Causal Web Stroke [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CAUSAL WEB STROKE Epidemiologi Penyakit Stroke Faktor Risiko Dan Penyebabnya



TUGAS KELOMPOK Diajukan sebagai salah satu tugas pada Mata Kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular (EPTM)



Disusun Oleh: Kelompok 2 Herly Oetami Mike Kalorasari Deden Miftahul Arifin Wulandari Bella Sabila Elma Rahmaya Sari Restu Rizki Mubarokah



NPM. 113218008 NPM. 113218009 NPM. 113218010 NPM. 113218011 NPM. 113218012 NPM. 113218013 NPM. 113218014



PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT (S1) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI 2018



EPIDEMIOLOGI PENYAKIT STROKE FAKTOR RISIKO DAN PENYEBABNYA



A. Pendahuluan Saat ini telah terjadi transisi epidemiologi dimana terjadi perubahan pola penyakit yang pada awalnya didominasi oleh penyakit menular berubah menjadi didominasi oleh penyakit tidak menular (PTM). Kematian akibat PTM seperti stroke, penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes mellitus, kanker, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) telah melebihi kematian akibat penyakit menular dan menjadi (Kemenkes RI, 2014). Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24 jam, berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak, dan stroke sekunder karena trauma maupun infeksi (Myrtha, 2012). Stroke dengan defisit neurologik yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh iskemia maupun perdarahan otak. Stroke iskhemik disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh darah otak yang menyebabkan berkurangnya suplai oksigen dan glukosa ke bagian otak tertentu. Oklusi dapat berupa trombus, embolus, atau tromboembolus, menyebabkan hipoksia sampai anoksia salah satu daerah pendarahan otak tersebut. Stroke hemoragik dapat berupa perdarahan intraserebral atau perdarahan subarakhnoid (Soedoyo, 2014).



B. Epidemiologi Stroke Penelitian prospektif tahun 1996/1997 mendapatkan 2.065 pasien stroke dari 28 rumah sakit di Indonesia. Survei Departemen Kesehatan RI pada 987.205 subjek dari 258.366 rumah tangga di 33 propinsi mendapatkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian utama pada usia > 45 tahun (15,4% dari seluruh kematian). Prevalensi stroke rata-rata adalah 0,8%, tertinggi 1,66% di Nangroe Aceh Darussalam dan terendah 0,38% di Papua (Setyopranoto, 2011). Stroke menduduki posisi ketiga di Indonesia setelah jantung dan kanker. Sebanyak 28,5% penderita stroke meninggal dunia. Sisanya menderita kelumpuhan sebagian maupun total hanya lima belas persen saja yang dapat sembuh total dari serangan stroke atau kecacatan. Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) menyebutkan bahwa 63,52 per100.000 penduduk indonesia berumur di atas 65 tahun ditaksir menderita stroke (Sutrisno, 2007). 1



2



C. Patologi Stroke Patologi stroke menurut Bustan (2007) diantaranya: 1. Infark Stroke infarct terjadi akibat kurangnya aliran darah ke otak. Aliran darah ke otak normalnya adalah 58 mL/100 gram jaringan otak per menit; jika turun hingga 18 mL/100 gram jaringan otak per menit, aktivitas listrik neuron akan terhenti meskipun struktur sel masih baik, sehingga gejala klinis masih reversibel. Jika aliran darah ke otak turun sampai 40 rokok/hari) resikonya meningkat 2x dibandingkan dengan perokok sedang (>10 rokok/hari), dan resiko bertambah dengan meningkatnya jumlah rokok setiap hari. Penelitian Marlina (2011) pada penderita stroke di RSUP H. Adam Malik menemukan sebanyak 74,2% menderita hipertensi, 31,3% mempunyai riwayat TIA/stroke sebelumnya, 30% mempunyai riwayat Diabetes Mellitus, 26,7% mempunyai riwayat hiperkolesterolemia, 17,1% mempunyai riwayat merokok dan 15,7% mempunyai riwayat penyakit jantung. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu metabolisme tubuh, sehingga terjadi dislipidemia, DM , obesitas dan tekanan darah tinggi dan juga dapat merusal sel-sel saraf tepi, saraf otak dan lain lain. Semua hal itu mempermudah terjadinya stroke. Konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan resiko stroke 2-3 kali. Tingginya lemak dalam darah menyebabkan resiko penyakit jantung koroner. Lemak



