan pemesanan terdiri dari jumlah yang akan dipesan pada awal musim. Ketika pesanan ganda, kebijakan pemesanan terdiri dari jumlah pesanan awal untuk tujuh minggu yang pertama kemudian diikuti dengan pemesanan pada tujuh minggu yang kedua. Dalam simulasi, kita asumsikan bahwa permintaan yang tidak terpenuhi akan hilang. Pada Tabel 7.4 kita jelaskan untuk kasus ketika tidak ada perbaikan pada ketepatan peramalan untuk pemesanan kedua. Akibatnya, terdapat rata-rata 500 perbedaan simulasi. Berdasarkan hasil pada Tabel 7.4 kita mengamati akibat dari pesanan kedua, yaitu sebagai berikut. 1. Perkiraan jumlah total pemesanan sepanjang musim dengan pemesanan ganda lebih rendah dibandingkan dengan pemesanan tunggal pada level cycle service yang sama. Dengan kata lain, ini memungkinkan untuk menetapkan tingkat ketersediaan produk yang sama kepada pelanggan



7.21



• EKMA4371/MODUL 7



2. 3.



dengan persediaan sedikit jika pemesanan kedua berikutnya dilakukan dalam musim penjualan. Rata-rata overstock pada akhir musim lebih rendah apabila dilakukan dua kali pemesanan. Keuntungan akan lebih tinggijika dilakukan dua kali pemesanan.



Tabel 7.4. Perkiraan Keuntungan dan Overstock pada S:tks Tanpa Perbaikan Ketepatan Pendugaan untuk Pemesanan Kedua Pemesanan Tunggal Ukuran Rata-rata Perkiraan CSL Pes an an Overstock Keuntungan



1 0.9 0.9 0.9 0.8 0.8



Dua Kali Pemesanan dalam Satu Musim Pes an an • sampa1 Rata-Rata Pes an an Rata-rata Perkiraan pad a Level Total Awal Overstock Keuntungan Pes an an Pes an an Kedua



378 367



97 86



$23,624 $24,034



209 201



209 201



349 342



69 60



$26,590 $27,085



355 343 329 317



73 66 55 41



$24,617 $24,386 $24,609 $25,205



193 184 174 166



193 184 174 166



332 319 313 302



52 43 36 32



$27,154 $26,944 $27,413 $26,915



Dengan kata lain, apabila pesanan dipecah menjadi beberapa kali pemesanan maka pembeli akan memiliki kemampuan lebih baik menyesuaikan permintaan dan penawaran seperti ditunjukkan pada Gambar 7.4 dan 7.5. Persediaan tidak terjual pada akhir musim



Jumlah siklus pemesanan per • Gambar 7.4. mus1m Kel ebi han Persedi aan versus Juml ah Pemesanan per M.Jsi m



7.22



Manajemen Rantai Pasokan •



Keuntungan yang diharapkan



Jumlah siklus pemesanan per mus1m 0



Gambar 7.5. Keunt ungan yang Di harapkan versus Juml ah Pemesanan per Musi m



Kita sekarang membahas kasus di mana pembeli memperbaiki ketepatan dugaannya untuk pemesanan kedua setelah mengamati beberapa permintaan musiman. Akibatnya, standar deviasi untuk permintaan mingguan diduga menurun dari 15 menjadi 3 untuk periode sepuluh minggu kedua. Untuk menetapkan tingkat service yang sama, tingkat kedua order-up-to diatur secara tepat. Hasil simulasi ditunjukkan pada Tabel 7.5. Dari Tabel 7.5, pengamatan bahwa pengurangan permintaan tak pasti terjadi setelah tujuh minggu pertama. Selanjutnya, menambah keuntungan adanya tanggapan cepat dan kemampuan melakukan pesanan kedua. Keuntungan Saks meningkat dan perkiraan jumlah overstock menurun.



7.23



• EKMA4371/MODUL 7



Tabel 7. 5. Perki raan Keunt ungan dan Overstock pad a S:tks dengan Asumsi Perbai kan Keakuratan untuk Pesanan Kedua Satu Pemesanan dalam Semusim CSL Ukuran Pes an an



Rata-rata Overstock



Perkiraan Keuntungan



Dua Pemesanan dalam Semusim



Pes an an Awal



Pes an an Hingga Level utk Pes an an Kedua



Rata-rata Total Pes an an



Rata-rata Overstock



Perkiraan Keuntungan



1



378



96



$23,707



209



153



292



19



$27,007



0.9



367



84



$24,303



201



152



293



18



$27,371



0.9



355



76



$24,154



193



150



288



17



$26,946



0.9



343



63



$24,807



184



148



288



14



$27,583



0.8



329



52



$24,998



174



146



283



14



$27,162



0.8



317



44



$24,887



166



145



282



14



$27,268



Dari diskusi kita sebelumnya, tanggapan cepat akan menguntungkan bagi pengecer dalam rantai pasok. Ketika pengusaha mengurangi waktu pemenuhan untuk pemesanan kedua, kita telah melihat adanya penurunan ukuran pesanan pengecer. Ini disebabkan pabrik menjual sedikit kepada pengecer. Jadi, tanggapan cepat mengakibatkan pengusaha membuat keuntungan yang lebih rendah dalam jangka waktu pendek. Ini merupakan poin penting untuk dipertimbangkan karena penurunan waktu pemenuhan memerlukan usaha yang sangat kuat dari pengusaha. Keuntungan yang diperoleh dari adanya tanggapan yang cepat harus dibagi secara tepat melalui rantai pasok.



3.



Penundaan: Berdampak pada Keuntungan dan Persediaan Penundaan berhubungan dengan menunda pembedaan produk hingga mendekati waktu penjualan produk. Dengan penundaan semua aktivitas sebelum pembedaan produk memerlukan kumpulan dugaan yang lebih akurat daripada dugaan individu. Dugaan individu dibutuhkan berhubungan dengan waktu penjualan ketika permintaan diketahui memiliki ketepatan lebih besar. Sebagai akibatnya, penundaan membolehkan rantai pasok untuk menyesuaikan persediaan dengan permintaan. Penundaan dapat menjadi salah satu cara pengelolaan untuk menaikkan keuntungan. Ini sangat berharga dalam perdagangan karena adanya keterlambatan antara waktu penyerahan pesanan pelanggan dan ketika



7.24



Manajemen Rantai Pasokan •



mereka mengharapkan pengiriman. Jika rantai pasok dapat menunda pembedaan produk hingga telah menerima pesanan pelanggan, peningkatan keuntungan yang signifikan, dan pengurangan persediaan dapat dicapai. Keuntungan utama penundaan muncul dari perbaikan sesuai persediaan dan permintaan. Akan tetapi, biaya produksi dengan penundaan akan lebih tinggi daripada tanpa penundaan. Sebagai contoh, proses produksi di Benetton, di mana kumpulan pakaian rajutan yang dicelup harganya lebih 10% daripada dengan benang eelup yang dirajut. Sarna halnya, ketika Hewlett-Packard menunda beberapa aktivitas untuk printer Eropa hingga DC Eropa, biaya produksi meningkat dikarenakan pengemasan, pembongkaran, dan aktivitas lainnya yang harus dikerj akan. Peningkatan biaya produksi akibat penundaan, perusahaan seharusnya mempertimbangkan keuntungan dan menjamin bahwa biaya produksi lebih tinggi daripada biaya tambahan. Penundaan baik untuk sebuah perusahaan yang menjual berbagai produk dalam jumlah besar dengan permintaan bebas dan berukuran sama. Kita ilustrasikan dengan Benetton. Sebagian besar penjualan Benetton dari pakaian rajutan dalam berbagai wama. Dapat dimulai dengan benang, ada dua langkah untuk melengkapi pakaian, pewarnaan, dan perajutan. Secara tradisional, benang diwamai kemudian dirajut (Pilihan 1). Benetton mengembangkan cara di mana pewamaan ditunda hingga pakaian telah dirajut (Pilihan 2). Benetton menjual setiap pakaian rajutan dengan harga eceran p = $50. Pilihan 1 menyebabkan biaya pabrikasi $20, sementara Pilihan 2 menyebabkan biaya pabrikasi $22 per pakaian. Benetton menjual pakaian tidak laku pada akhir musim dengan harga obral $10 masing-masingnya. Perajutan atau proses pembuatan butuh waktu total 25 minggu. Kita asumsikan Benetton menjual pakaian dalam empat wama. Benetton memperkirakan permintaan untuk masing-masing wama berdistribusi normal dengan rata-rata JL = 1,000 dan standar deviasi a = 500. Permintaan setiap wama bebas. Dengan Pilihan 1, Benetton memutuskan membeli setiap wama 25 minggu sebelum periode penjualan dan memisahkan persediaan masingmasing warna. Dengan Pilihan 2, Benetton memperkirakan bahwa hanya menjual kumpulan benang yang tidak berwarna 25 minggu sebelumnya. Persediaan ditetapkan berdasarkan banyaknya permintaan dari semua keempat wama. Mereka memutuskan jumlah setiap wama setelah permintaan diketahui. Kita dapat menghitung dampak penundaan pada Benetton sekarang.



7.25



• EKMA4371/MODUL 7



Dengan Pilihan 1, Benetton harus memutuskan jumlah benang yang terwarna untuk dijual setiap warna. Untuk setiap wama maka: Harga eceran p = $50 Biaya pabrikasi c = $20 Salvage values = $10 Dengan menggunakan persamaan: kita memperoleh level optimal cycle service setiap wama, sebagai berikut. 30 CSL* = P-c = = 0.75 p-s 40 Dengan Pilihan 1, Benetton memproduksi 5.348 sweater untuk keempat wama. Ini menghasilkan perkiraan keuntungan $94,576, dengan rata-rata 1.648 sweater dijual obral pada akhir musim dan 300 pelanggan menolak kekurangan sweater. Pada Pilihan 2, Benetton harus memutuskan jumlah total sweater keempat wama untuk diproduksi karena mereka dapat mewamai wama yang tepat ketika permintaan telah diketahui. Dalam kasus ini maka: Harga eceran p = $50 Biaya pabrikasi c = $22 Salvage values = $10 Dengan menggunakan persamaan: level optimal cycle service untuk masing-masing wama, sebagai berikut. Permintaan masing-masing wama bebas maka permintaan total keempat wama dievaluasi yang berdistribusi normal dengan rata-rata j1A. dan standar deviasi aA, di mana:



j1A.



=



4



X



1,000 = 4,000



(}A= J4 X 500 = 1.000



Pada Pilihan 2, Benetton memproduksi 4.524 sweater belum terwama untuk diwamai sesuai permintaan dengan wama yang tersedia. Perkiraan keuntungan adalah $98,092. Perkiraan overstock adalah 715 dan perkiraan under stock adalah 190. Jadi, penundaan meningkatkan perkiraan keuntungan bagi Benetton dari



7.26



Manajemen Rantai Pasokan •



$94,576 menjadi $98,092. Perkiraan overstock menurun dari 1.648 menjadi 715 dan perkiraan under stock menurun dari 300 menjadi 190. Jelas terlihat bahwa penundaan dan produksi menggunakan Pilihan 2 adalah pilihan yang tepat bagi Benetton. Atau dapat dikatakan bahwa, penundaan membolehkan suatu perusahaan untuk meningkatkan keuntungan dan lebih baik menyesuaikan persediaan dan permintaan jika perusahaan memproduksi berbagai produk dalam jumlah besar yang permintaannya tidak berhubungan dan masih dengan ukuran yang sama. Penundaan tidak efektif j ika sebagian besar permintaan berasal dari sejenis produk tunggal. Hal ini dikarenakan keuntungan diperoleh dari sekumpulan kecil, sementara peningkatan biaya produksi digunakan untuk berbagai produk. Pada jumlah permintaan yang tidak tentu, penundaan memperbaiki ketepatan perkiraan secara signifikan. Perusahaan menginginkan untuk memperoleh keuntungan dari perbaikan dengan menyesuaikan persediaan dan permintaan.



4.



