Burger King - Evi Yuliani H - 2002812 - Reg Ii B [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CASE ANALYSIS : BURGER KING “Be Your Way”



Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester pada Mata Kuliah Manajemen Strategik Madya yang diampu oleh Dr. Hana Suryana, M.M.



Oleh : Evi Yuliani Hertiana 2002812 Reguler II B



UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PASCASARJANA MANAJEMEN 2020



1. Sejarah Perusahaan Burger King di Amerika didirikan pada tahun 1954 oleh James McLamore dan David Edgerton dan mulai berekspansi ke luar Amerika pada tahun 1963. Restoran ini berpusat di Miami-Dade County, Florida. Restoran ini pada awalnya juga pernah menggunakan sistem franchise untuk mempromosikan produknya di masyarakat. Sebelum Burger King berdiri mulanya restoran ini adalah sebuah cabang restoran yang bernama Insta Burger King yang didirikan oleh Kieth J.Kramer dan Matthew Burns. Restoran ini memiliki alat yang disebut insta Broiler untuk memudahkan memasak daging untuk burger, dan dengan menggunakan sistem franchise kemudian restoran ini mulai menyebar ke daerah lain Amerika. James McLamore dan David Edgerton yang merupakan alumni dari Cornell University School of Hotel Administration mencoba untuk membuka gerai ista-Burger King di MiamiDade area setelah mengunjungi restoran McDonalds di San Bernardo California. Alat instaBroiler tidak lagi digunakan oleh James dan David pada saat itu, mereka menggantinya dengan flame broiler sebuah mesin pemanggang daging burger yang berbahan bakar gas. Kemunculannya di MiamiDade sangat sukses sehingga usaha Burger King semakin berlanjut ke daerah lainnya di luar Florida. Pada tahun 1955 Burger King yang dipimpin oleh James dan David telah beroperasi di 40 lokasi di seluruh Amerika. Hingga tahun 1961 Burger King mulai menjual lisensi franchise-nya kepada pengusaha yang berminat di Amerika Serikat dan saat itu juga nama restoran tersebut telah berubah menjadi Burger King Corporation.



Sedangkan Burger King di Indonesia pada tahun 2007 di pegang kendali oleh PT Sari Burger Indonesia sebagai pemegang lisensi Burger King dengan gerai pertamanya di Senayan City, Jakarta. Menurut Peter Tan (Presiden Burger King Asia Pasifik), Indonesia akan menjadi negara penting dalam perkembangan Burger King di dunia. Tidak hanya akan menambah jumlah gerai di seluruh Indonesia tetapi Burger King Indonesia juga



akan meningkatkan mutu produk yang disajikan. Contohnya Whopper Sandwich yang merupakan menu klasik dari Burger King dan juga andalannya, produk ini tidak dibuat berbeda dengan yang aslinya walaupun hanya sausnya yang sedikit mengalami modifikasi. Restoran ini juga menwarkan hidangan pelengkap seperti kentang goreng dengan ukuran yang lebih tebal.



2. Struktur Organisasi Struktur organisasi dibuat untuk meliputi pekerjaan yang harus dilakukan dalam memberikan suatu kerangka bagi pelaku pekerjaan, yaitu meliputi sistem tugas dan tanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan. Struktur organisasi merupakan serangkaian hubungan antara individu-individu yang mempunyai keahlian yang berbeda dan bekerja sama antara satu sama lainnya yang menunjukan hubungan antara unit-unit organisasi serta garis wewenang yang ada untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Adapun tugas dari setiap bagian dari struktur organisasi Burger King adalah sebagai berikut: 1. Vice Manager a. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan. b. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manager). c. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan. d. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan. 2. General Manager a. Merencanakan



strategi



implementasi



atas



menyeluruh agar dapat dijalankan secara optimal.



kebijakan



perusahaan



secara



b. Mengontrol dan mengevaluasi implementasi strategi agar memperoleh masukan strategis sebagai usulan untuk kebijakan tahun berikutnya c. Mengevaluasi dan menganalisa hasil hasil implementasi strategi perusahaan serta mencari usulan atas pemecahan masalah yang timbul. d. Mengarahkans fungsi setiap departemen dalam menjalankan strategi perusahaan. 3. Area Manager a. Menerima laporan dan bertanggung jawab dari setiap store, mencari solusi dari setiap store. b. Menyampaikan laporan dari setiap store kepada general manager. 4. Restaurant Manager a. Bertanggung jawab terhadap biaya opersional dan administrasi. b. Bertanggung jawab atas setiap oprasional yang berjalan di dalam store. c. Melaksanakan kebijakan dan strategi serta memastikan kelancaran pelaksanaan operasional agar dapat berjalan secara maksimal dan tepat. 5. Assistant Manager a. Bertanggung jawab terhadap tugas opersional dan administrasi 6.



Leader a. Membackup kegiatan operasional. b. Mengontrol kegiatan operasional. c. Check stok produk mentah.



7. Trainer a. Melatih dan mendidik crew. b. Menjalankan operasional seperti tugas crew 8. Crew Menjalankan semua operasional hingga berjalan lancar.



Vice President



General Manager



Area Manager Jakarta



Restaurant Manager MOI



Area Manager Bali



Restaurant Manager Senayan City



DLL



Assistant Manager Leader Trainer Crew



Gambar I. Struktur Organisasi Burger King



3. Visi dan Misi Adapun Visi Burger King adalah We take pride in serving our guest the best burger and a varienty of other great tosting, healthy food, cooked over on open fire, thats what were all about. Dan Misi Burger King adalah A grilled burger, fried, soft drink, a good value, served, quickly, consistenly by friendly people in clean surroundings.



4. Strategi Pemasaran Burger King Strategi pemasaran dalam restoran Burger King terdiri dari sebagai berikut yaitu :



a) Produk Burger King (Campuran Produk) Burger King beroperasi sebagai bisnis restoran cepat saji yang fokus pada burger sebagai produk utamanya. Produk utama Burger King adalah sebagai berikut: 1. Burgers 2. Chicken and fish 3. Sides 4. Salads and veggies 5. Beverages 6. Sweets / Desserts Selain dari produk utama burger, Burger King juga menawarkan chicken and fish sebagai alternatif. Sisi-sisinya termasuk kentang goreng, nugget, onion ring, dan kentang goreng. Burger King juga memiliki sejumlah salad, seperti MorningStar Veggie Salad dan Chicken Caesar Salad. Minuman termasuk soda, smoothies, es teh, jus, susu, air, kopi, dan frappes. Makanan penutup dan manisan Burger King termasuk Pie Apel Belanda, Oreo Shake, dan Caramel Sundae. Selain itu, perusahaan membundel produknya sebagai makanan nilai dan makanan anak-anak. Dalam komponen bauran pemasaran ini, Burger King memiliki pendekatan terbatas, seperti yang dimanifestasikan dalam produknya yang terbatas. Meskipun demikian, produk ini mendukung strategi generik Burger King melalui skala ekonomi dari produksi skala besar dari sejumlah lini produk terbatas. b) Place / Distribution di Marketing Burger King Produk Burger King tersedia di restorannya di seluruh dunia. Komponen pemasaran ini mengacu pada tempat yang digunakan perusahaan untuk bertransaksi dengan pelanggan. Berikut ini adalah tempat-tempat yang digunakan Burger King untuk mendistribusikan produknya: 1. Restoran 2. Aplikasi seluler 3. Situs web untuk pengiriman Selain restoran, pelanggan dapat menggunakan aplikasi seluler Burger King untuk mengakses kupon untuk penawaran khusus dan barang gratis.



Pelanggan



juga



dapat



menggunakan



situs



web



perusahaan



untuk



menempatkan pesanan mereka untuk pengiriman ke rumah. Dalam komponen pemasaran ini, Burger King sangat bergantung pada kehadiran fisik restorannya. c) Promosi Burger King Burger King menggunakan berbagai taktik untuk mempromosikan produknya. Komponen pemasaran ini mencakup taktik yang digunakan untuk berkomunikasi dengan target pasar tentang penawaran perusahaan. Burger King menggunakan taktik komunikasi promosi / pemasaran berikut, yang disusun menurut signifikansi: 1. Iklan 2. Promosi penjualan 3. Penjualan pribadi 4. Hubungan Masyarakat Burger King sangat bergantung pada iklan untuk mempromosikan produknya. Perusahaan ini mengiklankan online dan di TV dan media cetak. Selain itu, Burger King menggunakan promosi penjualan dalam bentuk kupon dan penawaran lainnya melalui situs web dan aplikasi selulernya. Personil restoran perusahaan juga biasanya menggunakan penjualan pribadi untuk mendorong pelanggan membeli lebih banyak produk dari menu, seperti makanan penutup selain apa yang sudah dipesan oleh pelanggan. Dalam menerapkan hubungan masyarakat, Yayasan Burger King McLamore memberikan beasiswa dan bantuan keuangan untuk program pendidikan, dengan demikian juga secara efektif mempromosikan dan memperkuat merek Burger King. Perusahaan berhasil menggabungkan berbagai taktik promosi untuk mengatasi komponen pemasaran ini. d) Price Burger King Strategi harga Burger King didasarkan terutama pada strategi generik kepemimpinan biaya, yang meminimalkan biaya dan harga. Dalam komponen



pemasaran ini, harga produk yang sesuai dipertimbangkan. Strategi harga Burger King adalah sebagai berikut: 1. Strategi penetapan harga yang berorientasi pasar 2. Strategi penetapan harga bundel Burger King menggunakan strategi penetapan harga yang berorientasi pasar sebagai pendekatan utama untuk penentuan harga. Strategi penetapan harga ini melibatkan penetapan harga berdasarkan kondisi pasar yang berlaku, termasuk kondisi pasokan dan permintaan serta penetapan harga perusahaan pesaing. Pendekatan harga sekunder Burger King adalah strategi penetapan harga paket. Misalnya, pelanggan dapat membeli makanan dengan nilai dan makanan anak-anak dengan harga bundel yang lebih terjangkau daripada membeli makanan secara terpisah. Komponen pemasaran ini menunjukkan bahwa Burger King terutama mempertimbangkan kondisi pasar untuk menentukan harganya. 5. Human Resources Burger King Burger King menyediakan beragam macam pekerjaan mulai dari bawah hingga atas. Pada setiap pekerjaan yang ditawarkan Burger King mempunyai syarat dan criteria tertentu. Burger King menciptakan hubungan yang harmonis dengan para karyawannya, dengan cara memberikan karyawannya semangat, kesempatan dan jenjang karir serta memberikan mereka tantangan agar mereka dapat berkembang dan maju. Dalam pelaksanaannya Burger King menerapkan sistem rotasi kerja pada setiap karyawannya, dengan tujuan agar para karyawan mampu melaksanakan semua tugas dan pekerjaan yang ada pada outlet Burger King. 6. Operational & Production Burger King Operasional & Production restoran Burger King dapat di lihat dibawah ini : 1. Quality Management Area keputusan strategis ini melibatkan memuaskan harapan kualitas dari target pelanggan. Untuk mengatasi masalah ini, manajemen operasi Burger King mempertahankan pengujian produk. Perusahaan juga mengumpulkan umpan balik pelanggan melalui situs web My BK Experience. 2. Just In Time Inventory



Area keputusan strategis ini menyoroti kebutuhan untuk praktik manajemen operasi yang memaksimalkan kapasitas dan kepuasan, dan meminimalkan biaya manajemen persediaan. Burger King menjawab kebutuhan ini melalui praktik persediaan yang dilokalkan berdasarkan kinerja restoran, serta manajemen inventaris global untuk memindahkan produk ke berbagai lokasi restoran. 3. Corporate Social Responsibility (CSR) Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan Burger King mengakui pentingnya para stakeholder. Stakeholder ini diwujudkan dalam program dan strategi perusahaan yang secara langsung menangani kepentingan dan tuntutan kelompok stakeholder yang paling penting. Kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan Burger King didasarkan pada serangkaian prioritas, yang ditunjukkan dalam pendekatan yang digerakkan oleh stakeholder perusahaan yaitu : “Food, People, Environment and Corporate Governance.” Berdasarkan pendekatan tersebut, kelompok stakeholder Burger King adalah sebagai berikut, diatur menurut tingkat signifikansi dan prioritas : a. Pelanggan (Prioritas Tertinggi) Burger King menganggap pelanggan sebagai stakeholder prioritas utama. Kelompok stakeholder ini tertarik pada produk berkualitas dan harga yang masuk akal. Pelanggan sangat penting karena mereka secara langsung menentukan pendapatan Burger King dalam hal permintaan dan pembelian. Menanggapi minat ini, aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan Burger King memastikan produk berkualitas dan transparansi dalam berkomunikasi dengan pelanggan. Misalnya, perusahaan menerbitkan fakta-fakta nutrisi terperinci mengenai item-item menu. Berdasarkan pertimbangan ini, aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan Burger King secara memuaskan menangani kepentingan pelanggan sebagai kelompok stakeholder teratas. b. Para karyawan Karyawan adalah stakeholder prioritas kedua dalam pendekatan Burger King terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Kepentingan kelompok stakeholder ini adalah peluang karir dan kompensasi yang adil. Karyawan adalah penting karena mereka mempengaruhi cara kerja Burger King dalam hal



produktivitas, kualitas layanan, dan efisiensi keseluruhan. Dalam hal ini, budaya organisasi Burger King menekankan meritokrasi. Misalnya, kinerja karyawan diperhitungkan dalam penghargaan dan peluang karier mereka. Dengan demikian, strategi tanggung jawab sosial perusahaan Burger King secara efektif memadukan kepentingan karyawan sebagai stakeholder. c. Komunitas Burger King mengakui pentingnya masyarakat sebagai stakeholder. Kepentingan kelompok stakeholder ini adalah dukungan untuk pengembangan masyarakat. Komunitas adalah signifikan dalam mempengaruhi Burger King dalam hal pengaruh mereka pada persepsi konsumen dan persepsi karyawan. Perusahaan menangani kepentingan ini melalui Yayasan Burger King McLamore. Misalnya, yayasan menawarkan dana untuk program pendidikan dan terkait di masyarakat. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ini, upaya tanggung jawab sosial perusahaan dari Burger King dengan sesuai mencakup lengan besar untuk pengembangan masyarakat untuk mengatasi kepentingan kelompok stakeholder ini. d. Investor. Setiap bisnis menganggap investor sebagai kelompok stakeholder. Para stakeholder ini tertarik dengan kinerja keuangan Burger King yang lebih tinggi. Investor sangat penting karena mereka mempengaruhi ketersediaan modal untuk bisnis. Dalam kasus Burger King, minat ini baru-baru ini ditangani secara lebih efektif setelah perusahaan bergabung dengan Tim Hortons dari Kanada pada tahun 2014. Kinerja keuangan Burger King telah meningkat secara signifikan setelah merger. Dengan demikian, strategi tanggung jawab sosial perusahaan perusahaan memenuhi kekhawatiran dan minat investor sebagai kelompok stakeholder utama. 4. Environment Analysis (Critical Issues) Dalam analisis lingkungan di dalam restoran Burger King ada dua faktor yang mempengaruhinya : 1. Faktor Internal : a. Kontrol terbatas atas franchise. Sekitar 90% restoran Burger King adalah waralaba, persentase lebih tinggi dari pesaing lain dalam kategori hamburger makanan cepat saji. Meskipun persentase yang tinggi dari franchisee berarti persyaratan modal yang lebih rendah



dibandingkan dengan pesaing, itu juga berarti bahwa manajemen memiliki kendali terbatas atas franchisee dan kemampuan terbatas untuk memfasilitasi perubahan dalam kepemilikan restoran. Franchisees juga mengabaikan restoran mereka yang sudah tua. 2. Faktor Eksternal : a. Penghalang masuk rendah - pasar menjadi jenuh. Secara regional, Burger King bersaing dengan McDonald's, Wendy’s yang terkemuka di pasar. Secara internasional, Burger King juga harus bersaing dengan restoran cepat saji kecil yang menawarkan menu serupa tetapi dengan selera lokal. Selain itu, mereka juga secara tidak langsung bersaing dengan restoran lain di segmen Quick Service Restaurant (QSR) yang sama tetapi dengan menu yang berbeda (produk pengganti), yaitu Taco Bell, Arby's, KFC, dan Pizza Hut. b. Menumbuhkan kesadaran kesehatan. Kekhawatiran tentang kesehatan pribadi dan keluarga memicu tren menuju hidup yang lebih sehat, berkontribusi pada penurunan penjualan beberapa menu seperti burger Steakhouse XT. Masalah ini telah memberi tekanan pada restoran untuk menawarkan item menu yang lebih sehat. c. Laju pertumbuhan industri yang lambat Segmen Quick Service Restaurant (QSR) telah tumbuh pada tingkat tahunan hanya 3% selama 10 tahun terakhir dan diproyeksikan akan terus meningkat pada tingkat yang sama 3% dari tahun 2010 hingga 2015. 7. Analisis SWOT



1. Strengths (Kekuatan) a. Posisi pasar yang kuat. Burger King adalah perusahaan terbesar kedua didalam rantai produsen makanan cepat saji restoran hamburger di dunia yang diukur dengan jumlah total restoran dan seluruh sistem penjualan. Burger King memiliki 12.174 restoran di 76 negara dan wilayah Amerika Serikat. b. Kebutuhan modal yang lebih rendah dibandingkan dengan pesaing. Burger King memiliki keunggulan strategis karena modal yang



dibutuhkan untuk menumbuhkan dan memelihara sistem Burger King yang di dana oleh pemegang waralaba. Bila dibandingkan dengan pesaing Burger King memiliki persentase restoran waralaba yang tinggi (90%). c. Kontrak eksklusif jangka panjang Burger King memiliki kontrak eksklusif jangka panjang dengan Coca Cola dan dengan Dr. Pepper / Seven-Up untuk membeli minuman ringan untuk restorannya. d. Memiliki distribusi koperasi sendiri. Restaurant Services Inc (RSI), yang mengelola dan bertindak sebagai agen pembelian untuk sistem Burger King di AS. Hal ini memastikan barang bergerak secara lancar dan efisien dari pemasok melalui pusat distribusi regional dan setiap restoran di seluruh negara. e. Meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Burger King memasang sistem cash register point-of-sale dan broiler batch fleksibel untuk memaksimalkan fleksibiltas memasak dan memfasilitasi pilihan menu yang lebih luas sambil mengurangi biaya energi. 2. Weaknesses (Kelemahan) a. Terlalu tergantung pada franchisee sebagai sumber pendapatan Burger King. Pendapatan Burge King berasal dari tiga sumber : (1) penjualan ritel direstoran perusahaan; dan (2) pendapatan waralaba, yang terutama terdiri dari royalti berdasarkan persentase dari penjualan yang dilaporkan oleh restoran waralaba; dan (3) pendapatan properti yang disewakan kepada franchisee 90% dari restoran yang merupakan franchised.



b. Lebih



kecil



diperdagangan



internasional



dibandingkan



dengan



McDonald. 60% dari restoran Burger King terletak di AS. Kehadiran mereka di bagian tertentu dari dunia yaitu Asia dan Timur Tengah dianggap sangat lemah dibandingkan dengan pesaing utama mereka McDonald. c.



Kegagalan dalam beradaptasi dengan banyak strategi pemasaran yang



cocok. Dimana strategi McDonald adalah untuk lebih menekankan pada perempuan dan kelompok yang lebih tua dengan menawarkan salad sehat dan upgrade kopi yang



baik, Burger King terus ke pasar untuk orang-orang muda yang menawarkan burger berkalori tinggi. Inilah yang membuat pemasaran Burger King menjadi hancur karena orang Amerika memilih untuk hidup lebih sehat. d. Perubahan Manajemen Perubahan kepemimpinan yang terus menerus selama bertahun-tahun merusak kemampuan Burger King untuk mengedepankan dan mengkomunikasikan visi yang konsisten dan motivasional terhadap pemilik franchise. 3. Opportunities (Peluang) a. Perluasan pasar internasional Burger King berencana untuk fokus pada strategi ekspansi pada : o Negara-negara dengan potensi pertumbuhan; o Begara-negara dengan potensi di mana perusahaan memiliki kehadiran kecil (pesaing) o Pasar baru yang menarik yaitu Asia dan Timur Tengah b. Masyarakat sadar akan kesehatan Burger King harus mengambil keuntungan dari situasi saat ini di mana orang lebih peduli terhadap kesehatan mereka dengan menawarkan dan memperkenalkan produk dengan unsur-unsur yang sehat. c. Promosi bersama dengan mitra yaitu Coca Cola dalam membangun usaha. Sebagai mitra eksklusif jangka panjang dengan Coca Cola, Burger King bisa memanfaatkan dari citra merek Coca-Cola yang kuat di kaca usaha internasional dengan menyelenggarakan program pemasaran bersama dan promosi. d. Fast food Hamburger Restaurant diproyeksikan tumbuh. Fast food Hamburger Restaurant (FFHR) di Quick Service Restaurant (QSR) merupakan industri restoran yan diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan sebesar 5% pertahun selama 2010 - 2015. Hal ini menguntungkan Burger King dan waktu yang tepat untuk memasarkan produk Burger King sesuai dengan kebutuhan konsumen. e. Saham Burger King memiliki keunggulan kompetitif untuk lebih meningkatkan pangsa pasarnya di industri restoran cepat saji, karena skala usaha pemasaran dan operasi membuat sulit bagi peserta baru untuk membentuk rantai A.S dalam kategori Fast



food Hamburger Restaurant (FFHR) 4. Threats (Ancaman) a. Perubahan kepemimpinan Relentless Burger King selalu berubah kepemimpinan dan melemahkan kemampuannya untuk membangun dan mengkomunikasikan visi yang konsisten dan motivasi untuk franchisee. Kurangnya arah dan misi ke ranah publik, menyebabkan konsumen menjadi bingung tentang citra Burger King, kegagalan ini dapat mengakibatkan keuntungan menurun. b. Undang – undang untuk makanan cepat saji yang tidak sehat Burger King terancam dengan undang-undang ini, tetapi restoran layanan cepat saji lainnya pun sama. c. Pesaing Burger King memiliki pesaing seperti Mcdonald’s dan pesaing tidak langsung seperti Taco Bell, KFC, dan Pizza Hut dll. Burger King mungkin memiliki pesaing kecil lainnya karena penghalang untuk masuk rendah. 8. Analisis PESTEL / PESTLE Burger King Analisis PESTEL menunjukkan faktor-faktor politik, ekonomi, soial & budaya, teknologi & hukum pada suatu organisasi. Burger king harus menggunakan analisis pestel sebagai bahan dinamis dalam proses perencanaan mereka. Burger King berusaha untuk menjadi pemain top dalam industri restoran cepat saji / makanan cepat saji. Untuk melakukannya, perusahaan harus secara strategis mengatasi masalah utama yang disoroti dalam analisis PESTEL / PESTLE ini. Kerangka analisis PESTEL / PESTEL mengidentifikasi faktorfaktor yang paling signifikan dalam lingkungan atau lingkungan makro perusahaan. Dalam kasus Burger King, faktor eksternal ini termasuk pengaruh organisasi pemerintah dan nonpemerintah, serta tren atau perubahan teknologi, antara lain. Efektivitas dalam menangani masalah-masalah ini yang diangkat dalam analisis PESTEL / PESTLE membantu mengoptimalkan kinerja bisnis global Burger King dalam jangka panjang yaitu : 1. Politicial Faktor politik memainkan peran sentral dalam bisnis dan dapat memiliki



pengaruh besar pada bisnis dan profitabilitas. Faktor-faktor ini mempengaruhi bisnis di beberapa titik kritis. Sebuah bisnis yang berusaha memperluas ke luar negeri dapat menemukan rintangan politik. Itulah mengapa kolaborasi dan perjanjian perdagangan internasional membantu bisnis tumbuh dan berkembang di luar negeri. Negara-negara di mana lingkungan politik tidak ramah, bisnis sulit berkembang dan kurangnya stabilitas politik juga dapat mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi dan pada gilirannya kehilangan pendapatan. Burger King sedang mencoba untuk tumbuh di Asia dan itulah mengapa lingkungan politik di negara-negara Asia penting. China dan India memiliki catatan yang sangat buruk dalam hal 'Red Tape'. Sementara sampai beberapa tahun yang lalu masuk ke China sulit karena tingginya tingkat hambatan pita merah dan bukan hanya Cina di India yang juga melakukan bisnis tetap sulit sampai gerakan anti korupsi terbaru terjadi. Lingkungan bisnis sekarang lebih baik yang baik untuk merek internasional yang mencoba menembus pasar India. Burger King memiliki kehadiran ramping di anak benua India tetapi berencana untuk memperluas setelah bermitra dengan perusahaan lokal India. Faktor politik dengan cara ini memiliki hubungan langsung dengan lingkungan bisnis suatu negara. Kerusakan politik menghasilkan rantai suplai dan gangguan bisnis dan hilangnya pendapatan. Faktor-faktor geopolitik di abad 21 juga telah mempengaruhi bisnis secara mendalam. Teroris dan kekacauan yang terjadi telah mempengaruhi skenario bisnis di negara-negara Barat dan Timur. Tingginya tingkat regulasi setelah serangan teroris di AS, Inggris dan Perancis menghasilkan tingkat regulasi yang sangat tinggi di daerah-daerah yang mengarah pada penurunan aktivitas wisata. Pada gilirannya hal-hal ini mempengaruhi industri perhotelan dan restoran juga. Peran keseluruhan dari faktor politik dalam industri bisnis sangat besar. 2. Ekonomi Lingkungan ekonomi dan faktor lingkungan dapat memiliki pengaruh yang dalam dan langsung pada bisnis dan lingkungan bisnis suatu daerah. Perekonomian dunia telah mengalami resesi. Kegiatan ekonomi di sebagian besar wilayah telah kembali ke jalurnya. Ada beberapa fluktuasi dan meskipun pertumbuhan ekonomi itu terjadi lebih cepat di sebagian besar negara. Asia adalah bagian paling bersinar dari kisah ini dan sebagian besar merek telah



berbondong- bondong ke negara-negara Asia untuk menemukan pertumbuhan. Tantangan ekonomi dapat mempengaruhi penjualan dan pendapatan. Pada abad 21, ekonomi dunia telah melalui fase-fase yang sulit. Selama resesi, merek-merek dipaksa untuk memangkas biaya dan mem-PHK karyawan. Periode resesi juga sulit bagi pelanggan karena beberapa juta pekerjaan hilang dan daya beli orangorang telah sangat berkurang. Karena itu, laba dan pendapatan merek berkurang. Sekarang, kegiatan ekonomi itu telah meningkat dan tingkat pekerjaannya juga telah meningkat, merek kembali melihat keuntungan. Namun, dari waktu ke waktu ekonomi penting seperti Brasil, Rusia, dan China telah mengalami fluktuasi ekonomi. Demonisasi di India memberikan pukulan telak bagi bisnis lokal dan internasional. Dolar Amerika telah tumbuh lebih kuat sejak resesi yang juga telah mengurangi keuntungan dari merek-merek Amerika. Ini membuktikan dampak mendalam dari faktor ekonomi terhadap bisnis dan bagaimana mereka dapat memengaruhi profitabilitas dan pendapatan bisnis. Jika tingkat aktivitas ekonomi tinggi, tingkat pekerjaan juga tetap tinggi dan itu mengarah pada peningkatan daya beli pelanggan. Secara keseluruhan, tingkat aktivitas ekonomi yang lebih tinggi berarti bisnis yang lebih baik dan profitabilitas yang lebih tinggi. Keuntungan dan pendapatan Burger King juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Dalam beberapa tahun terakhir, pendapatan dan keuntungan merek telah meningkat yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas ekonomi di seluruh dunia. Kondisi ekonomi secara langsung memengaruhi remote control atau lingkungan makro Burger King. Bagian dari analisis temples ini menguraikan perubahan dan tren ekonomi yang memengaruhi kinerja bisnis. Berikut ini adalah faktor eksternal ekonomi utama yang memengaruhi Burger King: 1. Memperluas perjanjian perdagangan internasional (peluang) 2. Stabilitas ekonomi AS (peluang) 3. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di pasar berkembang (peluang) Ketika negara-negara menerapkan lebih banyak dan memperluas perjanjian perdagangan internasional, Burger King dapat tumbuh melalui peningkatan rantai suplai global. Selain itu, stabilitas ekonomi AS memungkinkan perusahaan untuk tumbuh secara bertahap di negara ini. Sehubungan dengan itu, Burger King memiliki peluang untuk berkembang pesat di negara berkembang.



Kondisi ini menunjukkan bahwa, dalam dimensi politik model analisis temples, Burger King harus fokus pada faktor eksternal yang menghadirkan peluang untuk pertumbuhan dan ekspansi, terutama di negara berkembang. 3. Sosial & Budaya Burger king juga harus mencerminkan keyakinan, gaya hidup, perilaku, nilai sosial, membeli favorit orang-orang. seperti yang kita ketahui Selandia Baru adalah negara kecil yang memiliki banyak budaya yang berbeda; norma dan nilai menentukan apa yang cocok dan apa yang tidak. Tuan raja juga harus mengetahui kebutuhan makanan untuk setiap kelompok etnis. Seperti yang kita tahu orang Sikh dan Hindu sebagian besar bervegetarian sehingga akan lebih suka makan dari burger king yang tidak mengandung telur dan daging. Tapi ketika kita berbicara. Di sisi lain orang-orang Muslim hanya makan daging halal sehingga burger jenis akan harus membicarakan hal-hal ini sebelum membuka kafe. Burger king juga harus mempertimbangkan tentang orang suka dan tidak suka. Misalnya beberapa orang lebih suka makanan yang berkualitas daripada kuantitas. Mereka membeli produk yang baik untuk daya tahan dan nilai keamanan mereka. Rajaburger harus menyebutkan tentang kesehatan masyarakat. karena beberapa orang makan untuk meningkatkan kekuatan mereka sehingga mereka dapat mengambil bagian dalam olahraga yang mereka sukai dan beberapa makan untuk kepuasan dan untuk kenyang perut mereka. Burger king juga harus memperhitungkan pria dan wanita dalam rumah tangga untuk daya beli mereka karena setiap jenis kelamin menyukai rasa yang berbeda yang akan mempengaruhi pembelian mereka. 4. Teknologi Teknologi telah berkembang untuk memperoleh peran sentral dalam konteks bisnis. Bisnis yang maju secara teknologi dari yang lain dianggap lebih kompetitif dan tetap lebih menguntungkan. Bisnis yang mencari pertumbuhan lebih cepat dan pendapatan yang lebih tinggi berinvestasi dalam teknologi. Teknologi membantu bisnis di beberapa titik dan di mana-mana mulai dari keuangan hingga SDM, pemasaran, dan penjualan. Burger King juga telah berinvestasi banyak dalam teknologi dan menggunakannya untuk pemasaran dan penjualan. Dalam beberapa tahun terakhir sebagian besar merek makanan cepat saji telah mulai berinvestasi dalam teknologi



dan digitalisasi dan Burger King juga tidak terkecuali. Teknologi membuat merek menjadi populer dan membantu mereka menjangkau audiens pelanggan yang besar. Media sosial telah mengambil alih pemasaran dan setiap merek menjangkau pelanggannya dan melibatkan mereka menggunakan media sosial. Namun peran teknologi telah menjadi semakin besar dan bisnis menggunakan teknologi inovatif seperti AI untuk menjangkau pelanggan mereka dan memberikan mereka pengalaman yang dipersonalisasi. Teknologi - teknologi ini mengubah dunia pemasaran tidak seperti sebelumnya dan perubahan terjadi lebih cepat dengan teknologi. Sekarang teknologi telah menjadi kunci pertumbuhan yang tidak dapat dilakukan merek tanpa berinvestasi di AI dan situs web interaktif untuk mengembangkan koneksi pelanggan mereka. 5. Lingkungan Faktor lingkungan telah memperoleh nilai yang meningkat pada abad ke21. Keberlanjutan sekarang menjadi masalah serius yang kebanyakan merek berinvestasi. Ini bukan hanya untuk penghematan biaya atau untuk memasarkan citra yang lebih baik tetapi untuk menciptakan nilai yang lebih tinggi. Menyelamatkan lingkungan adalah penting dan investasi yang dibuat oleh merek ini di dalamnya akan menjadi aset bagi generasi mendatang. Ini bukan hanya kebutuhan waktu tetapi juga metode yang lebih baik untuk berhubungan dengan para millenial yang menghargai merek yang menghargai lingkungan dan komunitas. Burger King juga berinvestasi dalam keberlanjutan dan CSR. Selain menyajikan makanan berkualitas tinggi, merek ini juga dikenal sebagai perusahaan besar yang peduli terhadap kesejahteraan karyawannya. Ini memberikan informasi gizi yang berkaitan dengan makanan yang disajikan kepada pelanggan dan juga menjaga agar menu tetap sehat. Inovasi makanan merupakan fokus penting di Burger King. Namun, inovasi tidak berakhir pada makanan tetapi juga berinvestasi dan peduli pada orang-orangnya. BK sama-sama diinvestasikan dalam keberlanjutan di mana telah mengambil langkah-langkah penting untuk mengatasi tantangan lingkungan.