Buku Saku [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUKU SAKU PERAWATAN LUKA LECET DAN PENANGANAN PINGSAN



OLEH : MAHASISWA GELOMBANG 1 PROGRAM ALIH JENJANG ANGKATAN B18



PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N) FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA



2017



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaan-Nya kami dapat menyelesaikan Buku Saku ini. Dalam upaya membekali Tim Dokter kecil dan kader UKS di SDN Medokan Semampir I, mahasiswa Profesi Keperawatan Komunitas Universitas Airlangga telah menyusun “Buku Saku Penanganan Luka lecet dan Pingsan” sebagai pedoman dalam memberika pertolongan pertama pada kecelakaan disekolah terutama pada masalah luka lecet dan pingsan. Kami menyadari bahwa buku saku ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran kami harapkan. Kami sampaikan terimakasih kepada jajaran Tim Pembina UKS, Pembina UKS Puskesmas Keputih dan Dosen pembimbing Profesi Keperawatan Komunitas Universitas Airlangga. Kami berharap semoga buku saku ini bermanfaat.



Surabaya, November 2017



Tim Pokja UKS Gelombang 1 FKP B18



LATAR BELAKANG Pertolongan pertama pada kecelakaan di sekolah adalah upaya pertolongan dan perawatan secara sementara pada korban kecelakaan di sekolah sebelum dibawa ke Rumah Sakit, Puskesmas atau Klinik Kesehatan untuk mendapat pertolongan yang lebih baik dari dokter atau paramedik (Jones & Bartlett, 2006). Usaha kesehatan sekolah adalah wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sekolah dasar di lingkungan sekolah. Program pokok UKS (Trias UKS) yaitu: Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat. Pelaksanaan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara menyeluruh dengan mengutamakan kegiatan promotif dan preventif didukung kegiatan kuratif dan rehabilitatif. Kegiatan Kuratif dan Rehabilitatif dilakukan melalui kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi optimal, seperti: diagnosa dini, pengobatan ringan, pertolongan pertama pada kecelakaan dan rujukan medik (Kemendibud, 2012). Kejadian kecelakaan di sekolah beraneka ragam, misalnya anak pingsan, anak keseleo, terpeleset, luka memar, luka lecet, keracunan makanan, dan tersedak makanan Kasus paling banyak pada anak sekolah adalah pingsan dan luka lecet. Pingsan adalah masalah klinis yang umum pada anak-anak, dan remaja, dan sebanyak 15%



anak-anak mengalami



setidaknya satu episode sebelum akhir masa remaja. Cedera yang terjadi seringkali mengganggu aktifitas siswa, utamanya sekolah. Adapun cedera yang banyak menyebabkan siswa absen dari sekolah adalah luka robek 25,46%, luka bakar 19,58% dan kemasukan benda kecil 20,75%. Dengan adanya anak-anak yang absen karena cedera sedikit banyak akan mengurangi



waktu belajar mereka di sekolah, sehingga akan tertinggal dengan temanteman yang tidak mengalami cedera. Anak-anak yang mengalami cedera kebanyakan melakukan pengobatan di rumah/ pengobatan sendiri kecuali cedera yang disebabkan karena patah tulang, mereka mencari pengobatan tradisional dan rumah sakit (Kuschithawati, 2007). Berdasarkan hasil wawancara kepada perwakilan kader UKS dan pembina UKS mengatakan ketika siswa bermain kemudian terjadi kecelakaan berat atau ringan, seperti patah tulang, pingsan, terkilir dan luka lecet menyebabkan kepanikan pihak sekolah. Kemudian siswa yang mengalami pingsan dan kecelakaan diberikan perlakuan pertolongan yang sama atau sering terjadi kesalahan memberikan pertolongan. Kondisi ini sangat membahayakan, karena dapat berakibat keadaan korban yang makin parah dan tidak sesuai dengan prinsip penanganan kecelakaan. Oleh sebab itu setiap warga sekolah yang pertama melihat adanya kecelakaan di sekolah diharapkan mampu memberikan suatu pertolongan pertama yang cepat dan tepat bagi korban/ siswa yang mengalami pingsan dan kecelakaan agar tidak terjadi akibat yang lebih buruk.



Definisi Luka Lecet Luka Lecet adalah Luka yang terjadi apabila adanya kerusakan pada bagian atas kulit, dapat ditandai dengan kulit menjadi kasar, memerah, berdarah, dan biasanya ada rembesan cairan bening yang keluar dari kulit yang luka.



Penyebab Luka Lecet Kulit bergesekan dengan benda lain biasanya dengan benda yang tidak tajam., misalnya jatuh.



Tujuan Perawatan Luka Lecet



Mencegah infeksi



Membantu penyembuhan luka



Alat dan Bahan untuk Perawatan Luka Lecet



Kapas



NaCl 0,9 %



Kasa Steril



Povidon Iodine



Prosedur Perawatan Luka Lecet 1. Mencuci Tangan 2. Mengatur posisi pasien sehingga luka terlihat jelas 3. Membersihkan luka dengan menggunakan NaCl 0,9% 4. Mengeringkan dengan kasa steril 5. Mengoleskan bethadine 6. Membereskan alat 7. Mencuci Tangan



Penanganan Pingsan Definisi Pingsan Pingsan adalah keadaan tidak sadarkan diri yang disebabkan karena berkurangnya suplai darah ke otak Penyebab Pingsan Faktor penyebab pingsan ada 2 yaitu faktor fisik dan faktor lingkungan. Faktor fisik antara lain rasa lapar karena kekurangan asupan makanan (tidak sarapan), kecapean, kurang tidur, dan kondisi riwayat penyakit lemah jantung. Faktor lingkungan adalah lingkungan yang panas (karena terpapar matahari secara langsung dalam jangka waktu lama). Penyebab pingsan adalah kurang tidur , melihat darah, angkat berat, gelisah, berdiri terlalu lama dalam antrian atau keramaian terutama di musim panas, dan keracunan alkohol (Khadilar, 2013). Tanda Gejala Pingsan 1. Pandangan mata berkunang-kunang 2. Muka pucat 3. Nafas tidak teratur 4. Telinga berdenging 5. Badan lemas 6. Keringat dingin 7. Menguap berlebihan 8. Biasanya penderita terbaring tidak bergerak atau terkadang penderita sangat gelisah 9. Penderita tidak merespon saat dipanggil, tidak ada reaksi terhadap rangsangan, misalnya dicubit atau digoyang-goyangkan



Cara Mencegah Pingsan Cara mencegah pingsan antara lain pemberian istirahat yang cukup, memberikan asupan makanan , membaringkan penderita. Tujuan Penanganan Pingsan 1. Mencegah terjadinya cedera 2. Mencegah terjadinya kondisi yang gawat



Prosedur Penanganan Pingsan 1.



Baringkan penderita di tempat yang teduh dengan udara segar



2.



Apabila muka penderita merah, kepala ditinggikan. Apabila muka pucat maka baringkan tanpa bantal



3.



Kepala dimiringkan dengan tujuan jika penderita muntah maka yang dimuntahkannya mudah keluar dari mulut dan mencegah lidah tidak jatuh ke belakang agar pernafasan tidak terhalang



4.



Pakaian dilonggarkan



5.



Penderita diselimuti agar tidak kedinginan



6.



Jangan berikan makanan atau minuman pada penderita yang pingsan



7.



Jangan tinggalkan penderita yang pingsan seorang diri



8.



Jika penderita tidak segera sadar makan bawa ke fasilitas kesehatan : Puskemas atau Rumah Sakit



Daftar Pustaka



Kemendikbud RI. 2012.Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar. Kemenkes RI. 2011. Pedoman Pelatihan Dokter Kecil. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Anak Sekolah. Kuschithawati, dkk. 2007. Faktor Risiko Terjadinya Cedera Pada Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat, 23 (3) : 131141 Smeltzer & Bare. 2010. Brunner & Suddarth Textbook of Medical Surgical. Philadelphia : Watter Klumer Health.