Tailored Sourcing: Dampak terhadap Keuntungan dan Persediaan Pada tailored sourcing, perusahaan menggunakan suatu kombinasi dua sumber pasokan, satu terfokus pada biaya, tetapi tidak mampu menangani ketidakpastian dengan baik, dan yang lain terfokus pada fleksibilitas untuk menangani ketidakpastian, tetapi dengan biaya yang lebih tinggi. Kedua sumber harus terfokus pada kemampuan yang berbeda-beda. Sumber dengan biaya rendah harus terfokus pada keefisienan dan sebaiknya hanya memasok permintaan yang terprediksi. Sumber fleksibel harus terfokus pada merespons permintaan yang tak pasti, sehingga tailored sourcing mengarahkan suatu perusahaan untuk meningkatkan keuntungannya dan menyesuaikan permintaan dan penawaran dengan lebih baik. Nilai dari tailored sourcing tergantung pada pengurangan biaya yang diperoleh karena satu sumber tidak menghadapi variabilitas. Jika keuntungan ini kecil, tailored sourcing menjadi tidak ideal karena hanya menambah implementasi yang rumit. Tailored sourcing dapat berupa tailored sourcing berbasis volume ataupun berbasis produk berdasarkan sumber ketidakpastian. Tailored sourcing yang berbasis volume, berarti permintaan produk yang terprediksi diproduksi dengan fasilitas yang efisien, sementara bagian yang tak pasti diproduksi dengan fasilitas yang fleksibel. Benetton menyediakan sebuah contoh tailored sourcing berbasis volume. Benetton membutuhkan pengecer untuk memastikan sekitar 65% pesanannya selama tujuh bulan



• EKMA4371/MODUL 7



7.27



sebelum musim penjualan dimulai. Benetton melakukan subkontrak untuk memproduksi porsi ini tanpa adanya ketidakpastian pada sumber dengan biaya rendah yang memiliki lead time lebih lama. Untuk pesanan yang 35%, Benetton mempersilakan pengecemya untuk melakukan pemesanan mendekati musim penjualan. Semua ketidakpastian pesanan dikonsentrasikan pada porsi ini. Benetton memproduksi porsi ini di pabriknya sendiri yang sangat fleksibel. Memproduksi di pabrik Benetton memerlukan biaya yang lebih mahal daripada jika diproduksi secara subkontrak. Namun, pabrik Benetton mampu memproduksi dalam hitungan minggu. Kombinasi kedua sumber ini menyebabkan berkurangnya persediaan sekaligus meningkatkan keuntungannya. Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan tailored sourcing berbasis volume apabila sebagian besar produknya dijual ke mancanegara untuk menekan biaya. Dalam tailored sourcing berbasis produk, produk bervolume rendah dengan permintaan yang tidak pasti diperoleh dari sumber fleksibel sementara produk bervolume tinggi dengan permintaan tidak pasti sedikit diperoleh dari sumber efisien. Pada tailored sourcing berbasis produk, produk yang bervolume rendah dengan permintaan yang tidak pasti diperoleh dari sumber yang fleksibel, sedangkan produk bervolume tinggi dengan sedikit ketidakpastian permintaan diperoleh dari sumber yang efisien, contohnya Levi Staruss. Levi menjual jeans berukuran standar yang dapat dikonsumsi orang tertentu yang sesuai. Jeans j enis standar memiliki permintaan yang relatif stabil dibandingkan dengan jeans biasa yang memiliki ketidakpastian permintaan yang tinggi. Jeans bias a diproduksi dengan fasilitas fleksibel sementara jeans standar diproduksi dengan fasilitas yang efektif.



B. PENGATURAN TINGKAT OPTIMAL KETERSEDIAAN PRODUK Pengaturan tingkat optimal produk dapat dicapai melalui cara-cara berikut ini. 1. Kerangka analitik dalam modul ini dapat digunakan untuk meningkatkan keuntungan. Banyak perusahaan mengatur tingkat persediaan tanpa analisis pendukung. Manajer dapat menetapkan nilai signifikan untuk sebuah perusahaan dengan memperkenalkan konsep-konsep yang dibahas dalam modul ini. Konsep yang dikemukakan tidak hanya



7.28



2.



3.



4.



5.



Manajemen Rantai Pasokan •



menentukan pencapaian sebuah perusahaan pada target tingkat optimal ketersediaan produk, tetapi juga membantu mengidentifikasi kunci pengelolaan manajerial yang mungkin dapat digunakan untuk meningkatkan keuntungan. Berhati-hati mengatur tingkat ketersediaan. Perusahaan jarang memiliki sebuah target pengaturan ketersediaan produk melalui pertimbangan yang baik. Pada keadaan seperti ini, manajer sebaiknya memberikan perhitungan untuk tingkat ketersediaan produk yang ditargetkan. Seorang manajer dapat menetapkan nilai signiftkan dengan mengatur tingkat ketersediaan produk yang ditargetkan untuk memaksimalkan keuntungan. Biaya yang dikeluarkan hendaknya dipertimbangkan karena berkaitan dengan usaha memaksimalkan keuntungan. Perusahaan sebaiknya menghindari mengeluarkan biaya yang banyak sekali untuk mengevaluasi tingkat optimal ketersediaan produk. Tingkat ketersediaan produk yang optimal dapat menghasilkan suatu keuntungan yang sangat dekat dengan keuntungan optimal. Jadi, hal ini penting jika semua biaya diperhitungkan secara tepat. Biaya yang dikeluarkan pada tingkat yang wajar untuk mencapai tingkat produk yang optimal dapat menghasilkan keuntungan yang optimal pula. Perhitungkan rentangan untuk biaya kehabisan barang. Usaha perusahaan untuk mengatur tingkat ketersediaan produk sering melupakan biaya kehabisan stok. Biaya ini kurang diperhatikan karena sering kali dampaknya tidak dirasakan secara langsung, misalnya hilangnya kepercayaan pelanggan kepada perusahaan. Pastikan tingkat ketersediaan produk sesuai dengan strategi. Seorang manajer seharusnya menggunakan tingkat ketersediaan produk yang optimal sesuai dengan analisis strategi perusahaan. Pada beberapa kasus, sebuah perusahaan mungkin merasa sesuai untuk menyediakan level ketersediaan produk yang tinggi bagi produk dengan permintaan rendah yang tidak begitu menguntungkan, tetapi diperlukan oleh konsumen yang penting bagi perusahaan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan reputasi perusahaan, sesuai dengan strategi yang dipilihnya.



• EKMA4371/MODUL 7



7.29



LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1)



Jelaskan dua cara tindakan manajerial untuk meningkatkan keuntungan berkaitan dengan tingkat optimal ketersediaan produk! 2) Jelaskan cara-cara yang dapat dilakukan seorang manajer untuk mengurangi ketidakpastian! 3) Jelaskan pengertian level cycle service optimal sebagai suatu fungsi rasio dari cost of overstocking dan cost of under stocking! 4) Jelaskan pengertian tailored sourcing! Petunjuk Jawaban Latihan



1)



Ada 2 cara tindakan manajerial untuk meningkatkan keuntungan, yaitu sebagai berikut. a) Meningkatkan salvage value setiap unit yang meningkatkan keuntungan (sama halnya dengan level cycle service optimal). b) Menurunkan margin kerugian dari stock out meningkatkan keuntungan. 2) Seorang manajer dapat mengurangi ketidakpastian permintaan dengan cara sebagai berikut. a) Memperbaiki peramalan: menggunakan pengetahuan tentang pasar yang lebih baik dan bekerja sama untuk mengurangi ketidakpastian pasar. b) Tanggapan cepat: mengurangi replenishment lead time sehingga kelipatan pesanan dapat ditempatkan pada musim penjualan. c) Penundaan: untuk produk yang beraneka ragam, sebaiknya menunda diferensiasi produk sampai lebih dekat dengan titik penjualan. d) Tailored sourcing: menggunakan pemasok dengan lead time yang lebih pendek. 3) Level cycle service optimal sebagai suatu fungsi rasio dari cost of overstocking dan cost of under stocking menunjukkan bahwa apabila rasio cost of overstocking dan cost of under stocking semakin kecil maka tingkat ketersediaan produk yang optimal akan semakin meningkat.



7.30



Manajemen Rantai Pasokan •



Tailored sourcing adalah suatu cara yang digunakan perusahaan dengan memilih suatu kombinasi dari dua sumber pasokan, satu terfokus pada biaya, tetapi tidak mampu menangani ketidakpastian dengan baik dan yang lain terfokus pada fleksibilitas untuk menangani ketidakpastian, tetapi dengan biaya yang lebih tinggi.



4)



RANGKUMAN 1.



2.



3.



Peningkatan keuntungan rantai pasok dapat dicapai melalui berbagai tindakan manajerial. Ada 2 cara tindakan manajerial untuk meningkatkan keuntungan, yaitu sebagai berikut. a. Meningkatkan salvage value setiap unit yang meningkatkan keuntungan (sama halnya dengan level cycle service optimal). b. Menurunkan margin kerugian dari stock !aut. Level cycle service optimal sebagai suatu fungsi rasio dari cost of overstocking dan cost of under stocking menunjukkan bahwa apabila rasio cost of overstocking dan cost of under stocking semakin kecil, maka tingkat ketersediaan produk yang optimal akan semakin meningkat. Fakta ini menjelaskan perbedaan antara tingkat optimal ketersediaan produk antara high-end store, seperti Nordstorm dan discount store. Nordstorm memiliki margin yang lebih tinggi dan cost of under stocking yang lebih tinggi. Ini berarti tingkat ketersediaan produk lebih tinggi daripada discount store dengan margin yang lebih rendah dan sebagai akibatnya, biaya stock out juga lebih rendah. Tindakan manajerial lainnya yang dapat meningkatkan keuntungan rantai pasok adalah mengurangi ketidakpastian permintaan. Dengan mengurangi ketidakpastian permintaan maka manajer rantai pasok dapat menyesuaikan permintaan dan penawaran dengan mengurangi overstocking dan under stocking. Seorang manajer dapat mengurangi ketidakpastian permintaan dengan cara sebagai berikut. a. Memperbaiki peramalan: menggunakan pengetahuan tentang pasar yang lebih baik dan bekerja sama untuk mengurangi ketidakpastian pasar. b. Tanggapan cepat: mengurangi replenishment lead time sehingga kelipatan pesanan dapat ditempatkan pada musim penjualan. c. Penundaan: untuk produk yang beraneka ragam, sebaiknya menunda diferensiasi produk sampai lebih dekat dengan titik penjualan.



• EKMA4371/MODUL 7



d.



4.



7.31



Tailored sourcing: menggunakan kombinasi dua sumber pasokan. Pengaturan tingkat optimal produk dapat dicapai melalui cara-cara berikut ini. a. Kerangka analitik dalam modul ini dapat digunakan untuk meningkatkan keuntungan. Konsep yang dikemukakan tidak hanya menentukan pencapaian sebuah perusahaan pada target tingkat optimal ketersediaan produk, tetapi juga membantu mengidentifikasi kunci pengelolaan manajerial yang mungkin dapat digunakan untuk meningkatkan keuntungan. b. Berhati-hati mengatur tingkat ketersediaan. Perusahaan jarang memiliki sebuah target pengaturan ketersediaan produk melalui pertimbangan yang baik. Pada keadaan seperti ini, manajer sebaiknya memberikan perhitungan untuk tingkat ketersediaan produk yang ditargetkan. Seorang manajer dapat menetapkan nilai signifikan dengan mengatur tingkat ketersediaan produk yang ditargetkan untuk memaksimalkan keuntungan. c. Biaya yang dikeluarkan hendaknya dipertimbangkan karena berkaitan dengan usaha memaksimalkan keuntungan. Perusahaan sebaiknya menghindari mengeluarkan biaya yang banyak sekali untuk mengevaluasi tingkat optimal ketersediaan produk. Tingkat ketersediaan produk yang optimal dapat menghasilkan suatu keuntungan yang sangat dekat dengan keuntungan optimal. Jadi, hal ini penting jika semua biaya diperhitungkan secara tepat. Biaya yang dikeluarkan pada tingkat yang wajar untuk mencapai tingkat produk yang optimal dapat menghasilkan keuntungan yang optimal pula. d. Perhitungkan rentangan untuk biaya kehabisan barang. Usaha perusahaan untuk mengatur tingkat ketersediaan produk sering melupakan biaya kehabisan stok. Biaya ini kurang diperhatikan karena sering kali dampaknya tidak dirasakan secara langsung, misalnya hilangnya kepercayaan pelanggan kepada perusahaan. e. Pastikan tingkat ketersediaan produk sesuai dengan strategi. Seorang manajer seharusnya menggunakan tingkat ketersediaan produk yang optimal sesuai dengan analisis strategi perusahaan. Pada beberapa kasus, sebuah perusahaan mungkin merasa sesuai untuk menyediakan level ketersediaan produk yang tinggi bagi produk dengan permintaan rendah yang tidak begitu menguntungkan, tetapi diperlukan oleh konsumen yang penting bagi perusahaan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan reputasi perusahaan, sesuai dengan strategi yang dipilihnya.



