Catatan Blok 22 Reproduksi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview





CATATAN BLOK 22 REPRODUKSI & PERINATOLOGI IT-1 Pendahuluan Blok-FY 







3 ranah penilaian: o Cognitive o Attitude o Psychomotor (skill) Kegiatan perkuliahan o 36 IT  23 Obgyn  6 Anak  2 Bedah  1 DV  1 Farmakologi  1 Mikrobiologi  1 Gizi  1 UBH o 5 Skenario Tutorial  IKA: Berat Bayi Lahir Rendah/ infeksi perinatologi (Sindrom gagal nafas)  Obgyn:  Kehamilan dengan presentasi bokong dengan komplikasi anemia dikarenakan postpartum hemorage, multipara grande dan defisiensi nutrisi  Preeklamsi berat  Aborsi inevitable dikarenakan infeksi dan usia ibu tua + fluor albus (vaginal discharge)  Perdarahan postpartum dikarenakan lahir kembar dan usia ibu tua o 7 Skill lab  5 Obgyn  Anamnesis & PF obstetrik  Anamnesis + PF ginekologi, Pap smear + IVA test  APN dan Episiotomi (laserasi perineum)







IT-2 ANC, Partograf, APN, Fisiologi Laktasi-AB ANC 



10 T o



o o



Timbang BB & TB  IMT  Underweight: tingkatkan 1518 kg  Normo: 9-15 kg  Over: 5-9 kg  Peningkatan BB  TM 1: ½ kg/bulan o Kalau > 2 kg sebulan  preeklamsi  TM 2/3: ½ kg/minggu o Kalau Cuma ningkat 1 kg pada 8 bulan ke atas  janin terhambat TD FU



Teraba di atas simfisis: 18-22 minggu  Umbilicus: 22-24 minggu  Procesus xyphoideus: 36 minggu  Kalau FU kurang dari itu: mungkin bayi kecil  Kalau ternyata >>: mungkin gemeli, salah HPHT o Tetanus toxoid o Tablet besi  ADB (80% ibu hamil)  konsumsi daging 20 minggu: plasenta previa  Mendekati persalinan: solusio plasenta, vasa previa o Pre-eklamsia  Hipertensi dalam kehamilan ada 5  HT kronik  Superimposed HT kronik  Gestasional  Preeklamsi  Eklamsi  Dahulu Pre-eklamsi dibagi jadi 2  Ringan: 140/90 mmHg  Berat: > 160/110 mmHg  Sekarang:  Preeklamsi dengan/tanpa komplikasi  Dengan komplikasi: o > 160/110 mmHg o Sistol ningkat 20-30, D: 10-20 ningkat  Misal ibu biasanya 90/60 (sebelum hamil)  pas hamil jadi 130/80 (hipertensi dalam kehamilan) o Hiperefleksia (kabur, bayang-bayang) 



o o o o o



tanyakan apakah pakai kacamata? Nyeri epigastrik Oliguri Proteinuri Edem seluruh SINDROMA HELLPs  Hemolisis: LDH > 600  Elevated hepatic enzyme: SGOT/PT > 60  Low platelet: 100 rb



     



PARTOGRAF   











Parto: persalinan, graf: grafik Grafik untuk memantau laju persalinan Indikasi o Fase aktif persalinan (WHO yang dimodifikasi)  jadi pas buka 4 cm baru mulai  Kalau WHO yang asli  dari fase laten untuk primi (24 jam), multi (18 jam) o Di semua tempat, semua penolong Kontraindikasi o Preterm ekstrim < 34 minggu  Kepala: baru 8 cm, sedangkan partograf (butuh 10 xm pembukaan)  menyimpang o Rencana SC  Hamil dengan letak lintang  Bekas SC 2x  mutlak SC  Plasenta previa o Tidak mungkin  Gawat janin: DJJ: 200  Bukaan 9 cm o Kontraindikasi ngeden  kelainan jantung Isi identitas











  



Isi kemajuan persalinan  dimulai selalu pada garis waspada Baru isi DJJ, TD, kontraksi Tiap 30 menit diperiksa  DJJ & kontraksi Yg lain hanya waktu pemeriksaan dalam saja (4 jam sekali: pembukaan serviks, TD) KONDISI JANIN: DJJ, air ketuban, molase DJJ o Normal: 140 o Lihat garis yang menebal pada 180, 140 dan 100 o Jika 180 takikardi, 100 bradikardi (GAWAT) o Pada DJJ normal  bisa juga terjadi gawat  mungkin sebelumnya pernah naik 200  jadi pertama mungkin 140160-180-200-160-140 (TIDAK NORMAL) o (makanya periksa tiap 30 menit  kita lihat pola dk mungkin tiba2 jadi 0 Air ketuban  hanya saat pemeriksaan dalam (kalau tiap 30 menit kita masukin infeksi) o U: utuh o J: pecah & jernih o M: bercampur mekoneum (hijau) o D: darah o K: kering Molase o Raba sutura sagitalis  0: normal (bisa teraba)  1: saling bersentuhan  2: tumpang tindih masih bisa pisah  3: berat  tanda khas DKP (disproporsi kepala panggul) KEMAJUAN PERSALINAN: Pembukaan serviks, penurunan kepala, kontraksi Pembukaan serviks o Dimulai pada bukaan berapa & digaris waspada Penurunan kepala o Dari leopold 4 o 5/5: bisa meraba kepala janin dan belum masuk pintu atas panggul (5 jari masih bisa merasakan) (H1)



4/5: 4 jari (H1-2) 3/5: 3 jari (H2) 2/5: 2 jari (H3) 1/5: 1 jari (H3-4) 0/5: udah masuk semua (H4) H1: bidang khayal sejajar tepi atas simfisis ke promontorium o H2: sejajar H1 melalui tepi bawah simfisis o H3: sejajar H2 melalui spina ischiadica o H4: sejajar H3 melalui os coccygeus (pervaginam) o Jadi kalau ditanya bukaan 6 cm, H2 maka  3/5 (kita beri tanda x di 6 garis waspada sama kita kasih tanda o di angka 3)  abis tu kita periksa tiap 4 jam o NORMAL: sejajar dengan garis waspada o EVALUASI:  Zona hijau: masih di area garis waspada  Zona kuning: antara garis waspada dan bertindak  Evaluasi penyebab perlambatan? o DISTOSIA: power, passage, passenger, penolong  Power: kontraksi  Passage: jalan lahir (panggul picak, trauma)  Passenger: malposisi, janin kecil, besar  Penolong: kesalahan dokter o Primigravida 1cm/jam o Poligravida 1,2 cm/jam  2 diatas pengerjaan 6 jam, maksimal 10 jam Kontraksi o < 20: titik o o o o o o







20-40: arsir > 40 detik: full (tulisnya sejajar dengan kita ngeplot bukaan serviks: fase aktif) KONDISI IBU: oksitosin, obat & infus, TD, nadi, suhu, urin (protein, aseton, volume) o Ditulis oksitosin berapa tetes/menit o Obat & infus: RL/NaCl o TD: tiap 3 jam o Suhu o Urin: protein, aseton, volume (berapa cc?) CONTOH kasus: o Persalinan memanjang karena kontraksi kurang, seharusnya dokter kasih tindakan: pecahi ketubannya/obat oksitosin o o















APN (60 langkah)     



Lidokain  episiotomi Oksitosin  kontraksi Maneuver ritgens  nahan perineum supaya dk robek Jika plasenta tidak lahir 15 menit  suntik ulang oksitosin Setelah lahir  nilai perdarahan



FISIOLOGI LAKTASI  



 



Korpus mamae Areola o Wanita belum hamil warnanya terang  setelah hamil karena pengaruh estrogen menjadi gelap, melebar Papila mamae o Karena pengaruh estrogen menjadi besar, tegang dan menghitam Pembentukan payudara: o Fetus: 18-19 minggu, calon duktus  Normal tidak terbentuk kalau dia laki2 o Puber  Premens  Setelah mens



Kehamilan (2 nya ini  besar & kencang payudara)  Progesteron  Prolaktin o Laktasi  Prolaktin (otak)  membentuk ASI  Oksitosin (perifer)  mengeluarkan ASI o Involusi  Penyapihan: udah 2 tahun nyusu LAKTOGENESIS o 1: nambah & besar o 2: akhir kehamilan-2-3 hari post partum (belum keluar  jangan cepat beri susu formula karena bayi 5 hari tanpa intake  cukup)  Bayi nangis: keluari cairan ketuban dari alveoli  prolaktin ibu meningkat (tetap disusui: refleks mencucu)  ASI hari pertama: 3-5 tetes (lambung bayi sebesar kelereng  cukup)  Mulai usia kehamilan 36 minggu  rangsang puting susu dengan suami (oksitosin keluar)  Untuk produksi ASI  Mempercepat proses persalinan  Suami senang o 3: sekresi 4-9 hari o 4: involusi Mekanisme Mengisap o IMD (Inisiasi menyusui dini): mungkin butuh waktu 2 jam o 6 bulan ASI eksklusif o Jika puting kesakitan akibat gigit  coba tutup hidung nanti bayi buka mulut o Sebaiknya kosongin bener susunya jangan pindah2  nanti bisa membeku produksi susu (mastitis) o Stess/nyeri o Weaning o















LAKTASI pd keadaan ibu penyakit menular o TBC boleh nyusu (pakai masker) o Hepatitis (karena nembus sawar payudara maka hanya diberi apabila bayi sudah divaksin) o HIV: jangan diberi sebaiknya (kalau mau dari awal susu formula aja, kalau tidak mampu: ASI tapi jangan dicampur formula  usus janin belum siap  lecet dan mempermudah transmisi HIV) KONTRAINDIKASI LAKTASI o Galaktosemia o HIV o Jantung o Anti kanker o Radioaktif selama pengobatan



IT-3 Fertilisasi, Implantasi, Nidasi & Hormon PlasentaAW FERTILISASI  



  



Bertemunya sel telur + sperma 1  24 8 (PROSES KESELURUHAN) o Morula (compact)  blastokista (ada rongga: inner cell mass) di cavum uterus  hatching  orientasi (muter2 mencari tempat yang bagus  inner cell mas menghadap ke endometrium  invasi (mencari sumber makanan oleh sinsitio dan sitotrofoblas nembus pembuluh darah ibu  keluar hormon2 Fertilisasi: bergabungnya sperma + sel telur  zigot Di tuba ampularis 3 Fase: o 1: penetrasi korona radiata  200-300 jt sperma ditampung di liang vagina  300-500 di area fertilisasi  1 yang menang o 2: penetrasi zona pelusida  Yang pertama terjadi reaksi akrosom sehingga nembus sperma ke zona pelusida dan



o 



Yang o o



o



menimbulkan reaksi zona agar ovum keras dan tidak terjadi polispermi (hanya 1 sperma saja) 3: fusi oosit & sperma  Oosit sudah meiosis (23 + sperma 23  46) dihasilkan: Restorasi jumlah kromosom Sex individu baru  Ada tidaknya TDF (Testis determining factor) di kromosom Y  Sperma Y: > cepat, tidak tahan asam, daya hidup Cuma 2 hari pendek Pembelahan











IMPLANTASI 



 



4 fase: o Orientasi: tempat mana yang nempelnya paling bagus o Aposisi: kontak dengan dinding uterus (posisi aku disitu) o Adhesi: nempel o Invasi: untuk nutrisi, O2 (mencari sumber makan)  2 sel:  Sitotrofoblas  Sinsitiotrofoblas: mencari vaskular  Kedua sel ini  menghasilkan BHcg  untuk mempertahankan corpus luteum menghasilkan progesteron: PIBF (progesteron induced blocking factor)  meningkatkan sel Th2 (yang tadinya sitotoksik jadi tidak sitotoksik) Bila tidak terjadi implan  mens  tidak ada yang memelihara corpus luteum  progesteron turun  enzymatic digest Bila implantasi  sitotrofoblas & sinsitio  Hcg  menjanga corpus luteum  progesteron



Window of implant (2 hari)  implan maksimal hanya 1 siklus (2 hari) o SAAT: progesteron maksimal  terbaik untuk nempel saat midluteal (19-21 hari ada yang 21-22 hari)  Fase proliferasi: sel kelenjar, stroma, epitel memperbanyak selnya  Ovulasi  Fase sekresi : kelenjar berkelok, pembuluh darah meningkat, glikogen meningkat (basah)  terbaik untuk nempel Sinsitiotrofoblas: lebih mudah mencari pembuluh darah yang berkelok (karena faktor progesteron)  membentuk canal pembuluh darah  plasenta



          



B-HcG hPL Hypothalamic like releasing hormone Pituitary like hormone Relaxin PTHrP Leptin Neuropeptida Y Inhibin & aktivin Progesteron Estrogen







B-HcG o Awal-awal diproduksi oleh sel trofoblast & juga dihasilkan ginjal fetus o Mulai terbentuk setelah blastokista  makanya pas kehamilan bisa periksa kadar B-HcG o Fungsi:  Mempertahankan corpus luteum  Testosteron untuk diferensiasi sex  Tiroid maternal menstimulasi HcG (TSH, HCG, LH: strukturnya sama)  Beta HCG bisa menempati reseptor TSH hPL o Fungsi: hormon angiogenik (untuk kehamilan) Hypothalamic like releasing hormone o Di sitotrofoblas o Fungsi:  Immunosupresan  tidak direject faktor imun ibu  Relaksasi jaringan myometrium  Sekresi ACTH Pituitary like hormone o Fungsi: mengurangi efek diabetogenik  Karena hormon kehamilan itu diabetogenik Relaxin o Fungsi: relaksasi myometrium



NIDASI  



   



Proses mencari sumber kehidupan (makan) Menginvasi oleh sel trofoblas (sito: dalam, sinsitio: luar & lebih agresif) o Vili (jari-jari)  vili korion (untuk nutrisi yang lebih banyak) o Extravili  pembuluh darah terkoneksi untuk mendapat asupan darah >>  menembus ke desidua  melapisi vaskular desidua (Plasenta)  Arteri uterina  arcuata  radialis  basalis  spiralis (tidak menembus otot  kalau menembus: PLASENTA AKRETA) Blastokista masuk ke endometrium lebih dalam  bekasnya akan ditutupi fibrin  terbentuk lacuna Vili & ekstravili  pembuluh darah  sinusoid  sirkulasi uteroplasenta Oksigenasi sudah bagus  berkembang inner cell mass Pada hari ke 13: yolk sac & umbilical cord (berasal dari tangkai penghubung)



HORMON PLASENTA



 











o











 











Semakin tinggi B-HCG  relaksin meningkat (maka dengan umur kehamilan meningkat  butuh relaksin > banyak)



PTHrP o Fungsi: mengatur transfer Ca & homeostasis mineral pada tulang, cairan & sirkulasi fetus Leptin o Disintesis sinsitio & sitotrofoblas o Fungsi:  Antiobese, pertumbuhan tulang  Mengatur energi  Disekresi jaringan adiposa Neuropeptida Y o Diproduksi: sitotropoblas o Fungsi? Inhibin & Aktivin o Inhibin tdd: A & B o Regulasi produksi estrogen & progesteron o Dengan menghambat & meransang  melalui penekanan kelenjar pituitari Progesteron o Dihasilkan corpus luteum o Saat terbentuk plasenta  digantikan fungsi corpus luteum oleh plasenta o Maka pada minggu ke 8 fungsi corpus luteum menurun  nanti meningkat lagi karena kerja sepenuhnya oleh plasenta o Diproduksi dari kolesterol (maka pada ibu hamil makannya dijaga, jangan sampai kurang) Estrogen o Asal dari kolesterol o Ada juga dari sumber:  cikal bakal estradiol  Kelenjar adrenal janin: DHEA-S  Liver: 16-OH DHEA-S



IT-4 Aspek Etik & Hukum-RS 



Saat pemeriksaan wajib didampingi



Kalau sifat rahasia  dampingi perawat sebagai saksi Informed consent o Pemeriksaan dalam sudah kawin o Kalau nona: colok dubur Indikator untuk SC o 30 menit harus SC (harus diikuti: medikolegal) o PONEC Kompetensi dokter o Verifikasi sumber primer o Apakah asli/tidak? Pasien UGD hamil dengan kejang, sebagai tenaga profesional kita akan pemeriksaan fisik sesuai kompetensi  Tidak melakukan sesuai standar dapat dilaporkan oleh orang o KU: sadar/tidak? o Tensi rendah, nadi tidak ada  henti jantung & segera resusitasi o Tensi tinggi, nadi ada  eklamsi o Periksa luar & dalam o Lab: dalam 1 jam harus sudah ada hasil  Kalau 2jam  bisa dituntut (terlambat tindakan karena menunggu hasil lab)  Ternyata 15 menit keluar & hasil lab menunjukkan bahwa pasien perlu terminasi o Edukasi  Pasiennya tidak sadar maka diberi penjelasan kepada pasien & keluarga  Sebaiknya waktu pemberian edukasi: sebelum penyakit & tindakan yang kita lakukan  Oleh: dokter yang melakukan perawatan, perawat, farmasi, ahli gizi  yang terlibat dalam edukasi & menulis rekam medik  Penyakit eklamsi udah kita tatalaksana tapi karena kala I fase laten  perlu SC o Jelaskan risiko & komplikasi



 



 



Risiko paling berat dari operasi  bisa meninggal  Komplikasi: cidera organ: buli, usus, ureter  Dinilai dari CLINICAL RESULT  berapa % saya terjadi komplikasi? Kelahiran sungsang (presentasi bokong, N: kepala)  sering terjadi karena komplikasi besar o Pas nolong persalinan  kepala nyangkut o Komplikasi: kepala putus, fraktur fermur/humerus  pasien minta SC (jelaskan lagi) Beda etik vs hukum o Etik  Sanksi: dikucilkan, diberi nasehat  Dikeluarkan/dicabut rekomendasi oleh IDI  pemerintah cabut SIP o Hukum  Perlu pengadilan  Perlu bukti fisik Pelanggaran etik o Tidak pernah ikut pendidikan dokter berkesinambungan o Risiko SC: Plasenta akreta (nempel & nembus endo & myometrium)  Di SC oleh dokter dan terjadi perdarahan 30 kantong (30 x 200 cc: 6 L)  pasien meninggal  Pelanggaran etik  Dinas dirapatkan  Pancasila  Ciri & hakikat pekerjaan profesi  Tradisi luhur  Pendapat pakar & praktisi senior  Ternyata pasien diberi sanksi ikuti pelajaran bagaimana menangani plasenta akreta? Pertimbangan: Panduan Praktik Klinik (PPK)  standar pelayanan medik Klasifikasi pelanggaran etik: 



o















 



 











o Ringan o Sedang o Berat: pasien meninggal Berakibat terhadap kesehatan penderita Peranan pasien yang mungkin ikut mendorong pelanggaran o Udah dikasih tau rujuk ke RSMH tapi ngeyel (pasien plasenta akreta) o Pasien perdarahan dikerjakan di emergensi  mungkin tidak dapat pelanggaran, apakah sesuai standar prosedur? o Bisa dicabut rekomendasi praktek HUKUM o Membuat surat somasi  kenapa kasus ini terjadi o Pasien gawat janin  siapkan SC (bayi bisa meninggal)  meninggal (lagi somasi) o Persalinan sungsang terjadi fraktur humerus  Kaki, bokong lahir; saat bahu nyangkut  lahir bayi sehat tapi fraktur  Somasi  ternyata komplikasi  dokter tidak jelasi komplikasi persalinan sungsang  Di pengadilan (sebenarnya ada cara lama)  tapi sekarang maunya cepat: Mediasi  Sertifikasi mediasi di pengadilan negeri (Pada umumnya)  akhirnya dokter diminta ganti rugi 5 juta o Kasus kepala putus (sungsang)  tinggal operasi kepala  mediasi Malpraktek bidang hukum (Kasus terbanyak di obgyn & bedah) o Criminal:  Kesengajaan: embriotomi  putusi leher supaya lahir  Ceroboh: tidak menjelaskan komplikasi



























Kealpaan: pasal 322 KUHP  karena kita tidak periksa luar & dalam



o Civil o Administrative CRIMINAL: SENGAJA o KUHP 346: Abortus provokatus o Hamil muda  tau identitas (min. 2)  Nama  Tanggal lahir  Sudah menikah/belum? o Keluhan: terlambat bulan, haid terakhir?  ternyata hamil 8 minggu  bagus/tidak  teruskan Blighted Ovum (BO): kehamilan kosong  secara moral melanggar yang tau dia sendiri (orang lain dtw) o Sering abortus provokatus: silent aborsi CRIMINAL: CEROBOH o KUHP 347, 349 o Informed consent  bahasa dia o Pasien mungkin tidak paham abortus, kuret? CRIMINAL: LALAI o KUHP 359-361 o Pasien di vakum  cacat seumur hidup o Sudah tau bahwa pasien tidak bisa divakum  masih divakum juga CIVIL o Ingkar janji o Selalu periksa dengan dokter A  bagus  diminta pasien bantu persalinan  tiba-tiba pas pasien lahiran dokter tidak bisa (lagi operasi, rapat)  suruh dokter jaga  apakah keluarga dokter setuju? ya setuju aja o Lahiran bayi sehat normal  besok bisa pulang o Kemudian dokter A dapat surat somasi  kenapa dokter tidak menolong  MEDIASI: semua gratis biaya ADMINISTRATIVE



STR  lambat mengurus: kadaluarsa  masih kerjain layanan medis  langgar administrative o Asuransi BPJS tau minta balikin uang  padahal bayi udah ditolong o Hentikan dahulu pelayanan o Di RS, I dokter punya SIP junior, II senior tidak punya SIP  Pasien selalu dikasih senior  ternyata tidak punya SIP  RS suruh kembalikan biaya (salah RS kenapa tidak kasih yang ke junior) Harus dibuktikan o 4D: Duty, Derelicion of duty, Direct causation, Damage o Dibuktikan hakim: Perdata dan Pidana o Pasien boleh lapor ke MKDKI  Seorang dokter Sp.OG, pasien datang diperiksa preterm, preeklamsi berat  datang ke provinsi pasiennya (ditatalaksana dokter jaga: dr umum)  dilakukan terapi sesuai sakitnya (emergensi)  pasien tidak bisa pulang  rujuk ke kota  lahir prematur  Nuntuk dokter kenapa tidak periksa pasien  Di hakim: tidak terbukti lalai  Pasien lapor MKDKI (tidak ada banding)  disidang ternyata hasil dokternya salah  mestinya dokter menolong persalinan  Maka dokter dicabut STR 6 bulan  belajar lagi supaya dapat STR lagi Mencegah malpraktek o Tidak menjanjikan keberhasilan upaya o Informed consent o Catat semua tindakan di rekam medis o Ragu-ragu  konsul ke sejawat yang lebih ahli o











Memperlakukan secara manusiawi Komunikasi baik  3 hal: evidence based, experience, wisdom Masalah yang sering o Kontrasepsi o Aborsi o Teknologi reproduksi buatan o Operasi plastik selaput dara Kontrasepsi: o IUD: informed consent & pendamping o Menunda kehamilan, tidak ingin hamil lagi o Konseling: SKDI 4, informed consent jelas o Tidak semua kontrasepsi disukai  tubektomi: informed consent jelas o Agama tertentu: tidak suka IUD o PP No. 26 tahun 1960, Permenkes 97 tahun 2014 pasal 19  IUD Aborsi o Jangan di BO kan  pasien hamil ada kelainan kongenital  mau diterminasi karena kepala tidak ada: anencephaly:  Tergantung evidence based: bisa tumbuh dengan baik di janin, waktu dilahirkan dalam 3 hari meninggal  Experience: umumnya kepala kecil, bahu lebar (nyangkut)  komplikasi persalinan  Wisdom (ambil keputusan)  Abortus legal medicinalis o ABORTUS PROVOKATUS  Kehamilan akibat perkosa  1 nya tidak bertanggung jawab, tapi 2 2 nya mau melakukan (BUKAN  hamilnya udah 6 bulan)  Janin yang ada defek berat  Ibu selalu menyiksa anak  Menyebabkan emosional distress/mempersulit kehidupan o o























anak (Schizophrenia/psikosis ibu hamil) o Hak si janin  Islam: ruh 120 hari  Katolik: sejak fertilisasi sudah ada jiwa o Alasan induced aborsi o KUHP: 346, 347, 348, 349 o Pasal 31:  Kedaruratan medis  Akibat perkosa: usia 40 hari (sejak haid terakhir) : 6 minggu (tidak boleh lebih dari itu)  Yang membuat UU  pemerintah disahkan DPR, sebaliknya, atau 2 2nya  Pasien diperkosa hari ini  diberi pil kontrasepsi darurat (2 pil) supaya mens Teknologi reproduksi buatan o Bayi tabung: ada pasangan yang sah o Ambil ovum istri, sperma suami o Kalau di luar negeri boleh ambil sperma lain o Akhirnya jadi morula  ditanam ke ibu  sisanya disimpan di Bank Janin -40 derajat  tapi perlu uang  pasien dk ada uang untuk nyimpan  mau dimusnahkan? o Kalau orang menopause  teringat dia punya simpan janin dulu  bisa tumbuh o Atau numpang tanam dengan orang lain ? Ini bayi siapa Operasi plastik selaput dara o Perlu tidak? perlu bagi orang yang perlu  Kecelakaan (jatuh dari sepeda robek, mandi ketusuk)  Operasi tumor o Pengen menikah tapi tidak perawan lagi, boleh tidak?  Boleh: kalau dijelasin ke pasangan  Tidak: pasangan tidak tau o Ada yang berkali2 operasi  PSK



IT-5 Asfiksia Perinatal & Kejang-HER ASFIKSIA PERINATAL   







WHO (1995-1999): 5 juta kehamilan  1 juta mati Bayi umur 1 tahun tidak bisa apa-apa  lihat saat lahir apakah ada perinatal asfiksia? Learning Objective o Definisi asfiksia perinatal dan HIE (hypoxic ischemic encephalopaty) o Kriteria diagnosis o Faktor risiko antenatal, intra partum dan postpartum  Pecah ketuban 48 jam, warna hijau kental, gawat janin  asfiksia o Komplikasi jangka pendek & panjang o Derajat HIE berdasar Sarnat & Sarnat Definisi o Suatu keadaan pada fetus/ bayi baru lahir karena: (HIH)  Hipoksia: kadar O2 36 minggu: 0,5%  20% kematian perinatal Faktor Risiko o Antepartum  Faktor maternal  DM, infeksi, kecanduan obat, preeklamsi  Faktor obstetrik  PROM, polihidramnion  Hipoksia intrauterin  pangkal asfiksia o Intrapartum  Gawat janin: bayi intrauterin hipoksia, HR: 100-160 x  > 160x pada fase awal gawat janin  Bradikardi pada fase lanjut (lebih berat karena hipoksia sudah lama)  Gerakan janin berkurang  harus segera dilakukan tindakan o Kondisi fetal atau neonatus  Prematuritas  < 37 minggu  kemampuan otot dinding dada & surfaktan 25 rb (ada yg 32 rb)  Kalau < 25 rb: normal  Yang bahaya jika leukopeni: < 5 rb: infeksi  USG kepala:  Bayi preterm < 35 minggu, < 1500 gram  lakukan USG untuk mencari perdarahan intraventrikular  Sebaiknya USG duluan karena tidak ada efek samping (jika kejang tidak berhenti2)  CT  Untuk mencari adanya malformasi  tapi takutnya karsinogenik  Sekarang lebih ke MRI Kejang berhenti akibat hipoglikemi GD: 30  ibunya DM (atasi saja kasih anak glukosa)  tak perlu cari etiologi lain B6 defisiensi  kejang hilang udah tak perlu lagi cari etio lain Tatalaksana o Berhentikan kejang



> 30 menit terus menerus atau ada 3x walau beberapa detik  kasih antikonvulsan (mau dia tonic, clonic, tersamar) o Homeostasis ABC o Mengkoreksi kausa Tatalaksana awal o Larutan Dekstrosa 10% (2cc/kg IV) untuk semua kejang neonatus  tujuannya: karena saat kejang itu banyak kalori kepakai & hipoglikemi o Ca glukonat 200 mg/kg IV jika hipokalsemi  ketika dikasih antikonvulsan dk mempan o MgSO4 50%, 0,2 ml/kg atau 2 mEq/kg  ibunya preeklamsi berat o Dependen piridoksin: piridoksin 50 mg IV  pada ibunya sering dapet vitamin B6 melebihi kebutuhan Medikamentosa o Fenobarbital  Kalau anak besar: pilihan 1 DZP  Kalau neonatus/BBL: phenobarbital  Loading dose: 10-20 mg/kg  Kalau IM: kasih 20  Kalau IV: 10 (sekarang dipakai yang IV)  Diberi secara IV > 5 menit lambat2,  Harus lambat (sambil duduk masukin dikit2 sebaiknya dk usah diencerkan  nanti vaskular pecah)  boleh diulang naiken 5, sampai 40 mg  masih kejang maka ganti obat ke fenitoin  Kalau kejang teratasi  dosis maintenance 3-5 mg/kg/hari dibagi/dosis tiap 12 jam  ESO:  kalo kecepetan  Hipotensi  Apnea  Kapan diberhentikan?  Manifestasi neuro tidak ada 



o



o















Bukan karena infeksi (mungkin hipoglikemi  waktu pulang obat boleh distop) Kalau ada penyebab lain  kita lihat EEG & kontrol 2 minggu o Kalau 2 minggu kontrol: dk ada apa2 bisa stop o Kalau abnormal: belum stop o EEG normal tapi ada manifes neuro  belum stop o Kalau ada manifestasi neuro + EEG abnormal  lanjut 3 bulan



Fenitoin  Kalau gejala masih berlangsung dari pemakaian fenobarbital  Dosis loading: 15-20 mg/kg IV  Maintenance: tidak boleh oral (karena absorpsi jelek)  ESO:  Aritmia: memperlambat o Kalau blok: berhenti sementara obat o Benzodiazepin  Lorazepam  Diazepam  Kalau tidak ada sama sekali obat baru diazepam (itupun kalau tidak ada lorazepam  DZP: bisa rektal (penyerapan lebih baik dibanding IM) Prognosis o Baik  Hipokalsemi  Piridoksin dependen  SAH



o



o



o



o



Karena proses persalinan (Terlalu cepat keluar/ distosia bahu)  bisa periksa: o MRI/ LP: LCS bercampur dengan darah  curiga SAH



o o



o







Jelek  Hipoglikemi  Ibu dengan DM (tidak ngecek)  kejang tidak teratasi  nekrosis sel otak  pada waktu berikutnya: gangguan perkembangan  Anoksia  Malformasi Sekuele  Kejang kronik 15-20%  Retardasi mental  Palsi serebral (paling banyak jika HIE)



IT-6 Perdarahan Antepartum-AB Obgyn: Bloody business o A. uterina: meningkat 10 rb kali pada kehamilan Perdarahan obstetrik o Masa kehamilan o Persalinan o Nifas Kehamilan o Antepartum  TM 1:  Abortus o Iminens: terancam keguguran (yang lain oke) o Insipien: ongoing abortion (dk bs ngapain) o Inkomplit: dk bersih o Komplit: bersih



Missed: sering telat mens (saat ini hamil  tau2 perdarahan) o Bligthed ovum: kantong kosong Mola: hamil anggur keluar kayak jaringan anggur/mata ikan (gelembung) KET: hamil tidak pada tempatnya o Kematian mudigah: < 10 minggu o > 10 minggu: janin o







TM 2  Abortus, mola, KET  Kelainan implantasi plasenta  TM 3  Plasenta previa  Plasenta abruptio  Vasa previa Intrapartum  Ruptur uteri: uterus robek, perdarahan hebat, ibu syok (ibu sakit perut hebat, letargi  tau2 tenang)  Ada bekas SC  ibu minum bubur fatimah  takut ruptur uteri  Pas diperiksa tenang  ternyata udah somnolen karena rupturnya dah selesai  Bayinya udah di cavum abdomen  Inversio uteri  Rahim kebalik  Normalnya kayak kubah  Kesalahan kala III  pas tarik tali pusat (seharusnya diregangkan)  tapi terlalu kuat akhirnya lahir plasenta sama uterus 



o







o



Komplikasi: neurogenik syok (refleks vagal)  ibunya o Postpartum (4 T)  Early postpartum hemorrage: Tone & Tears  Tone: 60%  Tears: robek/trauma o Laserasi o Inversi o Ruptur  LATE: Tissue & thrombin  Tissue: sisa plasenta  Thrombin: gangguan pembekuan darah o Late: ibu sempet pulang ke rumah 3 hari tiba2 Hb: 4 Perdarahan Antepartum TM 3 o > 24 minggu usia kehamilan o 3-5% kehamilan o Penyebab:  Solusio plasenta 40%  Plasenta previa 20%  Tidak terklasifikasi (vasa previa) 35%



SOLUSIO PLASENTA o o o o o o



Terpisahnya plasenta baik parsial/total Bayi masih di dalam  plasenta udah lepas 1% dari semua kehamilan Mati janin 1/420 lahir 10% menjadi prematur Klasifikasi o Marginal: perdarahan dari sisi lateral plasenta  Keluhan: nyeri perut, spotting (keluar darah merah kehitaman) o Parsial: lepas, posisi di tengah plasenta  Keluhan: nyeri hebat, DJJ jelek, syok o Total: dengan intensitas > buruk, kondisi janin berat



Bahaya  konsumtif koagulopati: DIC, koefler,  harus histerektomi Etiopatogenesis o Ruptur a. desidua spiralis o Mulai implantasi  trofoblas nembus a. spiralis  sebagian robek/ruptur (karena radikal bebas, trauma, malnutrisi)  AWAL: subkorionik bleeding  LANJUT: hematom retroplasental (berdarah dikit2 numpuk)  melebar ke pembuluh darah sekitar  separasi Onset o Akut/Traumatik: benturan langsung ke abdomen o Kronik:  Awal kehamilan  Karena hipertensi kehamilan, merokok, alkohol, malnutrisi Etiologi o Hipertensi dalam kehamilan  Resistensi besar  lepas pembuluh darah o Multiparitas  Sudah riwayat hamil banyak  kondisi endometrium, ditambah mencari tempat yang kaya pembuluh darah  implantasi tidak sebaik yang baru (jaringan fibronektin tidak terbentuk dengan sempurna pada tempat parut) o Usia ibu tua o Tali pusat pendek (akut)  Proses inpartum  ketarik plasenta o Dekompresi uterus mendadak (iatrogenik)  Ibu hidramnion (ketuban >>)  Ibunya berisiko: dilakukan amnioreduksi tapi terlalu cepat  uterus teregang  dekomp: mengecil  luas implantasi jadi mengecil  lepas dari tempatnya  Atau amniosentesis  karena bayinya kelainan kongenital  



o



o



o



o



o



ditusuk dan menciderai plasenta  hematom retroplasental  solusio plasenta o Defisiensi gizi o Trauma o Alkohol o Rokok o Tumor o Kelainan uterus Manifestasi o Hipertensi, nyeri perut hebat, ada riwayat post-trauma, bisa sampai keguguran  curiga solusio o Pas kita pegang uterus keras, DJJ abnormal (awal: taki  bradi  hilang), susah meraba bagian janin (karena disenggol sedikit sakit, tetani: kayak defans muskular) o Perdarahan tersembunyi



Gambar: warna biru: solusio plasenta sentral, yang merah marginal (darah merembes keluar  ada spotting seperti blood clot)



o o o



o



o



o



o



o Plasenta previa: darah segar Penilaian awal (mau abortus, APP, post partum) Hemodinamik o Tau keparahan, syok? gawat janin?  resusitasi intrauterin 2 akses IV besar o Perdarahan  ganggu volume o 1 untuk cairan, 1 nya lagi: medisinalis Nilai lab & faktor koagulasi o Konsumtif koagulopati  dalam 6 jam: DIC (multiple organ failure: gagal ginjal sebagai sequele) o 3 menit perdarahan seharusnya stop  Vasokonstriksi  Faktor koagulasi o Pada solusio plasenta  pembuluh darah besar butuh faktor koagulasi  tapi tidak cukup juga  terus dipakai Resusitasi segera o Kasih darah o Awal: kristaloid o Jangan koloid  karena beban jantung berat  malah memperberat hipoksia  decomp Tindakan obstetrik o Lahir: vaginal atau perabdominam  setelah stabil o Diagnosis pasti: USG (hematom retroplasental)  tapi 50% tidak ada (pada yang ringan) Tatalaksana o Aktif > 37 minggu  Tidak boleh ditunda (Ekspektatif)  Kalau bagus  SC jika waktu persalinan > 6 jam (tidak mungkin pervaginam, misal: bukaan masih 1 cm)  Kita tau bahwa fase laten untuk multigravida: 18 jam, primigravida: 24 jam  Misal udah bukaan 8 cm  1-2 jam lahir pervaginam  Janin meninggal  amniotomi



o



< 37 minggu  Ekspektatif: menunggu sebentar, jika terbuka kita lahirkan  Konservatif: jangan sampai lahir  Solusio ringan: < 25 %  Hemodinamik stabil  beta/dexa  Tokolitik  darah menginduksi nyeri  mediator inflamasi  PG menginduksi kontraksi  Bisa juga: kalau ibu tidak nyeri ngapain kasih? kecuali ada tanda in partu!