7 akan menimbulkan plak di dalam pembuluh darah dan dapat menyumbat pembuluh darah baik di otak maupun di jantung. Kadar kolesterol total > 200mg/dl meningkatkan resiko stroke 1,31-2,9 kali (Bustan, 2007). Beberapa jenis narkotika dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung. Marijuanna menurunkan tekanan darah dan bila berinteraksi dengan faktor resiko lain seperti hipertensi menyebabkan tekanan darah naik dan turun dengan cepat, keadaan ini berpotensi untuk merusak pembuluh darah dan menyebabkan stroke. Kebijakan pemerintah juga dapat berkaitan dengan bagaimana pendidikan seseorang. Pendidikan berhubungan dengan status sosial ekonomi yang kemudian dapat berpengaruh pada asupan nutrisi individu. Pendidikan juga berkaitan dengan bagaimana perilaku seseorang terhadap kesehatan, dan yang paling penting, pendidikan berkaitan dengan pekerjaan seseorang. Suatu pekerjaan akan menimbulkan suatu lingkungan pekerjaan, di mana dengan semakin beragam jenis pekerjaan dan besarnya beban kerja seseorang dapat mempengaruhi bagaimana lingkungan pekerjaan dan lingkungan sosialnya. Pekerjaan dengan intensitas yang tinggi dapat menyebabkan seseorang kurang istirahat. Orang yang tidak cukup tidur akan mengalami ketidakseimbangan hormon yang dapat mempengaruhi terjadinya stres. Hal ini bisa menyebabkan gangguan terhadap fungsi jantung. Stres sebagai salah satu faktor psikologi terjadinya berbagai penyakit seperti jantung dan hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang harus diperhatikan karena berkaitan atau disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan perilaku. Stres berkaitan dengan faktor internal (karena psikologisnya mudah khawatir, phobia dan eksternal (faktor lingkungan kerja, ekonomi, kehidupan). Pusat emosi dalam otak  mengirim impuls ke hipotalamus  mengolah dan memproduksi zat CRH (Cortrichotropin Releasing Hormone)  dikirim ke hipofisismelepaskan ACTH (Adrenocorticotropin Hormone) ke sirkulasi darah sampai ke kelenjar adrenal memproduksi adrenalin, noradrenalin & kortisol adrenalin dan noradrenalin sebagai komando dalam memerintahkan berbagai organ merubah ritme dasar fisiologisnya  peningkatan denyut jantung hipertensiresiko stroke Status perkawinan juga dapat berpengaruh pada terjadinya stroke. Hal ini berkaitan dengan dampak yang dihasilkan seperti timbulnya stres. Hasil penelitian