7.32



Manajemen Rantai Pasokan •



TES FORMATIF 2 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1)



Salah satu tindakan manajerial yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keuntungan rantai pasok adalah .... A. meningkatkan salvage value setiap unit yang meningkatkan keuntungan B. menurunkan tingkat ketersediaan produk C. meningkatkan keuntungan melalui pembatasan variasi produk D. mengurangi variabilitas produk sehingga biaya penyimpanan juga akan menurun



2)



Apabila rasio cost of overstocking dan cost of under stocking semakin kecil, maka tingkat ketersediaan produk yang optimal akan semakin .... A. meningkat B. menurun C. tetap D. bergerak ke arab negatif



3)



Salah satu cara yang dapat dilakukan seorang manajer untuk mengurangi ketidakpastian adalah dengan .... A. meningkatkan persediaan B. memperbaiki peramalan C. menambah stok pada item tertentu D. mengurangi j alur distribusi



4)



Menggunakan pengetahuan tentang pasar yang lebih baik dan bekerja sama untuk mengurangi ketidakpastian pasar merupakan pengertian tindakan manaj er dalam hal .... A. tanggapan cepat B. penundaan C. memperbaiki peramalan D. tailored sourcing



5)



Perusahaan menggunakan suatu kombinasi dua sumber pasokan, satu terfokus pada biaya, tetapi tidak mampu menangani ketidakpastian dengan baik, dan yang lain terfokus pada fleksibilitas untuk menangani ketidakpastian, tetapi dengan biaya yang lebih tinggi. Hal ini disebut dengan .... A. tanggapan cepat B. penundaan



7.33



• EKMA4371/MODUL 7



C. memperbaiki peramalan D. tailored sourcing Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.



Tingkat penguasaan =



Jumlah Jawaban yang Benar -----------



x 100%



Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = 80 - 89% = 70 - 79% = < 70% =



baik sekali baik cukup kurang



Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda hams mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.



7.34



Manajemen Rantai Pasokan •



Kunci Jawaban Tes Formatif Tes Formatif 1 1) c 2) A 3) c 4) c Di



Pi



4



0.02



0.08



5



0.03



0.15



6



0.05



0.3



7



0.08



0.56



8



0.09



0.72



9



0.11



0.99



10



0.16



1.6



Total



5)



Di



X



Pi



4.4



Perkiraan Permintaan = D



I



D;pi = 4,4



Tes 1) 2) 3) 4) 5)



Formatif 2 A A B



c D



• EKMA4371/MODUL 7



7.35



Daftar Pustaka Chase, R.B., Jacobs, F.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management for Competitive Advantage with Global Cases. McGraw-Hill. Chopra, S., & Meindl, P. (2004). Supply Chain Management: Strategy, Planning, and Operations. Second Edition. Pearson Education International. Gattorna, J. (1986). Strategic Issues in Logistics, Focus on Physical Distribution and Logistics Management. (Oct- Nov). Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management. 7th edition. Pearson Education International. Krajewski, L.J., & Ritzman, L.P. (1999). Operations Management: Strategy and Analysis. Addison-Wesley Publishing Company, Inc. Lysons, K. (2000). Purchasing and Supply Chain Management. Pearson Education. Martin, C. (2005). Logistics and Supply Chain Manajemen. Prentice Hall. Russel, R.R., & Taylor, B.W. (2003). Operations Management. 4th edition. Pearson Education International. Stevenson, W.J. (2005). Operations Management. gth edition. McGraw-Hill.



Modul 8



I nt egr asi Rant ai Pasok lr. Adi Dj oko Gurit no, rvlSE, Ph. D. Nlei rani Harsasi, S E, M.S.



PENDAHULUAN ujuan utama dari pengelolaan rantai pasok adalah menciptakan nilai untuk konsumen akhir serta perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam jaringan rantai pasok. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaanperusahaan dalam jaringan rantai pasok harus mengintegrasikan proses kegiatan secara internal dengan perusahaan lain dalam jaringan. Proses integrasi merupakan proses koordinasi, pembagian informasi, dan sumber daya untuk bergabung dalam mengelola suatu proses rantai pasok. Proses integrasi terkadang merupakan suatu hal yang sulit dilakukan karena membutuhkan pelatihan yang tepat, partner yang dapat dipercaya, berkompeten, dan berpotensial dalam perubahan satu atau lebih budaya organisasi. Bagaimanapun, manfaat dari kolaborasi dan pembagian informasi dapat signifikan, yaitu menurunkan biaya rantai pasok, lebih fleksibel dalam menanggapi perubahan pasar, berkurangnya jumlah safety stock dalam rantai pasok, kualitas yang lebih baik, penghematan waktu dalam pemasaran, dan penggunaan sumber daya yang lebih baik. Pada Modul 8 ini, akan dibahas mengenai integrasi dalam rantai pasok dan bagaimana koordinasi dan informasi dapat dilakukan di rantai pasok. Secara umum, setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan integrasi antar pihak dalam rantai pasok. Secara khusus, setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan: 1. identifikasi partner dagang; 2. kunci utama proses bisnis rantai pasok; 3. proses integrasi ekstemal rantai pasok; 4. hambatan proses integrasi rantai pasok; 5. hubungan dan kepercayaan dalam rantai pasok; 6. mengelola hubungan rantai pasok.



8.2



Manajemen Rantai Pasokan •



Kegiatan Belajar 1



Model I nt egr asi dal am Rant ai Pasok A. IDENTIFIKASI PARTNER DAGANG



Saudara mahasiswa, pada Kegiatan Belajar 1 ini Anda akan mempelajari mengenai pentingnya integrasi dalam rantai pasok. Seperti telah Anda pelajari sebelumnya bahwa rantai pasok memerlukan kerja sama dengan berbagai pihak dan berbagai departemen dalam perusahaan, mulai dari pemasok sampai dengan distributor dan konsumen. Dalam setiap perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa, penting halnya melakukan identifikasi partner yang mampu melakukan penjualan dan pengiriman produk akhir kepada konsumen dengan sukses. Mengidentifikasi partner dagang utama membuat perusahaan fokus pada pengelolaan waktu dan sumber daya dalam membina hubungan yang penting dengan beberapa perusahaan. Pengelolaan ini merupakan proses yang akan membuat kinerja rantai pasok menjadi baik. Di samping itu, bisnis pendukung juga akan memberikan pengaruh dalam keberhasilan manajemen rantai pasok. Struktur jaringan partner dagang utama tergantung pada lokasi perusahaan dalam rantai pasok, apakah dekat dengan pemasok, dekat dengan konsumen akhir atau di antara keduanya. Pemetaan jaringan terhadap partner dagang utama harus dilakukan untuk membantu perusahaan memutuskan bisnis mana yang akan dimasukkan ke dalam manajemen rantai pasok. B. STRATEGI DENGAN TUJUAN PROSES UTAMA RANTAI PASOK



ldentifikasi partner dagang harus pula diimbangi dengan pengelolaan proses rantai pasok yang tepat yang memerlukan strategi yang tepat pula. Pada dasarnya, manajemen harus melakukan identifikasi pada strategi utama rantai pasok yang berhubungan dengan produk dan jasa yang disediakan. Jika sebuah produk akhir bersaing berdasarkan kualitasnya maka anggota dalam rantai pasok tersebut harus menggunakan strategi yang konsisten dengan memberikan produk dengan kualitas terbaik, begitu pula dengan harga yang kompetitif dan tingkat pelayanan yang baik. Strategi tersebut kemudian



8.3



• EKMA4371/MODUL 8



diwujudkan dalam kebijakan fungsional internal berkaitan dengan pembelian dan pemasok yang digunakan, tata letak pabrik dan proses produksi, desain produk, model transportasi, garansi dan penawaran jasa pengembalian, metode pelatihan karyawan, teknologi informasi yang digunakan, dan jumlah karyawan outsourcing yang diperlukan. Pada setiap bagian tersebut, kebijakan seharusnya dapat membantu strategi yang berorientasi kualitas dalam rantai pasok. Sarna halnya jika produk akhir bersaing berdasarkan harga maka strategi dan kebijakan fungsional pada setiap anggota dalam rantai pasok harus mempunyai tujuan untuk mencapai biaya rendah sepanjang produksi dalam rantai pasok. Dalam persaingan, terjadi perubahan teknologi dan kebutuhan konsumen yang mengakibatkan manajemen harus mengatur rantai pasok dan strategi internal untuk mampu tetap bersaing. Manajer perlu mengidentifikasi proses utama yang menghubungkan setiap partner utama dalam rantai pasok dan membuat tujuan proses untuk meyakinkan bahwa penggunaan sumber daya dilakukan secara efektif untuk mendukung strategi produk akhir secara keseluruhan. Proses utama dan metode yang digunakan untuk integrasi dan mengelola hubungan proses di antara partner rantai pasok akan berubah berdasarkan struktur internal setiap perusahaan, keadaan ekonomi pasar dan keadaan hubungan yang ada dalam rantai pasok. Berikut ini tabel yang menunjukkan kunci utama proses bisnis rantai pasok. Tabel 8. 1.



Ku nci Ut am a Proses Bi sn is Rant ai Pasok Delapan Kunci Utama Proses Bisnis Rantai Pasek Customer Relationship Management



Customer Service Management



Demand Management



Mengidentifikasi segmen konsumen, menciptakan produk dan jasa yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan konsumen, mengukur profitabilitas konsumen, dan efek perusahaan pada konsumen. Memberikan informasi kepada konsumen, seperti tersedianya produk, waktu pengiriman, status pemesanan, dan pelaksanaan persetujuan produk dan ·asa. Menyesuaikan permintaan konsumen dengan kapasitas output perusahaan, peramalan permintaan, koordinasi den an produksi, oembelian



8. 4



Order Fulfilment



Manufacturing Flow Management



Supplier Relationship Management



Product Development and Commercialization



Returns Management



Manajemen Rantai Pasokan •



dan distribusi. Memenuhi kebutuhan konsumen dengan menyelaraskan pemasaran, produksi, dan perencanaan distribusi perusahaan. Menentukan kebutuhan proses produksi untuk mendapatkan paduan yang tepat antara fleksibilitas dan kecepatan dalam memenuhi permintaan. Mengelola persetujuan produk dan jasa dengan pemasok, hubungan pekerjaan dengan pemasok utama. Mengembangkan produk baru dan memasarkan secara efektif, menggabungkan pemasok dengan konsumen ke dalam proses untuk mengurangi waktu pemasaran. Mengelola pengaturan produk yang digunakan, penarikan produk, kebutuhan pengemasan, dan meminimalisasi pengembalian di masa yang akan datan .



1.



Manajemen Hubungan dengan Konsumen Manajemen hubungan dengan konsumen mempengaruhi struktur perusahaan untuk mengembangkan dan mengelola hubungan tersebut. Kunci utama konsumen adalah kebutuhan mereka ditentukan, kemudian produk dan jasa dikembangkan untuk memenuhi kebutuhannya. Hubungan dengan konsumen tersebut disatukan dan diteruskan dengan pemberian informasi, peningkatan produk, delivery (pengiriman), kualitas dan biaya, pengembangan tujuan, serta meningkatkan kinerja dan profitabilitas untuk rekan kerja sesuai dengan persetujuan pembagian keuntungan. Perusahaan harus mengawasi efek dari upaya pengelolaan hubungan tersebut dari segi finansial dan kepuasan konsumen. 2.



Manajemen Layanan Konsumen Manajemen layanan konsumen merupakan apa yang diberikan kepada konsumen dan juga melakukan pengelolaan secara terus-menerus pada setiap produk dan jasa antara perusahaan dan konsumennya. Informasi yang diberikan dapat melalui website, interaksi personal, serta hubungan sistem informasi dan media cetak. Tujuan dan kebijakan dikembangkan untuk meyakinkan distribusi produk dan jasa kepada konsumen telah dilaksanakan dengan tepat, merespons dengan baik kesalahan dan keluhan atas produk dan jasa pengiriman, dan untuk memanfaatkan komunikasi secara efektif untuk



• EKMA4371/MODUL 8



8.5



mengoordinasikan pengiriman produk, jasa, dan informasi. Proses tersebut juga termasuk metode untuk mengawasi dan melaporkan kinerja customer service untuk membuat perusahaan mengerti usaha perluasan manajemen yang dilakukannya dapat mencapai tujuan.



3.



Manajemen Permintaan Manajemen permintaan merupakan penyeimbangan permintaan konsumen dengan kapabilitas output perusahaan. Kegiatan khusus dalam manajemen permintaan, yaitu peramalan permintaan dan kemudian menggunakan beberapa cara untuk mengubah kapasitas melalui fungsi pembelian, produksi dan distribusi. Berbagai macam peramalan dapat digunakan, baik berdasarkan waktu, pengetahuan si peramal, kemampuan untuk mendapatkan informasi point-of-sale, dan penggunaan model peramalan yang ada dalam sistem ERP. Tahapan selanjutnya, menentukan bagaimana menyesuaikan permintaan dengan kapasitas produksi. Cadangan perencanaan harus siap digunakan ketika manajemen permintaan gagal atau ketika peramalan tidak akurat. Sistem pengukuran kinerja dapat digunakan untuk meningkatkan akurasi peramalan dan untuk mencapai kesuksesan dalam implementasi aktivitas manajemen permintaan. 4.



