Butik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK DAN KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUTIK



A.



Tinjauan Mata Kuliah Manajemen Bisnis Busana Butik Manajemen Bisnis Busana Butik merupakan salah satu Mata Kuliah Pilihan



(MKP) untuk menunjang mahasiswa dalam kesiapan mengelola usaha butik. Mata kuliah ini ada pada semester 7 dan wajib ditempuh oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Busana yang memilih paket butik dengan kode Mata Kuliah BU 571 dengan bobot 3 SKS. Mata kuliah manajemen bisnis busana butik secara garis besar mempelajari tentang pengertian dan fungsi manajemen bisnis busana butik, hakikat dan asas manajemen bisnis busana butik, tujuan dan peran manajemen bisnis busana butik, peluang, tantangan dan lingkungan bisnis busana butik, kepemilikan bisnis busana butik, etika bisnis, strategi bisnis, manajemen sumber daya manusia, manajemen produksi dan operasional, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, jalan menuju keberhasilan bisnis busana butik, dan promosi bisnis busana butik.



1.



Tujuan Mata kuliah Manajemen Bisnis Busana Butik Tujuan mata kuliah Manajemen Bisnis Busana Butik berdasarkan silabus



perkuliahan (2006: 80) yaitu, Mahasiswa diharapkan memiliki wawasan dan menguasai konsep tentang Manajemen Bisnis Busana Butik sehingga mahasiswa mempunyai bekal teori dan wawasan sebagai tenaga ahli yang kompeten di bidangnya serta memiliki peran dan tanggung jawab sesuai dengan bidangnya.



14



15



Mahasiswa yang telah mengikuti perkuliahan manajemen bisnis busana butik diharapkan dapat memahami prinsip dan konsep dasar pengelolaan usaha butik



sehingga



dapat



mengembangkan



pengetahuan,



pengalaman,



dan



keterampilan dalam pengelolaan usaha butik.



2.



Materi Perkuliahan Manajemen Bisnis Busana Butik



a.



Pengertian dan Fungsi Manajemen Bisnis Busana Butik Management berasal dari kata kerja ”to manage” yang berarti mengurus,



mengatur,



mengemudikan,



mengendalikan,



mengelola,



menjalankan,



melaksanakan, dan memimpin. Jhon F. Mee (Pandji Anoraga, 2004:109) mengungkapkan bahwa manajemen adalah: Seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang minimal, demikian pula mencapai kesejahteraan dan kebahagian maksimal baik bagi pimpinan maupun para pekerja serta memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada masyarakat. Pengertian manajemen menurut George R. Terry (Pandji Anoraga, 2004: 109) adalah: Proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang masing-masing bidang tersebut digunakan baik ilmu pengetahuan maupun keahlian dan yang diikuti secara berurutan dalam rangka usaha mencapai sasaran yang telah ditetapkan semula. Bila merujuk pada dua pengertian di atas, maka manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses yang khas, yang terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian dengan kegiatan usaha yang minimal untuk mencapai hasil yang maksimal.



16



Skinner (Pandji Anoraga, 2004: 3), mengartikan bisnis sebagai ”Pertukaran barang dan jasa atau uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat”, sedangkan Redi Panuju (2000: 4) berpendapat bahwa bisnis adalah ”Kegiatan sistem ekonomi yang diarahkan pada manajemen dan distribusi hasil industri dan jasa profesional, yang mendatangkan keuntungan.” Bila merujuk pada dua pengertian di atas, maka bisnis merupakan kegiatan manusia yang bersangkutan dengan produksi, adanya pembelian dan penjualan barang yang reguler yang mengacu kepada unsur, berkaitan dengan barang dan jasa, menyangkut pengalihan barang dan jasa dari satu orang kepada orang lain, adanya keteraturan dalam penanganan, selalu diarahkan pada keuntungan dan adanya ketidakpastian penghasilan. Pengertian-pengertian manajemen dan bisnis menurut para ahli yang telah dikemukakan di atas dijadikan sebagai acuan dalam mengartikan manajemen bisnis busana butik. Manajemen Bisnis Busana Butik merupakan ilmu dan seni yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian dalam bisnis busana berkualitas tinggi dari bahan, model dan teknik jahit untuk mencapai sasaran dan tujuan usaha yang telah ditetapkan. Manajemen sebagai suatu proses dipandang sebagai rangkaian kegiatan dari fungsi-fungsi



manajemen



yaitu



perencanaan,



pengorganisasian,



staffing,



pengarahan, dan pengendalian untuk mengkoordinasi dan mengintegrasikan penggunaan sumber daya yang ada dalam perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan. Fungsi manajemen menurut Skinner (Pandji Anoraga, 2004: 114), meliputi ”Perencanaan (planing), pengorganisasian (organizing), pengerjaan (staffing),



17



pengarahan (directing), dan pengendalian (controlling)”, sedangkan menurut Stephen P. Robbins (Pandji Anoraga, 2004: 115) fungsi manajemen meliputi ”Perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), memimpin (leading), dan pengendalian (controlling).” Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan di atas, fungsi Manajemen Bisnis Busana Butik meliputi: 1)



Perencanaan Perencanaan merupakan fungsi awal yang akan menjadi pedoman ke



arah mana tujuan diselenggarakan usaha busana tersebut, menetapkan produk apa yang akan dibuat, menetapkan cara pelaksanaan dan penyelesaian produk mulai dari mendesain, cara mengukur, pembuatan pola, pemilihan bahan yang sesuai dengan desain, proses produksi yang dilaksanakan, pengemasan serta bagaimana pemasaran produk tersebut sampai pada konsumen. Perencanaan yang baik dirumuskan dengan jelas, sifatnya harus sederhana, luwes (flexsibel ) dan realistis. 2)



Pengorganisasian Pengorganisasian



merupakan



fungsi



manajemen



yang



mengelompokan orang dan memberikan tugas, menjalankan tugas misi perusahaan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar diperoleh bentuk struktur organisasi yang efisien, yaitu adanya spesialisasi dan pembagian pekerjaan, adanya pendelegasian wewenang yang jelas, adanya rentang kendali yang sesuai dengan kemampuan supervisi seseorang, adanya unsur lini dan staf.



18



3)



Pengarahan Melalui pengarahan, pimpinan atau manejer harus mampu memotivasi



para pekerja agar bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan usaha busana butik yang telah ditetapkan. Dalam mengarahkan, memberi perintah, pemberian tugas atau instruksi harus melalui komunikasi yang jelas sehingga dapat dipahami dan diterima oleh para pekerja. 4)



Pengawasan Pengawasan adalah suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitas



produksi



sesuai



dengan



rencana.



Proses



pengawasan



mencatat



perkembangan kearah tujuan dan memungkinkan manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya, untuk mengambil tindakan korektif sebelum terlambat. Dalam aktivitas pengawasan prestasi



kerja



berdasarkan



dilakukan hal-hal berikut: mengukur



standar



dan



metode



prestasi,



menilai



penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan melakukan tindakan koreksi dan melakukan evaluasi yang pada akhirnya dapat dijadikan acuan untuk kegiatan perencanaan berikutnya.



b.



Hakikat dan Asas Manajemen Bisnis Busana Butik



1)



Hakikat manajemen dalam bisnis busana butik adalah: a)



Dorongan untuk menggerakkan pengelolaan sumber daya manusia di butik.



b)



Dorongan menggerakkan bisnis busana butik untuk pengelolaan sumber daya sarana dan prasarana di butik.



19



c)



Dorongan menggerakkan bisnis busana butik untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri.



2)



Asas manajemen dalam bisnis busana butik adalah: a)



Memenuhi kebutuhan konsumen akan busana butik



b)



Memanfaatkan pengetahuan, keterampilan dan produksi tekstil dalam memproduksi busana pada usaha butik



c.



c)



Mempunyai peluang menyelengarakan bisnis busana butik



d)



Mempertahankan dan meningkatakan standar hidup



Tujuan dan Peran Manajemen Bisnis Busana Butik Pada umumnya tujuan manajemen bisnis menurut pendapat Skinner (Pandji



Anoraga, 2004:14), meliputi: ”Profit, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan tanggung jawab sosial.” Sebagaimana pendapat tersebut, tujuan manajemen bisnis busana butik meliputi: 1)



Profit, yaitu memperoleh keuntungan bisnis yang merupakan selisih antara pendapatan (harga jual) dengan pengeluaran (biaya produksi termasuk pajak), untuk mendapatkan keuntungan dalam bisnis busana butik terkandung faktor resiko, oleh karena itu perlu diperhitungkan dengan matang dalam menjalankan usaha butik.



