Booklet Hama Penyakit Cabai [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Booklet HAMA PENYAKIT PENTING CABAI



Oleh : GUFRON SYALEH, S.Pi NIP. 19810121 201407 1 002 Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Galis



BALAI PENYULUHAN PERTANIIAN KECAMATAN GALIS



Booklet HAMA PENYAKIT PENTING CABAI



KATA PENGANTAR



Dalam rangka pelaksanaan peningkatan produksi cabai informasi mengenai hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman cabai sangat diperlukan. Oleh karena itu kami menghimpun dai berbagai sumber tentang hama dan penyakit serta cara pencegahan dan pengendaliannya yang disusun dalam bentuk booklet dengan tujuan memberikan fasilitas percepatan pengenalan hama dan penyakit cabai di tingkat petani disertai gambargambarnya untuk memudahkan petani dalam mengenali Hama dan Penyakit yang menyerangnya sehingga didapat cara pengendalian yang tepat sasaran dan peroduksi cabai meningkat. Booklet ini merupakan rangkuman hasil penelitian dan yang juga dilengkapi dengan teknologi pengendalian serta cara aplikasinya. Kami menyadari bahwa Booklet hama dan penyakit pentig tanaman cabai ini masih jauh dari sempurna. Masukan, kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan ini sangat diharapkan. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak yang telah membantu,sehingga booklet ini dapat diselesaikan.



Penyusun Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Galis



Booklet HAMA PENYAKIT PENTING CABAI



DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ....................................................................................



2



DAFTAR ISI .................................................................................................



3



I.



PENDAHULUAN ..................................................................................



4



II.



HAMA TANAMAN CABAI ...................................................................



4



A. HAMA ULAT ..................................................................................



5



B. HAMA TUNGAU ............................................................................



6



C. HAMA KUTU DAUN .......................................................................



7



D. LALAT BUAH ..................................................................................



8



E. HAMA TRIPS (THRIPS) .............................................................................................



9



PENYAKIT TANAMAN CABAI .......................................................................................



10



A. PENYAKIT BERCAK DAUN .............................................................



10



B. PENYAKIT PANTEK ATAU ANTRAKNOSA .....................................



11



C. PENYAKIT BUSUK CABANG DAN KUNCUP ......................................................



12



D. PENYAKIT LAYU .............................................................................



13



E. PENYAKIT BULE ATAU BUSUK KUNING ...........................................................



13



F. PENYAKIT KERITING ATAU MOSAIK ..................................................................



14



III.



DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................



Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Galis



16



Booklet HAMA PENYAKIT PENTING CABAI I.



PENDAHULUAN Budidaya



tanaman



cabai



merupakan



kegiatan usaha tani yang menjanjikan keuntungan menarik. Di Indonesia, permintaan akan cabai cukup tinggi. Cabai seakan-akan sudah menjadi bahan kebutuhan pokok masyarakat. Di masamasa tertentu, seperti menjelang hari raya harga cabai bisa meningkat hingga puluhan kali lipat. Usaha tani tanaman cabai (Capsicum annuum L.) Memerlukan modal besar dan keterampilan yang cukup. Tidak jarang petani cabai merugi karena abai memperhitungkan faktor cuaca, fluktuasi harga atau serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, segala resiko dalam budidaya tanaman cabai harus dipertimbangkan secara matang. Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu faktor resiko yang cukup besar dalam budidaya cabai. Agar sukses menjalankan usaha tani cabai, ada baiknya kita mengenal jenis-jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman cabai. II.



HAMA TANAMAN CABAI Hampir semua hama yang menyerang tanaman terung-terungan bisa



menyerang tanaman cabai. Serangan hama ini bisa menurunkan produktivitas tanaman, bahkan pada tingkat tertentu mengakibatkan gagal panen. Berikut ini beberapa jenis hama utama yang sering menyerang tanaman cabai di Indonesia .



A.



HAMA ULAT Ulat yang sering menyerang tanaman cabai diantaranya adalah :



Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Galis



Booklet HAMA PENYAKIT PENTING CABAI



1.



Ulat grayak (Spodoptera litura). Ulat jenis ini menyerang daun dengan cara memakan daun sampai bolong-bolong sehingga menganggu kemampuan fotosintesis tanaman. Pada tingkat yang parah ulat grayak memakan habis seluruh daun dan hanya menyisakan tulang-tulang daun.



2.



Helicoverpa sp. Ulat jenis ini menyerang pada buah cabai dengan cara membuat lubang pada buah cabai baik yang masih hijau maupun merah.



3.



Spodoptera exigua. menyerang pada buah cabai dengan cara membuat lubang pada buah cabai baik yang masih hijau maupun merah. Ulat biasanya menyerang pada malam hari atau saat matahari teduh.



Pada siang yang terik, ulat bersembunyi di pangkal tanaman atau berlindung di balik mulsa sehingga ulat-ulat ini bisa lolos dari penyemprotan. PENGENDALIAN Pengendalian teknis. Ulat diambil saat malam hari ketika mereka mulai berkeliaran. Pengambilan ulat sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dan serempak. Bisa juga dipasang perangkap imago hama. Pencegahannya adalah dengan menjaga kebersihan kebun. Siangi gulma pada selasar bedengan, parit atau lubang-lubang mulsa.



Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Galis



Booklet HAMA PENYAKIT PENTING CABAI



Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan apabila serangan sudah parah. Jenis obat yang digunakan adalah insektisida. Penyemprotan sebaiknya dilakukan saat malam hari.



B.



HAMA TUNGAU Tungau yang biasa menyerang tanaman



cabai ialah tungau kuning (Polyphagotarsonemus latus) dan tungau merah (Tetranycus sp.). Tungau dijumpai



juga



menyerang



tanaman



tanaman



singkong. Pada tanaman cabai, serangan tungau membuat daun keriting menggulung ke bagian kebawah seperti sendok terbalik. Daun menjadi tebal dan kaku sehingga pembentukan pucuk terhambat. Lama kelamaan daun akan menjadi coklat dan mati.



PENGENDALIAN



Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Galis



Booklet HAMA PENYAKIT PENTING CABAI



Pengendalian



teknis.



Tanaman



yang



terserang



parah



dicabut



sedangkan yang belum parah dipotong pucuk-pucuknya. Sisa tanaman yang terserang dibakar agar tidak menjangkiti yang lain. Untuk mencegahnya, usahakan areal penanaman cabai tidak berdekatan dengan tanaman singkong. Menjaga kebersihan kebun efektif mengurangi serangan tungau. Pengendalian kimiawi. Tungau hanya bisa diberantas dengan racun tungau seperti akarisida, bukan dengan insektisida. Dilihat dari fisiknya, tungau berkaki delapan berbeda dengan serangga (insek) yang berkaki empat. C.



HAMA KUTU DAUN Kutu daun yang menyerang tanaman cabai biasanya berasal dari



jenis Myzus persicae. Kutu daun menyerang dengan menghisap cairan pada daun. Daun menjadi kering dan permukaan daun keriting. Selain itu, kutu daun bisa mengundang berbagai penyakit secara tidak langsung. Kutu ini bisa menjadi vektor pembawa virus, menghasilkan cairan berwarna kuning kehijaun yang mengundang semut dan mengundang datangnya cendawan yang menimbulkan jelaga hitam pada permukaan daun.



PENGENDALIAN Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Galis



Booklet HAMA PENYAKIT PENTING CABAI



Pengendalian teknis. Petik daun-daun yang terserang kemudian musnahkan. Hindari juga penanaman cabai berdekatan dengan semangka, melon dan kacang panjang. Menjaga kebersihan kebun dan penggunaan plastik mulsa perak efektif menekan perkembangan kutu daun. Pengendalian kimiawi. Gunakan jenis insektisida yang mengandung fipronil atau diafenthiuron. Penyempotan paling efektif dilakukan pada sore hari. D.



HAMA LALAT BUAH Serangan lalat buah (Bactrocera dorsalis) pada tanaman cabai



menyebabkan kerontokan buah. Buah cabai tidak sempat dipanen karena keburu rontok ke tanah. Pada buah yang terserang apabila di belah terdapat larva lalat. Bila tidak dibersihkan, larva pada buah cabai yang rontok akan menjadi pupa di dalam tanah, sehingga siklus serangan akan terus berulang.



PENGENDALIAN Pengendalian teknis. Pungut dan kumpulkan buah cabai yang rontok, kemudian musnahkan dengan cara membakarnya. Hal tersebut penting, agar lalat tidak menjadi pupa yang bisa bersemayam di dalam tanah. Lalat buah biasa juga menyerang jenis buah-buahan lain seperti belimbing, pisang, jeruk, Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Galis



Booklet HAMA PENYAKIT PENTING CABAI



dll. Jadi hindari membudidayakan tanaman cabai berdekatan dengan kebun buah. Pengendalian menggunakan



kimiawi.



perangkap



menggunakan



lalat



Bisa dengan



atraktan



yang



mengandung methyl eugenol. Teteskan obat tersebut pada kapas dan masukkan pada botol



bekas



air



mineral.



Pemasangan



perangkap bisa dilakukan setelah umur tanaman cabai satu bulan. Bila serangan parah, semprot dengan insektisida pada pagi hari, ketika daun masih berembun dan lalat belum berkeliaran. E.



HAMA TRIPS (THRIPS) Tanaman cabai yang terserang trips daunnya akan terlihat garis-garis



keperakan,



terdapat



bercak-bercak



kuning



hingga



kecoklatan



dan



pertumbuhannya kerdil. Bila dibiarkan daun akan kering dan mati. Serangan trips biasanya menghebat pada musim kemarau. Hama ini juga berperan sebagai pembawa virus dan mudah sekali menyebar.



Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Galis



Booklet HAMA PENYAKIT PENTING CABAI



Pengendalian teknis. Bisa memanfaatkan predator alami hama ini, seperti kumbang dan kepik. Pemakaian mulsa dan menjaga kebersihan kebun efektif menekan perkembangannya. Selain itu, rotasi tanaman membantu mengendalikan hama jenis ini. Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan bila serangan meluas. Gunakan insektisida yang berbahan aktif fipronil dan lakukan pada sore hari. III.



PENYAKIT TANAMAN CABAI Penyakit yang menyerang tanaman cabai bisa disebabkan virus,



bakteri, cendawan maupun jamur. Setidaknya ada enam macam penyakit yang biasa menyerang tanaman cabai. A.



BERCAK DAUN Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabai disebabkan



oleh jamur cercospora capsici. Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar berwarna abu-abu dengan pinggiran coklat pada daun. Bila serangan menghebat daun akan berwarna kuning dan akhirnya berguguran. Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan dimana kondisi kelembaban cukup tinggi. Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa oleh angin, air hujan, hama vektor, dan alat pertanian. Spora jamur juga bisa terikut pada benih atau biji cabai.



Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Galis



Booklet HAMA PENYAKIT PENTING CABAI



Pencegahan terhadap penyakit ini dengan memilih benih yang sehat bebas



patogen.



Merenggangkan



jarak



tanam



berguna



meminimalkan



serangan agar lingkungan tidak terlalu lembab. Pengendalian teknis bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terinfeksi dengan cara dibakar. Bila serangan menghebat bisa diberikan fungisida. B.



PENYAKIT PATEK ATAU ANTRAKNOSA Penyakit



ini



disebabkan



cendawan Colletotrichum



oleh



capsici dan



colletotrichum gloeosporioides. Pada fase pembibitan kecambah Sedangkan



penyakit layu pada



ini



menyebabkan



saat



disemaikan.



fase



dewasa



menyebabkan mati pucuk, serangan pada daun dan batang menyebabkan busuk kering. Sementara itu, pada buah akan menjadi busuk seperti terbakar. Penyakit ini bisa terbawa dari benih atau biji cabai. Pencegahan bisa dilakukan dengan memilih Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Galis



Booklet HAMA PENYAKIT PENTING CABAI



benih yang sehat dan bebas patogen. Pengendalian bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang dan penyemprotan fungisida. C.



PENYAKIT BUSUK CABANG DAN KUNCUP Terdapat dua macam penyakit busuk yang



biasa menyerang tanaman cabai, yakni busuk cabang dan busuk kuncup. Busuk cabang pada tanaman capsici.



cabai



disebabkan



Menyerang



saat



olehphytophthora



musim



hujan



dan



penyebarannya sangat cepat. Busuk



kuncup



disebabkan



oleh



cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini masih jarang dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama kelamaan mati. Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan nitrogen seperti urea dan ZA. Kemudian mengatur jarak tanam agar sirkulasi udara berjalan lancar. Tanaman yang terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa dilakukan dengan fungisida, bila dilakukan saat musim hujan pilih fungisida yang memiliki perekat.



D.



PENYAKIT LAYU



Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Galis



Booklet HAMA PENYAKIT PENTING CABAI



Penyakit layu merupakan penyakit yang cukup sulit dikendalikan pada budidaya tanaman cabai. Penyakit layu bisa ditumbulkan oleh beragam jasad penganggu



tanaman



seperti



berbagai



jenis



cendawan



dan



bakteri.



Layu yang disebabkan cendawan disebut layu fusarium. Jenis cendawannya adalahfusarium sp., Verticilium sp. Dan Pellicularia sp. Cendawan ini hidup di lingkungan yang masam. Sedangkan



layu



bakteri



disebabkan



oleh



bakteri Pseudomonas



solanacearum. Bakteri ini hidup di jaringan batang. Pengendalian penyakit layu harus diamati dengan lebih spesifik agar penanganannya bisa lebih tepat.



E.



PENYAKIT BULE ATAU VIRUS KUNING Tanaman cabai yang terserang virus



kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning. Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Penyebabnya adalah virus gemini, penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu. Penyakit



yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan



penyemprotan racun-racun kimia. Pengendalian harus dilakukan semenjak dini, dengan memilih benih unggul dan tahan serangan virus. Selain itu bisa juga dengan membasmi hama yang menjadi vektornya, seperti kutu.



Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Galis



Booklet HAMA PENYAKIT PENTING CABAI



Untuk menaikan daya tahan tanaman cabai terhadap serangan virus kuning,



bisa



dengan



mengintensifkan



pemupukan,



misalnya



penggunaan pupuk organik cair yang mengandung zat hara makro dan mikro lengkap. Tujuannya agar tanaman cabai tumbuh subur sehingga lebih tahan terhadap patogen. F.



PENYAKIT KERITING ATAU MOSAIK Penyebab



serangan



penyakit



mosaik



adalah Cucumber



Mosaic



Virus (CMV). Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belangbelang hijau tua dan hijau muda, ukuran daun lebih kecil, tulang daun akan berubah menguning.



Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Galis



Booklet HAMA PENYAKIT PENTING CABAI



Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke tanaman lain oleh aktivitas serangga. Penyemprotan kimia bertujuan untuk menghilangkan serangga bukan penyakitnya. Untuk mengurangi penyakit, musnahkan tanaman cabai yang telah parah terserang. Pemilhan benih tahan virus membantu menghindari resiko serangan penyakit ini. Hal lain yang bisa membantu mengurangi resiko serangan adalah pemupukan yang baik dan tepat.



DAFTAR PUSTAKA Alcantara, T.P., Bosland P.W., and Smith, D.W. 1996. Ethyl Methane Sulfonate Induced Mutagenesis of Capsicum annuum. Journal Heredity. 87 (2):39 Cahyono, B. 2003. Cabai Rawit. Yogyakarta: Kanisius.p.28-32.



Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Galis



Booklet HAMA PENYAKIT PENTING CABAI



Edi S, Julistia B. 2010. Syafri. Buklet Budidaya Tanaman Sayur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III. Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya.p.38-40 Purwati, R.D., Budi, U., dan Sudarsono, S. 2007. Penggunaan Asam Fusarat dalam Seleksi in vitro untuk Resistensi terhadap Fusarium oxysporum f.sp. cubense. Jurnal Littri. 7 (2):80-91. Rukmana, R.H 2002. Usaha Tani Cabai Rawit. Yogyakarta: Kanisius.p.31-33. Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.p.32-35. Setiadi, 1987. Bertanam Cabai. Jakarta: Penebar Swadaya.p.27-29. Syukur, M., Sujiprihati, S., Koswara, J., dan Widodo, J. 2009. Ketahanan terhadap Antraknosa yang Disebabkan oleh Colletotrichum acutatum pada Beberapa Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.) dan Korelasinya dengan Kandungan Kapsaicin dan Peroksidase. Jurnal Agronomi Indonesia. 37 (3):233-239. http://www.penyuluhpertanian.net. Buklet Penyuluhan Pertanian Hama Penyakit Penting tanaman cabai. Diakses 16 Mei 2019 Pukul 19.55 WIB



Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Galis