Pemenuhan Pesanan Proses pemenuhan pesanan merupakan serangkaian aktivitas perusahaan untuk memenuhi pesanan konsumen dan menyediakan tingkat pelayanan yang dibutuhkan dengan biaya pengiriman yang terendah. Oleh karena itu, proses pemenuhan pesanan harus diintegrasikan dengan pemasaran, produksi dan perencanaan perusahaan agar lebih efektif. Lebih khususnya, sistem distribusi perusahaan dirancang untuk memberikan tingkat pelayanan yang cukup dan sistem produksinya harus dibuat untuk menghasilkan tingkat output yang dibutuhkan, dengan perencanaan pemasaran dan promosi yang mempertimbangkan output dan kemampuan pengiriman perusahaan tersebut. Permasalahan yang berhubungan dengan pemenuhan pesanan adalah lokasi pemasok, transportasi inbound dan outbound yang digunakan, lokasi fasilitas produksi dan pusat distribusi, serta sistem yang digunakan untuk memasuki, memproses, mengomunikasikan, memilih, mengirimkan dan mendokumentasikan pesanan konsumen. Proses pemenuhan pesanan ini harus diintegrasikan dengan manajemen hubungan dengan konsumen, manajemen layanan konsumen, manajemen hubungan dengan pemasok dan manajemen



8.6



Manajemen Rantai Pasokan •



pengembalian untuk memastikan kebutuhan konsumen dapat dipenuhi; tingkat pelayanan konsumen diperbaiki; pemasok membantu dalam meminimalisasi waktu siklus pemesanan; serta konsumen mendapatkan produk dengan kualitas terbaik.



5.



Manajemen Aliran Perusahaan Manajemen aliran perusahaan merupakan serangkaian kegiatan yang bertanggung jawab membuat produk aktual, mendirikan fleksibilitas perusahaan untuk melayani pasar dengan baik, dan merancang sistem produksi untuk memenuhi kebutuhan waktu siklus. Agar efektif, aktivitas manajemen perusahaan harus digabungkan dengan manajemen permintaan dan manajemen hubungan dengan konsumen, menggunakan kebutuhan konsumen sebagai input dalam proses. Adanya perubahan konsumen dan kebutuhannya, hal tersebut tentunya akan mengubah rantai pasok dan aliran perusahaan untuk mempertahankan kemampuan bersaing perusahaan. Karakteristik perusahaan juga mempengaruhi kebutuhan pemasok. Misalnya, sebagai perusahaan manufaktur ukuran batch dan waktu tenggang perlu dikurangi yang menjadikan pengiriman dari pemasok menjadi lebih kecil dan sering dilakukan yang menyebabkan adanya perubahan pada interaksi pemasok dan hubungan dengan pemasok. Pentingnya sistem perencanaan bahan baku seharusnya menjadi petunjuk pelaksanaan hubungan dengan pemasok. Kebutuhan konsumen harus diwujudkan dalam kapabilitas produksi dan kebutuhan pemasok. Seperti proses lainnya, kinerja yang baik dapat digunakan untuk mencapai kapabilitas proses produksi untuk memenuhi permintaan. 6.



Manajemen Hubungan dengan Pemasok Manajemen hubungan dengan pemasok menggambarkan bagaimana perusahaan mengelola hubungannya dengan para pemasok. Perusahaan mengelola rantai pasok dengan mencari pemasok dengan kinerja yang baik dan saling menguntungkan. Perusahaan memfokuskan pada hubungan yang baik dengan pemasok dalam hal memenuhi biaya, kualitas, dan layanan konsumen untuk bahan baku, komponen, dan produk. Untuk produk yang tidak pokok, perusahaan biasanya melakukan pelelangan, serta susunan penawaran atau katalog untuk memilih pemasok. Kegiatan dalam proses ini mencakup penyaringan dan pemilihan pemasok, negosiasi produk dan jasa, pengelolaan pemasok, serta pengawasan dan peningkatan kinerja pemasok.



• EKMA4371/MODUL 8



8.7



Manajemen hubungan dengan pemasok secara rutin berkomunikasi dengan bagian produksi untuk menciptakan feedback pada pemasok dan kinerja pembelian, dan dengan bagian pemasaran untuk feedback ke konsumen. Pemasok perlu mengetahui pengembangan produk baru dan tujuan kinerja feedback.



7.



Pengembangan Produk dan Komersialisasi Pengembangan produk dan komersialisasi adalah tindakan pengembangan produk baru untuk memenuhi perubahan permintaan konsumen dan memasarkan produk tersebut dengan cepat dan efisien. Dalam pengelolaan rantai pasok, banyak konsumen dan pemasok yang terlibat dalam proses pengembangan produk baru untuk meyakinkan bahwa produk dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan perbelanjaan barang dapat memenuhi kebutuhan pabrik. Kegiatan dalam proses pengembangan produk dan komersialisasi mencakup metode dan dorongan untuk membangkitkan ide produk baru, pengembangan mekanisme feedback ke konsumen; pembentukan cross-functional, team pengembangan produk baru internal perusahaan, penilaian dan pemilihan ide produk baru berdasarkan pengaruh finansial, kebutuhan sumber daya yang sesuai dengan infrastruktur pabrik dan logistik, perancangan dan percobaan prototipe produk baru, menentukan saluran pemasaran, dan terakhir, menilai keberhasilan dari setiap produk baru. Keberhasilan pengembangan produk baru bergantung pada konsumen dan pemasok eksternal, perusahaan manufaktur, serta pemasaran dan finansial internal. 8.



Manajemen Pengembalian Manajemen pengembalian mempunyai arti penting dalam pengaturan dan dapat menguntungkan manajemen rantai pasok untuk mempertahankan pelayanan konsumen dan mengidentifikasi kesempatan perbaikan produk. Kegiatan manajemen pengembalian mencakup pemeliharaan lingkungan dalam hal pembuangan dan proses recycle, penyusunan dan perbaikan instruksi, penyelesaian masalah dan perbaikan garansi, perancangan logistik secara efektif, dan pengumpulan data pengembalian. Personalia manajemen pengembalian sering berkomunikasi dengan konsumen dan personalia manajemen hubungan dengan konsumen, pengembangan produk dan komersialisasi, serta manajemen hubungan dengan pemasok selama proses pengembalian.



8.8



Manajemen Rantai Pasokan •



Tujuan dari manajemen pengembalian adalah mengurangi tingkat pengembalian. Hal ini dapat diselesaikan dengan mengomunikasikan adanya pengembalian dan perbaikan informasi pada bagian personalia, pengembangan produk, pemasok, dan kontributor lainnya. Hal ini dilakukan untuk perbaikan produk selanjutnya dan perancangan pembelanjaan barang. Pelayanan transportasi dan distribusi juga termasuk dalam lingkup ini. Setiap delapan proses yang diidentifikasi, perusahaan harus mengembangkan tujuan untuk menentukan strategi rantai pasok. Tujuan yang konsisten dengan area fungsional perusahaan dalam setiap proses membantu integrasi proses secara internal. Misalnya, jika strategi rantai pasok adalah bersaing dengan biaya rendah maka perusahaan harus menemukan hubungan dengan konsumen yang bertujuan untuk mencari alternatif pengiriman dengan biaya yang lebih murah, mengembangkan vendor-managed inventory (VMI), dan untuk mengotomatiskan proses pemesanan oleh konsumen. Produksi dilaksanakan untuk memberikan solusi pengemasan dalam jumlah besar agar konsisten dengan model transportasi dan sistem pengiriman yang digunakan. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan kemampuan produksi secara massal dan untuk mengidentifikasi biaya terendah pada proses manufaktur untuk produk tertentu. Tujuan pembelian adalah mengidentifikasi bahan baku dan komponen termurah yang sesuai dengan spesifikasi dan dapat digunakan untuk pelelangan jika memungkinkan. Perusahaan harus mengalami kemajuan dalam setiap proses yang menggunakan team karyawan dari setiap fungsi dan tujuan pengembangan proses.



C. MENGEMBANGKAN TINGKATAN PERFORMANSI INTERNAL UNTUK PENGEFEKTIFAN PROSES UTAMA Sebelum perusahaan dapat mengukur performansi pelaku yang terlibat dalam rantai pasok, perusahaan harus membangun tingkatan performansi internal yang baik sesuai fungsinya. Pengukuran performansi diperlukan untuk mengatur strategi rantai pasok dan sesuai dengan tujuan prosesnya. Dalam memastikan bahwa proses berpengaruh pada strategi rantai pasok, performansi ditingkatkan secara kontinu menggunakan serangkaian matriks yang dirancang untuk setiap proses. Pengukuran performansi untuk proses manajemen hubungan dengan konsumen akan dibutuhkan untuk perancangan setiap area fungsional perusahaan. Tindakan dari perancangan pengukuran ini dapat juga dengan



• EKMA4371/MODUL 8



8.9



melakukan pengembangan untuk setiap area fungsional. Apabila fokus perusahaan adalah pada biaya maka pengukuran performansi harus dapat menggambarkan hal itu dengan baik. Untuk proses manajemen hubungan dengan konsumen, pengukuran performansi dalam pemasaran harus dengan biaya pengiriman rata-rata, jumlah VMI baru, biaya rata-rata dalam pemesanan dan pengiriman untuk VMI baru, dan jumlah sistem pemesanan otomatis baru selama periode pembelajaran. Untuk bagian produksi, pengukuran performansi, mencakup biaya rata-rata pengemasan per order, rata-rata kemampuan produksi untuk setiap produk, dan biaya rata-rata pemesanan per unit. Untuk bagian pembelian, pengukuran performansi manajemen hubungan dengan konsumen mencakup rata-rata biaya pembelian setiap produk dan persentase waktu pelelangan dilakukan selama periode yang ditentukan. Pengukuran performansi akan dirancang untuk setiap proses utama dan penyesuaian tujuan fungsionalnya, Dalam hal ini, perusahaan mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan setiap prosesnya. Keberhasilan manajemen rantai pasok membutuhkan koordinasi proses dan kolaborasi secara internal, antara area fungsional perusahaan, dengan lingkungan eksternalnya, serta antara perusahaan dengan partner dagang dalam rantai pasok. Mencapai proses integrasi dengan perusahaan membutuhkan perubahan dari area fungsional teamwork dan kerja sama dengan semua lini bisnis. Untuk mencapainya, pekerja harus mendapat dukungan manajemen, sumber daya dan empowerment (kekuasaan) untuk membuat perubahan agar dapat membantu pengembangan kerja sama yang dibutuhkan dalam strategi rantai pasok. Pembentukan team antara bagian fungsional digunakan untuk mengembangkan proses utama dan pengukuran performansi merupakan langkah awal yang baik dalam mencapai proses integrasi internal. Proses integrasi pertama, yaitu sistem ERP perusahaan. Sistem ERP memberikan pandangan tentang pengaturan secara keseluruhan, kemampuan pengambilan keputusan dengan setiap tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pesanan konsumen, perencanaan perusahaan, penyimpanan produk dalam work-in-process dan produk akhir, barang outbound dalam pengangkutan, pesanan pembelian, barang inbound dalam pengangkutan, penyimpanan barang pembelian, serta informasi laporan dan finansial. Sistem ERP tersebut merupakan hubungan proses bisnis dan memfasilitasi komunikasi dan penyaluran informasi antardepartemen perusahaan.



8.10



Manajemen Rantai Pasokan •



Ketika menilai integrasi internal yang ada dalam proses, pertama-tama perusahaan harus memahami rantai pasok internal dalam sebuah organisasi. Rantai pasok internal dapat menjadi kompleks jika perusahaan mempunyai banyak divisi dan struktur organisasi. Maka, perusahaan harus menilai untuk menyusun team yang digunakan dalam proses dan pengukuran performansi apakah mereka mewakili setiap divisi organisasi atau unit bisnis? Team antarbagian ini harus mewakili rantai pasok internal perusahaan. Jika perusahaan sudah memahami rantai pasok internal, perusahaan dapat memulai menilai tingkat akses informasi antara rantai pasok internal. Apakah perusahaan mempunyai perluasan sistem ERP dan hubungan antara area? Apakah semua sistem perusahaan terhubung dalam ERP? Apakah data pergudangan digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai divisi dalam perusahaan? Perusahaan yang berhasil mengintegrasikan proses bisnis utamanya menggunakan sistem ERP dan data pergudangan. Penyimpanan data pergudangan diperoleh dari ERP dan sistem perusahaan dalam satu lokasi, seperti pengguna yang dapat mengambil informasi yang dibutuhkan, menganalisis, dan menggunakannya untuk mengambil keputusan. Sistem ERP secara keseluruhan membuat perusahaan mampu menggunakan database untuk mengambil keputusan mengenai produk, konsumen, dan pemasok. Dengan menggunakan ERP, perusahaan menjadi lebih fokus mengelola integrasi rantai pasok. Seperti yang dilakukan sebelumnya, yaitu pengukuran performansi internal, perusahaan perlu mengembangkan tingkat performansi eksternal untuk mengawasi hubungan dengan partner dalam proses pengelolaan rantai pasok. Dengan pengukuran performansi internal, team yang dibentuk dari anggota partner dagang utama digunakan untuk merancang performansi tersebut agar konsisten dengan strategi rantai pasok secara keseluruhan. Melanjuti contoh strategi rantai pasok dengan biaya rendah, partner harus memutuskan dalam mengawasi sejumlah pengukuran biaya yang antar anggota perusahaan untuk setiap proses utama dalam rantai pasok. Untuk manajemen hubungan dengan konsumen, contoh di atas mencakup biaya rata-rata pengiriman, biaya pemesanan cepat, biaya pengiriman VMI, biaya safety stock produk akhir, biaya pemesanan kembali, dan biaya spoilage. Pengukuran tersebut dapat menyatukan tingkatan performansi internal setiap proses tetapi dapat mengubah pembelian, produksi, distribusi, pelayanan konsumen, dan perubahan lainnya antar bagian perusahaan.