PLASENTA PREVIA (terkemuka: di depan  tidak semua menutup jalan lahir)    







Tertanamnya plasenta di SBR (segmen bawah rahim) di OUI (orificium uretra internum) 0,5% kejadian Insiden meningkat ketika SC (mirip episiotomi tapi dari abdomen) Klasifikasi: o Letak rendah: tepi plasenta tidak sampai nutup, mendekati OUI, < 2 cm tepi plasenta ke tepi OUI  Kalau > 2cm: normal o Marginal: tepi plasenta pas di tepi OUI o Parsial: sudah nutup tapi tidak semua  probable abdomen o Total: benar2 nutup  mutlak perabdominal  Letak rendah & marginal  bisa evaluasi ulang  Marginal: bisa aja kalau 6/7 cm bisa bergeser ketika kepala udah turun  Kalau plasenta di arah dinding abdomen (korpus depan)  tapi kalau korpus belakang  tidak bisa karena panggul ibu cekung  Parsial & total  lahir perabdominal 7 cardinal movement



Kepala menyusuri dinding belakang panggul  ternyata ada plasenta jadinya tidak bisa (kalau anterior ada harapan) Migrasi Plasenta o 90% teridentifikasi letak rendah pada awal kehamilan o Hamil 4/5 bulan  plasenta previa (jangan buru-buru SC)  20 minggu  bagian terbesar adalah plasenta (memenuhi cavum uteri)  16-22 minggu: tahap 1  < 6 bulan didominasi plasenta  28-32 minggu  Bayi ini plasenta dominan bagian bawah  memang banyak yang kayak gini  kita evaluasi sampai usia janin 6 bulan  plasenta akan migrasi ke bagian yang kaya darah (fundus)  awalnya tumbuh di bawah (saat tumbuh mencari tempat yang bagus)  bagian ujung regresi & atrofi Faktor utama: o Multiparitas o Ada yang primigravida + plasenta previa  corion leave persisten o Corion frondosum tidak ada plasenta  corion leave (seharusnya didegradasi)  Chorion frondosum: bagian terluar yang membungkus membran fetal mengelilingi janin terlihat kasar  penting untuk meningkatkan luas permukaan untuk mentransfer material (Difusi)  Chorion leave/laeve: yang halus  normalnya akan berdegenerasi ketika implantasi  menyisakan membran non villous Etiologi o Penyebab pasti tidak diketahui o Persisten > 24 minggu (TM 3)  implan di tepi bawah  cenderung menetap (hindari overdiagnosed) o











Karena SBR disitu tumbuh  perdarahan merah terang Faktor risiko o Riwayat SC, Bedah uterus  SC: nyatu lagi (scar)  kaya HIF (hypoxia induced factor)  mengecil blastokista untuk implantasi (cari yang kaya pembuluh darah tapi tahanan minimal)  yaitu di scar SC (karena proses inflamasi jadinya pembuluh darah disitu banyak tapi lemah)  plasenta previa o Multipara  Karena plasenta tumbuh di tempat kaya pembuluh darah  Awal anak 1: fundus, anak 2: tumbuh tempat lain di corpus depan, 3: belakang, 4: bingung akhirnya tumbuh dibagian bawah o Usia > 35 tahun Patogenesis o Rusak endometrium korpus (karena multiparitas)  implan buruk  meluas ke yang belum ditumbuhi  SBR : plasenta tumbuh mengarah ke SBR  nutrisi banyak Gejala: Manifestasi o Bercak, darah segar, kontraksi malam hari (karena oksitosin dominan di malam hari: makanya banyak persalinan di malam hari) o Riwayat SC o Bedakan dengan solusio: tetani (nyeri hebat), DJJ jelek, spotting (syok hebat) o Kalau Plasenta previa: painless bleeding, plasenta, uterus lunak, DJJ normal (karena perdarahannya maternal, tapi bisa aja DJJ jelek  jika syok berat), syok jika darah banyak Anamnesis o Perdarahan berulang tanpa nyeri Periksa luar o















 



Terbawah tidak masuk PAP (floating) kepalanya pada hal aterm  jangan VT Inspekulo o Perdarahan: OUI USG: lokalisasi plasenta  yang superior transvaginal o Yang abdominal bisa tapi pada ibu kurus, kalau gemuk susah PDMO: pemeriksaan di atas meja operasi (dulu jika tidak ada USG) o Perdarahannya karena apa: apakah in partum atau plasenta previa o TIM anestesi, alat operasi harus siap  (+) kita touche  nanti nusuk OUI malah perdarahan o Yang kita raba bukan OUI  tapi periksa fornix  adakah terasa bantalan  kalau iya (berarti plasenta) buka o Jangan periksa dalam kalau tidak di ruang operasi Pencegahan o Kurangi aktifitas fisik o Hindari hubungan sex o Tirah baring Komplikasi ibu o Acreta: nembus stratum basal o Increta: sampai myometrium o Percreta: ada demiscens/ scar SC  prinspinya plasenta itu mencari pembuluh darah di luar (Blooder pilar sampai ke vesica, ada yang colon) Komplikasi neonatal o Gangguan tumbuh janin o Neurologi o Anomali janin o Prematur o Perdarahan  anemi  suplai O2 & nutrisi terganggu  kasihkan ke organ yang penting  maka badan ibu memprioritaskan ibunya  pertumbuhan kecil (butuh 1500)  otak, jantung, adrenal (badan ngecil)  jari dikorbankan (anak cacat) o



 



















Anemi  rentan prematur (perdarahan aktif) Penilaian awal, tatalaksana = solusio o Stabil tidak aktif  ekspektatif o Aktif  kita lahirkan CBT beda solusio vs plasenta previa o Solusio: nyeri abdomen, DJJ abnormal o Plasenta previa: (-) nyeri, DJJ normal o



 



VASA PREVIA    















Pembuluh darah yang di depan Sangat jarang 1 dari 8.333 kehamilan  terdiagnosa tidak sengaja USG: kayak ada tali pusar, aliran darah di membran amnion 2 macam: o Velamentosa: insersinya di tepi selaput amnion korion (terhambat di fase implantasi) o Suksenturiata : bilobus/ ada 2 plasenta yang sama besar  yang besar bener, 1 nya hubungan dengan plasenta 1 nya  Aksesoriata: 1 besar, 1 bikotiledon yang terpisah  Normal: tali pusat ujungnya di tengah2 plasenta USG transvaginal o Normal: cairan pekat o Loh kok ada pembuluh darah (Doppler)  di selaput korion amnion  berhadapan langsung dengan jalan lahir  Harus SC Bahayanya: o Bukaan 8 cm, USG tidak bisa  pas pecah ketuban  perdarahan  bayi tidak bisa selamat o Hanya dapat didiagnosa USG sebelum hamil o Kalau VT (vaginal touche) langsung  terasa selaput amnion berdenyut (tapi takut rapuh) Komplikasi o Ibu: anemia, infeksi







o Janin: hipoksia, BBLR Tatalaksana =



IT-7 Ketuban Pecah Dini-RK 







    







Subdivisi obgyn o Divisi fetomaternal: masalah ibu hamil dan janin o Divisi onkologi: tumor o Divisi fertilitas & endokrin: pengen punya anak o Divisi obstetri sosial o Divisi uroginekologi rekonstruksi: memperbaiki anatomi & dasar panggul Fungsi ketuban o Sebagai barrier  melindungi bayi dari benturan/trauma, dari infeksi luar o Regulasi suhu  tetap dalam keadaan suhu tubuh Ketuban pecah  pada akhir fase inpartu (in labor) : ingin bersalin: fase aktif > 4 cm (bisa bukaan 7 cm) Ada keadaan patologis Dulu KPSW: ketuban pecah sebelum waktu Sekarang KPD: ketuban pecah dini atau PROM: premature ruptured of membrane Berdasarkan saat pecah ada 2: o KPD preterm  24-37 minggu  Sangat preterm: 24 minggu: PPROM (preterm prematured ruptured of membrane)  Preterm: 32 minggu o KPD aterm (PROM)  37-40 minggu  Ideal: 40 minggu, tapi 37 minggu juga disebut aterm Kejadian: o 6,46-15,6% aterm o PPROM: 2-3 % o > tinggi pada kehamilan kembar  karena perut terdistensi lebih (kapasitas yang melebihi  membran tipis)



 























Ascending infection  keseimbangan janin terganggu (kuman patogen vagina) o Makanya penanganan utama: AB Diagnosa o Keluhan: keluar basah di celana  TANYAKAN: berapa banyak & berapa lama? o Bedakan keputihan vs patologis (KPD)  Keputihan: hilang timbul, kadang basah, kadang tidak  KPD: basahnya terus menerus di celana 24 jam  Karena vaskularisasi membesar (proksimal uterus >>  lubrikasi meningkat  mudah untuk lembab & keputihan Pasang spekulum sim o Jarang untuk vaginal touche  memperkecil risiko infeksi o Ada pooling air (di bawah tergenang)  ambil lakmus, merah  biru (basa) Kapan pecah? 2 jam/3 hari yang lalu? o Kalau udah lama  risiko infeksi meningkat o Air ketuban habis  cepat bersalin Kalau ditanya mens terakhir? o Sudah lebaran, pas naikan kelas, sebelum natal  makanya kita periksa tinggi FU Periksa tinggi FU (harus bisa menerka) o 24 minggu sepusat o 28 minggu: 2 jari di atas pusat o 32 minggu: ½ processus o 36 minggu: processus xyhoideus USG (dasar obstetrik)  di RS tipe C udah ada o Biometri janin o Letak plasenta o Jumlah ketuban o Presentasi  Beli buku USG Dasar Obgyn: Judi Enjuri EGC Sagung Seto, Harga



















Rp.99 rb  bisa didownload (sangat informatif) Kalau cairan amnion habis  bisa sesak karena tali pusat cenderung melekat  isi ketuban habis cenderung mengevakuasi/mengeluarkan rahim  makanya kita lahirkan walau preterm LAB: o Nitrazin o IGF-1 o Fern Faktor risiko o Status sosioekonomi rendah  Kebersihan kurang  vagina kayak kebun binatang  kuman komensal & patologi  pH masih asam: stabil  Begitu ibu malas membersihkan misal karena airnya jelek atau sering membersihkan dengan sabun yang tak sesuai  suasana pH menjadi basa (patogen > komensal)  keputihan o Perokok  Jaringan kolagen tidak seimbang karena nikotin o Tindakan  Sirklase: menjahit leher rahim (supaya janin tidak lahir dari waktu sebelumnya)  berisiko Tatalaksana o Pasien curiga  lakukan:  Anamnesa  Berapa usia kehamilan?  Kapan pecahnya?  PF  Pasang inspekulo  Lihat pooling ketuban  Penunjang  Lakmus  Marker infeksi  leukosit meninggi, DC, LED, CRP: meningkat pada demam (infeksi intrapartus)



Kalau sudah terinfeksi & menganggu  segera terminasi o Kalau preterm (34 minggu)  Udah tegak diagnosa:  AB: ampicilin (drug of choice)  Bed rest (istirahat) o Air sesuai dengan gravitasi  boleh kita pulangkan asalkan marker infeksi baik & tidak meningkat  Infeksi  kehamilan dipertahankan  Beri pematangan paru: kortikosteroid selama 2 hari o Aterm  Pastikan ketuban:  USG kalau habis  operasi  Kalau masih ada  rangsang persalinan (kasih AB + induksi oksitosin)  Benzilpenisilin IV  sekarang tiap jam Terapi antibiotik o Preterm: USG masih bagus, marker infeksi masih bagus  pertahankan kehamilan o Kalau udah 37/38 minggu o 20 minggu  bukan 5 bulan o Kalau kehamilan ngitungnya (dari senin  minggu: 7 hari = 1 minggu) o Hitungan kalau 36 minggu berarti 8,5 bulan (Gampangnya: 36/4 – 2 minggu: ingat HPHT = masa ovulasi)  punya 28 hari lagi untuk melahirkan 2 hormon o Estrogen: akhir o Progesteron: kehamilan awal  Progesteron turun, estrogen ningkat  kontraksi  Makan kacang ijo katanya rambut lebet (sumber fitoestrogen)  kalau teratur  estrogen meningkat  kontraksi terusterusan  Makanya diberi jangan pada awal kehamilan tapi 36 minggu ke atas  estrogen meningkat Test-pack & USG Inspekulo o Cocor bebek  buka vagina



Portio: mulut rahim  Lihat adakah Ca leher rahim  Yang normal: warna merah pink/merah bener kalo dia infeksi  Orang hamil (terlambat haid, testpack): pembuluh darah >>  biru (bluish)  Tanda CHADWICK Perubahan uterus o Bentuk pipih, ukuran: ½ ons, 5-6 cm o Bisa berkembang menahan beban 4 kg (N: 2,5-3,5 kg) o Saat hamil aterm: 1 kg (Tanpa janin) o Setelah 4-6 minggu pascapersalinan  kembali normal o 20 minggu awal: progesteron, nanti turun o 12 minggu: ovarium  membentuk kista lutein untuk mempertahankan kehamilan 12 minggu  Pada USG transvaginal terlihat : bulat hitam kecil d= 3,5 cm  setelah 12 minggu hilang  karena fungsinya diambil alih plasenta Perubahan payudara o Payudara membesar o Areola membesar o Papila mamae membesar o Lama-lama hiperpigmentasi (hitam) areola & papila o Hilang dalam 6 minggu pasca persalinan o Tuberkel montgomery  hilang pada periode menyusu & persalinan: tidak sebanyak pas hamil  Kalau gk hamil normal dk? biasanya muncul saat haid o Colostrum  Dahulu susu basi: sekarang utk meningkatkan imunitas  36 minggu ke atas (banyak vitamin)  Kadang ada yang 20 minggu keluar  dibuang







o























Sistem endokrin o Tiroid: penting untuk ibu & bayi o Hipotiroid: bayi tumbuh kecil o Yang penting fT4 o HCG  Alfa  Beta: yang berperan  Sifatnya mirip TSH  Reseptor TSH ditempati HCG  untuk produksi perlu TSH (nangkep otak bahwa TSH cukup  ft4 jarang sakit dari orang yang tidak hamil o Kehamilan dianggap benda asing  usia kehamilan 20 minggu udah adaptasi o Lebih kebal terhadap infeksi  Kecuali ibunya dk makan obat, dk mau makan (karena mual muntah) Saluran kemih o Pipis terus (normal) o Karena vesika urinaria terletak di depan rahim o Banyak saraf  disenggol sedikit  bereaksi o Di 16-18 minggu (18-20 minggu) kehamilan awal  mengeluh pipis terus karena uterus letaknya pas di belakang vesica  mendorong ke arah simfisis ketika bayi bergerak  kencing terus o Setelah 20 minggu  janin masuk cavum abdomen  vesica tidak ada yang mendorong o Kapan rahim teraba dari luar?  Hamil 3 bulan; (apalagi gendut) dk nonjol  normal  10 minggu  belum kelihatan



12 minggu  2 jari di atas simfisis (Ibu kurus: gampang  Ibu harus terlentang maksimal baru kerasa  16 minggu (3,5 bulan): ½ pusat & simfisis  24 minggu: setinggi umbilical  32 minggu (7 bulan): procesus xyphoideus-umbilikus  37 minggu (aterm): procesus xyphoideus Sesak napas  tapi hamil 24 minggu (bukan karena uterus membesar)  kalau uterus 32 minggu ke atas Sesak napas, Nggak enak ulu hati  karena pola makan yang salah  asam lambung (terlalu lama kosong atau terlalu banyak isinya)  lambung kerja keras mengeluarkan (asam lambung bikin sesak napas) Ada yang nggak makan  asam lambung meningkat untuk melindungi gaster 34-35 minggu: masuk lagi rongga pelvis  pipis terus2an 37 minggu  masuk panggul: pipis terus Di TM akhir: BAK harus bersih (kadang bersisa  ISK  PJT, bayi kecil, prematur 



Karena kalau tidak dibuang  menyumbat  ujung bengkak (mastitis)



o o



o o o o 



GI o



o o o



o



B-HCG  mempengaruhi gerak usus lebih lambat  BAB lambat biasanya 1x tiap hari  pada awal kehamilan jadi 3 hari sekali (karena progesteron tinggi) Kalau 20 minggu  berarti pola makan salah  tidak makan serat, minum kurang Kalau tidak mual  berarti B-HCG tidak tinggi  petanda bayi tidak berkembang Terakhir kontrol, 6 minggu, DJJ ada, mual (-)  bayi tidak berkembang (dari USG)  Curiga perdarahan pervaginam (hilang rasa mual karena HCG menurun) Normal: mual, muntah, pusing dikarenakan HCG meningkat



Kecuali 10 x sehari muntah  baru diberi obat o PICA (makan yang nggak2): nafsu orang hamil tinggi tapi tidak bisa masuk karena mual o Makanan yang tidak diperbolehkan saat hamil:  Boleh makan semua, tapi ada 3:  Alergi  Mentah o Timun, tomat, apel yang dikupas kulit o Atau cuci sendiri di air mengalir o Paling takut infeksi TORCH: o Toxo: feses kucing  kering  terbawa kemana-mana  dimakan  hidup di hepar (trofozoit)  Tidak halal o Nyeri ulu hati karena asam lambung meningkat o Gusi berdarah (normal)  karena hipervaskularisasi (vitamin C  > 20 kg/12 kg  Berat uterus  hemoroid rektum keluar  Setelah hamil  kalau kecil: bisa hilang, kalau besar sekali, proses ngeden susah  hemoroid tidak hilang (paling kecil sedikit 6 minggu post partum) Muskuloskeletal o Punggung nahan berat uterus o Kaki membesar karena lemak o







Lordosis (bungkuk)  makin diikuti makin sakit  Edukasi: badan harus ditegapkan Kardiovaskular o Jantung > besar (pada akhir kehamilan) o Normal: balik lagi 6 minggu postpartum o Kecuali preeklamsi berat  Cek jantung 6 bulan postpartum (ECHO)  jika ada gejala sisa periksa 2 tahun postpartum (30% menetap kelainan jantung)  Tanpa komplikasi: balik normal  Komplikasi: sesak napas, edem paru, tidak balik lagi ukuran jantung, HELLP syndrome o Kehamilan ini dikaitkan dengan cardiovascular stress test  ada predisposisi saat hamil gejala sakit jantung muncul o Hb di atas 10 normal  TM 1: 11  TM 2: 10,5  TM 3: 11 o Pada orang hamil  hemodilusi (makannya dibenerin) o Ferritin  Hb ada Fe yang asalnya dari daging merah o TD menurun : 90/60 itu normal  Pada TM 1  tensi menurun (kalau dari awal udah tinggi sulit)  Meningkat pada akhir kehamilan (tapi tidak lebih dari 130/90 o WBC meningkat di akhir kehamilan sekitar 12.000 o Trombosit menurun  Harusnya normal  Trombositopenia in pregnancy  di luar kehamilan normal kembali  Paling 50-60 ribu  respon dengan pengobatan (steroid, tromboferesis)  Kalau ITP: rendah sampai 26 ribu o



















Vaskular o Spider nevi  Cirrhosis, ibu hamil  Normal: tidak banyak  Karena hormon kehamilan menurun  hilang o Gatal  Kulit kering  stretch mark  Boleh tidak makeup, body lotion, butter  boleh  Yang tidak boleh adalah obat jerawat karena mengandung turunan vitamin A (retin A)  Cuci muka boleh o Kaki bengkak  Wedges boleh  Stileto > 5 cm  tidak boleh (kalau 3 cm masih boleh) o Varises  Pegel  Jarang hilang pasca hamil (paling mengecil saja) Kulit o Hiperpigmentasi di bawah mata o Selangkangan hitam, perut hitam  ratarata menghilang 6 bulan postpartum o STRIAE GRAVIDARUM  Tidak menghilang (paling warna: putih mengkilap)  Dipengaruhi kelembapan & elastisitas  Cairan tubuh (makin lembap dan elastis  stretch mark 36 minggu) o Bayi bisa stress (pecah ketuban, infeksi)  pertumbuhan janin terhambat (USG: usus bayi melebar) Paru = GI matang (34 minggu ke atas: baru ususnya melebar) o Kalau 28 minggu usus melebar  Cari penyebab  Nanti meconeum kecampur air ketuban  tidak steril Nutrisi o Energi: KH, protein, lemak o Lingkar kepala = lingkar perut o Saraf  makannya protein (bagusnya hewani) o Kalau kepala kecil  makan protein hewani atau putih telur (putih 3, kuning 1) o Kalau perut kecil (kan perut itu isinya lemak)  jadi suruh anak minum susu, makan KH (es krim) Cairan amnion o TM 1: diproduksi oleh korion, plasenta, epitel janin, difusi pembuluh darah ibu o 20 minggu ke atas: diproduksi dari kencing bayi  Kalau ketuban menurun  Lihat urinarius bayi  Bisa juga ibu dehidrasi  Kalau ketuban meningkat  Bayi dk bisa menelan  atresia esofagus  Ibu DM CV Respi o 22 minggu bayi bernapas  Bernapas pakai perut (indikator kesejahteraan janin) o USG: bisa lihat turun naik GI



Dikasih vit K untuk mencegah perdarahan (dari vagina: tulang tumpang tindih)  karena dari ibu minim banget Imunitas o Bayi = ibu o Penyakit diturunkan o Kalau Ibu HIV AIDS belum tentu  Kalau pervaginam/susu  rentan HIV o







 



IT-9 Perdarahan Pascasalin & Syok serta penangananRS 







   







Penyebab perdarahan (kematian) o Eklampsi o Perdarahan  emergensi o Infeksi Pasien datang dirujuk bidan ke UGD, melahirkan 1 jam yang lalu dengan perdarahan. Pasien mengaku ini merupakan kehamilan pertama. Datang ke UGD dengan pakai angkotan umum. Apa tindakan yang dilakukan pertama? Tentukan sadar/tidak : penurunan kesadaran/tidak? Bernapas/tidak Nadi ada /tidak? o Kalau penurunan kesadaran  syok  Ternyata perdarahan Atasi syok o Cairan IV line  Cateter vena (bisa 1 atau 2)  Ukuran 18/16  Pasang di vena yang nampak  Diberi dengan cepat: elektrolit, RL, NaCl  O2  Ambil sampel darah  untuk golongan darah, crossmatch, nilai Hb  kirim lab o Memanggil bantuan: perawat, bidan, atau dokter yang lain (punya tim PONEK) Ternyata Hb: 3 (15 menit harus ada hasil lab emergensi)







Kalau tak teratasi  kematian ibu Tindakan: Kita letakkan tangan kita di fundus  lakukan masase selama 15 detik  untuk membuat dia berkontraksi o Penyebab utama perdarahan: atoni/hipotoni (4 T: Tonus) o Ada respon: uterusnya berkontraksi  sudah mengatasi penyebab perdarahan dan bisa menyelamatkan ibu o Kemudian berikan oksitosin drip IM (kalau terasa lembek) o Misalnya trauma (-), tissue (-), tonus (+): lembek  perdarahan juga tak berhenti  pasang tampon (mekanik)  untuk menutupi implantasi plasenta  Di RS: gulung atau balon (kateter) atau kondom (kateter)  Bisa diatasi tunggu 24 jam  kalau tidak bisa baru operasi:  Cukup paritas: histerektomi  Belum: mempertahankan rahim (mengikat arteri yang memperdarahi uterus) o Arteri ovarica  ternyata masih berdarah  arteri hipogastrik o Ternyata masih berdarah  berarti gangguan pembekuan darah (SULIT: biasanya meninggal) Ternyata kontraksi ada, masih ada perdarahan  lanjutkan dengan pemeriksaan ginekologi o Pasien posisi litotomi o Inspeksi: adakah robekan (laserasi) di genital external, labia, vulva, uteri  Kalau robekan  luka dijahit pakai anestesi lokal  Kenapa robek: karena trauma jalan lahir, episotomi/ bayi (4 T: Trauma)



Ternyata pas kita inspeksi luar bagus  lanjut periksa dalam pakai inspekulo (pakai spekulo)  Spekulum sim atau cocor bebek, pakai lampu sorot  Untuk melihat adakah robekan jalan lahir, dilihat muara vagina, portio o Kalau ada robekan jam 12  jahit Ternyata masih berdarah juga  kita lakukan pemeriksaan lanjutan USG: adakah sisa plasenta? (4T: Tissue) o Kita evakuasi dalam keadaan narkose (operasi)  Digital  Manual (tangan kita masuk semua)  Kuretase Ternyata masih berdarah  apakah ada gangguan pembekuan darah? (4T: Thrombin) o Ternyata anemis, trombosit turun, faktor pembekuan turun  pasien dipertahankan + transfusi  Darah merah  Trombosit OBAT o Metegrin o Misoprostol  membantu kontraksi Informed consent: kemungkinan terburuk adalah kematian ibu o











 



IT-10 Infeksi Neonatus & Dampak Penyakit Ibu pada Bayi baru lahir-IND DAMPAK PENYAKIT IBU PADA BAYI BARU LAHIR  



Bayi sehat  rawat ibu dengan baik Istilah o Kematian neonatus: tiap bayi yang lahir meninggal pada usia gestasi 20 minggu/> o Abortus: mati janin < 20 minggu o Neonatus lahir hidup: ada bukti hidup (ada denyut jantung, tidak ada napas















walau Cuma 10 menit) setelah lahir, dan meninggal dalam usia 28 hari o Lahir mati (still birth): kematian hasil konsepsi mati telah mencapai umur kehamilan 28 minggu o Kematian janin (fetal death): kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna  Perbedaan:  Fetal death: doppler: DJJ (-)  Still birth: doppler: DJJ (+) paling 5/6 (waktu lahir meninggal) o Angka kematian perinatal: jumlah kematian janin usia hamil 28 minggu- 7 hari stlh lahir/1000 kelahiran hidup  Mau 25, 35 minggu tapi hidup < 7 hari o Angka kematian neonatal: jumlah kematian neonatal/1000 kelahiran hidup  Perinatal bagian neonatal (< 28 hari)  kalau 10 hari  masuk neonatal Maternal Well Being dalam kehamilan o Jarak antar hamil bagus: 2 tahun o ANC minimal 4 kali, lebih baik kalau lebih  TM 1: 1x, TM 2: 1x, TM 3: 2x o Hindari usia ekstrim (> 35 atau < 18 th) o Hindari terlalu kurus (bayi kecil kurang oksigen) atau gemuk (HT, DM  ibu ikutan gemuk  lahiran susah) o BB meningkat dan aktivitas fisik yg sesuai o Nutrisi seimbang o Hindari paparan nikotin, obat, pestisida o Kesehatan jiwa: stress & depresi Kurangnya compliance bisa secara langsung/tak langsung berkaitan dengan: o Prematuritas & BBLR  mortalitas & morbiditas ANC o Identifikasi komplikasi maternal



Edukasi ibu (kaki bengkak: gestational toxic) o Membantu ibu menyiapkan kehamilan, edukasi dasar tentang perawatan bayi Identifikasi awal kehamilan o Perkiraan kapan partus/ BB sesuai kehamilan  Kalau 35 minggu  tapi di USG Cuma 1 kg, ada masalah apa? o Mencegah paparan & jaga dari perilaku jelek o Skrining untuk infeksi (sifilis, HIV) & risiko lain (HT, DM)  mencegah komplikasi janin o Diagnosa penyakit ibu:  Anemia  Malnutrisi  Kondisi medis: HT, DM, TB, malaria, ISK  Kondisi uterus: tidak mungkin normal, mungkin SC  Penyakit jantung  Tiroid Nutrisi Ibu o Evaluasi status nutrisi  BB ibu rendah (< 50 kg)  tidak boleh  Peningkatan BB baik (10-15 kg)  Kalau nambah 20 kg  jangan2 bayi terlalu gendut (susah lahir)  Kalau nambah 5 kg  PJT  stunting  Anemia: Hb < 10  dapat suplementasi zat besi  Obesitas maternal (skrining HT & DM)  Endemis: goiter  cek fungsi tiroid o Asupan diet seimbang o Suplementasi vit D  Defisiensi vitamin D karena peningkatan absorpsi & intake Ca kurang  hipokalsemia  kejang pada BBL o











o o o



Asupan asam folat adekuat  Saat awal hamil udah diberi  menurunkan risiko NTD Suplementasi besi  anemia Hindari vit A dosis tinggi  kelainan cacat bawaan pada janin



INFEKSI PERINATAL  



Virus Non virus



INFEKSI VIRUS 











Sitomegalovirus o Bagian TORCH o Ditularkan secara trans-plasenta, ASI  Kalau ibu kena  bisa dari plasenta ke janin  Karena dituler lewat ASI: jadi jangan kasih ASI o Dampak: IUGR, mikrosefali (paling sering) o Manifestasi: kuning, BBLR, trombositopeni, kulit ptechiae, tuli  Tuli: paling sering (usia 2 hari  skrining pendegaran)  Pas 6 bulan  alat bantu dengar (karena bayi mulai belajar mendengar)  kalau telat sampai usia 1-2 tahun tidak bisa ngomong Rubella o Bagian TORCH o Ditransmisikan secara transplasenta o Berbahaya jk infeksi pada TM1 o Dampak: peny jtg kongenital, retinopati, katarak (khas), hepatosplenomegali  Katarak kongenital  periksa serologis TORCH & konsul ke bagian mata HSV o Genital o Penularan: ascending (intrapartum)  tidak plasenta



Kalau pecah ketuban  dari vagina masuk ke ketuban (ascending)  terinfeksi herpes si janin  Atau pas persalinan  ibu dengan HSV jangan spontan, tapi SC o Dampak: Ensefalitis/meningitis, kejang, retinitis, retardasi mental  Ensefalitis/meningitis  bahaya Varicella zoster o Transmisi: transplasenta, bisa kontak o Perbedaan tipe2:  Congenital varicella syndrome: kalau ibu kena cacar TM 1 (< 20 minggu: masa organogenesis)  mikrosefali, retinitis  Congenital varicella: ibu kena cacar 5 hari sebelum melahirkan  vesikel akan timbul pada usia 12 hari  Neonatal varicella: timbul vesikel > 12 hari (dari kontak ibu)  tidak usah lagi cari penyebab, cukup acyclovir o Tatalaksana  Kalau TM 1 kena varicella (Congenital varicella syndrome)  antigen masuk ke janin  maka tatalaksana janin  Ibu harus dapat Ig varicella (di Indo dk ada)  bisa pakai Ig biasa supaya bayi mendapat Ab  Kalau ibu kena cacar TM 2 (masa organogenesis lewat/ congenital varicella)  ibu obati dengan acyclovir, janin tidak perlu terapi  karena Ag masuk janin  pada periode tertentu ibu membentuk Ab dan ditransfer ke janin  Kalau 5 hari sebelum lahir kena cacar (neonatal varicella)  belum



sempat terbentuk Ab  bayinya cacar: beri Ig + acyclovir



o



Ditransmisikan secara plasenta, saat persalinan, ASI (sebaiknya SC, jangan kasih ASI) o Biasanya asimtomatik  waktu normal pas nanti baru bergejala (IUGR)  maka dikasih anti IV profilaksis Hepatitis B o Ditransmisikan secara ascending, ASI, jarang plasenta o Dampak: hepatitis kronik post natal (bisa di dewasa), sirosis, Ca hati  Pas lahir dk ada gejala  Sebaiknya vaksin + Ig hepatitis B  Setelah jadwal vaksin terakhir  cek HbsAg (+), kalau (-): aman  Kalau pas lahir udah dikasih Ig  boleh kasih ASI



o



















HIV o



PENYAKIT TIROID 







INFEKSI NON VIRUS 











Neisseria Gonorrhoea o Transmisi: Ascending, proses persalinan o Banyak sekret mata (kalau sedikit normal)  jarang 1 hari biasanya timbul setelah usia 2 hari o OBAT: AB: ceftriaxone, irigasi mata  susah jelasin ke ortu Treponema pallidum (syphilis) o Transmisi: transplasenta, bisa kapan saja saat kehamilan (bisa TM 1, 2, 3)  Kalau TM 1 cacat, still birth, fetal loss, congenital sifilis, tulang, hepatosplenomegali o Termasuk rutin: sifilis, HIV  VDRL  nonspesifik  TPHA  spesifik (kalau bayi +  kasih penisilin sama dengan ibunya) Toxoplasma gondii o Transmisi: transplasenta



Dampak: hidrosefalus, (jarang mikrosefali), kalsifikasi otak, hepatosplenomegali, retardasi mental Bayi (+)  periksa ibu (+)  jangan hamil tapi obati sampai sembuh  baru punya anak lagi



Hipotiroid o Jarang pada ibu hamil  ETIO: karena angkat kelenjar tiroid, hashimoto o Dampak: still birth, IUGR, abruptio plasenta (lepas), preeklamsia o Terapi: dapat tiroksin Hipertiroid o Lebih sering o Etio tersering: Grave o Jika tidak diterapi bahaya untuk ibu dan fetus o Komplikasi maternal: preeklamsia, ggl jtg, aritmia o Komplikasi janin: lahir preterm dan tirotoksikosis neonatal



DAMPAK HIPERTENSI 



   







IUGR: janin kecil o Vasokonstriksi pembuluh darah (sedangkan bayi dapat nutrisi dari ibu)  aliran darah ke janin <  nutrisi & O2 <  bayi kurang gizi Asfiksia o Suplai O2 < Prematur & BBLR/KMK Anomali kongenital Multipel gestasi o Hamil kembar  plasenta ada gangguan  menyebabkan hipertensi (bukan dampak) Polisitemia + hiperbilirubinemia o Polisitemia: Janin hipoksia (kurang O2)  kompensasi membentuk eritrosit >>



o



Hiperbilirubinemia: Eritrosit >> (Normal Hb neonatus: 14-20 rata2 17)  pada bayi hipoxia Hb : 22-25  begitu usia bertambah (darah mendekati yang normal)  pemecahan eritrosit  melepas biliverdin  bilirubin







DAMPAK DIABETES  



Menurut kriteria Wide: A-F Tipe A-C  belum ada gangguan vaskularisasi o BMK  Asupan ke janin normal  bayi bisa besar (Large gastational age)  hiperglikemia ibu  janin juga hiperglikemia  kompensasi dengan janin membentuk insulin tinggi  ESO: penumpukan lemak di janin (gendut2) o Trauma lahir  Waktu lahir karena bayi besar  trauma lahir o HMD  Pada bayi prematur  kurang surfaktan (normalnya mencegah alveoli kolaps)  kalau kolaps dk bisa masuk udara  sesak  Kalau ibu dengan DM walau bayi cukup bulan bisa HMD  Karena insulin  menghambat pembentukan surfaktan  tidak terbentuk  alveoli kolaps  HMD o Polisitemia o Hiperbilirubinemia o Hipoglikemia  Janin hiperglikemia, insulin tinggi pada bayi  begitu dipotong tali pusat  asupan glukosa distop  sedangkan insulin bayi masih tinggi  hipoglikemi (bisa kejang, meninggal)  segera cek BSS begitu lahir  kalau hipoglikemi: kasih minum susu formula



o Kelainan bawaan Tipe D-F  gangguan vaskularisasi o BBLR/KMK o Kelainan bawaan o Hipoglikemi o Polisitemi o Hiperbilirubinemia







INFEKSI NEONATUS      







Angka sepsis di NICU tinggi (masalah terkini BBL) Melibatkan hampir seluruh sistem tubuh Insidensi: 5/1000 bayi & lebih sering pada prematur Sistem imun imatur o Terjadi pada awal kehidupan, tapi akan matur hingga usia 1 tahun Imunitas spesifik: o Dimediasi limfosit: limfosit B & T Kerentanan neonatus terhadap infeksi o Faktor endogen  Kadar rendah IgG (Antibodi yang bisa lewat plasenta): IgM & IgA (tidak ada)  Prematur gagal dapat IgG  baru ditransfer full pada TM3  Aksi fagosit kurang efektif  Aktivitas humoral terganggu (komplemen rendah)  IUGR lebih rentan o Faktor eksogen  Bayi itu steril  Kulit rusak (luka) tempat masuk kuman  Obat yang mengganggu fungsi imun (kortikosteroid)  Emulsi lemak (lipid parenteral di NICU)  Hiperbilirubinemia Asal infeksi o In utero (kongenital) o Intrapartum o Postnatal











