Buku Saku Mekanik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MECHANIC POCKET BOOK Mechanic Acceleration Program (MAP)



PT. HASNUR RIUNG SINERGI Mechanic Development



PENDAHULUAN



PT. Hasnur Riung Sinergi



Mechanic Development



I.



SEKAPUR SIRIH Hasnur Group adalah kelompok holding yang didirikan pada tahun 1966 oleh seorang pengusaha asli Kalimantan. Kegiatan usaha Hasnur Group dimulai dari transportasi sungai, galangan kapal bangunan & pemeliharaan, pembangunan kapal dan kontraktor kehutanan, terus tumbuh dan berkembang ke berbagai sektor usaha lainnya, termasuk kehutanan, penambangan batubara & bijih besi, pelabuhan khusus, agrobisnis, dll. PT. Hasnur Riung Sinergi (HRS) adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan batubara. Batubara yang dihasilkan oleh PT. HRS digolongkan sebagai batubara yang ramah lingkungan, karena berisi kandungan abu yang sangat rendah dan Sulfur dengan Kalori mencapai 4800 - 5500 Kalori. Struktur organisasi mempunyai peranan penting dalam perusahaan karena menggambarkan adanya pembagian kerja, sebagai penjabaran tugas sehingga setiap orang dalam organisasi bertanggung jawab untuk melakukan tugas tertentu sesuai dengan tugas masing-masing. Di dalam lingkup suatu pekerjaannya juga dilakukan dengan cara kekeluargaan sehingga suatu masalah dapat dipecahkan secara bersama-sama dan tidak mementingkan kepentingan individu semata.



II.



VISI & MISI PT. HASNUR RIUNG SINERGI 1. Visi Menjadi kontraktor pertambangan yang bersaing dengan kontraktor pertambangan kelas dunia yang lainnya. Membangun kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat, bangsa, dan dunia. 2. Misi Misi dari PT. Hasnur Riung Sinergi antara lain adalah: ο‚·



Mengoptimalkan sumber daya alam dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.



ο‚·



Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk meningkatkan potensi dalam dunia kerja.



ο‚·



Menciptakan lapangan pekerjaan.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



i



III.



PLANT DEPARTMENT Plant Department adalah salah satu departemen yang ada di suatu perusahaan yang tugas utamanya adalah me-maintenance alat-alat atau mesin-mesin yang digunakan untuk produksi sehingga performance alat terus terjaga. Maintenance adalah suatu kegiatan untuk mencegah timbulnya keausan abnormal sehingga umur equipment dapat mencapai atau sesuai umur yang direkomendasikan oleh unit factory.



IV.



VISI PLANT 1. High Availability Agar suatu unit selalu dalam keadaan siaga siap pakai, atau berdaya guna fisik tinggi. 2. Best Performance Agar alat selalu dalam kondisi dan kemampuan prima, atau berdaya guna mekanis yang tinggi. 3. Reliable cost Agar biaya perbaikan alat menjadi lebih rendah dan sewajar mungkin.



V.



KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) PLANT 1. Physical Availability (PA) Kesiapan alat / unit secara fisik dinyatakan dalam bentuk persen. PA dapat dikatakan bagus pada saat nilainya dapat melebihi nilai yang ditargetkan, begitu pula sebaliknya. Rumus PA : PA (%) =



24 π½π‘Žπ‘š βˆ’ Ζ© π½π‘Žπ‘š π΅π‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘˜π‘‘π‘œπ‘€π‘› 24 π½π‘Žπ‘š



Γ— 100 ...................................................... (1)



Contoh soal : β€œUnit HDT 001 pada shift I mengalami kerusakan (breakdown) patah spring dari jam 10:00 dan dinyatakan ready pada jam 12:00. Di shift II unit tersebut kembali mengalami kerusakan (breakdown) yaitu low power dari jam 1:00 dan dinyatakan ready pada jam 3:00”. Hitunglah PA unit tersebut?



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



ii



Penyelesaian : ο‚·



Patah spring



: 10:00 ~ 12:00 = 2 jam



ο‚·



Low power



: 1:00 ~ 3:00



ο‚·



Total Downtime PA (%) =



= 2 jam = 4 jam



24 βˆ’ 4 24



Γ— 100 .......................................................................... (1.1)



20



PA (%) = 24 Γ— 100 .............................................................................. (1.2) PA (%) = 0.83 Γ— 100 ........................................................................ (1.3) PA = πŸ–πŸ‘% ............................................................................................ (1.4) 2. Mean Time Between Failure (MTBF) Waktu rata-rata jarak breakdown pertama ke breakdown berikutnya. MTBF dapat dikatakan bagus pada saat nilainya dapat melebihi nilai yang ditargetkan, begitu pula sebaliknya. Rumus MTBF : MTBF (jam) =



Ζ© π½π‘Žπ‘š π‘‚π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘– Ζ© πΉπ‘Ÿπ‘’π‘˜π‘’π‘’π‘›π‘ π‘– π΅π‘Ÿπ‘’π‘˜π‘‘π‘œπ‘€π‘›



................................................................ (2)



Contoh soal : Unit HDZ 001 selama satu minggu. Hitunglah nilai MTBFnya! Hari 1st : Breakdown pada jam 12:00 dan dinyatakan ready pada jam 17:00. Hari 2nd : Tidak ada breakdown. Hari 3rd : Tidak ada breakdown. Hari 4th : Breakdown pada jam 1:00 dan dinyatakan ready pada jam 2:00. Hari 5th : Breakdown pada jam 2:00 dan dinyatakan ready pada jam 4:00. Hari 6th : Tidak ada breakdown. Hari 7th : Tidak ada breakdown.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



iii



Penyelesaian : ο‚·



Hari 1st : 6:00 ~ 12:00



= 6 jam. (Breakdown)



17:00 ~ 6:00



= 13 jam.



ο‚·



Hari 2nd : 6:00 ~ 6:00



= 24 jam.



ο‚·



Hari 3rd : 6:00 ~ 6:00



= 24 jam.



ο‚·



Hari 4th : 6:00 ~ 1:00



= 19 jam.(Breakdown)



2:00 ~ 6:00 ο‚·



= 4 jam.



Hari 5th : 6:00 ~ 2:00



= 20 jam.(Breakdown)



4:00 ~ 6:00



= 2 jam.



ο‚·



Hari 6th : 6:00 ~ 6:00



= 24 jam.



ο‚·



Hari 7th : 6:00 ~ 6:00



= 24 jam.



ο‚·



Total jam operasi



= 160 jam.



ο‚·



Total frekuensi breakdown



= 3 kali.



MTBF (jam) =



160 3



................................................................................ (2.1)



MTBF (jam) = πŸ“πŸ‘. πŸ‘πŸ‘πŸ‘ ...................................................................... (2.2) 3. Mean Time To Repair (MTTR) Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk perbaikan. MTTR dapat dikatakan bagus pada saat nilainya di bawah nilai yang ditargetkan, begitu pula sebaliknya. Rumus MTTR : MTTR (jam) =



Ζ© π½π‘Žπ‘š π΅π‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘˜π‘‘π‘œπ‘€π‘› Ζ© πΉπ‘Ÿπ‘’π‘˜π‘’π‘’π‘›π‘ π‘– π΅π‘Ÿπ‘’π‘˜π‘‘π‘œπ‘€π‘›



............................................................... (3)



Contoh soal : Unit HWT 001 selama satu minggu. Hitunglah nilai MTTRnya! Hari 1st : Breakdown dari jam 10:00 sampai jam 12:00. Hari 2nd : Tidak ada breakdown. Hari 3rd : Tidak ada breakdown. Hari 4th : Breakdown pada jam 1:00 sampai jam 5:00. Hari 5th : Breakdown pada jam 14:00 sampai jam 20:00. Hari 6th : Tidak ada breakdown. Hari 7th : Tidak ada breakdown.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



iv



Penyelesaian : ο‚·



Hari 1st : 10:00 ~ 12:00



= 2 jam. (Breakdown)



ο‚·



Hari 2nd : -



= Tidak ada Breakdown.



ο‚·



Hari 3rd : -



= Tidak ada Breakdown.



ο‚·



Hari 4th : 1:00 ~ 5:00



= 4 jam.(Breakdown)



ο‚·



Hari 5th : 14:00 ~ 20:00



= 6 jam.(Breakdown)



ο‚·



Hari 6th : -



= Tidak ada Breakdown.



ο‚·



Hari 7th : -



= Tidak ada Breakdown.



ο‚·



Total jam breakdown



= 12 jam.



ο‚·



Total frekuensi breakdown



= 3 kali.



MTTF (jam) =



12 3



.................................................................................. (3.1)



MTBF (jam) = πŸ’ .................................................................................. (3.2)



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



v



DAFTAR ISI PENDAHULUAN I. II. III. IV. V.



SEKAPUR SIRIH ......................................................................................................... VISI & MISI PT. HASNUR RIUNG SINERGI ................................................................ PLANT DEPARTMENT ................................................................................................ VISI PLANT .................................................................................................................. KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) PLANT ...................................................... 1. Physical Availability (PA) .................................................................................... 2. Mean Time Between Failure (MTBF) .................................................................. 3. Mean Time To Repair (MTTR) ...........................................................................



i i ii ii ii ii iii iv



DAFTAR ISI ........................................................................................................................... STRUKTUR ORGANISASI PLANT DEPARTMENT EMERGENCY CALL



vi



PREVENTIVE MAINTENANCE I.



II.



PENGETAHUAN MAINTENANCE PROCCES & STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) ......................................................................... 1. Daily Check ........................................................................................................ 2. Periodic Service ................................................................................................. 3. Program Analisa Pelumas (PAP) ....................................................................... 4. Program Pemeriksaan Mesin (PPM) .................................................................. 5. Program Backlog ................................................................................................ 6. Program Pemeriksaan Undercarriage (PPU) ..................................................... 7. Program Pemeriksaan Attachment (PPA) .......................................................... 8. Penggunaan Partbook ........................................................................................ 9. Penggunaan Shop Manual .................................................................................



1 1 1 1 2 2 2 3 3 3



PENGETAHUAN OLI ................................................................................................... 1. Fungsi Oli Secara Umum ................................................................................... 2. Jenis Oli .............................................................................................................. 3. Klasifikasi Oli ...................................................................................................... 4. Standar Kekentalan Hydraulic Oil ....................................................................... 5. Standar Kekentalan Engine Oil .......................................................................... 6. Multigrade Oil ..................................................................................................... 7. Pengertian Kontaminasi ..................................................................................... 8. Pengertian Deteriorasi ........................................................................................ 9. Penyebab Kontaminasi pada Oli ........................................................................ 10. Penyebab Deteriorasi pada Oli ........................................................................... 11. Aplikasi Oli .......................................................................................................... 12. Pengertian Oksidasi ........................................................................................... 13. Pengertian Demulsibility .....................................................................................



4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 6 6 6



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



vi



14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.



Arti Viscosity Index (VI) ...................................................................................... Mengapa Oli harus diganti .................................................................................. Penanganan Oli .................................................................................................. Pengertian Additive ............................................................................................ Fungsi Additive ................................................................................................... Arti & Tujuan Total Base Number ....................................................................... Pengertian Synthetic Oil .....................................................................................



6 6 7 8 8 8 9



III.



PENGETAHUAN GREASE .......................................................................................... 1. Fungsi Grease secara umum ............................................................................. 2. Standar Kekentalan Grease ............................................................................... 3. Klasifikasi Grease ............................................................................................... 4. Aplikasi Grease .................................................................................................. 5. Penanganan Grease ..........................................................................................



10 10 10 10 11 11



IV.



PENGETAHUAN COOLANT ....................................................................................... 1. Syarat Penggunaan Air Radiator ........................................................................ 2. Fungsi Anti Freeze ............................................................................................. 3. Pengertian Radiator Penetran ............................................................................ 4. Mengapa Air Radiator harus diganti ...................................................................



12 12 12 13 13



V.



PENGETAHUAN FUEL ................................................................................................ 1. Jenis Fuel yang digunakan pada Diesel Engine ................................................. 2. Pengaruh Sulfur pada Fuel thd. Jadwal Pergantian Oli ...................................... 3. Akibat Fuel campur Kerosene ............................................................................ 4. Penanganan Fuel ...............................................................................................



14 14 14 15 15



VI.



PENGETAHUAN FILTER ............................................................................................ 1. Fungsi Filter ........................................................................................................ 2. Klasifikasi Filter .................................................................................................. 3. Pengertian Filtering Area .................................................................................... 4. Arti Mesh dan Micron .......................................................................................... 5. Model Filter ......................................................................................................... 6. Jenis-jenis Air Cleaner ........................................................................................ 7. Penanganan Filter .............................................................................................. 8. Mengapa Air Filter harus diganti .........................................................................



16 16 16 17 17 17 17 18 18



VII.



PENGETAHUAN TOOLS ............................................................................................. 1. Toolbox ............................................................................................................... 2. Grease gun ......................................................................................................... 3. Oil gun ................................................................................................................ 4. Tachometer ........................................................................................................ 5. Blowby checker .................................................................................................. 6. Pressure gauge .................................................................................................. 7. Thermometer ...................................................................................................... 8. Convex scale ......................................................................................................



19 19 19 19 19 19 19 19 19



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



vii



9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.



Multi tester .......................................................................................................... pH tester / Kertas lakmus ................................................................................... Radiator cap tester ............................................................................................. Push pull scale ................................................................................................... Handy smoke checker ........................................................................................ Anemometer ....................................................................................................... Flow meter .......................................................................................................... Stop watch .......................................................................................................... Jangka sorong / Vernier caliper .......................................................................... Outside micrometer ............................................................................................ Hydro tester ........................................................................................................ Dial gauge .......................................................................................................... Magnetic base .................................................................................................... Puller .................................................................................................................. Feeler gauge ...................................................................................................... Power wrench ..................................................................................................... Hydraulic jack ..................................................................................................... Lifting chain & belt .............................................................................................. High torque ......................................................................................................... Torque wrench ................................................................................................... Slidding hammer ................................................................................................ Push tool ............................................................................................................ Eye bolt .............................................................................................................. Colour checker ...................................................................................................



19 20 20 20 20 20 20 20 20 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 22 22 22 22



VIII.



PENGETAHUAN COMPONENT .................................................................................. 1. Fungsi Water Separator ..................................................................................... 2. Fungsi Dust Indicator ......................................................................................... 3. Fungsi Corrosion Resistor .................................................................................. 4. Fungsi Evacuator Valve ...................................................................................... 5. Fungsi Ejector Pipe ............................................................................................ 6. Fungsi Pre-Cleaner ............................................................................................ 7. Fungsi Breather ..................................................................................................



23 23 23 23 24 24 24 24



IX.



PENGETAHUAN TECHNICAL TERM ......................................................................... 1. Engine Low Idle .................................................................................................. 2. Engine High Idle ................................................................................................. 3. Compression Pressure ....................................................................................... 4. Blowby Pressure ................................................................................................ 5. Engine Hunting ................................................................................................... 6. Torque Converter Stall Speed ............................................................................ 7. Rated Speed ...................................................................................................... 8. Hydraulic Stall Speed ......................................................................................... 9. Boost Pressure ................................................................................................... 10. Modulating Time ................................................................................................. 11. Abnormal (Unusual) Noise ................................................................................. 12. Turbocharger Play ..............................................................................................



25 25 25 25 25 25 25 26 26 26 26 26 26



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



viii



13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59.



Work Equipment Speed ...................................................................................... Hydraulic Drift ..................................................................................................... Internal Leakage of Gear Pump ......................................................................... Internal Leakage of Piston Pump / Motor ........................................................... Relief Pressure (Hydraulic) ................................................................................. Relief Pessure (Power train) ............................................................................... Safety Pressure .................................................................................................. Cracking Pressure (Main Relief Valve) ............................................................... Setting Pressure ................................................................................................. Over Drive Transmission .................................................................................... Direct Drive Transmission .................................................................................. Preload ............................................................................................................... Caster ................................................................................................................. Camber ............................................................................................................... King Pin Inclination ............................................................................................. Toe-in, Toe-out ................................................................................................... Clutch Outer Lever Play ..................................................................................... All Diff. Lock ....................................................................................................... Brake Cooling System ........................................................................................ Differential Lock (Inter Wheel) ............................................................................ VEB (Volvo Engine Brake) ................................................................................. Exhaust Pressure Governor (Exhaust Brake) ..................................................... VCB Brake (Volvo Compression Brake) ............................................................. FOPS / ROPS .................................................................................................... Gearshift Inhibitor ............................................................................................... Inter Axle ............................................................................................................ Inter Cooler ......................................................................................................... Operator Blind Side / Blind Spot ......................................................................... Transmission Over Speeding ............................................................................. Transmission Slipping ........................................................................................ Tyre Run-Out ...................................................................................................... Front Wheel Bearing Play ................................................................................... Steering Wheel Play ........................................................................................... Front Brake Cut Off ............................................................................................ Brake Effect Distance ......................................................................................... Lock-up Clutch Pressure .................................................................................... Stator Clutch Pressure ....................................................................................... Brake Performance ............................................................................................ Hydraulic Idler Cushion (HIC) ............................................................................. Time Lag ............................................................................................................ Charging Pump Pressure ................................................................................... Swing Brake Angle ............................................................................................. Open Center Load Sensing System (OLSS) ...................................................... Back Pressure Compensating Valve .................................................................. Track Tension ..................................................................................................... Cut Off Pressure ................................................................................................. LS – Differential Pressure ...................................................................................