• EKMA4371/MODUL 8



8. 11



D. MENILAI DAN MEMPERBAIKI PROSES INTEGRASI EKSTERNAL DAN PERFORMANSI RANTAI PASOK Perusahaan dapat mengeliminasi pemasok dengan performansi yang tidak baik dan mencoba untuk konsentrasi pada pengembangan hubungan yang saling menguntungkan antara pemasok dan juga konsumen. Pembangunan, perbaikan, dan penguatan hubungan tersebut dilakukan dengan melakukan proses integrasi ekstemal. Proses integrasi dilakukan untuk memperbaiki hubungan di antara partner rantai pasok serta untuk meningkatkan kinerja rantai pasok. Ketika perusahaan sudah mencapai proses integrasi internal yang layak, perusahaan siap untuk melakukan integrasi eksternal pada proses utama rantai pasok. Partner dagang dalam rantai pasok harus konsentrasi pada pembagian penjualan, informasi peramalan, informasi produk baru, perencanaan perluasan, proses baru, dan pemasaran baru untuk memaksimalkan profit seluruh anggota rantai pasok. Fokus pada proses integrasi akan memungkinkan perusahaan untuk kolaborasi dan membagi informasi. Dengan proses integrasi internal, team dibentuk untuk merancang dan mengatur tingkat performansi proses sebagai sumber utama dalam proses integrasi ekstemal. Team tersebut dapat menentukan sasaran proses rantai pasok dan jenis informasi yang harus disampaikan untuk mencapai sasaran tersebut. Matriks performansi dirancang pada setiap proses untuk mengidentifikasi kekurangan dari proses integrasi dan kelemahan persaingan rantai pasok. Informasi merupakan komunikasi yang penting dalam proses integrasi ekstemal. Saat ini, menghubungkan pembeli dengan pemasok dalam perusahaan melalui internet adalah cara pengintegrasian rantai pasok yang efektif. Teknologi dalam komunikasi rantai pasok mempunyai beberapa permasalahan, mencakup penanganan aliran barang di antara perusahaan, proses negosiasi dan pelaksanaan kontrak, pengelolaan pasokan dan permintaan antara partner, pembuatan dan pelaksanaan pesanan, serta penanganan penyelesaian finansial.



8.12



Manajemen Rantai Pasokan •



E. MEMPERLUAS PROSES INTEGRASI PADA PARTNER RANTAI PASOK TINGKATAN KEDUA (SECOND-TIER) Adanya hubungan rantai pasok yang semakin dipercaya dan matang serta software rantai pasok yang digunakan untuk menghubungkan aplikasi ERP pada partner rantai pasok menimbulkan kecenderungan untuk melakukan proses integrasi rantai pasok pada tingkatan kedua dan di luamya. Saat ini, software yang digunakan pemasok dalam rantai pasok merupakan sistem yang berkembang yang dapat lebih terintegrasi dengan aplikasi lain, membantu partner dagang bertukar informasi dalam peramalan, penjualan, pembelian dan penyimpanan. Whirpool, sebagai contoh, menggunakan kolaborasi software perencanaan dari teknologi i2 yang dapat membantu melihat data penjualan dan percobaan peramalan dengan ritelnya; dan Alcatel menggunakan Oracle's e-Business suite dan aplikasi perencanaan lanjutan untuk berbagi perencanaan dan jadwal produksi dengan pemasoknya. Menggunakan hubungan tersebut, perusahaan dapat bekerja dengan pemasok dan konsumen untuk membandingkan peramalan dan pesanan, menentukan pasokan/permintaan yang tidak sesuai, dan menganalisis performansi pemasok. Saat ini, setiap pembuat software mencoba untuk menggunakan tool supply chain lebih mudah untuk berintegrasi dengan sistem baru dan mengumpulkan data di mana pun sepanjang rantai pasok perusahaan. Salah satu pengembangan terbaru adalah label radio-frequency identification (RFID). Alat microchip ini dapat diletakkan pada produk untuk menyampaikan informasi keberadaan produk sepanjang perpindahannya dalam rantai pasok. Maka, sistem rantai pasok perusahaan dapat mengakses informasi penyimpanan dan memberikan pesanan tambahan ketika peny1mpanan menurun. Prioritas dalam pengembangan aplikasi software pada rantai pasok dan mengintegrasikannya dengan pemasok tingkatan pertama dan konsumen terkadang menjadi lebih sulit dan menghabiskan banyak waktu. Perusahaan dapat mengembangkan hubungannya dengan pemasok tingkatan kedua (second-tier) dan meminta pemasok langsungnya untuk bekerja sama dengan pemasok tingkatan kedua. Mereka dapat bekerja lebih dekat dengan gabungan partner pemasok untuk menyelesaikan permasalahan pada pemasok tingkatan kedua serta membantunya mengelola gabungan pemasok dengan lebih baik. Untuk menjaga persaingan, saat ini perusahaan harus •



• EKMA4371/MODUL 8



8.13



menggunakan kombinasi hubungan sistem informasi dan teamwork pemasok untuk mengidentifikasi dan mengelola hubungan pemasok tingkatan kedua dalam rantai pasok. Perkembangan dan perubahan sistem informasi rantai pasok sangat cepat terjadi seiring dengan munculnya produk baru, pemasok baru, dan pasar baru. U ntuk itu, partner harus melihat model integrasi secara berkala untuk mengidentifikasi perubahan rantai pasok dan menilai pengaruh perubahan tersebut terhadap upaya integrasi. Pemasok baru dapat masuk dengan kemampuan yang lebih baik, lebih banyak pilihan distribusi, dan sumber daya yang lebih baik. Atau mungkin, perusahaan dapat merancang kembali produk lama, membutuhkan komponen pembelian atau kemampuan pemasok yang berbeda. Alternatif lain, perusahaan mungkin berpindah ke pasar baru yang membutuhkan perubahan rantai pasok secara keseluruhan. Contoh ini membuat perusahaan melakukan evaluasi ulang pada strategi rantai pasok, sasaran, proses tingkat performansi, dan integrasi perusahaan. Contohnya, Bulgari, sebagai perusahaan barang mewah terbesar ketiga di dunia, telah memperkenalkan sejumlah produk baru dalam beberapa tahun ini dan saat ini menyewa Sistem 4R untuk membantu perusahaan memperbaiki peramalan permintaan dan perencanaan penyimpanan dalam jaringan kerja retail toko dan independen retail.



F. HAMBATAN PROSES INTEGRASI DALAM RANTAI PASOK Bila Anda sudah mempelajari mengenai integrasi dalam rantai pasok, sekarang, Anda akan pelajari mengenai faktor-faktor yang dapat menghambat proses integrasi dalam rantai pasok. Beberapa faktor yang dapat mengganggu proses integrasi eksternal dalam rantai pasok menyebabkan distorsi informasi, waktu siklus yang lebih panjang, stock-out, dan bullwhip effect yang dapat mengakibatkan tingginya biaya keseluruhan dan menurunnya kapabilitas pelayan konsumen. Manajer dapat mengidentifikasi hambatan tersebut dan mengambil beberapa langkah untuk mengeliminasinya agar dapat meningkatkan profitabilitas dan daya saing untuk anggota rantai pasok. Tabel 8.2 menunjukkan hambatan-hambatan dalam integrasi rantai pasok.



8.14



Manajemen Rantai Pasokan •



Tabel 8. 2. Hambatan dalam lntegrasi Rantai Pasok Hambatan dalam lntegrasi Rantai Pasok Silo Mentality



Lack of supply chain visibility



Lack of Trust



Lack of Knowledge



Activities causing bullwhip effect Demand forecast updating



Order batching



Price fluctuation Rationg and shortage gaming



1.



Kelemahan dalam melihat gambaran besar dan bertinda~ hanya pada satu bag ian dalam perusahaan atau satu perusahaan dalam supply chain. Ketidakmampuan dalam berbagi atau mendapatkan informasi trading partner, sebagai keinginan dari oartisi oan dalam rantai oasok. Ketidakmauan dalam bekerja sama atau berbagi informasi karena adanya ketakutan jika bagian lain akan mengambil keuntungan dari mereka atau men unakan informasi secara tidak Ia 'ak. Kekurangan kemampuan proses dan sistem informasi mengenai kepentingan SCM di antara manajemen dan karyawan lainnya dalam perusahaan dan di antara oartner. Menggunakan berbagai pesanan konsumen untuk menciptakan dan memperbarui peramalan, jadwal oroduksi, dan kebutuhan oembelan·aan. Membuat pesanan barang dalam jumlah besar dari pemasok untuk mengurangi biaya pemesanan dan trans portasi. Menawarkan harga diskon kepada pembeli, menyebabkan peru bah an pol a pembelian. Mengalokasikan pasokan produk ke pembeli, menyebabkan pembeli meningkatkan pesanan di luar kebutuhannya di masa yang akan datang.



Mentalitas Silo (Silo Mentality)



Sering kali, perusahaan tidak mempertimbangkan akibat dari tindakan yang dilakukan dalam rantai pasok dan daya saing jangka panjang dan profitabilitasnya. "I win, you lose" merupakan muatan dalam mentalitas silo dalam membentuk pemasok termurah, sedikit memperhatikan kebutuhan konsumen, dan memberikan beberapa sumber untuk produk baru dan perancangan pelayanan. Pada akhirnya, akan muncul permasalahan dalam kualitas, biaya, waktu pengiriman, dan pelayanan konsumen lainnya yang akan merusak rantai pasok. Secara internal, pengaruh silo dapat muncul di antara bagian. Manajer transportasi, misalnya, mencoba meminimalisasi total biaya transportasi jika dilakukan dengan tidak hati-hati akan menyebabkan



• EKMA4371/MODUL 8



8.15



meningkatnya safety stocks, munculnya kekurangan produk, dan memburuknya tingkat pelayanan konsumen. Untuk mengatasi mentalitas silo, perusahaan harus berusaha menyatukan tujuan rantai pasok dengan tujuan serta insentif perusahaan. Keputusan fungsional harus dibuat untuk mempertimbangkan pengaruh pada profit seluruh perusahaan dan dalam rantai pasok. Peninjauan performansi manajer harus mencakup kemampuannya dalam proses integrasi internal dan eksternal dan untuk memenuhi tujuan rantai pasok secara keseluruhan. Di luar perusahaan, manajer harus mendidik pemasok dan konsumen berkaitan dengan pengaruh keseluruhan atas tindakan mereka dalam rantai pasok dan konsumen akhirnya. Hal ini menjadi bagian penting dalam menciptakan hubungan dan proses manajemen. Pemasok harus dievaluasi secara bertahap dan berpotensial untuk digantikan jika performansi "vis-a-vis" dalam rantai pasok tidak meningkat.



2.



Kurangnya Visibilitas Rantai Pasok (Lack of Supply Chain Visibility) Kurangnya visibilitas informasi dalam rantai pasok biasanya merupakan masalah proses integrasi rantai pasok. Pada survei yang dilakukan tahun 2002, dua dari tiga perusahaan tidak dapat menyeimbangkan operasi rantai pasok dengan partner dagangnya. Jika partner dagangnya harus menuliskan data dari sistem ERPnya dan kemudian mengirimkan ke tempat lain yang harus di upload ke sistem lainnya sebelum data diberikan dan dievaluasi, kehilangan waktu berarti kehilangan konsumen akhir dan biaya lebih tinggi pada seluruh anggota rantai pasok. Hal ini merupakan masalah utama yang harus diatasi oleh pembuat software rantai pasok saat ini. 3.