8 Syarif di Rumah Sakit PTP Nusantara II Medan tahun 1999-2003 dari 220 pasien stroke yang diteliti 217 menikah (98,6%), 3 tidak menikah (1,4%) Perilaku seseorang sebagai faktor risiko stroke berkaitan dengan kebiasaan makan dan aktivitas fisik. Kebiasaan makan mempengaruhi agen nutrien yang diserap tubuh. Aktifitas fisik yang kurang dapat menyebabkan kurangnya pembakaran lemak, sehingga dapat beresiko terjadinya obesitas. Pada seseorang dengan aktivitas berlebih, jika pada individu yang punya riwayat penyakit jantung akan mengakibatkan pompa jantung meningkat mendadak sehingga beresiko terjadinya stroke hemoragic (setelah beraktivitas berat) Perilaku seseorang dapat berkaitan dengan kebiasaan makan atau pola makan yang berhubungan dengan agen nutrient. Agent nutrien sebagai faktor resiko terjadinya stroke diantaranya adalah lemak dan karbohidrat. Lemak berkaitan dengan kolesterol, LDL, trigliseridhiperlipidemiaterbentuknya trombusaterosklerosis (bisa angina pectoris)trombus bisa terlepas sebagai embolimengakibatkan sumbatan di makrovaskuler cerebral  stroke non hemoragik. Pada karbohidrat berhubungan dengan faktor resiko terjadinya DM. penyakit DM tersebut terjadi akibat seseorang mengalami obesitas. Obesitas berhubungan erat dengan hipertensi, dislipidemia dan DM. Obeistas meningkatkan resiko stroke sebesar 15%. Obesitas dapat meningkatkan hipertensi, jantung, diabetes dan aterosklerosis yang semuanya akan meningkatkan kemungkinan terkena serangan stroke. Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisme) akan menyebabkan darah masuk kedalam jaringan otak, sehingga akan membentuk massa yang menekan jaringan otak, dan hal tersebut meningkatkan risiko terjadinya stroke. Hipertensi merupakan faktor utama terjadinya stroke. Hipertensi 4-6 kali lebih besar menyebabkan stroke. Sebanyak 70% dari orang yang terserang stroke mempunyai tekanan darah tinggi. Penyakit kardiovaskular: peluang lebih tinggi terjadinya stroke bagi orang-orang dengan riwayat serangan jantung (infark miokard) dan irama jantung yang tidak normal (fibrilasi atrium). Malformasi Vaskular atau aneurisma (pembengkakan seperti balon) pembuluh darah di otak: peluang perdarahan yang relatif lebih tinggi (Smart Patien Indonesia, 2016). Defisiensi insulin menyebabkan terjadinya penurunan pemakaian glukosa yang mengakibatkan hiperglikemia  glikosuriaosmotik diuresis dehidrasiviskositas darahtrombosisatherosklerosismakrovaskurelcerebral dan stroke. Diabetes



9 mellitus dapat mempercepat terjadinya aterosklerosis. Menurut penelitian Mallmann (2012) pada pasien di Rumah Sakit Sao Vicente de Paulo, Brazil Selatan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara diabetes mellitus dan penyakit stroke dengan OR sebesar 2,4 (95% CI: 1,4 – 4,0), yang berarti bahwa diabetes mellitus merupakan faktor risiko terjadinya penyakit stroke dengan besar risiko 2,4 kali dibandingkan yang bukan penderita diabetes mellitus.



10 DAFTAR PUSTAKA



Bustan, M.N. (2007). Epidemiologi penyakit tidak menular. Jakarta: Rineka Cipta. Hopwel, J.C., Clarke, R. (2016). Emerging risk factors for stroke: What have we learned from mendelian randomization studies. Topical Review. STROKEAHA, 47, 2016:1673-1678. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). (2014). Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: BADAN Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Mallmann, A. B., Sandra Costa Fuchs, Miguel Gus, Flavio Danni Fuchs & Leila Beltrami Moreira. (2012). Population-Attributable Risks for Ischemic Stroke in a Community in South Brazil: A Case-Control Study, Plos One, Volume: 7, Issue: 4. Manurung, M. (2015). analisis faktor risiko stroke pada pasien stroke rawat inap di RSUD Banjarbaru. DK, 3 (1), Maret, 2015, 74-85. Marlina, Y. (2011). Faktor Risiko pada Penderita Stroke Iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan, Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan. Myrtha, R., Hanifah, S. (2012). Gambaran CT scan non-kontras pada stroke iskemik. CDK198, 39 (10), 2012, 777-779. Perdosi (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia). (2011). Guidline stroke. Jakarta: Perdosi Soedoyo, A.W. (2014). Buku ajar: Ilmu penyakit dalam. Edisi Keenam. Jilid I. editor: Setiati, S., dkk. Jakarta: Interna Publishing. Setyopranoto, I. (2011). Stroke: Gejala dan penatalaksanaan. CDK 185, 38 (4), Mei-Juni 2011, 247-250. Smart



Patien Indonesia. (2016). Stroke. Diakses dalam: http://www21.ha.org.hk/smartpatient/EM/MediaLibraries/EM/EMMedia/StrokeIndonesian.pdf?ext=.pdf



Sutrisno, A. (2007). Stroke? You must know before you get it. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama