Buku Saku Pembuatan Ecoprint [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ECOPRINT Ecoprint merupakan teknik percetakan kain yang saat ini sedang marak diminati. Hal ini dapat terjadi mungkin karena sedang trend-nya Eco Fashion di seluruh penjuru dunia. Eco fashion merupakan bentuk industri fashion yang ramah lingkungan dengan menggunakan bahan baku organik, rendah dalam penggunaan bahan kimia baik dalam proses produksi maupun dalam proses pewarnaan, dalam proses produksi menggunakan bahan bahan yang ramah lingkungan dan tahan lama, diproduksi oleh usaha yang menerapkan fair trade yaitu pekerja diupah sesuai dengan upah standar dan dalam kondisi kerja yang layak (Centro, 2009 dalam Pressinawangi, 2014) Ecoprint senidri menurut (Flint, 2008 dalam Herlina, 2018) diartikan sebagai suatu proses untuk mentransfer warna dan bentuk ke kain melalui kontak langsung. Flint mengaplikasikan teknik ini dengan cara menempelkan bagian tumbuhan yang memiliki pigmen warna kepada kain yang kemudian dikukus di dalam steamer. Bagian tumbuhan yang digunakanpun merupakan bagian tumbuhan yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap panas, karena hal tersebut merupakan faktor yang penting dalam keberhasilan ekstraksi pigmen warna pada kain ecoprint. Selain hal tersebut, secara umum, bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses pengolahan ecoprint adalah : 1. Kain dengan bahan serat alami, 6. Kukusan baik dari serat protein (suter, 7. Tali dan alat roll (pipa wool, kulit sapi, kulit domba, paralon/pipa besi/kayu/selang dll) atau serat selulosa (katun, gas) mori, tencel, kanvas, blancu, 8. Sarung tangan dll) 9. Ember 2. Plastik wrap dan plastik 10. Tawas meteran (memiliki lebar yang 11. Tunjung sama dengan kain) 12. Soda ash 3. Daun-daunan/ bunga sebagai 13. Soda Kue cetakan motif ecoprint 14. Cuka putih 4. Bahan pewarna alami 15. Kapur 5. Panci 16. Air



1



Ecoprint merupakan teknik percetakan kain yang alami dan ramah lingkungan. Meski begitu, tetap perlu kehati-hatian yang ekstra dalam pembuatan kain ecoprint ini. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses pembuatan ecoprint agar menjamin keamanan dan kesehatan pelaku produksi diantaranya adalah : 1. Selalu gunakan peralatan terpisah dari peralatan makanan! 2. Dilarang makan atau minum di area pembuatan/pewarnaan! 3. Cuci tangan setelah ecoprint/pewarnaan dan sebelum melakukan hal lain! 4. Lakukan pembuatan ecoprint di rungan yang berventilasi baik!. Beberapa asap dalam proses ecoprint dapat menjadi iritasi/toksin pernapasan. 5. Kenakan masker saat mengukur/mencampur bahan pewarna, bahan mordan, bahan pembantu, dll. Hal ini guna menghindari menghirup partikulat di udara. Pembuatan kain ecoprint dibagi menjadi 5 tahapan, yaitu tahap Scouring, PreMordant, Mordanting, Ecoprinting, dan Fiksasi. Dalam pembuatan kain ecoprint yang berwarna dasar, didahului dulu dengan tahap penyiapan pewarna dasar. Adapun tata cara pembuatan kain ecoprint adalah sebagai berikut : • Tahap Penyiapan Pewarna Dasar Dalam tahap penyiapan warna dasar disipakan kompor, panci, timbangan, saringan kopi, jerigen, dan 10 liter. Adapun tata caranya adalah : 1. Persiapkan bahan pewarna alam (simplisia atau serbuk) 2. Timbang bahan pewarna 1 kg 3. Masukkan bahan pewarna ke panci kemudian tambahkan air 10 liter 4. Rebus daun hingga 1 jam, atau air tersisa 50% – 70% 5. Dinginkan atau diamkan semalaman 6. Saring larutan pewarna dengan saringan kopi, dan masukan pewarna yang sudah disaring kedalam jerigen