Kongenital (intrauterin) o Transplasenta  TM 1: Infeksi TORCH  TM 2: sifilis  TM3:  Virus  Bakteri  Protozoa o Ascending: setelah pecah ketuban sebelum waktu  masuk ke janin  Paling sering: E. coli Intrapartum o PROM: KPD  kuman di vagina masuk ke bayi o Patogen: HSV, N. GO, Hep B  jangan spontan sebaiknya SC o Faktor risiko maternal  Sepsis (demam, WBC tinggi, uterus tegang, cairan ketuban purulen) karena chorioamnionitis  KPSW/KPD  Persalinan lama > 12 jam  Pemeriksaan vagina terlalu sering  Adanya fetal distress atau asfiksia perinatal Didapat (Postnatal) o Biasanya nosokomial o Terutama bakteri pseudomonas



Sepsis neonatal   



Definisi o Gejala sepsis pada bayi < 1 bulan o Memiliki kultur darah (+) Insiden o Asia: 7,1/38 per 1000 kelahiran Penyebab langsung kematian neonatus o Infeksi 32% o Kasus dikarenakan sepsis neonatal 1268% pada negara berkembang o Morbiditas (kecacatan) :  Kerusakan otak karena meningitis, syok septik, hipoksemia



 







Klasifikasi o Onset   o Onset   Faktor risiko o Early  







o







  Late   



Organ lain: paru, hati, ekstremitas, sendi awal < 72 jam timbul gejala Berarti infeksi dari ibu akhiran > 72 jam timbul gejala Nosokomial atau RS Pecah ketuban > 18 jam Chorioamnionitis  risiko tinggi  Demam > 38oC  Uterus tegang  Leukositosis > 15 ribu  Takikardia fetus Ketuban berbau  Hijau kental, bau  kasih AB  Hijau + tidak bau  meconeum (dari empedu) o Karena bayi hipoxia (fetal distress  sfingter ani terbuka  berak di intrauterin) ISK ibu Persalinan prematur



Prematur/ BBLR Di RS Prosedur invasif: ventilator, IV line, kateter urin, chest tube  Kontak dengan dokter  Tidak mendapat ASI  Bayi tidak bisa minum (< 8 ons)  kapan dikasih muntah  coba tetesi colostrum di pipi 0,1 cc kiri & kanan  merangsang sistem imun di orofaring  Kebersihan NICU buruk Patogen penyebab











 











o Early: bacili gram negatif  E. coli o Late: bacili gram negatif  pseudomonas Diagnosis o Gejala & tanda o Lab  Kultur  Indikator lain Tanda klinis: tanda awal non spesifik, mungkin tersamar  Early o Distress napas (bisa aja HMD) o Apnea (bisa aja prematur) o Penurunan suhu o Aktivitas menurun o Late: hipotensi, syok, purpura, kejang Kriteria infeksi bakteri parah o Retraksi dinding dada Tes lab o Kultur: darah, LCS, urin  GOLD STD: kultur darah  Ambil darah 0,5-1 ml  kebanyakan tumbuh dalam 1-2 hari  bicara sama orang mikro untuk tau hasil lebi cepat o Hematologi: WBC, Trombosit, LED o Tes lain: CRP Bayi memiliki faktor risiko + gejala klinis tapi kultur darah (-) o Karena kultur (+) hanya 2-25% o Mungkin bayi mendapat AB  Ibunya chorioamnionitis diberi AB  AB bisa ke plasenta sehingga janin steril o Bayi mungkin mendapat AB sebelum kultur darah  Harus diambil darah dahulu baru AB o Volume darah terlalu dikit  Butuh 1-1,5 cc (tapi dapat Cuma 0,3 cc)  Kalau (+)  pasti  (-)  belum tentu bukan sepsis LP



Kemungkinan meningitis: 1-10% Bayi dengan meningitis: memiliki gejala sepsis tapi meningitis tidak ada  kalau kejang kita periksa LP o Normal:  WBC: 0-32 /mm3  Glukosa: 24-119 mg/dL  Protein: 20-170 mg/dL  SEPSIS: o WBC: meningkat o Glukosa menurun o Protein meningkat Kultur urin o Hanya untuk late onset sepsis o Spesimen bisa dari kateter/aspirasi suprapubik Kultur lain o Paling bagus darah Hitung WBC o Total WBC: < 5.000/uL, > 25 ribu o Absolute neutrofil count: < 1500/uL o Rasio Imatur: total neutrofil > 0,2  Imatur: batang  Total neutrofil: batang + segmen Tidak ada pengganti klinis o Nilai WBC mungkin normal pada bayi sepsis o WBC tinggi pada lahir tidak spesifik bisa karena stress/asfiksia  Misal 35 ribu, tapi bayi asfiksia  eritrosit >> sumsum dipicu  terbentuk eritrosit muda berinti (di mesin di baca leukosit) o Prediktor sepsis  WBC < 5.000/uL  Absolute neutrofil count: < 1.500/uL  IT ratio > 0,2 pada 12-24 jam usia C-reactive protein o BBL ada infeksi  jangan cepat-cepat diambil  paling tidak 6-12 jam (karena baru disekresi 6 jam) o o







 











Normal: 15 mm/jam (infeksi) Klinis (letargi, malas minum, sesak)  ambil darah (cek kultur + lain2)  kasih AB tanpa nunggu Pada bayi yang sehat o Jika ibu ada chorioamnionitis  walau bayi sehat saja: tatalaksana = sepsis (ambil darah tanpa menunggu hasil , langsung kasih AB) o Ibu demam, leuko 15 ribu  pas lahir normal2 aja si bayi (nangis kuat, gerak aktif)  periksa darah LED, CRP  observasi 48 jam (jangan kasih AB)  tunggu hasil darah  Kalau (+) dan klinis jelek AB  (-)  ulangi Terapi o Ampi + Genta o First line terapi  Ampicilin 50 mg/kg/kali tiap 12 jam (minggu pertama kehidupan), tiap 8 jam (2-4 minggu) + Gentamisin 1x1 hari Infeksi Staphylococcus o Gunakan Cloxacillin/flucloxacillin + gentamisin o Jangan ampisilin karena resisten Bayi tidak respon dengan first line terapi atau suspek infeksi RS o Tidak respon dengan first line terapi  sefalosporin generasi ke 3 (Puskes: cefotaxime, RSMH: ceftazidime) o







 















Infeksi nosokomial  vancomycin + gentamisin (amikasin atau ceftazidime) Durasi pemberian AB o Gram (-): 14 hari o Gram (+): 10-14 hari  grup B streptokokus  Ulangi kultur darah (Tapi jarang) dalam 24-48 jam utk melihat apakah udah bersih o Gram (-) meningitis: 21 hari o Gram (+): 14-21 hari  Catat kultur negatif dalam 24-48 jam terapi  Pertimbangkan studi neuroimaging  USG transfontanella: bayi2 meningitis dalam 2 minggu o Kalau masih tebal gyrus  terapi kita extend hingga 28 hari Pencegahan o Cuci tangan o















IT-11 Hipertensi dalam Kehamilan-AK (SOAL BEDA)  



INFEKSI LOKALISATA 











Infeksi tali pusat o Bisa menjadi sepsis o Diagnosa  Tali pusat normal: putih, kering  Abnormal: pus, lembap, kemerahan, bau buruk (infeksi) o Tatalaksana  Puskesmas: Gentian violet  RSMH: bersihkan dengan clorhexidin + AB ampi-genta Infeksi kulit o Pustul kulit o Tatalaksana:  Bersihkan, kasih gentian violet, kasih ampisilin saja (tidak perlu genta karena genta itu gram negatif) Infeksi mata o Karena chlamydia, GO, kalau karena AgNO3 (dk ada terapi)



Tatalaksana:  GO: ceftriaxone 50 mg/kgBB single dose  IM: pedih (seharusnya pelarut lidokain)  diencerkan hingga 5 cc  Kalau IV pelarutnya aqua (encerkan jadi 10 cc) Oral trush o Plak putih di membran mukosa atau lidah karena candida albican  Tatalaksana  Puskes: gentian violet 0,5%  Sekarang: nystatin oleh 4x1 cc o











Low risk o Tidak menyebabkan mortalitas & morbiditas High risk o Lebih meningkatkan morbiditas & mortalitas o Nolong bekas SC  Pasien PEB udah diterapi  jadinya eklampsia  Partus  jadinya HPP o Preterm  Ibu tidak apa-apa, mungkin bayinya  tidak boleh di puskes  harus ada NICU (RS kelas B/A)  HIGH RISK JANIN Angka kematian ibu : jumlah kematian ibu dalam kehamilan o 359/100.000 kelahiran o Kematian karena hipertensi  Sebabnya tidak diketahui o Yang lain langsung: perdarahan postpartum (di daerah no. 1), infeksi (asal ada antibiotik)  No. 1 paling tinggi angka kematian ibu: Laos 4 Terlalu



Terlalu muda: < 18 tahun Terlalu tua: > 35 tahun (umur ekstrim) Terlalu sering beranak: interval yg baik di atas 2 tahun (< 5 tahun)  agar anaknya udah jalan dengan baik baru ngurus yang baru o Terlalu pendek antara jarak anak 1 dan 2 3 Terlambat o Terlambat mengambil keputusan o Terlambat transportasi o Terlambat memberi tindakan Deteksi jumlah kematian ibu hamil melahirkan – 6 minggu postpartum (42 hari) Hipertensi kronis  batasan 12 minggu Insiden o 5-10% hamil o 4-5% preeklampsi o > dari ½ kematian bisa dicegah  Kematian:  Langsung: HT, HPP, infeksi  Tidak langsung: diperberat penyakit jantung, DM o Blood volume meningkat 3x  kerja jantung berat  Triple eliminasi: 3 terlambat tadi Kematian ibu o Perdarahan post partum 33% o Hipertensi 25%  Di senter seperti RSMH: meningkat karena kausa tidak diketahui o Infeksi 8% Definisi HT o > 140/90 4 tipe: o Gestasional: HT saja pada hamil, (-) proteinuria, timbul > 20 minggu  USG: 18-22 minggu  untuk scan morfologi  Plasenta previa: 20 minggu batas  kalau masih ada akan terus hingga kelahiran o Preeklampsi-eklampsi







  







 



Multiorgan vasospasme:  Otak: pusing  Mata: kabur  Liver: SGOT/SGPT meningkat  Nyeri epigastrium  Proteinuria  Kejang= eklampsia  Periksa 20 minggu, jangan 7 bulan (31 minggu)  karena udah PEB o Hipertensi kronik: TD meningkat sebelum hamil-< 20 minggu  meningkatkan risiko preeklamsi lebih besar o Superimposed preeklamsia: HT kronik (< 20 minggu) + pada saat hamil ada preeklamsi (proteinuria) Preeklamsi o Bisa ada protein/tidak tapi mengenai organ o TD > 140/90  Proteinuria  Multiorgan  Trombositopenia < 100.000  Insuf ginjal (Cr > 1.1 mg/dL)  Hati: SGOT/SGPT meningkat 2x  Gangguan otak: pusing, sakit kepala, gangguan mata, kejang  Edema paru Pembagian o Dulu: ringan, berat (ringan itu kayak tidak berisiko  tapi tetap berisiko  tetap diawasi) o Sekarang: preeklamsi atau berat 



o o o















Faktor risiko o Nulipara (belum punya anak  anak pertama berisiko 3x) o Anak kembar  ada stretch o Kehamilan sebelum ada preeklamsi o Hipertensi kronis o DM o Trombofilia o SLE o BMI > 30 o AAS o Usia > 35  meningkatkan risiko 3x lipat o Ginjal o Bayi tabung o OSA



Genetik Faktor lain: nutrisi, antioksidan (dapat menurunkan TD) Komplikasi preeklamsi : HELLP syndrome o H: hemolisis (dari SADT) o EL: elevated liver enzyme (SGOT/SGPT > 70, LDH 2x nilai normal) o LP: low platelet < 100 ribu  Tatalaksana:  KS  memperbaiki trombosit saat antepartum  Di postpartum tidak berpengaruh  Dexa pilihan untuk HELLP, kalau beta untuk maturasi paru > baik Pencegahan: o Risiko tinggi: aspirin dosis rendah o Risiko sedang: beberapa faktor terpenuhi diberi aspirin dosis rendah o Risiko rendah: tidak perlu aspirin o o















Eklamsia o Ada kejang o Generalisata o Bisa saat hamil, intra, postpartum (terutama 24-48 jam pertama) Patogenesis o Disfungsi endotel  vasospasme  iskemi  tromboemboli o Plasenta terlibat (bukan dari anak) o Invasi trofoblas abnormal  Pada yang normal: arteri spiralis melebar karena invasi trofoblas  Pada preeklamsia  invasinya terbatas sedangkan blood volume tinggi  perlu pelebaran pembuluh darah  vasospasme general (perfusi terganggu  nutrisi kuat mencegah dari kalsium Tatalaksana o Preterm: < 34 minggu  Pasien dirawat masuk kamar bersalin, ekspektatif: MgSO4  tidak respon dengan obat/HELLP  langsung lahirkan  Kalau respon  KS (lahir se-aterm mungkin) untuk pematangan paru selama 2 hari  sudah boleh dilahirkan 34 minggu (karena BB: > 2kg)  Kalau berat bayi 1 kg  umur kehamilan 28 minggu  Ginekologi 2 masalah: perdarahan tak teratur, nyeri perut o Manajemen ekspektatif  Non severe  Bisa rawat jalan  Kesejahteraan janin  lihat USG  Cek trombosit  Severe  Kalau belum matur  steroid 2 hari (dexa/beta) 24 mg  cara pemberiannya beda o Dexa: 6 mg tiap 12 jam IM o Beta: 12 mg IV  Tidak ada konservatif  bila ada gawat  lahirkan o Utama: selamatkan ibu  Oligohidramnion  segera dieliminasi  Polihidramnion  Dilihat dari 4 kuadran (amnion fluid index)  single pocket 2 dari 10 o < 2: oligo o







o 10: poli OBAT  MgSO4  kejang (1 st line eklamsi) dosis loading 4 g selama 5-10 menit, maintenance 1 g selama 24 jam postpartum  Jika berulang 2 g bolus IV  Syarat: o RR harus 16x/menit o Urin output baik o Refleks fisiologis (patella) + o Siapkan Ca-glukonas  antidotum MgSO4 bila henti napas  Monitor o Urin output o Refleks patella o RR o Saturasi O2  Antihipertensi  Nifedipin (1st line)  Hidralazin IV drip  kalau krisis hipertensi (injeksi), tensi > 180/120  Etiologi tidak diketahui  hanya simtomatik  Edem tungkai  tidak dikasih, mungkin cukup tidur miring ke kiri  Kalau edem paru  beri diuretik Komplikasi: o Ibu  Hipertensi kronik (batasan 12 minggu  kalau > 12 minggu HT kronik)  CVD  Penyakit jantung sistemik  Decomp cordis  Stroke  DVT  HELLP o Janin



 



o







PJT Gawat janin



IT-12 DM, Anemia, Penyakit Jantung, Asma-PB DM o o o



o



o



Ditemukan pertama kali saat kehamilan (kalau dari kecil  bukan) BB bayi gede, ibu gendut sekali Curiga: o BB > besar dari usia kehamilan (pusat: 24 minggu) o Pastikan leopold: ternyata 3 jari ditas pusat o USG: seharusnya 6 ons (pada 24 minggu)  8 ons o BB ibu gede banget (naiknya berapa kilo? 12 kg : berlebihan sekali) o Periksa lab: GDPP, GDS, GDP (3 sebelum boleh aja diperiksa) 1. HbA1c  HbA1c  menggambarkan kadar gula darah dalam 3 bulan terakhir  Batasan: 6,5 %, kalau > 6,5%  DMG o 2. Untuk org hamil TTGO  disuruh makan gula 75 gram  periksa 1-2 jam gula darah Klasifikasi o DM tipe I: dari lahir/bawaan rusak  butuh insulin saat terdiagnosa o DM tipe II: dari pola makan (silent) o DM tipe spesifik: infeksi o DM gestasional Faktor risiko DMG o Riwayat keluarga kongenital  Cleft lip  Kelainan jantung  PJT  Kelainan di hepar (Defek metabolik)  Ibu datang dengan perawakan obese, anak pertama saya gk ketawan



o



sebab meninggal saat mau lahiran (di akhir kehamilan)  Periksa HbA1c  udah biasa hiperglikemi  terdiagnosa DMG  Diet ekstrim + kadar GD bayi yang menurun  O2 & nutrisi kurang o Ada riwayat DMG o Riwayat diabet keluarga o Obesitas o Preeklamsi o DM o HPP: karena rahim tidak berkontraksi dengan baik o Distosia bahu  Bayi besar  Panggul ibu sempit karena lemak numpuk o Penggunaan steroid jangka panjang  SLE, ITP, PCOS (lahir dk teratur, panjang)  bisa jadi diabet o Usia > 35 tahun  Kelainan kongenital bayi  Komplikasi ibu (metabolisme berubah) o Glikosuria  Keluhan ibu hamil: pipis terus2an  Seharusnya 20 minggu idk kencing  Kalau terus2an  boleh periksa HbA1c Skrining & Diagnosis o ONE STEP  TTGO: puasa dulu 6 jam  glukosa 75 gram + air 1 gelas  periksa kadar gula 1 jam kemudian  Kalau > 126 dalam 1 jam (+)  Kalau > 200 mg/dL dalam 2 jam (+)  Kalau (-)  diulang o Jika usia kehamilan < 24 minggu  ulangi di 24 minggu



kehamilan  masih bisa mengontrol GD ibu, mengontrol pertumbuhan bayi o



Patofisiologi o Peningkatan resistensi insulin  Haidnya panjang 35 hari (PCOS)  bisa jadi DM  Ubah gaya hidup (rajin olahraga, tidak makan junkfood, makan Obat antidiabetik oral: metformin) o Metabolisme KH berubah  Sedikit aja masuk KH  berkalikali lipat efek di yangtidak hamil o DM tak terkontrol  Bayi kecil (terhambat)  Karena pembuluh darah rusak (mengecil)  darah yang masuk lebih sedikit  kurang nutrisi, O2  bayi kecil o Ibu hiperglikemi  bayi hiperglikemi  hiperplasi pankreas  hiperinsulinemia mengakibatkan:  Growth hormone: makrosomia (BB > 4 kg)  Organomegali (gula: sumber energi)  Ganggu eritropoesis: polisitemia  Surfaktan: RDS  Bayi 38 minggu, tidak DM  baik2 saja  38 minggu, dengan DM  seharusnya paru matang, karena produksi surfaktan kurang  paru belum matang o Kalau lahir dari bawah  distosia o Kalau hiperglikemi bisa IUFD  jadi kita bisa beri pematangan paru (KS: Dexa: 2x 6 mg selama 2 hari)  kalau kita paksa lahir  setidaknya surfaktan udah terbentuk



o



o



o



o



o



o Perubahan hormonal Komplikasi o Ibu  DM menetap (tipe 2)  Preeklamsia (karena pembuluh darah vaskonstriksi)  Polihidramnion (karena bayinya kencing terus) o Janin & neonatus  Makrosomia  distosia  Hipoglikemi, hipoCa, hiperbilirubin  Jangka panjang: CV, DM, obesitas ANC o Multidisiplin: IPD, OG, anak, anestesi, gizi o Kalau kita diagnosa pada 24 minggu  Kalau tidak ada komplikasi: 2 minggu-usia kehamilan 36 minggu Terapi o Umumnya insulin 0,8-1 IU/kgBB o Kadang dosis terlalu kecil misal usia 1416 minggu  makanya GD tidak turun Edukasi o Ibu olahraga: berenang, yoga  Kecuali yang ada komplikasi o Obat anti diabtik tidak dianjurkan karena menembus plasenta  Begitu hamil OAD distop  ganti insulin  Kalau misalnya ibu dengan PCO makan metformin (insulin sensitisizer)  16-18 minggu tetap dikasih sampai plasenta kebentuk  baru distop kalau udah terbentuk Tindakan obstetrik o Lahirkan jika  Fetal distress: gawat janin  Maternal distress: KAD (ketoasidosis diabetik)  Ada riwayat IUFD, riwayat HDK  usia 32 minggu harus dilahirkan  2x seminggu kontrol o Kapan pervaginam vs perabdominal



Rata-rata 3,5 kg, TB ibu 150 cm  masih bisa  Kalau 4 kg  SC abdominal  Kalau udah pernah lahir 4,5 kg  bisa vaginam 2 jam minimal 3 gerakan, dalam 24 jam 10 gerakan (coba ibu dengerin suara keras atau coba makan yang manis)  kalau ada gerakan normal, kalau < dari 3 gerakan  cardiotokografi Periksa gula darah, kalsium, bilirubin  karena terganggu metabolisme 



o



o Anemia o



o o



o



o



o



Sering terbengkalai o TM 1&3: > 11, Ht: 33 o TM 2: > 10,5, Ht: 32 Orang DBD  Ht meningkat (hemokonsentrasi)  hubungan dengan hemodilusi Tiap TM diperiksa Hb o Lesu, lemah, letih  baru keliat apabila Hb < 7 o Apalagi anemi terkompensasi  tidak ada gejala o Gejala: pucat, glositis, mata berkunang2, sesak Prevalensi o 30-42% o Kontraksi jelek o Pertumbuhan bayi terhambat o Bisa ganggu fungsi kognitif Pasien anemia Hb: 9  lihat MCV (Mikrositik hipokrom) o MCV < 80, MCHC 24, MCH: 20  cek ferritin (secara umum 15-200, tapi agar pertumbuhan janin optimal pakai 30-40)  ternyata menurun: ADB (transfusi) o Ferritin itu protein (berikat dengan globin)  nama lain: protein fase akut (dikeluarkan dalam jumlah banyak ketika infeksi)  kalo > 150  curiga infeksi Metabolisme: folat, B12, besi



o



o



Normokrom normositik  retikulosit < 3%  RDW normal o Kalo RDW meningkat (> 15%)  lihat ferritin, B12, folat Makrositik o Defisiensi B12, folat  memperbaiki absorpsi, B12 itu jarang o o



o



o



o



Hbpati o 2 pasang rantai: 2 alfa & 2 beta o HbF anak: alfa & gamma o Hidrops fetalis: Hb bart (gamma 4)  betanya tidak terbentuk o Patofisiologi  CDC: Hb > 15, Ht > 45  outcome buruk  IUFD, cacat janin, kelainan jantung Anemia defisiensi besi o Total kehilangan selama hamil lagi o Rekomendasi:



 Hamil: 27 mg  Ketika menyusui: 10 mg o Suplemen Fe  setidaknya 3 bulan (karena usia darah 120 hari) o Hubungan  depresi postpartum (karena O2 ke otak 1 cm  Multigravida: tidak > 1 cm (walau kayak buka)  Perokok  Psikotropika (kokain)  drug abuse o Lainnya  Anomali janin  Serviks inkompeten  tidak bisa menahan beban  pendataran servik  Hidramnion  vol >>  overdistensi  Infeksi (pneumonia, pielo)  Perdarahan pervaginam > 12 minggu  abortus iminens Keadaan yang berkaitan erat dengan kelahiran preterm o Iatrogenik (Tindakan: karena indikasi medis) o Maternal  Peny sistemik parah  Adanya patologi nyata di abdomen non obstruksi (Tumor, apendicitis)  Penyalahgunaan obat  Preeklamsia/eklampsia  Trauma o Uterus



Malformasi (uterus bersekat, bentuk hati, 2 uterus)  Overdistensi akut  Mioma besar (tumor jinak otot polos myometrium  persalinan preterm (jika besar sekali)  Desiduitis  Aktivitas uterus idiopatik Serviks  Inkompetensi serviks  Servisitis/vaginitis (infeksi berat  reaksi inflamasi) Plasenta  Solutio plasenta (lepasnya plasenta sebelum kala III  seharusnya di kala URI)  Plasenta previa (plasenta yang menutupi jalan lahir)  Previa: depan jalan lahir  37 minggu SBR terbentuk  selaput geser  perdarahan aktif  lahir segera  Sinus marginalis (dipinggir OUI)  Chorioangioma besar (tumor plasenta dekat insersi umbilikus) Cairan amnion  Oligohidramnion non KPD (ketuban sedikit: ada yang KPD & non KPD)  KPD preterm  Chorioamnitis subklinis  Polihdramnion Janin  Malformasi janin  Kehamilan multipel  Janin hidrops (Janin bengkak, penumpukan cairan pada 2/> kompartemen janin)  Edem anasarka, toraks: efusi pleura, perikard, asites, laki2: hidrokel (harus 2/> organ kena)  PJT (bayi kecil, lingkaran tidak efektif  dilahirkan berapa saja usianya) 



o



o



o



o



Gawat janin (kalau bisa dilahirkan  fetal distress)  Kematian janin (kalau dipertahankan si IUFD  tubuh berusaha mengeluari  nanti bisa terjadi gangguan pembekuan darah ibu  kalau lahir tidak dalam 4 minggu  TxA2, prostasiklin  DIC Pentingnya hygiene vagina o Ascending: dari vaginitis-servisitis  endometritis-salpingitis-adnexitis o Sperma dapat membawa bakteri  IMS o Rahim dapat menghisap cairan vagina  Bacterial vaginitis  Kalau ada keputihan  obati  Chlamydia trachomatis  Keputihan busuk, hijau  Preterm & menginfeksi mata  ada nanah di mata  buta pada bayi Daerah potensial infeksi bakteri pada uterus o Amnion-chorion-desidua-myometrium o Chorioamnionitis  Berisiko tinggi untuk sepsis neonatal (short vs long term)  Gangguan kontraksi uterus  Peningkatan hormon CRH: hormon persalinan  37% bayi korioamnionitis akan menjadi serebral palsi (tidak bisa duduk, tidak bisa jalan) Hubungan pekerjaan: bekerja 8 jam dengan berdiri > 4 jam meningkatkan risiko USG transvaginal 











 







Analisa biometrik serviks uteri: memendek seperti huruf Y o Y, V, U: akan terjadi persalinan







Hubungan periodontitis dengan preterm: periodontitis memberi risiko terhadap preterm Hubungan ISK dengan preterm o Uretra deket dengan vagina  simtom vs asimtomatik (kebanyakan)  tiba2 preterm Kriteria diagnosis infeksi intraamnion (amnionitis) o Demam > 37.8oC o Pecah ketuban











2/> gejala:  Ibu takikardi > 100  Janin takikardi DJJ > 160  Nyeri di uterus  Air ketuban bau busuk  Leukositosis > 15 ribu pada ibu o Tidak ditemukan infeksi di tpt lain Tatalaksana o Anamnesa: pecah ketuban, merasa basa, pipis terus o PF: masukkan spekulo (inspekulum)  ada air?  nitrazin test (lakmus merah jadi biru), kalau ditekan (ada cairan keluar dari OUE) o KPD  24-31 minggu: KS  pematangan paru + AB  32-33 minggu: kalau sudah ada paru matang (SHAFT TEST: parunya matang  tapi matangkan juga dengan KS)  34-36 minggu: kenapa setelah 34 minggu? karena dianggap matang  Tidak diberi lagi KS  Hanya AB  Lahirkan jika > 34 minggu  Early (20-34 minggu)  mau diapakan? Dipertahankan atau dilahirkan?  24 minggu ke bawah  lahirkan karena belum viable & kelamaan nunggu hingga 32 minggu  jadinya dilahirkan o Tidak diberi KS  lama-lama habis pecah ketuban  janin kontak dengan luar  hipoplasia paru atau bisa jadi amniotic band syndrome (terpotong, terikat)  Kalau > 24 minggu beri KS o







o







 



Target KS: pneumosit tipe 2 (terbentuk setelah hamil 24 minggu)  Kalau < 24 minggu  tidak ada target



Pencegahan o Perbaiki nutrisi pra hamil, hamil, nifas o Jaga hygiene: mulut-gigi, vagina, colon  Kutuan: tidak (Tapi kalau banyak  anemi) o Saat hamil:  Inspekulo min. 1x dan setiap ada keluhan  Skrining & terapi: ISK, periodontitis  Jika mungkin periksa kadar protein, CBC, ferritin  Def Fe  depresi postpartum, IUGR, ADHD  Mikro-makronutrien  Kelola aktivitas, tetap berolahraga ringan  Cegah stress  Kortisol tinggi  prematur o Probiotik  menurunkan risiko infeksi genital 81% o Sekitar 40% perempuan preterm tu kurang nutrisi  Bibir: sperma, ovum  Bobot: makro-mikronutrien  Bebet Tindakan Cerclage: pakai benang mercilen menahan serviks Tindakan o Rujuk ke sentra lebih siap o Tokolitik (mengurangi kontraksi): nifedipin, terbutalin, MgSO4, indometasin o Dampingi/temani o Perawatan neonatus dengan metode kanguru



KEHAMILAN POST-TERM



    















Sinonim: Kehamilan lewat bulan, kehamilan lewat waktu, postterm, prolonged, postmature Kehamilan > 42 minggu 0/7 hari Postdate: melewati taksiran persalinan Postmatur: kondisi kusus janin  lewat waktu patologis (40 minggu 0 hari  42 minggu) Pemeriksaan ANC o Riwayat haid (HPHT?) o Riwayat pemeriksaan antenatal o TFU o USG (paling akurat TM 1 standar deviasi rendah: kalau kantong : 4 minggu) o Radiologi (efek X-ray) o Periksa cairan amnion (ketuban sudah kental) Dampak posterm o Ibu  Makrosomia fetus (BB > 4 kg) persalinan lama karena tidak sesuai pelvis dengan janin  Oligohidramnion  Preeklampsia  SC  Distosia bahu (dapat menciderai ibu  perdarahan postpartum)  Laserasi perineum o Janin  Still birth (lahir mati)  Sindrom postmaturitas  NICU  Aspirasi mekoneum (infeksi saluran napas)  Kejang neonatus  HIE  Trauma lahir  Obes masa kanak Patofisiologi o Disfungsi plasenta  sindrom post maturitas  gawat janin & oligohidramnion  PJT (bayinya keriput) Disfungsi plasenta



Setelah 39 minggu ke atas  apoptosis (seharusnya menurun fungsi)  41-42 minggu: gangguan janin (kalau belum lahir) Sindrom post maturitas o Gejala  Kulit keriput, kering, mengelupas  Kuku panjang, meconeum staining  Tubuh panjang & kurus  Mata terbuka, waspada, tampak tua, khawatir o Dapat muncul kehamilan 41,42,43 mgg Gawat janin & oligohidramnion o Sebelum bersalin (antepartum) & intrapartum  kontraksi, ketuban sedikit  kompresi tali pusat (tidak ada bantalan dengan tali pusat)  kurang O2: tidak bisa bernapas o Volume cairan amnion terus menurun setelah 3-8 minggu o Fungsi plasenta:  Produksi air ketuban/urin bayi  Makin tua 38 minggu  meconeum PJT o Bisa naik BB paling 150-200 gram seminggu (kalau nutrisi bagus) Kontroversi: o Kalau sudah 40 minggu  pemantauan kesejahteraan janin: USG dinilai:  Biometri  Gerakan janin: flexi/tidak  Cardiotokografi  Cairan ketuban  Apabila 10/10  sejahtera o Yang terbaru 40 minggu  lahirkan saja  karena risiko kegagalan induksi & mati janin meningkat Penatalaksanaan o Aktif: induksi o Pasif: ditunggu saja/ekspektatif o Identifikasi kondisi janin/keadaan yang membahayakan janin o











 







o o



 Jangan induksi, tapi aktif (operasi) Periksa USG: ketuban (hiperechoic: > putih), plasenta kalsifikasi Periksa pematangan serviks  skor Bishop



BBLR   



  







OCT: oksitosin challenge test Terminasi segera: SC Bila serviks belum matang  dinilai keadaan janin apabila tidak diakhiri: o NST (lihat kesejahteraan janin) o Oligohidramnion (< 2cm kantong/ indeks cairan amnion < 5)  induksi persalinan Selama persalinan o Pemantauan ibu & janin o Hindari obat penenang/analgetika  menutupi efek yang jelek (iminens  diinduksi  nyeri hebat) o Persiapan O2  kalau lahir spontan butuh resusitasi o Cegah terjadinya aspirasi mekoneum dengan menghisap cairan atau resusitasi intrauterin



IT-14 BBLR & Hiperbilirubinemia neonatal-AFF







BBLR : bayi berat lahir rendah (ditimbang dalam 1 jam kelahiran) BB: pas kapan nimbang  kalau sudah 1 hari o Bayi 7 hari berat 3 kg  belum tentu lahirnya 3 kg Klasifikasi o Berat lahir  < 2500 g: BBLR  < 1500 g: BBLSR  < 1000 g: BBLASR o Usia kehamilan (hitung dari HPHT  paling akurat, kalau USG: nyimpang bisa 2 minggu, periksa TFU)  < 37 minggu: preterm  Sangat preterm: < 32 minggu  Ekstrim: < 28 minggu  37-42 minggu: aterm  > 42 minggu: post term o Ukuran berdasarkan usia kehamilan (kalau dewasa: IMT)  Persentil < 10: SGA (KMK)  Persentil 10-90: AGA (SMK)  Persentil > 90: LGA (BMK) Ballard Score



 Prematur: transparan Lanugo Permukaan telapak kaki  Cukup bulan: garis2 tangan o Payudara  Bayi kurang bulan  kadang tidak 1 titik o Mata/telinga  Bayi kurang bulan  telinganya nempel o Genital  Laki: Cukup bulan: skrotum rugae jelas, testis turun  Kurang bulan: tidak jelas  Perempuan: labia mayor, minor  Cukup bulan: minor ketutup mayor Skor 48  usia sekitar 43 minggu KURVA LUBCENCHO o o



  







Neuromuskular o Postur  Telanjang bayinya  takut hipotermi (periksa di infant warmer)  Nilai -1: kurang bulan, 4: otot bagus cenderung flexi o Sudut datar pergelangan tangan (Square window)  Kalau dewasa otot kita kaku  BBL bisa nempel karena elastis o Arm recoil o Popliteal angle (kayak brudzinski)  Lutut nempel di perut  baru diluruskan  Semakin prematur: bisa sampai ke belakang  Periksa sekalian juga heel to ear (biasanya = hasilnya) o Scarf sign  Siku ditarik sampai sanggup o Heel to ear Maturitas fisik o Kulit



 























Misal o o o o o o



Berat lahir 2000 gram  BBLR Usia kehamilan 32 minggu  preterm Diatas persentil 90  LGA Panjang badan: 40 cm  SMK Lingkar kepala: 32 cm  SMK Diagnosa: Bayi kurang bulan, BBLR, SMK



Contoh lain diagnosa: Bayi cukup bulan, BBLR, KMK simetris



Definisi o Berat bayi lahir < 2500 gram o 2 tipe:  Prematur  KMK Misal: 38 minggu (cukup bulan), tapi berat 2000 gram (BBLR) Mana yang prognosis bagus? o 1: Seorang bayi 38 minggu (cukup bulan), BBL 2000 grm (BBLR)  kecil masa kehamilan (hanya 1 masalah: BBLR nya aja  > bagus) o 2: Seorang bayi 32 minggu (kurang bulan), BBL 2000 gram (BBLR)  sesuai masa kehamilan (2 masalah) Prematur/preterm o Sebelum 37 minggu o Masalh maturitas fungsi organ  belum siap napas, belum siap makan KMK o Masalah intrauterin  tidak masalah kalau menyusu o Biasanya bayi aterm dan bernapas dan menghisap dengan baik Faktor risiko (Kapan mencegah supaya tidak BBLR? mencegah dari usia remaja  yg gizinya bermasalah  BBLR) o Wanita < 20 th (karena rahim belum sempurna) o Interval < 3 tahun/ grandemultipara (5/>)  Decubitus: luka kalau baring lama o Riwayat BBLR o Wanita BB underweight & nutrisi buruk  Kalau < 40 kg sebelum hamil, TB 185 cm, kalau 40 kg, TB 110 cm  gendut o Ibu memiliki Masalah kesehatan: HT, anemi o Preeklampsi/hipertensi (asupan ke plasenta tidak bagus)



Bayi yang memiliki kongenital abnormalitas o Bayi yang infeksi TORCH Definisi: < 37 minggu (< 259 hari) o Insidensi: negara miskin BBLR tinggi Manifestasi klinis o Kulit: tipis o Lanugo: banyak o Ekstremitas: fleksi jelek o Ukuran kepala: tampak besar dari tubuhnya Masalah  harus diskrining o Asfiksia perinatal (tidak bernapas spontan waktu lahir  fungsi paru belum sempurna) o Instabilitas suhu  Lemak tipis o Susah ngisep ASI o Penyakit paru: HMD o Gangguan metabolik o PDA o Perdarahan intrakranial: intraventrikular & SAH o GI intoleransi & necrotizing enterocolitis PERAWATAN SUPORTIF o Resusitasi saat lahir o Monitoring: HR, RR, TD, Nadi  Output cairan tiap 24 jam  Lingkar kepala 2 minggu sekali  Berat harian o Asupan nutrisi  Bayi prematur < 34 minggu  refleks hisap menurun  maka pakai oro-NGT & pantau BB  Bayi dengan volume gaster kecil butuh frequent feeding tiap 2 jam o Cairan parenteral  Infus Hari 1: 60 ml/kg, hari 2: 80 ml/kg, hari 3: 100, 4:120, 5:140, 6: 160, 7: 180 ml/kg  Kebutuhan cairan orang dewasa dari mana? Rumus dero (10 kg ke bawah 100 cc/kg)



 











Berat lahir 2 kg  Hari pertama dari 80  2x80: 160 ml (bisa minum/infus)  Kalau kurang cairan  dehidrasi o Vitamin  Vit K dosis 0,5-1 mg IM saat lahir o RDS  Beri humidified O2, CPAP  Rawat di ICU o Kuning o Anemia  Semua bayi < 2500 gram/ 34 minggu gestasi  harus diberi Fe suplemen dosis 30 mg/hari dari usia 3 minggu  BBL: Hb bisa 14-16, kalau rendah  prematur KMK (berdasar usia kehamilan) o SGA tipe I (simetris)  Berat, LK, PB semua < 2 SD  Semua pertumbuhan organ terganggu  karena infeksi/kelainan genetik  Early onset  Contoh:  Bayi 32 minggu (kurang bulan)  Berat 2000 gram (SMK)  LK 32 cm (SMK)  PB (SMK)  Contoh 2:  Bayi 38 minggu (cukup bulan)  Berat 2000 gram (KMK)  LK 32 cm (KMK)  PB 40 cm (KMK) o SGA tipe II (asimetris)  Hanya berat, tapi LK & PB SMK  Lebih baik prognosa (tinggal nambah BB)  karena LK normal, pertumbuhan otak normal 



o







Late onset Contoh:  Bayi 38 minggu (cukup bulan)  Berat 2000 gram (KMK)  LK 35 cm (SMK)  PB 48 cm (SMK) o Pantau pertumbuhan  Bayi BBLR  kejar pertumbuhan Perbedaan SGA vs IUGR o SGA: kecil masa kehamilan o IUGR: intrauterine growth restriction : keterlambatan masa kandungan  pantau berat selama kandungan  kalau tidak sesuai (IUGR)  belum tentu menjadi BBLR (kalau kita bisa atasi bisa normal)  Tidak semua IUGR  KMK  Bayi 38 minggu, Berat 2000 gram  IUGR: tampak > tua  kalau prematur kulit bagus  







Hiperbilirubinemia neonatal  







Bilirubin o Metabolit dari RBC o Sifatnya toksik Jaundice o 60% bayi baru lahir  Kuning karena tidak dijemur? o Terlihat apabila bilirubin serum > 5 mg/dL o Lapisan otak ada sawar (lemak & protein)  bilirubin larut lemak  masuk SSP  Kerinkterus Kernikterus o Stadium  1: letargi, hipotoni, ngisep jelek  2: demam, hipertoni, opistotonus  3: apparent improvement  Sequele: tuli sensorineural, serebral palsi, tatapan abnormal o Patologi



Pewarnaan kuning & nekrosis di basal ganglia, saraf kranial, nuklei serebelum Neonatal Jaundice o Fisiologis vs Patologis  Kalau fisiologis  perjalanan metabolisme  Kalau patologis: cari etiologi  Yang bahaya  belum konjugasi (indirek: larut dalam lemak)  Lewat urin, feses  numpuk di saluran cerna  diserap hepar (masuk hati) Toksisitas bilirubin o Jika kadar bil indirek > 20, 25 atau 30 o Usia kehamilan o Hemolisis o Terdapat obat yang mengurangi albumin  bilirubin indrek tidak bisa ke hepar  kuning  Contoh: ceftriaxone: perlu albumin  Maka albumin kepakai untuk obat ini  bilirubin indirek tidak bisa dibawa  kuning Kenapa bayi kuning dalam 1 minggu pertama kehidupan? o Peningkatan produksi bilirubin  Turnover RBC tinggi  Bukti Hb tinggi, RBC bayi gampang pecah (usia pendek)  Dewasa: 120 hari, bayi: 90 hari o Penurunan ekskresi bilirubin  Penurunan konjugasi oleh hati  Fungsi hepar belum sempurna (rata2 1 tahun  sempurna)  Ekskresi membaik setelah 1 minggu Fisiologis jaundice 



















Setelah hari 1, puncak hari 3-5, turun pada hari 7 (nilai: bil indirek: 12)  Onset > 24 jam  Puncak 3-5 hari  Menurun dalam 7 hari o Pada bayi preterm: puncak hari ke 5-6, bisa 2 minggu hilang (karena hepar tidak sempurna)  Biasanya onset lebih awal  Puncak di kemudian hari (5-6)  Sehat dalam waktu 2 minggu Non fisiologis jaundice o Bisa muncul sebelum hari pertama  Onset < 24 jam  Peningkatan > 0,5 mg/dl/jam  Menetap > 8 hari pada aterm, > 14 hari pada preterm o Perbedaan:  Kalau fisiologis:  Muncul hari ke 2  nanti hilang  Kalau patologis  Misal muncul hari ke 2, sangat hebat kuningnya, bil indirek serum meningkat > 0,5 mg/dL/jam (misal sebelumnya diperiksa nilai 5  jadi 20) o Kausa:  Ekstravaskular: hematom, memar  Inkompatibilitas grup darah  Rh (-) ibu vs Rh (+) bayi  O ibu vs A/B bayi o Ibu golongan O, ayah AB  anak bisa A, B  inkompatibilitas o Kalau ibu A, anak O  dpp  Defek intrinsik RBC  G6PD defisiensi o G6PD: supaya dinding eritrosit tidak pecah o







Pemicu: kapur barus, ibuprofen  eritrosit pecah (anemia)  Spherositosis herediter Polisitemia Obstruktif: hiperbilrubinemia direk (> 2 mg/dL)  Cholestasis  Atresia bilier  Kista choledochal o



 











Tatalaksana o Hidrasi  Tidak boleh kurang cairan (karena bilirubin dibuang melalui feses & urin  urin < bilirubin tidak bisa dikurangi) o Fototerapi o Transfusi tukar Fototerapi



Contoh: apabila di atas garis  fototerapi  



Usia bayi 72 jam, bilirubin 16, usia kehamilan 40 minggu& bugar  pakai grafik yang titik (ternyata masih di bawah)  tidak perlu difoto Usia bayi 72 jam, bilirubin 16, usia kehamilan 35 minggu & bagus  pakai grafik garis putus (ternyata di atas)  fototerapi



















Mekanisme kerja fototerapi o Bukan sinar UV, tapi sinar putih & biru  merubah bilirubin indirek tanpa dikonjugasi di hepar  menjadi lumibilirubin (yang larut dalam air)  dibawa ke urin Komplikasi fototerapi o Berpisah antara ibu & bayi o Peningkatan IWL & dehidrasi pada bayi prematur  jadi jangan kehilangan cairan o Bronze baby syndrome pada bayi yang jaundice cholestatik Berapa penurunan bilirubin serum dengan fototerapi? o Intensif: bisa turun 0,5-1 mg/dl/jam 4-8 jam  kemudian melambat o Standar: turun 6-20% dari bilirubin awal dalam 24 jam pertama Transfusi tukar o Keluarkan darah bayi penuh bilirubin  diganti dengan baru o Jarang dikerjakan



o o o



Jangan dilarang menyusu Kuning yang disebabkan ASI Di ASI ada zat yang kompetitor dengan albumin



IT-15 Mekanisme, Pengaaturan & Gangguan Haid-AA   



  







Menstrual regulation Definisi menstruasi: Pelepasan dinding rahim (endometrium) + perdarahan & terjadi setiap bulan kecuali saat hamil Siklus menstruasi: mens terjadi tiap bulan terus menerus o Mengikuti bulan lunar dimodifikasi (1 bln: 4 minggu) Biasanya terjadi menarche : 11 tahun Menopause: 45-55 tahun o Kalau < 40 tahun: precox dini o Kalau pas 40 tahun tidak Dari hari pertama keluarnya darah  Normal panjang mens: 3-7 hari o Kadang2 3 hari tidak bagus  karena fase proliferasi pendek (susah hamil) Berapa banyak darah? o Sedikit o Lebih



FISIOLOGI  







Breast Milk Jaundice o Tidak bahaya



Hipotalamus: asal dari cortex, lingkungan, stress  melepaskan GnRH GnRH mempengaruhi hipofisis  mengeluarkan FSH & LH o FSH: merangsang ovarium (merubah folikel primordial  primer  dominan (sekunder)  de graaf)  Sel 1 lapis  sel granulosa  sel gamet berubah & membelah (oosit primer  sekunder)  estrogen (estradiol) meningkat  kerja di endometrium (fase proliferasi)  Memberi code ke hipofisis & hipotalamus  keluar hormon ovulasi: LH surge



Prostaglandin  dinding folikel lunak  pecah o Sel granulosa berubah menjadi corpus luteum (sel2 lutein terutama sel theca)  Ada yang tetap seperti sel granulosa  menghasilkan estradiol o Makin sembab (penumpukan protein, nutrisi, glikoprotein)  Jika terjadi implantasi  Implantasi terjadi pada hari ke 21-22  Window implantasi (8-10 hari)  Tidak implantasi  Rangsangan dari atas tidak ada lagi & tidak ada juga kode dari embrio  tidak mempertahankan corpus luteum  degradasi (berubah menjadi corpus albicans)  progesteron & estrogen turun  menstruasi Lapisan o Stratum fungsional o Stratum basale Mens  vasokonstriksi pembuluh darah  nekrosis (lepas: di buku leave off) Siklus ovarium o Tahap folikel 10-14 hari o Ovulasi 1 hari o Luteal 10-14 hari Kalau siklus haid < 21 hari  tidak bisa hamil o Folikulogenesis tidak bagus atau fase luteal tidak baik o



  







   















GANGGUAN HAID & SIKLUS



Kelainan banyaknya darah & lamanya perdarahan Kelainan siklus Perdarahan di luar haid Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid



Kelainan banyaknya darah & lamanya perdarahan o Hipermenore : > banyak & > panjang (> 8 hari)  kalau pertama kali mengalami tidak usah diobati o Hipomenore/brakimenore: > pendek Kelainan siklus o Polimenore: belum sampai 21 hari  haid lagi (bedakan dengan bercak mens) o Oligomenore: > 35 hari siklus (40 hari 1x) o Amenore: 3 bulan berturut tidak mens  Primer: belum pernah haid Perdarahan di luar haid o Metroragia: terpisah dari haid  Udah mens 7 hari  nanti berdarah lagi  Dulu: menometroragi: siklus & di luar siklus  Sekarang: heavy menstrual bleeding: haidnya biasa  suatu saat banyak  bisa syok  Disebabkan kelainan organik & fungsional  Kelainan organik (anatomi) o Tumor o Peradangan  Kelainan fungsional (disfungsional) o Pada usia reproduksi asal dari endometrium, uterus (perdarahan uterus abnormal  dulu disfungsional bleeding)











Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid o Dismenore: rasa tidak nyaman di perut bagian bawah  Hanya berat yang memerlukan terapi  Jarang tidak ada kelainan  Sebainya diperiksa  Mungkin makan preminac/kiranti (isinya glukosa) o Zaman dulu diberi glukosa (madu)  sembuh  Mens terpaksa duduk2  ringan  Klasifikasi:  Primer: tidak ditemukan kelainan o Kalau sakitnya luar biasa (perlu periksa laparoskopi)  Sekunder  Sekarang: sindrom pramenstruasi  Dysphoric syndrome: psikosis saat mens (bisa manik, depresi  bipolar) o Premenstual tension  Keluhan timbul beberapa hari sebelum haid dan menghilang setelah haid datang.  Keluhan è iritabilitas, insomnia, nyeri kepala, mual, pembesaran pada mamae o Vicorious menstruation  Perdarahan ekstragenital dengan interval periodik sesuai siklus haid o Mittelschmerz & perdarahan ovulasi  Sekret warna coklat  Nyeri haid pada pertengahan siklus (tanda ovulasi) o Mastalgia  Rasa nyeri & pembeseran mamae sebelum haid  Kenceng2 Anamnesis







PF







Tidak ditemukan kelainan (Radang/kuman) o Alergi  kondom, kontrasepsi tisu? Baca BUKU SARWONO BIRU: Siklus menstruasi



 o







IT-16 Disfungsi Ereksi & Infertilitas Pria-MRT 







Baca saja IT



IT-17 Gangguan pertumbuhan, kelainan kongenital, plasenta-PM







GANGGUAN PERTUMBUHAN (PJT: IUGR) 



 



Definisi: Hasil USG Efw < 10th persentil o Pada usia 32 minggu  harusnya 1800 gram o Kalau dibawah persentil 10  terhambat Insidensi: o Negara maju: 4-8% o Negara berkembang: 25% Faktor risiko o Ibu  Hipertensi (preeklamsi, HT kronis)  DMG  makrosomia, bisa PJT  Autoimun  Antifosfolipid  Lupus  CHD (congenital heart disease)  Paru, ginjal, GI  Merokok, alkohol, drug abuse  Malnutrisi  Sosek rendah  pola makan & cukup gizi  Usia maternal ekstrim  terlalu muda/tua (< 20 tahun & > 35 tahun)  Matang pada usia 20 tahun: kalau di buku 5 tahun stlh haid  Kehamilan remaja (< 20 th)  berisiko preeklamsi o Janin  Kelainan genetik















Aneuploidi (kelainan jumlah kromosom) Kehamilan multipel (2/>)  Karena janin >>  kompetisi kebutuhan nutrisi  bisa IUGR  TTTS (diskrepansi janin) Infeksi janin  Torch  Malaria Plasenta  Terlalu kecil/tipis  Terlalu tebal (plasentomegali) o Infeksi/anemi o Pembuluh darah gangguan  ganggu transfer nutrisi Abrupsi  Normal: Kala 3 lepas  ternyata sebelum itu udah lepas



Klasifikasi o Simetris  Terjadi sejak awal kehamilan  Kelainan janin (kromosomal)  yang sering kromosom  Semua kecil dari kepala-perut, pendek o Asimetris  Kepala normal  Indikator kurus  perut  Lingkar kepala > lingkar perut  TM3 seharusnya perbandingan LK:LP = 1:1  Kalau rasio 1,2: 1  PJT Komplikasi o Janin  Kurang nutrisi  kencing sedikit  oligohidramnion  Kardiotokografi  non reassuring (CTG)  non stress test  Kematian fetus  IUFD



Neonatus (kalau ada komplikasi ibu & neonatus harus dikeluarkan tanpa memandang usia kehamilan)  Kelahiran iatrogenik (atas indikasi medis)  APGAR  Tidak nangis  Tidak napas  BB menurun  Hipotermi  Hipoglikemi  Asidosis  Sindrom hiperviskositas  darah > kentel  Kejang  Kematian o Anak  Hambat perkembangan  kecil, kurus  Cerebral palsy  Terlambat bicara/baca  Ganggu fungsi kognitif o Remaja  Gangguan sirkulasi  Diberi banyak sekali makan  HT, PJKoroner, stroke, DM, obesitas o Ibu  Preeklamsi  tidak mungkin pervaginam: SC  Indikasi janin & waktu o Harus dikeluarkan segera (janin: racun) o Supaya lingkungan lebih baik Diagnosis o Anamnesis  Mens terakhir kapan? (HPHT: tidak begitu ingat)  Riwayat obstetri  faktor risiko  Kehamilan keberapa?  Masalah sama dengan sebelum?  Darah tinggi? o







 o



Tinggi Fundus uteri  Sesuai usia kehamilan  3 jari dibawah procesus xyphoideus teraba FU  cukup bulan (presentasi kepala/bokong? kalau melintang: sulit)  TFU: min. 30 cm (2900 gram)  Apabila 2-3 cm lebih bawah (bila 28-27 cm, presentasi kepala, letak bayi memanjang  curiga PJT)  Tapi tidak sensitif kalau ibunya gemuk Penunjang: USG  Yang penting data awal TM 1  16-20 minggu  fetal anomali scan  Abnormal anomali?  Ulangi 32-34 minggu, 36-37 minggu  Yang dinilai:  Fetal biometri o Ukur rasio LK & LP o Panjang femur  paling mudah (tidak terpengaruh gangguan nutrisi)  Hamil 22 minggu, LK & LP normal  coba lihat femur  Volume Cairan ketuban o Sering oligohidramnion  kalau gangguan biasa o Ketuban >>  DMG, kongenital, infeksi walau bayi kecil  Kongenital: 



o



Kelainan bentuk kepala: gangguan sekresi ADH  kencing (ketuban >>)  Gangguan menelan: tumor di dkt mulut, bibir sumbing, atresia esofagus (perut kecil, regurgitasi) darah (Color dopler) Periksa di a. umbilical Kuning: sistolik, biru: diastolik > 30 mg S/D tidak boleh > 3,5 Gangguan sirkulasi uteroplasenta  vasokonstriksi hebat  gelombang diastolik hilang  Berat: gelombang diastolik terbalik  Bayi jelek  Kalau tidak lahir dalam 1x24 jam  IUFD  segera terminas i perabdo minam 



Terinfeksi penyakit?



PF







Aliran o o o o



Tatalaksana    







Cari penyebab o Pola makan kurang baik o Diet kurang  cukupi Periksa USG berkala o Biometri, aliran darah KTG (kardiotokografi)  lihat denyut jantung dengan kontraksi uterus  gambaran reasuring (kategori I) Manajemen ekspektatif/aktif o Kalau < 37 minggu  Evaluasi 1 minggu (1-2 minggu)  Kalau pertumbuhan berhenti : lahirkan  Pertumbuhan lambat: evaluasi  Pertumbuhan baik: diikuti o Kalau > 37 minggu  Kita lahirkan  induksi dengan pengawasan ketat  SC:  Hipoksia  PJT berat  Ibu tidak mungkin ngeden  Persalinan lama  Gangguan vagina Pencegahan o Optimalkan nutrisi o Penyakit infeksi TORCH: nanti dulu hamil, diterapi dulu infeksinya o DM, HT  perbaiki o Lupus  tenangkan dulu, baru hamil (6 bulan setelah remisi) o Penyakit jantung bawaan  mungkin hamil /tidak? o Menghentikan kebiasaan buruk  Makan  Merokok (ayah juga hentikan)  Obat terlarang o Pantau secara berkala: USG serial o Diagnosis tepat, cepat  intervensi lebih awal  outcome baik



 



Bayi kecil saja, tanpa gangguan aliran darah Kalau hipoksia  ganggu sel saraf  CV, obesitas







KELAINAN KONGENITAL      







Insiden: 3-6% 2,68 juta di masa neonatus Penyakit jantung bawaan NTD Sindrom down (trisomi 21: aneuploidi) Definisi o Kelainan struktural & fungsional  Sejak kandungan  Saat  Setelah lahir o Dapat berupa  Morfologi  Kromosom (periksa kariotyping  ambil darah ibu/bayi, janin bisa ketuban)  NIPT (non invasive prenatal test): darah ibu diambil  bisa menentukan gender & kelainan kromosom  sekarang bisa dikerjakan di PRODIA (10 jt) Etiologi: multifaktorial o Genetik  Kromosom  Cacat genetik o Lingkungan  Obat, alkohol, merokok  Penyakit sistemik: DM (yang sering)  kelainan jantung pada bayi  Nutrisi: asam folat  NTD: spina bifida, anensefali o Tidak diketahui



Gangguan morfologi 



Malformasi: terbentuk tapi tidak normal











o Labiopalatognatoschizis o Spina bifida (bolong/tonjolan) Disrupsi: tadinya normal o Kalau preterm sangat early KPD  bisa amputasi janin, kakinya terikat (Amniotic band syndrome) Deformasi: normal seperti kaki, tapi arah tidak normal o Club foot o Ketuban terlalu sedikit  Potter  ginjal tidak berfungsi serupa  ketuban 40 th o Pada TM 1 usia 11-14 minggu pada USG  Penebalan kulit belakang leher > 3 mm (nuchal translucency)  Agenesis/hipoplasi nasal bone  Hipertelorisme  Low set ear (Normal: sejajar kantus lateralis) Sindrom turner o Hilang 1 kromosom (45) o Pendek, infertil, hipogonad hipotropik, DM o Di USG:  Higromacoli (masa kistik di belakang leher)  Masa di blkg leher bersekat  webbed neck



Dominan o Akondroplasia: tulang pendek, jari pendek o Crouzon: low set ear, proptosis mata o Apert: tangan berkerut o De lange: tangan pendek, isomelia, anisomelia, amelia Resesif o Talasemia o CAH  janin perempuan, di USG: klitoromegali (kayak penis) o Hemofili: saat mens mati pada perempuan, susah diagnosa intrauterin o DMD



Deteksi dini 



Defek kromosom 



Risiko infertil, gangguan haid, gangguan kognitif











Skrining prenatal: USG o Konfirmasi NIPT o CVS (chorionic villus sampling)  Diawal (gangguan)  Ambil vili korion (invasif)  bisa abortus o Amniosentesis  Cairan ketuban diambil  Apakah ada kelainan kromosom? Skrining sebelum menikah o Talasemi mayor vs carrier  jangan menikah  Nanti perlu transfusi darah, banyak komplikasi  Kalau bisa beda2 pembawa sifat  cari yang normal o Kalau DM  1 nya jangan DM o Penyakit autoimun  tapi komplikasi walau tidak diturunkan Skrining neonatal o Kelainan dikonfirmasi o Apalagi penyakit jantung bawaan



Pengobatan 















Medis o Autoimun: KS o Hipotiroid kongenital: levotiroksin o Talasemi: transfusi, kelasi besi Hindari diet o G6PD: hindari kacang (Fava) o PKU o Galaktosemia Koreksi bedah o Displasia tulang, kadang spina bifida o Celah bibir/palatum o Defek dinding abdomen  Omphalocele  Gastroschizis  Prognosis lebih baik (di samping umbilikus keluar karena tidak ada kelainan kromosom) Kesimpulan o Kalau anencephaly/akranii  lebih dianjurkan terminasi daripada nunggu sampai aterm  Bisa hidup, tapi kualitas buruk  Otak keluar  tergerus cairan amnion  fungsi neuromuskular jelek (tidak bisa duduk, jalan, ngomong)  hanya bisa fungsi vegetatif (bernapas, kencing)



KELAINAN PLASENTA 



Normal o 1/6 berat janin  rata2 450-500 gram  Kalau 4 kg  > 600 gram o d = 22 cm, bulat, oval o Tebal: 2,5 cm  Kalau 5 cm: plasentomegali o Tdd: plasental disc, Membran ekstraplasenta, dan Tali pusat o Permukaan yg melekat pd dinding uteri: basal plate, kotiledon



o



Permukaan fetus: chorionic plate  Normal: melekat di tengah2 plasenta



o



Variasi bentuk & ukuran     



   



Bilobata plasenta: 2 lobus Multi: > 3 Suksenturia: lobus lain ukuran lebih kecil Ringshaped: seperti cincin  perdarahan antepartum postpartum, PJT Plasentomegali o Tebal > 40 mm  Sesuai usia kehamilan (aterm : 40 minggu)  20 minggu lebih kurang 10% usia  2,2 cm  Kalau > 40 mm/ 5 cm  membesar  Misal: 20 minggu udah 4 cm  udah menebal  Kalau 3,6 cm 20 minggu  cari penyebab  Bisa jadi variasi normal, karena infeksi TORCH, anemi, talasemi, penyakit sistemik lain o Hasil pembesaran vili : pasien DM, anemi, hidrops, TORCH Displasia mesenkim plasenta Plasenta ekstrakoronial: Perifer plasenta dk ditutup Plasenta sirkumarginal: perdarahan antara plasenta-amniokorion Plasenta sirkumvalata: lipatan korion dan amion di sekeliling korion berwarna abu-putih



Berdasarkan Letak 



Solutio plasenta/abruptio plasenta atau PSOP: Prematured separation of placenta (kalau di IT masuk ke bentuk & ukuran) o Menutupi OUI



o o



o



o



Faktor risiko: ayah merokok, usia tua, HT, bayi besar/multipel  Uterus terdistensi  trauma mendadak  lepas sebelum kala III Makin besar usia gestasi  survival meningkat Hematom retroplasenta  Derajat berat: > ½ plasenta  Kematian janin, ibu  Anemi  ganggu kontraksi (Atonia: histerektomi)  DIC Faktor risiko  Abruptio  Grandemultipara : > 5  Multipara: > 1  Primipara: 1  Preeklamsi  HT kronis  KPD  BBLR  Merokok Tatalaksana  Kalau lepas sedikit  bisa ekspektatif + pematangan paru, ibu bedrest  Kalau berat:  Resusitasi cairan, transfusi  Kalau janin mati  pervaginam  Kalau tidak > 6 jam  SC (semakin banyak darah hilang  gangguan koagulasi)  Terlepas hubungan ibu-janin  bisa gawat janin, IUFD, perdarahan aktif  segera terminasi  Tokolitik (kontraindikasi)  Untuk menenangkan uterus (menghilangi kontraksi uterus)  Solusio  >> kontraksi  Kalau diberi  kontraksi 5x  Merokok  HT kronis o Diagnosa: USG, bisa CT/MRI  Diagnosa pasti: histerektomi post partum  Lab: alfa fetoprotein & beta HCG o Komplikasi  Ante & postpartum hemorage  Bisa dibuang kalo akreta  seperti myomektomi  dijahit lagi  80% hamil berikutnya tidak akreta o Tatalaksana



  



Tergantung maturitas organ, tingkat perdarahan LSCS atau lanjut histerektomi  kalau tidak bisa dilepas Ada yang udah SC  plasenta dibiarkan  diterapi dengan chemo  takut bisa sepsis



Lain2 







Kalsifikasi Plasenta o Hal yang normal o Klasifikasi (granum)  0: homogen, tidak ada titik putih  1: tersebar di permukaan korion (bawah)  2: di permukaan-basal  Normal pada 36 minggu ke atas (aterm)  3: korion-basal  Post term o Tatalaksana  Kalau tidak ada gangguan sirkulasi  tidak ada arti klinis (lihat & observasi)  Kalau ganggu sirkulasi  misal hamil 20 minggu, granum 3  PJT Chorioangioma o Jinak o Komponen pembuluh darah o Lateral dari umbilicus insersi janin o Hanya 1% o AFP meningkat o Gejala berat: perdarahan kelahiran prematur, preeklamsi pada ibu o Tidak ada tindakan khusus di intrauterin  hanya observasi  Kalau lahir  periksa PA



IT-18 Distosia-SY  



Distosia: persalinan menunjukkan kemajuan Letak janin



yang



sulit,



tidak



Memanjang: presentasi kepala atau bokong o Melintang:  Oblique: kepala kanan atau kepala kiri Letak punggung o Superior, inferior, anterior, posterior Letak melintang (let li) Letak sungsang (let su) Persalinan ada bila  ada His: perut mengeras, fundus kontraksi Panjang portio: 2 cm o Pendataran 50%  tinggal 1 cm o 75%  50 cm o 100%  tidak teraba lagi Kalau bukaan 10 cm lengkap Kepala turun, ada refleks mengejan o Distosia (3P)  Power: kekuatan  Passanger: janin (paling banyak)  Passage: jalan lahir o Di buku 5P: 3P + penolong + psikis  SC: sectio caesarea  EV: ekstraksi vakum  EF: ekstraksi forceps  VE: vakum ekstraksi Kekuatan o Kelainan his o Kelainan mengejan Kelainan his o Kontraksi uterus tidak efisien o Macam:  Inertia uteri hipotonik  His terlalu kuat  Kontraksi tidak terkoordinasi  Kemajuan persalinan  Sifat his  Caput succedaneum o Inersia uteri hipotonik  Sebenarnya In partu: masuk dalam fase persalinan o Fase laten: 1-3 cm o Fase aktif: 4-10 cm o



    



 



 







  



 



   



 







Partus: persalinan His yang baik: 2-3 menit (2’-3’) Kekuatan o Lemah: laten o sedang: 4-6 cm o Kuat: 8-10 cm Relaksasi Mula-mula kepala masuk o H1: UUK di belakang o H2: UUK melintang o H3: o H4: UUK harus di depan (jam 12) Paling normal  presentasi belakang kepala (dagu kena sternum) Subocciput hipomolion: sumbu perputaran  lahir UUK, UUB, dahi, mata, hidung, mulut, dagu Cium anus  paksi luar  sesuai punggung tidak searah Menurut Phantom o Presentasi kepala (3 yg bwhny kecil) o Presentasi bokong (3 yg bwhny bsr)  Punggung kiri atau kanan: sesuai dengan ibu  Diagnosa: 3: misal presentasi kepala punggung kiri o Kalo M : letak melintang  Punggung: inferior, superior  Tentukan kepala kanan atau kiri  Diagnosa: W: misal letak melintang punggung inferior, kepala kanan Y: segitiga: UUK, garis antara UUK & UUB: sutura sagitalis, belah ketupat: UUB o Tentukan arah jam berapa! jam 12, dll Dahulu (Inertia uteri hipotonik) o Primer: (fase laten) his lemah dari mulamula  seharusnya jadi kuat (terutama pada kala II) o Sekunder: pernah kuat karena kelelahan  lemah Sekarang o Hipotonik: sekunder tadinya kuat  lemah



















o Hipertonik Komplikasi o Janin  Kematian janin dalam kandungan (IUFD: intrauterine fetal death)  bedakan dengan IVFD (intravena fluid drip)  Gawat janin (fetal distress)  Infeksi o Ibu  Infeksi  Habis tenaga, dehidrasi, asidosis His terlalu kuat o Persalinan < 3 jam: partus precipitatus (meloncat)  Primigravida (G1P0A0) : 12-14 jam  Multigravida (G2-4): 8-10 jam  Grandemultipara (G5 ke atas): 810 jam akan lahir Kontraksi uterus o Hipertonic lower segment: dominasi bawah (cervical) o Colicky terus: tidak ada koordinasi 1 dengan 1 yang lain (1 kontraksi, 1 tidak) o Lingkaran konstriksi: Tengahnya saja kontraksi o Distosia servikalis (his yang bagus: narik ke atas): his tetap kuat 5 cm  tapi kesakitan karena portio tidak mau buka > 5 cm  Tiap bukaan 1 cm  1 jam Kelainan mengejan o Distosia karena faktor janin  Etiologi  Janin besar  Malposisi & malpresentasi  Kelainan letak bagian janin  Ekstremitas  Tali pusat  Distosia bahu  Malformasi  Kehamilan kembar















  







Presentasi paling normal  belakang kepala (kepala: flexi) o Mulai tidak normal   defleksi minimal  presentasi puncak kepala  Defleksi sedang  dahi  Defleksi maksimal  muka  sulit bersalin Malpresentasi: bukan belakang kepala (denominator UUK) o Puncak kepala  UUB o Dahi  pars frontalis o Muka  dagu (mentum)  Minggu singkatan mgg  Miligram singkatan mg Etiologi o Keturunan o Multiparitas (anak ke 2 ke atas)  Misal G5  anak yang ke 5 > besar dari 4 o Postmatur (lewat hari, post datismus) o DM o Sosek tinggi  kalori tinggi o Eritroblastosis o Hipotiroid  Hubungan air es?  Jangan minum air es nanti anaknya besar  Salah  Karena saat minum es pakai sirup, gula  anaknya besar 1-4 bulan  muntah o DD/ ibu perut sangat besar 5-8 bulan enakan  makan bisa >> Janin besar (sesuai) o Makrosefalus o Hidrosefalus o Hamil kembar (gemeli) o Hamil dengan kistoma o Hamil dengan mioma o TBJ (taksiran berat janin)  susah apalagi dinding perut tebal Komplikasi o Rasa berat, dsypneu, edema



o o o



kurang lancar Distosia bahu Perdarahan postpartum



MALPOSISI & MALPRESENTASI 



 



Malposisi: o Normal: presentasi kepala, tapi UUK tidak di depan ketika di H4  Occiput: UUK  Sinsiput: UUB Malpresentasi o Letak lintang, presentasi bahu Malposisi o Occipito posterior  Anterior: jam 12  Posterior: jam 6 o Occipito transversa  Bisa di pukul 3 atau 8  Denominator: UUK (terletak di transversa  sutura sagitalis melintang) o Asinklitismus (presentasi tulang ubun2 = os parietalis)  Sinklitismus: turun tegak lurus sumbu panggul ibu  Kalau asinklitismus: miring turunnya (seharusnya terendah UUK  tapi ini malah os parietal)  Ada 2:  Anterior (Naegel)  masih bisa lahir secara spontan (walau sangat lama) o Sutura sagital mendekati promontorium  Posterior (Litzman)  mendekati simfis suturanya (harus dengan SC) o Presentasi puncak kepala  Defleksi minimal (sinciput: UUB : fontanella mayor)  Kalau occiput minor  Denominator: UUB



Presentasi dahi  Defleksi sedang, dahi terendah  Denominator: frontum (dahi) os frontalis o Muka  Defleksi maksimal, muka terendah  Denominator: mentum (dagu) Konversi o Tindakan mengubah presentasi kepala dari defleksi  fleksi o Perasat Schatz: lebih baik SC o Ziegen speck: pembukaan kecil, ketuban (-) o Thorn: bukaan besar Pres bo (Let su), pres bahu (let li) o Bokong murni  Toucher: periksa dalam  teraba bokong o Bokong kaki  Sempurna: 2 kaki  Tidak: 1 kaki o Lutut  Sempurna: 2 lutut  Tidak: 1 lutut o Kaki  Sempurna: 2 kaki  Tidak: 1 kaki Etiologi o Faktor ibu o Faktor janin o Faktor uterus  Hidramnion = poli (> 2L) Denominator pres bo: sacrum o Lutut  teraba patella bundar, bisa gerak o Siku  teraba ulna runcing, tidak bisa digerakkan o Kaki  tumit runcing, kaki sudut 90 o dengan tungkai bawah o Tangan  jari tangan > panjang dari jari kaki, jempol tidak sejajar dengan yang lain o Anus (bokong)  lubang kecil, kadang2 meconeum o



















Mulut (muka)  dapat masuk, terasa lidah ngisep, jari bersih Versi luar o Pertolongan bracht: paling normal (dilordosiskan) o Ekstraksi parsial: indikasi ketika 3x ngejen tidak lahir setelah tali pusat  Cara Fenter (klasik) o Ekstraksi total (Cara maurisio): indikasi: pada keadaan ibu udah bukaan lengkap, disuru ngejen  2 jam tidak bisa lahir udah H4 pada primipara  Multipara: 1 jam  Kalau tetap di H3  SC o a Presentasi bahu (letak melintang) Bagaimana tahu janin meninggal? o Raba tali pusat  kalau tidak berdenyut  mati Kepala menyusul: after coming head o Kalau mati  tusuk foramen occipitale magnum Distosia bahu (bahu tidak mau lahir, kepala udah lahir)  kalau mati (tulang selangka: clavicle dipatahkan







   



Gasping: napas 1 1 (sedikit ada usaha napas)  Choking: tersedak  Anak & dewasa keselek bakso  manuver Hemlick (Tekan di abdomen)  Bayi minum ASI/susu tersedak  Stridor: bunyi Napas tidak cukup  Apnea: tidak napas sama sekali  Usaha napas buruk: napas dangkal Kolaps sirkulasi  Bradikardia: < 100 x/m  Hipotensi  Perfusi jelek Oksigenasi buruk  Sianosis Down











o



o o



o 



Skor











IT-19 Respiratory Distress-AFF 



 



Definisi (bayi prematur berisiko RD) o RD gangguan pernapasan neonatus/BBL  Napas cuping hidung  Retraksi dinding dada  Suprasternal  Subcostal  Intercostal  Takipnea  Frekuensi napas > 60 x/menit  Normal: 40-60 x/menit  Grunting Apakah mengancam jiwa (tindakan segera) atau morbiditas (gejala penyakit) Penilaian awal o Obstruksi jalan napas











Ada nilai APGAR (appearance: nilai besar semakin bagus) o Sianosis  tidak berdasar tindakan, kalo down diberi O2  0: pucat/biru  1: biru perifer  2: (-) biru



Asfiksia: menit ke 5 nilainya 3



Contoh o Bayi lahir 4 jam  RR: 70 x/m  1  Retraksi sela iga  1  Pasien sianosis tidak hilang dengan O2  2  Suara napas vesikuler 2 lapang paru menurun  1  Merintih ada pakai stetoskop  1  Total: 6  RD sedang Pemeriksaan fisik o Inspeksi:  Tanda gawat: choking, apnea  Stridor inspirasi: obstruksi saluran napas atas  Dada asimetris + distress berat  tension pneumothoraks  Abdomen cekung (schapoid): hernia diafragmatika kongenital o Auskultasi: dengan suara napas & jantung o Transluminasi dada  Untuk melihat  Menjadi terang  daerah bebas toraks  Normal: udara di intra (paru)  Kalau ada udara di daerah toraks  pneumothoraks Anamnesa o Riwayat ibu o Riwayat kehamilan o Gejala



HMD MAS Air leak syndrome Apneu Pneumonia Penyakit jantung kongenital  ToF (yang sianotik)  Asianotik juga bisa kalau decomp TTN (Takipneu sementara pada neonatus) o Biasanya kena di near term (34-36 minggu) atau aterm  Extremely: < 28 minggu  Very: < 32 minggu o Tidak langsung, beberapa saat setelah lahir mengalami distress napas o Self limited 3-5 hari  Contoh: bayi sesak napas ternyata hingga hari ke 6  bukan TTN  Hari ke 3 sudah tidak sesak  TTN o Patogenesis  Paru-paru janin isinya cairan  Diproduksi oleh alveoli tipe 2  tujuannya supaya tidak colaps  Pada saat dekat mau lahir, kalau awal masih colaps  semakin mau lahir  cairan 80 x/menit  Grunting, napas cuping hidung, retraksi sela iga, sianosis  Hilang 3-5 hari Diagnosa  Pasti: radiologis  Gambaran: cairan di interlobaris atau efusi di sudut costovertebral  Corak perihilar, kardiomegali, paru agak lebih besar Manajemen  Penggunaan seperlunya O2  Restriksi cairan  Diberi makan ketika takipneu membaik Prognosis  Bagus  bisa sembuh sendiri  Semakin banyak kencing  semakin cepat restriksi cairan di alveoli RDS Biasanya pada bayi prematur Defisiensi surfaktan  Untuk mempertahankan tegangan alveoli  supaya tidak colaps  Mulai terbentuk pada usia 32 minggu Down score  untuk RD (RD tdd: RDS, TTN, MAS, dll) Manifestasi  Takipneu > 60 (paling 70 x/m)  Kalau TTN > 80 x/m  Retraksi sela iga dominan (karena alveoli tidak mengembang)  Sianosis persisten atau progresif



Suara napas menurun (karena alveoli colaps)  Grunting  Mekanisme saat ekspirasi  laring/pita suara (glottis)  Saat inspirasi (aktif): terbuka, ekspirasi (pasif) juga terbuka  Kalau glotis tidak terbuka/tidak menutup sempurna (inspirasi: mengembang, ekspirasi: colaps)  supaya ada sisa udara di alveoli (FRC)  Udara  turbulensi pada daerah yang tidak tertutup  Pasien berusaha ekspirasi melawan menjaga supaya jalur napas tetap terbuka, menyediakan waktu lebih lama untuk pertukaran O2 & CO2 di alveoli  Terjadi karena aliran eksposif udara yang terjadi ketika glotis terbuka Insidensi  Terjadi pada 32 minggu kehamilan  Meningkat dengan prematur Faktor risiko  Meningkatkan risiko  Prematuritas  Laki  Ibu DM (walau bayi tidak kurang bulan  insulin berlawanan kerja dengan surfaktan)  Menurunkan risiko  Stress intrauterin kronik o KPD panjang o HT maternal  Bayi prematur, Ibu PEB  kecil kemungkinan HMD  hormon 



o o







o



o



KS meningkat  mensuport kerja surfaktan o IUGR atau KMK  Karena enzim korteks adrenal meningkat  kurang makan bayinya Kortikosteroid o Untuk stimulasi surfaktan



Diagnosa  Lab: AGD (hipoksia, hipercarbia, asidosis), CBC, kultur darah (infeksi), glukosa darah  X-ray: gambaran ground glass (dasar gelas) dengan air bronchogram  Gambaran hitam bulatbulat: air bronchogram o Saat inspirasi (aktif)  udara masuk bronkiolus  ada beberapa tempat di alveoli kolaps  neken bronkus  pas ekspirasi  udara terperangkap di bronkus  Jantung tidak jelas, ditutupi putih2  alveoli kolaps Manajemen  Umum: suhu, cairan, AB, monitoring, CPAP  Ventilator, tiap 10 hari  meningkatkan risk cerebral palsy 20%  Spesifik: terapi surfaktan  Jika intubasi trakeal dibutuhkan  Prognosis  20% kematian bayi











MAS o o o



o



o



Yang selamat  Chronic lung disease  perubahan komponen paru  alveoli tidak normal  butuh O2 terus (pakai O2 seumur hidup) o Gambaran: seperti sarang tawon  karena alveoli rusak



Mekonium: feses fetus Dikarenakan aspirasi mekonium in uter, atau saat persalinan Patogenesis  Mekonium normalnya tidak ada di ketuban  Pas lahir dalam 24 jam baru BAB  Distress  hipoksia  rektum relaksasi  feses keluar  mekonium (+)  Mekanisme untuk mengetahui apakah bunuh diri/ pura2 gantung diri?  Kalau masih ada feses  pura2 gantung Faktor risiko  Post term  plasenta fungsi tidak baik  hipoksia  HT ibu  DJJ abnormal  Biofisik < 6  Preeklamsia  DMG  KMK  Chorioamnionitis Manifestasi  Ketuban bercampur mekonium  Jangan masukin DD/ kalau jernih  Bayi warna hijau  Lama bisa dikuku/umbilikus  Dada lebih cembung  Mekonium menyumbat jalan napas di bronkiolus 







inspirasi aktif, ekspirasi pasif (ssh)  udara terperangkap  dada cembung  Tekanan paru meningkat karena mengembang kuat ada mekonium o Diagnosa  Lab: CBC, AGD  X-ray: infiltrat patchy, hiperinflasi paru o Manajemen  ANC  Identifikasi kehamilan risk tinggi  Monitor DJJ  Amnioinfusi (cairan amnion ditambah) o Tambah langsung infus ke amnion NaCl  untuk mengencerkan amnion  supaya mekonium tidak terlalu kental  Resusitasi  Bersihkan jalan napas  CPAP  AB o Prognosis  Jelek  Selamat  CLD, bronkopulmonary displasia Air leak syndrome (Sindrom Kebocoran Udara) o Udara di paru keluar di ekstraparu o Bisa pneumomediastinum (batas dengan jantung), pneumothoraks, emfisema o Pleura:  Parietal: dinding thoraks  Viseral: nempel di paru o Insidensi  Paru bayi ada kapasitas  diberu udara >>  alveoli pecah  keluar ke rongga pleura o Faktor risiko



Spontan 0,5% Support ventilatori 15-20% CPAP 5% Meconium staining/ aspirasi  Udara terperangkap di alveoli  pas inspirasi masuk terus  pecah (pneumotoraks)  Terapi surfaktan  Untuk meregangkan alveoli  malah pecah  Resusitasi berlebih (mompa terlalu semangat) Manifestasi klinis  Sesak napas  Suara napas saat pneumotoraks: menurun, kadang tidak terdengar  Karena tidak ada udara, malah keluar ke rongga toraks  Kalau kiri pecah  dada kiri cembung Diagnosa  Diagnosa pasti: X-ray AP & lateral  terdapat udara bebas Manajemen  Dekompresi: ditusuk ke toraks supaya udara keluar  Tidak ditusuk pada kondisi tertentu    



o



o o







Apnea o Definisi  Tidak bernapas > 20 detik  ATAU Tidak sampai 20 detik  tapi diikuti bradikardi / sianosis o Insidensi  35% sentral apnea  Masalah SSP  paling banyak pada bayi prematur  5-10% obstruktif  Sekret hidung bayi  Posisi kepala (ketekuk), ketutup selimut  15-20 % mixed



o



o



o



o



Faktor risiko  Apnea patologis pada bayi prematur  Hipotermi, hipoglikemi, anemi, hipovolemi, aspirasi Diagnosa  Tidak spesifik: monitoring bayi preterm  Evaluasi kausa  Lab: CBC, AGD, glukosa darah, elektrolit, kadar calcium  Radiologi  jika suspek HMD, pneumonia Manajemen  Umum: rangsang taktil, CPAP  Farmako: cafein/teofilin (gol. xantin)  Spesifik: terapi kausa  Kejang  bisa apnea  Etio: sepsis, hipoglikemi, anemi, elektrolit imbalans Prognosis  Prematur  bertambah usia bisa membaik



 







TRAUMA LAHIR Faktor predisposisi o Ibu  Primigravida  Hamil pertama otot lahir kaku  Cephalopelvic (disproporsi kepalapanggul)  Pada ibu kecil, pendek  Panggul picak: tidak simetris  Persalinan lama  Bayi kecil, neden terlalu cepat (perubahan TIK mendadak)  perdarahan intrakranial



Janin  Presentasi bokong, muka (Normal: belakang kepala)  BBLSR/prematur ekstrim (< 28 mgg)  Makrosomia: bayi besar  Kepala besar: hidrosefalus  Anomali o Intervensi Obstetrik  Penggunaan forceps/ vakum ekstraksi  Kepala dijepit tidak tepat posisi  Versi dan ekstraksi  Tindakan menarik dan memutar Tipe trauma o Ekstrakranial  Caput succedaneum  Cephalhematom  Subgaleal hemorrhage o Kranial (Fraktur)  Fraktur linier  Fraktur depresi o Intrakranial  Epidural  Subdural  Subarachnoid o Saraf  Spinal cord injury  Facial nerve palsy  Brachial plexus injury  Erb’s Palsy  Klumpke’s Palsy  Laryngeal nerve injury o Tulang o Intraabdominal Ekstrakranial



o



o



IT-20 Trauma Lahir & Kelainan Bawaan-IND







Distosia  Terutama distosia bahu Oligohidramnion  Jumlah air ketuban sedikit (fungsi ketuban: pelicin)







o



o



Caput succedaneum  Bayi lahir kepala benjol paling sering (extracranial)  Melewati sutura (CIRI KHAS)  Karena partus lama, partus macet  tekanan pada scalp melawan serviks  Lokasi: subkutan, ekstraperiosteal  Perdarahan: kulit-selaput aponeurosis  bisa melewati sutura  Karena di tempat itu penyerapan cepat (banyak pembuluh darah & kelenjar limfe)  bisa sembuh sendiri  sembuh beberapa hari  Tidak ada terapi  Komplikasi:  Infeksi kalau ada luka  DD/ dengan cephalhematoma Cephalhematom  Perdarahan di antar tulang tengkorak-selaput periosteum (subperiosteal)  Paling sering di parietal  Meningkat ukuran dengan waktu  Fraktur  X-ray  Penyebab tersering: forceps/vakum  CIRI KHAS: tidak melewati sutura  Resolusi: 2-8 minggu Subgaleal hemorrhage (sub aponeurotic)  Penyebab: mid-forceps & vakum  Terkait dengan trauma kepala  Karena perdarahan banyak  anemia/syok hipovolemi  Semua tulang kepala bengkak  nyebar ke periorbital & leher  Pas diraba tegang, kalau ditekan kempet, pas dilepas balik lagi  makin lama makin membesar  Bisa meluas ke semua tengkorak







 



 



Manajemen:  Observasi  Monitor Ht, hiperbilirubin, koagulopati (PT, APTT  beri faktor koagulan)



Caput succadeneum: lembut kayak balon, tidak bertambah besar, melewati sutura, perdarahan tidak banyak, ngempes kurang dari 1 minggu Cephalhematom: benjolan keras, awal kecil bisa besar (absorpsi dalam 2-8 minggu  kadang kempes tidak tuntas bertahan > 1 tahun), tidak melewati sutura, perdarahan tidak banyak Subgaleal hematom: tegang kalau ditekan kempes nanti pas dilepas balik lagi Kranial o Fraktur linier: fraktur kayak cekungan, terkait cephalhematom o Fraktur depressed: seperti bola ping pong, asimtom o Terapi:  Konservatif: bisa divakum (utk linier)  Operasi o Prognosis: sembuh dlm bbrp bln











Intrakranial o Epidural  Jarang  Trauma a. meningea mediana  Gejala  UUB nonjol, kejang lateralisasi, deviasi bola mata  Diagnosis  CT scan: bentuk seperti cembung (lentikuler, lemon shaped)  Rontgen: fraktur  Terapi: evakuasi perdarahan o Subdural  Paling sering  Rusak vena & sinus venosus dan laserasi  tentorium, falx, vena superfisial, occipital osteodiastasis  Gejala:  Respi: apneu, sianosis  SSP: kejang  Fossa posterior: TIK meningkat, pupil anisokor  Diagnosis  CT scan: bentuk cekung (crescent shaped, seperti pisang)  MRI  X-ray  Terapi: konservatif/ evakuasi o Subarachnoid  Rusak pd vena yg menghubungkan ruang subaraknoid  Gejala: asimtomatik, kejang biasanya pd hari ke 2, diantara kejang sehat  Kalau SDH: diantara kejant tidak normal  Diagnosis: perdarahan di tengah  Terapi: konservatif, monitoring untuk hidrosefalus (ukur LK) Saraf (karena hiperekstensi, traksi, overstretch)



o



o



o



o



Spinal cord injury  Karena traksi atau rotasi  Tempat: C bawah-T atas  sungsang, C atas-tengah  vertex (dahi)  Gejala & tanda  Fungsi respi turun  Hilang refleks tendon dalam  Konstipasi, retensi urin (perut membesar, buli2 penuh)  Diagnosis: CT, MRI  Manajemen  Resusitasi: karena sering depresi napas  Suportif: fungsi neurologis Facial nerve palsy  Karena kompresi saraf perifer oleh forceps (paling sering karena di procesus mastoideus ada N. VII), persalinan lama  Manifestasi: paralisis (yang jatuh yang lumpuh)  Terapi: suportif: proteksi mata (mata dk bs tutup), pasang feeding tube  untuk netek  Prognosis: sembuh dalam 1 minggu Brachial plexus injury  Lumpuh daerah lengan  Etiologi: bayi besar > 3.500 g  Distosia bahu  Presentasi bokong  Biasanya bilateral tapi bisa unilateral  Biasanya brachial tidak sesak  Lesi trauma  Fraktur clavicula  Klasifikasi  Erb  Klumpke Erb palsy  Dikarenakan stretching C5-C7 (Atas)



90% kasus  paling sering Diagnosis  Waiter’s tip, lumpuh, adduksi, pronasi internal rotasi, refleks Moro menghilang (lumpuh), tapi refleks genggam masih bisa  Bisa RD jika kena n. phrenicus  X-ray: untuk menyingkirkan fraktur/bukan  kalau fraktur diangkat nangis, bengkak, merah Klumpke palsy  Dikarenakan stretch C8-T1 (Bawah)  10% kasus  Diagnosis:  Lengan tidak lumpuh (masih bisa angkat), tapi tidak bisa menggenggam  Terkait dengan Horner syndrome (ptosis, myosis, anhidrosis) karena rusak T1  DD/  Lumpuh, tidak bisa genggam  brachial palsy totalis (C5-T1)  Kalau lengan lumpuh, bisa genggam  Erb (C5-C7)  Kalau lengan tidak lumpuh, nggak bisa genggam  Klumpke (C8-T1)  Tatalaksana brachial pleksus injury  Pencegahan menjadi kontraktur  Mencegah ketidaknyamanan: imobilisasi dengan meletakkan tangan di abdomen (seperti orang fraktur untuk Erb palsy)  



o



Kalau tidak bisa genggam  kasih bola kecil o Kalau totalis: kombinasi (bola + imobilisasi)  Memulai fisioterapi  Kalau tidak membaik  konsul bedah (seharusnya 3 bulan membaik)  Kalau 6 bulan tidak bisa dikoreksi lagi  Prognosis  Tergantung lesi o Stretch: 90-100% sembuh dalam 1 th o Ruptur/putus & avulsi (saraf tercabut dari MS)  butuh operasi  Defisit jangka panjang (lumpuh) o Deformitas tulang o Atrofi otot o Kontraktur sendi o Pertumbuhan ekstremitas terganggu o Laringeal nerve injury Fraktur Tulang Panjang o Jarang pada bayi o Faktor risiko  Sungsang, SC, BBLR o Klinis: gerakan berkurang, bengkak, nyeri saat digerakkan, dr Sp.OG nemuin bunyi krek2 o Diagnosa  X-ray o Terapi  Kalau terbuka: operasi  Kalau fraktur tertutup: imobilisasi  Dalam 8-10 hari terbentuk callus (jadi tidak perlu lama2 imobilisasi)  2-4 minggu komplit resolusi Intra-abdominal injury o











o o o o o o



o



Jarang Ada riwayat lahir sulit Akut  hemoragik Biasanya hepar Klinis: perdarahan, syok, kulit: merah2 kebiruan Diagnosis  X-ray abdomen  melihat cairan bebas  USG  lihat ruptur hepar, lien, ginjal  Parasentesis  jika ada cairan Terapi  Volume replacement jika syok  Koreksi koagulopati kalau berdarah dk berhenti  Operasi



KELAINAN BAWAAN   







Semua kelainan yang timbul saat lahir Penyebab: diturunkan, genetik, teratogenik List o Otolaringologi  Atresia choana/stenosis  Cleft lip/palate  Pierre Robin Sequence o Neurologi  Hidrosefalus o CV o Respirasi  Atresia esofagus dengan/tanpa fistula tracheoesophageal  Hernia diafragmatika kongenital o GI  Gastroschizis  Omphalocele  Anus imperforata/atresia ani o Genitourinari Otolaringologi: Atresia choana o Lubang hidung sempit: stenosis o Atresia bilateral:



Sianosis, berkurang ketika menangis (mulut terbuka  udara masuk)  Sulit makan/ minum  pakai feeding tube/OGT dulu o Atresia unilateral  kadang bisa napas (nanti ngeluh pas agak besar kok terasa hidung buntu sebelah) o Diagnosis  Coba masukan OGT no. 6  kalau takut coba dengan no. 3  Kalau bisa  stenosis  Kalau tidak bisa/buntu  atresia  Mencegah sumbatan jangan berkali2 masukin OGT  Langsung periksa dengan bronkoskopi fleksibel Labiopalatoschizis o Celah bibir & palatum o Lebih sering pada pria, 90% unilateral o Diagnosis prenatal  bisa USG dari usia 16 mgg o Gagal perkembangan orofacial selama 612 mgg  mungkin karena jamu (KS) o Terapi  Preoperasi:  Cara memberi minum o Pasang OGT dulu untuk minum o Ajarkan minum susu  pakai spuit/pipet/sendok (sambil duduk)  Kalau misalnya netek/nyedot  takut aspirasi jadi tidak boleh  Operasi  3-5 bulan  baru paling cepat dioperasi untuk bibir  8-10 bulan: baru palatoplasti 







Kalau cepat-cepat  rongga mulut masih berkembang nanti ada celah lagi  Post-operasi: cegah infeksi Pierre Robin Sequence o Sindrom: kumpulan gejala yang tidak saling berhubungan o Sequens: berhubungan o Lidah dijahit ke pinggir (glossopexy) o Mandibula/dagu kecil, lidah normal nonjol ke palatum  ganggu pernapasan palatum  palatoschizis  sering lidah jatuh ke belakang  obstruksi saluran napas  paling baik posisi miring/tengkurap  pasang OGT untuk makan o Distraksi osteogenesis: mandibula dipotong kiri-kanan  pakai besi ditarik ke depan  diharapkan mandibula tumbuh Neurologi: Hidrosefalus o Kepala besar o Terkait dengan:  Stenosis aquaductal  Myelomeningocele dengan/tanpa Chiari malformasi  Dandy-Walker  PHH (post hemoragik hidrosefalus) o Etiologi:  Oversekresi LCS: papiloma  Obstruksi  Defisiensi resorpsi  Abnormalitas vili arachnoid  LCS diproduksi di plexus choroid  Ke ventrikel lateral  ke ventrikel 3 melalui foramen Munro  abis tu ke ventrikel 4 (Tusca mangeni)  diserap vili arachnoid o Terapi  Progresif: VP shunt  Stenosis aqueductal



 



o















Myelomeningocele Hidrosefalus communicating kongenital  Dandy Walker  Non progresif: tidak ada terapi  Malformasi otak  Hidranensefali  otak tidak ada, cairan semua Respiratori: atresia esofagus o Bayi sesak, saliva meler, dikasih minum tersedak  coba pasang UGT  tidak masuk (buntu esofagus)



o o o o o o



Tipe A: buntu ada fistul di trakea distal (cairan lambung  bisa masuk ke paru) Tipe B: buntu tidak ada fistul  gimana tidak bisa minum? Tipe C: nyambung ada fistul (bahaya makanan bisa masuk paru) Tipe D: fistel di proksimal (bahaya juga) Tipe E: 2 kali nyambung 1 di atas, 2 di bawah Terapi  Stabilisasi baru dirujuk  Kepala ditinggikan 45o  Pasang NGT/OGT  suction air liur  jangan masuk paru (kalau yang fistula)  Jangan diventilasi dengan ambubag  kalau dia











berfistel  nanti masuk ke paru  Lihat adakah VACTERL o V: spina bifida, myelomeningocele o A: atresia ani o C: murmur, echokardiografi o T: atresia esofagus dengan fistula o E: atresia esofagus o R: lihat di USG o L: ada kelainan ekstremitas? Hernia diafragmatika kongenital o Defek terjadi pada 8-10 minggu karena gagal nutup canalis pleuroperitoneal  adanya usus di rongga thoraks o Diafragma seharusnya nutup  kalau tidak nutup usus naik o Pada X-ray  usus di rongga thoraks o Terapi:  Stabilisasi  Jangan dengan ambu-bag + sungkup  nanti masuk lambung  usus dilatasi  menekan jantung & paru  bertambah sesak  Sebaiknya diberi O2 nasal, masker  Lakukan IV line dan arteri umbilikal  Puasa dahulu  Operasi  Mortalitas: 40% GI: Gastroschizis o Tidak ada pembungkus o Etiologi: paparan teratogen, genetik o Lokasi di sebelah kanan umbilikus o Tampak usus edem  karena terpapar mekonium  inflamasi (edem) o 10-20% kelainan penyerta yang GI  biasanya atresia intestinal/stenosis















o Gerakan usus lambat Omphalocele o Masih ada selaput o Etiologi: ada kelainan kromosom o Lokasi di daerah umbilikus o Biasanya usus normal o 45-80% kelainan penyerta yang non GI  jantung, genitourinari, 50% trisomi o Gerakan usus normal-lambat Tatalaksana Gastroschizis & omphalocele o Cegah hipotermi  tutup dengan plastik bersih (jangan pakai kasa)  misal: urine bag, kantong darah (supaya dk infeksi & dk hipotermi) o Pasang NGT & suction o Cegah iskemik usus  Posisikan miring  tidak menekan pembuluh darah  Kalau terlentang  usus ketekan ke bawah  iskemia o Beri AB: ampi+genta IV o Omphalocle: cari   CRIC (cardiac, renal, imperforate anus, chromosom: 13, 18, 21, Beckwith-Wiedemann: bayi 5 kg (besar, ada omphalocele & lidahnya besar)  VACTERL o Gastroschizis : cari adakan atresia usus lain o Kalau mau operasi  Pakai silo bag  diharapkan usus masuk ke rongga abdomen  tinggal jahit kulit  Untuk mempromote epitelisasi dengan penggunaan AgNO3/ Ag sulfadiazine Atresia Ani o Cek anus pada bayi ada/tidak? o Manifestasi  Laki2: cari fistel perineal







o



Perempuan: cari fistel perineal, vestibular, apakah beraknya ke vagina? Berhubungan 50-60% VACTERL



 Terapi  Colostomi dulu sampai besar  berak melalui abdomen (operasi 1)  Rekonstruksi definitif: Anus buatan baru disambung (operasi 2)



IT-21 Pencitraan (USG) Obgyn-NS X-ray 







Dada o Edem paru ibu hamil (sesak napas) o Metastasis dari tumor primer  lesi coin o Choriocarcinoma  sebagain besar dai mola hidatidosa (hamil anggur yang dibiarin) Abdomen o Kista dermoid: kalsifikasi o Posisi janin, kelainan janin o Pelvimetri: mengukur panggul sempit, apakah sesuai?  ini dahulu dikerjakan



CT scan     



Tindakan untuk scan dengan alat digital Metode di abdomen  terbatas di pelvis Masuk dalam 1 tabung  foto Gambaran Ca servix, Ca ovarium Tidak boleh untuk ibu hamil  radiasi



MRI    



Boleh untuk ibu hamil  gelombang magnet, tidak mengubah DJJ Non invasif untuk struktur dalam Hindari pada TM1 Lihat o Atresia esofagus: bayi tidak bisa nelen  ketuban >>  Normal: bayi minum air ketuban



Begitu nangis pertama  bisa bernapas  Ada yang ngomong bayi keminum air ketuban  Yang benar : ketuban kental masuk ke paru  seperti jus pokat (Meconeum) Plasenta akreta: previa yang lengket sampai myometrium  tidak ada batas dengan vesica  Tindakan: histerektomi  Arti previa: letak di depan jalan lahir Abnormalitas otak  Posisi bayi: ada sungsang, normal  Akranii anencephalus (sebatas orbita  letal) 



o



o



o o o o o



o



USG 







   



o Tipe o o o o o Probe o o



2D Dopler Color 3D static (pasien extreme) 4D (3D + real time: gerakan) (transducer) Transabdominal: 3-5 Hz Transvaginal: 5-8 Hz  Hamil muda & tidak hamil harus periksa standarnya transvaginal Untuk memvisualisasi di bawah kulit 20 kHz Tidak invasif, murah (200 ribu rupiah) Tapi penetrasi rendah pada udara & tulang o Kalau di paru  tidak bagus maka butuh X-ray dada Kegunaan pada TM1 o Apakah ada kehamilan  Telat  udah tes kencing ? iya  Jadi USG hanya sebagai konfirmasi saja, karena tes kencing sensitivitas 100% o Intra/extrauterin  KET o Usia gestasi o Tanda kehidupan







Hamil o



o o



Evaluasi komplikasi kehamilan  Abortus iminens  Lihat flek (hematom subkorionik) Lihat sumber perdarahan Anomali fetus  polidaktili Deteksi kembar Mencurigai kelainan kromosom  Penebalan tengkuk janin  Tidak ada tulang hidung  Curiga syndrome down Evaluasi adnexa, myom, lokasi IUD  Kista  tidak mengganggu kehamilan  IUD  tidak ada perkataan bahwa IUD mengganggu janin (kena kepalanya tidak, karena ketutup sama ketuban) Diagnosa prenatal  CVS (chorionic villous sampling)  ambil sampel  Untuk sindrom down (konfirmasi)  keluar hasil trisomi 21 (pas lahir: mongoloid, retardasi mental) 4 minggu (paling cepat bisa mendeteksi) Kantong kecil  Desidualisasi (> putih tengah ada kantong)  Uterus bikornus: 2 cavum uteri Konfirmasi kehamilan  IUP  Bligthed ovum: kantong kosong Deteksi  4 minggu: kantong saja  5 minggu: yolk sac, DJJ  USG transvaginal (> akurat)  kalau hamil muda  STD (sexually transmited disease)  transvaginal  6 minggu: badan janin di samping yolk sac  Abdominal  Yolk sac (min. 5 minggu)  cikal bakal janin (tidak mungkin BO)







o



o o



o







TM 1:



Panjang janin: 0,5 cm/5 mm  hamil 5 minggu  mau lihat kelamin? tidak bisa  7 minggu: panjang minimal 1 cm  8 minggu: Body stalk yang bersambung ke yolk sac Kembar 2/3  TM 1 kembar  TM 2 masihkah kembar? pasti, tapi belum tentu hidup semua  Monozigot: Dari 1 sel telur yang belah  persis kembar  Dizigot: Dari 2 sel telur  muka mirip Hamil dalam/di luar  Hamil di tuba kiri  kehamilan ektopik Mola  Gelembung semua (total)  evakuasi  Mola partial (masih ada kantong)  terminasi/tidak  Kebanyakan triploid: kelainan kromosom 3 set (normal diploid)  biasanya terminasi Ukur usia kehamilan  CRL (ujung kepala-ujung pantat)  Paling akurat untuk 7 minggu o Setelah itu tinggal tambah 1 cm o 7 minggu: 7 cm  8 minggu: 8 cm  TM 2 Biparietal  untuk usia kehamilan  Dimulai pada TM 2  Untuk mola & KE tidak akurat lagi  karena kepala udah masuk panggul  Panjang tulang femur  mau lihat apakah anak pendek/tinggi?  Lingkar perut  gemuk/tidak? CRL (kaki tidak diikuti: karena lipat), GS



o



o











Nuchal translucency (transparansi tengkuk)  ukur berapa ketebalan  Kalau > 3 mm  curiga sindrom Down  Bisa mendeteksi sejak TM 1 Tulang hidung (usia 11-14 minggu  skrining)  (-) tulang hidung: absent nasal bone  curiga sindrom Down Bibir sumbing tidak?



o TM2-3 o Apakah ada tanda kehidupan  cek 1 bulan sekali o Jumlah fetus  Kalau mati muda  diabsorpsi  Kalau mati di akhir  sampai akhir o Presentasi (bagian terbawah janin) o Gerakan janin aktif o Menentukan usia gestasi  Paling tepat: CRL pada TM 1 (7-12 minggu)  Bayi gemuk  kayak tua o Menentukan taksiran kehamilan  PEB  34 minggu  N: 37-40 minggu o Pertumbuhan janin sejahtera o Volume cairan o Bentuk plasenta & tali pusat  Tali pusat pendek: tidak bagus takut solutio plasenta walau tidak terlilit  Panjang: bagus: bisa lilitan pada leher (normal bukan kelainan  tidak ada indikasi untuk SC)  Hipercoiling: banyak simpul o Anatomi fetal & fungsi  Claw hand  Clench hand o Kehamilan kembar o Myom  nutup jalan lahir mesti di SC  Servix (elongasio), adneksa  kista











Normal: 4 cm, tapi pada elongasio 6-7 cm  tidak bisa bukaan o Minimal 3 ukuran diperiksa pd TM 2  BPD, AC, FL o Kelainan kongenital (di kepala)  Ventriculomegali: melebar > 5 cm  Lama2 lebar  hirosefalus  Acrania, anencephaly  Tidak ada kepala  letal (2 hari lahir meninggal  maka diterminasi)  Seperti mata kodok  Encephalocele  Nonjol selaput otak  Amniotic band syndrome  selaput ketuban mengamputasi tubuh  Sumbing  Omphalocele  usus nonjol di tali pusat  Thanatophoric dysplasia  dada kecil, dahi panjang sekali (terdepresi), tengkorak berliku2, hipoplasia paru o Menilai plasenta o Cairan ketuban  Normal: 2-8 cm  AFI normal 8-20 cm (perhitungan 4 kuadran) o Jantung  terdeteksi > 20 minggu Doppler (4 atas) o A. umbilicalis (2 arteri, 1 vena)  untuk prognostik o (-) diastol  kelainan berat  dalam 7 hari meninggal  kasih pematangan paru segera dilahirkan o Reversed  > berat lagi  dalam 3 hari meninggal jika tidak dilahirkan  bayi udah asfiksia begitu lahir Dokumentasi o Tanggal, identitas o Foto, video



o



Deskripsi: lokasi, ukuran, abnormalitas



USG Ginekologi      







  



Adakah massa Tumor jinak & ganas Perubahan endometrium selama siklus haid Infertil Tuba tidak bisa dilihat normalnya o Kalau terlihat : tuba membesar/ asites Endometrium o Fase proliferasi: triple line, masa subur o Fase sekresi: corpus luteum, menebal o Fase menstruasi: tipis sekali o Menopause: paling kenceng 5 mm  kalau menebal ganas (Ca endometrium)  kalau pakai HRT  8 mm masih normal Myom  tumor jinak padat o Kalsifikasi, pembuluh darah tidak menyebar o Seperti bakso Kista  tumor jinak berisi cairan o Bisa hilang sendiri Adenomyosis o Putih, pembuluh darah nyebar o Bikin sakit banget saat menstruasi Ovarium normal/tidak? o Ada folikel? stroma?  Gambaran: folikel >> di pinggir stroma dominan seperti roda pedati  PCO (polycystic ovarium)  Tidak mens tiap bulan  Susah hamil  Mens hari 1  folikel sel telur mulai berkembang (hari ke 14: ovulasi)  Kalau tidak mens  sel telur tidak ada yang dibuat  Beda dengan PCOS  Sindrom: kumpulan gejala (banyak gejala2)  Tidak mens berulang



  



o



Bulu-bulu tebal Suara jadi cowok Biasanya karena resistensi insulin: PCOS  DM Kista ovarium  Seperti balon berisi air  Ada 2 Normal vs penyakit (ada 2 jinak vs ganas)  Normal o Dinding tipis o Tumbuh lambat o Hitam pekat o Bekas folikel de graaf yang tidak pecah  Kista retensi/ folikel persisten o Tindakan: diamkan saja  Penyakit  Jinak o Kista endometriosis  Bikin sakit  Isinya coklat cair (darah mens)  Refluks darah mens  masuk ke ovarium  Haid sakit (pada hari 1) o Kista dermoid  Bintik2 putih banyak  Isinya rambut, kuku, tulang, gigi, lemak  Sebagian besar jinak, bisa ganas  Ganas: Ca ovarium



EFM & Kardiotokografi 



Alat:



Kalau yang atas: transducer untuk kontraksi uterus o Kalau yang bawah: DJJ janin Kalau ontraksi kuat  ada pengaruh, gerak banyak Ibu tidak boleh terlentang  karena neken aorta  aliran darah ke janin 6 bulan baru terdeteksi, kromosom: FGF33



IT-22 Infertilitas & Disfungsi Seksual Wanita-AC 



 o



Profil   



biofisik Manning NST: tidak akurat Lihat tonus janin Gerakan



 



Infertil: tidak mampu hamil > 1 tahun, dengan hubungan sex teratur tanpa kondom o Sudah menikah > 1 tahun o Hubungan teratur (2-3 x seminggu) o Tanpa kondom Dibagi 2: o Primer: belum punya anak sama sekali o Sekunder: pernah pnya anak  karena riwayat KB ke anak ke 2 (belum dapat) Infertil (bisa diobati)  cenderung subfertil Evaluasi  Jika 1 tahun gagal hamil







 











  











Etiologi o Pria 25% o Ovulasi 27% o Tuba/uterus 22% Riwayat medis WANITA Riwayat ginekologi o Menstruasi (siklus, lama, nyeri/tidak) o Siklus normal: 21-35 hari, rata-rata 28 hari o Lama > 7 hari o Kontrasepsi: hormon  dapat mempengaruhi siklus ovulasi Infertil sekunder o Pakai kontrasepsi: hormonal o 3 bulan: tidak ada estrogen o 1 bulan: masih ada Contoh o KB alami: ASI eksklusif tanpa tambahan makanan, coitus interuptur, kondom o Non hormon: IUD  tidak mempengaruhi siklus ovulasi Durasi infertil Riwayat kista berulang, endometriosis, leiomioma, PMS, PID Riwayat medis o Hiperprolaktin & tiroid o PCOS  tidak mens (amenore)  Amenore primer: tidak pernah  Amenore sekunder: pernah menarche (curiga PCOS)  Hirsutisme (kumis)  USG: dilihat jumlah folikel banyak kecil2  BMI > 30  resistensi insulin o Kemo (kanker), radiasi (fraktur) pada pelvis Riwayat pembedahan o Operasi panggul dan perut (appendektomi)  curiga PID o Operasi rahim sebelum (SC)  adhesi Riwayat obat o NSAID







  











o Obat herbal o Disarankan beri asam folat 400 mcg Sosial o Obes o Underweight o Rokok o Alkohol o Kafein Etnis o Meningkatkan risiko endometriosis o Keluarga ada riwayat PRIA Riwayat medis o Puber & sulit fungsi sexual o HT, DM, neuro  disfungsi ereksi/ejakulasi retrograde o Kemo/radiasi o Rokok, alkohol, obat terlarang, racun o PMS/infeksi: epididimitis, prostat (obstruksi vas deferens) o Riwayat pekerjaan suami PF o WANITA  TTV, TB  Pelvis  Pap smear o PRIA  Testosteron  Uretra penis, di ujung kelenjar  Panjang testis 4 cm, volume 20 ml  Epididimis lembut & tidak keras LAB



 



    











Histerosalphingografi: masuk dari uterus  tuba Laparaskopi: di perut dibuat lubang  lihat (kasih cairan ke uterus dengan cairan metilen blue  kalau sampai fimbrae  lancar = Paten tuba bilateral o Atau non paten bilateral  bagaimana sperma mau masuk? USG transvaginal  untuk yang Nona USG NS (normal saline)  dari uterus ke tuba adakah sumbatan Uji post coital Kalau pria: ANALISA SPERMA Penuaan & disfungsi pembuahan o Meningkat usia  infertil o Ukur FSH & estradiol  untuk dokter umum o Tiroid dan hiperprolaktin Faktor tuba & pelvis o Nyeri pinggul kronis  obstruksi tuba/perlengketan o Sejarah PID  adhesi panggul/rusak tuba o Salpingitis ischimica nodosa  radang tuba, tebal nodular o Endometriosis  obstruksi tuba Abnormalitas uterus o Kongenital  septum uterus, uterus bikornu, unikornu, uteri didelphys



Didapat: polip endometrial (berdarah fase mens & diluar mens/ setelah berhubungan),  Leiomyoma: mencegah implantasi normal  Asherman: adhesi intrauterin (sinekia) Disfungsi sex wanita Etiologi o



 







Kehamilan (klasik): pinnacle of womanhood  puncak dari kewanitaan



Tinjauan Psikiatri Reproduksi Periode Reproduktif



 



SEKSUALITAS & PERKEMBANGAN   



 



Hubungan sex sehat  tanda sehat jiwa Organ sex penting  otak Depresi mayor: o L > sebelum pubertas secara sosiodemografi rentan o W meningkat sejak pubertas o Jangka panjang  bertahun2 setelahnya 35-40 tahun Penyaluran dorongan Nggak ingin hamil  hamil dianggap stressor, infeksi (STD)



SIKLUS MENSTRUASI   



Hormon Evaluasi: ALLOW, PLISSIT Tatalaksana o Hipoaktif o Edukasi o Farmakologi: estrogen topikal, sildenafil o Nonfarmakologi o Sexual arousal  edukasi, eros clitoral device o Orgasme  masturbasi terarah, CBT o Sexual pain



   



   



Biopsikososial Perubahan endokrin  fisik & psikologis Beberapa keadaan berhubungan: o Peripartum (post) o Psuedocyesis: hamil palsu Mind & body relationship (Psyche-fisik)



seorang



Infertilitas   



IT-23 Psikiatri Reproduksi-DYZ Pendahuluan



Perubahan & pergantian hormon Mempengaruhi kondisi psikologis perempuan Profil endokrinologi o Estrogen meningkat  labil Laki-laki lebih stabil, usia 60-70 tahun







Hubungan psikologi belum tegas Bukti: disfungsi sperma, ovulasi/ sexual Faktor: zat, olahraga, BB, frekuensi koitus o Distimia (depresi)  dorongan fisik minimal o (-) dorongan sex untuk koitus Pengaruh infertil dengan psikologi o Rasa bersalah o Sensitif emosional o Cemas o Premature blaming: perempuan lebih banyak  Kalau perempuan sifatnya introjeksi (menyalahkan dirinya sendiri)



Kalau pria: proyeksi menyalahkan orang lain



suka



Upaya o Tidak semua langsung berhasil  emotional toll (jangan depresi itu bersisa) o Kondisi infertil  tergantung kepribadian o Manuver invasif (Invasion of privacy)  sensitif  Informed consent saat periksa daerah sensitif o Penggunaan donor: id-ego-superego kompromi (juga iklim sosial)  Dorongan id: dorongan sex, ingin punya anak  Ego: biayanya berapa?  Superego: apakah boleh secara normal o Netralitas  cari posisi senetral mungkin o Intervensi hormon  bisa neuropsikiatri timbul o Dukungan psikologis  memulihkan kondisi yang terganggu  memfasilitasi fertilitas



Functional Hypothalamic Anovulasi    



   



6 bulan tidak mens, tanpa organik patologi Singkirkan DD/ lain (Diagnosa eksklusi) Karena GnRH rendah  penurunan Gonadotropin  anovulasi (-) ovum Penyebab: o Meningkatnya HPA Axis o Bioorganik: olahraga, BB menurun/ rendah o Psikologi: Afek, makan, perfeksionis & harapan tak terpenuhi o Stress kronik & majemuk Kompleks Iklim hormonal Tatalaksana farmakologi  butuh pertimbangan Gangguan psychodevelopmental pada anak  turun nafsu, BB, gangguan metabolik



Kehamilan 











Aborsi o Blame, gulit anger, denial o Lebih mudah mencapai penerimaan jika tunggal o Aborsi berulang  kadang ditanggapi dengan cemas o Depresi meningkat 2x  Sudah pernah depresi ½ populasi o Elektif (memang diinginkan): tidak ada depresi Pseudocyesis o Gejala-gejala kehamilan subjektif, tapi tidak hamil o Input sentral hipotalamus o Predisposisi: wish & fear  reaksi aborsi, ligasi, histerektomi o Pemeriksaan objektif  dapat resolusi  Tapi bisa depresi, anger, loss (hati2) o Couvade: perubahan perilaku terkait hamil pada laki2 Pembatasan kehamilan o Kontrasepsi  dampak psikologi, relatif lebih rendah  Pemilihan mutlak untuk perempuan: kesal, disiplin rendah, gangguan harmonis  Konseling dengan baik, mengedepankan kesetimbangan peran o Sterilisasi: tidak bisa kembalikan lagi  Sulit diprediksi siapa yang nanti ingin kembali  Penyesalan terjadi ketika untuk menstabilkan pernikahan  Kesetimbangan peran



Periode menyusui  



Rasa bersalah jika belum berhasil diinduksi Sulit nyusu akibat depresi (tetap dipertahankan antidepresan)







Mother infant bonding







Menopause 



Involutional melancholia: depresi o Empty-nest syndrome  meningkat 2030% o Peran extra reproduksi  menurunkan kejadian yang tak diinginkan (pengalihan: mengasuh anak) o Perhatikan usia perkembangan psikososial (Fase ke 7 dari 8)  jangan sampai jatuh ke despair (Integrity vs despair) o Hormone replacement therapy  risiko neuropsikiatri menurunkan demensia







Kondisi Psikiatri Pada Reproduktif 







PMDD (Pre menstrual dysphoric disorder, menurut DSM V) o Kalau Anak: DMDD o Gangguan depresi o 5% o Gejala: ganggu fungsional, hormon steroid sexual o Siklus normal  Korteks orbitofrontal o Majority menstrual cycle o Orang tidak pernah PMS  anovulatoar Postpartum Blues o Baby Blues, Postpartum Blues o Kumpulan gejala mood segera setelah lahir o Gejala: perubahan mood cepat, insomnia, general overhelmed (merasa tidak mampu, ckmn ini? ckmn itu?) o Muncak di H-5, pulih H-10 o Hati-hati jangan jatuh ke depresi (sekitar 20-25%) o Tatalaksana: psikoedukasi (keluarga  terutama yang primipara)  Psikoterapi suportif  Observasi







Depresi Perinatal o Bukan lagi postpartum o Mayor & minor  25% perempuan o Bisa suicide o Relaps > tinggi, apalagi stop obat o Gejala: perfeksionis, psikotik, cemas o Faktor risiko: riwayat depresi, risiko depresi Perinatal Anxiety o 8,5-13% (subsindrom 20%) o Tertinggi: GAD o Komorbid dengan depresi meningkat 50% o ETIO: Peningkatan glukokortikoid, komplikasi kehamilan, persalinan lebih awal, prematur, BBLR o Faktor risiko: usia dini, ortu tunggal, komplikasi kehamilan, pemicu stress, kesehatan fisik buruk, victimisasi (gara2 hamil aku dk pacak sekolah) o OCD, PTSD, panik Tatalaksana o Treat for 2: Ibu & bayi o Tidak lepas obat o Antidepresan: SSRI (aman), MAO (tidak aman) o Terapi hormonal  menurunkan kadar estrogen setelah lahir o Intervensi psikososial  CBT  Home visit  Dukungan sebaya o Paparan cahaya pagi, EPA, DHA, edukasi, olahraga, akupuntur



PSIKOSIS PASCA PERSALINAN    



0,1-0,2% Progresif cepat Gangguan bipolar, unipolar depresi, psikotik Gangguan motorik, perilaku, paranoia, halusinasi, grandiosa, impulsivitas, judgement  delirium & disorientasi







Meningkatkan risiko infanticide & suicide  gawat darurat psikiatri







Bipolar   











Clues: postpartum Meningkat setelah periode kehamilan Tangangan obat: efek teratogenik o Seperti: penstabil mood, anti kejang o Mungkin kita stop asam valproat  teruskan quetiapin Dampak bagi ibu o Lahir anak, lahirlah juga ibu o Peran bertambah: menjadi istri & ibu o Lebih siaga dan waspada selama kehamilan & menyusui o Terlibat emosional yang mendalam o Siap dalam mengasuh & terkait kepribadian (tempramen & karakter), sang ibu: anak itu beban/ berkah? o Pemenuhan kebutuhan dasar ibu (mendahulukan anak) o Peran ibu: familial & sosiokultural Dampak bagi anak o Mother-infant bonding  Attachment: secure: bagus  pelindung dari depresi  Ibu depresi  anak berisiko depresi juga o Risiko genetik dapat dilihat o Kejadian psikiatrik ibu  mempengaruhi kemampuan pengasuhan  pengaruh terhadap perkembangan anak o Paparan dengan psikoneuroendokrin & obat  Ibu memakai sabu/benzo  anaknya withdrawal (gejala putus obat) o Redemption/penebusan  anak dijadikan mata uang transaksi  Aku dulu dickituin sama ortu aku, aku jg ai samo anak aku o Percobaan atas pengetahuan ortu, sejak kandungan  terutama anak 1











Dampak bagi kandungan o Peningkatan kebutuhan  butuh penyesuaian luas dalam rumah tangga o Menurunnya proporsi waktu, dermi urusan kepengurusan baru o Mengubah hirarki & struktur keluarga o Perubahan peran dari anak sebelumnya  dikenali dulu (apalagi pada fase oedipus complex) o Sibling rivalry  Kebutuhan psikiatri anak  Kebergantungan ibu terhadap anak o Rumah tangga & sexual pasangan o Masalah rumah tangga yang muncul lagi o Keberadaan lingkungan extra (kakek dan nenek)  Visi ortu vs visi mertua?  Ortu maunya gini, mertua maunya gini Penggunaan psikofarmaka o Tidak berbahaya kecuali:  Mood stabilizer (STOP)  MAOi  IUGR, HT (eklampsi) & berinteraksi dengan tokolitik & anestetik o Yang lain kontroversi  Escitalopram (gen I)  BBLR  Chlorpromazin  masuk ke anak (tranquilizer: tenang)  Gen II: metabolik  SSRI & SNRI: APGAR rendah, ADHD  TCA: BBLR, defek septum jantung Kehamilan usia dini o Iklim sosiokultural: stigma/dukungan  Terlalu cepat: kemano be kau? la jajan kemana2 o Masa remaja (identity vs confusion role): dampak besar bagi perempuan o Psikosial: tugas cari identitas  dapat terganggu dalam kehamilan o Revisi prediksi & harapan masa depan



Kebutuhan fisiologis: berupa perkembangan organobiologis o Mindset: remaja vs ibu Kehamilan luar nikah o Iklim: stigma/dukungan o Direncanakan, tidak sengaja, dipaksakan (perkosa) o Dukungan keluarga & masyarakat o Relasi perempuan dengan ayah anaknya o Persepsi anak sebagai turunan ayahnya (kena juga anaknya stigma)  Misal ih anak itu na hasil kawinan di luar nikah o Stressor berat  infanticide & suicide Kehamilan usia lanjut o Perbedaan usia jauh dengan anak 1:  Ibu menganggap anak 1 sebagai tambahan pengasuh  ATAU Anak 1 merupakan halangan dalam perhatian (berbagi perhatian dengan anak ke 2, anak 1 merasa dk diperhatike) o Sikap ANAK 1: tambahan subordinat/ halang mencapai visi o Kemampuan, insting, keibuan mulai beralih o Persepsi keluarga, masyarakat, suami & ayah o











IT-24 IKK dalam OG-IZZ HIV & AIDS      



HIV: lentivirus, famili retrovirus  AIDS AIDS: sindrom dengan infeksi oportunistik / kanker (imunitas selular menurun, IFN Gamma) Banyak ditemukan pada core group, MLM (multi level marketing: MAN LIKE MAN: homo) HIV 1 lebih virulen, mudah ditransmisikan, gejala lebih berat HIV 2 tidak begitu mudah ditransmisikan, hanya di Afrika Barat 3 gen tertentu



gp 120 (envelope gene)  yang kita periksa Ab terhadap antigen ini o Pol gene: enzim reverse transciptase  RNA jadi DNA  diintegrasi dengan enzim integrase  seolah2 self  provirus  dengan enzim protease  diambil CD4 untuk menjadi membran virus  sel CD4 pecah o HIV aktif  Gen aktif: gen tat  replikasi hebat  hancurkan limfosit Th4  kekebalan tubuh lumpuh  AIDS Transmisi: Darah, semen, sekret vagina, ASI, 75% sexual o Hubungan sex tanpa kondom o Jarum suntik/tindik/tato tidak steril o Peralatan medis tidak steril (gunting rambut, pedi, manicure) o Transfusi darah yang mengandung HIV o Ibu HIV positif ke bayinya melalui kandungan, saat lahir, ASI (transmisi vertikal) Obat lini 1: harus 3 obat o 2 nucleated + 1 non nucleated  karena mutasi Gejala klinis o Bervariasi o Infeksi HIV ke AID rata2 10 tahun/> o Klasifikasi  CDC  CD4 turun  B2 mikroglobulin meningkat o 2 atas petanda buruk  Window period: Antibodi terbentuk 4-8 mgg o Kadang 3-6 bln  Ab (-) tapi HIV udah (+)  WHO: negara terpencil (ada 1 saja masuk stadium) o Klasifikasi berdasar hitung jenis sel CD4  Infeksi akut (CD4: 750-1000/ml)  1-3 bulan setelah infeksi







o







 















Sangat menular ada di plasma & duh tubuh meningkat  Lab Antibodi (-)  (+) 3-6 bulan setelah infeksi  WINDOW PERIOD  Gejala: flu-like syndrome Infeksi kronis asimtomatik: Fase laten (CD4: > 500/ml)  5 th stlh infeksi HIV  Gejala: sehat  di KGB >>, plasma 100.000: < 10 th akan menjadi AIDS Infeksi kronis simtomatik  > 5 th  Di sirkulasi darah >>  2 sub:  Penurunan kekebalan tubuh ringan: CD 4: 200-500/ml o Herpes zoster, Dermatitis seboroik o AIDS related complex: o 2/> gejala + < 2 LAB o AIDS  Penurunan imunitas berat: CD4 < 200/ml o Stadium terminal  demam: kasih obat demam, mual: kasih obat mual



Diagnosis o Keuntungan dx dini:



Fase asimtomatik dapat diperpanjang  Menghambat ke AIDS  Cegah infeksi oportunistik  Konseling  Pre-exposure: suami kena, istri tidak kena (2 2 nya makan obat)  supaya istri tidak terinfeksi  Triple eliminasi:  Ibu hamil ANC: hepatitis, HIV AIDS, Sifilis  Umur 13-35 mgg kehamilan: periksa HIV kehamilan o Langsung: isolasi virus (untuk penelitian), Mikroskop elektron, PCR o Tidak langsung: deteksi antibodi (gp 120)  ELISA  Ab: 2-12 minggu  ELISA: 3-6 bulan  Anak < 18 bulan  bisa positif palsu  karena Ab dari ibu masih ada  Rapid test  untuk survey  yang baru terinfeksi kadang (-)  Western Blot  Setelah ELISA (+) konfirmasi dengan Western Blot  Gold standar  untuk konfirmasi Tatalaksana o Dini o Lanjut: suportif o CDC:  Asimtomatik CD4 < 300  Simtomatik CD4 < 500 o Sekarang WHO  Baik itu (+)  kasih obat Terapi ARV o Menghambat progresifitas  Viral load tinggi  berat penyakit 











CD4 tinggi  bagus, kalau rendah  buruk o KEMENKES:  Zidovudine + Stavudine/lamivudine (2 NRTI) + Nevirapine/evapirene (1 NNRTI)  TRIPLE  HAART o Tidak ada vaksin o Profilaksis  Pre-exposure:  suami kena, istri tidak  Wong kesehatan yang mau tindakan ke pasien HIV  Post-exposure  Pas bayi lahir bini perdarahan  dikasih  Wong dk sengajo ketusuk  kasih juga o Tatalaksana fase terminal: simtomatik Dampak o HIV dan kehamilan  tidak boleh ASI, tidak boleh partus normal (harus SC), VCT o Pencegahan:  Tidak melakukan hubungan sex  Tidak berganti pasangan sex 







STD/ IMS 











Klasifikasi o Bakteri:  GO: Neisseria gonorrhoeae  Non spesifik : Chlamydia trachomatis  Ulkus mole: Haemophilus ducreyi  Sifilis: Treponema pallidum o Parasit  Sarcoptes scabiei  lihat glans (stratum corneum tipis) SPESIMEN o Duh tubuh o Ulkus o Tumor PEMBAHASAN



o o o o o o o o o o o o



Gonore Infeksi genital non spesifik Kandidosis vulvovaginal Vaginosis bakterialis Trikomoniasis Ulkus Molle/ Chancroid Limfogranuloma venereum Kondiloma akuminatum Herpes genitalis Granuloma inguinale (Donovanosis) Sifilis Moluskum kontagiosum



Gonore  



















Infeksi bakteri diplokokus gram (-) Neisseria gonorrhoeae Pria: o Masa tunas 2-5 hari (kapan hubungan sex?) o Uretritis anterior akut o Gatal, panas o PF: keluar cairan seperti susu dari uretra anterior o Epitel collumnar  1/3 anterior fossa naviculare o Tiap infeksi: anterior dulu Wanita o Kalau wanita endoservix (bagian posterior) o Sering asimtomatik o PF: eritem, edem serviks, sekret serviks, perdarahan mukosa Perbedaan dengan non GO o Lendir, encer, kalau pagi2 ada bercak lendir di celana dalam (morning drops) udah 3 minggu gejala dirasakan Syarat obat: o 95% cure rate o Dosis tunggal o Murah, mudah, aman Komplikasi o Pria:



Lokal: tisonitis (kelenjar di sekitar genital)  Penjalar: infertil o Wanita  Servisitis, bartolinitis (kelenjar di jam 5 & 7)  bakteri & bisulnya biasa di bawah o Infeksi selain genitogenital:  Orofaringitis: main secara oral  Proktitis (anus: matahari)  Konjungtivitis  autoinokulasi (sakit mata  diobati dengan air kencing) Pemeriksaan lab o Pulasan gram (untuk cowok): leukosit PMN penuh/LPB, diplokokus gram (-) intra & extrasel o Biakan (untuk cewek): agar Thayer Martin, coklat o Tes 2 gelas: menentukan lokasi  Tes Thompson:  Gelas 1: keruh, gelas 2: jernih  infeksi anterior  2 2 gelas keruh  infeksi posterior juga Diagnosa o Anamnesa o Gram  ditemukan biji kopi (diplokokus gram (-) intrasel) DD/: infeksi genital non spesifik Tatalaksana: o Sefiksim 400 mg PO tunggal  DEPKES o Alternatif:  Kanamisin. aktinomisin  pilih 1 saja o CDC:  Cefixime 200 mg + Azitromisin 1 gram Prognosis: BONAM 











 







Infeksi genital non spesifik 



Maksud non spesifik: Tidak bisa diperiksa saat itu



 











Etiologi: Chlamydia trachomatis (paling sering) Pem Lab: o Giemsa  tidak khas  BV  clue cell  GO  biji kopi  Candida  hifa o Biakan: HeLa-229, McCoy cells, BHK Gambaran klinis o Pria  Masa inkubasi 1-5 minggu  Morning drops o Wanita  Tidak khas  DD/  Candida: 2 minggu sebelum haid muncul, setelah haid reda  BV: pakai sabun (basa) berlebih  normal pH vagina 4,5  keputihan o Jangan pakai pakaian ketat, hangat o Pantang pakai pembersih DD/











Diagnosis o Anamnesis o Lab: baku emas: biakan (tapi hanya untuk penelitian)







Infeksi vagina karena kandida Biasanya pada wanita Etiologi: C. albicans (tersering) Reproduksi: budding, hifa pipih, memanjang tidak bercabang Gejala: o Gatal & merah  keputihan o Duh tubuh khas: keju lembut o KHAS: eksaserbasi seminggu sebelum menstruasi, mereda saat mens o PF: eritem labia & vulva, edem & eritem vagina, duh tubuh putih lengket o Kadang balanopostitis pria Lab: o KOH 10%  diagnosa  blastospora & pseudohifa o Gram o pH vagina normal: 4-4,5 kalau 5,5 BV



Biakan: Agar Saborraud bila NaCl 0,9% atau KOH 10% negatif Tatalaksana o Paling mahal: Flukonazol 150 mg PO tunggal o REKOMENDASI: Klotrimazol 200 mg intravagina tiap hari selama 3 hari o Alternatif: Nystatin 100.000 IU intravagina, tiap hari selama 14 hari o







BV     



Kandidosis vulvovaginalis    







Diagnosa presumtif:  Klinis: sekret uretra/vagina & disuria  Pulasan gram  Sekret uretra pria: leukosit > 5/LPB  Sekret serviks: leuko > 30/LPB  Tidak ada diplokokus gram (-)  NaCl  T.vaginalis (-) o KOH: bukan candida o pH: tidak > 4,5  BV Tatalaksana: o REKOMENDASI: Doksisiklin 100 mg PO 2x/hari selama 7 hari atau Azitromisin 1 gram PO dosis tunggal  IMS  azitro + cefixime (untuk GO)  Candida (pendekatan simtomatik)  Clindamisin 2x300, metronidazol 2x500 mg, ketoconazole selama 1 minggu o



 



Ketidakseimbangan flora normal (Lactobacillus spp) dengan bakteri anaerob o H2O2 halix system Sinonim: vaginitis nonspesifik, vaginitis Gardnerella vaginal, vaginosis anaerobik Etiologi: G. vaginalis, Bacteroides spp, Mobiluncus spp, M. hominis Gejala: o Vaginal malodor/fishy odor Diagnosa: (Kriteria Amsel) 3 dari 4 o Duh tubuh vagina khas melekat, putih homogen o pH cairan vagina > 4,5 o Whiff test (+)  fishy odor: ketika cairan cagina + KOH dibakar o Clue cell pada pulasan gram (min. 20% sel epitel vagina)  Baku emas: lihat bakteri Clue cell  epitel batas tidak jelas karena bakteri menutupi Tatalaksana o REKOMENDASI WANITA TAK HAMIL: Metronidazol 500 mg PO 2x/hr selama 7 hari o HAMIL: Metronidazol 250 mg PO tunggal o CDC juga metronidazol



Trikomoniasis   



Etiologi: Trichomonas vaginalis (makan heme) Masa inkubasi: 3-28 hari Gambaran klinis wanita



Perdarahan pasca coitus (habis hubungan berdarah) o Strawberry cervix Pria: sperma itu toxic buat trichomoniasis  tanpa gejala DD/ eritem o Trichomoniasis o Candida: gatal, kering, kayak keju Pem Lab: o Sediaan basah NaCl  gerakan parasit khas o Biakan: media Feinberg atau Kupferberg, Inpouch (masukkan di plastik kecil  inkubasi) Tatalaksana: o REKOMENDASI: Metronidazol 2 g PO tunggal o



  







 



Kondiloma akuminatum 



Ulkus Molle/ Chancroid   







 



Bedakan dengan chancre: lesi ulkus soliter, dangkal, bersih, tidak nyeri  Sifilis Etiologi: Haemophilus ducreyi (chancroid: multipel) Gejala: o Ulkus multipel, sangat nyeri, tepi tidak rata, batas tegas, dasar ulkus kotor & mudah berdarah Diagnosa: o Gram: gram (-) school of fish o Biakan: dengan Blood agar/ agar Hb mueller hilton DD/ o Ulkus HSV, sifilis, LGV Tatalaksana o REKOMENDASI: Siprofloksasin 500 mg PO 2x/hari selama 3 hari o Atau Azitromisin 1 g PO dosis tunggal



Limfogranuloma venereum  



Etiologi: Chlamydia trachomatis servorar L1, L2, L3 Gambaran klinis



Dini: lesi primer, sindrom inguinal (benjolan)  Primer: ulkus dangkal, papul/vesikel  Dari kaki 1/3 luar, genital : dalam  ligamentum (sulkus koronarius) o Lanjut: sindrom anorektal, elefantiasis genital (Esthiomene) Pemeriksaan: Tes Frei  antigen C trachomatis Tatalaksana o Doksisiklin 100 mg 2x/hari selama 21 hari atau o Eritromisin 500 mg 4x/hari selama 21 hari o



 















Etiologi: HPV tipe 6 & 11 o Tipe 16,18,31  ganas (Ca servix) o Vaksin 6,11,16,18 Masa inkubasi: 1-8 bulan Bentuk lain: o Giant condyloma Buschke Lowenstein: wanita (kadang cowok) nutupi anus  susah vagina, muara vagina tertutup  dk bs partus o Papulosis Bowenoid Diagnosa o Lesi akuminata, papul, datar (seperti kembang kol) o Tes asam asetat (acetowhite) 5% DD/ o Pearly Penile papules, kondiloma lata  Pearly: di sekitar muara glans penis  ada bintik2 kecil Tatalaksana: o Kemoterapi: (Bedah kimia)  Tinctura podofilin 10-25%  tidak boleh untuk wanita hamil  Asam trikloroasetat 50-90% o Bedah  Krioterapi, listrik o CDC: imiquimod (mahal)



Herpes Genitalis  











  



Etiologi: HSV tipe 1 & 2 o Tipe 1: pusat ke atas o Tipe 2: pusat ke bawah Gambaran klinis o Masa inkubasi: 3-7 hari o Khas: vesikel milier, multipel, berkelompok, diatas dasar eritem & edematous (herpetiformis)  UKDI  Kalau dermatomal  zosteriformis o Lesi vesikopustular nyeri  melibatkan saraf (tinggal di saraf sacralis)  dormand  timbul lesi baru o Infeksi rekuren  ringan Transmisi o Kontak seksual o Perinatal o Dari pria ke wanita Tipe infeksi: o Episode I infeksi primer: baru kena saat itu & bergejala o Episode I non infeksi primer: dulu subklinis sekarang bergejala o Infeksi rekuren: berulang o Asimtomatik o Subklinis Pem Lab: o Tes Tzank  multinucleated giant cell DD/: Sifilis primer, Chancroid, LGV, Granuloma inguinale, Behcet disease Komplikasi o Bayi/hamil  Abortus  Malformasi  Hepatitis  Infeksi VHS berat  Ensefalitis  Keratokonjungtivitis  Lahir mati o Dewasa (jrg)  Meningoensefalitis  Hipersensitif terhadap virus







Tatalaksana o Terapi episode I: Acyclovir 400 mg 3x sehari PO selama 7-10 hari o Terapi episode rekuren: Acyclovir 400 mg 3x sehari PO selama 5 hari o Terapi supresif rekuren: > 1 tahun menderita 4 x: Acyclovir 400 mg PO 2x sehari o Valasiklovir & Famsiklovir bagus tapi mahal







Granuloma Inguinale (Donovanosis)    



 



Infeksi bakteri karena Calymmatobacterium granulomatis Masa inkubasi: 8-80 hari Lesi ulseratif progresif, relatif tak nyeri, tanpa limfadenopati regional Tipe: o Ulkus granulomatosa o Hipertropik/verukosa o Nekrotik o Sklerotik Pem Lab o Pulasan Giemsa  badan Donovan Tatalaksana: o Azitromisin 1 g PO HARI 1  dilanjutkan 500 mg/hari (1 minggu)



Sifilis  











Etiologi: Treponema pallidum Penularan: o Kontak seks o Transplasenta  infeksi kongenital o Transfusi darah  sifilis dimble  masuk langsung pembuluh darah o Inokulasi accidental o Puncture instrumen terkontaminasi Klasifikasi treponema: o Parvirus  VDRL, TPHA (sifilis) o Parbacterium  frambusia o ...  kinta Stadium:



Primer: Chancre: ulkus tunggal, soliter, dangkal, bersih, tidak nyeri, indurasi  312 mgg menjadi o Sekunder: the great immitator o Laten early: < 1 tahun (-) manifestasi, periksa (+) o Late latent o Tertier: CV, neurosifilis Gambaran Klinis o Primer: ulkus 3 mgg stlh kontak  Ulkus: soliter, indurasi (+), tepi bawah teraba keras, dasar ulkus bersih, diameter 1-2 cm, tidak nyeri  Bisa sembuh spontan 4-6 mgg o Sekunder  3-6 mmg stlh ulkus  Ruam kulit generalisata sampai telapak tangan  roseola siflitika  Limfadenopati generalisata  Kondiloma lata  papul datar di anus, vulva (daerah lembap)  permukaan basah, lembap  Moth eaten alopecia di oksipital o Laten  Jarang menular, kecuali wanita hamil o Tertier  Gumma: rusak hidung, endarteritis obliterans diujung arteriole  Neurosifiis  Kardiovaskular Pem Lab o Periksa lapangan gelap: rotasi, fleksi & maju-mundur o Uji serologi  Nontreponema  Pakai darah domba  Untuk skrining & berhasil pengobatan (prognostik)  VDRL & RPR  titer > 1: 8  konfirmasi dengan treponemal test







o















Dikatakan berhasil pengobatan 4x lipat titer menurun Treponema  FTA-ABS: The fluorescent antibody absorption test  MHA-TP: Microhemaglutination assay for Ab to TP



Tatalaksana: o Stadium primer, sekunder, laten yg tdk > 2th  REKOMENDASI: Benzatin penisillin G (DOC), dosis tunggal 2,4 juta unit IM  Alergi Benzatin: Doksisiklin 100 mg PO 2x sehari 30 hari  Periksa klinis & serologi ulang setelah 3 & 6 bulan o Stadium laten  Benzatin penisillin G (DOC), dosis tunggal 2,4 juta unit IM selama 3 minggu



Moluskum Kontagiosum   







Neoplasma jinak kulit & mukosa Etiologi: MCV  famili Poxvirus Manifestasi: o Inkubasi 1 minggu-6 bulan o Papul domeshape, keras, umbilikasi di tengah o Banyak pada anak-anak o Petanda orang HIV  hati2 pada org dewasa terutama di daerah genital o Isinya badan kaseosa Pengobatan o Kemoterapi: Bedah kimia  Sol Kataridin 0,9% o Kuretase kulit o Bedah listrik o Bedah beku o Atau bisa dilakukan ekstraksi seperti ekstraksi komedo (tapi dibolongin tengah



terus dipencet sampai badan kaseosa keluar) IT-25 Pemeriksaan Mikrobiologi Obgyn-ELA 



Tampon + toxic staphylococcus (jarang)



Pendahuluan  



  



 



   



Penegakkan Diagnosa STD/IMS Penyebab: o Bakteri: GO, T. palidum o Virus: HSV, HPV o Jamur: candida o Protozoa: trichomonas Spesimen o Keputihan: exudat o Sifilis: ambil darah Paling sering 30-50% vaginitis: disebabkan bakteri & trichomonas Gejala klinis: o Keluar exudat o Nyeri perut o Demam Sifilis primer: demam tidak spesifik, ulkus di genital (tidak sembuh), kemerahan Sifilis: batuk lama o Mikroskopik: keputihan o Kultur o Serologi, uji kepekaan, siflis sulit untuk dibiakkan Gatal  pikirkan 2: o Keputihan o Trichomoniasis PID : kronis, lama, sering keputihan (tidak terlalu berat  lama2 naik) CMV: demam, ruam, anak2 ada kelainan jantung Rubella  katarak kongenital



Spesimen 



Swab serviks o Infeksi lebih atas (uterus/serviks)



 



Spesimen uretra o Laki-laki keluar duh (Exudat)  ambil dari uretra Swab vagina







Eksudat 











3 tipe o Non infeksi: sesaat sebelum haid  cairannya bening, kental, tidak berbau o Infeksi: putih kuning, kehijauan, amis (kyk ikan), darah, gatal, nyeri, terbakar o Alergi: KB spermisida  cairan keputihan noninfeksi Wanita o Vaginitis  Perdangan ada yang infeksi vs non infeksi o BV  Perubahan F.N (tidak khas: keluar cairan)  Pada wanit usia reproduktif o Cerivitis  HSV, HPV  Keluar dari dalam serviks Pria o GO o NGU  karena bakteri coccus bisa 30% trichomonas



Vaginitis 







Sediaan basah: paling besar pembesaran (400 x) o Lensa okuler: 10 x o Lensa objektif: 10/40 x  melihat clue cell Swab vagina/cervix  tetesi dengan NaCl 0,9%  lihat di bawah mikroskop o Clue cell o Bakteri o Trichomonas (cepat < 10 menit harus segera diperiksa)  punya flagel gerakan muter2







  



KOH 10% o Untuk melihat jamur o Whiff test: exudat diletakkan di atas gelas objek + KOH  cium apakah ada bau amis  jika (+) amis : BV, trichomonas o KOH 10%  keratin dihancurkan  spesifik untuk melihat jamur (dia tidak hancur) Litmus test o Untuk melihat pH o pH vagina: 3,8-4,5 o pH < 4,5  jamur o pH > 4,5  infeksi BV Kultur o GO Amplifikasi  trichomonas, sifilis PCR  HIV, HBV



Neisseria gonorrhoeae  



 







Bakteri gram (-) Spesimen: o Uretra untuk pria o Wanita ambil dari serviks  jangan vagina  karena dari mikroskop udah tegak diagnosa o Swab faring posterior o Kripta tonsil Media transpor o Amies: uji kepekaan (kultur) o Stuart Pewarnaan gram o Leukosit PMN > 10  Kalau dikit: pasien immunocompromised o Diplokokus gram (-) intraseluler Media kultur: o Modified Thayer-Martin (MTM) agar, agar coklat  Coklat: agar darah dipanasi 50oC  Hb pecah o Inkubasi 35oC CO2 (anaerob)











> 10 PMN Berpasangan GO  servisitis, jarang vaginitis Wanita  asimtomatik, laki2: mudah diagnosa Gambaran media kultur: o o o o







Minum probiotik juga membantu menjaga pH vagina o Kriteria Gardner & Dukes:  Discharge abnormal  homogen, putih  pH > 4,5  Clue cell  bisa juga sediaan basah  Spesifik: gram  perbesaran 1000 (10 lensa okuler, 100 lensa objektif)  Tidak bisa langsung tegak diagnosa  harus ada detailnya menggunakan Nugent scoring system  Berbau amis (ketika KOH 10% ditambah) Nugent scoring system 



Gambaran gram:



Koloni abu2 di atas agar cokelat (lebih opak) Bakterial vaginosis o Perubahan F.N  rubah pH  bakteri patogen bermultiplikasi lebih dari F.N o Patogen: Gardnerella vaginalis, Mobiluncus spp., Provotella bivia  Basil gram (-) o F. N vagina:  Lactobacillus  asam, untuk mempertahankan pH  Ada juga S. aureus, candida  Sekret vagina berupa glikogen  asam laktat  pH tetap 3,8-4,5  Mengganggu populasi F.N  Aktivitas seks  Memasukkan benda/cairan asing (pembersih kewanitaan)  Douching  masukin cairan ke vagina o



lebih







   



Lactobacilus: gram (+) basil  bentuknya besar o Kalau gram (-) inget aja saluran cerna Gardnerella: basil pendek warna merah Mobiluncus: basil lebih kayak coma (bengkok) Keterangan: o Skor 0: 0







1+: < 1 2+: 1-4 3+: 5-30 4+: > 30 Total skor:  0-3: normal  4-6 intermediet (perubahan flora vagina)  7-10: BV LATIHAN o o o o o







 















Serologi: VDRL, TPHA o Paling mudah VDRL  IgM BBL sifilis  saddle nose (hampir tidak ada kasusnya lagi) Biasanya jarang datang dengan sifilis primer o Primer  masuk darah  demam tidak spesifik o VDRL  2 minggu pertama o PCR Biasanya udah ada ulkus  ambil swab (tidak nyeri)



Gambar 2: (sebelah kanan) o Lactobacillus: banyak  skor 0 o Gardnerella: nggak ada  0 o Tidak BV Gambar 3: sel epitel vagina diinvasi bakteri Gardenerella, Mobiluncus



Candida Albicans  







Gambar 1: o Lactobacillus: tidak ada  berarti 0  skor 4 o Gardnerella: banyak  skor 4 o Udah mobiluncus dk usah lagi karena skor sudah 8  BV



 







Perubahan F. N vagina Faktor risiko: Antibiotik, immunocompromised o Karena AB  lactobacilus 4,5  Tipis, homogen, dinding vagina, bau amis, tidak terlalu nyeri  BV  Kuning kehijauan  Bisa GO  bisa trichomoniasis: gatal, pH > 4,5  Hijau/darah  staphylococcus, streptococcus  cek endoserviks















&



Analitik



Pada



Sistem



PA: mitra dengan dokter spesialis Menunjang diagnosa o Deteksi dini o Tegak diagnosa akurat o Pengelolaan, obat, evaluasi, pantau, prognosa Klasifikasi penyakit o Developmental o Radang o Neoplastik o Degeneratif  Radang & neoplastik  terbanyak Penyebab: o Faktor lingkungan o Faktor genetik PA: mempelajari kelainan struktural & fungsi dihubungkan dengan gejala klinis Menelaah morfologi sel, jaringan Makroskopis & mikroskopis Sarana diagnosa & dasar tindakan Pemeriksaan: o Histopatologi o Sitologi o IHK o Pemeriksaan genetik/DNA Tujuan: o Mengetahui PA o Mampu menerangkan gambaran PA o Fiksasi o Mengirim jaringan o Prosesing jaringan o Terminologi Histopatologi o Gold standar o Tumor ganas  gene targeted therapy  butuh IHK  Kualitas penanganan dalam histopatologi harus bagus  bisa terapi target molekular akurat Penanganan bahan pemeriksaan (histopatologi)















Histopatologi o Morfologi o Mikroskopik o Pewarnaan rutin: HE o Diagnosa: degeneratif, infeksi, neoplastik o Jaringan: operasi, biopsi insisi, eksisi, nekropsi o Fiksasi: formalin 10% (netral)  Kalau belum jaman IHK pakai netral, kalau sekarang pakai yang buffer o Waktu: 16-18 jam o Paling cepet hari ke 3 keluar hasil diagnosa o Spesimen dapat disimpan 2 bulan  sekarang hanya 1 bulan Handling fase o Pre-analitik: menentukan quality bagus histopatologi & sitologi o Analitik o Post analitik Kualitas sediaan o Fiksasi jaringan (praanalitik) o Parafin & warna (analitik) o Contoh: Ca payudara  ada standard terapi (yang mana butuh blok parafin kualitas harus baik)  lanjut dengan IHK/FISH/CISH



Fase Pra-Analitik     



Fiksasi & pengiriman spesimen jaringan Fiksasi dengan formalin buffer 10% pH 6,8, wadah tertutup Sesegera mungkin masuk ke wadah formalin (lebih kurang 30 menit) Ukuran wadah sesuai Jaringan yang besar & padat  dilamelasi dengan jarak 0,5-1 cm  supaya rata ke seluruh jaringan o Karena penetrasi formalin itu lambat sekitar 0,1 mm/jam



     







Untuk KGB & ginjal  karena kapsul kuat maka harus dibelah 2 o Walau KGBnya misal hanya 1-2 cm Jumlah cairan fiksasi 10-20 x volume jaringan  kalau tidak terendam  nekrosis Wadah diberi label Formulir: identitas, nama dokter, lokasi jaringan, diagnosa klinis, no. keluarga (tanya untuk melengkapi data) Data  identitas pasien, dokter Identitas jaringan: o Dari organ apa? o Batas sayatan o Berapa jaringan yang dikirim o Tanda khusus Data klinis: data penyakit & pemeriksaan sebelumnya



Blok parafin  



Fase Analitik (PA)    







Ambil jaringan oleh orang PA Ada yang tidak menyampaikan seluruh jaringan  tidak representatif Dipilih bagian jaringan yang mewakili diagnosa diproses sesuai dengan prinsip dehidrasi, clearing, embedding pada alat otomatis (autotechnicon/ histokinet)  dibuat blok parafin dan dipotong dengan mikrotom untuk dibuat sediaan mikroskopik, Diwarnai dengan HE



Fase Post Analitik   



Petugas lab ke dokter spesialis di RSMH response time 4 hari o Paling cepet hari ke 3 Jaringan disimpan 1 bulan  > 1 bulan  IHK tidak bisa



Tujuan fiksasi   



Mencegah autolisis Mencegah busuk jaringan (bakteri) Memadatkan & mengeraskan jaringan



Rutin dengan HE Ada potong beku (VC: Vries Coupe) o Cepat hanya 30-45 menit  tegak diagnosa o Saat di kamar OK  bagaimana tatalaksana pasien? o Tidak boleh difiksasi o Dalam waktu 2-3 menit beku  langsung dipotong dengan mikrotom  warnai dengan HE o Tujuan:  Terapi ganas vs jinak beda  Untuk menentukan batas apakah bebas dari tumor?  Hirschprung  memastikan memotong usus pada batas yang tidak ada sarafnya? o VC selesai  baru dilanjutkan histopatologi rutin (untuk yang besar jaringannya) o Ada permintaan 1 hari sebelum  alat dapat disiapkan







o



Spesimen cairan/sitopatologi      



Skrining pasien Efisien & ekonomis Pap smear, FNAB Bahan cairan atau slide Prosedur fiksasi: o > 10 cc atau papsmear (slide yang mengandung bahan pemeriksaan) Cairan o Misal cairan pleura >>  Belum ada waktu mengirim  masukin lemari es dalam 1 hari  Ternyata tidak ada lemari es atau di luar kota mau dikirim  bisa difiksasi dengan alkohol 50% 1:1  Kalau ada sentrifuge  endapan diambil  sel lebih mengelompok



o o Jenis o



 kirim ke PA (tetap difiksasi dengan alkohol 50% 1:1) Form permintaan Prosesing fiksasi khusus cairan Fiksasi basah  Habis dismear  segera masukkan di alkohol 95/96% selama 30 menit  untuk melihat sitoplasma, inti tidak terlalu detail  dikeluarkan/ditiriskan  baru dikirim  Lanjut dengan pewarnaan papaniculao  Bedakan dengan yang 50% tadi  tu untuk cairan >> dikirim  Kalau 95/96%  untuk slide bahan pemeriksaan Fiksasi kering  Sudah dismear  dianginkan di ruang udara (tidak sempat lisis)  Kadang spesimen dari FNAB itu terambil lemak  keringnya lama  butuh haidryer tapi pelan  Lanjutkan dengan pewarnaan Giemsa



IHK   



Pengenalan Ag Mempertajam diagnosa Tetap diagnosa standar emas dari histopatologi



PATOLOGI SERVIKS  



Paling banyak  Squamous cell neoplasia Normal: o 4 lapis  Ekto: squamous  Endo: collumnar  Stroma submukosa  Otot polos: serous



Squamo-columnar junction  Ca servix dihubungkan dengan HPV (ini tempat masuknya)  Karena disini sering metaplasia squamous  maturasi yang berubah2  rentan masuk infeksi  pH vagina Patologi o Servisitis o Polip servikal o Squamous cell neoplasia o Microglandular hiperplasia o Microinvasif SCC o Invasif SCC Polip servikal o Struktur polipoid (ada tangkai) o Epitel columnar membungkus polip o Kadang kelenjar hiperplastik Squamous cell neoplasia o Rutin skrining untuk mencari lesi prakanker o Lesi pra-kanker  displasia sedang-berat o Kalau ringan  tidak termasuk o Hubungan sex bebas o HPV 16-18  high risk, 31,33,35  intermediet o Gold standar: Histopatologi o Kalau PAP smear: hanya memperlihatkan displasia sedang-berat o Cervical intraepitelial neoplasia  CIN 2& 3  prakanker  Koilositosis (Secara pap)  Inti raisinoid/atipik (seperti buah kismis)  Membran inti tidak bulat  Perinuclear halo  duga ada infeksi HPV  Diskariosis (displastik)  Inti membesar  N:C ratio tinggi  Hiperkromatik o Klasifikasi:  CIN 1: 1/3  radang berat















CIN 2: ½ CIN 3: 2/3  CIN 2 & 3  prakanker o HG SIL  Ca insitu  Regresi 70%  Persisten 15%  Progresif 15%  Lanjutkan dengan biopsi Microinvasif SCC o Hanya sebagian invasi o Membran basal menghilang sebagian Invasif SCC o Neoplastik terbanyak o Ada 2 tipe: non & keratinizing o Gejala: post coital vaginal bleeding o Stadium1: parametrium, 4: udah ke vesica urinaria o Gambaran: hiperplastik, atipik, dispolaritas, stroma invasif, sebukan limfosit, inti bizarre  



o



 











Kista neoplasma 



PATOLOGI OVARIUM  



Normal Patologi o Non neoplastik endometriosis) o Neoplastik



 



kista



(folikel



&



Kista non neoplastik    



Ovarian inclusion cyst: secara tidak sengaja Folikel terkait hormon estrogen kalau multipel Corpus luteum kista Endometriosis







Kista o o Kista o o







inklusi ovarium Dari permukaan invasi ke dalam Stroma: kayak endometriosis folikular Jumlah estrogen meningkat < 5 cm



Corpus luteum kista o Makroskopik: Dinding agak kekuningan o Pecah  masuk intraabdomen o Stein Levental Syndrome  folikel multipel Kista endometriosis o Kista coklat o Stroma ovarium, dinding kista o Mengandung stroma & kelenjar endometrium di ovarium o Berdampingan dengan peradangan



      



Paling banyak epitelial o Paling banyak dari epitelial adalah serous o ke 2: mucinous o ke 3: endometrioid  Sebagian endometriosis  endometrioid (ada daerah yang ada endometriosisnya)  dikaitkan dengan hormon estrogen  Ayam broiler (estrogen + AB) Makros serous cystadenoma  polipoid, papiler o Epitel pseudostratified columnar tidak mengandung musin o Kalau musin  mucinous (ada sel goblet) o Kadang kasus sulit bukan tumor primer melainkan metastase dari tumor saluran cerna Borderline tumor  progresif tapi belum masuk tumor ganas GANAS Invasi ke stroma Endemetrioid  tubular Serous  papiler Clear cell adnenocarcinoma  terkait endometriosis Germ cell tumor o Jinak: teratoma matur o Ganas: imatur o Disgerminoma



IT-27 Kegawatdaruratan Ginekologi-IS



  



  



    



P1: ancam napas, STEMI P2: anak, ginekologi KU o Nyeri: Kista terpuntir (acute PID) o Perdarahan o Tanda sepsis o Komplikasi kehamilan  KE, abortus o Bisa jadi syok:  Kardiogenik  Septik  Hemoragik  Hipovolemi  Neurogenik Akut abdomen o Sakit yang emergensi di abdomen o Pelvic pain  ke abdomen Perdarahan o Ganggu hemodinamik > 20% o 15% udah sign Nyeri abdominal akut o KE o Kista ovarium terpuntir o Ruptur dinding kista Dalam kehamilan o KE, abortus, mola Tidak hamil o Miom, keganasan, endometriosis Makanya tanyakan terlambat mens dk? o Ada mual, pusing  tanda hamil Gejala perdarahan intra-abdomen  peritonitis KE o Penyebab utama o Implantasi di luar lapisan endometrial normal (di cavum uteri)  Yang uterus: cornu: tanduk o Di luar: tubo, abdomen o Paling banyak di ampulla  Karena umumnya pertemuan sperma-ovum (fertilisasi) di ampulla  Ini agak lama 1-2 hari  Karena isthmic sempit



o o o



o o o o o







KISTA o o o



o



Paling jelek (perdarahan  syok) di isthmic Faktor risiko:  Kontrasepsi apa yang meningkatkan risiko? IUD Manifestasi  Gejala  Akut abdomen  Berdarah (padahal telat mens)  Telat mens  Tanda  Inspekulo: kalau serviks lunak/livide normal Lab:  Peningkatan B-HCG  Progesteron < 5 USG:  Kantong di luar rahim (SOAL) Keadaan terlentang  darah pergi ke antara hepar & ginjal Culdosentesis  ambil cairan di cul de sac douglas Tatalaksana:  Tidak semua KE dioperasi  Konservatif  suntik MTX IM  Bedah  Kalau KET (ada tanda2 akut) OVARIUM TERPUNTIR Nyeri perut bagian bawah terus menerus Mual, muntah KISTA  Patologi  Non neoplastik  Neoplastik o Jinak o Ganas  Fisiologi Yang paling mungkin menyebabkan kista ovarium terpuntir adalah kista dermoid karena dia tidak lengket, padat dan berat  Kalau endometriosis  lengket, dk mungkin terpuntir



o



PF



Nyeri tekan Massa pelvis  saat bimanual palpasi o USG: WHIRLPOOL SIGN o Tatalaksana  Laparatomi  Laparoskopi  pilihan Perdarahan Hebat o Normal: 80 cc, siklus: 21-35 hari, durasi: 7 hari o Kapan haid dibilang tidak normal  apabila melampaui nilai normal o Trauma (-), hamil (-)  kok berdarah? ada hubungan dengan gangguan haid  Bisa juga keganasan Komplikasi awal kehamilan o ABORSI o MOLA HIDATIDOSA ABORSI o Penghentian kehamilan sebelum 20 mgg, BB < 500 gram o Dahulu ada abortus provokatus  agak jarang o Pembagian  Abortus spontan  Iminen: mengancam  masih bisa konservatif (dipertahankan)  Insipien: Udah ada bukaan  Inkomplit: plasenta tinggal, bayi keluar  harus dievakuasi  nanti sepsis  Komplit: keluar semua  Missed abortion: lama ketauan  Sepsis: paling menakutkan inflamasinya  Abortus induksi  Terapeutik  Elektif MOLA HIDATIDOSA o 10% jadi Ca  







 







o o o   



Degenerasi hidrofik Bisa berdarah 3 L USG: badai salju: snow storm appearance  Mola parsial  swiss cheese GOLD STANDARD: kuretase hisap



 



o PID o GOLD STANDARD: laparoskopi BEDA SOAL DENGAN TAHUN LALU  tidak semua di slide  soal berupa case Tegak diagnosa o Wanita dengan B-HCG 2500, riwayat terlambat mens, Hb: 8 ke UGD  Diagnosa?  Apakah KET, mola, abortus?  Pemeriksaan o Pasien syok, kok Hb: 11, leukosit tinggi  Diagnosa: PID  AB pilihan & berapa lama? 10-14 hari



IT-28 Abortus-FU  



Terminasi sebelum 20 minggu/ BB < 500 gr o Kalau 21 minggu BB < 500 gr  masuk abortus juga Terminologi o Abortus spontan: keluar spontan tanpa campur tangan (biasanya karena infeksi TORCH) o Abortus rekuren/habitualis: > 3 x  bisa anatomi/genetik o Abortus terinduksi: kehamilan yang baik dipaksa keluar  Dahulu namanya: abortus provokatus  Bisa pakai:  Obat: misoprostol (baca VIGO) o Untuk abortus (mengakhiri/terminasi ) o Untuk induksi persalinan  Alat kuret







Abortus tidak aman/infeksius  meningkat 4449% di Asia Tenggara Faktor risiko o Fetal  50% BO  dibuahi sperma yang tidak ada isinya  Secara fisiologis  keguguran sendiri  25% kromosom  25% kelainan perkembangan zigot, embrio, fetus, plasenta o Maternal  Infeksi  Tiroid  Malnutrisi/rokok, minum keras  Gaya hidup  Inkompeten serviks  Mulut rahim tidak kuat  Kolagen 8 minggu o Atau dia tidak tau dia hamil  tertahan janin di cavum uteri > 8 minggu o Test pack (+)  tapi kok tidak besar2 perut o Atau ada yang (-)  ternyata 2 tahun kemudian mens menjadi tidak teratur  pas di USG ada hasil konsepsi ternyata  Ilang kata orang awam diambil iblis SEPTIK ABORTUS o Dikuret tidak bersih  sepsis TATALAKSANA o Ekspektatif  berusaha mempertahankan kehamilan  UNTUK IMMINENS o Medikamentosa o Evakuasi 



















 



Tidak bisa dipertahankan untuk yg medikamentosa & evakuasi  Inkomplit  misoprostol Kontraindikasi obat: o Hb < 9.5  karena perdarahan panjang & lama o KE  karena kehamilan di luar tidak akan keluar hasil konsepsi (mau seberapa banyak obat diberi) o AKDR: IUD  tertahan IUD jadi tidak keluar o Riwayat KS jangka panjang  karena misoprostol menurunkan efek KS o Alergi mifepriston & misoprostol Tindakan o Sekarang di puskesmas hanya boleh  AVM (Aspirasi Vacum Manual)  Lebih aman dari kuret  Kalau kuret  perforasi tinggi  Kayak selang NGT tumpul  disedot pakai alat o Persiapan serviks  supaya OUE terbuka  alat bisa masuk  Misprostol 400 ug SL/ pervaginam tiap 3 jam  abortus inkomplit  Laminaria 6-24 jam  Kayu yang memiliki daya serap tinggi  Begitu laminaria mengembang dengan besar  menyerap air  OUE akan terbuka  AB profilaksis  hindari septik  Jarang  jurnal terbaru ACOG ternyata saat kuret tidak perlu AB profilaksis karena dianggap operasi kecil  Kalau SC  operasi besar maka dibutuhkan profilaksis Kontrasepsi pasca kuret o Hormonal  Lihat penyakit penyerta:



 



























TD tinggi  tidak boleh Penyakit jantung  jangan kombinasi (progesteron saja)



o AKDR Kenapa disuruh KB? o Kalau dikuret  lecet (> tipis) o Langsung hamil  implantasi di tempat kuret  bisa plasenta akreta, inkreta, bahkan perkreta o Biasanya 3 bulan udah regenerasi







IT-29 Episiotomi & POP-AF EPISIOTOMI 



 



Perluasan liang vagina dengan insisi perineum pada akhir kala II o Kepala udah crowning, d= 4-6 cm tidak masuk lagi  baru dilakukan Tujuan: perineum teregang  kita potong supaya sfingter ani tidak robek o Kalau robek  inkontinensia Indikasi: o Janin  Jangan sampai trauma  Pada pasien prematur dianjurkan episiotomi  Bayi besar  jangan sampai distosia  > 4 kg  diameter kepala lebih kecil dari bahu  Normal: LK paling besar dari diameter bahu, bokong, dll o Pada presentasi bokong  sulit lahir bahu & kepala o Ibu  Supaya lukanya bagus  Supaya otot tidak terobek (sekonyong-konyong)  Robekannya ke samping







Kalau ditengah  bisa ruptur perineum grade 3 atau 4  Dasar panggul terjaga  Bisa sembuh sempurna Episiotomi  tidak rutin dikerjakan o Terutama primigravida  masih elastis jadi tidak perlu dipotong  Kalau dipotong tengah  ruptur perineum grade III/ IV  Pas nolong  jangan dipaksa  nanti turun sendiri  Kalau Potong pinggir  Otot kontraksi  menghilang  carinya lebih sulit Komplikasi o Perdarahan  Terutama yang lateral  Karena cabang a. hemoroid media & cabang ke anus rektum o Penyembuhan luka lambat  Hygiene buruk  KU jelek, Hb & albumin turun o Dispareunia  Kalau luka terbuka  gangguan penyembuhan luka  Karena teknik jahit yang salah o Disfungsi dasar panggul  Otot2 gangguan  prolaps organ panggul (bisa depan, tengah, belakang) o Fistulasi  Karena salah jahit (episiotomi yang anterior)  terbentuk fistulasi  Bisa saluran kemih (vesikovagina atau uretrovagina)  Bisa GI (rektovagina) o Timbul jaringan parut  Penyembuhan yang tidak sempurna  Teknik jahit yang terlalu kencang  jaringan akan nekrotik  parut



Episiotomi tak terdiagnosa  sfingter ani eksterna putus  mengganggu BAB (inkontinensia alvi/ flatus)  tidak bisa menahan kentut, berak Jenis2: o Mediana o Anterior  jarang dikerjakan karena tidak ada pengaruh untuk memperlebar introitus vagina o Bisa unilateral/bilateral Yang sering: o Mediana: US  tapi bisa ruptur perineum grade III/IV o Mediolateral: Eropa, Indo Episiotomi Median o Insisi post fourchette  Untuk menghindari kelenjar bartholin terpotong  Karena saat udah bukaan besar kelenjar bartolin terdorong ke atas o Kalau perineum tu panjang 2 cm, pas his: 3-4 cm  kita potong ½ nya saja  introitus udah melebar  Kalau mediolateral  insisi 4 cm o Infiltrasi anestesi atau bisa setelah mau jahit  Karena pas his ambang nyeri menjadi lebih kuat daripada saat dijahit kulit  maka lebih baik setelah mau pas jahit diberi anestesi Episiotomi Mediolateral o Sudut 45-60o  Saat perineum belum terbuka/menonjol o Kalau nonjol/ crowning  posisi dirubah menjadi 70o  saat kepala lahir bisa balik lagi ke 45o o Sebelum lahir, pakai pena kita gambarkan  Indo: ke kanan pasien  Eropa: ke kiri pasien Episiotomi median dimodifikasi o























Robek sekonyong-konyong  terus ke sfinter ani Derajat robek perineum o Ruptur tidak sengaja  3 o Episiotomi (sengaja)  paling 1 atau 2  Kalau 3 atau 4  komplikasi lanjutan perineum o 1: kulit & mukosa vagina perineum o 2: otot perineum (bulbocavernosus, sfingter ani)  1 & 2 ringan, 3 & 4 berat o 3: Ke sfingter ani eksterna  a: < 50%  b: > 50%  c: sampai sfingter ani interna o 4: mukosa anorektal  Kalau lebih jauh kena muskulus levator ani  lebih atas letaknya (melingkari rektum: bulborektalis) Prinsip jahit o Tegak diagnosa o < 6 jam  golden period  > 6 jam  bisa jahit tapi sembuh sekunder (parut) o Informed consent  jelaskan komplikasi nanti tidak bisa nahan kentut, eek o Tindakan aseptik + analgesik (pasien dk boleh merasakan nyeri pas kita jahit) o Kateter (tidak rutin)  kecuali ada retensio urin Grade 1 & 2 o Pinggir yang baik o Sembuh sempurna o 1: masukkan jari ke anus (supaya tidak kejahit mukosa rektum) Yang dipakai benang sutura 2-0 o Bisa cepat serap/yang biasa o Dijahit sesuai kemampuan Prinsip jahit o Hemostasis: berhentikan darah o Aprosimasi: mendekatkan organ  Luka akan sembuh tidak komplikasi o















 



  











Otot: bulbocavernosus & bulbospongiosus, transversus perineal superfisialis  jahit bisa jelujur (kontrol 2 minggu postpartum) Jahit kulit: benang 2-0, bisa serap/tidak serap Grade 3-4 o Jahit dari rektum (prinsip 1 1)  tembus mukosa rektum o Baru sfingter ani o Subkutan, profunda superfisialis  kalau 1 bundel otot (nanti putus semua) o Bisa end to end atau overlapping (karena jaringan ikat sedikit  udah putus otot  tidak tersambung lagi)  Jaringan ikat yang menyambung o Overlapping: seperti orang salaman  Benang lama diserap  supaya sembuh sempurna Obat o AB: ampicillin + metronidazol o Grade 3 atau 4  enema o 1 atau 2  rektal, 3 atau 4: tidak boleh rektal (oral bolehnya) o Laksansia laktulosa (2 minggu pantau) Komplikasi o Hematom : tidak terjahit sempurna  Bisa sampai ke hepar (retroperitoneal) o Infeksi  Ringan: (-) AB  Karena darah >>  bisa sembuh sempurna  Kalau infeksi tulang (osteomielitis)  tetap lanjut tidak akan sembuh karena sedikit darah  Berat: penicillin G



POP 



POP : penonjolan organ/ keluar ke vagina akibat kelemahan dasar panggul/vagina o Anterior: vesica & uretra o Tengah: uterus (prolaps uteri)



Belakang: rektum (rektokel, prolaps rekti) & usus halus (enterokel) Ditopang dasar panggul: o Diafragma pelvis  Otot levator ani  Pubococcygeus:  Ileococcygeus  Ischiococcygeus  fungsi otot untuk menahan organ yang disitu (narik uretra, vagina, rektum)  Bentuk slim (nopang ke atas)  kalau putus  vagina lebar, rektum lebar  bisa prolaps rekti  Yang tengah nopang vagina  Yang atas:  Ligamentum sacrouterina  Cardinale ligament o Kalau hanya ligamen: yang turun serviks (elongasio serviks)  Anterior fascia pubocervicalis  Bawah fascia rektovaginal o Kalau tidak dijahit dengan benar bisa rektokel  Bagian lateral  Fascia parakolpium  semua terbalik (membalik kaos kaki, bisa sistokel, rektokel)  Bagian bawah vagina  Ditopang diafragma urogenital (bulbocavernosus, bulbospongiosus, transversus perineal superfisial, profunda, sfingter ani externa et interna) o Diafragma urogenital o











 







Prevalensi sedikit o 40% pernah  bisa berbagai tingkatan o Hanya 10% yang butuh bantuan  Konservatif  Operatif o Makin tinggi usia makin berisiko  Defisiensi hormon  Jaringan ikat lemah Etiologi o Kelemahan penyangga uterus Risiko o Faktor obstetrik  Dinding vagina/ dasar panggul berubah keadaan: bersalin pervagina lama (regangan lama dasar panggul)  Kala 2 lama (partus kasep)  Makrosomia: makin besar bayi, makin besar regangan penopang dasar panggul  Regangan terlalu cepat: ekstraksi vakum/forcep  Sudah lahiran kolagen 4: tergantung kebiasaan): regangan berkali2  disfungsi dasar panggul permanen o Non obstetri  Metabolisme jaringan ikat terganggu: menopause, merokok  Peningkatan tekanan intrabdomen: tekanan pelvis meningkat (penyakit)  Usia, genetik, ras: kaukasoid > mongoloid > negroid (karena tebal levator ani > normal) Derajat:



o o o



o o



    



0: 1-4: untuk uteri Kalau rektokel, sistokel, enterokel: derajatnya sampai 3  Sampai 3 cm patokan dari titik di dinding depan/ belakang))  Kalau tengah bisa sampai 8 cm TVL (total vaginal length) normal: 8 cm Prodesensia: kalau keluar pegang aja prolaps  bisa teraba di introitus vagina



Normal Aa: 3 cm Cincin himen pada ortu: OUE 3 cm ke atas: Ba Kalau titik anterior turun kita lihat D (douglas): enterokel











DIAGNOSIS o Anamnesis:  Teraba/ ganjal  Kayak duduk di atas bola  Jalan terasa sulit  Cebok terasa ada yang nonjol (apakah dari dinding depan/ dalam?)  Kalau yang bawah  gangguan kemih, saluran cerna  Gangguan kemih: ggn pengosongan frekuensi (N: 8 x)  ini bisa tiap jam udah kencing (N: 3-4 jam baru berkemih)  Saluran cerna: ggn defekasi, kadang sampai congkel sendiri feses  Bisa datang dengan perdarahan o PF  Paling baik berdiri  Tapi bisa periksa baring (pasien menghadap/membelakangi pemeriksa)  Penunjang  Residu urin  USG  Skrining ISK  Bisa CT/MRI  seberapa jauh keadaan dasar panggul (apakah robek/ utuh) Tatalaksana o Observasi  Tidak ada gejala  Pas MCU  ketemu prolaps o Konservatif  Grade 1-4  yang tidak mau bedah  Pasang pesarium  masukkan cincin di vagina untuk mengganti penopang  Latihan caegel: kencangkan otot dasar panggul o Jenis bedah



 



Indikasi: tidak nyaman, gagal konservatif Rektokel, vesikokel, prolaps uteri







    



Abdominal sacral colpolexy: perabdominam (laparotomi) Uterosakral ligament suspension: bisa abdominal bisa vaginam (agak susah) Sacrospinous fixation: perabdominam Anterior colporrhaphy: pakai mesh (tidak dibuang jaringan)



IT-30 Infeksi pada sistem reproduksi-HD  



PMS Bisa infeksi (air, sentuhan biasa) o Air belum tentu hamil (sperma mati)



Di toilet umum: handle pintu (penyebaran) Bakteri o Gonorrhea  Paling sering  Diplococcus, merah  Sering hubungan sex di luar nikah  Keluhan: nyeri BAK, kemaluan bernanah o Klamidia  1 dari 10 gadis  Asimtomatis  Dampak klamidia: KE, tidak hanya klamidia (tapi rata2 infeksi)  Vagina  portio  uterus  tuba  KE  infeksi ascending  tuboovarial abses (Tahap lanjut)  Paling banyak pada BBL  konjungtivitis (selaput mata melewati jalan lahir  berikan salep mata untuk cegah terjadi infeksi chloramphenicol)  Wanita:  Tanpa gejala  Kalau berejala: servisitis, uretritis (frekuensi, urgensi, nokturi)  Demam PID = adnexitis, salphingitis o Infeksi vagina ascending  PID o Bisa menjadi KE, infertil o Tanda  Nyeri panggul kronis terutama sebalah kanan tidak sampai demam  DD: appendisitis, tuboovarial abses, kista terpuntir o Tatalaksana (hati2 beri obat pada bumil)  Chlamydia: azitro, eritro  Pertimbangkan ABCD  A: aman  B o



  



C: masih boleh kasih, kalau kita kasih terjadi apa2 D: kontra mutlak







GO o o o o o



o



o o



o



Disebabkan N. gonorrheae Gram (-) diplokokus Ditemukan di nanah AB: kanamisin, siprofloksasin  bisa mati  Dulu obat kanamisin IM pantat ki & ka (200 rb 1 suntikan) Nuler ke pasangannya  Paling banyak kontak sex  Ibu ke anak  Pelecehan sex anak (kena konjungtiva)  bisa buta (maka beri salep chloramphenicol)  Penolong (terpercik air vagina, ketuban) Risiko:  Usia muda sexual aktif  Pasangan > 1  Sering di kota daripada desa Gejala:  Wanita: iritasi vulva, nyeri sekali BAK, panas (KHAS) Diagnosa  Anamnesis: nyeri BAK pas keluar  PF: tanda2 radang di vulva & vagina, pus  Penunjang:  Swab vagina  Kultur: untuk ketahui sensitif terhadap AB Tatalaksana:  Paling aman sefiksim  Cipro & ofloxacin tidak boleh karena mempengaruhi pertumbuhan tulang pada bayi & anak  Tetrasiklin juga tidak boleh  Kalau tidak hamil:  Cipro 2 x 500 mg 15 tablet 1 mgg  Atau doxi cepat sembuh







PID o o o o o



 Uterus, tuba, ovarium Gejala: nyeri Bisa sembuh dengan antibiotik Dampak: infertil, KE Etiologi:  Ascending infection  Paling banyak PMS  Walau tidak ada PMS  bisa karena bakteri lain  Karena banyak F. N di vagina  mencegah infeksi MO abnormal  Paling banyak penyebab non PMS adalah: E. coli (anus dan vagina itu dekat)  Mencuci kemaluan dengan antiseptik  F. N mati  yang tidak normal mendominasi  infeksi



BV o o



o



o



o



Bakterial patogen > F. N Gejala:  Kadang (-) ada  Keputihan >> putih abu2 nempel di vagina  Bau amis terutama setelah hubungan sexual  Gatal Kriteria diagnosa  Keputihan  Bau amis  pH > 4,5 (N: 3,0-4,5)  Perubahan sel & mikroflora pada mikroskopik AB:  Sebelum kultur bisa beri: AB empiris  Kalau ada kultur: sesuaikan  Kasih dari yang paling ringan  baru AB canggih  Seperti: Metro, ampisilin Rawat alternatif: jauhkan dari hub sex















Sifilis o o o o



Etiologi: T. pallidum Masa inkubasi: 3-4 minggu Bisa kelainan kongenital Manifestasi klinis:  Sifilis primer: ulkus  Pada bayi prematur: merah2  Sifilis sekunder: bisa kayak condiloma  Laten:  Early: 12 bln  Late: > 12 bln  Hanya bisa pakai serologi  Sifilis kongenital  Kehamilan preterm  Tumbuh tidak sehat  BB kecil tidak sesuai berat badan (< 10 th)  PJT  Mati janin  Plasenta > besar  isinya air o Diagnosa:  Anamnesis  PF  Penunjang  Serologis: VDRL  Spesifik: lihat treponema o Tatalaksana:  Benzatin penicillin 2,4 juta IM dose tunggal Pemeriksaan spesimen urogenital o Swab vagina (bisa serviks, mukosa vagina) o Pengumpulan:  kapas steril: swab endoserviks diputar  Kultur: hasil 1 mgg Bakteri o Hijau o > bau busuk o Pilih yang paling sensitif Candida



o o



Putih lengket Kasih antijamur



o



IT-31 Tumor ginekologi-AT   







Paling sering masa reproduksi: Ca serviks & ovarium Post menopause: USG: nebel endometrial line o Kuret: PA  endometrioid Ca (tanpa pengaruh hormon) Tumor: pertumbuhan jaringan baru yang tidak ada fungsi & berasal dari proliferasi cepat sel tak terkontrol o Benign  Tidak menyerang (Dari bentuk & ukuran, hasil lab) o Malignant  Clinical staging  Surgical staging  Ca ovarium: ada germinal, epitelial  Germinal: LDH & AFP meningkat (Sex cord)  Epitelial: Ca 125 meningkat GOLD STANDARD Diagnosis: Histopatologi



Tumor Jinak Tumor vulva  







Padat: Epidermis & dermis Epidermis (subkutan) o Leiomyoma: otot polos uterus o Fibroma: jaringan fibrosa o Lipoma o Ectopic breast tissue Dermis o Nevus: melanosit o Syringoma: tumor kelenjar keringat, kelenjar ekrin tersumbat akibat pemakaian celana ketat o Acrochordon: skin tag  Fibroepitelial polip: ada tangkai bahkan hingga 15 cm  Jinak







 Tidak berpotensi ganas Keratosis seboroik  Penebalan epitel  Bisa di wajah, genital  Kemungkinan ganas rendah



Kistik o Kista bartholin  Muara ke perineum (kista/ abses)  Benjolan, kemerahan, radang, nyeri  Tatalaksana: insisi marsupialisasi  Kalau masih sexually active (buat lubang ditutup)  Bartolin untuk pelumas sexual o Diverticulitis uretra  kelenjar skene o Kista epidermoid  Tersumbat unit pilosebaseous (kelenjar minyak) o Ateroma: titik, benjolan



 Tumor uterus 



Tumor vagina 



Kistik o Kista gartner: remnant of wolfian duct



Tumor serviks 



Jinak o Kista nabothi  Dari kelenjar-kelenjar serviks  Bintil kecil, mengkilap, kuning translusen  pasien kontrol perdarahan antepartum, portio livide tau2 ada bintil2 o Polip endoserviks  Polipoid, bertangkai  Predileksi: Mengarah Tambah ke endometrium epitel silindris, kalau squamous tidak menghasili  Keluhan:  Perdarahan terus di luar siklus (karena bertangkai  mudah berdarah)



Harus lakukan: histereskopi (DNC)  tonjolan bertangkai







Leiomyoma o Sifat jinak o Saat menopause atau hamil  degenerasi (menyesuaikan keadaan ibu) o Keluhan:  Perdarahan apalagi di submukosa/intramural (kontak endometrium & cavum uteri)  Intramural  Pedunculated  SM & intramural: yang paling sering perdarahan  Uterus myomatus  sulit dilalui sperma  infertil  Gambar: multipel myom seperti bakso  biasanya anemia  Kecil: obati  Sedang: laparoskopi myomektomi  Besar: operasi > 3 (laparatomi myomektomi) + histerektomi Polip endometrial (perluasan dari endoserviks) o PUA o Histereskopi PNC  umur > 50 tahun  ganas pikirkan (jaringan dikuret  lihat PA) o Tangkai rapuh  mudah berdarah



Tumor ovarium  



Saat USG ngecek kehamilan Tipe: o Epitel o Stromal o Germ cell  Stromal & germ cell  dewasa muda usia 20 tahun (karena tidak dependen estrogen & progesteron)  Jika dependen  sel tak berkembang  masuk usia



















reproduksi  periksa genital interna (apalagi marital  periksa) o Campuran Tumor fungsional o Folicular cyst o Corpus lutein cyst o PCOS: resistensi insulin, infertilitas karena siklus anovulatoar Tumor epitelial o Musinosum o Endometrioid (seperti epitel endometrium) o Serosa  Resistensi index & morfologi index  Semakin padat  ganas  Lobular/ sekat  ganas  Dengan hipervaskularisasi + asites  ganas o Tumor brenner: elemen epitel menyerupai kandung kemih Tumor sex cord-stromal o Murni stromal: fibroma, thecoma o Murni sex-cord o Campuran: sel sertoli-leydig Tumor germ cell o Bayi & anak-anak o Teratoma = kista dermoid: gigi, rambut o Yolk sac tumor (ganas)











Saat surgical staging  ganas Modalitas o Hormonal o Kemoterapi : rata-rata golongan Ca lain yang ini o Radioterapi: yang radiosensitif  Ca servix



Ca vulva   



Jarang Kadang nyebar ke organ lain Hubungan infeksi HPV  Ca vulva



o o



 



Intraepitel o Neoplasia intraepitel:  HPV  Tidak sexual aktif  total vaginektomi  Sexual aktif  dipertahankan, buang sebagian (kalau ada massa baru lagi  naik staging)  Di atas 3 atau 4  total vaginektomi (apalagi usia 50 tahun)  Massa ulkus di vagina, tidak sembuh-sembuh  curiga o KSS  lihat FIGO 2018 KSS Sangat jarang o AdenoCa



Melanoma Sarkoma  botryoides



Serviks     



Vagina



TUMOR GANAS  



2 tipe: o Intraepitel:  Bowen disease: acetowhite (+)  Paget disease: darah, kemerahan, iritasi (pakai pembalut), chancroid, keras, benjol o Invasif (FIGO 2018) KSS (karsinoma sel skuamosa)  Definitif: Biopsi  Ada ulkus > 6 bulan atau menahun  Awal unifokal  eksisi radikal > 1 cm  Lanjut: bedah radikal + stoma usus  Sebelum dioperasi berikan prekemo/radiasi  untuk mengurangi risiko post operasi o Melanoma maligna : awal seperti tahi lalat o Ca verukosa: seperti kembang kol o Ca kelenjar bartolin o Ca sel basal o Sarkoma vulva











No. 4 Ca serviks, No. 2 payudara Tersering pada wanita HPV tipe 16 & 18 Patofisiologi o Injeksi gardasil  dari umur 10-50 tahun boleh untuk vaksinasi (isinya antibodi) Faktor risiko o Wanita berhubungan > 1 o Paritas tinggi o Kebiasaan merokok o Sosek rendah  hygiene sex rendah o Jarang dibersihkan: kalau basa dengan pembersih vagina  MO > F.N o Gizi buruk (imun jelek) o Imunosupresan (KS, kemo dengan penyakit lain)  Wanita masuk reproduksi, titik squamo columnar junction (hormonal & siklus mens)  metaplasi  diubah menjadi onkogenik  proliferasi sel-sel tubuh di luar kontrol  Ca servix Gambaran klinis: o Keputihan & busuk o Perdarahan post coital (ada riwayat hubungan sex) o Anemia Staging (jangan tidak tahun) o IA 1  histerektomi + kalau mau dipertahankan (Sexual active)  conisasi serviks (dibuat kerucut diikat di PAP) o IA 2 o IB 1: histerektomi radikal o IIIA- III B: radiasi 35 x  apakah ada pertumbuhan masa baru?  Kalau ada: progresif  Sebelum 6 bulan: progresif (sudah lanjut tidak mempan dengan



regimen lama)  ganti carboplatin jadi cisplatin III-IV A  histerektomi radikal  Di PA kan hanya Ca servix atau pada yang lain-lain  baru kemoradiasi  Radiosensitif : mempan dengan radiasi







Estrogen dependent Non dependent Ca endometrium (belum kena corpus uteri) Kalau 1 D ke atas  sudah menginvasi otot myometrium = Ca corpus uteri 1A 1B: histopatologi: baru kemoterapi Kalau hiperplasi: tunggu 6 bulan untuk koreksi Sarkoma uterus o 0.5-1% berkembang dari leiomyoma Leiomyosarkoma o Dikelilingi massa, kayak bakso o PA: peningkatan hiperkromatin, sel atipik o Ada riwayat miom Tumor stroma endometrium o Kalau udah leiomyosarkoma  5 year survival rate 35% o Myom  myomektomi (kurangi insiden menjadi leiomyosarkoma)







o



  



Uterus         







Ovarium  no. 5, kalau servik no. 4 



      



Asal epitel  paling ganas o AdenoCa o Mixed o Clear cell Gonadal-stromal Germ cell 1 A: terbatas ovarium 1B: 2 ovarium 1 C 2: pecah pada saat bukan operasi 1 C 3: pecah saat ovarium dioperasi III A: KGB paraaortik



III C: hidronefrosis  ggn berkemih, nyeri pinggang, anemia IVA: efusi pleura (udah sakit pinggang, hidronefrosis, sesak) Kelas epitel: o Serosa: epitel tuba falopi, epitel endoserviks Tumor serosa o Bentuk berdungkul-dungkul, hipervaskularisasi Germ cell (16-20 th) o Kayak benjolan kecil o Akhir balik baru muncul o Disgerminoma  LDH meningkat  Sangat sensitif terhadap chemoterapi  Jadi diagnosa dini sangat membantu o Ca embrionik  Yolk sac: AFP meningkat, gambaran I A pada usia muda (stadium lanjut)  III C: ginjal  IVA: cairan pleura  IV B: liver



IT-32 Infeksi dalam Kehamilan-NS







 











HEPATITIS 



Hamil normal o Peningkatan  Perubahan dalam hati  Peningkatan Volume & CO 35-50%  ALP meningkat 3-4 kali  Hiperkoagulasi o Penurunan  Batu empedu  Hb  Asam urat turun, kalau ningkat  preeklampsi makin buruk  Albumin turun o Tidak ada perubahan







Dampak hamil o Hamil tidak memperberat hepatitis o Tapi hepatitis mempengaruhi kehamilan o TM 1  Muntah meningkat  Aborsi  Sindrom down o TM 2 & 3  Hipertensi  HPP Paling banyak pada hamil  HBV Hepatitis virus akut o Diagnosa  GI parah: mual, muntah hebat  Kuning  Ensefalopati hepatik  Gagal ginjal  Pusing, mual 1-2 mgg Hepatitis virus kronik o Asimtomatik o 60% tetap normal, 40% akan menjadi sirosis  Ca hati o Lab:  SGOT/SGPT meningkat  ALP meningkat  Serologis Hepatitis A o Tidak teratogenik (tidak akan cacat) o Penyebaran  Makan/ minum terkontaminasi  Cegah: vaksin  Terapi  Diet  Atur aktivitas fisik (istirahat)  Transmisi  Saat persalinan  Risiko nular menurun  Antibodi IgG HAV tidak disalurkan lewat plasenta  anak tidak sakit HBV o Sebar: darah o Gejala:



o o



o



o



o







HCV o o o o o o o



 Anoreksia  Mual, muntah  Demam  Nyeri perut  Kuning HBV 100x > menular dari HIV (cucuk jarum) Tatalaksana:  Ibu kena  anak kena  Antenofovir  Bayi lahir dari ibu (+)  beri obat Ig dalam 12 jam Transmisi  HbeAg (+)/ DNA HBV  HbeAg (+)  saat lahir  BBL 80% mungkin terinfeksi dari ibu Triple eliminasi  HBV  HIV  Sifilis  Semua ibu hamil periksa pada TM 1 kunjungan pertama  Apabila (+) rujuk ke RS untuk cek HbsAg o Kalau IgM: sedang infeksi akut  Cek anti HbeAg, HBV DNA di RS rujukan (tumbuh atau tidak?) Pencegahan  Kasih HBIg 0.5 ml saat lahir 3 dose, selama 12 jam pertama  Vaksin rutin tetap diberi ditambah dengan Ig Meningkatkan risiko BBLR NICU, prematur Belum ada vaksin Terapi: IFN + ribavirin Hubungan dengan HIV Tidak begitu menular ke bayi Pencegahan:



  











HEV o o o o



Tidak berbeda SC dengan vaginam SC elektif pada pasien HIV + HCV



Air terkontaminasi Paling banyak di Cina, Jepang Vaksin ada tapi belum diakui Transmisi  Saat persalinan/ setelah lahir  Vertikal 50%



HGV o Darah terkontaminasi o Dekat dengan HCV/ HIV o Tidak ada terapi pada BBL Terapi o Tentukan tipe o Isolasi  Apakah perlu HBIg? o Vaksin  boleh pada ibu hamil o 6 wajib  Semua ibu hamil cek HbsAg  Vaksin semua kelahiran berisiko  Pencegahan perinatal (ibu didiagnosa & diobati)  Metode salin: SC  Semua bayi mendapat HBIg  2 suntik: vaksin + 1 suntik Ig dalam 12 jam pertama  Baru boleh menyusui  Pastikan mendapat 3 dosis lengkap vaksin  Pengawasan aktif  bayi berisiko menjadi sirosis  hepatoma o Antibodi IgG (-)  belum kebal o Antibodi IgG (+)  periksa HbeAg, HBV DNA, Anti Hbs  kalau (+) kasih antivirus o HbsAg (-), anti HBs (+), IgG (+)  udah kebal dapat dari bayi



TORCH  



Manifestasi pada ibu Pada bayi: o BBLR/ prematur o Mikrosefali



















o Hepatosplenomegali Toxoplasma o Indo: IgG 51,58 %: udah kena infeksi masa lampau (> 6 bln) o IgM: 13,16 %  sedang terjadi saat ini o Kalau IgG (+)  dpp tanda udah kebal o Bahaya jika IgM (+) Penyebaran: o Makan mentah/ kontak dengan feses kucing o Gejala:  Lemah, demam, pusing, sakit otot, bercak makulopapular & limfadenopati posterior servikal  Toxo  sikatrik  retinopati sentralis Imunologi o IgG (-), IgM (-)  ulang TM 2  masih (-)  cek ulang pada mgg ke 3  Kalau 4x meningkat berarti infeksi ulang (imunocompromised: HIV, SLE, Ca, kemo)  Kalau (+) saja berarti infeksi yang lalu o Ig G (+), IgM (-)  udah kebal seumur hidup tapi ikut juga cek ulang pada mgg ke 3 (sama kayak atas) o IgM (+), IgG (-)  obati sampai bayi lahir  baru berhenti obat untuk mencegah penularan o IgG (+), IgM (+)  lihat IgG afinitas  > 0.3 udah lama terinfeksi  < 0.3 kena sedang hamil  obati dan lihat USG Host: o Definitif: kucing o Setiap hari 10 juta ookista keluar dari feses o Sporulasi (sangat infeksius) o Bertahan > 1 tahun di tanah  dibawa kecoa/lalat o Expose makanan  makan daging mentah, lalap, tidak cuci tangan











Obat: o Sulfonamide o Spiramisin o Terapi:  Cegah infeksi  Cuci tangan  Masak sampai matang  Obat  Kurangi transmisi jauh  Efek 50% Toxoplasma kongenital o Ringan: (-) gejala, lahir normal o Berat:  Mati janin, gangguan tumbuh, hidrosefali, anensefali, mikrosefali, hidrops non imun, korioretinitis o Gejala lambat (beberapa bulan)  Katarak, korioretinitis, ikterus, mikrosefali  Paling besar risiko transmisi  TM 3 : 62 %  90% infeksi TM 3: tidak ada gejala  Toxo: hidrosefali kadang mikrosefali



Rubella (German measles)       



Paling ganas Begitu ibu hamil  pasti kena ke bayi (cepat sekali nembus sawar) Nyebar udara Pada janin o Viremia  replikasi sel trofoblas o Kelainan organ luas (macam2 organ) Pada orang normal: tidak bahaya Pada orang hamil: gagal pembentukan organ Gejala: o Ringan: tidak bergejala o Limfadenopati postaurikular o Ruam 6-7 hari o CRS (congenital rubella syndrome)  Banyak kena organ











 VSD/ASD Diagnosa: o Tidak khas o Periksa darah  Akut  meningkat 4 x  IgM 1-2 mgg o CRI: < 12 bulan, tidak ada gejala klinik, tapi lab IgM (+) Terapi: o Vaksinasi: dahulu MMR (Measle, mumps, rubella), sekarang MR (mumps, rubella) o Tidak boleh untuk wanita hamil vaksin  karena virus hidup yang dilemahkan



















Paling besar ukuran Sebar: o Cairan tubuh (TPA: tempat penitipan anak)  banyak pada pampers (pipis) karena virus diekskresi di ginjal o Transmisi janin 40% o Semakin muda semakin berat (kalau toxo kan di TM 3) o Ada fase laten (dormand) o Virus ini paling banyak kejadian Gejala klinis o Flu biasa o Pada janin:  PJT, mikrosefali, ventrikel melebar Diagnosa o Ibu:  Titer anti CMV meningkat 4 x  Antibodi IgM (+) o Kongenital (bayi kuning)  IgM (+) OBAT: o Acyclovir o Belum ada vaksin



       







HERPES   



Sebar: kontak sex Transmisi saat kelahiran (kontak dengan lesi) Tipe 2: kelamin, tipe 1: atas



Sebar: hindari kelahiran SC Diagnosa: ELISA Terapi: Acyclovir, belum ada vaksin Infeksi herpes neonatus o Diseminata o Lokalisata o Asimtomatik Terapi o Jangan teruskan virus & bayi o Bayi boleh rawat, hindari kontak dengan lesi



TBC 



CMV  



   



Makin banyak HIV, makin tinggi angka kejadian TBC Gejala: batuk, penurunan BB, keringat malam Ibu 35 mgg, bayi: 1500 gram  PJT Ibu dengan HIV kadang disertai TBC Diagnosa: o Pengaruh: BBLR, preterm, perinatal pada bayi Obat TBC tidak boleh pada kehamilan adalah streptomisin, kadang pirazinamid dihindari TM1 : dosis obat dikurangi sedikit  begitu TM2  dibalikan ke dosis awal (FDT: fixed dose treatment) Selama hamil  ditunda baru diobati terus  tapi karena takut obat boleh ditunda dahulu baru obati lagi ESO: o Rifampisin: hepatitis o Streptomisin: ototoxic o Kanamisin & amikasin: kontraindikasi bu hamil Ibu menyusui: o Suntikan tidak boleh o ASI tidak dilarang, tapi pertimbangan o Hindari injeksi



SIFILIS  



VDRL (+)  periksa TPHA Sebar: infeksi transplasenta, fetal







 



Klinis: o Sifilis primer: tidak nyeri, ulkus o Sekunder: o Laten o Sifilis kongenital: kelainan janin TPHA (+)  obati dengan benzatin penicillin G 2,4 juta unit single dose cukup 1 x Evaluasi sampai 2 tahun o Kalau di bagian kulit  per minggu (Takut menularkan jadi lebih agresif) o Doksisiklin tidak boleh pada bu mil  karena pewarnaan gigi o Paling eritromisin: hati2 eso lambung



IT-33 Diagnosa & Tatalaksana Partus Perawatan Masa Nifas, Infeksi Masa Nifas- FB     















Lama,



Persalinan dengan dukun + petugas lain Pengetahuan kurang & ketrampilan kurang  rujuk menjadi lama (tidak tau komplikasi) Partus lama Angka kesakitan & kematian (labia bengkak, edem, napas 1 1) Definisi: o Partus lama: dari in partu hingga lahir o Kala II lama merupakan bagian partus lama  Primigravida: > 2 jam  Multigravida: > 1 jam  Macet + lama  Dehidrasi  Asfiksia Normalnya: o Fase laten: 1-3 cm (1 cm = 4 jam) o Bukaan lengkap : 1-10 cm o Primigravida: (aktif: 1,5 cm/jam)  jadi kan udah buka 3 cm, maka tinggal 7 cm lagi jadi sekitar 10,5 jam (kalau ditotal sama fase laten : 24 jam)  kalau > 24 jam : partus lama o Multigravida: aktif 1 cm/jam (12 + 7 = 19 jam) maka dikatakan partus lama apabila > 18 jam Etiologi











o Distosia: persalinan sulit o Tatalaksana tidak adekuat Diagnosa in partu o His 2 x / 10 menit / 25-30 detik o Kelainan his ada /tidak? o Presentasi, posisi, pertumbuhan janin o Pelvis/panggul sempit?  Panggul picak  kecil sebelah  Normal: oval, tapi ini sebelah lurus  Pada orang yang kaki pendek sebelah  pinggul berubah o Kelainan jalan lahir: tumor, septum vagina Diagnosa: o Gejala klinis  Lelah  Infeksi  Gawat janin  Sekarang : < 120 atau > 160  Dulu: < 100 atau > 180 (tapi bayi udah dikit lagi mati) o Palpasi  His lemah  Gerakan janin hilang  Tanda ruptur uteri iminen (ancaman)  Ring bandl: antara mulut rahim sampai bawah ada cekukan o Auskultasi  DJJ melemah  Meteorismus o Periksa dalam  Kaput besar  Air ketuban hijau + bau Komplikasi o Ibu  Gangguan keseimbangan elektrolit  HPP



















Uterus lemah : setelah bayi lahir kontraksi jelek  dk bisa jepit pembuluh darah Infeksi: sepsis  Karena begitu pecah ketuban  langsung menjadi tempat masuk kuman  Pas inpartu kontraksi  menekan isi rahim  air ketuban keluar  pas relaksasi dihisap yang di vagina Robek jalan lahir Fistula, vesikokel, rektokel Prolaps uteri



   o Janin  Asfiksia  Gawat janin Tatalaksana o Rawat pendahuluan  Perbaiki KU  cairan kolon meningkat  Keseimbangan asam basa  Hipoksia  beri O2  Atasi infeksi (AB: broadspectrum)  Penyesuaian ibu pada tempat yang baru o Mengakhiri kehamilan  Tergantung macet  Kalau tidak bisa disingkirkan etiologi  terminasi  Anak ke 4 macet karena lintang (pas kala II tidak mau lahir), apakah bukaan lengkap?  Operasi/ tidak  ketuban pecahkan tarik kaki secara klasik  baru diforceps  KU: bisa tidak diperbaiki?  Keadaan janin: fetal distress Tindakan o Kontraksi tidak bagus: augmentasi







Metritis: antibiotik (disamping kalori, nutrisi sudah)  ketuban pecahkan + akselerasi oksitosin



Kalau  Forceps: udah gawat, ibu udah letoy  Vakum: masih bisa ngeden tapi dk kuat o SC o Operasi PORRO: dengan histerektomi/ myomektomi Kala I (pembukaan) o Fase laten : 1-3 cm (1 cm = 4 jam) o Fase aktif: 4-10 cm o Udah bukaan lengkap  kala II  Persalinan itu butuh:  His  Kepala turun  bayi udah lahir  kala III: plasenta lahir: 2 jam-42 hari  Kala II lama: Untuk mengeluarkan bayi lama  Primigravida: maksimal 2 jam (pas kita suru ngeden)  Multigravida: maksimal 1 jam DIAGNOSA KLINIS: G4P3A0 hamil aterm in partu dengan kala II lama janin tunggal hidup presentasi kepala o (diagnosa ibu dulu baru bayi) o Tatalaksana:  Vakum: ngeden masih bisa  Forceps: letoy  SC: gawat janin, bayi besar o











 











     







Perawatan masa nifas   



Rawat pada wanita hamil yang selesai melahirkan hingga alat reproduksi balik lagi setelah hamil (6-8 mgg: 40 hari) Seluruh alat genital benar2 pulih setelah 3 bulan Perawatan masa nifas o Sejak kala uri (plasenta lahir)



Kita pantau 2 jam dengan hindarkan PPH & infeksi Perhatikan: Mobilisasi o Membantu memperlancar sirkulasi darah o Darah nifas ngumpul ke vagina  begitu berdiri (plong darah)  jangan kaget ibu Diet o Yang bagus sesuai kebutuhan o Jangan makan keras2, cabai, karena msih meteorismus BAK dipantau (ngeden lama  uretra edem) o Saat kepala bayi di dasar panggul  neken seluruh (juga uretra dengan d= 1,6-1,8 cm)  oedem  dk bisa kencing o Pastikan dalam 6 jam  kencing (maka disuruh mobilisasi) o Kalau tidak bisa kencing dalam 6 jam  ganggu kontraksi rahim (PPH) maka kita pasang kateter BAB Demam Mules Laktasi Perhatikan: sama kayak atas tapi satu per satu IT Mobilisasi o Tergantung adanya komplikasi persalinan o Begitu syok  stabilisasi o Belajar miring kiri & kanan o Ibu duduk  suruh berdiri sebelum di tempat tidur Diet/makanan o Makanan bermutu tinggi o Kalori, protein, cairan o Buah  serat o Dehidrasi  hemokonsentrasi  maka butuh balans cairan yang bagus BAK o Nggak biasa pakai WC duduk ke jongkok (atau sebaliknya) o







o o o o o 















BAB o o o



Harus mandiri (m. detrussor vesicae  apakah ada penyempitan pada uretra?) Kadang m. vesicae & sfingter ani spasme  tidak bisa BAB (kentut dikit sakit) Edem kantong kencing Kalau kantong penuh & sulit kencing  kateter karena bisa menjadi HPP Bila infeksi  uretritis, cystitis, pielonefritis  beri antibiotik



3-4 hari postpartum harus bisa BAB Kalau konstipasi  kasih pencahar Meteorismus  feses keras diujung rektum  tidak mau keluar2)  Kalau anak: skibala  Dewasa: fecalith  Maka diberi clisma  supaya lembut  kalau tidak akan infeksi Demam o Suhu ibu meningkat 0.5oC (tidak > 38oC) o Sesudah 12 jam pertama suhu akan kembali normal o Apabila > 38oC  infeksi Mules2 o Rahim kontraksi (pas mau eek = pas mau salin samakan persepsi) o Bisa dialami 2-3 hari sesudah persalinan karena menjepit a. spiralis o Bisa beri analgetik (Sedatif) jika kenceng sekali Laktasi o Ibu di rumah IMD untuk merangsang timbulnya laktasi o Contoh kontraindikasi:  HIV yang belum mendapat vaksin  KU jelek  Tifus  TB aktif  Tirotoxicosis  DM berat  Leprae



Periksa puting apakah retraksi?  masase payudara  karena bisa komplikasi ke mastitis Periksa pasca salin o 6 mgg sesudah lahir seharusnya kembali ke normal o 1 mgg jaga dengan mengontrol penyulit (robek perineum, demam)  lihat lokia o Pemeriksaan:  KU : TTV  Keadaan payudara & puting  lihat juga pada awal hamil  Dinding perut, perineum  Sekret yang keluar:  Lochia: cairan nifas o Lochia rubra: merah o Lochia sanguinolenta: coklat o Lochia serosa: kekuningan o Lochia alba  Fluor albus: infeksi  keputihan  Keadaan organ kandungan: serviks & uterus o







Infeksi Masa Nifas    







Infeksi pada & melalui traktus genital setelah lahir > 38oC > 2 hari dalam 10 hari pertama o Pas hari 1 dpp  bukan akibat persalinan tapi dari luar berarti bukan demam nifas Sebab extragenital tidak ada o Ternyata kandungan bagus (ada bisul besar di belakang yang berarti infeksi extragenital) Predisposisi: o Daya tahan turun, kurang gizi, anemi, PEB o Proses salin masalah  Partus lama  KPD



o







     



 







 Infeksi intrapartum  EV/ EF (vakum, forceps)  Manual plasenta Plasenta tinggal, selaput, bekuan darah  Pas kita lihat plasenta kok ada gompel/hematom  Eksplorasi rahim Monitor DJJ Atoni kandung kencing Kateter Lelah Hygiene jelek



o o o o o Kelas: o Lokal o Sebar ke tempat lain  Kena endometrium  endometritis  otot juga  saluran limfe (ketuban, cavum uteri diraba) Gejala: perut terasa tegang Periksa: lokia: merah  coklat  kuning  putih Kalau aneh: kultur (misal lokia berbau disertai nanah) Bekuan darah USG: apakah ada plasenta tertinggal? Tatalaksana: o Atonia uteri o Gizi o Cegah sex pada hamil tua o Salin bersih o Cegah HPP o Rawat luka baik  Ruptur perineum  dipasang kassa betadin tidak boleh lagi karena sebagai tempat masuk kuman KIE OBAT: o AB spektrum luas o Kultur : kasih AB sesuai o Perbaiki KU: transfusi, diet SC: port d’entree  pertemuan dunia luar dengan bayi & cavum uteri



 



    



Uretra dekat dengan vagina ada katup (2-3 cm) Simfisis  pada saat jalan gk nyambung o Begitu kepala masuk  menekan simfisis  jalan ngangkang o Bisa lepas pada bayi besar (down tract)  bahaya lewat situ  ibunya tidak merasa tidak sakit  begitu disuruh berdiri tidak bisa H1: bidang khayal antara tepi atas simfisis sejajar promontorium H2: pinggir bawah simfisis sejajar H1 H3: setinggi spina ischiadica sejajar bidang H1 & H2 H4: ujung os coccygeus (spina tak teraba) TBJ: TFU –k. 155 o 11: di bawah (H4+) o 12: setinggi spina ischiadica H3 o 13: di atasnya (H1 H2)



IT-34 Masalah Penduduk & KB-HE (SOAL BARU)     











MDGS Triple eliminasi: HIV, sifilis, hepatitis TFR: total fertility rate o Palembang 2,3 % o Indo 2,6%  1 tahun ada 2,6 juta 60-70% remaja paling banyak Pengendalian jumlah & pertumbuhan penduduk: o Membatasi jumlah kelahiran o Tunda usia kawin muda o Peningkatan pendidikan KB o Gerakan membentuk keluarga sehat & sejahtera o Perencanaan jumlah keluarga Tubektomi o < 30 th tidak boleh o Anak 2/3 lebih  kalau kurang tidak boleh o Unmet need  dia tidak mau hamil, tapi KB dewek (Niat tidak sama dengan perilaku)



 















FKTP: faskes tingkat pertama FKRTL o 4 pilar safe motherhood  KB  ANC  Persalinan bersih/aman  Essential obstetric care Medical eligibility o Wanita belum menikah, berisiko tinggi o Kalau PSK boleh dk KB? dilema  Rata2 pasang spiral IUD o Perdarahan dengan IUD  jangan kasih hormon tapi beri saja NSAID o AKDR 380 A (coope) o Terjadi proses inflamasi  IL-1, IL-6, TNF alfa, MMP-13 o IUD non progesteron o Keuntungan:  Efek jangka panjang  Rugi:  kram, perforasi dinding uterus, ekspulsi IUD  ESO:  Nyeri haid, mens lebih lama, perdarahan spotting lama o IUD progesteron  Penebalan dinding, berdarah, tidak mau di histerektomi  Waktu masang: kapan pun (SOAL: kapan IUD efektif dipasang?)  Soal manfaat  tidak mungkin langkah2 pemasangan  Konseling:  Pemberian informasi, edukasi, dalam situasi kesetaraan (acceptordokter) Hormon o Perdarahan pada uterus abnormal o Pil, suntik, susuk o Ideal jangan > 35 th, jangan > 60 kg







o



Karena kerja di hipotalamus  GnRH meningkat  jangan menghasilkan estrogen  tidak ovulasi



o o o



Alami Non alami TUBEKTOMI: KONTAP  Laki: MOP : metode operatif pria  Vas deferens dipotong (kompetensi dokter umum)  Wanita: MOW  Konseling: penjelasan umum berbagai metode



KB



IT-35 Kanker payudara-BEN 



Pendahuluan o Neoplasma ganas  sifat menyebar o Padat: kulit, nipple areola o Ca terbanyak pada wanita (90% wanita)  penyebab no. 1 o Negara sudah bekembang: dianggap sangat berbahaya  30% kematian o Negara belum berkembang:  Asia tenggara: 21%  Amerika: 28%  karena skrining yang baik jadinya banyak o Di bawah 2010 (tinggi)  sekarang estimated death menurun o Pada tahun 2007: pendataan udah baik o 70% pasien datang ke kita itu udah stadium III o Distribusi kanker payudara di seluruh dunia  UK: T4 0%  negara maju  Uganda: T4 59%  Sama kayak Indo  India udah agak baik o Deteksi dini: 28 penderita/100 rb penduduk  Amerika: 101 /100 rb penduduk o Pembunuh pertama  maka perlu diagnosa o Yang meninggal 60%



Setiap hari 20 detik 1 ketemu Ca Setiap hari di Indonesia ada 54 orang meninggal karena Ca payudara o Indonesia  Prevalensi 0,5%  Estimasi 61.682  19750 mati karena Ca tiap tahun, 54 tiap hari, 11 nya (+) Her2Neu Petanda tumor (4: ER, PR, Ki67, Her2Neu)  IHK Her2Neu o Dari 5 penderita 1 (+) o (+): agresif, metastasis, resisten dengan pengobatan 2010 ke bawah: o Klasifikasi  Ca mamma (kalau ditambah e: bilateral kena)  Dulu diagnosa berdasarkan orang PA:  Invasif ductal carcinoma insitu  paling banyak  Invasif lobular carcinoma Pas 2010an juga sudah ada pengganti PA  IHK o Ambil dari jaringan o Bisa kita lakukan periksa 4 reseptor o ER/PR (+)  60% dianggap (+)  Karena tidak ada pemeriksaan  dianggap (+)  Terapi: hormonal terapi o Manfaat:  Bisa menentukan tempat metastasis  Her2Neu (+)  metastasis > 30% o 15% metastase ke otak  Rugi: Cuma lihat perbedaan warna Genomics o tahun 2000an sebenarnya udah ada (tapi publikasi lambat  mahal) o Lihat ekspresi DNA o o



 















Ada 4: luminal subtipe A, luminal subtipe B, basal subtipe, normal breast-like;  dengan atau tidak ekspresi Her2Neu o Luminal A: ER (+), PR (+), Ki67 (-), Her2Neu (-) o Luminal B: ER (+), PR (+), Ki67 (+), Her2Neu (-) o Non luminal: ER (-), PR (+), Ki67 (-) o SOAL  Luminal tipe A: dengan/ tidak ekspresi Her2Neu o Genomic ni mahal karena > sensitif dibanding IHK (murah) Ca payudara: penyakit yang spesifik o Sistemik: bisa metastase o Heterogen: 1 penderita bisa > 1 tipe dan subtipe  Zaman dahulu 1 aja (sekarang bisa aja lobus + invasif ductal) Di jurnal: de novo metastatic Yang lama: o Lokal: bertambah, ganas, banyak o Sistemik: de novo  saat muncul, saat itu nyebar  micrometastasis (belum tampak : SOAL) Stadium IV: di textbook tidak boleh operasi (dahulukan textbook), di jurnal boleh (no. 2) Kelainan payudara: o Luminal A: low risk  Terapi: hormonal terapi o Luminal B: intermediet  Apalagi Her2Neu (+)  high risk  chemo (untuk yang intermediethigh risk ) SOAL.  Wanita 50 tahun datang ke bagian onkologi. Penderita terdiagnosa dengan invasif Ca NOS grade III, LVI (+), dengan IHK ER (+), PR (+), Her2Neu (-) (4 SOAL)  Golongkan: luminal  Terapi yang terbaik: hormonal o







 



 



 Risiko: rendah Non luminal  ER (-), PR (-), Ki67 (-)  Bisa dengan (+) atau tanpa (-) ekspresi Her2Neu  Jadi: non luminal dengan ekspresi Her2Neu (+) Diagnosa klinis o Benjolan payudara: anamnesa  jinak atau ganas  OSCE: tidak mungkin ganas Terapi o LOKAL  Bedah  Setelah bedah lakukan: systemic terapi o Hormon o Chemo/radiasi o Biologi  Paling ngetop  Her2Neu (+)  harus diberi anti-Her2Neu  Dari 5 org wanita 1 (+) Her2Neu  agresif & resisten obat o CANCER  Metastase: paru, hepar, tulang Ca payudara pembagian ada 3: o Ca payudara dini o Locally advanced (3A & 3B)  3A: masih bisa operasi  3B: tidak bisa dioperasi o Advanced: 4 Stadium 1, 2a, 3a  operasi seradikal mungkin o Dulu: radical mastektomi o Sekarang: modified radical mastektomi (stadium 1, 2, 3a)  karena morbiditas dan mortalitas tinggi yang dulu telah ditinggalkan



















Jurnal: 1a, 2a, 3 a  sekarang sudah dianjurkan (sebelum operasi dilakukan chemo) Stadium 3b, 4  tidak boleh , terapi utama adalah Chemo (SOAL) o Neoadjuvant o Adjuvant Baca buku De witz 2010 (REFERENSI saja) o Pasien stadium 3B yang chemo  candidat MRM/RM  bisa dilakukan BCT o PAKAI yg ini: Dulu setelah di chemo  dari yang tidak bisa operabel/tidak bisa reseksi  menjadi bisa operasi & resectable Chemoterapi o Neoadjuvant: kelompok khusus 3B  nilai siklus ke 3  Tidak operable  operable  pasiennya dioperasi  Kalau tidak bisa dioperasi coba lanjut ke siklus ke 6 atau obat diganti  Misal: pasien 3B  siklus ke 3 dk mempan sebaiknya ganti regimen (dari 1st line  2nd line)  bila memungkinkan operasi  SOAL:  Wanita datang dengan borok, dilakukan biopsi, IHK ER/PR (+), Her2Neu (+). Bagaimana terapi? o Operasi o Chemo o Chemo + antiHer2Neu  Karena kalau Her2Neu (+)  high risk maka diberi juga antiHer2Neu o Observasi o Adjuvant: boleh juga untuk stadium 4 (bisa neoadjuvant, bisa adjuvant) Bagian bedah: stadium 3B/4  chemo o



o































Terapi utama yg low risk/lokal : bedah baru dilanjutkan systemic terapi o Dapat meningkatkan survival dan memperpanjang DPS (disease pre survival) Apakah boleh 1,2 ,3a dichemo? o Sebetulnya boleh tapi baru jurnal tahun ini o Neoadjuvant breast Ca (JURNAL)  Orang2 stadium 1 yang chemo  respon ada 4:  Komplit  Partial  Statik  Kompresif  Stadium I: dulu sikat dengan operasi, sekarang boleh chemo  Bila chemo udah 3 x  komplit (berarti 100% sembuh SOAL)  Dengan demikian untuk prognosis Anatomi o Jinak: lumen diinfiltrasi tumor o Invasif: keluar dari dinding o Invasif ductal o Invasif lobular o Dibungkus fascia (ligamentum suspensorium, pectus minor superfisialis)  bentuk bagus  Bila diinfiltrasi  ketarik: dimpling  Kalau limfatik: gudera o Sistem limfatik sejajar dengan vena  Mamaria interna: 20-25%  Sisa ke axilla: 60-75%  Regional: nyebar ke sistem limfatik o Kalau operasi : ambil no. 1 & 2 (klasifikasi Berd)  No.3 haram diambil  Nama tindakan: deseksi aksila (KGB 60% tadi diangkat)  Kalau no. 3 diangkat  radical mastektomi tapi masalahnya lengan edem (SOAL) o Berdasarkan sistem limfatik dibagi 3:



Level 1: di lateral pectoralis minor Level 2: deep (di bawah pectoralis minor)  Level 3: atas/medial pectoralis minor o Ada 1 saluran kiri ke kanan  kalau stadium IV (metastase sistem limfatik) Keluhan utama o Benjolan: 68% o Nyeri: 12% o Krusta nipple o Nipple discharge Anamnesis (anam 1 mnt, Pf: 1 mnt, tmbhn: 1 mnt) o Tumor  Saat dia datang:  Sejak kapan? 3 bulan yang lalu  Sebesar apa? sebesar mangga  Sebelum benjolan ini ada benjol? iya ada sebesar kelereng 3 th yang lalu  Tumor doubling time kasar (TDT kasar)  Cari rumus TDT kasar  Nilai 0-7  Kalau nilai < 7 hari: infeksi  Kalau 7-200 hari: keganasan  Kalau > 200 hari: jinak o Nodul  Apakah ada benjol di tempat lain? terutama di axilla, supraclavicula & infraclavicula o Metastasis  Sifat payudara  Tumbuh cepat: ER/PR (+)  metastase tulang o Kalau ER/PR (+)  viscera (otak, paru, hati)  Lambat  











   



PF: Inspeksi  Tampak tumor sebesar apa?  Warna kulit adakah perubahan?  Tanda ganas: nipple discharge o Palpasi  Konsistensi: keras, kenyal, fluktuasi  Permukaan: licin, berdungkul2  Ukuran  Ambil mistar: ukur 3D p x l x t  Nyeri tekan/tidak  Terfiksasi/tidak Pemeriksaan penunjang: o Darah rutin o Foto thoraks  gambaran white lesion (radioopak) o USG:  Indikasi: kalau stadium IV: borok  Kalau dokternya kalau udah kelihatan tak perlu lagi USG  Tapi boleh dikerjakan atas indikasi, misal stadium IV kok N nya 0,  kita periksa USG karena tidak mgkin seharusnya N1  Walau tidak teraba pada PF  kita lihat dengan USG (SOAL) o Mammografi  Bisa untuk skrining atau diagnosis  Penyinaran dengan sinar X ke jaringan lunak payudara (seperti rontgen)  bisa meramalkan 2 tahun ke belakang  Yang dinilai:  Kalsifikasi  Fibrous reaktif o







Tanyakan bu ada sesak/batu tidak? Pecah benjolan, muncul sakit2 tulang? Lihat tanda ganas: perubahan warna, nipple discharge, retraksi















Gambaran comet sign/stelata  Spiculate  Benign: massa bulat jelas  Malignant: spiculate Diagnosa klinis o Ganas: sebutkan TNM & stadium o Jinak: tidak perlu o Kalau suspek ganas: tulis suspek ganas o DD/ invasif ductal, lobular Ujian OSCE: tumor payudara) o Dasar ganas: anamnesa: lihat TDT kasar, tanda ganas o PF o Diagnosa pasti: Biopsi  Tertutup  FNAB  Core biopsy  Terbuka  Eksisi  Insisi