Coaching Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TUGAS AKHIR SEMESTER MATA KULIAH PSIKOLOGI POSITIVE DAN KESEHATAN MENTAL “COACHING SISWA SMP : KECERDASAN SPIRITUAL DALAM KREATIVITAS” Diajukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Psikologi Klinis yang di ampu oleh:



SITAWATY TJIPTORINI, S.Psi, Psikolog



Disusun oleh : Kelompok 14  ANNISA AULIA RAHMA (1708015123)  KHINASIH NOERWOTO (1708015124)



PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2020



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang



Khairat (2015) mengungkapkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan subjektif mahasiswa adalah kecerdasan spiritual. Pasiak (2002) mengungkapkan bahwa kecerdasan spiritual adalah fasilitas yang berkembang selama jutaan tahun yang memungkinkan otak untuk menemukan dan menggunakan makna dalam memecahkan segala persoalan, utamanya persoalan yang menyangkut masalah eksistensial yaitu saat seseorang secara pribadi terpuruk, terjebak kebiasaan, kehawatiran, dan kesalahan masalalu akibat kesedihan. Dengan demikian, ketika seseorang memiliki kecerdasan spriritual, ia mampu mengatasi masalah hidupnya dan berdamai dengan masalah-masalah tersebut.



Adapun Zohar dan Marshall (2007) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai inti dan penggabungan dari kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosi, kecerdasan ini merupakan puncak dari ketiga kecerdasan yaitu IQ, EQ dan puncaknya adalah SQ. Tanpa kecerdasan spiritual, seseorang akan mengalami kehampaan dalam hidupnya. Menurut hasil penelitian kecerdasaan spiritual dapat melahirkan kehidupan yang lebih tenang, kreatif, dan bijaksana dalam menyelesaikan permasalahan. Kreativitas, Menurut Clark Moustakis (1967), ahli psikologi humanistic menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain. Menurut Dacey (1989), dasar pertimbangan untuk mengukur bakat kreatif anak, yaitu untuk tujuan pengayaan, remedial, bimbingan kejuruan, evaluasi pendidikan, dan untuk mengkaji kreativitas pada berbagai tahap kehidupan. Davis (1992) melihat tiga kegunaan utama untuk tes kreativitas, yaitu ntuk tujuan identifikasi bakat kreatif, penelitian, serta untuk bimbingan dan konseling. Kreativitas atau bakat kreatif dapat diukur secara langsung dan tidak langsung, dan dapat menggunakan metode tes dan non- tes. Ada pula alat untuk mengukur cirri-ciri kepribadian kreatif, dan dapat dilakukan pengamatan langsung terhadap kinerja kreatif. B. Tujuan / Goals Dengan diadakannya Coaching ini peserta diharapkan lebih mampu meningkatkan kreatifitas yang ada dalam diri individu agar dapat meningkatkan kesejahteran hidupnya. C. Target / Sasaran Peserta Generasi Y (kaum millenials) yang berusia 12 s/d 13 tahun. Siswa SMP. D. Manfaat  Dapat memahami apa itu kecerdasan spiritual  Menggali kreativitas yang ada pada diri individu untuk meningkatkan kecerdasan spiritual.  Mengembangkan kreativitas dengan kecerdasan spiritual yang dimiliki.



BAB II PELAKSANAAN CHOACHING A. Jadwal Pelaksanaan No. 1.



Tanggal Pelaksanaan Sabtu, 14 Desember 2019



Waktu 13.00 – 14.30 WIB



Tempat Di Rumah Coach Khinasih Di perumahan Villa Mutiara Blok L 22 No.16 Wanasari, Cibitung,



Bekasi



Timur,



Jawa Barat.



2.



Minggu, 15 Desember 2019



13.00 – 15.00 WIB



Di Rumah Coach Khinasih. Di perumahan Villa Mutiara Blok L 22 No.16 Wanasari, Cibitung,



Bekasi



Timur,



Jawa Barat.



3.



Sabtu , 21 Desember 2019



10.00 – 12.00 WIB



Di Rumah Coach Khinasih Di perumahan Villa Mutiara Blok L 22 No.16 Wanasari, Cibitung,



Bekasi



Timur,



Jawa Barat.



4.



Minggu, 22 Desember 2019



13.00 – 15.00 WIB



Di Rumah Coach Khinasih. Di perumahan Villa Mutiara Blok L 22 No.16 Wanasari Cibitung,



Bekasi



Timur,



Jawa Barat.



B. Pelaksanaan Coaching



No .



Hari/Tanggal Pelaksanan Sabtu, 14



Waktu



Acara



Keterangan



Pembukaan dan Ice Breaking



Acara dimulai dengan salam, dan berdo’a, kemudian Para



1.