Gambar 1. Tahapan proses pembuatan pewarna dasar mulai dari penimbangan, perebusan, pendinginan, dan penyaringan



2



Gambar 2. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan pewarna •



Tahap Scouring Proses scouring adalah proses penggosokan dengan cara dicuci dengan tujuan untuk menghilangkan zat-zat yang menghambat penyerapan mordant dan pewarna alam. Zat ini dapat terjadi secara alami, maupun ditambahkan saat kain diproses di pabrik. Adapun tata caranya adalah : 1. Siapkan ember, air, sendok ukur, detergen/TRO, dan soda ash 2. Timbang kain yang akan digunakan 3. Persiapkan bahan scouring. Untuk serat selulosa, digunakan 1 sdt detergen/TRO + 2 sdt soda ash untuk setiap 200 gr kain. Sedangkan, untuk serat protein, digunakan 1 sdt detergen/TRO untuk setiap 200 gr kain. (200 gr setara dengan kain ukuran 115×200 cm) 4. Masukan kain ke dalam larutan scouring yang sudah rata, cuci, bilas 5. Kain yang sudah selesai dibilas, dapat langsung masuk dalam proses pre- mordant ataupun dikeringan dan disimpan sampai kain siap untuk pre-mordant



Gambar 3. Pelarutan soda ash + deterjen dengan air, pencucian, dan pengeringan kain 3



Gambar 4. Bahan kebutuhan dalam tahap scouring seperti soda ash, ember, tawas, dan air. •



Tahap Pre-Mordant Proses pre-mordant adalah proses penambahan zat mordant ke kain yang bertujuan untuk memperbesar daya serap kain dalam menarik zat warna, sehingga dapat meningkatkan ketahanan luntur secara signifikan dan memperdalam warna (kerataan dan ketajaman warna). Adapun tata caranya adalah : 1. Siapkan tong plastik ukuran 10L, timbangan, tawas, soda ash, cream of tartar, dan air. 2. Persipakan bahan pre-mordant a. Untuk serat selulosa, digunakan 14 gr tawas + 6 gr soda ash, untuk setiap meter/liter b. Untuk serat protein, digunakan 14 gr tawas + 6 gr cream of tartar, untuk setiap meter/liter. c. Untuk serat selulosa bahan tebal seperti kanvas, digunakan tawas 20% WOF + soda ash 8% WOF. (WOF = Weight of Fabric = berat kain) 3. Masukan kain yang sudah melewati proses scouring sebelumnya kedalam larutan premordant yang suda rata, kemudain diamkan selama 3 hari 4. Setelah 3 hari, angkat kain kemudian bilas hingga bersih 5. Kain yang sudah selesai dibilas, dapat langsung masuk dalam proses mordant ataupun dikeringan dan disimpan sampai kain siap untuk mordanting



4



Gambar 5. Adanya kegiatan mulai dari persiapan bahan, penimbangan bahan-bahan sesuai dengan jenis bahan, penyampuran seluruh bahan, perendaman, dan penjemuran kain.



Gambar 6. Bahan kebutuhan seperi kain, soda ash, tawas, drum plastik, cream of tartar, sendok pengaduk •



Tahap Mordanting Dalam tahap mordanting, disipakan kain hasil pre-mordant, ember, sendok ukur, tawas, cuka, dan air. Adapun tata caranya adalah sebagai berikut : 1. Persiapkan bahan mordanting AA dengan formula sebagai berikut : a. Untuk serat selulosa, digunakan 1 sdm tawas + 1,5 sdm cuka + 0,5 sdt soda ash / 2 liter air 5



2. 3. 4. 5.



b. Untuk serat protein, digunakan 1 sdm tawas + 1,5 sdm cuka + 0,5 sdt soda kue / 2 liter air (Perhitungan bahan ini untuk setiap 4 meter kain) Masukan kain pre-mordant ke dalam larutan mordanting yang sudah rata, rendam selama 5 menit Persiapkan larutan kapur dengan melarutkan 1 sdm kapur + 3 liter air Masukan kain mordanting kedalam larutan kapur dan remas- remas selama 5 menit Bilas hingga bersih dan kain siap untuk masuk tahap ecoprinting



