BTCLS Septian Rianto [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PELATIHAN BT&CLS SMART EMERGENCY NAMA



: Septian Rianto, A.Md.Kep



NO.ABSEN



: 055



INSTANSI



: POLTEKKES KEMENKES SEMARANG



Setelah mempelajari materi yang disampaikan pada sesi learning (physical distanching), peserta Pelatihan Basic trauma and cardiac life support diharapkan mampu menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini. Jawablah pertanyaan tersebut sesuai dengan pendapat yang anda pahami setelah mengikuti pembelajaran. Setelah menjawab dan menyelesaikan tugas, peserta wajib mengubah menjadi PDF dan mengunggah melalui link berikut ini: http://www.bit.ly/tugas-pelatihan-btcls pada hari pertama maksimal pukul 21.00 WIB dengan format file “No.absen_nama lengkap peserta”.



1. Building Learning Commitmen (BLC) Apa yang menjadi dasar bahwasannya anda diharuskan untuk mengikuti pelatihan BT&CLS, dan apa motivasi anda serta apa yang anda harapkan dari mengikuti pelatihan BT&CLS bersama Smart Emergency...? Jelaskan Jawaban : BTCLS merupakan salah satu pelatihan dasar bagi perawat dalam menangani masalah kegawatdaruratan trauma dan gangguan kardiovaskuler. Motivasi ikut BTCLS adalah bertujuan untuk memberikan pertolongan pada korban bencana atau gawat darurat guna untuk mencegah kematian atau kerusakan organ Yang diharapkan sebagai bekal dasar untuk untuk dapat memahami dan mampu melakukukan penanganan pasien dengan kegawatdaruratan trauma dan kardiovaskular baik di area pra rumah sakit atau intra rumah sakit. 2. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Dalam pelayanan kegawatdaruratan khususnya di “Pre Hospital” sangat diperlukan suatu sistem pelayanan Ambulance (PSC 119), dalam kondisi saat ini (Pandemic



Cov.19), hal apa saja yang perlu di perhatikan untuk Team dan Mobil Ambulance saat beroperasi..? Jawaban : a. Menggunakan APD level 3 b. Menggunakan alat yang disposibel c. Jika menemukan pasien yang tidak sadarkan diri, lakukan A-3 ( gunakan APD terlebih dahulu), cek respon korban, memanggil orang terdekat, pulse check and breath check, chest compression tetapi hands only CPR karena pada masa pandemi covid 19 tindakan bantuan pernafasan dengan mouth to mouth apabila diperlukan berikan bantuan pernafasan dengan BVM (Bag Valve Mask), lakukan evaluasi setiap 2 menit (5 sirkulasi) dan lakukan recovery position.



3. Etika Legal Keperawatan Gawat Darurat Apa yang anda lakukan ketika menemukan kasus Kegawatdaruratan dilapangan, apakah anda di perbolehkan menolong korban tersebut, jika iya., apa dasar hukum yang melandasi tindakan anda tersebut...? Jelaskan Jawaban : iya boleh Dasar hukum yang melandasi tindakan tersebut sudah tertuang didalam UU Keperawatan UU No.38 Tahun 2014 Pasal 35, berisi tentang :  Ayat 1 Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama, perawat dapat melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai kompetensinya.  Ayat 2 Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bertujuan untuk menyelamatkan nyawa klien dan mencegah kecacatan lebih lanjut.  Ayat 3 Keadaan darurat sebagaimana dimksud pada ayat (1) merupakan keadaan yang mengancam nyawa atau kecacatan klein.  YANKES KONDISI GADAR PMK 47 / 2018 Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang atau pasien dan tidak ada dokter di tempat kejadian, perawat dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangannya.



4. Cardio Pulmonary Resucitation (CPR) Ketika pasien mengalami Henti Jantung (Cardiac Arrest) pada pasien Dewasa, Anak dan Bayi, apa yang anda lakukan untuk menolong pasien tersebut, tentunya sesuai dengan Algoritme AHA 2015 yang telah di update pada tahun 2020 untuk pasien dengan Suspected or Confirmed Covid-19...? Jelaskan Jawaban :  Kurangi paparan penolong COVID 19,penting bagi penolong untuk melindungi diri sendiri dan rekan kerja dari paparan infeksi. Sebelum memasuki tempat kejadian seluruh penolong harus mengunakan APD yang sesuai untuk kewaspadaan infeksi