Desember 2019



13.00 - 13-15



(Simon Says)



Coach memperkenalkan diri satu persatu dan bergantian dengan peserta coaching setelah itu mengucapkan terima kasih kepada peserta karena telah mau hadir untuk acara Coaching ini di tengah keadaan hujan yang deras. lalu kemudian dilanjutkan dengan Ice Breaking (Simon Says) sebagai pemanasan sebelum masuk ke acara inti. Simon Berkata (Simon Says) adalah permainan yang menyenangkan dan melatih pendengaran Anda. Cara bermainnya yaitu : 1. Mengajak anak-anak berkumpul. 2. Katakan bahwa mereka harus mengikuti instruksi Coach, hanya jika diawali kalimat ‘Simon berkata...’ misalnya ‘Simon berkata angkat tanganmu!’ 3. Pemain yang tidak dapat melakukan instruksi dengan benar, atau menjalan instruksi yang tidak diawali dengan ‘Simon berkata...’ harus keluar dari permainan 4. mengecek dan menanyakan kembali apakah anak-anak dapat mengikuti instruksi Anda dan paham dengan instruksi sebelum memulai permainan. 5. Berikan instruksi yang lebih rumit seperti ‘Simon berkata pegang telinga kiri dengan tangan kanan.’ 6. Sesekali coach memberikan instruksi tanpa ‘Simon berkata...’ dan Anak yang menjalankan perintah ini harus keluar dari permainan. 7. Terus bermain hingga pemain hanya tinggal 1 orang. Dialah pemenangnya dan boleh menjadi ‘Simon’ pada permainan berikutnya. 8. Permainan menjadi



lebih seru ketika instruksi yang diberikan oleh Coach lebih cepat kepada anak-anak. Ice Breaking ini dilakukan sebagai building rapport (membangun kedekatan satu sama lain . 13.16 - 13.21 Skala pengukuran



13.25 -13.45



Nonton Video pendek “D.I.Y (Do It Youself) ”



13.40-14.15



FGD



14.21 – 14.30



Penutup



Coach memberikan skala pengukuran sebelum masuk ke materi untuk mengetahui pemahaman awal para peserta coaching akan materi yang akan disampaikan oleh coach. Coach mengajak para Peserta coaching menonton Video yang telah di siapkan oleh Coach sebelumnya dan telah di sesuaikan dengan materi yang berjudul “ D.I.Y ”. Dimana isi video tersebut menggambarkan cara-cara atau teknik-teknik metode yang membangun, memodifikasi, atau memperbaiki sesuatu tanpa bantuan seorang ahli atau profesional dalam bentuk kreativitas mandiri yang bisa diterapkan oleh para peserta di dalam kehidupan sehaliharinya untuk mempermudah suatu pekerjaan. Setelah menonton video, coach mengajak para peserta untuk FGD( Forum Group Discussion ) sebagai moment sharing yang membahas video yang sudah ditonton, hal ini agar dapat mengetahui pendapat dari setiap peserta coaching mengenai seputar yang ada di video tersebut serta kaitannya dengan materi tentang kreativitas spiritual. Untuk menutup acara dan memberikan info untuk coaching selanjutnya.



2.



Minggu , 15 Desember 2019



13.00 – 13.05



13.06 – 13.36



13.37 – 13.57



13.58 – 11.18



Pembukaan



Menggambar Kaligrafi dari nama-nama Asmaul Husna



Presentasi hasil karya “Kaligrafi Asmaul Husna”



Bermain Games “ Tebak Gaya ”



Acara di mulai dengan salam dan berdo’a, kemudian Coach menanyakan kabar tiap peserta dan berterimakasih karena sudah hadir kembali di sesi kedua Coaching ini. Coach memberikan selembar HVS kepada tiap-tiap peserta untuk mengajak para peserta membuat Kaligrafi dari namanama Asmaul Husna dengan sekreatif mungkin. Coach juga memberikan peralatan untuk menggambar kaligrafi lainnya yaitu pensil, Pengahapus papan tatakan sebagai tatakan untuk menggambar, Spidol Snowman permanen besar berwarna hitam dan biru, Spidol permanen snowman ukuran kecil dan spidol faber castell ukuran kecil dengan berbagai warna, Crayon putar Titi dengan berbagai warna Setelah semua peserta coaching selesai membuat kaligrafi, Coach memberikan kesempatan untuk para peserta mempresentasikan hasil karyanya seperti : alasan kenapa peserta tersebut memilih nama asmaul husna itu yang ia gambar, alasan bentuk gambar dan pemilihan warna dari hasil karyanya. Acara selanjutnya yaitu Coach mengajak para peserta untuk bermain games. Hal ini bertujuan untuk menyegarkan suasana menjadi fresh kembali dan para peserta tidak stress setelah menuangkan ide kreatifnya di acara sebelumnya. Nama gamesnya adalah “ tebak Gaya ”. cara bermain nya sebgai berikut : 1. Coach menyuruh peserta untuk membuat dua tim dengan jumlah peserta



2.



3.



4.



5.



yang merata dalam permainan game ini. Lalu masing masing tim membuat barisan memanjang seperti kereta. Coach telah menuliskan sebuah kata atau frasa pada  Handhphonenya yang telah di siapkan sebelumnya untuk bemain games ini. Kedua ketua kelompok dari masing-masing tim diminta coach untuk melakukan suit atau undian dalam menentukan tim mana yang dapan giliran bermain game yang pertama dan Coach juga menentukan batas batas waktu permainan dari giliran masing-masing tim. Setelah menentukan tim mana yang mendapatkan giliran pertama, coach memberikan beberapa instruksi dan aturan dalam permainan ini. Peraturannya adalah tidak boleh bersuara sedikit pun dan hanya boleh mengoper kata kepada temannya dengan gaya atau gerakan tubuh saja, dilarang mengintip atau menyontek. dan Instruksi dari permainan ini adalah menebak kata dan mengoper kata tersebut dari orang yang berada di barisan tim paling belakang ke orang dalam barisan paling depan di tim dengan melaui gerakan atau gaya tubuh saja tidak boleh bersuara dan mengintip. Setelah selesai mejelaskan instruksi dan peraturan permainan ini Coach menanyakan kembali kepada para peserta



coaching apakah mereka telah mengerti dan paham dengan apa yang telah di jelaskan oleh coach dalam permainan ini sebelum memuali permainan ini. 6. Setelah semua peserta coaching menjawab dan mengaku telah mengerti depan peraturan di permainan ini Coach pun memulai permainannya dari barisan tim yang mendapat giliran pertama. 7. Permainan dimulai dengan menunjukan sebuah tulisan kata yang telah di tulis di Handhpone dan disiapkan sebelumnya oleh Coach kepada salah satu peserta Coaching yang berada di barisan tim pertama bagian paling belakang selama 3 menit lalu coach menyuruh peserta tersebut mengoper kata tersebut kepada temannya yang berada di depannya dan teman atau orang yang berada didepan orang yang pertama di beri perintah juga harus berbalik menghadap orang yang telah melihat tulisan kata atau di beri perintah pertama sedangakan teman2 yang berada di paling depan tidak boleh berbalik dan harus memunggungi kedua temannya sedang bermain tebak gaya untuk menunggu giliran. Lalu Orang pertama yang di beri perintah menyampaikan kata yang tertulis atau ia lihat sebelumnya di hanphone kepada temannya sebuah gerakan atau gaya tubuh. Begitu seterusnya hinga kepada orang terakhir yang berada di



barisan pertama. Dan orang yang berada di bbarisa depan atau orang yang terakhir harus menjawab dengan suara tebakan kata yang telah di oper melalui gerakan dari temantemannya. Tim giliran kedua pun melakukan halyang sama yang di lakukan oleh tim giliran pertama.tim yang menang di beri rewards berupa minuma teh poci dan tim yang kalah di beri hukuman berupa coretan dari tim yang menang memakai bedak tabur bayi. 14.19 – 14.30



14.31 – 14.40



3.



Sabtu, 21 Desember 2019



10.00 - 10.15



Skala Pengukuran



Penutup Pembukaan dan Ice Breaking “Melepaskan ikatan”



Coach memberikan skala pengukuran kepada anak-anak guna mengetahui sudah sejauh mana anak memahami materi melalui kegiatan coaching hari ini, serta menanyakan bagaimana kesan mengenai pertemuan coaching hari ini. Untuk menutup acara Coaching dan menginformasikan jadwal pertemuan selanjutnya. Acara di mulai dengan salam dan berdo’a, kemudian Coach menanyakan kabar tiap peserta dan berterimakasih karena sudah hadir kembali di pertemuan ketiga Coaching ini. kemudian dilanjutkan dengan Ice Breaking “melepaskan ikatan” sebagai pemanasan sebelum masuk ke acara inti. Tujuan dari ice breaking ini “Melepaskan ikatan” adalah Memecahkan masalah dengan menantang pola lama dengan menciptakan pola baru. Menciptakan suasana humor dalam proses kreatif dan wawasan baru. Cara bermainya yaitu :



1. Coach menyiapkan tali dalam berbagai warna yang berukuran 3 meter untuk tiap-tiap peserta Coaching. 2. Setelah Coach selesai menyiapkan semua tali untuk masing - masing peserta coaching, coach menyuruh para peserta untuk membuat Setengah lingkaran atau leter “U” lalu menyuruh para peserta kelompok yang dalam satu kelompok terdiri dari dua orang atau bepasangan dan dalam posisi berdiri saling berhadapan dengan teman pasanganya atau teman satu kelompoknya. 3. Setelah semua peserta coaching telah bepasangan atau membentuk kelompok coach meberikan tiap peserta tali berukuran 3 meter. 4. Coach meminta setiap peserta membuat simpul di setiap ujung tali dan dikenakan di pergelangan tangannya masingmasing, sambil disilangkan dengan milik teman pasangannya, sehingga akhirnya akan terjalin dua tali yang masing-masing terikat di tangan mereka.Coach juga ikut mencotohkan bagaimana cara mengikat ujung tali dalam ice breaking ini. 5. Setelah kedua tangan selesai terikat, coach meminta setiap pasangan untuk melepaskan diri dari jalinan tali mereka tanpa melepas ikatan yang ada di pergelangan masing-masing. 6. Coach memotivasi para peserta untuk menyelesaikan permainan dengan segala daya tanpa mengurai ikatan masingmasing.



7. Semua peserta berusaha lepas dari ikatan dari dengan mencoba berbagai cara sekreatif mereka untuk mencari jalan keluar agar bisa terlepas dari ikatan talinya. 8. Kepada yang berhasil dan juara pertama, diminta coach untuk mendemonstrasikan bagaimana ia bisa lepas dari ikatan tali tersebut dan kesan serta makna dari ice breaking ini. sambil semua peserta lain masih berusaha meniru sampai bisa melepaskan diri. 10.16-11.00



Membuat mind map “ jadwal Shalat”



Acara selanjutnya yaitu membuat “Mind Map Jadwal Sholat ”. Coach menyiapkan dan memberikan Kertas Karton, Asturo, HVS berwarna, Kertas origami, gunting, Lem, Crayon putar Titi, Spidol Snowman ukuran besar dua warna hitam dan biru, serta dua paket spidol Snowman dan Fabel Castell ukuran kecil dengan berbagai warna kepada para peserta.Coach menyuruh para peserta coaching untuk membuat sebuah mind map tentang jadwal sholat dengan sekreati para peserta dengan peralatan yang telah disiapkan oleh coach untuk para peserta yang akan membuat mind map.



11.01-11.30



Presentasi hasil Kreativitas “Mind Map”



Setelah semua peserta coaching selesai membuat Mind Map, Coach memberikan kesempatan untuk para peserta mempresentasikan hasil karyanya dan menceritakan kesan dan pesan makna dari dia membuat Mind Map Jadwal Sholat yang telah mereka buat tersebut.



11.31-12.00



Skala pengukuran dan penutup



Coach memberikan skala pengukuran kepada tiap-tiap peserta untuk mengetahui



perkembangan pemahaman para peserta coaching akan materi yang telah disampaikan oleh coach. Setelah selesai mengisi skala pengukuran, Coach menanyakan bagaimana kesan para peserta tentang kegiatan coaching hari ini. Setelah semua peserta menyampaikan kesannya akan kegiatan hari ini Coach pun menutup acara Coaching dengan berdo’a dan salam serta menginformasikan jadwal pertemuan Coaching terakhir. 4.



Minggu, 22 Desember 2019



13.00- 13.15



13.16 – 13.46



Pembukaan



Games “ Block Square”



Acara di mulai dengan salam dan berdo’a, kemudian Coach menanyakan kabar dan semangat tiap peserta dan memngucapkan berterimakasih karena sudah hadir kembali di Coaching pertemuan terakhir. Setelah acara pembukaaan, untuk memecahkan suasana maka Acara selanjutnya yaitu Coach mengajak para peserta untuk bermain games. Nama gamesnya yaitu “ Block Square”. Block Square adalah sebuah game berbentuk puzzle yang bertujuan untuk melatih kreatifitas dan kepekaan perasaan para peserta. Cara bermain Block Square yaitu : 1. Sebelum memulai Game Coach terlebih dulu telah menyiapkan kertas origami berbentuk persegi empat yang telah di potongpotong-potong menjadi sebuah puzzle. Lalu menyimpang potongpotongan tersebut ke sebuah map coklat berukuran sedang. 2. Setelah menyiapkan Potongan Puzzle, Coach menyuruh para peserta Coaching untuk



membuat kelompok. Dimana Satu kelompoknya terdiri dari 4 orang. 3. Setelah masing-masing peserta telah membuat kelompok Coach menyuruh para peserta untuk duduk melingkar saling berhadapan dengan teman satu kelompoknya. 4. Setelah masing-masing kelompok membuat duduk melingkah berhadap-hadapan. Coach mulai menjelaskan peraturan dari permainan ini. Peraturanya yaitu “Boleh memberi tapi tidak boleh meminta kertas puzzle kepada teman satu kelompoknya”, “Tidak boleh mengeluarkan suara sedikitpun”, “tidak boleh memberi kode untuk meminta kertas puzzle keteman satu kelompoknya”, “waktu permainan selama 20 menit”. 5. Setelah coach memberikan penjelasan peraturannya coach mulai menjelaskan intruksi dari pemainan “Block Square” ini yaitu setiap kelompok masing-masing individu didalam kelompok harus meembuat bujur sangkar (persegi empat) dari potongan puzzle yang di dalam amplop dengan mentaati peraturan permainan yang telah coach jabarkan. Yang meang dalam permainan ini adalah dimana



6.



7.



8.



9. 10.



11.



masing-masing individu yang ada dalam sebuah kelompo tetsebut semuanya berhasil menyelesaikan potongan puzzle menjadi bujur sangkar. Setelah Coach selesai menjelaskan instruksi dan peraturan dalam permainan ini Coach menanyakan kepada perserta apaka sudah cukup jelas dan paham dengan instruksi dan peraturan dari permainan ini. Setelah semua peserta menjawab paham akan penjelasan instruksi dan peraturan yang telah di jelaskan oleh coach, coach pun mulai membagikan potongan puzzle yang telah di masukan ke map coklat berukuran sedang kepada tiap-tiap masing peserta coaching. Setelah semua peserta coaching mendapatkan masing-masing map coklat berisikan potongan puzzle Coach pun mulai menyuruh peserta coaching untuk memulai permainan. Coach menjadi obsever dan wasit dalam permainan ini. Kelompok yang berhasil menang juara pertama mendapatkan reward berupa “coklat”. Setelah selesai permainan kelompok pemenang pertama diminta coach untuk menceritakan bagaimana ia bisa menyelesaikan



permainan block square dan kesan serta makna dari permainan block square. 12. Coach juga mengevaluasi masingmasing atau feedback kepada masing-masing kelompok dalam kaitanya antara materi dengan permainan block square ini.



13.47 - 14. 05



Evaluasi ( kesan pesan mereka )



14.03. - 14.10



Skala Pengukuran



14.11 –14.16



Penutup



Usai bermain Games “Block Square” Coach meminta para peserta untuk duduk melingkar. Setelah para peserta telah rapi duduk melingkar coach mulai mengajak para peserta mengevaluasi kegiatan coaching dari pertemuan pertama hingga pertemuaan terakhir dan bagaimana kesan dan pesan saran dari mereka buat Coach dan kegiatan coaching dari pertemuan pertama hingga pertemuan terakhir. Coach memberikan skala pengukuran yang terakhir kali kepada anak-anak guna mengetahui apakah para peserta telah memahami materi yang secara lebih mendalam dan meyeluruh di pertemuan coaching terakhir apakah telah ada peningkatan sebelum melakukan Coaching. Coach mengucapkan rasa berterima kasih sekali kepada para peserta Coaching karena sudah mau hadir dan mengikuti serangkaian kegiatan coaching dari pertemuan pertama hingga pertemuaan terakhir dengan baik. Setelah mengucapkan rasa terima kasih kepada para peserta coaching, Coach pun menutup acara kegiatan Coaching pertemuan terakhir dengan



berdo’a dan salam.



Couching dilakukan selama 4x pertemuan dengan peserta yaitu di hari Kamis dan Sabtu dan minggu tanggal 14, 15, 21, 22 Desember 2019 menyesuaikan dengan waktu kesediaan peserta yang merupakan anak-anak remaja SMP millenials berusia 12-13 tahun. Coaching yang telah kami rancang mengangkat tema “Kecerdasan Spiritual dalam membangun kreaivitas” kami berharap target kami yang merupakan anak remaja Millenials ini dapat ini dapat membangun kreativitas kecerdasaan spiritual dalam menghadapi dan memecahkan suatu masalah terutama dalam hal akademik .



C.



Metode yang digunakan dalam Choaching : 1. Ice Breaking Ice breaking adalah sebuah kegiatan berupa permainan, simulasi untuk memecah kebekuan dan menciptakan suasana riang, gembira dan meriah dalam sebuah pelatihan seminar, atau acara sejenis yang melibatkan banyak peserta. Ice breaking yang diberikan tidak hanya untuk memecahkan suasana, coach mengaitkan ice breaking dengan tema coaching, sehingga ice breaking bisa menjadi pelajaran awal sederhana untuk memulai coaching . 2. Focus Group Disscussion FGD merupakan diskusi terfokus dari suatu group untuk membahas suatu masalah tertentu, dalam suasana informal dan santai. Jumlah peserta-nya bervariasi antara 8-12 orang, dilaksanakan dengan panduan seorang moderator. Dalam FGD memberi kemudahan untuk menjalin keterbukaan, kepercayaan dan memahami persepsi, sikap serta pengalaman yang dimiliki pesertanya. 3. Menggambar Kaligrafi adalah kegiatan membentuk imajinasi, dengan menggunakan banyak pilihan teknik dan alat. Bisa pula berarti membuat tanda-tanda tertentu di atas permukaan dengan mengolah goresan dari alat gambar. kaligrafi adalah seni taukhid yang merupakan ajaran islam.  Kaligrafi adalah menggambar huruf arab atau huruf hijaiyah dalam ayat-ayat al-qur’an, tujuan menggambar kaligraf bukan hanya menambah keindahan ayat, tetapi juga dapat mengetuk pintu hati pembuat dan penikmatnya. 4. Games Adalah suatu kegiatan yang menimbukan keasyikan dan kesenangan untuk melepas energi yang dilakukan secara sukarela tanpa paksaan dan tanggung jawab, dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir yang berfungsi sebagai pengembangan potensi dan kreativitas anak. Tujuan dari game yaitu untuk menciptakan suasana yang riang, gembira, meriah, penghilang stress, dan mengembangkan potensi dan kreativitas para peserta coaching. 5. Mind Mapping Adalah sebuah cara dan teknik kreatif dengan cara mencatat, menggambar, dan memanfaatkan bagaimana otak bekerja. Tujuannya dapat mengingat informasi dan mengefisienkan penggunaan waktu dalam mempelajari suatu informasi. 6. Menonton Video Adalah sebuah sarana belajar untuk memberikan banyak informasi mengenai materi dan melatih kreativitas dan menjadi motivasi belaja pelajar.



D. Materi Choaching. Dalam meningkatkan kesejahteraan Subyektif ada prediktor kecerdasan spiritual yaitu Kreatifitas yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-sehari. 



Kreativitas Umumnya kreativitas didefinisikan sebagai Person, Process, Press, Product. Keempat P ini saling berkaitan, yaitu Pribadi (Person) kreatif yang melibatkan diri dalam proses (Process) kreatif, dan dengan dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan, menghasilkan produk (Product) kreatif. Secara Umum Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. yang dapat berupa imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya rangkuman. Dapat  mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama ke situasi baru dan mungkin mencakup pembentukankorelasi. Berdasarkan penjelasan diatas, kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan hal baru yang belum pernah ada sebelumnya. Proses untuk menghasilkan hal baru tersebut dapat berasal dari proses imajinatif dari penciptanya sendiri, dapat juga berasal dari informasi dan pengalaman sebelumnya mengenai hal yang akan diciptakan, kemudian pencipta melakukan penggabungan dan pembaharuan dari karya maupun gagasan yang pernah ada untuk mengahasilkan karya maupun gagasan yang baru, dan berbeda dengan karya yang telah ada sebelumnya.



 Kecerdasan Spiritual. Khairat (2015) mengungkapkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan subjektif mahasiswa adalah kecerdasan spiritual. Pasiak (2002) mengungkapkan bahwa kecerdasan spiritual adalah fasilitas yang berkembang selama jutaan tahun yang memungkinkan otak untuk menemukan dan menggunakan makna dalam memecahkan segala persoalan, utamanya persoalan yang menyangkut masalah eksistensial yaitu saat seseorang secara pribadi terpuruk, terjebak kebiasaan, kehawatiran, dan kesalahan masalalu akibat kesedihan. Dengan demikian, ketika seseorang memiliki kecerdasan spriritual, ia mampu mengatasi masalah hidupnya dan berdamai dengan masalah-masalah tersebut. Adapun Zohar dan Marshall (2007) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai inti dan penggabungan dari kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosi, kecerdasan ini merupakan puncak dari ketiga kecerdasan yaitu IQ, EQ



dan puncaknya adalah SQ. Tanpa kecerdasan spiritual, seseorang akan mengalami kehampaan dalam hidupnya. Tanpa kecerdasan spiritual, seseorang akan mengalami kehampaan dalam hidupnya. Selanjutnya Amran (Rofiah, 2012) menyatakan kecerdasan spiritual melibatkan seperangkat kemampuan yang mamanfaatkan sumber daya rohani. Kecerdasan spiritual menekankan kemampuan yang menarik seperti adaptasi dan prediksi fungsi. Ia juga mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kemampuan untuk menerapkan secara nyata dan mewujudkan sumber daya spiritual, nilai, dan kualitas untuk meningkatkan fungsi sehari-hari dan kesejahteraan. Menurut King (2008), kecerdasan spiritual merupakan serangkaian kapasitas mental yang berkontribusi terhadap kesadaran, integrasi, dan kemampuan adaptif dari aspek non materi dan transendensi seseorang, meraih makna terdalam, mengenali transendensi diri, dan menguasai keadaan spiritual yang dijalaninya. Aspek-aspek kecerdasan spiritual menurut King (2008) yaitu Pertama Aspek Critical Existing Thinking di definisikan sebagai kemampuan seseorang untuk berpikir kritis mengenai hal-hal yang terkait eksistensi, realitas, alam semesta, waktu, kematian, dan hal-hal yang berkaitan dengan metafisik lainnya (Khalqi, 2017).



E. Progress Coaching Setelah dilakukan coaching ini yang mengangkat tema “Kecerdasan Spiritual dalam membangun kreaivitas” yang memfokuskan dalam masalah kreativitas kecerdasan spiritual dapat terlihat perubahannya, seperti orang yang mengalami stress akademik dan melakukan hal yang menyimpang hal tersebut dapat diatasi permasalahannya dengan berfikir kreatif dan memikiki kecerdasan spiritual. Serta Orang yang dapat menyelesaikan permasalahannya adalah orang yang kreatif dan memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi sehingga sat terjadinya masalah orang tersebut mampu bersikap tenang kareana memiliki jiwa spiritual yang dekat kepada tuhan dan mencari jalan keluar masalahnya secara kreatif. betapa pentingnya sebuah kreativitas dan kecerdasan spiritual dalam menghadapi suatu permasalahan . Partisipan coaching yang penulis berikan terdiri dari 10 orang Siswa SMP dari sekolah yang berbeda-beda semester dua : No.



Nama Coachee



Usia



1.



Izaz Sulistino



13 Tahun



2.



Muhammad Fuad



13 Tahun



3.



Muhammad Thoriq Farhansyah



13 Tahun



4



Muhammad Aghif



12 Tahun



5



Muhammad Faridz



12 Tahun



6.



Cut Nanda



13 Tahun



7.



Tania Fahza



13 Tahun



8.



Dian Kharisma



12 Tahun



9.



Amanda Aulia



12 Tahun



10.



Qorina Putri



12 Tahun



2.1 Hasil Evaluasi Progress No



Nama Coachee



Pertemuan Pertemuan Pertama



Kedua



Pertemua



Pertemuan



n Ketiga



Keempat



Deskripsi Coachee mulai ada nya peningkatan dan perkembangan di setiap pertemuan, akan tetapi di



1.



Izaz Sulistino



3



5



6



8



saat sesi akhir ia mulai memahami dan mengerti dengan materi yang disampaikan dalam coaching. Coachee Setelah ia mendapat coaching,



2.



Muhammad Fuad



4



5



7



9



coachee mengalami peningkatan dan perkembangan di setiap pertemuan



3.



Muhammad



3



4



7



9



Coachee Setelah



Thariq



ia mendapat



Farhansyah



coaching, coachee mengalami peningkatan dan perkembangan di



setiap pertemuan Coachee Setelah ia mendapat coaching, 4.



Muhammad Aghif



4



6



8



9



coachee mengalami peningkatan dan perkembangan di setiap pertemuan Coachee Setelah ia mendapat coaching,



5.



Muhammad Faridz



3



4



7



8



coachee mengalami peningkatan dan perkembangan di setiap pertemuan Coachee Setelah ia mendapat coaching,



6.



Cut Nanda



3



5



6



9



coachee mengalami peningkatan dan perkembangan di setiap pertemuan Coachee Setelah ia mendapat coaching,



7.



Tania Fahzah



4



6



7



9



coachee mengalami peningkatan dan perkembangan di setiap pertemuan



Coachee aktif dalam melakukan kegiatan, selalu berusaha 8.



Dian Kharisma



4



6



8



9



menanggapi sesuatu yang dirasa krang dimengerti oleh coachee. Coachee mulai ada nya peningkatan dan perkembangan di setiap pertemuan, akan tetapi di



9.



Amanda Aulia



3



4



5



8



saat sesi akhir ia mulai memahami dan mengerti dengan materi yang disampaikan dalam coaching. Coachee Setelah ia mendapat coaching,



10.



Qorina Putri



4



6



7



8



coachee mengalami peningkatan dan perkembangan di setiap pertemuan



PRESENTASE KENAIKAN INDEKS HARAPAN



120.00% 100.00% 80.00% 60.00%



Series1



40.00% 20.00% 0.00%



Pertemuan 1



Pertemuan 2



Pertemuan 3



Pertemuan 4



PRESENTASE INDEKS PENILAIAN PERTANYAAN 80% 70% 60% 50% 40%



Series1



30% 20% 10% 0%



Pertanyaan 1



Pertanyaan 2



Pertanyaan 3



Pertanyaan 4



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN



Pertanyaan 5



1.