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



26 26 26 27 27 27 27 27 27 27 27 28 28 28 28 28 28 28 29 29 29 29 29 29 29 29 30 30 30 30 30 30 30 30 31 31 31 31 31 31 31 31 32 32 32 32 32



ix



60. 61. 62. 63. 64. 65. 66.



Single / Double Stage Main Relief ...................................................................... Track Gauge ....................................................................................................... Travel Deviation ................................................................................................. Total Hydraulic Drift ............................................................................................ Permisible Water Depth ...................................................................................... Travel Speed ...................................................................................................... Swing Drift ..........................................................................................................



32 32 33 33 33 33 33



PEDOMAN PEMBUATAN TECHNICAL SERVICE REPORT (TSR) I. II. III. IV. V. VI. VII. VIII. IX. X. XI.



Guidance TSR ............................................................................................................. Fungsi utama TSR ...................................................................................................... Struktur data pada TSR secara umum ...................................................................... Pengembangan TSR lebih lanjut ............................................................................... Pemanfaatan TSR secara praktis oleh Group Leader ............................................. Table Pedoman Penulisan TSR ................................................................................. Table Application, Environment & Operation (AEO) ............................................... Tabel Left Foot Code .................................................................................................. Tabel Right Foot Code ............................................................................................... Hierarchy Component & Symptom of Problem ........................................................ Contoh TSR .................................................................................................................



34 34 34 34 34 35 36 37 38 39 48



SI PREFIXES TABLE MEAUSUREMENT CONVERSION TABLES APPROXIMATE CONVERSIONS



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



x



Plant Instructor Azhar Tamam Nugraha



STRUKTUR ORGANISASI PLANT DEPARTMENT HRS SITE BRE



Fahruddinnor



SSE Section Head



Solekan



Plant Department Head



Turahman



1. Hari Setiawan



Wheel Section Head



2. Udin Sanjaya



Fathoni



1. Bayu Tantoro



26 Orang



Tyreman



20 Orang



Wheel (Big) Mechanic



46 Orang



Wheel (Small) Mechanic



16 Orang



SSE Mechanic



SSE GL



2. Supriyanto



Wheel (Small) GL



Tyre GL



1. Ahmad Markhasan



Wheel (Big) GL



Overhaul GL



1. Dian Pratama



Plant Planner Section Head



Plant Planner



Eko Suhardiono



Sumpono



1. Syaiful Rahman



2. Heriyanto



9 Orang



Overhaul Mechanic



3. Prapto Sendiko



2. Ruli Noveri



Track Section Head



1. Bintoro 2. Tino Sariaji



Track GL



2. Rino Ardiyani 3. Ahmad Setiawan



6 Orang



Plant Admin



4. Petrus Mujur



31 Orang



Track Mekanik



STD



Plant STD



EMERGENCY CALL PLANT DEPARTMENT NAMA



JABATAN



NOMOR HP.



SOLEKAN



PLANT DEPARTMENT HEAD



081335772292



FATHONI



PLANT PLANNER SECTION HEAD



081227286637



SYAIFUL RAHMAN



PLANT PLANNER WHEEL



082154996006



TINO SARIAJI



PLANT PLANNER TRACK



082134728683



SUMPONO



TRACK SECTION HEAD



082330631005



SSE SECTION HEAD



085248116751



WHEEL SECTION HEAD



085348228442



HARI SETIAWAN



SSE GROUP LEADER



082157026242



UDIN SANJAYA



SSE GROUP LEADER



085250525418



BINTORO



TRACK GROUP LEADER



085227705253



RINO ARDIYANI



TRACK GROUP LEADER



081256864460



AHMAD SETIAWAN



TRACK GROUP LEADER



082156400100



PETRUS MUJUR



TRACK GROUP LEADER



081347374561



OVERHAUL GROUP LEADER



081381219604



BAYU TANTORO



WHEEL GROUP LEADER



085254655951



SUPRIYANTO



WHEEL GROUP LEADER



085245811750



PRAPTO SENDIKO



WHEEL GROUP LEADER



082155622057



HERIYANTO



WHEEL BIG MACHINE GROUP LEADER



082253509519



AHMAD MARKHASAN



WHEEL BIG MACHINE GROUP LEADER



085250394744



PLANT INSTRUCTOR



081256012068



FAHRUDINOOR TURAHMAN



EKO SUHARDIONO



AZHAR TAMAM NUGRAHA



PREVENTIVE MAINTENANCE



PT. Hasnur Riung Sinergi Mechanic Development



I.



PENGETAHUAN MAINTENANCE PROCCES & STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP). 1. Daily Check Merupakan pengecekan harian yang bertujuan: ο‚· Menjamin bahwa equipment benar-benar siap operasi. ο‚· Mengetahui ketidaknormalan equipment lebih dini. ο‚· Mengetahui kondisi equipment dari sudut pandang pemakai. Contoh aktivitas : ο‚· Pengecekkan level oli ο‚· Walk arround inspection ο‚· Minor repair ο‚· Greasing ο‚· Etc. 2. Periodic Service Perawatan rutin dengan dasar interval 250, 500, 750, 1000, 2000, 3000, 4000, dan 6000 operating hours. Tujuan: ο‚· Mencegah kerusakan akibat penurunan performa lubrication system, hydraulic system, cooling system, fuel system, air system, dll. ο‚· Menjaga kondisi dasar equipment. ο‚· Mendeteksi kerusakan lebih dini. ο‚· Menjamin tercapainya standard component life. 3. Program Analisa Pelumas (PAP) Analisa kondisi oli/pelumas secara terjadwal dengan cara mengambil sampel oli dan meneliti kandungannya di laboratorium. Dilakukan PAP pada saat: Engine : ο‚· Pergantian oli. ο‚· 10 HM setelah overhaul. Komponen lain : ο‚· Jika Hour Meter (HM) masih di bawah 1000 jam, PAP per 250 HM. ο‚· Jika Hour Meter (HM) sudah di atas 1000 jam, PAP per 500 HM. ο‚· 10 HM setelah overhaul. Tujuan: ο‚· Menganalisa keausan logam, kontaminasi pelumas (logam, air, fuel, debu), kerusakan aditif pelumas, visKositas pelumas, dll. ο‚· Memprediksi gejala kerusakan, memprediksi umur tersisa, menyusun jadwal perbaikan.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



1



4. Program Pemeriksaan Mesin (PPM) Inspeksi, pengukuran, dan adjustment sistem dalam equipment (engine, hydraulic, transmission, dll) secara terjadwal. Tujuan: ο‚· Menjaga equipment agar berada pada performa normalnya. ο‚· Memprediksi gejala kerusakan, memprediksi umur tersisa, menyusun jadwal perbaikan. Contoh aktivitas: ο‚· Testing & adjusting engine performance. ο‚· Testing & adjusting hydraulic performance. ο‚· Testing & adjusting pump performance. ο‚· Inspect thermally (suhu). ο‚· Testing & adjusting transmission/PTO performance. ο‚· Inspect noise. ο‚· Inspect visually, detect crack. 5. Program Backlog Backlog merupakan kegiatan perencanaan jadwal, pengaturan sumber daya, dan pengaturan prioritas untuk proses perbaikan equipment yang belum terlaksana (outstanding repair). Sumber informasinya berasal dari data-data gejala kerusakan yang telah diperoleh dari program-program maintenance sebelumnya. Tujuan; ο‚· Menurunkan unscheduled breakdown. ο‚· Mengefisienkan & mengefektifkan sumber daya dengan melakukan proses perbaikan yang terencana dan matang. ο‚· Mengurangi potensi loss time dengan mengatur jadwal perbaikan pada saat equipment sedang tidak produktif. Alur: Inspection Data Updating (1) οƒ’ Part Preparation (2) οƒ’ Schedule Backlog (3) οƒ’ Tools, Facilities, & Manpower Preparation (4) οƒ’ Backlog Execution (5). 6. Program Pemeriksaan Undercarriage (PPU) Inspeksi, pengukuran, dan adjustment komponen undercarriage secara rutin berdasarkan interval operating hours yang sudah ditentukan. Tujuan: ο‚· Menjaga komponen undercarriage agar berada pada kondisi normalnya. ο‚· Memprediksi gejala kerusakan, memprediksi umur tersisa, menyusun jadwal perbaikan untuk komponen undercarriage.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



2



Contoh aktivitas: ο‚· Pengecekan keausan teeth sprocket. ο‚· Pengecekan keausan rolllers. ο‚· Pengecekan keausan shoe grouser ο‚· Pengecekan kekencangan track tension. 7. Program Pemeriksaan Attachment (PPA) Program perawatan terjadwal atas bucket, blade, dan vessel yang meliputi pemeriksaan berkala, penjadwalan perbaikan, & pengaturan penggantian. Tujuan: ο‚· Mengurangi unscheduled breakdown dengan mendeteksi tanda-tanda kerusakan pada attachment lebih dini dan menyusun rencana perbaikan sebelum kerusakan berakibat lebih luas. ο‚· Mengatur perencanakan perbaikan/ penggantian attachment untuk meminimalkan loss time. 8. Penggunaan Partbook Untuk memudahkan dalam pencarian part number. Mudahnya dikarenakan adanya: ο‚· Gambar ilustrasi komponen. ο‚· Daftar isi. ο‚· Pengelompokkan berdasarkan main group (Grouping). Partbook berbasis aplikasi computer: ο‚· Scania : Multi. ο‚· Komatsu : Link One. ο‚· Hino : Hiecho. ο‚· Volvo : Impact, Prosis. ο‚· Caterpillar : SIS. 9. Penggunaan Shop Manual Sebagai panduan mekanik dalam melakukan suatu pekerjaan baik pembongkaran, perakitan, trobleshooting, dll. Isi di dalam Shop Manual diantaranya: ο‚· R & I Procedure. ο‚· Assembly & Disassembly component. ο‚· Overhaul. ο‚· Trobleshooting chart. ο‚· Error code. ο‚· Wiring diagram. ο‚· Hydraulic diagram. ο‚· Specification of standard value. ο‚· Etc.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



3



II.



PENGETAHUAN OLI 1. Fungsi Oli Secara Umum ο‚· Pendingin (cooling), membuang panas dari piston, liner, dll. ο‚· Pelumas (lubrication), mengurangi gesekan (anti wear). ο‚· Pencegah korosi (anti corrosion), melindungi pengaruh senyawa sulfur dan oksidasi. ο‚· Penyekat gas (gas sealing), mencegah kebocoran gas antara liner dan piston. ο‚· Pembersih (cleaning), membersihkan carbon dan lumpur. ο‚· Pemindah tenaga, pada sistem hidrolik. ο‚· Sebagai bantalan (oil film), melapisi gear agar tidak berbenturan langsung dengan gear yang lain. 2. Jenis Oli ο‚· Hydraulic Oil : SAE 10; EP 46 / HO 46. ο‚· Engine Oil : SAE 15W-40. ο‚· Gear Oil : SAE 30; SAE 50; SAE 85W-140. ο‚· ATF : ATF-D3 (Automatic Transmission Fluid) ο‚· Brake Oil : DOT 3; DOT 4 3. Klasifikasi Oli ο‚· Engine Oil ο‚· Hydraulic Oil ο‚· Gear Oil



: CA, CB, CC, CD, CE, CF, CG, CH, CI-4, CJ-4, CK-4, dst : ISO VG ~ 32 s/d ISO VG ~ 1500. : AGMA, GL-1 s/d GL-8A (SAE 60 ~ 250).



4. Standar Kekentalan Hydraulic Oil



ISO - VG (International Organization for Standardization - Viscosity Grade). 5. Standar Kekentalan Engine Oil



Society of Automotive Engineers.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



4



6. Multigrade Oil Multigrade oil adalah oli yang mempunyai sifat kekentalan dapat menyesuaikan dengan perubahan temperature. Contoh. SAE 15W - 40. Artinya : Untuk ambient temperatur -20oC, oli tersebut mempunyai kekentalan SAE 15W, tapi pada temp. 100oC, oli tersebut akan mempunyai kekentalan SAE 40. Jika oli multigrade digunakan pada engine, mempunyai kelebihan sebagai berikut: ο‚· Oil film pada multigrade oil lebih kental dan tidak ada penurunan ketahanan meskipun engine pada temperatur tinggi. Sehingga hasilnya oli memberikan suatu rentang temperatur penggunaan yang luas dan dapat digunakan sepanjang tahun. ο‚· Viskositas stabil meskipun ada perubahan temperatur. Kemampuan start dari oli multigrade lebih baik dari pada oli single grade, dan juga memberikan penghematan konsumsi fuel. ο‚· Konsumsi oli lebih rendah dibandingkan dengan oli single grade yang berviskositas tinggi. 7. Pengertian Kontaminasi Peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari luar sistem. 8. Pengertian Deteriorasi Peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari dalam sistem. 9. Penyebab Kontaminasi Pada Oli ο‚· Debu dan kotoran ο‚· Penambahan dengan oli yang berbeda ο‚· Air ο‚· Zat kimia 10. Penyebab Deteriorasi Pada oil ο‚· Karena proses pembakaran (oxidation) ο‚· Beroperasi pada tempat tinggi ο‚· Reaksi kimia cepat. ο‚· Kenaikan viskositas ο‚· Banyak sludge (endapan) yang terjadi, dsb.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



5



11. Aplikasi Oli Contoh : Engine Oil Ambient Temp. -10oC s/d 10oC : Gunakan SAE 10 W o o Ambient Temp. 0 s/d 30 C : Gunakan SAE 30 Apabila memakai Multi Grade Oil, dari kedua contoh ambient temperatur tersebut, maka harus memakai Oli SAE 10W-30. Untuk lebih detail : baca OMM (Operation and Maintenance Manual). 12. Pengertian Oksidasi Proses kimia yang terjadi pada oli yang berhubungan langsung dengan udara luar pada temperature + 50oC. Oli (CH) + O2 οƒ’ CO2 + H20 13. Pengertian Demulsibility Kernampuan oli untuk memisahkan diri terhadap air. 14. Arti Viscosity Index (VI) Suatu angka yang menunjukkan ketahanan kestabilan oli terhadap perubahan temperature. Angka Viscositas Index ini bervariasi sebagai berikut: Viscositas Index: V I = 1 ~ 29 Rendah V I = 30 ~ 79 Sedang V I = 80 ~ 100 Tinggi V I = 100 ~ up Sangat baik. Disarankan : Untuk Standard Industri angka VI berkisar antara 90 ~ 100.



15. Mengapa Oli harus diganti Oli setelah dipakai akan mengalami kerusakan (perubahan kekentalan) akibat adanya: ο‚· Oxidasi (tidak dapat dihindari) ο‚· TimbuInya Kontaminasi & Deteriorasi ο‚· TBN turun.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



6



16. Penanganan Oli Cara Penyimpanan Oli: ο‚· Harus terlindung / tertutup terhadap sinar matahari dan hujan. ο‚· Jika pada kondisi outdoor, perhatikan hal-hal berikut: o Drum dalam keadaan ditidurkan dengan posisi tutup drum membentuk angka jam 3 & 9 (horizontal). o Jika terpaksa berdiri, usahakan posisi drum dalam keadaan miring agar air tidak bisa menggenang di atasnya.



Cara Pengisian : ο‚· Jangan membiarkan pipa isap pompa (oil pump) menyentuh dasar drum pada saat mengisi dan pipa outlet harus betul-betul bersih. ο‚· Pipa & pompa oli harus selalu bersih (kalau bisa jangan dicampur dengan pompa solar).



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



7



17. Pengertian Additive Zat campuran yang ditambahkan pada Base Oil untuk mempertinggi ketahanan & kemampuan oli. Engine Oil : Detergents, Dispersants, ZnDTP, Viscosity Index Improver. Gear Oil : Extreme Pressure additive (EP agent). Hydraulic Oil : Oxidation inhibitors, Rust inhibitors, dan EP inhibitors. 18. Fungsi Additive ο‚· Detergent : sejenis sabun, additive ini membersihkan dan melarutkan jelaga (soot), pernis (lacquer), dan partikel-partikel keausan pada temperatur tinggi. Sehingga additive mencegah ring piston melekat. ο‚· Acid neutralization : asam sulfat dan asam organik yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar atau oksidasi oli, menyebabkan logam korosif. Sifat alkali dari additive ini dapat me-netralkan asam dan mencegah korosi. ο‚· Oxidization inhibitor : oksidasi oli menghasilkan lumpur (sludge) dan kemudian menyebabkan kenaikan viscocity. Additive ini menguraikan oksida-oksida dan mencegah oksidasi oli. Selanjutnya, menahan timbulnya resin, varnish, dan lumpur. ο‚· Antiwear : mencegah kerusakan dan keausan logam metal. ο‚· Dispersant : additive ini memiliki kesamaan struktur kimia dengan deterjen dirumah tangga. Ini dapat melarutkan lumpur di dalam oli pada temperatur rendah. ο‚· Viscocity Index Improver : menaikan viscosity pada temperatur tinggi. Juga dapat mencegah kerusakan metal engine dan mengurangi konsumsi oli. ο‚· Silicon oil : Antifoam agent, adanya busa pada oli mengakibatkan cavitation dan kerusakan pada oil film. Sejumlah kecil silicon dapat memecah gelembung dan busa. ο‚· Extreme pressure additive (EP agent) : Gabungan fosfor dan sulfur biasanya digunakan pada gear oil sebagai extreme pressure additive. ZnDTP yang digunakan pada oli engine juga merupakan additive extreme pressure. Di bawah kondisi beban gesek berat, EP agents mengurai pada permukaan metal dan membentuk besi sulfida dan besi posfat. Kedua produk senyawa tadi mengurangi gesekan dan mencegah kerusakan. 19. Arti & Tujuan Total Base Number (TBN) Nilai TBN menunjukan sifat alkali (banyaknya unsur kandungan Basa) dari additive di dalam oli. Angka TBN menyatakan jumlah basa yang diperlukan untuk menetralisir asam (acid) yang dimasukan dalam 1 gram oli, dan meng-konversikannya ke mg potassium hydroxide (KOH). Nilai ini dinyatakan dalam satuan mg.KOH/g. Nilai untuk oli baru pada umumnya adalah 6.013.0 mg.KOH/g. Bila angka TBN menjadi dibawah 2.0 kinerja penetral asam dari oli hilang dan dengan cepat meningkatkan korosif dan terjadi keausan. Metode pengukuran Total Base Number ada dua metode: Metode hydrochloric acid (ASTM D664) dan metode perchloric acid (ASTM D2896). Karena metode perchloric acid memperhitungkan basa yang lemah, maka nilai TBN yang diperoleh lebih tinggi. Oleh karena itu, perlu ditetapkan metode perhitungan mana yang digunakan. Jika nilai TAN melewati batas, oli engine jangan digunakan meskipun sisa nilai TBN masih tinggi.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



8



Sulfur yang terkandung di dalam fuel pada proses pembakaran akan teroksidasi (bereaksi dengan oxygen O2) dan membentuk gas SO2 (sulfur dioxide), dan sebagian akan berubah menjadi SO3 (sulfur trioxide) jika temperatur pembakaran drop secara cepat ketika langkah expansion (power). Selanjutnya gas SO3 akan bereaksi dengan embun H2O yang dihasilkan pembakaran dan membentuk asam sulfat (H2SO4) yang sangak korosif. S + O2 2SO2 + O2 SO3 + H2O(embun)



οƒ’ οƒ’ οƒ’



SO2 (gas) (1) 2SO3 (gas) (2) H2SO4(cair) (3)



Asam sulfat yang dihasilkan bisa terbentuk didalam ruang pembakaran dan/atau diluar ruang bakar. Kalau proses (2) dan (3) berlangsung didalam crankcase, karena selama engine beroperasi selalu terjadi blow-by (kebocoran gas hasil pembakaran lewat piston ring), asam sulfat yang terbentuk akan mencemari oil. Akibatnya nilai TBN turun dan fungsi oli tidak sempurna. 20. Pengertian Synthetic Oil Oli yang menggunakan base oil bukan dari Cruide oil (minyak bumi), minyak nabati / hewani, tapi dibuat khusus secara kimiawi, sehingga mempunyai ketahanan & kemampuan yang lebih baik. Contoh: TOP ONE, POWER UP, OMEGA, dll.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



9



III.



PENGETAHUAN GREASE 1. Fungsi Grease secara umum ο‚· Grease tidak mudah mengalir dari dalam bearing, sehingga dapat melumasi untuk waktu yang lebih lama, tanpa menambahkan grease (sebagai pelumas padat). ο‚· Grease juga bekerja seperti seal dan dapat mencegah kotoran atau air masuk ke dalam bagian yang dilumasi. ο‚· Mempunyai kemampuan melumasi yang baik pada berbagai tempat, misalnya low speed rotating parts, bagian yang menerima beban berat, high temperature, beban kejut dan bagian yang saling bergesekan. ο‚· Melumasi bagian yang tidak dioperasikan untuk jangka waktu yang lama tanpa adanya oil film, sehingga mencegah terjadinya karat atau korosi. (sebagai pelindung karat). 2. Standar kekentalan Grease



National Lubricating Grease Institute 3. Klasifikasi Grease



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



10



4. Aplikasi Grease Penggunaan grease harus sesuai dengan spesifikasinya masing masing. Grease yang akan dipakai untuk bagian dalam berbeda dengan grease untuk penggunaan pada bagian luar. Jadi tidak boleh menggunakan grease secara sembarangan. Untuk penggunaan lebih lanjut dan benar harus mengacu. pada standar grease yang dianjurkan. Lihat petunujuk dan saran dari factory-nya.



5. Penanganan Grease ο‚· Simpan ditempat yang terlindung dari panas matahari dan hujan. ο‚· Gunakan grease sesuai spesifikasi yang direkomen. ο‚· Grease drum harus tertutup rapat.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



11



IV.



PENGETAHUAN COOLANT



1. Syarat penggunaan Air Radiator ο‚· Mengandung tingkat pencemaran / kotoran yang rendah. ο‚· Air tawar tidak mengandung garam. ο‚· Air dengan tingkat kekerasan yang rendah. Dengan kata lain, air yang digunakan harus memenuhi standard kualitas: ο‚· City water (air ledeng). ο‚· Air suling. ο‚· Air yang telah diolah dengan alat pelunak air (water treatment) atau alat pembersih (purifying). Standard kwalitar City Water ο‚· Nilai pH : 6.8 - 7.5 ο‚· Total hardness (CaO) : Max. 5 Ppm ο‚· Mengandung ion sulfate (SO42-) : Max. 5 Ppm ο‚· Mengandung ion chlorida (Cl-) : Max. 5 Ppm Note: 1 Ppm, sama dengan 1 gram material yang terkandung dalam 1 m3 fluid. Kekerasan air (Hardness) misalkan 8, artinya 8 gram CaO (lime) terkandung dalam 1 m3 (1.000.000 ml) air. (Ppm singkatan dari part per million) 2. Fungsi Anti Freeze Antifreeze digunakan untuk mencegah kerusakan engine yang disebabkan karena membekunya air pendingin pada daerah yang bertemperatur dingin (winter). Air membeku pada 0oC, tetapi jika beberapa additive dilarutkan dalam air, titik beku (freezing point) akan menjadi lebih rendah. Air laut mengandung garam, sehingga air laut membeku sekitar –2.5oC. Jika pada air concentrate garam dinaikan titik beku air akan menjadi rendah lagi. Akan tetapi,kita tidak dapat melakukan penambahan garam pada sistim pendingin, karena garam bersifat sangat korosif, yang akan merusak komponen engine. Oleh sebab itu, pada daerah dingin dimana temperatur udara luar dibawah 0 oC harus ditambahkan ANTIFREEZE untuk mencegah pembekuan. Perlu diketahui, jika air membeku volumenya akan bertambah 1.1 kali; energy yang dihasilkan karena pembekuan air didalam saluran pendingin ini akan memecahkan cyllinder liner, water jacket, radiator bocor dll. yang berhubungan dengan air pendingin. Temperatur pembekuan berbeda tergantung jumlah (concentrate) antifreeze yang dicampurkan, juga tergantung jenis antifreeze & manufacturenya.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



12



3. Pengertian Radiator Penetran Suatu zat kimia yang dicampurkan kedalam air radiator untuk mencegah timbulnya karat pada sistim pendingin. Tapi syarat yang harus diingat adalah : untuk pencampuran ini harus diketahui dulu berapa pH air yang dipakai dan jenis dari penetran itu sendiri. 4. Mengapa Air Radiator harus diganti Agar tidak terjadi kebuntuan pada cooling system, terutama core radiator yang disebabkan endapan (sludge) hasil reaksi kimia saat penetralan sifat keasaman pada air.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



13



V.



PENGETAHUAN FUEL 1. Jenis Fuel yang digunakan pada Diesel Engine



Light Diesel Oil, ASTM D 975 NO. 2. (ASTM = American Society of Testing and Material). Jenis fuel ini adalah bahan bakar dengan rentang titik didih dari 240 sampai 350oC, dan didistilasi setelah kerosene. Dari semua jenis-jenis bahan bakar, fuel ini mempunyai sifat-sifat yang paling cocok untuk ignition, combustion, dan viscosity yang diperlukan oleh engine diesel high-speed yang kecil, sehingga hampir semua engine diesel high speed, termasuk engineengine untuk mesin-mesin konstruksi menggunakannya.



2. Pengaruh Sulfur pada Fuel thd. Jadwal Pergantian Oli ο‚·



Contoh D85ESS-2: ο‚· Apabila kadar Sulphur berkisar antara 0,5 - 1%, maka jadwal pergantian oli adalah setengah dari jadwal regulernya. ο‚· Apabila kadar Sulphur > 1 %, maka jadwal pergantian oli menjadi seperempat dari jadwal regulernya.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



14



ο‚·



ο‚·



Contoh PC200-8M0: ο‚· Apabila kadar sulfur pada fuel di bawah 0,5% maka penggantian oli sesuai dengan jadwal regulernya. ο‚· Apabila kadar sulfur pada fuel di antara 0,5 - 1% maka penggantian oli setengah dari jadwal regulernya. ο‚· Fuel dengan kadar sulfur di atas 1% maka tidak direkomendasikan untuk digunakan pada unit. Contoh PC400LC-8 ο‚· Apabila kadar sulfur pada fuel di bawah 0,2% maka penggantian oli sesuai dengan jadwal reguler-nya. ο‚· Apabila kadar sulfur pada fuel di antara 0,2 - 0,5% maka peng-gantian oli setengah dari jadwal regulernya. ο‚· Fuel dengan kadar sulfur di atas 0,5% maka tidak direkomendasikan untuk digunakan pada unit.



3. Akibat Fuel campur Kerosene ο‚· Kerosene mempunyai viscosity rendah, sehinggai tidak dapat melumasi bagian-bagian bergesekan secara sempurna. Ini berarti bahwa film oil hilang dan terjadi keausan yang abnormal atau kerusakan. ο‚· Kerosene memiliki kadar Sulfur yang sangat tinggi, sehingga bisa mempercepat proses korosi. ο‚· Injeksi fuel pada engine diesel, yang dikontrol adalah volume fuel. Kerosene mempunyai suatu pembangkit panas yang besar per satuan beratnya, tetapi berat persatuan volume (specific gravity/berat jenis) adalah rendah, sehingga sebagai akibatnya, jumlah energy panas persatuan volume menjadi turun. Sehingga dapat menurunkan output power engine. 4. Penanganan Fuel ο‚· Penyimpanan harus terlindung dah panas matahari dan hujan. ο‚· Main tank harus dilengkapi dengan water drain cock. ο‚· Kalau di dalam drum, pemasangan pipa isap pompa (saat memompa fuel) haruslah Β± 20 cm dari dasar drum (jangan sampai menyentuh dasar drum).



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



15



VI.



PENGETAHUAN FILTER 1. Fungsi Filter Filter dipasang dalam system untuk menyaring kotoran, sehingga udara atau oli menjadi bersih dan system dapat berfungsi dengan baik. Dalam aplikasinya filter dapat dipasang pada sisi inlet (pump atau turbocharger), sisi outlet pump, atau setelah system untuk menyaring oli yang kembali (oil return). Ada juga yang digunakan untuk menyaring internal leakage dari motor. 2. Klasifikasi Filter Klasifikasinya Menurut standar ISO: ο‚· Platted Paper Element ο‚· Wire Mesh Filter ο‚· Metal Edge Filter



Menurut Standar SAE: ο‚· Strainer ο‚· Screen ο‚· Filter; fine filter & Coarse filter



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



16



3. Pengertian Filtering Area Luas bidang penyaringan sebuah filter saat elementnya dibentangkan. 4. Arti Mesh dan Micron ο‚· Mesh : Jumlah lubang pori pori setiap perluasan 1 inchi persegi, semakin besar angka mesh berarti tingkat kerapatan pori pori semakin besar. Istilah Mesh biasanya digunakan pada Screen atau Strainer. ο‚· Mikron : Besarnya diameter pori pori element sebuah filter. 1 Mikron = 0.001 mm, dan biasanya digunakan pada Fine Filter. Mata manusia normal hanya bisa melihat benda dengan ukuran di atas 40 mikron. Di bawah 40 mikron harus menggunakan alat bantu berupa mikroskop.



5. Model Filter ο‚· Cartridge : Element dengan housing dibuat menjadi satu kesatuan (ass’y), sehingga lebih praktis dalam pemasangan dan memudahkan penggantian, tetapi hanya dapat digunakan untuk low pressure system, karena housingnya terbuat dari plat tipis. ο‚· Element :Element dibuat terpisah dengan housing, dan penggantian hanya dilakukan pada elementnya. Type element yang digunakan untuk system fluida (Transmission & hydraulic) lebih mampu digunakan pada pressure yang lebih tinggi, karena housingnya tebal. 6. Jenis-jenis Air cleaner ο‚· Wet Type : Karena konstruksi air cleanernya yang didalam housing, udara masuk akan naik terlebih dahulu kemudian turun, sehingga debu kasar atau kotoran yang relative lebih berat dari udara yang masuk, akan jatuh ke oil case. Disamping itu, partikel oil juga ikut terhisap dan membasahi element, sehingga debu dapat lengket dan menempel, dan udara yang menuju intake manifold lebih bersih. ο‚· Dry Type : Terdapat precleaner yang digunakan untuk membuang kotoran atau debu yang lebih besar, sedangkan didalam housing terdapat dry paper element untuk menyaring kandungan debu yang lebih halus saat udara melalui sekeliling bidang penyaringan dan masuk ke dalam element.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



17



7. Penanganan Filter ο‚· Tidak boleh disimpan pada daerah yang lembab. ο‚· Tidak boleh penyok dan jatuh. ο‚· Harus terbungkus rapi (jangan terbuka packingan-nya). 8. Mengapa Air Filter harus diganti Karena Air cleaner akan menjadi buntu, dan setelah dilakukan pembersihan (penyemprotan) maksimal 5 kali, element Air Cleaner kemungkinan telah membesar pori-porinya, sehingga debu dapat masuk ke dalam Intake System Engine dan dapat menyebabkan kerusakan pada liner dan ring piston.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



18



VII.



PENGETAHUAN TOOLS



1. Toolbox ο‚· Tempat menyimpan common tool dan peralatan-peralatan umum lainnya yang sering digunakan oleh mekanik. ο‚· Memudahkan dalam pembawaan peralatan secara sekaligus di dalam suatu wadah (mobilitas). 2. Grease gun Memudahkan dalam proses pemberian peluamasan (grease). 3. Oil gun Memudahkan dalam proses pemberian / penambahan oli. 4. Tachometer Alat yang digunakan untuk mengukur putaran engine. Satuan : rpm (Revolution Per Minutes). 5. Blowby checker Alat yang digunakan untuk mengukur blowby pressure engine. Satuan mmH2O, kPa. 6. Pressure gauge Alat yang digunakan untuk mengukur pressure oli dalam system hydraulic atau pressure angin. Satuan : kg/cm2, Mpa, mmH2O, kPa, PSI, bar. 7. Thermometer Alat yang digunakan untuk mengukur temperature lingkungan sekitar. Satuan : oC, oF. 8. Convex scale Alat yang digunakan untuk mengukur panjang dan jarak. Satuan : cm, m, inch, ft. 9. Multi tester Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan [V], arus [I], dan hambatan [R] pada system kelistrikan. Pada jenis yang lebih canggih, juga dilengkapi untuk mengukur Frequency (Hz). Satuan : ο‚· Tegangan : Volt (V) ο‚· Arus : Ampere (A) ο‚· Hambatan : Ohm (Ω) ο‚· Frekuensi : Hertz (Hz)



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



19



10. pH tester / Kertas lakmus Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman suatu cairan, biasanya Air radiator. pH suatu cairan ditunjukkan dari angka 1 sampai dengan 14. Suatu cairan dikatakan bersifat asam apabila memiliki pH di bawah 7. Suatu cairan dikatakan bersifat basa apabila memiliki pH di atas 7. pH netral = 7. 11. Radiator cap tester Alat yang digunakan untuk mengukur setting kerja pressure valve pada radiator cap tester, dan dapat juga digunakan untuk mengecheck kebocoran air pada cooling system engine. Satuan : kg/cm2, bar, atm. 12. Push pull scale Alat yang digunakan untuk mengukur operating force. Biasanya digunakan unutk memeriksa kekecangan fan belt. Satuan : Nm, Kgf. 13. Handy smoke checker Alat yang digunakan untuk mengetahui kwalitas exhaust gas, dengan mengukur kandungan bercak oli, fuel yang tidak terbakar dan membandingkannya dengan Table Bosch Index. 14. Anemometer Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kebuntuan fin Radiator. 15. Flow meter Alat yang digunakan untuk mengukur flow discharge pump, dalam penggunaannya dipasang secara seri dengan port discharge pump. Satuan : Liter. 16. Stop watch Alat yang digunakan untuk mengukur waktu pergerakan (cycle time) work equipment. Satuan : Second (detik). 17. Jangka sorong / Vernier caliper Alat yang digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, panjang, ketebalan, kedalaman lubang pada suatu komponen. Satuan : mm.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



20



18. Outside micrometer Alat yang digunakan untuk mengukur diameter luar suatu komponen. Satuan : mm. 19. Hydro tester Alat yang digunakan untuk mengetahui berat jenis suatu liquid, biasanya untuk elektrolit battery. 20. Dial gauge Alat yang digunakan untuk mengukur endplay, runout, faceout, backlash, protusion, diameter dalam (bore gauge). Satuan : 0.001 mm. 21. Magnetic base Alat sebagai tempat kedudukan pemasangan dial indicator, agar tidak mudah bergeser atau bergerak. 22. Puller Alat untuk mengeluarkan, mencabut atau melepas bushing, bearing, pin, dsb. 23. Feeler gauge Alat untuk mengukur kerenggangan suatu celah, misal valve clearance, brake pads. 24. Power wrench Alat untuk mengencangkan atau mengendorkan bolt atau nut yang memiliki torque besar, alat ini menggunakan prinsip reduksi putaran beberapa tingkat. Satuan : kgm. 25. Hydraulic jack Alat yang menggunakan pressure oli untuk menggerakkan cylinder hydraulic dan digunakan untuk mengangkat chasis, (main frame). Biasanya bertipe single action cylinder. Satuan : Ton. 26. Lifting chain & belt ο‚· Lift belt digunakan untuk mengikat dan mengangkat komponen yang permukaannya licin dan halus sehingga tidak merusak komponen. Misal rod cylinder. Satuan : Ton. ο‚· Lift chain digunakan untuk mengangkat komponen, pada ujungnya dipasang hook yang dikaitkan ke eye bolt komponen. Misal : Swing gear box. Satuan : Ton. 27. High torque Alat untuk mengencangkan atau mengendorkan bolt atau nut yang memiliki torque besar, alat ini menggunakan prinsip pressure hydraulic. Satuan : kgm. 28. Torque wrench Alat yang digunakan untuk mengencangkan bolt atau nut sesuai dengan standart torquenya Satuan : kgm, Nm, lbf.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



21



29. Slidding hammer Alat untuk mencabut atau melepas bushing atau pin. Misal : bushing cam shaft. 30. Push tool Alat untuk memasang bushing, pin, bearing dsb, dengan cara menekan. Biasanya menggunakan cylinder hydraulic. 31. Eye bolt Dipasang pada komponen yang akan diangkat, sebagai tempat hook chain dikaitkan. 32. Colour checker Cairan yang disemprotkan pada permukaan komponen untuk mengetahui keretakan yang terjadi. Biasanya satu set terdiri dari 3 warna : transparan (cleaner), merah (penetran), putih (developer).



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



22



VIII.



PENGETAHUAN COMPONENT 1. Fungsi Water Separator Water separator dipasang pada sisi output Fuel tank, fuel yang masuk kedalam water separator akan dipaksa berputar dan menimbulkan gaya centrifugal karena konstruksi dan posisi inlet portnya tidak menuju titik pusat, sehingga air yang berat jenisnya lebih berat dari fuel akan terpisah dan terlempar ke dinding water separator kemudian jatuh mengendap dibagian bawah, sedangkan fuel akan mengalir melalui port outlet menuju Priming/Feed pump. 2. Fungsi Dust Indicator Dust indicator dipasang pada tempat yang mudah terlihat di antara Air cleaner dan Intake manifold, sehingga saat terjadi kebuntuan pada Air cleaner, dan negatif pressure atau kevakumannya melebihi yang level sudah ditentukan (specified level), piston berwarna merah akan dihisap turun, sebagai tanda untuk operator bahwa Air Cleaner telah buntu. Piston merah mempunyai notch (lock), sehingga meskipun engine dimatikan, piston tidak kembali dan operator masih dapat melakukan pengecheckan. Terdapat dua buah type dust indicator dengan setting negative pressure : 635 mmH 2O dan 760 mmH2O / 6.35 Kpa dan 7.6 Kpa. 3. Fungsi Corrossion Resistor Corrosion resistor dipasang pada sistim pendingin engine, dengan tujuan supaya β€œcooling effect” dari sistim pendingin menjadi lebih baik, sehingga dapat meningkatkan ketahanan dan memperpanjang umur engine, liner, dan pendinginan oli pelumas. Juga untuk mencegah terjadinya problem pitting yang disebabkan karena terjadinya cavitation. Inhibitor dalam corrosion resistor Suatu zat kimia padat berwarna putih yang dapat larut dalam air untuk membentuk lapisan film pada permukaan luar silinder liner, sehingga membuat scale (kerak) lebih sukar untuk melekat pada permukaan silider dan block. Zat kimia tsb dapat membuyarkan scale dan mencampurkan dalam air, dan membuangnya bersama air pendingin saat penggantian air. Jika zat kimia yang dilarutkan terlalu lama dan telah menjadi lebih rendah concentrate-nya atau encer karena sering penambahan air pada sistim pendingin, secara bertahap akan hilang efeknya. Jenis Inhibitor dalam corrosion resistor ο‚· BUFFER AGENT, berfungsi meningkatkan sifat alkali/basa pada air, sehingga dapat mencegah korosi pada cast iron, tidak berfungsi untuk aluminium. ο‚· IRON CORROSION INHIBITOR, membuat lapisan film pada permukaan (liner) cast iron, untuk mencegah corrosion. ο‚· CAVITATION PITTING INHIBITOR, mencegah cavitation pada aluminium. ο‚· ALUMINIUM CORROSION INHIBITOR, mencegah korosi pada aluminium. ο‚· COPPER, COPPER ALLOY CORROSION INHIBITOR, mencegah korosi pada copper (tembaga) dan pada brass (kuningan). ο‚· ANTI-SCALE ADDITIVE, mencegah terbentuknya scale. ο‚· ANTI-FOAM AGENT, mencegah terjadi cavitation dengan mengurangi buih dalam air.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



23



4. Fungsi Evacuator Valve Evacuator terbuat dari karet dan dipasang pada bagian bawah cover Air Cleaner with built-in Cyclone. Pada saat engine mati, valve akan terbuka untuk membuang debu yang terkumpul pada air cleaner cover, sedangkan saat engine hidup, valve akan tertutup dan terbuka untuk membuang debu. 5. Fungsi Ejector Pipe Ejector pipe dipasang diantara Precleaner Komaclone dan muffler, memanfaatkan kevakuman (negatif pressure) yang ditimbulkan oleh venturi pada port outlet muffler untuk secara otomatis membuang debu yang terkumpul pada Komaclone keluar luar melalui muffler. 6. Fungsi Pre-Cleaner Sebagai penyaring awal untuk memisahkan kandungan debu kasar dari udara sebelum masuk kedalam Air cleaner. 7. Jenis Pre-Cleaner US precleaner type (Cyclone) ο‚· Cyclone atau pusaran angin yang dihasilkan oleh vane pada port intake, akan menimbulkan gaya centrifugal untuk melempar dan memisahkan kandungan debu dari udara, debu terkumpul pada sisi luar dust case, dan udara yang lebih bersih masuk kedalam air cleaner housing. Filtering efficiency Precleaner 40-50 % Overall air cleaner system More than 99.9% Komaclone ο‚· Komaclone terdiri beberapa tabung yang mempunyai vane didalamnya, sehingga juga menghasilkan pusaran angin dengan cara yang sama dengan US precleaner dan memisahkan kandungan debu dan mengumpulkan didalam Komaclone, sehingga udara yang masuk kedalam air cleaner lebih bersih. Filtering efficiency Precleaner 80-90 % Overall air cleaner system More than 99.9% 8. Fungsi Breather Breather merupakan saluran untuk membebaskan pressure dari dalam crank case ke udara luar, sehingga tidak terjadi kenaikan pressure yang berlebihan akibat blow-by. Agar kotoran tidak dapat masuk kedalam crankshaft, didalam breather dipasang filter (wire mesh).



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



24



IX.



PENGETAHUAN TECHNICAL TERM



1. Engine Low Idle Putaran engine terendah tanpa beban 2. Engine High Idle Putaran engine tertinggi tanpa beban. 3. Compression Pressure Tekanan didalam ruang bakar yang dihasilkan pada saat piston bergerak dari BDC ke TDC dan kedua valve (intake dan exhaust) tertutup. Satuan : kg/cm2,PSI. Compression ratio CR = Vs + Vc Vc Vs : Volume Stroke Vc : Volume Compression Critical point saat pengukuran compression pressure : ο‚· Cranking Rpm : 150 – 300 Rpm ο‚· Valve clearance yang standart ο‚· Water coolant temperature : + 60oC 4. Blow by Pressure Tekanan didalam crank case akibat kebocoran pressure dari ruang bakar (compression dan combustion pressure), kebocoran pada Turbocharger dan air compressor. Pengukuran blowby pressure pada dasarnya dilakukan untuk mengukur tingkat keausan (kondisi) liner dan ring piston. Untuk memastikan Blow-by (terjadi keausan pada liner & ring piston) ο‚· Pressure blow-by diatas standart / permissible. ο‚· Warna blow-by cenderung putih kebiru – biruan sebagai indikasi adanya oli yang terbakar. ο‚· Oil consumption tinggi. ο‚· Hasil PAP (silicon- debu, metal wear). ο‚· Trend analysis blowby-pressure. 5. Engine Hunting Putaran engine yang tidak stabil, naik turun tidak beraturan yang disebabkan ada udara yang masuk dalam fuel system dari sisi suction pump (missal terjadi kebocoran hose, o-ring dsb). 6. Torque Converter Stall Speed (HD, OHT & Dozer) Putaran engine pada saat torque converter stall, dimana turbin (output T/C) tidak berputar karena beban yang berlebihan (overload).



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



25



7. Rated Speed Putaran engine pada HP max. Satuan : Rpm. 8. Hydraulic Stall Speed Putaran engine pada saat hydraulic system direliefkan. Satuan : Rpm. 9. Boost Pressure Tekanan didalam intake manifold yang dihasilkan oleh turbocharger. Satuan : mmHg / Kpa. 10. Modulating Time (HD, OHT & DZ) Waktu yang dibutuhkan untuk proses filling time (pengisian clutch) ditambah build-up time (kenaikan pressure secara bertahap) sampai specified modulating pressure tercapai. 11. Abnormal (unusual) Noise Kelainan suara pada suatu komponen yang dapat disebabkan kerusakan inner part, lubricating inner komponen kurang – pada mechanical system. Sedangkan pada hydraulic system dapat disebabkan adanya angin yang terjebak dalam hydraulic motor atau pump. 12. Turbocharger Play ο‚· End play : Gerak bebas shaft turbocharger searah sumbu (axial). ο‚· Radial play : Gerak bebas shaft turbocharger tegak lurus terhadap sumbu (arah radial). 13. Work Equipment Speed Kecepatan gerak work equipment (attachment) yang ditentukan oleh jumlah flow yang menuju actuator (cylinder atau motor) dan dapat digunakan sebagai indicator untuk mengetahui performance pump, control valve dan actuator (factor internal leakage). Pengukuran dilakukan dalam satuan detik. (second) 14. Hydraulic Drift Penurunan attachment pada saat control valve posisi netral, yang disebabkan oleh keausan berlebihan pada seal piston hydraulic cylinder atau spool-housing control valve, sehingga internal leakagenya besar. Akibatnya jika terdapat holding pressure pada salah satu sisi cylinder (head atau bottom), pada saat attachment menggantung, holding pressure tersebut akan bocor, sehingga attachment akan turun dengan sendirinya. Pengukuran hydraulic drift dilakukan pada saat engine mati. 15. Internal Leakage of gear pump ο‚· Backlash : Internal leakage pada gear pump yang terjadi pada bidang kontak teeth drive dan driven gear. ο‚· Top Clearance : Internal leakage pada gear pump yang disebabkan keausan yang terjadi pada bagian atas hosuing sisi suction yang disebabkan adanya gaya tekan terhadap gear karena pressure pada sisi discharge dan untuk mengurangi internal leakage tersebut, maka dipasang Side plate yang akan memanfaatkan sebagian pressure



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



26



ο‚·



discharge pump untuk dialirkan menuju sisi suction melalui V- groove sebagai balancing pressure. Side Clearence : Internal leakage pada gear pump yang disebabkan keausan yang terjadi pada sisi samping gear dengan housing dan untuk mengurangi internal leakage tersebut, maka dipasang Side plate yang akan menekan kontak permukaan dengan sisi gear, memanfaatkan pressure discharge pump.



16. Internal Leakage of piston pump / motor Clearance antara piston dengan cylinder barrel, bidang cembung kontak antara cylinder barrel dengan pressure valve (plate) tidak rata. 17. Relief Pressure (hydraulic) Pressure maksimal dalam system hydraulic yang dibatasi oleh main relief valve, pada saat control valve digerakkan tetapi actuator (cylinder atau motor) tidak bergerak, karena actuator (cylinder) sudah end stroke atau overload. 18. Relief pressure (power train) Pressure maksimal dalam system power train (T/M dan atau S/T) yang dibatasi oleh main relief valve, dan selalu terjadi standby pressure sebesar relief pressure sehingga responsive (tidak terjadi delay) saat digunakan untuk mengengagedkan clutch. 19. Safety Pressure Pressure maksimal yang terjadi dalam sirkuit hydraulic antara control valve dan actuator yang dibatasi oleh safety valve, pada saat terjadi beban dari luar atau akibat pergerakan actuator lainnya. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada actuator (cylinder atau motor). 20. Cracking Pressure (Main relief valve) Besarnya pressure pada saat awal valve mulai terbuka, yang nilai pressurenya diatas nilai tension springnya. Cracking pressure akan berubah hanya pada saat dilakukan adjustment. Cracking pressure (Bypass valve filter) Perbedaan pressure antara sebelum dan sesudah filter, jika melebihi cracking (tension spring) saat filter mengalami kebuntuan, maka bypass valve baru akan terbuka. 21. Setting Pressure Hasil pembacaan (measurement) pressure gauge pada saat control lever digerakkan, sedangkan actuator (hydraulic cylinder atau motor) tidak bergerak. Besarnya setting pressure bervariasi sesuai dengan Flow discharge pump (setting pressure saat low idle akan lebih kecil dibanding saat high idle atau adanya perbedaan sudut pump). 22. Over Drive Transmission (Volvo, Scania & Light truck) Transmission dimana pada saat speed gear tertinggi, putaran output shaft transmission lebih besar dari putaran engine (input shaft transmission) atau speed ratio lebih besar dari 1. 23. Direct Drive Transmission (Volvo, Scania & Light truck) Transmission dimana pada saat speed gear tertinggi, putaran output shaft transmission sama dengan putaran engine (input shaft transmission) atau speed ratio sama dengan 1.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



27



24. Preload (Volvo & light truck) Beban awal yang sengaja diberikan untuk menentukan clearance antara inner dan outer race pada cone (taper) bearing. 25. Caster (Light truck) Sudut kemiringan mundur kingpin terhadap sumbu vertical roda, saat dilihat dari samping. Sehingga tumpuan beban unit terhadap permukaan jalan pada roda depan, terletak dibelakang garis tengah tumpuan kingpin, dengan demikian roda depan cenderung bergerak ke arah steering digerakkan dan akan kembali secara otomatis ke posisi semula setelah steering dinetralkan untuk meningkatkan kestabilan steering. 26. Camber (Light truck) Sudut kemiringan luar roda depan terhadap sumbu vertical, saat dilihat dari depan unit. Dengan tujuan : ο‚· Untuk memberikan beban kepada wheel inner bearing agar beban merata dengan wheel outer bearing ο‚· Untuk mendekatkan titik tumpu beban terhadap permukaan tanah pada front wheel, dengan perpanjangan garis tengah kin pin pada permukaan tanah. ο‚· Bersama dengan king pin angle of inclination, camber meningkatkan faktor kemudahan pergerakan steering wheel. 27. King Pin Inclination (Light truck) Kin pin tidak benar-benar tegak lurus terhadap permukaan tanah, tetapi cenderung sedikit miring kedalam, dan sudut yang terbentuk disebut king pin angle of inclination. Bersama dengan camber, sudut inclination meningkatkan faktor kemudahan pergerakan steering wheel. Ketika roda depan berputar selama unit travel dengan garis tengah king pin sebagai garis tengah tegak lurus (center axis), roda depan akan cenderung terangkat ketas. Hal itu terjadi karena merupakan efek samping karena adanya gaya yang cenderung mengembalikan roda ke posisi sebelumnya. Saat unit berbelok sedikit dan masih agak meneruskan jalan lurus kedepan, pelepasan steering wheel akan menimbulkan gaya balik (restoring force), dan membawa steering wheel kembali ke posisi sebelumnya. Sudut inclination biasanya sekitar 5-8Β°. 28. Toe - In, Toe - out (Light truck) Berlaku untuk roda depan yang menunjukkan perbedaan jarak antara garis tengah roda kanan dengan roda kiri, diukur pada bagian depan dan bagian belakang. (saat dilihat dari atas). Jika lebih lebar bagian belakang disebut toe-in, sedangkan jika lebih lebar bagian depan maka disebut toe-out. 29. Clutch Outer Lever Play (Light truck) Gerak bebas linkage clutch booster, sebagai indikasi clutch full engaged. 30. All Diff. Locks (Six wheel drive) Saat diperlukan semua roda jadi penggerak maka switch 6x6 dapat diaktifkan untuk menggerakkan dog clutch agar menghubungkan semua side gear pada masing masing differential, sehingga semua (6 sisi) putaran roda sama besar torquenya.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



28



31. Brake Cooling System System pendinginan brake clutch (disc plate) di dalam final drive, dengan cara mengalirkan flow oli untuk merendam clutch, sehingga panas yang terjadi karena gesekan clutch akan diserap oleh oli dan dialirkan untuk didinginkan dalam oil cooler. 32. Diffrential lock (Inter Wheel) (Light truck) Diaktifkan untuk menggerakkan dog clutch untuk menghubungkan kedua side gear differential, sehingga putaran dan torque pada kedua sisi roda menjadi sama. 33. VEB (Volvo Engine brake) (Volvo) Suatu system braking yang menggunakan engine sebagai brake dengan dua system yang berbeda : EPG dan VCB. 34. Exhaust Pressure Governor (Exhaust brake) (Light truck) Sebuah system brake yang menggunakan Air cylinder sebagai penggerak damper (butterfly valve) yang terpasang pada exhaust pipe, sehingga exhaust gas tertahan untuk menimbulkan braking effect pada engine saat exhaust stroke dengan meninbulkan brake pressure yang terjadi antara ruang bakar (piston) dengan damper. (Memanfaatkan engine sebagai brake). 35. VCB Brake (Volvo Compression Brake) (Volvo) Saat compression stroke dan power stroke, pembukaan exhaust valve diatur sehingga terjadi over (back) pressure dalam ruang bakar untuk menimbulkan braking effect pada crankshaft. Hal ini didapat karena adanya 2 buah extra cam pada permukaan exhaust cam, ketinggian angkat (lifting height) extra cam sangat kecil jika dibandingkan dengan primary exhaust cam. Dengan demikian, extra cam akan sedikit membuka exhaust valve, pada sekitar BDC setelah intake stroke, akibatnya high exhaust pressure akan masuk dan mengisi ruang bakar (pada kondisi ini EPG juga bekerja). Selama compression stroke, braking effect akan semakin kuat sebanding dengan back pressure yang terjadi. Dan pada akhir compression stroke, exhaust valve sedikit terbuka sekali lagi, untuk membebaskan pressure (decompressed). Dengan demikian tambahan gaya dorong piston kebawah akan dihilangkan selama power stroke, dan akan memperbesar braking effect yang terjadi. 36. FOPS / ROPS (Fall Over Protection Structure) (Roll Over Protection Structure) Cabin dirancang dengan kerangka utama yang mampu menahan beban yang besar saat tertimpa atau kejatuhan material atau saat unit terguling, sehingga tidak terjadi kecelakaan yang fatal pada operatornya. 37. Gear shift inhibitor (Light truck, HD, OHT) Suatu system untuk mencegah terjadinya shiftdown secara tiba tiba saat terjadi kesalahan operasi, misalnya pada awalnya gearshift selector posisi D dan actual gearspeed 6 th , kemudian secara tidak sengaja gearshift selector diposisi 1, maka gearspeed tidak akan dapat langsung shiftown ke gearspeed 1st , tetapi akan shiftdown secara bertahap 5th, 4th, 3rd, 2nd , 1st . sehingga tidak terjadi hentakan yang dapat menyebabkan kerusakan pada komponen transmission. 38. Inter axle (Light truck) Suatu system yang digunakan untuk menyamakan putaran antara front bogie differential dengan rear differential dengan mengaktifkan dog clutch pada front bogie.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



29



39. Intercooler (Light truck) Digunakan untuk mendinginkan Air Intake sebelum masuk ke Intake manifold dengan menggunakan hembusan angin yang dihasilkan oleh Fan, sehingga tingkat density, atau kerapatan Air Intake semakin padat dan kwalitas pembakaran semakin baik untuk mendapatkan engine power yang maksimal. 40. Operator Blind Side / Blind spot Daerah sekitar unit operasi yang tidak terlihat oleh operator saat mengoperasikan unitnya, sehingga unit dirancang sedemikian rupa untuk memperkecil blind spoot dan memperluas jangkauan pandang. 41. Transmision over speeding (Light truck, OHT & HD) Suatu kondisi yang terjadi karena adanya factor percepatan unit atau keterlambatan braking (terutama saat unit travel pada jalan turunan) sehingga kecepatan transmission (power train) melebihi kecepatan maksimalnya, dan dapat menyebabkan kerusakan pada engine karena transmission akan memutar engine. 42. Transmission Slipping (OHT, HD, Dozer, & Grader) Transmission tidak mampu menyalurkan tenaga engine ke power train, dan justru terjadi keausan abnormal pada clutch (disc-plate), karena Torque Transmitting Capacity clutch lebih kecil dari tenaga yang harus disalurkan. Hal ini dapat disebabkan antara lain : ο‚· Internal leakage pada seal piston berlebihan, sehingga pressure clutch turun. ο‚· Keausan berlebihan pada clutch. ο‚· Setting main relief atau modulating valve terlalu rendah. ο‚· Beban kerja berlebihan dan dipaksakan (Overload). 43. Tire Run-out (Light truck, OHT, HD, Grader) Penyimpangan putaran pada diameter luar roda searah radial 44. Front Wheel Bearing Play (Light truck) Gerak bebas bearing searah sumbu axial pada front wheel hub. 45. Steering Wheel Play (Light truck) Gerak bebas steering wheel pada saat engine mati, jika berlebihan hal ini dapat disebabkan adanya keausan berlebihan pada spline, spider joint atau keausan pada inner part steering gearbox. Pengukuran dilakukan pada diameter luar (keliling) steering wheel. 46. Front Brake Cut Off (OHT & HD) Suatu system yang dioperasikan secara manual dengan memposisikan Front brake cut-off switch ON, untuk meng-cancel front brake agar tidak bekerja saat service brake pedal diinjak. Dengan tujuan agar operator berkonsentrasi pada steering wheel, tidak perlu menarik retarder lever untuk mengaktifkan rear brake, tetapi dengan menginjak service brake, pada saat unit beroperasi di permukaan jalan yang licin.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



30



47. Brake effect distance Diukur dari titik pada saat foot brake pedal atau retarder brake valve dioperasikan sampai titik dimana unit berhenti (dalam satuan meter). Kecepatan travel unit sekitar 32 km/h, pada permukaan jalan yang lurus, datar, rata dan pressure angin mencapai + 8 kg/cm2. Pengukuran braking effect distance bertujuan untuk mengukur jarak actual effect brake, sehingga kemampuan total brake dapat diketahui. 48. Lock-up Clutch Pressure (HD, OHT & Dozer) Pressure yang digunakan untuk mengengagedkan lock-up clutch, besar pressure diatur oleh lock-up modulating valve sebesar 16 + 0.5 kg/cm2 (HD), 14 kg/cm2 (Dozer), dan kenaikan pressurenya diatur secara bertahap sehingga mengurangi kejutan yang terjadi. 49. Stator Clutch Pressure (Dozer) Pressure yang digunakan untuk mengengagedkan stator clutch, besar pressure diatur oleh stator modulating valve sebesar 27 + 1 kg/cm2 dan kenaikan pressurenya diatur secara bertahap sehingga mengurangi kejutan yang terjadi. 50. Brake Performance (Dozer) Kemampuan brake clutch yang dapat diketahui dengan melakukan Torque Converter stall, T/C harus stall saat speed F3. Brake performance dipengaruhi oleh kekuatan tension believille spring, tingkat keausan pada disc-plate dan adjustent brake lingkage & potentiometer. 51. Hydraulic Idler Cushion (HIC) (Big Digger) Suatu system peredam kejutan pada component under carriage saat mendapat beban kejut dari arah depan (idler) dengan menggunakan cylinder hydraulic yang dihubungkan dengan Accumulator. Gas Nitrogen dalam accumulator akan menyerap beban kejutan atau kenaikan pressure secara tiba tiba dengan kemampuan menyusut dan memuai tanpa terjadi kenaikan temperature. 52. Time Lag (Big Digger) Keterlambatan waktu pergerakan attachment setelah cylinder end stroke atau mendapatkan benturaran sebagai indikasi kemampuan respon terhadap perubahan beban atau pressure yang mendadak, pada saat control valve digerakkan. 53. Charging Pump Pressure (Big Digger) Pressure oli yang dihasilkan oleh charging pump dan besarnya pressure dibatasi oleh charging relief valve. Dalam system digunakan sebagai pilot pressure (PPC valve & solenoid) serta untuk pilot pressure control pump. 54. Swing Brake Angle (Big Digger) Sudut yang terbentuk dan diukur dari titik dimana gerakan swing dihentikan (PPC valve dinetralkan) sampai upper structure benar benar berhenti berputar dan digunakan sebagai indikasi kemampuan (setting) swing counter balance valve (atau swing safety valve). Pengukuran dilakukan minimal setelah satu putaran penuh upper structure dengan lever PPC full stroke, engine high speed dan attachment full stroke.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



31



55. Open center Load Sensing System (OLSS) (Big Digger) Suatu system pengaturan flow discharge pump agar sesuai dengan variasi beban yang terjadi dan sudut pergerakan PPC valve (stroke spool control valve), sehingga Torque yang diserap oleh system hydraulic selalu dapat sesuai dengan power engine (rated speed). Juga terdapat fungsi cut-off yang bekerja untuk memperkecil sudut pump sesaat sebelum relief pressure tercapai, sehingga mengurangi terjadinya hydraulic relief loss. Dalam system OLSS terdapat TVC valve, CO & NC valve serta Servo valve & piston. 56. Back Pressure Compensating Valve (Big Digger) Valve yang dipasang pada sisi return control valve, untuk menimbulkan back pressure yang digunakan untuk membantu kerja suction atau vaccum valve serta sebagai pembatas minimal pressure. 57. Track Tension (Big Digger) Kekencangan track link harus sesuai standart, sehingga tidak terjadi keausan abnormal. Jika track tension terlalu kencang, justru akan menyebabkan tambahan beban pada travel motor, disamping dapat mempercepat tingkat keausan. 58. Cut Off Pressure (Big Digger) Besar pressure yang digunakan sebagai batas system untuk meminimalkan sudut Main Pump, yang ditentukan sesaat sebelum relief pressure tercapai, sehingga mengurangi terjadinya hydraulic relief loss. Karena pada dasarnya pencapaian cut-off pressure dengan relief pressure relative sangat pendek, sedangkan saat relief pressure tercapai, attachment sudah tidak bisa digerakkan, sehingga percuma dan hanya membuang tenaga engine jika flow discharge pump masih dipertahankan besar. 59. LS - Differential Pressure (PC) LS diffential pressure  PLS = Pump discharge pressure PP – LS pressure PLS Sudut swash plate pump (flow discharge pump) akan diatur sedemikian rupa sehingga LS differential pressure  PLS (perbedaan pump pressure PP dan outlet control valve port pressure LS yang dipengaruhi oleh pressure beban actuator) selalu konstan. Jika LS differential pressure  PLS lebih rendah dari setting pressure LS valve (saat pressure kerja actuator tinggi) swash plate pump akan bergerak ke posisi maximum, sedangkan jika LS differential pressure  PLS lebih tinggi dari setting pressure LS valve (saat pressure kerja actuator rendah) swash plate pump akan bergerak ke posisi minimum. 60. Single/Double Stage main relief (PC) Relief valve yang mempunyai 2 tingkat setting pressure (1 st = 320 kg/cm2, 2nd = 350kg/cm2), yang bertujuan untuk meningkatkan tenaga (power) attachment. Prinsip kerja 2 stage relief valve adalah memperkuat tension spring main relief dengan mekanisme piston yang digerakkan oleh pilot pressure. Agar speed attachment tetap dapat dipertahankan maka sudut pump akan dipertahankan dengan meng-cancel CO valve. 61. Track Gauge (PC) Jarak antara titik tengah track shoe sebelah kanan dan sebelah kiri.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



32



62. Travel Deviation (PC) Terjadi penyimpangan arah travel (belok dengan sendirinya) saat unit dijalankan maju atau mundur lurus, yang terjadi karena terdapat perbedaan putaran pada kedua sisi kanan dan kiri track link. Hal ini dapat disebabkan dari factor mekanikal : jumlah track link berbeda (sudah pernah dipotong pada satu sisi) atau kekencangan track link kedua sisi tidak sama, sedangkan factor hydraulic disebabkan adanya perbedaan jumlah flow oli yang memutar travel motor karena misadjustment salah satu linkage travel, pilot pressure control pump lebih besar salah satu. 63. Total Hydraulic Drift (PC) Kecepatan penurunan attachment yang diukur dari ketinggian teeth bucket terhadap permukaan tanah selama 15 menit, postur attachment diposisikan Full Boom Raise, Full Arm Out dan Full Bucket Curl satu sisi, salah satu pump atau travel motor internal leakagenya besar, dsb. 64. Permisible water depth (PC) Batas kedalaman air saat unit beroperasi pada medan berair adalah garis tengah carrier roller. Saat menjalankan unit keluar dari dalam air, jika sudut kemiringan unit melebihi 15 o, bagian belakang upper structure (sisi engine) akan masuk terendam kedalam air, dan putaran fan akan mengenai air, sehingga fan dapat rusak atau putus. 65. Travel speed (PC) Travel speed idle : Waktu yang diperlukan untuk melakukan 5x putaran track link. ο‚· Naikkan salah satu sisi track link, dengan posisi Boom lower dan putar track link 1x. ο‚· Ukur waktu yang diperlukan untuk 5x putaran berikutnya. (Travel speed Lo & Hi). Travel speed actual : Waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak 20 m. ο‚· Jalankan unit pada permukaan jalan yang rata, datar dan kering sejauh 10 m. ο‚· Ukur waktu untuk menempuh jarak 20 m berikutnya. (Travel speed Lo Hi). 66. Swing drift (PC) Pergeseran posisi upper structure terhadap lower structure saat unit diparkir pada sudut kemiringan 15o dengan posisi upper structure menyilang 90o terhadap lower structure dan attachment diangkat. Pergeseran tidak boleh terjadi dan diukur setelah 5 menit, hal ini sebagai indikasi kemampuan swing brake clutch (tingkat keausan brake clutch dan tension spring).



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



33



PEDOMAN PEMBUATAN TECHNICAL SERVICE REPORT (TSR)



PT. Hasnur Riung Sinergi Mechanic Development



I.



Guidance TSR Disusun untuk mendefinisikan / reengineering laporan TSR yang ada agar dapat dioptimalkan pemanfaatannya untuk daily activity maintenance di site.



II.



Fungsi utama TSR -



Menginformasikan kerusakan unit secara teknis beserta analisa kerusakannya.



-



Sarana pengembangan kemampuan trouble shooting dan pengetahuan teknis bagi mekanik.



III.



IV.



Struktur data pada TSR secara umum -



Data kondisi unit.



-



Data tipe kerusakan dan penyebabnya.



-



Data analisa kerusakan dan gambar bagian yang rusak.



-



Data langkah-langkah perbaikan.



-



Data mekanik dan man hour.



Pengembangan TSR lebih lanjut -



Dapat dianalisa lebih lanjut untuk mencegah terulangnya kerusakan.



-



Menjadi data pelengkap bagi analisa insiden.



-



Digunakan sebagai data pendukung bagi claim terhadap unit under warranty.



-



Sebagai referensi penentuan standar untuk life time component dan part.



-



Sebagai referensi penentuan standar man hour tiap aktivitas.



-



Sebagai referensi dalam menginformasikan problem yang terjadi pada unit model tertentu.



V.



Pemanfaatan TSR secara praktis oleh Group Leader -



Dimanfaatkan untuk analisa kualitas pekerjaan mekanik.



-



Digunakan untuk merevisi parameter plan dan scheduling.



PT. HASNUR RIUNG SINERGI



34



PEDOMAN PENULISAN TSR No 1



Item Report No



Description Kode report yang terdiri dari : - Jumlah akumulatif terakhir TSR sejak awal tahun. - Initial nama mekanik. - Initial perusahaan (HRS). - Tahun pembuatan akhir. Tanggal pembuatan TSR.



Example 07/ATN/HRS/2018 (Azhar Tamam Nugraha)



2



Report Date



3



WO Number



Nomor WO yang memungkinkan historikalnya bisa dilacak.



4



Delivery Date



Tanggal delivery ke site, untuk mengetahui lama waktu unit tersebut di site.



20 DESEMBER 2015



5 6 7 8 9 10 11



Code Number Machine Maker Machine Model Machine S/N Engine Model Engine Number Aplication



Nomor kode unit versi HRS. Pembuat dari unit tersebut (factory). Model unit (factory). Serial number (factory) pada mesin tersebut. Model engine unit tersebut (factory). Nomor engine unit tersebut (factory).



HDT 701 CATERPILLAR OHT777E CAT0777EJKDP00361 C32 DLT00240



Lokasi unit tersebut dioperasikan / lihat tabelnya. Penggunaan unit tersebut / lihat tabelnya.



MAIN ROAD UPHILL HAULING



12



- Loc - Work Environment



Kondisi lingkungan medan kerja / lihat tabelnya. Karakteristik dari medan kerja / lihat tabelnya.



UNPAVED ROUGH ROAD ABRASIVE



13



- Cond - Carac Operation - Code unit - Oper table



14



Payload (Kg)**



15 16 17 18 19 20



Material Carri** Speed (km/hrs)** Olie made** Olie class** Olie visc** Trouble -



Major Comp*** Component Sect*** Sub Comp*** Symptom***



Lihat tabelnya. Lihat tabelnya. Beban maximun hanya untuk dumptruck dalam satuan kilogram. Material yang diangkut / bersinggungan. Kecepatan normal hanya untuk dumptruck. Pembuat oli / merek oli. Spesifikasi oli engine sesuai dengan standar API. Viskositas oli engine. Lihat tabelnya. Lihat tabelnya. Lihat tabelnya. Lihat tabelnya.



21



Trouble Date



Tanggal terjadinya trouble dengan format penulisan (dd mm yy).



22 23



HM KM



Hour meter reading. Odo meter reading.



24



Correction Date



25



Tanggal dilakukan perbaikan pada trouble tersebut dengan format (dd mm yy). Number of Main Part Causing the Problem



22 JANUARI 2018



20 03 100.000 OB 40 PETRONAS CI-4 SAE15W-40 1000 1200 1203 1009 21 04 18 2301 20.340 22 04 18



- Part Number



Nomor spare part yang menjadi penyebab trouble.



21400315



- Part Name



Deskripsi nama spare part yang menjadi penyebab trouble.



HOSE



- Lifetime part



Umur spare part sejak dipasang pada unit sampai mengalami trouble (satuannya HM).



5000



26



Isian - Trouble - Caused



- Analysis



Permasalahan yang terjadi. Penyebab terjadinya masalah.



Engine Overheat. Hose Radiator sobek.



- Pemaparan hasil analisa kerusakan (Trouble + Caused) (1).



Panas berlebih yang terjadi pada engine dikarenakan adanya kebocoran coolant pada bagian hose radiator yang sobek.



- Penyebab rusaknya spare part / komponen (2).



Sobeknya hose tersebut dikarenakan faktor fatik serta getaran yang berlebih pada engine dikarenakan pecahnya rubber engine mounting sehingga hose sering tertarik-tarik.



Hal ini mengakibatkan level coolant - Pengaruh rusaknya spare part / komponen terhadap menjadi berkurang dan akhirnya sistem (3). pendinginan menjadi tidak maksimal. - Ganti spare part (Hose radiator). - Action



Langkah yang ditempuh guna menyelesaikan permasalahan.



- Ganti rubber engine mounting. - Leveling coolant



- Preventive



Langkah yang ditempuh guna mencegah terjadinya permasalahan yang sama.



- Gambar / Ilustrasi



Letak gambar ada pada bagian kanan bawah kotak isian.



Lakukan selalu pengecekan rubber engine mounting secara rutin.



27 28 29 30 31 32 33 34 35



Diagnostic Code Reason Code Failure Code Action Special Instruction Finding Code NRP Mechanic Name Level



Lihat tabelnya. Lihat tabelnya. Lihat tabelnya. Lihat tabelnya. Lihat tabelnya. Lihat tabelnya. Nomer Induk Karyawan. Nama mekanik pembuat TSR. Grade mekanik.



05 5C 14 09 32 19 0212074 A. TAMAM N. M1



36



Working Partner



Nama mekanik yang membantu dalam penyelesaian trouble tersebut.



ABDULLAH M.



37



Man Hour



Total downtime dibagi dengan jumlah mekanik yang mengerjakannya.



2,4



38



Supervisor Name / Sign



Nama serta tanda tangan Group Leader terkait.



Note :



- Penulisan kode-kode menggunakan huruf KAPITAL. - Penulisan nama menggunakan huruf KAPITAL. - Penulisan isian menggunakan huruf balok agar mudah dibaca.



AHMAD MARKHASAN



TULIS DOZING RIPPING WINCHING SKIDDING LOADING DIGGING EXCAVATING CARRYING SCRAPING DRILLING SCARIFYING OTHER



30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41



APPLICATION TABLE TRUCK TRANSLATE ANGKUTAN MENANJAK ANGKUTAN MENURUN ANGKUTAN DATAR YANG LAIN



ENVIRONMENT TABLE



OPERATION TABLE FUEL TRUCK WATER TRUCK LUBRICATING TRUCK CRANE TRUCK TRANSPORTATION GENSET WELDING SET AIR COMPRESSOR WATER PUMP STONE CRUSHER TOWER LAMP LIFTING MACHINE



UNIT CODE



GRAVEL ROAD OTHERS



TRUCK TULIS TRANSLATE PAVED ROAD JALAN ASPAL JALAN TIDAK ASPAL UNPAVED EVEN ROAD (MULUS) JALAN TIDAK ASPAL UNPAVED ROUGH ROAD (KASAR) JALAN BERKERIKIL YANG LAIN



CONDITION



TULIS UP HILL HAULING DOWNHILL HAULING FLAT ROAD HAULING OTHER



WORKING CONDITION HEAVY EQUIPMENT TRANSLATE MENDORONG MENYOBEK MENARIK MELUNCUR MEMUAT MENGGALI MENGERUK MEMBAWA MENGIKIS MENGEBOR MENGGEMBURKAN YANG LAIN



BULLDOZER DOZER SHOVEL EXCAVATOR WHEEL LOADER MOTOR GRADER COMPACTOR DRILLING MACHINE RIGID DUMP TRUCK ARTICULATE DT PRIMER MOVER LOGGING TRUCK DOLLY



HEAVY EQUIPMENT TULIS TRANSLATE HARD ROCK BATU YANG KERAS BRITTLE ROCK BATU YANG RAPUH SAND & GRAVEL PASIR & KERIKIL MARSH TANAH RAWA OTHERS YANG LAIN



10 11 12 13 14 15 16 20 21 22 23 24



TULIS STOCK PILE LOADING POINT DISPOSAL AREA DUMPING POINT MAIN ROAD SECONDARY ROAD OTHERS



LOCATION



TRANSLATE GUNDUKAN STOK TITIK MEMUAT AREA PEMBUANGAN TITIK MEMBUANG JALAN UTAMA JALAN SEKUNDER YANG LAIN



CHARACTER



TRANSLATE ABRASI MENIMBULKAN KARAT KONTAMINASI MERUSAK YANG LAIN



01 LIGHT DUTY # GENSET # TOWER LAMP # WATER PUMP



KENDARAAN MEDIUM # D85ESS-2 # PC200LC-8M0 # PC 400 & sekelasnya # MANITOU



KENDARAAN RINGAN # AIR COMPRESSOR # WELDING SET # HINO DUTRO



TULIS ABRASIVE CORROSIVE CONTAMINATIVE DESTRUCTIVE OTHERS



02 MODERATE DUTY # FM260TI, FM260JD # P360, P380 # FMX370, FMX400 # ZS 4141



ALAT BERAT # GD705A-4, GD705-5 # GD825A-2 # PC1250SP-8



OPER. TABLE



03 HEAVY DUTY # OHT777E, HD785-7 # D375A-6R # EX1200-6



LEFT FOOT CODE (KODE BAGIAN KAKI KIRI) 1. DIAGNOSTIC CODE (KODE DIAGNOSA) CODE



DESCRIPTION



01



KERUSAKAN DARI PABRIK



02



KESALAHAN PERAWATAN



03



KESALAHAN OPERASI



04



PENGARUH LINGKUNGAN



05



KERUSAKAN NORMAL



06



SCHEDULE SERVICE



2. REASON CODE (KODE SEBAB)



3. FAILURE CODE (KODE KERUSAKAN)



CODE 1A 1B 1C 1D 1E 1F 1G 1H 2A 2B 2C 2D 2E 2F 2G 2H 3A 3B 3C 3D 3E 3F 3G 3H 3I 4A 4B 4C 4D 4E 4F 4G 4H 4I 4J 4K 4L 5A 5B 5C 5D 5E 6A 6B 6C 6D 6E 6F



CODE 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29



DESCRIPTION KESALAHAN PERAKITAN PENGENCANGAN YG KURANG PENGELASAN YG BURUK PENGELASAN YG LEMAH KETAHANAN YG BURUK MATERIAL YG BURUK DESAIN YG BURUK KONSTRUKSI YG BURUK PERAWATAN YG KELIRU PENYETELAN YG KELIRU PERAKITAN YG KELIRU PENGENCANGAN YG KURANG PENGELASAN YG BURUK PENGELASAN YG LEMAH MODIFIKASI YG BURUK KESALAHAN PERBAIKAN PENGGUNAAN YG KELIRU PENGOPERASIAN YG KELIRU METODE YG BURUK KEAHLIAN OPERATOR YG BURUK SEMBRONO KURANG PERHATIAN TIDAK PANTAS KELELAHAN BEBAN MUATAN BAHAN BAKAR YG KOTOR MATERIAL ASING INFRASTRUKTUR YG BURUK AREA YG KASAR DATARAN TINGGI WILAYAH BERSUHU RENDAH WILAYAH BERSUHU TINGGI WILAYAH ABRASIF WILAYAH KOROSIF WILAYAH KONTAMINATIF CUACA YG BURUK BENCANA ALAM KOMPONEN UJI COBA KOMPONEN MODIFIKASI FATIK BAHAN DI LUAR STANDAR DI LUAR STANDAR PABRIK JADWAL OVERHAUL PPU PPM PAP PERIODICAL SERVICE MIDLIFE



DESCRIPTION PENYALAHGUNAAN KECELAKAAN MEMERCIKKAN API BENGKOK BUNTU (CAIRAN) BOCOR (ANGIN) PATAH/PECAH TERBAKAR/HANGUS BUNTU (ANGIN) RETAK KOTOR KEMPES BOCOR OLI KEBOCORAN (CAIRAN) TENAGA YG LEMAH TIDAK ADA PELUMASAN KEAUSAN NORMAL KESALAHAN OPERATOR DI LUAR STANDAR KELEBIHAN PANAS KELEBIHAN BEBAN KELEBIHAN KECEPATAN KELEBIHAN TEKANAN TERTUSUK KONSLET REMBES TERPUNTIR KEAUSAN ABNORMAL KEHABISAN BAHAN BAKAR



RIGHT FOOT CODE (KODE BAGIAN KAKI KANAN) 1. ACTION (AKSI) CODE 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25



DESCRIPTION DIPERBAIKI DIBERSIHKAN DISETEL ULANG DIPOSISIKAN ULANG DIPASANG KEMBALI DIKENCANGKAN KEMBALI DIBERIKAN GEMUK TAMBAH OLI GANTI KOMPONEN GANTI RAKITAN KOMPONEN DIBANGUN KEMBALI KALIBRASI PERBAIKAN DI LUAR SITE OVERHAUL PASANG KOMPONEN STOCK/PTA KANIBAL MENGAJUKAN GARANSI MENGAJUKAN ASURANSI DIBUANG MEMPERKUAT JADWAL PERBAIKAN JADWAL OVERHAUL MODIFIKASI PABRIK DIBERITAKAN TINDAK LANJUT SERVIS MODIFIKASI SITE



2. SPECIAL INSTRUCTION (INSTRUKSI SPESIAL) CODE 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35



DESCRIPTION OVH. ENGINE OVH. TRANSMISSION OVH. TORQUE CONVERTER OVH. FINAL DRIVE OVH. UNDERCARRIAGE OVH. TRAVEL MOTOR OVH. POWER TAKE OFF (PTO) OVH. SWING MACHINERY OVH. MAIN PUMP OVH. BOOM/LIFT CYLINDER OVH. ARM CYLINDER OVH. BUCKET CYLINDER OVH. DIFFERENTIAL/AXLE OVH. SUSPENSION OVH. SWING MOTOR OVH. BRAKE SYSTEM OVH. TRANSFER OVH. COMPRESSOR PPU EXCAVATOR PPU BULLDOZER PPU DUMP TRUCK/TYRE PPM PAP ENGINE PAP TRANSMISSION PAP HYDRAULIC PS INTERVAL 250 PS INTERVAL 500 PS FIRST 1000 PS INTERVAL 1000 MIDLIFE OVERHAUL SCHEDULE REPAIR REPAIR WASHING PROGRAM PEMELIHARAAN BUCKET ADJUST/PENYETELAN



3. FINDING CODE (KODE TEMUAN) CODE 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19



DESCRIPTION DITEMUKAN KOROSI KEHILANGAN CAIRAN KEBOCORAN PELUMAS KONTINYU KELEBIHAN BEBAN SPESIFIKASI TIDAK TERCAPAI TIDAK JELAS TUBRUKAN KEBOCORAN PENGHAMBAT SEAL HANCUR BAHAN CAMPURAN TIDAK CUKUP KOMPONEN HILANG KEAUSAN ABNORMAL KEAUSAN NORMAL RETAK BENGKOK BERKARAT PATAH/PECAH GAGAL FUNGSI KEBOCORAN (UMUM)



1000



MAJOR COMPONENT Engine System



1300



1200



1100



Lubricating System



Cylinder Block Group



Air Intake & Exhaust System



Cylinder Head Group



1101 1102 1201 1202 1203 1204 1205 1206 1301 1302 1303 1304 1305 1306 1307 1308 1309 1310 1311 1312 1401 1402 1403 1404 1405 1501 1502 1503 1504 1505 1506 1507 1508 1509 1510 1601 1602 1603 1604 1605 1606 1607 1608 1609 1610 1611 1612 1613 1701 1702 1703 1801 Cyl. Head & Fitting Parts Rocker Arm, Housing & Cover Air Intake Manifold & After Cooler Air Cleaner & Fitting Parts Turbocharger Exhaust Manifold & Muffler Exhaust Brake & Cylinder Engine Brake Retarder Cylinder Block & Liner Block Cover Front Cover & Support Timing Gear & Idler Gear Crankcase & Breather Flywheel & Housing Crankshaft & Damper Pulley Piston & Connecting Rod Camshaft & Follower Accessories Drive Mounting Parts Engine Support Fast Lube Filler Oil Pump & Suction Pipe Filter Assy Lub. Oil Piping & Jet Nozzle Lub. Oil Cooler Fuel Pump & Mounting Fuel Piping & Filters Nozzle & Injectors Auto Priming & Start Solenoid / APS Fuel Pump Coupling Automatic Timer Main Fuel Tank & Mounting Float tank & Breather Quick Start System Fast Fuel Filler Water Pump & Mounting Cooling Fan & Belt Tension Pulley & Fitting Parts Corrosion Resistor & Piping Water Manifold & Thermostat Water Heater & Piping Radiator & Reservoir Tank Radiator Hose & Line Radiator Wind Break & Seal Radiator Fan Guard & Pulley Oil Cooler & Piping Radiator Shutter & Control Valve Radiator Grill & Mask Accelerator Pedal & Linkage Deccelerator Pedal & Linkage Fuel Control Lever & Linkage Engine



SUB COMPONENT



HIERARCHY COMPONENT & SYMPTOM OF PROBLEM



1400



Fuel System



COMPONENT SECTION



1500



Engine Control



Cooling System



1700



Engine



1600



1800



1001 1002 1003 1004 1005 1006 1007 1008 1009 1010 1011 1012 1013 1014 1015 1016 1017 1018 1019 1020 1021 1022 1023 1024 1025 1026 1027 1028 1029 1030 1031 1032 1033 1034 1035 1036 1040 1050 1060



SYMPTOM



Starting performance is poor - always take time Starting deffective or badness - no start, no turn or no combustion Engine does not pick up smoothly Engine run abnormally - speed too high, does not stop, hunting Engine stall during operation Engine stop during operation Fuel level goes down / Fuel leak out Excessive fuel consumption Engine lack of power (low power) Exhaust gas is black Exhaust gas is blue - combustion of oil Excessive oil consumption - oil leak out Oil level rises (mixed water or fuel) Oil quickly become dirty Drop of oil pressure Oil in cooling system Water temperature does not rise Engine overheat Water level goes down / Water leak out Too much vibration on engine Abnormal noise emitted Excessive wear of engine parts Engine part cracked / broken Engine related part lost / loosen Engine part out of adjusment Abnormality of engine controller Fault in engine controller Retarder / exhaust brake malfunction Retarder / exhaust brake ineffective Retarder / exhaust brake dragging Automatic control malfunction Automatic control stuck / dragging Engine control does not work properly Auto Decceleration does not work properly Turbocharger burn Engine blowby Midlife overhaul Overhaul Component Exchange



2000



3000



MAJOR COMPONENT Clutch System / Coupler Torque Converter



Transmission System



2200



2100



Torque Converter



Clutch Control



Main Clutch



2101 2102 2103 2201 2202 2203 2301 2302 2303 2304 2305 2401 2402 2501 2502 2503 2504 2601 2602 2603



T/M Case & Mounting T/M Inner Parts T/M Pump & Valves T/M Oil Piping & Filter T/M Control Valve T/M Control Lever & Linkage Inching System Transfer Case & Mounting Transfer Gear & Output Shaft Transfer / DB Control & Linkage



Clutch Case & Housing Main Clutch Inner Parts Inertia Brake Clutch Pedal & Linkage Clutch Booster & Piping Release Bearing & Fitting Parts T/C Case & Fitting Parts T/C Inner Parts & Lock Up Clutch T/C Valve & Solenoid Scavenging Pump T/C Oil Piping & Filter Damper case Damper Inner Parts PTO Assembly PTO Coupling PTO Lubricating & Piping Fast Lube Filler Assy U-Joint / Drive Shaft Propeller Shaft Center Bearing



SUB COMPONENT



HIERARCHY COMPONENT & SYMPTOM OF PROBLEM



2300



Damper



COMPONENT SECTION



2400 PTO



Transmission



2500



3100



Transmission Control



Universal Joint / Propeller Shaft



3200



Transfer / Drop Box



2600



3300



3101 3102 3103 3104 3201 3202 3203 3301 3302 3303



2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2040 2050 2060 3001 3002 3003 3004 3005 3006 3007 3008 3009 3010 3011 3012 3013 3014 3015 3040 3050 3060



SYMPTOM



Operating force of clutch pedal is heavy Clutch control malfunction Torque converter temperature too high Torque converter oil pressure is low T/C lock up clutch does not work Difficult shifting gear Machine lack of power or speed Machine does not move / travel Machine does not travel smoothly Too much vibration on clutch Unusual noise on clutch Leaking out of lubricant on clutch Too much vibration on damper Unusual noise on damper Leaking out of lubricant on damper Too much vibration PTO Unusual noise PTO Leaking out of lubricant PTO Fast lube filler Malfunction U-joint / Propeller shaft broken Too much vibration on U-joint / Propeller shaft Unusual noise on U-joint / Propeller shaft Midlife overhaul Overhaul Component Exchange Excessive time lag Excessive shock when starting or shifting gear Difficult shifting gear Transmission does not shift up Machine move when engine is started Machine travel in one direction only Transmission temperature too high High-low gear does not shift Too much vibration on transmission Unusual noise on transmission Leaking out of lubricant Transfer control Malfunction Too much vibration on transfer Unusual noise on transfer Leaking out of lubricant on transfer Midlife overhaul Overhaul Component Exchange



4000



5000



MAJOR COMPONENT Travel Drive / Axle Assy



Steering System



5100



4400



4300



4100



Steering Control



Steering System



Tandem Drive



Differential



Final Drive



4101 4102 4103 4104 4105 4106 4107 4301 4302 4303 4401 4402



Steering Pump & Valves Steering Piping, Filter & Reservoir Steering, Leaning, Articulate Cyl. Emergency Steering Motor & Piping Steering Case & Cover Steering Bevel Gear & Shaft Steering Clutch Steering Wheel & Column Steering Linkage Steering Gear Box & Booster Knuckle & Tie Rod



Drive Case & Fitting Parts Drive Gear & Sprocket Travel / Traming Motor & Fitting Parts Travel Piping & Drain Piping Planetary Gear Unit (Final Drive) Planetary Gear Box Travel Motor Differential Case Diff. Inner Parts & Drive Shaft Differential Lock Tandem Drive Case Tandem Drive Gear & Chain



SUB COMPONENT



HIERARCHY COMPONENT & SYMPTOM OF PROBLEM COMPONENT SECTION



5200



5101 5102 5103 5104 5105 5106 5107 5201 5202 5203 5204



4001 4002 4003 4004 4005 4006 4007 4008 4009 4010 4011 4012 4013 4014 4015 4040 4050 4060 5001 5002 5003 5004 5005 5006 5007 5008 5009 5010 5011 5012 5013 5014 5015 5016 5017 5018 5040 5050 5060



SYMPTOM



Excessive travel deviation Too much vibration on final drive or differential Unusual noise on final drive or differential Leaking out of lubricant on final drive or differential Travel speed does not change Diff. lock does not work Machine lack of power or speed Machine does not move / travel Machine does not travel smoothly Too much vibration on tandem drive Unusual noise on tandem drive Leaking out of lubricant on tandem drive Machine does not move / travel - Tandem drive Tandem drive part crack Tandem drive part broken Midlife overhaul Overhaul Component Exchange Machine does not turn Machine turn in one direction only Steering clutch does not disengaged Steering clutch slip Steering brake does not work or ineffective Steering wheel is sluggish or heavy Steering wheel does not turn Steering wheel moves unsteadly Steering wheel shimmy / vibrating Steering wheel does not to neutral position Motoring the steering wheel Str. wheel are activated in opposite direction Steering wheel can be turned continously Steering backlash / wheel play too large Left / right radius is different Out of adjusment in control linkage / lever Leaking out of oil / Fluid Oil / fluid line blocked Midlife overhaul Overhaul Component Exchange



6000



6500



MAJOR COMPONENT Undercarriage



Main Frame and Guard



6010



Track Group



6011 6012 6013 6014 6015 6016 6031 6032 6033 6034



Radiator Guard & Grill Engine Hood / Bonnet / Covers Battery Case & Lock Fender / Left Side Step Floor Frame / Plate & Handrail Ladder & Emergency Ladder Hydraulic Tank Guard Rear Cover / Bottom Guard Spack Board / Mad Guard Drive Shaft Guard Bumper Travel Motor & Piping Guard Roofs Mount & Canopy Operator Compartment / Cab Cab Interior / Operator Seat Console Box / Control Stand Cab Lifting System & Suspension Dash Board Radio Payload Meter Tachograph Dispatcher VHMS Main Frame / Revolving Frame Member Frame & Sub Frame Front Frame Car Body / Lower Frame Upper Frame / Upper Structure Cab Base Rear Frame Frame Link / Fifth Wheel Landing Jack / Outrigger Tyre Carrier Counter Weight Log Bolster Track Frame & Trunnion



Recoil Spring & HIC / Track Adjuster Front Idler & Yoke Roller & Guard Track Shoe Assy Bogie & Pin Link Pad & Fitting Part Rim & Fitting Parts Tyre & Fitting Parts Roller Drum & Fitting Parts Wheel Brake Assy



SUB COMPONENT



HIERARCHY COMPONENT & SYMPTOM OF PROBLEM COMPONENT SECTION



Guard



Wheel / Roller Drum



6510



Cabin & Canopy



6030



6530



Cabin Accessories



Frame



6550



6570



6511 6512 6513 6514 6515 6516 6517 6518 6519 6520 6521 6522 6531 6532 6533 6534 6535 6551 6552 6553 6554 6555 6556 6571 6572 6573 6574 6575 6576 6577 6578 6579 6580 6581 6582 6583



6001 6002 6003 6004 6005 6006 6007 6008 6009 6040 6050 6060 6501 6502 6503 6504 6505 6506 6507 6508 6509 6510 6511 6512 6513 6514 6515 6516 6517 6521 6522 6523 6524



SYMPTOM



Undercarriage part wear Undercarriage part cracked / broken Undercarriage part bend / dent Undercarriage part lost / loosen Abnormal noise on undercarriage comp. Tyre worn out Tyre pressure drop / leak of air pressure Tyre broken off Roller drum vibrator malfunction Midlife overhaul Overhaul Component Exchange Guard / cover cracked Guard / cover broken Guard / cover dent Guard / cover bent Guard / cover lost / loosen Guard / cover rusted / wear Cabin / canopy part lost / loosen Cabin / canopy dent Cabin / canopy rusted / broken Cabin / canopy unusual noise Cabin / canopy abnormal vibration Cab lifting & suspension malfunction Cab accessories malfunction Feed wheel Landing jack Dash board crack Malfunction of frame supplement Frame bend Frame crack Frame broken Malfunction of frame supplement - couplers



7000



7200



MAJOR COMPONENT Electrical System



Brake System



7090



7070



7050



7030



Safety & Hazard



Electric Controller



Instrument & Monitor Panel



Charging System



Starting System



Fuse Box Wiring Harness Electric Box Relay & Sensor Lighting System Motor & Wiper Connectors Starting Motor & Mounting Safety Relay Battery & Relay Switch Starting Switch Heater System & Wiring Alternator & Mounting Regulator Alternator Drive Monitor Panel & Related Parts Instrument Panel Relay Box APS Control Unit Engine Electric Control Transmission Electrical Control / ECMV Hyd. Electrical Control Work Equipment Electrical Control Auto Deccelerator & Fitting Parts Engine Stop Motor Boom Kick Out Bucket Positioner Strobe / Signal Lamp Move / Back Alarm Fatique Warning Emergency Shut Down Lock Out Switch Front Brake Rear Brake Slack Adjuster & Fitting Parts Brake Chamber & Fitting Parts Parking Brake & Fitting Parts Brake Oil Cooler Brake Drum & Brake Band Brake Clutch Brake Pedal / Lever & Linkage Reservoir & Master Cylinder Brake Cylinder & Oil Piping Brake Cooling & Piping Treadle & Relay Valve Brake Valve & Air Piping



SUB COMPONENT



HIERARCHY COMPONENT & SYMPTOM OF PROBLEM



7110



Brake System



Electric Plant



COMPONENT SECTION



7210



Brake Control



7010



7230



7011 7012 7013 7014 7015 7016 7017 7031 7032 7033 7034 7035 7051 7052 7053 7071 7072 7073 7074 7091 7092 7093 7094 7095 7096 7097 7098 7111 7112 7113 7114 7115 7211 7212 7213 7214 7215 7216 7217 7218 7231 7232 7233 7234 7235 7236



7001 7002 7003 7004 7005 7006 7007 7008 7009 7010 7011 7012 7013 7014 7015 7016 7017 7018 7040 7050



Service brake does not work Parking brake does not work Service brake ineffective Parking brake ineffective Service brake dragging Parking brake dragging Brake part cracked / broken Brake part lost / loosen Out of adjusment in control linkage / lever Leaking out of oil / fluid Oil / fluid line blocked Leaking out of air pressure Air line blocked Midlife overhaul Overhaul Component Exchange



Poor starting performance Starting deffective or badness Malfunction charging system Abnormal electrical parts Malfunction electrical parts Dirty in electrical parts Burn / on fire (terbakar) Moist / wet (lembab) Loosen (kendor) Broken (putus/patah/pecah) Short circuit (hubungan pendek) Fault no found (tidak ditemukan / berfungsi kembali) Low voltage (tegangan rendah/turun/drop) Disconnected Lost contact (putus hubungan) Error Lost (hilang) Demage (rusak) Midlife overhaul Overhaul



SYMPTOM



7201 7202 7203 7204 7205 7206 7207 7208 7209 7210 7211 7212 7213 7240 7250 7260



7400



7600



7800



7900



MAJOR COMPONENT Suspension System



Hydraulic System



Pneumatic System



Swing System



7410



Equalizer Bar



Equalizer Bar / Pivot Shaft Rubber Pad Front Suspension Rear Suspension Trunnion & Spring Seat Spring & Shock Absorber Torque Rod & Stabilizer Auto Suspension Hyd. Tank & Suction Pipe Hydraulic Pump & OLSS Control Valve & Other Valves TVC Valve & Servo Valve TVC Piping / Lines Accumulator Swivel Joint Hyd. Oil Piping & Filter Hyd. Cylinder / Dump Hoist Hyd. Motor Hydraulic Oil Cooler W/E Control Lever & Linkage Wrist Control / Joystick & Safety Lock Travel Lever & Linkage Bank Cutting & Control System Dump PTO & Valve Roller Drum Vibration Control Rear Control Panel Compressor Air End Air Valve Air Cylinder Air Reservoir Tank / Separator Tank Oiler / Oil Flasher Oil Cooler Air Dryer Air Piping Accumulator Swing Circle Swing Machinery Inner Parts Swing Motor & Fitting Parts



SUB COMPONENT



HIERARCHY COMPONENT & SYMPTOM OF PROBLEM COMPONENT SECTION



Suspension



Hydraulic Plant



7430



7610



Work Equipment Control



Swing System



Air Compressor



7630



7810



7910



7411 7412 7431 7432 7433 7434 7435 7436 7611 7612 7613 7614 7615 7616 7617 7618 7619 7620 7621 7631 7632 7633 7634 7635 7636 7637 7811 7812 7813 7814 7815 7816 7817 7818 7819 7911 7912 7913



7801 7802 7803 7804 7805 7840 7850 7860



7601 7602 7603 7604 7605 7606 7607 7608 7609 7610 7611 7612 7613 7640 7650 7660



7401 7402 7403 7404 7450



Upper structure does not swing Too much vibration Unusual noise Leaking out of lubricant Midlife overhaul Overhaul Component Exchange



Compressor is not relieved / not unloading Air pressure does not raise Air pressure drop / leak out Compressor overheat Lube oil leak out Midlife overhaul Overhaul Component Exchange



Hyd. oil level down / leak / excess. oil consumption Abnormal noise in hydraulic system Work equipment does not move Work equipment poor performance Output does not charge when operated Excessive hydraulic drift of hydraulic cylinder Excessive hydraulic drift of swing Overheat in hydraulic system Insufficient pressure in the system Pump deliveries insufficient or no fluid Accumulator gas empty Operating force of control lever is heavy / stiffly Pin puller cylinder does not work Midlife overhaul Overhaul Component Exchange



Suspension poor performance Suspension part wear Suspension part broken Suspension part lost / loosen Overhaul



SYMPTOM



7901 7902 7903 7904 7940 7950 7960



8000



MAJOR COMPONENT Attachment / Work Equipment



8229 8250



8210



8130 8150 8170 8190



8110



8070 8090



8050



8030



Mast & Drifter Assy



Drawbar Assy Telescoping



Vessel Assy



Scarifier Assy Breaker Assy Tyre Handler Assy Low Bed Trailer Assy



Winch & Drum Assy



Grapple Assy Ripper Assy



Blade Assy



Bucket Assy



Cylinder Hyd. Assy Mast Assy Fork Assy Cylinder Hyd. Assy Bucket Assy Pin & Bushing Boom & Arm Arm Brace Pin & Bushing Cylinder Hyd. Assy Cylinder Hyd. Assy Cylinder Hyd. Assy Shank & Point Ripper Gear Assy Clutch Assy Cylinder Hyd. Assy Cylinder Hyd. Assy Cylinder Hyd. Assy Axle Assy Low Bed Wheel Assy Vessel & Tail Gate Linkage Hitch & Pin Cylinder Hyd. Assy Boom Air / Hyd. Motor Accumulator Gear Box Rotary Head Chain Feed & Mast Wire Rope / Chain Rotation Mechanism Fix Jaw Selector Pipe Rack / Carasuel & Rod Changer Drill Carriage & Pulley Steel Holder / Retaining Primary Cyclone Dust Hood Suction Head & Lines Fine Dust Collector Bottom Bit / Trycone Bit DHD / DTH Shank Bar / Adapter Topsub / Bitsub Coupling & Drill Pipe



SUB COMPONENT



HIERARCHY COMPONENT & SYMPTOM OF PROBLEM



8270



Dust Collector



Fork Assy



COMPONENT SECTION



8290



Drill Accessories



8010



8310



8011 8012 8013 8031 8032 8033 8034 8051 8052 8053 8071 8091 8092 8111 8112 8131 8151 8171 8191 8192 8193 8211 8212 8230 8251 8252 8271 8272 8273 8274 8275 8276 8277 8278 8279 8280 8281 8291 8292 8293 8294 8311 8312 8313 8314 8315



8001 8002 8003 8004 8005 8006 8007 8008 8009 8010 8011 8040 8050 8060



SYMPTOM



Wear of attachment part Attachment part dent Lube oil leak out Attachment part bend Attachment part crack Attachment part broken Attachment part lost / loosen Attachment unusual noise Control panel part abnormal Control panel part malfunction No current generated Midlife overhaul Overhaul Component Exchange



8300



8500



MAJOR COMPONENT Generating Set



Optional Accessories



8510



8350



Water Injection



Fire Suppression



Water Pump



Main Coil, Field / Armature Accessories Coil, Field / Armature Exiter Coil, Field / Armature Brush Rectifier Current Transformer AVR Circuit Breaker Distribution Panel Pump Housing & Fitting Parts Pump Inner Parts Impeller / Vane Pump Drive Shaft & Coupling Submersible Pump Motor Motor Safety Device Valves & Piping Strainer / Screen Detonator Control Panel Tank & Piping Sensor & Nozzle Water Tank Pump Hyd. Motor Piping Condensor Compressor Evaporator Blower Piping Pump & Tank Piping & Valve Nozzle & Distributor Concentrated Piping & Nipple



SUB COMPONENT



HIERARCHY COMPONENT & SYMPTOM OF PROBLEM



8530



Air Conditioner



Generator



COMPONENT SECTION



8550



Auto Lubrication / Grease Pump



8330



8570



8331 8332 8333 8334 8335 8336 8337 8338 8339 8351 8352 8353 8354 8355 8356 8357 8358 8511 8512 8513 8514 8531 8532 8533 8534 8551 8552 8553 8554 8555 8571 8572 8573 8574



8011 8012 8013 8014 8015 8016 8017 8018



Abnormality in optional accessories Malfunction in optional accessories Air conditioner abnormal Air conditioner malfunction Autolube line stuck Autolube malfunction



No current generated Water pump does not prime Water pump not enough liquid Water pump ceases to deliver liquid after a time Water pump take excessive power Water pump vibrating or overheating Pump leaking at seal housing Water pump part cracked / broken



SYMPTOM



8501 8502 8503 8504 8505 8506



8700



9050 9060 9070 9080 9090 9140 9145 9150 9155 9160 9165 9175 9180 9185 9190 9195 9260 9265 9275 9280 9285 9290



MAJOR COMPONENT Stone Crusher



12 Month Service 6 Month Service 90 Day Service 30 Day Service 10 Day Service PPA PPU PPM PAP HM Component Overhaul HM Component Midlife 2000 HM Service 1000 HM Service 500 HM Service 250 HM Service Daily Check Km Component Overhaul Km Component Midlife 24000 Km Service 18000 Km Service 12000 Km Service 6000 Km Service



Secondary Crusher



Jaw Crusher Vibrating Feeder Motor Drive Conveyor Control Panel Hopper Hyd. Breaker Motor Drive Conveyor Cone Crusher Omni Cone Crusher Hopper Screen Control Panel Screen Conveyor 12 Month Service 6 Month Service 90 Day Service 30 Day Service 10 Day Service PPA PPU PPM PAP



9175 9180 9185 9190 9195



9050 9060 9070 9080 9090 9140 9145 9150 9155



8701 8702 8703 8704 8705 8706 8707 8708 8709 8710 8711 8712 8740 8750 8760



24000 Km Service 18000 Km Service 12000 Km Service 6000 Km Service



2000 HM Service 1000 HM Service 500 HM Service 250 HM Service Daily Check



12 Month Service 6 Month Service 90 Day Service 30 Day Service 10 Day Service Attachment Measurement Undercarriage Measurement Machine Performance Measurement Oil Quality



Crusher stuck / stop during operation Crusher part wear Crusher part cracked / broken Crusher poor performance Crusher part malfunction Power screen part wear Power screen part cracked / broken Power screen poor performance Power screen part malfunction Motor drive poor performance Motor drive malfunction Conveyor part cracked / broken Midlife overhaul Overhaul Component Exchange



SYMPTOM



8730



Power Screen



8711 8712 8713 8714 8715 8716 8717 8731 8732 8733 8734 8735 8736 8737 8751 8752 9050 9060 9070 9080 9090 9140 9145 9150 9155



2000 HM Service 1000 HM Service 500 HM Service 250 HM Service Daily Check



9275 9280 9285 9290



SUB COMPONENT



HIERARCHY COMPONENT & SYMPTOM OF PROBLEM



8750 12 Month Service 6 Month Service 90 Day Service 30 Day Service 10 Day Service PPA PPU PPM PAP



9175 9180 9185 9190 9195



24000 Km Service 18000 Km Service 12000 Km Service 6000 Km Service



Primary Crusher



9050 9060 9070 9080 9090 9140 9145 9150 9155



2000 HM Service 1000 HM Service 500 HM Service 250 HM Service Daily Check



9275 9280 9285 9290



COMPONENT SECTION



9175 9180 9185 9190 9195



24000 Km Service 18000 Km Service 12000 Km Service 6000 Km Service



8710



9275 9280 9285 9290



REPORT NO REPORT DATE WO NUMBER DELIVERY DATE



TECHNICAL SERVICE REPORT PT. HASNUR RIUNG SINERGI PLANT DEPARTEMENT



05/ATN/HRS/2018 8 APRIL 2018 300100001123 18 JUNI 2017



CODE NUMBER



MACHINE MAKER



MACHINE MODEL



MACHINE S/N



ENGINE MODEL



ENGINE NUMBER



HDT 140



SCANIA



P360



9219910



DC13108L01



6993535



APLICATION



LOC.



WORK



ENVIRONMENT



MAIN ROAD



COND.



UP HILL HAULING



CARAC.



UNPAVED ROUGH ROAD



ABRASIVE



OPERATION



Pay Load (Kg)**



CODE UNIT



20



Matrial Carri**



OPER TABLE



2



Speed ( Km/Hrs )**



40000



Olie Made**



PETRONAS



OB



Olie Class**



CI - 4



40



Olie Visc**



SAE 15W-40



TROUBLE MAJOR COMP***



COMPONENT SECT***



SUB COMP***



1000



1600



1605



TROUBLE DATE ( dd mm yy )



SYMPTON*** 1018



HM



01 04 18



KM



CORRECTION DATE ( dd mm yy )



4321



01 04 18



NUMBER OF MAIN PART CAUSING THE PROBLEM PART NUMBER



PART NAME



123-456-789-0L



LIFE TIME PART



Thermostat



TROUBLE CAUSED ANALYSIS



: Engine overheat. : Thermostat rusak (close jammed). : Overheat yang terjadi pada engine dikarenakan rusaknya thermostat (1). Thermostat rusak dikarenakan faktor pemakaian coolant yang tidak sesuai dengan spesifikasi (2). Hal ini disebabkan oleh tidak membukanya katup di thermostat sehingga water coolant yang ada di water jacket terus mengalami kenaikan temperatur (3). ACTION : - Drain sedikit coolant. - Replace thermostat. - Leveling coolant. PREVENTIVE : Penggunaan water coolant sesuai dengan yang telah direkomendasikan pabrikan dapat memperpanjang umur thermostat.



TEMPAT GAMBAR



DIAGNOSIS CODE



REASON CODE***



ACTION***



SPECIAL INSTRUCTION***



02



2A



09



32



FAILURE CODE***



FINDING CODE***



20



18



NRP



LEVEL



0212074



M1



WORKING PARTNER ABDUL AZIZ



LEVEL



MAN HOUR



MAP



2,33



SUPER VISOR NAME / SIGN



MECHANIC NAME AZHAR TAMAM N.



NOTE : *=Only for wheel type



EKO SUHARDIONO



**= Filled when it's need for analysis



*** = Base on WO



Table. SI Prefixes Factor



Name



Symbol



Factor



Name



Symbol



10



24



yotta



Y



10



-1



deci



d



10



21



zetta



Z



10



-2



centi



c



exa



E



10-3



milli



m



-6



micro



Β΅



1018 15



peta



P



10



1012



tera



T



10-9



nano



n



109



giga



G



10-12



pico



p



M



10



-15



femto



f



-18



atto



a



10



10



6



10



3



102 10



1



mega kilo



k



10



hecto



h



10-21



zepto



z



-24



yocto



y



deka



da



10



Measurement Conversion Tables Table. Length Unit



cm



m



km



in



ft



yd



mile



cm



1



0.01



0.00001



0.3937



0.03281



0.01094



0.000006



m



100



1



0.001



39.97



3.2808



1.0936



0.00062



km



100000



1000



1



39370.7



3280.8



1093.6



0.62137



in



2.54



0.0254



0.000025



1



0.08333



0.02777



0.000015



ft



30.48



0.3048



0.000304



12



1



0.3333



0.000189



yd



91.44



0.9144



0.000914



36



3



1



0.000568



mile



160930



1609.3



1.6093



63360



5280



1760



1



cm3 = cc



m3



Liter



in3



ft3



yd3



1



0.000001



0.001



0.061024



0.000035



0.000001



m



1000000



1



1000



61024



35.315



1.30796



Liter



1 mm = 0.1 cm, 1 mm = 0.001 m



Table. Volume Unit 3



cm = m liter 3



1000



0.001



1



61.024



0.035315



0.001308



3



16.387



0.000016



0.01638



1



0.000578



0.000021



3



28316.8



0.028317



28.317



1728



1



0.03704



764529.8



0.76453



764.53



46656



27



1



in ft



yd



3



3



3



1 gal(US) = 3785.41 cm = 231 in = 0.83267 gal(UK)



Table. Weight Unit



g



kg



t



oz



lb



g



1



0.001



0.000001



0.03527



0.0022



kg



1000



1



0.001



35.273



2.20459



t



1000000



1000



1



35273



2204.59



oz



28.3495



0.02835



0.000028



1



0.0625



lb



453.592



0.45359



0.000454



16



1



1 tonne(metric) = 1.1023 ton(US) = 0.9842 ton(UK)



Table. Pressure kgf/cm2



bar



Pa = N/m2



kPa



lbf/in2



lbf/ft2



1



0.98067



98066.5



98.0665



14.2233



2048.16



1.01972



1



100000



100



14.5037



2088.6



Pa = N/m



0.00001



0.001



1



0.001



0.00015



0.02086



kPa



Unit kgf/cm



2



bar 2



0.0102



0.01



1000



1



0.14504



20.886



2



0.07032



0.0689



6894.76



6.89476



1



144



2



0.00047



0.00047



47.88028



0.04788



0.00694



1



lbf/in lbf/ft



2



1 kgf/cm = 735.56 Torr(mmHg) = 0.96784 atm



Table. Approximate Conversions SI



Conversion



Non-SI



Conversion



SI



Unit



Factor



Unit



Factor



Unit



newton meter (Nm)



x 10.2



= kgf.cm



x 0.8664



= (lbf.in)



newton meter (Nm)



x 0.74



= lbf.ft



x 1.36



= Nm



x 0.102



= kgf.m



x 7.22



= (lbf.ft)



kilopascal (kPa)



x 101.97



mm.H2O



x 0.009807



= kPa



kilopascal (kPa)



x 7.5



mm.Hg



x 0.1333



= kPa



kilopascal (kPa)



x 0.145



psi



x 6.89



= kPa



(bar)



x 14.5



psi



x 0.069



= (bar)



(kgf/cm2)



x 14.22



psi



x 0.070



= (kgf/cm2)



(newton/mm2)



x 145.04



psi



x 0.069



= (bar)



megapascal (MPa)



x 145



psi



x 0.00689



= MPa



kilowatt (kW)



x 1.36



= PS



x 0.736



= kW



kilowatt (kW)



x 1.34



= HP



x 0.746



= kW



kilowatt (kW)



x 0.948



= Btu/s



x 1.055



= kW



watt (W)



x 0.74



= ft.lb/s



x 1.36



=W



meter per sec (m/s)



x 3.28



= ft/s



x 0.305



= m/s



kilometer per hour (km/h)



x 0.62



= mph



x 1.61



= km/h



= US gal/min



x 3.785



= liter/min



Torque



newton meter (Nm) 2



Pressure (Pa = N/m )



Power (W = J/s)



Acceleration



Temperature o



C = (oF - 32) / 1.8 Flow Rate 3



liter/min (dm /min)



o



F = (oC x 1.8) + 32



x 0.264



LKM (01)



LEMBAR KERJA MEKANIK



MECHANIC ACCELERATION PROGRAM (MAP) Nama NRP Tempat & Tanggal Lahir Section No



Paraf Group Leader



Aktivitas



Tanggal : Validasi oleh,



(……………………………………………..) Instructor



LKM (02)



LEMBAR KERJA MEKANIK



MECHANIC ACCELERATION PROGRAM (MAP) Nama NRP Tempat & Tanggal Lahir Section No



Materi Mentor



Paraf Group Leader



Tanggal 1.



1 2



2. 3.



3 4



4. 5.



5 6



6. 7.



7 8



8. 9.



9 10



10. 11.



11 12



12. 13.



13 14



14. 15.



15 16



16. 17.



17 18



18. 19.



19 20 Note : - Minimal mentor selama OJT = 15 kali.



20. Tanggal : Validasi oleh,



(……………………………………………..) Instructor



LKM (03)



LEMBAR KERJA MEKANIK



MECHANIC ACCELERATION PROGRAM (MAP) Nama NRP Tempat & Tanggal Lahir Section No



Judul TSR



Note : - Minimal TSR selama OJT = 32 lembar.



Report Number



Paraf Group Leader



Tanggal : Validasi oleh,



(……………………………………………..) Instructor



LKM (04)



LEMBAR KERJA MEKANIK



MECHANIC ACCELERATION PROGRAM (MAP) Nama NRP Tempat & Tanggal Lahir Section No



Note : - Minimal SS selama OJT = 4 buah.



Judul SS



Paraf Group Leader



Tanggal : Validasi oleh,



(……………………………………………..) Instructor