2)



Mempertahankan kelangsungan hidup usaha butik merupakan tujuan yang wajar, karena tujuan yang lain dapat dicapai jika bisnis tetap berjalan.



3)



Usaha Butik yang dikelola harus mengalami pertumbuhan dan peningkatan (market share) agar dapat melakukan pengembangan usaha butik.



20



4)



Tanggung jawab sosial, misalnya dengan berdirinya usaha butik dapat memberikan peluang kerja dan memberikan pengetahuan atau keterampilan pada masyarakat sekitar lingkungan butiki yang memerlukan.



Peran menurut Skinner (Pandji Anoraga, 2004:119) adalah: ”Sekumpulan perilaku yang diharapkan.” Untuk melaksanakan peran manajemen bisnis busana butik, manajer melakukan tiga peran utama untuk mencapai tujuan perusahaan, meliputi: 1)



Peran interpersonal: Manajer harus sering berhubungan dengan pihak lain untuk memenuhi sasaran organisasi, harus memimpin bawahan, mempunyai sifat kepemimpinan, agar dapat mempengaruhi karyawan supaya bekerja keras, mempunyai kemampuan komunikasi yang baik, dapat dipercaya dan dapat saling menghormati.



2)



Peran informasional: Manajer merupakan pusat syaraf dari suatu kelompok, mempunyai keterampilan dalam memproses informasi, harus memiliki gambaran yang menyeluruh tentang kelompok yang dipimpinnya.



3)



Peran pengambil keputusan: Manajer merupakan seorang perantara dan komunikator, kunci dalam membuat keputusan, dapat mempertimbangkan segala sesuatunya sebelum mengambil keputusan, bertanggung jawab dengan semua keputusan yang diambil.



d.



Peluang, Tantangan, dan Lingkungan Bisnis Busana Butik



1)



Peluang Bisnis Busana Butik



21



Suatu usaha dilakukan karena adanya peluang (opportunity) dan tertarik oleh keuntungan yang diharapkan dari usaha tersebut. Usaha di bidang busana diramalkan akan menjadi lahan investasi yang cerah dimasa mendatang, hal ini sesuai dengan perhitungan terhadap perbandingan antara jumlah penduduk di Indonesia dengan pemenuhan produk busana. Banyak jenis pasar yang dapat dijadikan peluang usaha, namun untuk melangkah diperlukan persiapan yang matang. Mewujudkan peluang diperlukan pendekatan untuk mengidentifikasi peluang bisnis. Pendekatan tersebut terdiri dari dua fase yaitu: a)



Menemukan gagasan yaitu, terdapat pada diri sendiri karena paling dekat dan mudah hanya saja memerlukan kepekaan, sumber kedua adalah pelanggan dan pesaing, sumber gagasan dari pesaing lebih sulit diungkap karena mereka tidak begitu saja secara jujur mengatakan segala hal yang ingin kita ketahui, sumber yang ketiga adalah pasar, keberhasilan suatu produk di satu pasar kerap kali dapat melahirkan gagasan tentang baru, sumber yang keempar adalah produk yang gagal, suatu evaluasi yang mendalam atas prodak yang gagal kerap kali mengisyaratkan masih adanya permintaan yang cukup besar atas produk itu asalkan ciri-ciri negatifnya dihilangkan.



b)



Mengidentifikasi peluang bisnis , terdapat empat langkah dan setiap langkanya harus dirampungkan menurut urutannya, yaitu: (1) Analisa persoalan: Menganalisis persoalan mengapa orang yakin bahwa setiap gagasan produk akan berhasil dan memberikan



22



keuntungan, kumpulkan informasi atau pengendalian pokok dan ujilah masing-masing. (2) Analisa situasi: Bertujuan untuk menghasilkan sekumpulan pengetahuan yang perlu untuk menilai gagasan dan menentukan secara



tepat



dalam



mengembangkan



gagasan



berdasarkan



kenyataan dilapangan agar sukses. (3) Merumuskan



wilayah:



Mengidentifikasi,



merumuskan



dan



memeriksa hal-hal yang tidak atau belum diketahui yang dapat melahirkan atau mempropagandakan gagasan tadi. (4) Mensurvey pelanggan sasaran: Riset kualitatif mengenai pelanggan sasaran untuk menemukan jawaban atas hal-hal penting yang tidak diketahui dan memeriksa kembali pengendalian-pengendalian terpenting, survei pelangan dan uji pasar merupakan cara mudah untuk memeriksa bisa tidakanya suatu usulan bisnis dijalankan.



2)



Tantangan Bisnis Busana Butik Era mendatang menuntut perusahaan menjadi proaktif dan memandang



perubahan sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dan harus siap menghadapi banyak tantangan. Beberapa tantangan bisnis penting yang akan mempengaruhi bisnis busana butik tersebut di antaranya adalah: a)



Stuktur umur: Perubahan stuktur usia tentu saja akan berakibat pada perubahan demand akan permintaan busana dalam masyarakat.



b)



Perubahan keluarga: Pada saat ini banyak kecenderungan pasangan suami istri bekerja, hal tersebut mengakibatkan pendapatan keluarga meningkat



23



maka harga murah bukan lagi satu-satunya alasan untuk memilih produk busana, mereka lebih menginginkan busana yang berkualitas . c)



Boom globalisasi: Pola berbisnis saat ini telah berubah menjadi pasar global, perubahan ini sebenarnya sudah lama terjadi namun akselerasinya kini terasa semakin cepat dengan dorongan inovasi teknologi, transportasi dan telekomunikasi. Ini akan mengakibatkan ketatnya persaingan pasar di tingkat global, oleh karena itu Indonesia perlu merubah tatanan bisnisnya agar produk Indonesia tidak kalah bersaing dengan negara lain



d)



Lingkungan: Saat ini kepedulian terhadap lingkungan dalam masyarakat semakin meningkat. Perusahaan yang memiliki citra sebagi perusahaan yang peduli terhadap lingkungan, dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan produknya cenderung diminati konsumen.



3)



Lingkungan Bisnis Busana Butik Suatu bisnis berada dalam suatu lingkungan yang dapat mempengaruhi dan



memberi warna bagi kelangsungan bisnis busana butik. Pimpinan perusahaan perlu mencermati perubahan lingkungan bisnis untuk mengetahui adanya peluang dan tantangan bisnis, bila perubahan dapat dimanfaatkan secara cepat dan tepat, maka perusahaan akan suvive dan tumbuh. Lingkungan bisnis yang dapat berpengaruh pada bisnis bidang busana terdiri dari: a)



Lingkungan



demografi:



Faktor



lingkungan



perusahaan adalah demografi (kependudukan).



pertama



yang



menarik



24



b)



Lingkungan ekonomi: Perusahaan perlu menyadari daya beli masyarakat tergantung pada pendapatan atau tingkat penghasilan, hal tersebut dapat mempengaruhi permintaan terhadap kebutuhan berbusana dengan kualitas tinggi.



c)



Lingkungan teknologi: Salah satu kriteria suatu negara yang dikategorikan maju atau tidak adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap perkembangan produksi busana dengan kualitas tinggi.



d)



Lingkungan sosial budaya: Nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat mengenai HAM, adat istiadat, norma, nilai, kepercayaan, sikap, perilaku, agama, selera, etos kerja, aspirasi, trend pendidikan dan lembaga sosial terkait dapat mempengaruhi masyarakat dalam berbusana.



e.



Kepemilikan Bisnis Busana Butik Pemilihan kepemilikan bisnis merupakan langkah awal dalam menjalankan



kegiatan bisnis, pemilihan kepemilikan usaha meliputi jenis usaha, ruang lingkup operasional, jumlah modal, besarnya risiko, tingkat pengendalian, pembagian keuntungan, umur usaha, kebebasan relatif dari PP (Peraturan Pemerintah). Jenis kepemilikan usaha busana butik terdiri atas usaha perseorangan (usaha perseorangan berizin dan usaha perseorangan tidak berizin) dan usaha bersama (usaha perkongsian, usaha patungan, koperasi, Employee Stock Ownership Plain (ESOP), dan trust.



25



f.



Etika Bisnis Busana Butik



1)



Pengertian etika bisnis Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti moral. Moral



merupakan nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Simorang (Redi Panuju, 2000: 77) mendefinisikan etika sebagai: Usaha yang sistematis dengan mengunakan rasio untuk menafsirkan pengalaman moral individu dan sosial, sehingga dapat menetapkan aturan untuk mengendalikan perilaku manusia serta nilai-nilai yang berbobot untuk dapat dijadikan sasaran dalam hidup. Etika bisnis diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang berlaku secara universal dan secara ekonomi atau sosial dan penerapan norma dan moralitas yang menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis. 2)



Peran etika Etika dalam bisnis busana butik memiliki peran sebagai berikut: a)



Meningkatkan harapan publik akan kebutuhan berbusana.



b)



Agar persaingan bisnis tidak membahayakan stakeholders lainnya.



c)



Meningkatkan kinerja perusahaan.



d)



Meningkatakan kualitas hubungan bisnis dengan pihak lain.



e)



Agar perusahaan terhindar dari penyalahgunaan yang dilakukan karyawan atau kompetitor yang tidak etis.



f)



Menghindarkan terjadinya pelanggaran hak-hak pekerja oleh pemberi kerja.



g)



Mencegah agar perusahaan tidak memperoleh sangsi hukum.



26



3)



Prinsip etika bisnis Secara umum prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik



sesunguhnya tidak bisa lepas dari kehidupan kita sebagai manusia. Prinsip sangat erat kaitanya dengan sistem nilai yang dianut oleh masing-masing masyarakat. Prinsip etika bisnis busana butik meliputi: a) Prinsip otonomi Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan tindakan berdasarkan kesadaran sendiri, tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan, sadar akan kewajibannya, bebas mengambil keputusan atau tindakan berdasarkan apa yang dianggap baik dan bersedia mempertanggung jawabkannya. b) Prinsip kejujuran Kejujuran dalam bisnis adalah kunci keberhasilan untuk bertahan di dunia bisnis yang penuh dengan persaingan dalam jangka panjang. Kejujuran dibutuhkan pada saat pemenuhan syarat perjanjian dan kontrak dengan pihak lain, untuk meraih kepercayaan dari konsumen dan kejujuran harus diterapkan dalam hubungan kerja interen suatu perusahaan karena kejujuran merupakan inti dari kekuatan perusahaan. c) Prinsip kesejahteraan Prinsip ini menuntut agar bisnis busana butik dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Sebagai produsen kita ingin mendapatkan keuntungan tanpa melupakan keinginan konsumen yang ingin mendapatkan kepuasan dari barang dan jasa.



27



d) Prinsip keadilan Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil, sesuai dengan kriteria yang rasional dan objektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Keadilan menuntut agar tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. e) Prinsip menghormati diri Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar dalam menjalankan bisnis tetap dapat menjaga nama baik pribadi maupun perusahaan.



g.



Strategi Bisnis Busana Butik Strategi dalam bisnis digunakan untuk memenangkan persaingan usaha dan



menjaga kelangsungan usaha dari para pesaing perusahaan, hal tersebut sejalan dengan pendapat Konichi Ohmae (Pandji Anoraga, 2004: 339) mendefinisikan strategi sebagai, ”Upaya untuk mengubah kekuatan perusahaan yang sebanding dengan kekuatan pesaing-pesaingnya dengan efisien.” Dari pengertian strategi di atas dapat penulis tafsirkan bahwa, strategi bisnis busana butik adalah suatu rencana yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan dalam menentukan tempat dan untuk bersaing di dunia bisnis busana butik. Setiap unit bisnis untuk mencapai misi dan tujuan, harus mengembangkan keungulan bersaingnya, suatu bisnis busana butik harus di analisis berdasarkan lima kekuatan bersaing, yaitu:



28



1)



Intensitas persaingan antara pesaing yang ada. Faktor–faktor yang mempengaruhi persaingan adalah pertumbuhan usaha dibidang butik, perbedaan produk, jumlah dan ragam pesaing, tingkat biaya produki.



2)



Kekuatan tawar menawar pembeli. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan pembeli adalah jumlah daya beli masyarakat sesuai penghasilan dan kebutuhan akan busana.



3)



Kekuatan



tawar-menawar



pensuplay,



faktor-faktor



yang



mempengaruhi kekuatan suplier adalah jumlah pensuplai, hal tersebut berpengaruh terhadap ketersediaannya bahan mentah untuk produksi busana. 4)



Ancaman dari barang penganti, harga yang relatif bersaing dipasaran merupakan faktor yang mempengaruhi pembeli untuk menganti dan beralih pada pilihan harga yang terjangkau.



5)



Ancaman pendatang baru, semakin banyak penyelenggaraan usaha serupa, makin besar usaha anda untuk mengantisipasi persaingan usaha



Untuk menangulangi lima kekuatan persaingan di atas, ada tiga pendekatan strategi bisnis untuk menggungguli pesaing , yaitu : 1)



Strategi kepemimpinan pembiayaan. Tujuan utama dari strategi ini adalah dapat memproduksi dan memasarkan suatu produk busana atau layanan dengan kualitas baik dan harga lebih rendah dari para pesaing usaha.



2)



Strategi



diferentsial.



Tujuan



utama



dari



strategi



ini



adalah



mendifrensiasikan produk busana yang ditawarkan, sehingga desain



29



yang ditawarkan mempunyai ciri khas yang menarik dan unik di mata konsumen. 3)



Strategi fokus. Strategi ini memusatkan perusahaan untuk fokus pada kelompok pembeli produk atau segmentasi pasar tertentu.



h.



Manajemen Sumber Daya Manusia



1)



Pengertian dan Aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia memegang peran penting terutama dalam



mengendalikan seluruh aktivitas sumber-sumber daya lainnya guna mencapai tujuan perusahaan. Pengertian manajemen sumber daya manusia yang dikemukakan oleh Panggabean (2002: 15) adalah sebagai berikut: Suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi, dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut pendapat Edwin B. Flippo yang dikutip oleh Handoko (2001: 3) manajemen sumber daya manusia, adalah: Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatankegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.



Berdasarkan dua pengertian yang dikemukakan di atas maka penulis menafsirkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni atau proses memperoleh, memajukan, dan mengembangkan, dan memelihara tenaga kerja yang kompeten sedemikian rupa, tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien dan ada kepuasan pada diri pribadi.



30



Aktivitas manajemen sumber daya manusia adalah membangun keunggulan bersaing, karena keunggulan bersaing merupakan implementasi strategi, menciptakan



suatu



kapasitas



untuk



berubah



dan



membangun



strategi.



Implementasi dari manajemen sumber daya manusia yaitu: a)



Desain organisasi: Meliputi perencanaan tugas pekerjaan berdasarkan Keahlian yang dimiliki, teknologi yang tersedia untuk mencapai misi, tujuan dan rencana strategi organisasi.



b)



Stafing: Merupakan penyususnan posisi setelah organisasi disusun dan jabatan didefinisiskan dengan jelas.



c)



Komunikasi humas: Mengenai penyebaran informasi di antara pekerja, manajemen, pelanggan, dan lembaga di luar organisasi lainnya.



d)



Sistem reward, benefit dan pemenuhan: Harus dilakukan dengan beberapa tipe rewerd atau benafit yang mungkin tersedia bagi pekerja seperti kompensasi, pembayaran jasa, pembagian profit, pemeliharaan kesehatan.



e)



Pengembangan karyawan dan organisasi: Program pengembangan tersebut menitikberatkan pada perkembangan dan memelihara keterampilan pekerja berdasarkan kebutuhan organisasi dan pekerja.



2)



Perekrutan Tenaga Kerja Butik Proses perekrutan tenaga kerja penting karena kualitas SDM perusahaan



tergantung pada kualitas penarikannya. Berikut adalah langkah dalam menentukan perekrutan tenaga kerja: a)



Metode perekrutan tenaga kerja: Dapat dilakukan melalui iklan, kantor penempatan tenaga kerja, rekomendasi dari karyawan lama yang masih



31



bekerja, lembaga pendidikan, lamaran yang masuk secara kebetulan, nepotisme, leasing, serikat buruh. b)



Teknik memilih tenaga kerja: Dapat dilakukan melalui wawancara pendahuluan, pengisian blangko lamaran, memeriksa referensi, tes psikologi, wawancara lanjutan, persetujuan atasan langsung, pemeriksaan kesehatan, induksi/orientasi.



c)



Kriteria keberhasilan fungsi penarikan tenaga kerja meliputi: Jumlah pelamar, jumlah usul tentang pelamar yang diusulkan untuk diterima, jumlah penerimaan atau pelamar yang diterima, jumlah penempatan karyawan yang berhasil.



3)



Teori Memotivasi Sumber Daya Manusia Motivasi merupakan sesuatu hal yang dapat mendorong seseorang



melakukan suatu pekerjaan dengan baik, motivasi dapat timbul dari diri sendiri maupun dari luar, keduanya dapat mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja. Berikut merupakan teori yang dapat memotivasi SDM, yaitu: a)



Teori kebutuhan: Menurut Abraham Maslow (Pandji Anoraga, 2004: 161) menghipotesiskan bahwa dalam setiap manusia terdapat lima tingkatan kebutuhan, yaitu ”Kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.”



b)



Teori kepuasan: Teori ini menitikberatkan pada faktor-faktor dalam diri seseorang,



yang



menggerakan,



menghentikan perilaku.



mengarahkan,



mendukung



dan



32



c)



Teori ekspektasi: Menurut Martin Lutfer (Pandji Anoraga, 2004: 163) bahwa, ” Segala sesuatu yang dilakukan di dunia dilandasi oleh harapan”, penilaian atas balas jasa yang diterima sebagai hasil usaha.



d)



Teori pembentukan perilaku: Teori ini didasarkan pada hukum pengaruh, bahwa perilaku individu yang mempunyai konsekuensi negatif cenderung tidak diulang dan yang mempunyai konsekuensi positif cenderung diulang.



e)



Teori keadilan: Menurut teori ini perilaku pekerja dipengaruhi oleh rasa keadilan dan ketidakadilan yang diberikan perusahaan terhadap prestasi dan produktifitas pekerja.



i. Manajemen Produksi dan Operasi Bisnis Suatu organisasi melakukan aktivitas produksi dan operasi, berawal dari adanya



kebutuhan



dan



keinginan



konsumen



maka



organisasi



mentransformasikannya ke dalam suatu bentuk yang dapat memenuhi kepuasan dan keinginan konsumen. 1)



Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian produksi dan operasi menurut T. Hani Handoko (Pandji Anoraga,



2004: 199) adalah ”Pelaksanaan kegiatan manajerial yang dibawakan dalam pemilihan, perancangan, pembaharuan, pengoperasian, dan pengawasan sistemsistem produksi.” Ruang lingkup manajemen produksi dan operasi pada umumnya terkait dengan produktivitas



kerja. Produktivitas kerja mengandung pengertian



perbandingan antara hasil kerja yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya



33



yang digunakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas kerja karyawan adalah sebagai berikut: 1)



Motivasi dalam bekerja dapat mendorong karyawan bekerja lebih baik.



2)



Pendidikan yang memadai pada karyawan akan mempengaruhi produktivitas kerja yang baik.



3)



Disiplin kerja merupakan sikap karyawan dalam memenuhi dan mematuhi peraturan yang telah ditentukan seperti menghargai waktu dan biaya dapat memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas pekerja.



4)



Keterampilan karyawan, dapat ditingkatakan melalui traning, kursus-kursus atau pelatihan.



5)



Sikap etika kerja yang selaras, serasi dan seimbang antara pelaku produksi akan meningkatakan produktivitas kerja.



6)



Gizi



dan



kesehatan



karyawan



harus



diperhatikan



karena



dapat



mempengaruhi dalam produktivitas kerja. 7)



Tingkat penghasilan yang diberikan dapat memberikan semangat kerja, sehingga karyawan memacu prestasi dan produktivitas kerja tercapai.



8)



Lingkungan kerja dan iklim kerja yang kondusif dapat mempengaruhi produktivitas kerja.



9)



Kemajauan teknologi, meliputi sarana dan prasarana yang canggih seperti perkembangan mesin jahit dapat mendukung tingkat produktivitas kerja.



10) Jaminan sosial yang menunjang kesehatan, keselamatan kerja para karyawan dan kesempatan berprestasi dalam mengembangakan potensi dapat mendukung tingkat produktivitas kerja.



34



2)



Penentuan Lokasi Usaha Perencanaan lokasi perusahaan perlu dilakukan sebaik-baiknya karena



kesalahan dalam penentuan akan berdampak pada ketidakefektifan dan ketidakevisienan operasi sehingga perusahaan akan mengalami kerugian. Secara umum faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha meliputi: a)



Lingkungan masyarakat: Kesediaan masyarakat suatu daerah menerima segala konsekuensi positif maupun negatif didirikannya suatu perusahaan merupakan syarat penting.



b)



Letak pasar: Sebaiknya perusahaan atau tempat produksi diletakan dekat pasar, agar dapat menghemat biaya distribusi produk kepada konsumen, mudah mengetahui perubahan selera konsumen, cepat dan mudah dalam melayani konsumen.



c)



Sumber tenaga kerja: Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi kerja dan biaya produksi adalah tenaga kerja, karena jika tersedia sumber tenaga kerja yang dekat dengan tempat produksi dapat menjadi tenaga kerja yang baik dibanding dari daerah lain.



d)



Kedekatan bahan mentah dan pensuplai: Jika perusahaan lebih dekat dengan bahan mentah dan para penyuplai memungkinkan perusahaan mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan menghemat biaya pengadaan bahan.



e)



Fasilitas transportasi: Tersedianya fasilitas transportasi baik lewat darat, udara dan air akan melancarkan pengadaan faktor-faktor produksi dan penyaluran produk perusahaan.



35



f)



Sumber daya lainnya: Setiap industri memerlukan tenaga listrik baik yang dibangkitkan dari aliran listrik, air, angin dan lain-lain, oleh karena itu perlu diperhatikan ketersedianya sumber daya alam yang mencukupi dan murah.



3)



Perencanaan, Pengendalian, dan Pemeliharaan Keselamatan



a)



Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Aktivitas produksi dan operasi perusahaan sangat ditentukan oleh



tersedianya bahan yang diperlukan untuk kelancaran proses produksi. Oleh karena itu, perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan fungsi manajemen yang penting. Serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan bahan yang harus dijaga, kapan persediaan digunakan dan berapa besar pesanan yang harus disediakan. b)



Pengendalian Kualitas Produk busana yang dihasilkan harus selalu diperiksa agar sesuai dengan



standar yang telah diterapkan, hal ini dapat mencegah produksi yang tidak berkualitas yang dapat merugikan perusahaan. c)



Pemeliharaan Kesehatan Strategi peningkatan produktivitas dan kualitas dan memotivasi pekerja



merupakan kunci bagi keberhasilan suatu bisnis. Pemeliharaan kesehatan pekerja harus diperhatikan karena hal ini penting untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas tanpa membahayakan kesejahteraan, kesehatan dan masa depan karyawan atau lingkungan.



36



j.



Manajemen Pemasaran Keberhasilan



perusahaan dalam menghadapi persaingan, tidak hanya



ditentukan oleh produk busana yang ditawarkan pada pelanggan, tetapi lebih banyak ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam merencanakan dan melaksanakan strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran mengandung dua faktor yang terpisah tetapi berhubungan dengan erat, yakni: 1)



Pasar sasaran dan Segmentasi pasar Para pemasar memulai dengan segmentasi pasar dengan mengidentifikasi



dan membedakan kelompok-kelompok pembeli yang mungkin menyukai atau memerlukan prodak yang akan kita hasilkan. Segmentasi pasar dapat diidentifikasi dengan memeriksa perbedaan-perbedaaan demografis dan perilaku, selanjutnya perusahaan mana memilih segmen mana yang akan dilayani oleh perusahaan. 2)



Bauran pemasaran Bauran pemasaran yaitu variabel-variabel pemasaran yang dapat dikontrol,



yang akan dikombinasikan oleh perusahaan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Strategi pemasaran mempunyai ruang lingkup yang luas di bidang pemasaran, di antaranya adalah: a)



Strategi dalam persaingan Persaingan



diperlukan



suatu



kejelasan,



apakah



perusahaan



menempatkan diri sebagai pemimpin, sebagi penantang, atau pengikut b)



Strategi produk



akan



37



Strategi produk, diperlukan perencanaan yang matang meliputi pemilihan desain busana yang mengikuti perkembangan trend mode, kualitas hasil produksi serta berbagai sifat fisik produk lainya, kebijakan penetapan harga produk yang memberikan kepuasan, kemasan produk yang akan digunakan, langkah yang ditempuh untuk menyampaikan produk ketangan konsumen dan rencana mempromosikan produk busana agar dibeli konsumen. c)



Strategi daur hidup produk. Strategi daur hidup produk (Product Life Cycle) adalah tahapan-tahapan yang dilalui oleh suatu barang dan jasa sejak diperkenalkan hingga hilang dari pasar tersebut, dengan adanya rencana tersebut dapat dihindarkan kerugian yang besar yang mungkin timbul karena ketidaksesuaian tindakan dengan tahapan dimana produk itu berada. Bila produk mempunyai suatu daur hidup, berarti menegaskan empat hal yaitu: (1) (2)



Produk memiliki umur yang terbatas Penjualan produk melalui berbagai tahap yang berbeda, masingmasing memberikan tantangan, peluang dan masalah yang berdeda bagi penjual



(3)



Laba naik dan turun pada berbagai tahap yang berbeda selama siklus hidup produk



(4)



Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, produksi, pembelian dan sumber daya manusia yang berbeda setiap tahap daur hidup produksinya.



Daur hidup produk umumnya terbagi dalam empat tahap, yaitu:



38



(1)



Perkenalan produk: Periode pertumbuhan yang lamban saat produk itu diperkenalkan ke pasar.



(2)



Pertumbuhan: Periode penerimaan pasar yang cepat dan peningkatan laba yang besar.



(3)



Kedewasaan: Periode penurunan pertumbuhan penjualan karena produk itu telah diterima oleh sebagian besar pembeli potensial.



(4)



Penurunan: Periode saat penjual menunjukan arah yang menurun dan laba yang menipis.



k.



Manajemen Keuangan Setiap bisnis memerlukan modal untuk memulai, mengelola, memelihara



dan pertumbuhan. Perusahaan harus memiliki persediaan kas yang memadai, oleh karena itu pengelolaan keuangan memerlukan perhatian khusus. Manajemen keuangan adalah manajeman terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama yang harus diambil oleh perusahaan, yakni: Keputusan investasi, keputusan pembelanjaan, keputusan dividen.



Jadi



fungsi



manajer keuangan



melakukan



perencanaan



untuk



mendapatkan dan menggunakan dana. 1)



Sumber Dana, Pengunaan Dana dan Alternatif Pengunaan Dana Berikut adalah sumber dana, pengunaan dana dan alternatif pengunaan dana



yang harus diketahui oleh menejer keuangan dalam pengelolaan keuangan sebuah perusahaan. a)



Sumber dana: Mendapatkan dana, perusahaan mempunyai dua alternatif sumber yaitu sumber pertama dari perusahaan sendiri meliputi penggunaan



39



laba perusahaan, penggunaan cadangan dan penggunaan laba yang tidak dibagi dan sumber kedua dari luar perusahaan meliputi dana dari pemilik dalam bentuk saham dan dana dari pinjaman (baik pinjaman jangka pendek maupun jangka panjang). b)



Penggunaan dana: Dalam perusahaan pengunaan dana dapat dibagi dua, yaitu penggunaan dana jangka pendek diwujudkan dalam kas, surat berharga, piutang, persediaan barang dan penggunaan dana jangka panjang ditunjukan sebagai tanah, bangunan dan peralatan.



2)



Peranan Perubahan Manajemen Keuangan Perkembangan mendasar dalam lingkungan ekonomi dan keuangan telah



berdampak besar pada perencanaan strategis pada semua jenis organisasi. sehingga sebagai menejer keuangan harus mempertimbangkan adanya perubahan yang akan berdampak pada keuangan perusahaan. Perubahan tersebut di antaranya adanya persaingan, inovasi keuangan, dan tersedianya komputer.



l.



Jalan Menuju Keberhasilan Usaha Busana Butik Dalam menuju keberhasilan usaha busana butik terdapat beberapa faktor



yang perlu diperhatikan diantaraanya: a)



Dalam merumuskan visi dan misi suatu usaha busana butik harus jelas tujuannya.



b)



Terdapat indikator keberhasilan yaitu terdapat peluang pasar serta faktor pendukung usaha lainya.



c)



Lakukan riset pasar untuk mengetahui kebutuhan konsumen



d)



Mempunyai keunggulan produk dan jasa yang ditawarkan



40



e)



m.



Evaluasi hasil untuk pengembangan usaha selanjutnya.



Promosi Bisnis Busana Butik Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran yang mempunyai peran



penting dalam kegiatan memberikan informasi, membujuk dan mengingatkan kepada calon konsumen atau pelanggan mengenai barang dan jasa sehingga tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. Bauran promosi adalah kombinasi dari alat-alat promosi yang digunakan perusahaan dalam upaya mengkomunikasikan produknya, memberi informasi membujuk dan mempengaruhi perilaku konsumen agar mau membeli produk tersebut. Menurut Philip Kotler (pandji Anoraga, 2004:222) bauran promosi (promotion mix) terdiri dari lima unsur, yaitu: ”Periklanan (advertasiting), penjualan pribadi (personal selling), hubungan masyarakat (publik relation), pemasaran langsung (direct marketing), promosi penjualan (sales promosi).” Unsur-unsur bauran promosi diantaranya: 1)



Periklanan (advertasiting), adalah bentuk presentasi dan promosi ide, barang atau jasa secara nonpersonal oleh sponsor yang teridentifikasi. Bentuk pengiklanan seperti brosur, booklet, poster, leaflet, billboard, bentuk audiovisual melalui media televisi, logo, simbol dan lain sebagainya.



2)



Penjualan pribadi (personal selling), adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pembeli untuk memperkenalkan suatu produk dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga



41



mereka akan mencoba membelinya. Bentuk penjualan pribadi melalui presentasi penjualan, program insentif, pameran dagang dan lain sebagainya. 3)



Hubungan masyarakat (publik relation) dan publisitas, adalah suatu program yang didesain untuk mempromosikan atau melindungi imege perusahaan atau produk perusahaan secara individual yang berfungi untuk merangsang permintaan suatu produk atau jasa. Bentuk hubungan masyarakat melaluai seminar, laporan tahunan, sponsor kegiatan, donatur, publikasi, humas, majalah perusahaan.



4)



Pemasaran langsung (direct marketing), adalah sistem pemasaran bersifat interaktif yang menggunakan media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan transaksi pada suatu lokasi. Media yang digunakan seperti telemarketing yaitu penawaran dilakukan melalui telepon, directmail marketing seperi pos langsung dari perusahaan kepada pembeli, media cetak seperti iklan, respon langsung yaitu pembeli didorong langsung untuk membeli, media elektronik seperti belanja melalui televisi, on- line channel seperti internet.



5)



Promosi penjualan (sales promotion), adalah kumpulan kiat insetif yang beragam, berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa secara cepat dan lebih besar oleh pedagang atau konsumen. Promosi penjualan mencakup alat-alat untuk promosi konsumen, promosi perdagangan dan promosi bisnis. Alat utama promosi konsumen adalah contoh sampel produk, kupon,



tawaran uang kembali, paket harga, premi, hadiah, hadialh loyalitas.alat promosi



42



perdagangan untuk meyakinkan pengecer untuk menjual produk kepada konsumen, sarana poromosi dagang yang digunkan seperti kontes, premi, displai atau potongan harga langsung. Alat promosi bisnis dapat mengunakan alat promosi konsumen dan promosi perdagangan seperti pameran dagang karena dapat membina hubungan dengan pelangan, memperkenalkan produk baru, bertemu dengan pelangan baru, menjual lebih banyak kepada pelangan yang sudah ada, dan mendidik pelangan dengan bahan publikasi dan audio-visual. Pameran busana atau pagelaran busana (fashion show) merupakan salah satu alat promosi bisnis yang dapat digunakan untuk usaha butik, namun dalam pelaksanaanya memerlukan perencanaan yang matang karena jumlah dana yang digunakan lebih banyak dibandingkan alat promosi lainya.



B.



Hasil Belajar Manajemen Bisnis Busana Butik



1.



Hasil Belajar Manajemen Bisnis Busana Butik Berkaitan dengan Kemampuan Kognitif, Afektif dan Psikomotor Hasil belajar menurut Nana Sudjana (2008: 3) adalah ”Perubahan tingkah



laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.” Adanya perubahan tersebut setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Dari pengertian hasil belajar tersebut, dapat dikemukakan bahwa hasil belajar merupakan perilaku sebagai akibat proses belajar mengajar. Hasil belajar dapat diukur melalui kegiatan penilaian. Penilaian dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menilai sejauh mana tujuan-tujuan instruksional dapat tercapai atau sejauh mana materi yang diberikan dikuasai oleh mahasiswa.



43



Hasil penilaian dapat dilaporkan dalam bentuk nilai atau angka. Uraian hasil belajar Manajemen Bisnis Busana Butik adalah sebagai berikut:



a.



Hasil Belajar Manajemen Bisnis Busana Butik Ditinjau dari Kemampuan Kognitif Hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan kognitif mencakup



kemampuan yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui, dan pemecahan masalah. Kemampuan kognitif yang diharapkan setelah mengikuti perkuliahan Manajemen Bisnis Busana Butik, meliputi: 1)



Pengetahuan (Knowledge), merupakan tahap terendah dari tipe hasil belajar kognitif. Aspek pengetahuan dapat diperoleh dangan cara menghapal dan mengingat sebagai dasar untuk menguasai suatu konsep atau teori, misalnya mahasiswa dapat menjelaskan kembali pengertian dan fungsi manajemen bisnis busana butik.



2)



Pemahaman (understand), merupakan kemampuan untuk memahami makna atau arti dari suatu konsep atau teori. misalnya mahasiswa dapat memahami peluang, tantangan dan lingkungan bisnis busana butik.



3)



Aplikasi (apply), adalah pengunaan abstrak pada situasi kongkrit dan pada situasi khusus. Abstrak tersebut berupa ide, teori atau petunjuk-petunjuk praktis. Penerapan abstrak ke dalam situasi baru disebut aplikasi, sebagai contoh mahasiswa mampu menerapkan konsep manajemen keuangan bisnis busana butik pada praktek pengelolaan keuangan di butik.



4)



Analisis (analyze), yaitu kemampuan dalam menguraikan suatu integritas menjadi bagian-bagian terpadu yang mempunyai arti. Bila kecakapan



44



analisis dapat berkembang pada seseorang, maka ia akan dapat mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif, misalnya mahasiswa mampu menganalisa kekuatan persaingan industri dalam strategi bisnis busana butik. 5)



Evaluasi (evaluate), adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan, metode, berdasarkan standar nilai dan kriteria yang dimiliki, misalnya mahasiswa dapat mengevaluasi jalan menuju keberhasilan bisnis busana butik yang sudah direncanakan.



6)



Kreasi (creation), yaitu kemampuan dalam menciptakan unsur atau bagian yang terkait satu sama lain, sehingga menjadi struktur pola baru, misalnya mahasiswa dapat menciptakan berbagai ide kreasi dalam promosi bisnis busana butik.



b.



Hasil belajar Manajemen Kemampuan Afektif



Bisnis



Busana Butik



Ditinjau dari



Hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan afektif mencakup kemampuan yang berhubungan dengan perubahan sikap, nilai, motivasi, apresiasi dan hubungan sosial. Kemampuan afektif yang diharapkan setelah mengikuti perkuliahan Manajemen Bisnis Busana Butik., meliputi: 1)



Kemampuan menerima (receiving), merupakan kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada mahasiswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Tipe kategori ini mencakup kesadaran, keinginan, dalam menerima stimulasi, kontrol dan seleksi gejala rangsangan



45



dari luar, misalnya mahasiswa menunjukan kesungguhan dalam mengikuti perkuliahan Manajemen Bisnis Busana Butik 2)



Kemampuan menanggapi (responding), merupakan reaksi individu terhadap rangsangan dari luar, mencakup ketepatan reaksi, perasaan kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang pada mahasiswa, misalnya mahasiswa memperhatikan materi yang diberikan selama proses perkuliahan dengan sungguh-sungguh dan antusias dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan.



3)



Penilaian (valuing), berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus, mencakup kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pemahaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut, misalnya mahasiswa mampu menilai sendiri hasil perencanaan promosi bisnis busana butik yang dibuatnya.



4)



Pengorganisasian (organizing), merupakan pengembangan dari nilai kedalam suatu sistem oganisasi, termasuk hubungan nilai dengan nilai yang lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya, misalanya mahasiswa mempunyai kematangan untuk mengelola sumber daya manusia yang dapat menunjang usaha butik.



5)



Internalisasi nilai, merupakan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki individu yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya, misalnya mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mata kuliah manajemen bisnis busana butik, selanjutnya mahasiswa dapat



46



menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap tersebut sehingga dapat menjadi motivasi yang tinggi dalam mengelola usaha butik.



c.



Hasil Belajar Manajemen Bisnis Busana Butik Ditinjau Dari Kemampuan Psikomotor Hasil belajar Manajemen Bisnis Busana Butik tampak pada keterampilan



(skill) individu. Tipe hasil belajar psikomotor, berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak setelah individu menerima pengalaman belajar tertentu. Kemampuan psikomotor terdiri dari tujuh kemampuan, yaitu: 1)



Kekuatan (strenght), yaitu memperkuat atau memantapkan keterampilan yang didapat dalam bentuk pemahaman terhadap prinsip tertentu, misalnya mahasiswa mampu memantapkan keterampilannya dalam mengelola praktek usaha busana.



2)



Kecepatan



(speed),



merupakan



kecepatan



yang



dimiliki



dalam



menyelesaikan masalah, misalnya mahasiswa mampu mengatur dan mengkoordinasi dalam mengelola praktek usaha busana secara efisien untuk meningkatan nilai dan benefit dengan tepat waktu dan hasil yang berkualitas. 3)



Dorongan (impulsion), merupakan dorongan-dorongan yang berasal dari dalam atau dari luar individu. Mahasiswa yang telah belajar Manajemen Bisnis Busana Butik akan terdorong untuk dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat pada praktik pembuatan business plan.



47



4)



Ketelitian (precision), ketelitian dalam proses pemahaman permasalahan, misalnya mahasiswa mampu mengelola sumber daya manusia dalam praktek usaha busana.



5)



Koordinasi (coordination), merupakan kemampuan mahasiswa untuk berhubungan dengan semua pihak yang terkait dengan suatu kegiatan, misalnya mahasiswa dapat bekerja sama dengan berbagai pihak dalam mengelola praktek usaha butik.



6)



Keluwesan (flexibility), merupakan kemampuan dalam menyesuaikan diri menghadapi situasi baru, misalnya mahasiswa mampu menerapkan keterampilan dalam praktek usaha busana.



7)



Daya tahan (endurance), merupakan ketahanan fisik dan psikis dalam menghadapi situsi, misalnya mahasiswa mampu melakukan praktek promosi bisnis usaha butik yaitu peragaan busana dengan baik sesuai dengan perencanaan.



2.



Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Manajemen Bisnis Busana Butik Keberhasilan proses belajar mengajar dapat diindikasikan adanya perubahan



sikap dan tingkah laku pada peserta didik yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil menurut Moch. Surya (1997: 15) adalah, ”Hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor kesiapan (readiness) untuk belajar, minat, konsentrasi dalam belajar, keteraturan waktu dan disiplin dalam belajar.”



48



Pendapat Slameto (2003: 54-72) membagi dua kelompok faktor penentu hasil belajar menjadi faktor yang ada pada diri sendiri (faktor internal) dan faktor yang ada di luar individu (faktor eksternal) yaitu: a.



Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang paling penting dalam pencapaian



hasil belajar yang optimal. Dalam melakukan proses belajar, semua kemampuan yang dimiliki mahasiswa digunakan secara optimal untuk memahami dan mencerna materi perkuliahan yang akan dipelajari. Faktor tersebut meliputi dua faktor yaitu faktor jasmaniah dan faktor psikologis. 1)



Faktor jasmaniah, secara umum kondisi jasmaniah dapat mempengaruhi semangat dan intensitas mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas kemampuan kognitif dan psikomotor, sehingga materi yang dipelajari kurang terserap dengan baik.



2)



Faktor psikologis, faktor psikologis dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor psikologis terdiri dari tujuh faktor yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.



b.



Faktor Eksternal Faktor ekternal individu dapat dibagi menjadi tiga, yaitu faktor keluarga,



faktor lingkungan lembaga pendidikan dan faktor masyarakat. Ketiga faktor ini satu sama lain memberikan warna tersendiri pada perkembangan individu, terutama dalam kegiatan belajar. 1)



Lingkungan Keluarga. Lingkungan keluarga ini memberikan kontibusi yang berarti



terhadap



perkembangan



individu.



Keluarga



ini



merupakan



49



lingkungan yang pertama dan utama yang dikenal oleh anak, sebagian besar waktunya dilalui bersama keluarga. 2)



Lingkungan



Lembaga



Pendidikan.



Peranan



Lingkungan



Lembaga



Pendidikan dalam membekali seseorang berupa disiplin ilmu sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam mempelajari sesuatu. 3)



Lingkungan Masyarakat. Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar mahasiswa.



C.



Kesiapan Membuka Usaha Butik



1.



Pengertian Kesiapan Kesiapan merupakan salah satu faktor yang hendakanya dimiliki oleh setiap



individu dalam melaksanakan semua kegiatan termasuk dalam menghadapi suatu pekerjaan. Pekerjaan apapun dapat teratasi dan dapat dikerjakan dengan hasil yang maksimal apabila memiliki kesiapan yang matang. Kesiapan menurut Moch Surya (1982: 37) adalah ”Suatu kondisi yang didasari oleh suatu kecakapan tertentu seperti pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan untuk melakuakan suatu pekerjaan.” Slameto (2003: 113), mengemukakan pengertian kesiapan yaitu: Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada atau kecenderungan untuk memberi respons. Kondisi mencakup setidaktidaknya 3 aspek, yaitu: a. Kondisi fisik (mental dan emosional) b. Kebutuhan (motif dan tujuan) c. Keterampilan (pengetahuan dan pengertian yang telah dipelajari) Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan di atas, apabila mahasiswa membuka usaha butik hendakanya memiliki kesiapan fisik serta memiliki



50



pengetahuan, sikap dan keterampilan agar dalam mengelola usaha tersebut dapat berjalan dengan lancar.



2.



Prinsip Kesiapan Menurut Slameto (2002: 115) prinsip-prinsip kesiapan meliputi: a. Semua aspek perkembangan yang saling berinteraksi atau saling pengaruh mempengaruhi. b. Kematangan jasmani dan rohani diperlukan untuk memperoleh manfaat dan pengalaman. c. Pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan. Prinsip-prinsip yang harus dimiliki, dipupuk dan dikembangkan agar dirinya



mampu untuk membuka usaha usaha butik.



3.



Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Kesiapan Membuka Usaha Butik Kesiapan merupakan kapasitas kemampauan potensial fisik dan mental



dalam belajar, disertai harapan keterampilan yang dimiliki dan latar belakang untuk mengerjakan sesuatu. Kemampuan yang dapat mempengaruhi kesiapan adalah: a. Kematangan. Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah



laku



Pertumbuhan



sebagai



akibat



mendasari



dari



pertumbuhan



perkembangan,



dan



perkembangan.



sedangkan



perkembangan



berhubungan dengan fungsi-fungi tubuh dan jiwa. Latihan yang diberikan kepada mahasiswa dalam praktek pengelolaan usaha butik dapat menjadi bekal sebagai kesiapan untuk membuka usaha butik. b. Kecerdasan. Kecerdasan merupakan salah satu kemampuan yang sangat menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Seseorang yang memiliki kecerdasan normal atau di atas normal akan siap



51



dalam menghadapi atau mengetahui masalah-masalah dibandingkan dengan kecerdasan di bawah normal. Sebagai mahasiswa yang mempelajari pengelolaan usaha butik, aspek kecerdasan sangat mempengaruhi sebagai kesiapan membuka usaha butik. c. Keterampilan. Keterampilan merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki mahasiswa agar dapat mengembangkan diri dan kreativitas dalam mengelola usaha butik. d. Motivasi. Motivasi merupakan dorongan yang mendasar dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan, seorang mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi dalam mengelola usaha butik, akan mendorong dirinya untuk berusaha mempersiapkan diri membuka usaha butik. e. Kesehatan.



Keadaan



tubuh



yang



sehat



merupakan



kondisi



yang



memungkinkan mahasiswa untuk melakukan tugasnya dengan baik, jika kesehatannya



terganggu



akan



mempengaruhi



aktivitasnya



dalam



menghasilkan produk yang kurang baik, penyelesaian busana dapat memakan waktu lama, sehingga akan merugikan konsumen karena tidak dapat menyelesaikan pesanan tepat waktu



D. Perencanaan Usaha Butik Manajemen bisnis busana butik dapat berjalan dengan baik apabila direncanakan



dan



dilaksanakan



dengan



matang dan



maksimal,



seperti



dikemukakan oleh R. Soetarno (1990: 9), bahwa ”Langkah-langkah dalam mengelola suatu usaha meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.”



52



Mengacu kepada pendapat tersebut, langkah awal dalam persiapan membuka bisnis busana butik adalah membuat perencanaan usaha, pelaksanaan, dan diakhiri dengan pengawasan untuk menilai usaha yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Suatu usaha merupakan faktor utama dalam perencanaan yang matang dan teliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Perencanaan butik meliputi: 1. Tujuan Usaha Tujuan usaha merupakan faktor utama dalam perencanaan usaha butik, dengan adanya tujuan usaha tersebut, maka dapat menetukan perencanaan selajutnya. Butik merupkan salah satu usaha busana yang bersifat komersil, yaitu untuk mencari keuntungan atau profit serta memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang busana. 2. Penentuan Nama Usaha Penentuan nama butik hendakanya komersil atau memiliki nilai jual dan nama tersebut mudah diingat oleh banyak orang serta memiliki ciri khas atau berbeda dengan nama usaha milik orang lain. Penentuan nama butik dapat diambil dari nama pemilik atau nama lain yang memiliki arti khusus atau istimewa dari butik yang didirikan. 3. Pemilihan Lokasi Butik Pemilihan lokasi yang tepat dapat menentukan keberhasilan suatu usaha. Pemilihan lokasi untuk butik sebaiknya dipilih yang strategis dalam arti mudah diketahui konsumen. Pemilihan lokasi tersebut dapat dipilih di pusat-pusat daerah elite serat dekat dengan tempat keramaian, pertokoan dan perumahan.



53



4. Bangunan Butik Bangunan butik hendaknya memenuhi syarat kesehatan, seperti ruangan yang tidak lembab, memiliki ventilasi yang baik, persediaan air yang cukup serta listrik yang memadai. Luas bangunan butik tersebut hendaknya dapat menampung aktifitas usaha sesuai dengan kebutuhan usaha, sehingga dapat memudahkan dalam proses bekerja, begitu juga dengan pembagian ruangan pada butik dibagi menurut kebutuhan yang diperlukan.



Q



WC



R.VI



WC



F



R.II



R.VII



D



L



G



L



C



O



L



E



F



R.V



L



N



M K



R.I



R.IV



B



J



V



R.III



I



Gambar 2.1 Denah Usaha Butik Sumber: Modifikasi Rulanti Satyodirgo (1979:120) KETERANGAN GAMBAR: R.I Ruang display & ruang tunggu A. Lemari Display



H



A



54



B. Meja Teler/ Custemer Service C. Lemari Kain D. Lemari Perlengkapan Hiasan Busana E. Rak Sepatu F. Lemari Busana Wanita G. Lemari Perlengkapan Busana Wanita H. Kursi Tamu (Ruang Tunggu) R.II



= Ruang Pas (Fitting)



R.III



= Ruang Inventori



V. Lemari Inventori R.IV



= Ruang Kantor



I. Meja Direktur/ Pimpinan J. Meja Bag. Adm & Keuangan K.Meja Bag. Pemasaran R.V



= Ruang Produksi



L. Mesin Jahit M. Mesin Obras N. Mesin Neci O. Meja Potong R.VI



= ruang Istirahat/ Mushola



R.VII = ruang desainer Q. Meja Bag Desainer



5. Struktur Organisasi Butik Bentuk struktur organisasi yang dipilih dalam butik adalah organisasi garis, organisasi ini efektif dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan yang kecil, pada struktur organisasi ini setiap atasan diperlukan pengetahuan yang luas dan dapat menangani semua pekerjaan serta semua masalah yang muncul dalam butik khususnya.



55



Bentuk struktur organisasi garis ini dipimpin langsung oleh menejer yang membawahi kepala-kepala bagian seperti kepala bagian produksi dan bagian pemasaran. Kepala-kepala bagian membawahi pengawasan dan para pengawas membawahi pekerja. Berikut bagan struktur organisasi garis butik:



Struktur organisasi MANAJER



KEUANGAN/ ADMINISTRAS I



PRODUKSI



Bag. Pola Bag. Jahit Finishing Packing



DESAINER



PEMASARAN



Sales Promotion ( marketing )



= Line kerjasama



Gambar .2.2. Struktur Organisasi Butik Sumber: Modifikasi Arifah A. Riyanto (2003:282) 6. Modal Butik Modal merupakan salah satu faktor utama dalam mendirikan butik. Maju mundurnya sebuah perusahaan ditentukan oleh pengelolaan modal, oleh karena itu agar perusahaan dapat berkembang baik dan berhasil dibutuhkan sebuah pengelolaan dengan perencanaan yang tepat.



56



Pendirian butik hendaknya berpedoman pada prinsip ekonomi yaitu menghasilakan laba yang maksimalkan dengan pengeluar yang minimal. Modal yang diperlikan untuk mendirikan butik terdiri dari: a.



Modal tetap, yaitu modal yang terdiri dari alat-alat produksi yang tahan lama yang tidak habis terpakai selama proses produksi atau habisnya secara berangsur-angsur misalnya tanah, bangunan, gedung dan mesin.



b.



Modal lancar, yaitu modal yang dipergunakan sekali pakai. Modal lancar terdiri dari: 1) Modal usaha yaitu seluruh aktiva (kekayaan) yang hanya sekali saja dipergunakan dalam proses produksi, misalnya bahan baku dan bahan tambahan. 2) Alat-alat lancar, yaitu berupa uamg kas dan tagihan-tagiahan langsung yang harus direalisasikan seperti saldo bank, giro pos, dan surat wesel.



7.



Peralatan Butik Peralatan merupakan salah satu bagian terpenting yang mendukung jalannya



usaha. Adapun peralatan yang digunakan dalam butik adalah sebagai berikut: a.



Alat Produksi, seperti: meja potong, mesin jahit, mesin obras, mesin neci, mesin lubang kancing, mesin bordil, strika uap dan peralatan menjahit.



b.



Alat penjualan, seperti: etalase untuk busana, etalase untuk perlengkapan busana, paspop, dan gantungan baju (hanger), cermin.



c.



Kemasan produk merupakan salah satu strategi pemasaran untuk menarik perhatian konsumen. Kemasana digunakan untuk menyimpan produk yang telah jadi. Tujuan pengemasan busana adalah untuk meningkatkan harga jual



57



busana. Pengemasan juga berfungsi untuk melindungi busana agar tidak cepat ruksak, memperindah produk yang ditawarkan, menarik perhatian konsumen serta memudahkan konsumen membawa produk yang telah dibeli. Bentuk kemasan pada butik dapat berupa kotak (box) dan bentuk kantung atau tas yang terbuat dari bahan kertas atau plastik khusus.



8.



Penetapan Harga Jual Penetapan harga jual sangat menentukan dalam proses pemasaran atau



produk usaha. Penatapan harga jual haruslah dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menutupi biaya produksi dan mendapatkan keuntungnan. Penentuan harga jual pada butik ditentukan oleh beberapa aspek yaitu: a.



Harga pembelian bahan baku yaitu kain.



b.



Bahan tambahan yaitu bahan penunjang yang membantu dalam proses produksi usaha, yaitu kancing, benang, jarum dan lain-lainnya.



c. d.



Biaya transportasi Penyusutan dari hasil produksi misalnya karena terjadi kesalahan dalam proses penjahitan .



e.



Penyusutan alat dan bahan



f.



Biaya pengemasan, berupa label, dus dan kantong kertas ( paper bag )



g.



Upah tenaga kerja, termasuk tenaga pimpinan.



h.



Biaya administrasi mencakup pembayaran listrik, air, telepon dan biaya pemelihara peralatan.



i.



Pajak-pajak yang dikenakan atau keuntungan seperti pajak pendapatan dan pajak perseroan.



58



j.



Biaya-biaya lainnya untuk meningkatakan penjualan (biaya promosi)



Penentuan Harga Jual: Harga Pokok = (harga bahan baku + harga bahan tambahan + upah kerja + penyusutan bahan, mesin dan alat + biaya pengemasan + biaya transportasi + pajak + Listrik + biaya promosi + biaya lain-lain). Keterangan : •



Biaya penyusutan bahan, mesin dan alat diambil 5 % dari harga bahan baku







Biaya transportasi 5 % dari bahan baku







Pajak 5 % dari bahan baku







Biaya lain-lain 5 % dari bahan baku







Listrik diambil 5 % dari jumlah harga pokok Harga Jual = Harga pokok + keuntungan yang diharapkan (40 % - 50 %) dari harga pokok.



i.



Strategi Pengembangan Usaha Strategi yang dapat dilakukan pada butik salah satunya yaitu strategi



pengembangan usaha atau ekspansi. Langkah yang dapt dilakukan yaitu dengan memperhatikan dan meningkatkan mutu hasil jahitan, untuk menghasilkan busana berkualitas tinggi, memberikan pelayanan yang baik dan menyelesaikan pesanan tepat pada waktunya, selain itu dapat dilakukan dengan cara melakukan pemasaran



59



Pemasaran merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan untuk kelangsungan proses produksi. Pemasaran dalam butik dilakukan dengan cara dipasarkan langsung kepada konsumen dan dapat juga dilakukan melalui promosi melalui berbagai media seperti media reklame seperti iklan pada surat kabar dan majalah-majalah mode poster, radio, TV, video fashion, melalui peragaan busana atau ikut mensponsori suatu acara. Usaha pengembangan butik juga dapat dilakukan dengan melakukan penambahan modal yang bisa didapatkan melalui pinjaman dari pihak lain berupa pinjaman kredit dari Bank atau dengan cara mengadakan kerjasama desssngan instansi lain. Selain itu, usaha dalam pengembangan butik dapat dilakukan dengan cara membuka cabang di berbagai tempat yang tepat dan strategis.