Kesimpulan. Dengan coaching ini kami berharap dapat memberikan suatu pemahaman tentang pentingnya kecerdasan spiritual dalam kreativitas di terapkan kedalam kehidupan sehari-hari, Sehingga dengan kecerdasan spiritual dalam kreativitas orang yang mempunyai suatu permasalahan dalam hal akademik maupun non akademik dapat menyikapi permasalahan tersebut secara tenang, fokus, sabar, selau merasa bahwa semua masalah adalah ujian untuk dirinya untuk naik level dari Tuha, dan selalu mencari cara-cara yang kreatif berbeda, dan tepat untuk mengatasi permasalahannya dengan hal itu dapat menghasilkan jalan keluar masalah yang baik. Beda halnya jika tidak ada kecerdasn spiritual, kreativitas, dan fokus maka tidak akan ada rasa tenang, selalu merasa gelisah ketika ada masalah, dan tidak ada suatu cara untu jalan keluar penyelesaian yang baik pula. dari hasil coaching ini kami menyimpulkan para peserta Coaching 70 % setuju bahwa Kreativitas itu penting dalam kehidupan sehari-hari, 62,5% setuju bahwa Kecerdasaan spiritual itu dapat meningkatkan kreativitas seseorang, 55% setuju bahwa dengan kreativitas dapat memecahkan masalah, terutama dalam hal akademik, 55% setuju bahwa Seseorang yang memiliki Kecerdasaan spiritual dan kreativitas yang tinggi akan dapat dengan mudah mengatasi setiap masalah dalam hidupnya, dan 72,5% setuju bahwa Jika ada teman atau saudara mereka yang menasehati dan memberikan pengajaran terkait kreativitas dan kecerdasan spiritual mereka mau.



2.



Kesan. Kami menyimpulkan bahwa dari semua peserta Coaching yang telah mengikuti serangkaian kegiatan coaching mereka sangat senang dan menyukai setiap rangkaian kegiatan yang mereka ikuti yang telah kita berikan. mereka juga terlihat sangat antusias sekali ketika mengikuti coaching bahkan mereka rela berangkat hujan-hujanan untuk hadir mengikuti kegiatan coacing ini. Mereka juga terlihat senang, mengerti, paham, dan banyak yang bertanya saat memaparkan materi coaching. Sedangkan kesan coach untuk para peserta adalah merasa sangat berterimakasih atas keantusian mereka dan senang bisa memeberikan coaching kepada mereka.



3.



Saran. Saran dari coach semoga mereka bisa terus mengembangkan kreativitas yang ada dalam diri semaksimal mungkin se-baik mungkin serta menerapkannya dalam permasalahan di kehidupan seharihari mereka, dan mereka dapat terus meningkatkan kecerdasan spiritual agar mereka selalu merasa dekat dan ingat terus dengan Tuhan dan bisa tenang dalam menyikapi masalah tanpa kegelisahan, tidak akan pernah merasa sendiri karena selalu memiliki Tuhan dalam hidupnya. Sedangkan saran dari para peserta coaching untuk coach adalah semoga para coach bisa membuat acara kegiatan coachingnya kembali dengan tema yang baru dan lebih menyenangkan lebih dari yang sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA



Seftiyani Nur Ayu., Herlena Benny. 2018.Kecerdasan Spiritual sebagai Prediktor Kesejahteraan Subjektif Pada Mahasiswa. Jurnal :Psikologi Integratif. Vol : 6(1). Hal:101115. Diana, R. 2006. Setiap Anak Cerdas! Setiap Anak Kreatif : Menghidupkan Keberbakatan dan Kreativitas Anak. Jurnal : Psikologi. Vol. 3 ( 2). Hal 124 Hasan, Maimun. 2002. Membangun Kreativitas Anak Secara Islami. Jogjakarta: Bintang Cemarlang Tasmara, Toto. 2001. Kecerdasan Ruhaniah. Jakarta : Gema Insani Press. Munandar, S.C.Utami. 1985. Mengembangkanbakat dan kreativitas, pespektif Anak sekolah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.



LAMPIRAN - LAMPIRAN



Lampiran 1. Skala Virtue No.



Pertanyaan



STS



1.



Kreativitas itu penting dalam kehidupan sehari-hari kita.



2.



Kecerdasaan spiritual itu dapat meningkatkan kreativitas seseorang



3.



Dengan



kreativitas



kita



dapat



memecahkan



masalah, terutama dalam hal akademik. 4.



Seseorang yang memiliki Kecerdasaan spiritual dan kreativitas yang tinggi akan dapat dengan mudah mengatasi setiap masalah dalam hidupnya.



5.



Jika ada teman atau saudara anda yang menasehati anda terkait kreativitas dan kecerdasan spiritual apakah anda akan menerimanya?



Lampiran. 2. Foto-foto



TS



S



SS