Gambar 7. Proses kain pre-mordant ke dalam larutan mordanting, persiapkan larutan kapur, dan perendaman kain mordanting kedalam larutan kapur



Gambar 8. Bahan kebutuhan seperti tawas, soda kue, cuka, kapur, dan soda ash •



Tahap Ecoprinting 1. Pertama, siapakan plastik meteran yang seukuran dengan kain yang akan di ecoprint, kemudian gelar di tempat yang datar. Jika kesulitan menemukan tempat datar, dapat digunakan kayu triplek sebagai alas plastik. 6



2. Ambil kain hasil mordanting yang sudah bersih, kemudian peras hingga atus. Lalu selanjutnya, gelar diatas plastic 3. Susun daun sesuai dengan kreasi masing-masing dengan posisi tulang daun berada dibawah 4. Persiapkan larutan tunjung (iron mordant), yaitu : 0,5 sdm tunjung / 2 liter air 5. Kemudian, masukan kain blanket yang sudah discouring ke dalam larutan tunjung, remas-remas hingga rata 6. Tutup kain yang sudah disusun daun dengan menggunakan kain blanket (ukuran kain blanket ± sama dengan ukuran kain utama. (Jika ingin menghasilkan kain ecoprint yang memiliki warna dasar, rendam terlebih dahulu kain blanket dalam larutan pewarna selama ± 1 malam, baru kemudian ditutupkan pada kain utama) 7. Tutup dengan plastik, lalu gulung dengan rata. Agar lebih rata dan udara di lapisan kain keluar dengan sempurna, dapat digunakan triplek sebagai alat bantu 8. Gulung ketat dengan menggunakan tongkat kayu dan ikat dengan kencang. Kemudian kukus hingga 2 jam 9. Angkat bundelan dan biarkan sampai dingin



Gambar 9. Proses persiapan plastik, penyusunan daun di atas kain, penggulungan kain, dan pengukusan.



7



Gambar 10. Alat dan bahan kebutuhan dalam proses ecoprinting meliputi: kukusan, plastik, kain yang sudah melewati proses mordanting, kompor gas, tongkat, daun tanaman (eucalyptus, jati, dan glirisidae) •



Tahap Fiksasi Setelah melalui tahap ecoprint dan bundelan telah dingin, buka bundelan dan lepaskan daun/bunga yang masih menempel pada kain. Selanjutnya, jemur ditempat yang teduh, setelah itu, setrika kain ecoprint. Akan lebih baik jika tunggu 7 hari sebelum dicuci agar mendapatkan warna fiksasi yang maksimal. Fiksasi dapat diaplikasikan dengan larutan tawas dengan takaran 1 sdm tawas dilarutkan dengan 4 liter air. Adapun prosesnya adalah cukup dengan mencelupkan kain hasil ecoprint kedalam larutan fiksasi beberapa kali, kemudian cuci dengan lerak. Untuk menghasilkan warna yang bervariasi, fikasasi dapat juga diaplikasikan dengan celupan air teh, soda abu, air cuka, dan air tunjung.



Gambar 11. Proses pelarutan tawas ke dalam air, perendaman kain ke dalam larutan tawas, dan penjemuran kain



8



Gambar 12. Bahan dan alat yang dibutuhkan seperti ember, tawas, dan air



9



Daftar Pustaka Herlina, SM., Felix Ari Danarto, dan Setyawan. (2018). Eksplorasi Eco Printing untuk Produk Sustaianble Fashion. Ornamen Jurnal Kriya, 15(02): 118 – 130 Pressinawangi KP, RR. Nissa dan Dian Widiawati. (2014). Eksplorasi Ecoprint dengan Menggunakan Limbah Besi dan Pewarna Alami untuk Produk Fashion. Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain, 2(1): 1 – 7



10



11