airbone maupun droplet,sesuaikan dengan rekomendasi APD setempat disesuaikan dengan data epidemiologi terbaru dan availabilitas APD dimasing-masing alokasi.  Batasi jumlah personel.  Pertimbangkan pengunaan alat RJP mekanik pada pasien dewasa dan dewasa muda yang memenuhi kriteria tinggi dan berat badan.  Komunikasikan status COVID-19 ke setiap penolong baru. Prioritaskan strategi oksigenasi dan ventilasi dengan resiko aerosolisasi yang lebih rendah. meskipun  Gunakan penyaring HEPA bil ada untuk seluruh ventilasi  Intubasi di awal menggunakan pipa endotrakeal dengan cuff bila memungkinkan  Tugaskan inkubator yang dengan kemungkinan terbesar untuk berhasil intubasi dalam percobaan pertama  Hentikan kompresi dada untuk intubasi  Pertimbangkan penggunaan video laringoskopi bila ada  Sebelum intubasi,gunakan bag-mask device (atau T-piece pada neonatus) dengan penyaringan HEPA dan penyekat kedap udara  Untuk dewasa, pertimbangkan oksigenasi pasif dengan nonbreathing facemask sebagai alternatif bag-mask device untuk durasi pendek  Jika intubasi harus ditunda,pertimbangkan supralottic airway  Minimalisir diskoneksi sirkuit tertutup Pertimbangkan kelayakan untuk resusitasi  Tetapkan tujuan perawatan  Sesuaikan panduan untuk membantu pengambilan keputusan, dengan mempertimbangkan faktor resiko pasien terkait kemungkinan untuk bertahan hidup.



5. Airway And Breathing Management Dalam kasus Airway and Breathing sering kali ditemukan ganguan atau bahkan sumbatan jalan nafas, dalam situasi pandemik Covid-19 saat ini apa yang menjadi poin penting ketika anda berhadapan dengan pasien suspected / confirmed Covid-19 untuk menangani pasien tersebut yang mengalami gangguan Airway and Breathing...? Jelaskan Jawaban : a. Menggunakan APD level 3 b. Pakai alat yang bisa disposible atau yang dapat disterilkan c. Pada ruangan yang tekanannya negatif d. Batasi orang yang ada diruangan dalam melakukan tindakan e. Gunakan teknik intubasi yang memaksimalkan keberhasilan intubasi dalam satu kali percobaan



f.



Intubasi endotrakeal harus dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih dan berpengalaman



6. Syok Management Pasien Ny. M mengalami kecelakaan umur 40 tahun, diketahui terdapat fraktur terbuka di Femur, berat badan 60 kg, kesadaran menurun (Somnolen), HR 150 x/menit, akral dingin, CRT 4 detik, RR 35 x/menit, TD 80/50 mmHg, kehilangan darah 2.000 cc. Tolong jelaskan kategori Syok yang dialami oleh pasien teresebut, dan hitung berapa jumlah cairan yang di butuhkan oleh pasien diatas berdasarkan Estimated Blood Loss (EBL)..? Jawaban : Termasuk dalam kategori syok Hipovolemik grade 3 ( 40%) Ny.M 40 thn Ku= somnolen, akral dingin TD = 80/50 mmHg HR = 150x/m RR = 35 x/m BB = 60 kg CRT = 4 detik Output darah = 2000 cc EBV=65X60=3900 EBL=40X3900=1560 ML



7. Initial Assessment Sebutkan langkah-langkah dalam melakukan Initial Assessment..!! Jelaskan Jawaban : Initial Assessment adalah bagian terpenting dari semua proses penilaian korban atau pasien dimana kita harus mengenali dan melakukan penanganan terhadap semua keadaan yang mengancam nyawa korban. Intial assesment meliputi : 1) Persiapan penderita 2) Triage 3) Pengkajian primer ( ABCDE ) 4) Resusitasi 5) Pemeriksaan penunjang 6) Pengkajian sekunder 7) Pengawsan dan evalusi ulang 8) Terapi definitif Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi dua,yaitu : a. Pengkajian Primer yaitu penanganan ABCDE dan resusitasi,meliputi A : Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai kontrol servikal.



B : Breathing, mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola pernafasan agar oksigenasi adekuat. C : Circulation, mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan. D : Disability, mengecek status neurologis. E : Exposure, mengkaji semua anggota tubuh ( enviromental control ). b. Pengkajian sekunder yaitu head to toe ( pemeriksaan dengan teliti dari ujung kepala sampai kaki, melakukan log rol untuk untuk melihat bagaimana tubuh bagian belakang, jika hemodinamik pasien sudah stabil, meliputi :  Anamnesis pasien  Pemeriksaan fisik  Pemeriksaan tanda-tanda vital  Pemeriksaan riwayat pasien 8. Trauma Musculosceletal Terdapat kasus trauma akibat kecelakaan pada Cruris Dextra (Close Fraktur) dan luka terbuka pada Radius Ulna, langkah apa yang anda lakukan untuk menangani pasien tersebut dengan prinsip penanganan luka dan pembidaian..? Jelaskan Jawaban :



~ Selamat Mengerjakan ~