CBR Pengauditan 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK REPORT



DISUSUN OLEH : NAMA MAHASISWA : INEKE SILVYA NATALIA (7173220014) DOSEN PENGAMPU : Drs. SURBAKTI KARO KARO., M.Si., Ak.,CA. MATA KULIAH



: PENGAUDITAN 1



JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugrah dariNYA kami bisa menyelesaikan tugas makalah Critical Book Report(CBR) mata kuliah Pengauditan 1. Saya berterima kasih kepada bapak Drs. Surbakti Karo karo., M.Si., Ak.,CA. yang telah memberikan bimbingannya. Kami juga menganggap bahwa laporan makalah ini masih memiliki kekurangan dan oleh karena itu saya berharap kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Demikianlah yang dapat Kami sampaikan, atas perhatiannya Kami ucapkan terima kasih semoga makalah ini bisa bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi kita semua yang membaca laporan ini.



Medan, Oktober 2019



Penyusun



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………….



i



DAFTAR ISI…………………………………………………………….



ii



BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1 1.1 Latar Belakang.............................................................................……



1



1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….. 2 1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................... ……



2



BAB II PEMBAHASAN…………………………………………..……



3



2.1 Identitas Buku ……………………………………………………….



3



2.2 Ringkasan Buku Auditing & Assurance Services: A Systematic Approach .....................................................................................…..



4



2.3 Perbandingan Buku Utama dan Pembanding………………………..



13



BAB III PENUTUP…………………………………………………….



14



3.1 Kesimpulan.................................................................................. ….



14



3.2 Saran.......................................................................................



…..



14



DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….…...



15



BAB I



PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Audit merupakan suatu proses pengumpulan data, penilaian ataupun pengevaluasian yang dilakukan untuk menilai sesuatu apakah telah sesuai dengan kriteria yang mendasarinya. Audit terdiri dari beberapa macam seperti audit keuangan, audit kepatuhan dan audit operasiona. Dalam mengenai audit operasional, audit operasional merupakan audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan suatu organisasi dalam prosesnya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Efisiensi digunakan untuk sebaik apakah pemakaian sumber daya suatu organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan efektivitas digunakan untuk menilai seberapa baik kebijakan kebijakan organisasi tersebut dalam mencapai tujuan. Efisiensi dan efektivitas merupakan dua hal yang saling berkaitan erat satu dengan lainnya. Efisiensi dan efektivitas ini merupakan hal yang sangat berperan penting dalam peningkatan kinerja pelayanan suatu organisasi. Manfaat utama dalam audit ini diantaranya bisa mengetahui proses mana yang belum memenuhi persyaratan hukum. Sehingga meminimalkan proses operasional yang berpotensi melanggar hukum, dan yang terpenting adalah membantu organisasi secara sistematis untuk mengidentifikasi kondisi saat ini serta langkah apa yang perlu dijalankan untuk meningkatkan kinerja proses fungsi sumber daya manusia. Audit operasional mulai dikenal di Indonesia pada dasawarsa tujuh puluhan.Tidak seperti audit keuangan, penggunaan audit operasional masih belum disepakati secara luas. Beberapa istilah sering digunakan untuk menunjukan istilah audit operasional, misalnya audit pengelolaan (management audit), audit atas hasil kinerja (performance audit), audit fungsional (functional audit),audit program (program audit),dan audit efektivitas (effectiveness audit). Hingga sekarang belum terdapat kesepakatan tetntang penggunaan istilah tersebut. 1.2 Rumusan Masalah



1. Apa saja pengertian auditing menurut masing-masing buku? 2. Apa saja kelebihan dan kelemahan masing-masing buku ?



1. 3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui kelebihan dari masing-masing buku baik secara penjelasan materi dan penulisan. 2. Mengetahui kelemahan masing-masing buku dalam hal penjelasan materi ataupun penulisan. 3. Untuk penyelesaian tugas mata kuliah Pengauditan I.



BAB II



PEMBAHASAN



2.1 Identitas Buku Buku 1 Judul buku



: Auditing & Assurance Services



Penulis buku



: Messier, Glover, Prawitt



Penerbit buku



: McGraw-Hill Companies, Inc.