Kurangnya Kepercayaan (Lack of Trust) Keberhasilan proses integrasi antara partner membutuhkan kepercayaan dan sama halnya dengan mentalitas silo dan kurangnya visibilitas rantai pasok. Kurangnya kepercayaan merupakan penghalang utama dalam manajemen rantai pasok. Kepercayaan muncul antara partner rantai pasok yang membangun reputasi di antara bisnis lainnya. Spalding Holding berkolaborasi dengan Wal-Mart, menghasilkan "win-win solution" untuk kedua perusahaan tersebut. Wal-Mart memberikan hasil peramalan dan data penjualan sehingga Spalding menjaga tingkat persediaannya dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada Wal-Mart. Hasilnya, jarang terjadinya stock out produk Spalding pada Wal-Mart dan lebih memahami kapasitas dan



8.16



Manajemen Rantai Pasokan •



biaya Spalding. Sayangnya, kebiasaan perusahaan dan sifat alami manusia tidak akan berubah dalam semalam. Hingga setiap bagian mengerti bahwa hal yang paling penting adalah mempercayai satu sama lainnya maka mencapai kesuksesan manajemen rantai pasok akan menjadi perjuangan yang sulit. Beberapa saran untuk menciptakan kolaborasi dan kepercayaan sebagai berikut. a. Start small: dimulai dengan melakukan kolaborasi dalam skala kecil. Mengambil proyek yang dapat mengembalikan investasi dalam waktu cepat untuk kedua pihak. Dengan demikian, maka keuntungan dari kolaborasi dan kepercayaan akan terlihat, setelah itu berpindah untuk proyek yang lebih besar. b. Look inward: kebutuhan awal untuk menciptakan kepercayaan dengan partner luar adalah menciptakan kepercayaan dengan unsur internal terlebih dahulu. Caranya yaitu dengan menghilangkan rintangan yang ada dalam komunikasi dan integrasi internal. c. Gather 'round: cara terbaik untuk membangun kepercayaan adalah bertemu secara langsung, berunding menentukan tujuan, dan membuat agenda bersama-sama. d. Go for the win-win: kolaborasi merupakan cara baru dalam berbisnis, di mana induk perusahaan tidak mengganggu partner mereka melainkan membantu menciptakan lingkungan yang dapat mengoptimalkan bisnis untuk semua anggota rantai pasok. e. Do not give away the store: tidak ada satupun yang bisa memberikan seluruh informasi. Beberapa informasi harus tetap menj adi rahasia pemilik. f. Just do it: salah satu cara untuk membangun kepercayaan adalah mudah memberi informasi. Jika semua berjalan baik, kesuksesan akan tercapai melalui kepercayaan.



4.



Kurangnya Pengetahuan (Lack of Knowledge) Dalam beberapa tahun, perusahaan mengalami perubahan kolaborasi dan proses integrasi yang didukung dengan teknologi untuk mengejar visi dan membuat proses integrasi mengikuti perluasan rantai pasok. Agar dapat memperoleh jaringan kerja yang baik, dibutuhkan manajer untuk menggunakan kepercayaan dan keyakinan agar perusahaan dan partner dagang melakukan hal yang benar. Perbedaan budaya, kepercayaan, dan



• EKMA4371/MODUL 8



8.17



pengetahuan dalam keberhasilan perusahaan mengelola rantai pasok memerlukan banyak waktu dan meningkatkan kapabilitas perusahaan dan partner-nya. Perusahaan yang merancang infrastruktur informasi rantai pasok, menggunakan sistem ERP serta aplikasi utama perusahaan dan rancangan software yang seluruhnya dibutuhkan untuk integrasi secara internal dan ekstemal. Maka, perusahaan harus menyadari bahwa orang yang menggunakan sistem tersebut harus terlibat terlebih dahulu dalam keputusan pembelian, implementasi proses, dan dalam pelatihan. Keberhasilan pengelolaan rantai pasok membutuhkan aturan dalam pelatihan yang kontinu. Ketika pendidikan dan pelatihan dibatasi, inovasi tidak akan muncul, sedangkan inovasi mengisi persaingan dalam rantai pasok. Kesalahan pekerja akan berpengaruh pada rantai pasok, menyebabkan hilangnya kenyamanan dan kepercayaan dan akan memperluas kesalahan dan biaya koreksi dalam rantai pasok.



Aktivitas yang Menyebabkan Bullwhip Effect (Activities Causing Bullwhip Effect) Bullwhip effect dapat menjadi masalah yang besar dalam rantai pasok dan disebabkan oleh beberapa faktor yang harus dikendalikan oleh anggota rantai pasok. Kurang adanya koordinasi dan adanya distorsi informasi yang meliputi pemesanan dan pengiriman dari level yang lebih bawah menuju level yang lebih atas menyebabkan terjadinya distorsi informasi, di mana jumlah pemesanan tidak sesuai dengan jumlah penjualan sehingga akan menimbulkan keadaan yang sangat berfluktuatif. Jumlah permintaan relatif konstan, namun peramalan dan penyesuaian pesanan semakin besar di tiap tingkatan rantai pasok, menyebabkan timbulnya bullwhip effect. V ariasi permintaan menyebabkan permasalahan dengan perencanaan kapasitas, kontrol penyimpanan, penjadwalan produksi dan tenaga kerja, akhirnya menyebabkan menurunnya tingkat pelayanan konsumen dan meningkatnya biaya total rantai pasok. Walaupun bullwhip effect secara konseptual tidak sulit dipahami dan memang terjadi di lapangan, pengukuran besar kecilnya bullwhip effect tidak mudah dilakukan. Bullwhip effect bisa diukur dengan membandingkan variabilitas permintaan yang diterima dengan pesanan yang dikeluarkan oleh sebuah channel pada rantai pasok. 5.



8. 18



Manajemen Rantai Pasokan •



6.



Pembaharuan Peramalan Permintaan (Demand Forecast Updating) Walaupun pembeli sudah melakukan pesanan, bagian penjualan menggunakan informasi tersebut sebagai prediksi untuk permintaan mendatang. Berdasarkan informasi tersebut, penjual memperbarui peramalan permintaan dan penyesuaian pesanan dengan pemasoknya. Seiring dengan waktu tenggang (lead-time) antara pemesanan dan pengiriman maka safety stock akan bertambah di setiap pemesanan yang dilalui sepanjang rantai pasok. Maka, fluktuasi semakin luas dalam setiap pemesanan antarperiode, menyebabkan seringnya pembaruan peramalan permintaan. Hal tersebut merupakan penyebab utama dalam bullwhip effect. Solusi dalam permasalahan ini adalah membuat data permintaan aktual yang tersedia untuk pemasok perusahaan. Lebih baik lagi jika semua data penjualan tersedia untuk tingkatan upstream dalam rantai pasok, seluruh anggota rantai pasok dapat memperbarui peramalan permintaan, serta menggunakan data yang sama. Informasi permintaan aktual ini dapat mengurangi safety stock di antara anggota rantai pasok serta mengurangi perubahan pesanan dalam rantai pasok. Menggunakan teknik peramalan yang sama dan kebiasaan pembelian juga cenderung mengurangi perubahan permintaan di antara anggota rantai pasok. Dalam beberapa hal, pembeli mengizinkan pemasok untuk mengamati permintaan mereka, membuat peramalan, dan menentukan jadwal pasokan, hal ini disebut vendor-managed inventory (VMI). VMI dapat mengurangi penyimpanan persediaan. Mengurangi panjangnya rantai pasok juga dapat mengurangi bullwhip effect dengan mengurangi saat terjadinya kalkulasi peramalan. Sebagai contoh, Dell computer, Amazon.com, dan perusahaan lainnya menghindari distributor dan melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen. Perusahaan dapat melihat permintaan aktual konsumen akhir sehingga diperoleh peramalan yang akurat. Pengurangan waktu tenggang dari pemesanan sampai pengiriman akan mengurangi bullwhip effect. Mengembangkan pemesanan just-in-time dan kapabilitas pengiriman, menghasilkan penyesuaian antara pasokan dan pola permintaan. 7.



Pemesanan dalam Jumlah Besar (Order Batching) Dalam skenario pembeli/pemasok, permintaan untuk mengurangi jumlah persediaan sampai pada titik pemesanan kembali (reorder point) di mana



• EKMA4371/MODUL 8



8.19



pembeli melakukan pemesanan kepada pemasok. Tingkat persediaan (safety stocks), dan pemesanan dengan muatan penuh (truckloads) bahan baku dapat menimbulkan pemesanan setiap bulannya atau dalam waktu interval yang berbeda. Maka, pemasok melakukan pemesanan dalamjarak tertentu, sampai terdapat pesanan berikutnya. Jenis order hatching ini memperbesar perubahan permintaan dan dapat menyebabkan bullwhip effect. Jenis lain dari order hatching dapat muncul ketika pedagang perlu memenuhi kuota akhir tahun penjualan, atau ketika pembeli ingin menghabiskan anggaran belanja tahunannya. Pedagang akan membuat pemesanan produksi untuk memenuhi permintaan mendatang, dan pembeli akan melebihkan pembelanjaan untuk menghabiskan uang anggaran belanjanya. Perubahan, peningkatan konsumsi dan produksi ini dapat meningkatkan bullwhip effect. Jika waktu peningkatan ini sama untuk beberapa konsumen maka bullwhip effect juga akan semakin kuat. Dengan melakukan pembaruan peramalan, visibility informasi dan sering melakukan pemesanan dalam ukuran yang lebih kecil cenderung akan mengurangi permasalahan order hatching. Ketika pemasok mengetahui bahwa pesanan dalam jumlah besar muncul karena kebutuhan untuk menghabiskan anggaran belanja, pemasok tidak akan mengubah peramalan berdasarkan informasi tersebut. Ketika menggunakan sistem pemesanan secara otomatis, biaya pemesanan akan berkurang sehingga dapat memungkinkan perusahaan menambah frekuensi pemesanan. Untuk menghilangkan pemesanan dalam jumlah penuh (truckloads), perusahaan dapat melakukan pemesanan dalam jumlah yang lebih kecil dari berbagai produk dari pemasok atau menggunakan freight forwarder untuk menggabungkan pengiriman jumlah kecil untuk menghindari biaya transportasi yang tinggi.



Fluktuasi Harga (Price Fuctuation) Ketika pemasok melakukan promosi, diskon atau harga khusus lainnya, fluktuasi harga ini menyebabkan perubahan aktivitas forward buying pada pembeli. Pembeli cenderung mengambil keuntungan dari penawaran harga murah yang diberikan. Forward buying muncul antara ritel dan konsumen, distributor dan ritel, dan antara perusahaan dengan distributor karena adanya promosi harga dalam setiap tingkat dalam rantai pasok. Hal ini juga menyebabkan terjadinya perubahan pola pembelian dan bullwhip effect. Ketika harga diskon tersebut menjadi sebuah kebiasaan, perusahaan akan 8.



8.20



Manajemen Rantai Pasokan •



berhenti membeli ketika harga tidak didiskon dan hanya akan membeli ketika adanya penawaran harga diskon. Dengan demikian, bullwhip effect dapat muncul. Untuk menghadapi lonjakan permintaan ini, perusahaan harus mengubah kapasitas dengan melakukan penjadwalan overtime dan undertime pekerja, mencari tempat untuk menyimpan cadangan persediaan, membayar lebih untuk transportasi, dan menghadapi tingkat kerusakan persediaan yang lebih besar karena penyimpanan untuk waktu yang lebih lama. Cara yang tepat untuk mengurangi permasalahan yang disebabkan oleh fluktuasi harga ini adalah menghilangkan harga diskon di antara anggota rantai pasok. Perusahaan dapat mengurangi forward buying dengan menawarkan harga yang sama untuk pembelian dalam jumlah besar kepada konsumennya. Banyak ritel melakukan "everyday low prices (EDLP)", dibandingkan menghilangkan penjualan atau promosi yang dapat menyebabkan forward buying. Sarna halnya, pembeli dapat melakukan negosiasi dengan pemasoknya untuk menawarkan EDLP, dibandingkan membatasi promosi.



9.



Rationing and Shortage Gaming Rationing akan muncul ketika terjadi kelebihan permintaan produk akhir dari pemasok; dalam hal ini, pemasok dapat mengalokasikan produk untuk pesanan pembeli. Jika pasokan barang adalah 75% dari total permintaan, pembeli akan mengalokasikan 75% dari pasokan dan cenderung meningkatkan pesanan untuk mencukupi kebutuhan mereka sesungguhnya. Strategi ini disebut shortage gaming. Tentu saja, hal ini dapat memperburuk permasalahan rantai pasok. Sebagai pemasok, pasokan mereka diusahakan tetap dalam tingkat permintaan yang lebih tinggi. Ketika kapasitas produksi akhirnya sesuai dengan permintaan dan pesanan dapat dipenuhi, permintaan akan turun melewati tingkat sebenamya. Sebagai pembeli, perusahaan membongkar kelebihan persediaan mereka. Hal ini sering terjadi di Amerika Serikat dan di mana pun, misalnya dengan pemasok bensin. Ketika konsumen melihat tanda adanya kekurangan pasokan, permintaan akan meningkat dengan cepat di mana masyarakat memenuhi tangki mereka dan berusaha menimbun bensin, dan hal tersebut yang menimbulkan shortage sesungguhnya. • Cara untuk menghilangkan shortage gamzng yaitu penjual mengalokasikan produk berdasarkan permintaan konsumen di masa lalu.



• EKMA4371/MODUL 8



8.21



Dalam hal ini, konsumen tidak diperbolehkan memperbesar permintaan. Penyampaian informasi persediaan dan kapasitas antara perusahaan dengan konsumennya dapat membantu menghilangkan kegelisahan konsumen berkaitan dengan shortage dan menghilangkan gaming. Selain itu, menyampaikan perencanaan pemesanan mendatang kepada pemasok penting dilakukan agar pemasok dapat meningkatkan kapasitas produksi jika diperlukan untuk menghindari situasi rationing. Dapat dilihat bahwa sejumlah keputusan rationing pada bagian pembeli dan pemasok cenderung menyebabkan bullwhip effect. Ketika partner dagang menggunakan strategi sebelumnya untuk mengurangi bullwhip effect, perkembangan penyampaian informasi, kolaborasi, dan proses integrasi muncul sepanjang rantai pasok. Perusahaan yang berusaha menyampaikan data, peramalan, perencanaan dan informasi lainnya dapat mengurangi bullwhip effect secara signifikan.



G. KURANGNYA KOORDINASI RANTAI PASOK DAN BULLWHIP EFFECT



Koordinasi dalam rantai pasok akan meningkat apabila semua tingkatan dalam rantai pasok melakukan kegiatan yang meningkatkan profit rantai pasok secara bersamaan. Kurangnya koordinasi muncul karena setiap tingkatan yang berbeda dalam rantai pasok mempunyai tujuan yang saling bertentangan atau karena perpindahan informasi antartahapan tertunda atau berubah. Setiap tingkatan yang berbeda dalam rantai pasok mungkin memiliki tujuan yang bertentangan. Hasilnya, masing-masing tingkatan berusaha memaksimalkan keuntungannya sehingga melakukan kegiatan yang dapat mengurangi profit total rantai pasok. Informasi dapat berubah sepanjang perpindahan dalam rantai pasok karena informasi lengkap tidak disampaikan antartingkatan. Distorsi informasi ini semakin besar karena saat ini rantai pasok memproduksi beberapa jenis produk dalam jumlah besar. Sebagai contoh, perusahaan Ford memproduksi beberapa produk yang berbeda dengan banyak pilihan setiap modelnya. Semakin banyaknya jenis produk menimbulkan kesulitan bagi Ford untuk mengoordinasikan pertukaran informasi dengan ribuan pemasok dan dealer. Tantangan rantai pasok saat ini yaitu mencapai koordinasi dengan banyak kepemilikan dan meningkatkan jenis produk.



8.22



Manajemen Rantai Pasokan •



Beberapa perusahaan mengamati bullwhip effect di mana terjadi fluktuasi dalam peningkatan pesanan dalam tingkatan rantai pasok dari ritel ke wholesaler, ke perusahaan, dan ke pemasok. Bullwhip effect mengubah informasi permintaan dalam rantai pasok, di mana setiap tingkatan mempunyai estimasi permintaan yang berbeda. Hasilnya adalah rantai pasok yang tidak terkoordinasi.



1l lt1~



9.0t



I



- - - - - - - - - -......



1



-



.



I



~~~( -



-B7tlb ~'dfli



-·JOV .



.:: lt~H . '. ·- J



.



I '



.



.



I Itt)£~



lEI I



l.__ ) '·-~5 -l ':} ~ + .~ 4 r 'ti.u~



.



I



.



. --



. Whut~tde~r:·~ C)•l:~ttu Mnm.tN'u



.



efT~ ­ ~u~~n .---------ii i i i i l!



-· ~·(RJ"[J ....----------.



ltJn~'



I



.



. :If(')!(~ ,7.tU· -



~·tJt.l~



r::::!.



1



Gambar 8.1. Ruktuasi Permintaan 8etiap Tingkatan Berbeda dal am Rant ai Pasok



• EKMA4371/MODUL 8



8.23



LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerj akanlah latihan berikut! 1)



2) 3) 4) 5)



Jelaskan pentingnya identifikasi partner dagang! Jelaskan kunci utama proses bisnis rantai pasok! Jelaskan mengapa perlu dilakukan pengukuran performansi internal rantai pasok! Jelaskan beberapa hambatan dalam integrasi rantai pasok! Jelaskan penyebab munculnya kurang koordinasi dalam integrasi rantai pasok!



Petunjuk Jawaban Latihan 1)



2)



3)



Mengidentifikasi partner dagang utama membuat perusahaan fokus pada pengelolaan waktu dan sumber daya dalam membina hubungan yang penting dengan beberapa perusahaan. Pengelolaan ini merupakan proses yang akan membuat kinerja rantai pasok menjadi baik. Di samping itu, bisnis pendukung juga akan memberikan pengaruh dalam keberhasilan manajemen rantai pasok. Kunci utama proses bisnis rantai pasok meliputi sebagai berikut. a) Customer Relationship Management. b) Customer Service Management. c) Demand Management. d) Order Fulfilment. e) Manufacturing Flow Management. f) Supplier Relationship Management. g) Product Development and Commercialization. h) Returns Management. Pengukuran performansi diperlukan untuk mengatur strategi rantai pasok dan sesuai dengan tujuan prosesnya. Dalam memastikan bahwa proses berpengaruh pada strategi rantai pasok, performansi ditingkatkan secara kontinu menggunakan serangkaian matriks yang dirancang untuk setiap proses. Pengukuran performansi untuk proses manajemen hubungan dengan konsumen akan dibutuhkan untuk perancangan setiap area



8.24



Manajemen Rantai Pasokan •



fungsional perusahaan. Tindakan dari perancangan pengukuran ini dapat juga dengan melakukan pengembangan untuk setiap area fungsional. Hambatan dalam integrasi rantai pasok meliputi sebagai berikut. a) Silo mentality. b) Lack of supply chain visibility. c) Lack of trust. d) Lack of knowledge. e) Activities causing bullwhip effect. f) Demand forecast updating.



4)



g) h) i)



5)



Order hatching. Price fluctuation. Ration and shortage gaming.



Kurangnya koordinasi muncul karena setiap tingkatan yang berbeda dalam rantai pasok mempunyai tujuan yang saling bertentangan atau karena perpindahan informasi antartahapan tertunda atau berubah. Setiap tingkatan yang berbeda dalam rantai pasok mungkin memiliki tujuan yang bertentangan apabila setiap tingkatan mempunyai pemilik yang berbeda.



RANGKUMAN 1.



2.



Dalam setiap perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa, penting halnya melakukan identifikasi partner yang mampu melakukan penjualan dan pengiriman produk akhir kepada konsumen dengan sukses. Mengidentifikasi partner dagang utama membuat perusahaan fokus pada pengelolaan waktu dan sumber daya dalam membina hubungan yang penting dengan beberapa perusahaan. Pengelolaan ini merupakan proses Terdapat 8 kunci utama proses bisnis rantai pasok, yaitu sebagai berikut. a. Customer Relationship Management. b. Customer Service Management. c. Demand Management. d. Order Fulfilment. e. Manufacturing Flow Management. f. Supplier Relationship Management. g. Product Development and Commercialization. h. Returns Management.



• EKMA4371/MODUL 8



3.



4.



5.



8.25



Keberhasilan manajemen rantai pasok membutuhkan koordinasi proses dan kolaborasi secara internal, antara area fungsional perusahaan, dengan lingkungan eksternalnya, serta antara perusahaan dengan partner dagang dalam rantai pasok. Mencapai proses integrasi dengan perusahaan membutuhkan perubahan dari tempat fungsional ke satu dari teamwork dan kerja sama dengan semua pekerjaan bisnis. Untuk mencapainya, pekerja harus mendapat dukungan manajemen, sumber daya dan empowerment (kekuasaan) untuk membuat perubahan aturan yang berarti untuk membantu pengembangan kerja sama yang dibutuhkan dalam strategi rantai pasok. Pembentukan team antara bagian fungsional digunakan untuk mengembangkan proses utama dan pengukuran performansi merupakan langkah awal yang baik dalam mencapai proses integrasi internal. Hambatan dalam integrasi rantai pasok meliputi sebagai berikut. a. Silo mentality. b. Lack of supply chain visibility. c. Lack of trust. d. Lack of knowledge. e. Activities causing bullwhip effect. f. Demand forecast updating. g. Order hatching. h. Price fluctuation. i. Ration and shortage gaming. Shortage gaming merupakan strategi yang dilakukan pembeli untuk meningkatkan pesanan ketika terjadi kelebihan permintaan. Contohnya, ketika pasokan bensin berkurang maka konsumen cenderung untuk melakukan pembelian secara berlebih. Cara untuk menghilangkan shortage gaming, yaitu penjual mengalokasikan produk berdasarkan permintaan konsumen dimasa lalu. Dalam hal ini, konsumen tidak diperbolehkan memperbesar permintaan. Penyampaian informasi persediaan dan kapasitas antara perusahaan dengan konsumennya dapat membantu menghilangkan kegelisahan konsumen berkaitan dengan shortage dan menghilangkan gaming. Selain itu, menyampaikan perencanaan pemesanan mendatang kepada pemasok penting dilakukan agar pemasok dapat meningkatkan kapasitas produksi jika diperlukan untuk menghindari situasi rationing.



8.26



Manajemen Rantai Pasokan •



TES FORMATIF 1 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1)



Perusahaan perlu melakukan identifikasi partner dagang karen a .... A. perusahaan dapat fokus pada pengelolaan waktu dan sumber daya dalam membina hubungan dengan beberapa perusahaan B. dapat mempermudah mengetahui teknik-teknik peramalan pihak lain dalam rantai pasok C. dapat memilih partner yang sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan D. menyesuaikan tujuan bersama dengan beberapa pihak distributor



2)



Salah satu kunci utama proses bisnis rantai pasok adalah mengidentifikasi segmen konsumen sehingga mampu menciptakan produk dan jasa yang sesuai yang disebut dengan .... A. Customer Service Management B. Demand Management C. Order Fulfilment D. Customer Relationship Management



3)



Mengembangkan produk baru dan memasarkan secara efektif, menggabungkan pemasok dengan konsumen ke dalam proses untuk mengurangi waktu pemasaran merupakan kunci utama proses bisnis rantai pasok, yaitu .... A. Customer Service Management B. Product Development and Commercialization C. Order Fulfilment D. Customer Relationship Management



4)



Mengelola persetujuan produk dan jasa dengan pemasok dan membina hubungan pekerjaan dengan pemasok utama merupakan kunci utama proses bisnis rantai pasok, yaitu .... A. Customer Service Management B. Product Development and Commercialization C. Order Fulfilment D. Supplier Relationship Management



5)



Pengukuran performansi dalam integrasi rantai pasok diperlukan agar.... A. menekan biaya koordinasi dalam rantai pasok B. sesuai dengan tujuan proses rantai pasok



• EKMA4371/MODUL 8



8.27



C. menambah partner baru D. mengurangi jalur distribusi 6)



Salah satu kelemahan dalam integrasi rantai pasok adalah kelemahan dalam melihat gambaran besar dan bertindak hanya pada satu perusahaan, yang disebut .... A. lack of supply chain visibility B. lack of trust C. silo mentality D. lack of knowledge



7)



Ketidakmauan dalam bekerja sama atau berbagi informasi karena adanya ketakutan jika bagian lain akan mengambil keuntungan dari informasi merupakan salah satu hambatan dalam integrasi rantai pasok, yaitu .... A. lack of supply chain visibility B. lack of trust C. silo mentality D. lack of knowledge



8)



Menawarkan harga diskon kepada pembeli sehingga menyebabkan perubahan pola pembelian disebut .... A. lack of supply chain visibility B. lack of trust C. silo mentality D. price fluctuation



9)



Strategi yang dilakukan pembeli untuk memenuhi permintaan mereka ketika terj adi kelebihan permintaan disebut .... A. order hatching B. lack of trust C. silo mentality D. shortage gaming



10) Koordinasi dalam rantai pasok akan meningkat apabila .... A. integrasi antar pihak eksternal dilakukan B. semua tingkatan dalam rantai pasok melakukan kegiatan yang meningkatkan profit rantai pasok secara bersamaan C. pemilihan partner yang tepat sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan D. tidak terjadi bullwhip effect



8.28



Manajemen Rantai Pasokan •



Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Jumlah Jawaban yang Benar



Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% =baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.



• EKMA4371/MODUL 8



8.29



Kegiatan Belajar 2



Membangun St rat egi Hubungan dan Kepercayaan dal am Rant ai Pasok etelah Anda mempelajari materi mengenai bagaimana pentingnya integrasi dalam rantai pasok maka pada Kegiatan Belajar 2 ini Anda akan mempelajari mengenai bagaimana membangun hubungan dan kepercayaan dalam rantai pasok.



A. HUBUNGAN DAN KEPERCAYAAN DALAM RANTAI PASOK Hubungan berdasarkan kepercayaan (trust-based relationship) antara dua tingkatan dalam rantai pasok mencakup adanya saling ketergantungan antara dua tingkatan tersebut dan kemampuan untuk mempercayai setiap tingkatan dalam rantai pasok. Selain itu juga adanya kepedulian dengan tidak rnelakukan suatu tindakan tanpa memikirkan dampak yang dapat terjadi pada tingkatan lainnya. Kerja sama dan kepercayaan dalam rantai pasok dapat meningkatkan performansi dengan beberapa alasan sebagai berikut. 1. Persarnaan tujuan akan lebih mudah dicapai. Ketika antartingkatan saling mempercayai, mereka akan mernbawa tujuan tingkatan lain dalam pertirnbangan pengambilan keputusan. 2. Tingkat pengelolaan kegiatan (action-oriented managerial) untuk mencapai kerja sama akan lebih mudah diimplementasikan. Pembagian informasi merupakan hal yang natural dilakukan antarkelompok yang saling mempercayai sehingga perbaikan operasional akan lebih mudah diirnplernentasikan dan perencanaan penentuan harga yang tepat akan lebih mudah jika kedua pihak sama-sama bertujuan untuk suatu hal yang baik. 3. Adanya peningkatan produktivitas rantai pasok, baik dengan rnenghilangkan aktivitas ganda atau rnengalokasikannya pada tahapan yang tepat. Misalnya, sebuah perusahaan menerima bahan baku dari pernasok tanpa melakukan pemeriksaan selama pemasok rnenyarnpaikan hasil proses pengontrolan. 4. Adanya penyampaian informasi yang lengkap mengenai penjualan dan produksi. Penyarnpaian inforrnasi tersebut rnernbantu perusahaan



8.30



Manajemen Rantai Pasokan •



mengoordinasikan keputusan produksi dan distribusi. Hasilnya, rantai pasok dapat menyesuaikan pasokan dan permintaan sehingga tercipta koordinasi yang lebih baik. Hubungan rantai pasok dapat juga berdasarkan atas kekuasaan (powerbased relationship). Dalam hubungan tersebut, terdapat ketentuan-ketentuan yang sangat kuat. Meskipun eksploitasi kekuatan dapat menguntungkan dalam jangka pendek, akibat negatif juga akan muncul dalam jangka panjang dengan tiga alasan, yaitu sebagai berikut. 1. Eksploitasi kekuasaan menyebabkan salah satu tingkatan dalam rantai pasok akan memaksimalkan profitnya. Hal ini akan menurunkan total profit rantai pasok. 2. Eksploitasi kekuasaan untuk mengekstrak konsensi yang tidak wajar akan merugikan perusahaan. Pembalikan kekuatan muncul dua dekade terakhir saat penjual di Eropa dan Amerika Serikat menjadi lebih berkuasa dibandingkan perusahaan lain dalam beberapa rantai pasok. 3. Ketika satu tingkatan dalam rantai pasok memanfaatkan kekuasaannya, tingkatan lainnya akan mencari cara untuk melakukan perlawanan. Dalam beberapa perusahaan di mana penjual mencoba untuk mengeksploitasi kekuasaannya, perusahaan mencari cara untuk dapat langsung mengakses konsumen seperti melakukan penjualan melalui internet. Hal ini dapat menurunkan profit rantai pasok karena setiap tingkatan yang berbeda akan saling bersaing daripada bekerja sama. Walaupun setiap orang sepakat bahwa kerja sama dan kepercayaan dalam rantai pasok sangat bernilai, namun hal ini sulit untuk dimulai dan dipertahankan. Ada dua pandangan berhubungan dengan bagaimana kerja sama dan kepercayaan dapat dibangun dalam hubungan rantai pasok, yaitu sebagai berikut. 1. Deterrence-based view: dalam pandangan ini, setiap kelompok menggunakan bermacam-macam kontrak formal untuk memastikan kerja sama. Dengan adanya kontrak, setiap kelompok akan berperilaku jujur untuk alasan kepentingan sendiri (self-interest). 2. Process-based view: dengan pandangan ini, kepercayaan dan kerja sama dibangun dari basil interaksi antar kelompok. Interaksi yang positif memperkuat kerja sama antarkelompok.



• EKMA4371/MODUL 8



8.31



Dalam hubungan rantai pasok yang kuat, pada awal periode biasanya menggunakan deterrence-based view. Kemudian, hubungan yang lebih baik akan tercipta dengan adanya process-based view. Ada dua fase dalam hubungan rantai pasok jangka panjang yaitu fase desain dan fase manajemen. Fase desain (design phase) merupakan aturan dasar yang didirikan saat hubungan dimulai. Dalam fase manajemen (management phase), interaksi berdasarkan aturan dasar muncul dan hubungan berjalan baik sesuai dengan aturannya. Dalam membangun hubungan dalam rantai pasok, manajer harus mempertimbangkan bagaimana kerja sama dan kepercayaan dapat dijalankan pada kedua fase tersebut. Pemikiran yang hati-hati sangat penting karena pada kebanyakan rantai pasok, kekuatannya cenderung hanya fokus pada beberapa bagian. Fokus pada kekuatan yang ada, biasanya membuat manajer tidak memperdulikan usaha yang dibutuhkan untuk membangun kepercayaan dan kerja sama, dan dapat merusak performansi rantai pasok dalam j angka panj ang.



B. MENCIPTAKAN HUBUNGAN DALAM RANTAI PASOK Hubungan yang baik dalam rantai pasok dapat meningkatkan kinerja rantai pasok sekaligus meningkatkan keuntungan seluruh anggota rantai pasok. Hubungan ini harus dikelola dengan baik dan efektif sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Beberapa langkah untuk menciptakan hubungan rantai pasok yang efektif antara lain berikut ini.



1.



Menilai Valoe suato Hubungan



Langkah pertama dalam menciptakan hubungan rantai pasok, yaitu mengidentifikasi dengan jelas keuntungan bersama yang dihasilkan dari hubungan tersebut. Dalam rantai pasok, setiap anggota dalam hubungan tersebut mempunyai kemampuan yang berbeda yang dibutuhkan untuk memenuhi pesanan konsumen. Langkah selanjutnya, mengidentifikasi kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi hubungan sesuai dengan kontribusi setiap bagian dalam rantai pasok. Kriteria yang umum, yaitu peningkatan total profit dalam hubungan rantai pasok. Keadilan (equity), juga merupakan kriteria penting ketika mengevaluasi dan membuat suatu hubungan. Langkah selanjutnya, mengklarifikasi kontribusi setiap bagian seiring dengan bertambahnya keuntungan masing-masing kelompok. Mekanisme



8.32



Manajemen Rantai Pasokan •



yang fleksibel harus diciptakan untuk memudahkan partner dalam mengawasi hubungan secara berkala dan mengatur kontribusi serta pengalokasian keuntungan.



2.



Mengidentifikasi Aturan Operasional dan Keputusan dalam Setiap Bagian Ketika mengidentifikasi aturan operasional dan keputusan pada setiap kelompok yang berbeda dalam hubungan rantai pasok, manajer harus mempertimbangkan keadaan saling ketergantungan (interdependence) antar bagian dalam rantai pasok. Sumber permasalahan akan muncul ketika terjadi pembagian tugas yang menyebabkan satu bagian akan lebih bergantung pada bagian lainnya. Ketergantungan antarbagian dalam rantai pasok terdiri dari dua macam, yaitu sequential interdependence dan reciprocal interdependence. Pengalokasian tugas akan menyebabkan sequential interdependence jika kegiatan satu partner mendahului yang lainnya. Pada dasamya, hubungan dalam rantai pasok yaitu bertahap, di mana satu tingkatan menyelesaikan semua tugasnya kemudian menangani tingkatan selanjutnya. Dalam reciprocal interdependence, seluruh bagian datang bersama dan bertukar informasi dan input. Sebagai contoh, P&G dan Wal-Mart mencoba menciptakan reciprocal interdependence dengan kolaborasi peramalan dan penambahan team. Team tersebut mencakup pekerja dari Wal-Mart dan P&G. Wal-Mart memberikan informasi permintaan dan P&G memberikan informasi ketersediaan kapasitas. Team kemudian mengambil keputusan dalam produksi dan penambahan kebijakan untuk kebaikan rantai pasok. Reciprocal interdependence membutuhkan usaha yang signifikan untuk mengelola dan dapat meningkatkan biaya transaksi jika tidak dikelola dengan tepat. Reciprocal interdependence biasanya dapat memaksimalkan profitabilitas rantai pasok karena semua keputusan harus mempertimbangkan tujuan semua bagian. Reciprocal interdependence meningkatkan interaksi antar dua bagian, meningkatkan kepercayaan dan kerja sama jika ada interaksi positif. Reciprocal interdependence juga membuat salah satu bagian lebih sulit untuk mengambil kesempatan dan melakukan kegiatan yang dapat merugikan bagian lainnya. Maka, reciprocal interdependence dalam pengalokasian aturan operasional dan keputusan meningkatkan efektivitas hubungan dalam rantai pasok.



8.33



• EKMA4371/MODUL 8



~ uruwe~s



t cpclldt:ncc



Gambar 8.2. Pengaruh lnterdependensi dalam Hubungan Rantai pasok



3.



Membuat Kontrak yang Efektif



Manajer dapat membangun kepercayaan dengan membuat kontrak yang dapat dilakukan negosiasi untuk kemungkinan-kemungkinan yang tidak di rencana. Kontrak akan sangat efektif untuk pihak manajem.e n jika tersedianya informasi lengkap dan informasi mengenai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Pemahaman informal dan komitmen antar individual cenderung dibentuk ketika kontrak baru dibuat. Ketika menciptakan hubungan dan kontrak awal, perlu dimengerti bahwa pemahaman informal berkontribusi dalam pengembangan kontrak formal pada akhimya. Dalam jangka panjang, kontrak hanya berlaku pada aturan beberapa kelompok saja dalam menjaga hubungan dalam rantai pasok. Kombinasi kontrak dan keuntungan bersama dalam hubungan, dengan adanya kepercayaan dalam kontrak, akan menghasilkan hubungan yang efektif dalam rantai pasok.



8. 34



Manajemen Rantai Pasokan •



4.



Menciptakan Mekanisme Penyelesaian Masalah yang Efektif Mekanisme penyelesaian masalah yang efektif secara signifikan dapat mempererat hubungan dalam rantai pasok. Konflik merupakan batu loncatan dalam suatu hubungan. Penyelesaian masalah yang tidak tepat dapat menyebabkan hubungan rantai pasok memburuk. Mekanisme penyelesaian masalah yang baik akan memberikan kesempatan setiap kelompok untuk berkomunikasi dan bekerja dengan perbedaannya, dalam proses membangun kepercayaan. Untuk membangun komunikasi dengan baik, pertemuan secara reguler perlu dilakukan antara manajer dan staf dalam suatu hubungan kerja. Pertemuan tersebut mendiskusikan permasalahan yang ada sebelum membahas konflik utamanya. Ketika membuat mekanisme penyelesaian masalah yang efektif, penting untuk memperhatikan konteks hubungan tersebut. C. MENGELOLA HUBUNGAN RANTAI PASOK Pengelolaan hubungan rantai pasok yang efektif akan membantu perkembangan kerja sama dan kepercayaan sehingga koordinasi dalam rantai pasok akan meningkat. Sebaliknya, pengelolaan hubungan yang buruk akan menyebabkan setiap kelompok menjadi oportunis sehingga terjadi kehilangan profit total dalam rantai pasok. Pengelolaan hubungan terkadang terlihat menjadi tugas rutin dan membosankan. Manajemen terkadang terlibat dalam menciptakan hubungan baru, tetapi tidak terlibat dalam pengelolaannya.



8.35



• EKMA4371/MODUL 8



- lnt_. . -Joint s -Formal contrtact



----------------------------



Gambar 8.3. Proses Penggabungan dan Evolusi Hubungan Kerj a



Pada Gambar 8.3 ditunjukkan proses berkembangnya gabungan dan hubungan dalam rantai pasok. Pertama, hubungan diciptakan dan didirikan. Kedua, partner mempelajari lingkungan di mana hubungan kerja akan dilaksanakan kemudian proses akan dilakukan oleh masing-masing partner. Performansi setiap bagian dievaluasi berdasarkan peningkatan profitabilitas dan keadilan atau kejujuran. Pada tahapan ini, evaluasi yang baik pada hubungan adalah memberikan kesempatan kedua pihak untuk memperbaiki kondisi hubungan dalam rantai pasok untuk meningkat!gesiftttbPtfaH keadilan. Pada awal pembuatan kontrak, penti~s§g'\PcflU~i8trr~JWtfonship mengatasi perubahan. Kontrak dapat dira~c ~!! Pitt fiona1·n perubahan yang terjadi. Dengan adanya €r - ~a -lin unfl-a - bis is -~an------ -- -. '&"b~n~.- P~rf~'r!T sasaran perusahaan, siklus akan berulani ~~u