Tahun terbit



: 2006



ISBN



: 0-07-111623-0



Halaman buku



: 888



Buku 2 Judul buku



: Auditing



Penulis buku



: Mulyadi



Penerbit buku



: Salemba Empat



Tahun terbit



: 2011



ISBN



: 979-691-101-9



Halaman buku



: 394



Buku 3 Judul buku



: Auditing Pemeriksaan Akuntansi



Penulis buku



: Arfan Ikhsan, Surbakti Karokaro, dkk



Penerbit buku



: Madenatera



Tahun terbit



: 2018



ISBN



: 978-602-5470-11-0



Halaman buku



: 300



2.2 Ringkasan Buku Auditing & Assurance Services: A Systematic



Approach Bab 1 Pengantar Assurance dan Audit Laporan Keuangan Saat Anda mempelajari konsep audit baru, luangkan waktu untuk memahami logika yang mendasarinya dan bagaimana konsep tersebut saling terkait dengan konsep lain. Saat Anda belajar tentang prosedur audit, tanyakan pada diri Anda sendiri bagaimana dan mengapa prosedur tersebut mungkin menghasilkan bukti yang relevan, dan coba pikirkan cara lain yang dapat Anda peroleh sebagai bukti yang berguna. Menghafal bukan cara yang baik untuk belajar audit! Menjadi auditor yang baik terkadang membutuhkan imajinasi dan inovasi. Ketika Anda mempelajari konsep dan teknik audit, Anda tidak hanya memperoleh alat untuk menjadi auditor laporan keuangan yang efektif tetapi juga alat bantu konseptual yang dapat berguna bagi Anda dalam berbagai pengaturan dan konteks yang berbeda. Bab 2 Lingkungan Audit Laporan Keuangan Bab ini menjelaskan konteks yang lebih luas di mana audit laporan keuangan berlangsung. Untuk memahami audit sepenuhnya, Anda harus menyadari faktorfaktor yang membentuk lingkungan audit, termasuk umum lingkungan bisnis, bisnis dan industri khusus klien, dan standar, tanggung jawab hukum, dan kode etik yang memandu pekerjaan auditor dalam laporan keuangan. Anda juga harus memahami sifat akuntansi publik perusahaan tempat auditor mengatur diri mereka sendiri untuk melakukan audit organisasi dengan berbagai ukuran, dan Anda harus mengetahui badan profesional, regulator, dan penetapan standar dari luar yang secara langsung memengaruhi cara audit dilakukan. Ini Bab ini memberikan pengantar tentang lingkungan yang kompleks dan selalu berubah di mana audit laporan keuangan dilakukan.



Bab 3 Penilaian Risiko dan Materialitas Risiko dan materialitas audit berdampak signifikan terhadap keputusan bukti auditor. Auditor mempertimbangkan kedua konsep dalam merencanakan sifat, waktu, dan luas prosedur audit dan dalam mengevaluasi hasil prosedur tersebut. Model risiko audit berfungsi sebagai kerangka kerja untuk menilai risiko audit. Auditor mengikuti proses penilaian risiko untuk mengidentifikasi risiko salah saji material dalam akun laporan keuangan. Auditor harus menyadari bahwa ada hubungan terbalik antara risiko audit dan materialitas, dan antara tingkat audit yang diinginkan risiko dan jumlah bukti audit yang harus dikumpulkan auditor. Bab 4 Bukti Audit dan Dokumentasi Audit Bukti audit adalah semua informasi yang digunakan oleh auditor untuk sampai di kantor, kesimpulan yang mendasari opini audit, termasuk informasi yang terkandung dalam catatan akuntansi yang mendasari laporan keuangan dan informasi lainnya. Memahami sifat dan karakteristik bukti adalah dasar untuk efektif mengaudit dan merupakan bagian penting dari alat konseptual yang kami harap dapat membantu memperolehnya. Pada audit tipikal, sebagian besar pekerjaan auditor melibatkan perolehan dan evaluasi bukti menggunakan prosedur seperti pemeriksaan catatan dan konfirmasi untuk menguji presentasi yang adil dari laporan keuangan. Untuk melakukan tugas ini secara efektif dan efisien, seorang auditor harus benar-benar memahami aspek penting dari bukti audit. Bab 5 Perencanaan Audit dan Jenis-Jenis Tes Audit Audit dimulai dengan penunjukan awal atau pengangkatan kembali auditor oleh klien. Selanjutnya, auditor melakukan sejumlah kegiatan yang masuk ke pengembangan keseluruhan strategi audit. Kemudian meninjau jenis utama dari tes audit dan mencakup prosedur analitis. Prosedur analitik diperlukan untuk dilakukan sebagai bagian dari perencanaan audit dan sebagai bagian dari penyelesaian audit. Mereka juga sering berguna untuk memberikan bukti audit substantif selama



pelaksanaan audit proses bisnis dan akun terkait. Modul Tingkat Lanjut menyajikan rasio yang berguna untuk analisis laporan keuangan. Bab 6 Pengendalian Internal dalam Audit Laporan Keuangan Bab ini membahas kerangka kerja COSO, konsep dasar yang berlaku untuk audit pengendalian internal, dan bagaimana pertimbangan auditor atas pengendalian internal klien berdampak pada audit laporan keuangan. Pendekatan dan teknik yang dibahas dalam bab ini sama-sama berlaku untuk pelaporan kontrol internal di bawah Sarbanes-Oxley bertindak. Bab ini juga membahas pengaturan waktu prosedur audit, organisasi jasa, dan Membangun materialitas yang diperlukan komunikasi dari halhal yang berkaitan dengan pengendalian internal. Bab 7 Mengaudit Pengendalian Internal atas Pelaporan Keuangan Bab ini membahas tentang persyaratan pelaporan untuk audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan sebagaimana disyaratkan oleh UU Sarbanes-Oxley tahun 2002. Bab 8 Sampling Audit: Gambaran Umum dan Aplikasi untuk Pengujian Kontrol Bab 9 Sampling Audit: Aplikasi untuk Pengujian Substantif Saldo Akun Dalam dua bab berikutnya kami memeriksa bagaimana auditor menerapkan teori sampling untuk mengumpulkan bukti untuk mengkonfirmasi atau membatalkan pernyataan manajemen. Sampling dan statistik secara umum adalah topik yang membuat banyak orang merasa tidak nyaman. Sebelum masuk ke pengambilan sampel audit teknis dan istilah statistik, kami telah menemukan bahwa itu berguna bagi siswa untuk mempertimbangkan beberapa konsep dasar pengambilan sampel dalam konteks nonteknis.



Bab 10 Mengaudit Proses Pendapatan Auditor umumnya membagi sistem informasi entitas ke dalam proses bisnis atau siklus transaksi. Dengan menggunakan pendekatan ini, auditor dapat mengumpulkan bukti dengan memeriksa pemrosesan transaksi terkait dari asal mereka hingga disposisi akhir mereka dalam akuntansi jurnal dan buku besar. Kami pertama kali memperkenalkan konsep melihat bisnis dari suatu proses perspektif dalam Bab 2. proses atau siklus transaksi. Seperti yang ditunjukkan oleh gambar, lima proses dasar adalah (1) proses pendapatan, (2) proses pembelian, (3) proses manajemen sumber daya manusia, (4) proses manajemen persediaan, dan (5) proses pembiayaan. Auditor membagi komponen laporan keuangan ke dalam proses bisnis atau siklus untuk mengelola audit lebih baik. Dalam bab ini, konsep dan teknik yang dipelajari dalam bab-bab sebelumnya diterapkan. untuk menentukan risiko salah saji material (mis., menetapkan tingkat risiko dan kontrol yang melekat risiko) untuk proses pendapatan dan akun terkait. Proses pendapatan berfokus pada penjualan barang dan jasa kepada pelanggan. Untuk hampir semua entitas, pendapatan dan proses pembelian mewakili dua proses bisnis utama yang mempengaruhi laporan keuangan. Bab ini dimulai dengan meninjau konsep dasar terkait pengakuan pendapatan. Sebuah ikhtisar proses pendapatan kemudian disajikan sebagai bantuan dalam memberikan Anda pemahaman tentang proses tersebut. Ini diikuti oleh diskusi tentang faktor spesifik yang mempengaruhi penilaian risiko bawaan untuk proses pendapatan dan penilaian kontrol auditor risiko. Sementara fokus utama dari bab ini adalah mengaudit proses pendapatan untuk audit laporan keuangan, konsep-konsep yang dicakup untuk menetapkan risiko pengendalian berlaku untuk audit internal kontrol atas pelaporan keuangan untuk perusahaan publik di bawah Sarbanes-Oxley Act tahun 2002. Bab 11 Mengaudit Proses Pembelian Proses bisnis utama kedua berfokus pada pembelian dan pembayaran barang dan layanan dari vendor luar. Akuisisi barang dan jasa termasuk pembelian bahan baku, persediaan, peralatan pabrik, furnitur, dan perlengkapan dan pembayaran untuk



perbaikan dan pemeliharaan, utilitas, dan layanan profesional. Proses ini tidak termasuk merekrut dan membayar karyawan atau alokasi biaya internal dalam suatu entitas. Bab 12 Mengaudit Proses Manajemen Sumber Daya Manusia Bab ini dimulai dengan meninjau konsep pengakuan biaya dan kewajiban dengan penekanan khusus pada kategori pengeluaran. Bab ini dimulai dengan ikhtisar proses manajemen sumber daya manusia dan kemudian membahas komponen-komponen model risiko audit. Secara khusus, risiko yang melekat itu mempengaruhi proses manajemen sumber daya manusia yang ditangani diikuti oleh diskusi tentang penilaian risiko kontrol auditor. Sementara fokus utama dari bab ini adalah mengaudit proses manajemen sumber daya manusia untuk audit laporan keuangan, konsepkonsep yang dibahas untuk menetapkan risiko pengendalian berlaku untuk audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan untuk perusahaan publik di bawah Sarbanes-Oxley Act tahun 2002. Terakhir, bab ini mencakup substantive prosedur untuk mendeteksi risiko penggajian dan akun terkait. Modul Lanjutan berisi diskusi akuntansi dan audit kompensasi berbasis saham. Bab 13 Mengaudit Proses Manajemen Persediaan Untuk sebagian besar entitas manufaktur, grosir, dan merchandising (ritel), persediaan adalah yang utama komponen neraca. Persediaan juga merupakan salah satu bagian paling kompleks dari audit. Misalnya, sambil menentukan jumlah persediaan yang ada biasanya mudah langkah audit untuk menyelesaikan, menetapkan biaya untuk menilai jumlah itu lebih sulit. Selain itu, mungkin ada masalah penilaian bermasalah lainnya yang terkait dengan inventaris seperti usang dan nilai pasar atau biaya yang lebih rendah.Kompleksitas inventaris audit juga dapat dipengaruhi oleh tingkat pemrosesan diperlukan untuk memproduksi produk. Dalam bisnis merchandising, produk dibeli langsung dari vendor dengan sedikit atau tanpa pemrosesan tambahan oleh entitas sebelum dijual. Sedemikian kasus, memverifikasi inventaris relatif mudah. Di sisi lain, menentukan nilai persediaan yang tepat mungkin lebih sulit



ketika proses produksi melibatkan banyak. Langkah. Presentasi dalam bab ini terutama membahas inventaris dalam hal merchandising perusahaan. Namun, pendekatan audit yang diikuti untuk entitas dagang mudah disesuaikan ke jenis lain dari proses inventaris. Cakupan proses manajemen persediaan mengikuti komponen audit model risiko. Gambaran umum dari proses manajemen persediaan disajikan pertama kali, diikuti oleh diskusi tentang risiko salah saji material, khususnya faktor risiko dan kontrol yang melekat tugas beresiko. Sementara fokus utama bab ini adalah mengaudit manajemen inventaris proses audit laporan keuangan, konsep-konsep yang dicakup untuk menetapkan risiko pengendalian berlaku untuk audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan untuk perusahaan publik di bawah Sarbanes-Oxley Act of 2002. Bab 14 Mengaudit Proses Pembiayaan / Investasi: Biaya Dibayar Dimuka, Tidak Berwujud Aset, dan Properti, Pabrik, dan Peralatan Bab ini membahas audit akun aset yang dipilih. Tiga kategori asset akun - biaya dibayar di muka, tidak berwujud, dan properti, pabrik, dan peralatan - digunakan sebagai contoh. Meskipun pendekatan audit yang diambil untuk setiap kategori serupa, ada perbedaan antara ketiga kategori akun aset ini. Misalnya, sementara transaksi untuk semua tiga kategori tunduk pada aktivitas kontrol dalam proses pembelian, transaksi melibatkan aset tidak berwujud atau properti, pabrik, dan peralatan cenderung dikenakan kegiatan kontrol tambahan karena kompleksitas atau materialitasnya. Selain itu, prabayar Beban biasanya diklasifikasikan sebagai aset lancar, sedangkan tidak berwujud dan properti, pabrik, dan peralatan diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Bab 15 Mengaudit Proses Pembiayaan / Investasi: Kewajiban Jangka Panjang, Ekuitas Pemegang Saham, dan Akun Laporan Laba Rugi Bab ini menyajikan audit kewajiban jangka panjang, ekuitas, dan pendapatan akun pernyataan. Utang dan ekuitas jangka panjang adalah sumber utama pembiayaan bagi kebanyakan orang entitas. Strategi audit substantif biasanya diikuti ketika kewajiban



jangka panjang dan akun ekuitas pemegang saham diaudit, karena meskipun jumlah transaksi sedikit, setiap transaksi biasanya material. Jelas, untuk perusahaan publik diharuskan memiliki audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan, auditor juga akan mendapatkan bukti dari tes kontrol. Sementara fokus utama dari bab ini adalah mengaudit kewajiban jangka panjang, pemegang saham ekuitas, dan akun laporan laba rugi untuk audit laporan keuangan, konsep-konsep yang dibahas untuk menetapkan risiko pengendalian berlaku untuk audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Terakhir, audit akun-akun laporan laba rugi terpilih disajikan. Diskusi audit laporan laba rugi berfokus pada bagaimana auditor bekerja dalam pengendalian internal bukti pada akun laporan laba rugi dan bagaimana sebagian besar akun laporan laba rugi diaudit ketika akun neraca terkait diaudit. Bab 16 Mengaudit Proses Pembiayaan / Investasi: Uang Tunai dan Investasi Bab ini membahas audit uang tunai dan investasi. Ini adalah akun terakhir yang dipelajari di teks ini karena masing-masing proses bisnis lainnya berinteraksi dengan uang tunai. Selain itu, bukti yang dikumpulkan selama audit proses bisnis lainnya memengaruhi jenis dan jumlah bukti yang diperlukan untuk mengaudit uang tunai. Manajemen kas dan investasi yang tepat sangat penting untuk setiap entitas. Kepala sekolah Tujuan dari manajemen kas adalah untuk memastikan bahwa kas yang cukup tersedia untuk memenuhi entitas kebutuhan. Untuk mencapai tujuan ini dibutuhkan prakiraan penerimaan dan pengeluaran kas yang baik. Oleh menggunakan teknik peramalan kas yang baik, manajemen dapat merencanakan untuk (1) berinvestasi kelebihan uang tunai dan (2) meminjam dengan tingkat bunga yang menguntungkan ketika uang tunai diperlukan. Karena uang tunai dan investasi sangat likuid, biasanya mewakili area audit kritis. Bab 17 Menyelesaikan Pertunangan Bab ini membahas topik-topik berikut yang terkait dengan penyelesaian audit: • Review untuk liabilitas kontinjensi.



• Komitmen. • Tinjau untuk acara selanjutnya. • Proses evaluasi bukti final. • Komunikasi dengan komite dan manajemen audit. • Penemuan selanjutnya atas fakta yang ada pada tanggal laporan auditor Bab 18 Laporan tentang Laporan Keuangan yang Diaudit Bab ini membahas laporan auditor untuk audit laporan keuangan. Laporan audit adalah "pengiriman" yang paling penting pada perikatan audit. Sesuai dengan yang keempat standar pelaporan, setiap kali auditor dikaitkan dengan laporan keuangan klien,laporan auditor harus berisi pendapat mengenai laporan keuangan yang diambil sebagai: a keseluruhan atau alasan mengapa suatu opini tidak dapat dikeluarkan. Auditor dikaitkan dengan keuangan pernyataan ketika dia telah menyetujui penggunaan namanya dalam dokumen tersebut sebagai laporan tahunan. Tujuan dari standar pelaporan keempat adalah untuk memungkinkan pemegang saham, pemegang obligasi, bankir, dan pihak ketiga lainnya yang mengandalkan laporan keuangan untuk memahami tingkat tanggung jawab yang diambil oleh auditor. Untuk membantu dalam mencapai tujuan ini, audit profesi telah mengadopsi kata-kata standar untuk laporan audit. Sebagai hasilnya, Anda akan melihat itu sebagian besar laporan audit sangat mirip. Pendekatan ini membantu mencegah kesalahpahaman dalam pesan yang dikomunikasikan oleh auditor kepada pengguna laporan keuangan. Perlu diingat bahwa laporan keuangan adalah representasi dari manajemen dan itu manajemen bertanggung jawab atas kewajaran pernyataan sesuai dengan SAK.Selain melaporkan laporan keuangan, auditor juga harus melakukan dan melaporkan pada audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan untuk klien perusahaan public.



Bab 19 Perilaku Profesional, Independensi, dan Kontrol Kualitas Dalam bab ini, kami membahas pentingnya perilaku etis dan profesional oleh auditor. Kami mulai dengan mendefinisikan etika dan profesionalisme dan menawarkan kerangka kerja umum dalam masalah etis mana yang dapat dievaluasi. Kami kemudian memberikan ikhtisar tentang sifat dari prinsip, aturan, dan peraturan yang mengatur perilaku akuntan publik, diikuti dengan diskusi dari peraturan dan peraturan khusus akuntan, dan auditor pada khususnya, harus mengikuti. Independensi, yang bisa dibilang merupakan aspek profesionalisme auditor yang paling rumit dan paling kontroversial, sangat disorot dalam diskusi ini. Akhirnya, kami membahas bagaimana akuntansi public perusahaan dimonitor dan diperiksa untuk membantu memastikan kualitas audit dan kepatuhan dengan standar profesional, peraturan, dan kode etik. Bab 20 Kewajiban hukum Bab ini membahas tanggung jawab hukum auditor. Bab ini dimulai dengan menyajikan sebuah ikhtisar pertanggungjawaban hukum yang mencakup tahapan proses perselisihan auditor dan secara singkat membahas jenis-jenis kewajiban hukum yang mungkin dihadapi auditor. Tanggung jawab auditor berdasarkan hukum umum kepada klien dan pihak ketiga didiskusikan terlebih dahulu, diikuti dengan diskusi tentang tanggung jawab hukum untuk pengaduan perdata dan pidana. Modul Tingkat Lanjut memberikan tampilan yang mendalam di persidangan Phar-Mor, kasus tanggung jawab auditor yang sebenarnya, dan termasuk strategi ruang sidang dan kutipan berdasarkan transkrip percobaan.



2.3 Perbandingan Buku Utama dan Pembanding 1. Dari ketiga buku, buku 1 lebih banyak menjelaskan contoh nyata audit dalam perusahaan, sedangkan dalam buku 2 dan buku 3 lebih banyak menjelaskan tentang pengertian audit dan prosedur audit



2. Dalam buku 1 mulai dari bab 1 hingga bab 20 saling berhubungan dan sambungan dari bab sebelumnya sedangkan dalam buku 2 dan buku 3 menjelaskan bab secara terpisah-pisah dan tidak saling menjelaskan antar bab 3. Dalam buku 1 menjelaskan proses audit mulai dari bab 1 hingga opini di bagian bab 20, sedangkan dalam buku 2 dan 3 tahap-tahap dijelaskan secara jelas 4. Dalam buku 1, 2 dan 3 bahasa yang digunakan sama-sama mudah dipahami oleh pembaca. 5. Dalam buku 2, dalam setiap pembahasannya sangat kaya akan istilah-istilah asing dalam dunia pengauditan, serta banyak bagan-bagan sistem pengauditan yang disajikan. 6. Dalam buku 2 dan 3 pada akhir bab disajikan latihan soal, baik dalam bentuk uraian maupun pilihan ganda, sedangkan pada buku 1 tidak disajikan soal latihan pada akhir bab



BAB III PENUTUP



3.2 Kesimpulan Dari ketiga buku ini, ketiganya sama-sama baik digunakan oleh pembaca untuk memahami dasar-dasar auditing karena di dalam buku 2 dan buku 3menjelaskan secara ilmiah tentang tahapan audit dan segala yang berhubungan dengan audit sedangkan dalam buku 1 menjelaskan secara jelas tentang contoh dan proses pengauditan yang sesungguhnya dari awal hingga akhirnya dikeluarkan laporan keuangan dan opini auditor. 3.2 Saran Sebaiknya dalam penyajiannya buku 1 menjelaskan secara singkat dan tidak berteletele tentang proses auditing, dan sebaiknya buku 2 dan 3 lebih banyak menampilkan contoh alur/proses auditing di dalam masing-masing buku.



DAFTAR PUSTAKA



Messier, Glover & Prawit. Auditing & assurance services a systematic approach. Edisi ke-4. Jakarta: salemba empat: 2005. Mulyadi. 2001. Auditing, Edisi Enam. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2002. Auditing Buku 1, Edisi Keenam. Jakarta : Salemba Empat Ikhsan, Arfan, dkk. Auditing Pemeriksaan Akuntansi Edisi 2. 2018. Medan: Madenatera.