Community Empowerment Dan Community Development-2014 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HEMPRI SUYATNA



Pemberdayan memberikan tekanan pada otonomi pengambilan keputusan dari suatu kelompok masyarakat. Pendekatan pemberdayaan masyarakat merupakan antitesis dari pendekatan yang bersifat sentralistis dan top down. Pendekatan Pemberdayaan merupakan derivasi dari perspektif people centered development.



Pemberdayaan memiliki dua makna yaitu to give authority to dan to give ability to or enable. Dalam pengertian pertama, pemberdayaan memiliki makna memberikan kekuasaan, mengalihkan kekuatan dan mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Sedangkan dalam pengertian yang kedua, pemberdayaan diartikan sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan.



Pemberdayaan masyarakat juga difokuskan pada penguatan individu anggota masyarakat beserta pranata-pranatanya. Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan ini adalah menempatkan masyarakat tidak sekedar sebagai obyek melainkan juga subyek (Suparjan dan Suyatno, 2003 : 44).



Inti dari pemberdayaan adalah pengembangan (enabling), memperkuat potensi atau daya (empowering), dan terciptanya kemandirian. Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Hasil yang diharapkan adalah tumbuhnya kompetensi masyarakat (tanggung jawab sosial dan kapasitas masyarakat).



Sentralisasi Menjadi Desentralisasi Top Down Menjadi Bottom Up Uniformity Menjadi variasi Lokal Sistem Komando Menjadi Proses Belajar



Ketergantungan Menjadi Keberlanjutan Social Exclusion Menjadi Social Inclusion Improvement Menjadi Transformation



Memperkuat kekuasaan masyarakat khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan baik karena kondisi internal (persepsi mereka sendiri) maupun karena kondisi eksternal (struktur sosial yang tidak adil).



Kelompok lemah secara struktural, baik lemah secara kelas, gender maupun etnis. Kelompok lemah khusus seperti manula, anak-anak dan remaja, penyandang cacat, masyarakat asing. Kelmpok lemah secara personal, yakni mereka yang mengalami masalah pribadi dan atau keluarga.



Teknik Analisis Sosial Untuk Pemberdayaan Analisis Stakeholder



Analisis SWOT Analisis Sosial Prioritas Kebutuhan/Rangking Preferensi



Teknik Analisis Sustainable Livelihood Approach



Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan-ketrampilan agar terbuka wawasan dan memberikan ketrampilan dasar sehingga dapat mengambil peran dalam pembangunan.



Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-ketrampilan sehingga terbentuk inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.



        



Perbaikan kondisi ekonomi Masyarakat Kemandirian Inklusi Partisipasi Pemerataan Berbasis Pengetahuan Lokal Pengembangan kapasitas Pembelajaran Akuntabilitas



1. Membangun sistem pertolongan yang (a) merefleksikan respon empati, (b) menghargai pilihan dan hak klien menentukan nasibnya sendiri, (c) menghargai perbedaan dan keunikan individu, (d) menekankan kerjasama klien.



2. Membangun Komunikasi yang (a) menghormati martabat dan harga diri klien (b) mempertimbangkan keragaman individu, (c) berfokus pada klien, (d) menjaga kerahasiaan klien.



3. Terlibat dalam pemecahan masalah yang (a) memperkuat partisipasi klien, (b) menghargai hak-hak klien, (c) merangkai tantangantantangan sebagai kesempatan dan (d) melibatkan klien dalam pembuatan keputusan dan evaluasi.



4. Merefleksikan sikap dan nilai profesi pekerjaan sosial melalui (a) ketaatan terhadap kode etik profesi, (b) keterlibatan dalam pengembangan profesional, riset dan perumusuan kebijakan (c) penghapusan segala bentuk diskriminasi dan ketidaksetaraan kesempatan.



Pemberdayaan adalah proses kolaboratif (masyarakat dan fasilitator harus sebagai partner). Proses pemberdayaan menempatkan masyarakat sebagai aktor



Masyarakat harus melihat diri mereka sendiri sebagai agen penting yang dapat mempengaruhi perubahan.



Solusi harus menghargai keragaman Jaringan-jaringan sosial informal merupakan sumber dukungan yang penting dalam meningkatkan kompetensi serta kemampuan mengendalikan seseorang.



Masyarakat harus berpartisipasi dalam pemberdayaan mereka sendiri.



Tingkat kesadaran merupakan kunci dalam pemberdayaan. Pemberdayaan melibatkan akses terhadap sumber-sumber dan kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber tersebut secara efektif.



Proses pemberdayaan bersifat dinamis, sinergis dan memiliki beragam solusi.



Pemberdayaan Politik



Pemberdayaan Ekonomi



Pemberdayaan Sosial



Pemberdayaan Ekonomi



Aspek ekonomi (upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi, memerangi kemiskinan serta mengubah pola produksi dan konsumsi ke arah yang seimbang).



Aspek sosial (upaya pemecahan masalah kependudukan, perbaikan pelayanan masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan dan lain-lain). Aspek ekologi (upaya pengurangan dan pencegahan terhadap polusi, pengelolaan limbah dan konservasi sumber daya alam).



Pemanfaatan Institusi Lokal Di Dalam Masyarakat. Institusi lokal yang berbasis sukarela. Institusi ini merupakan institusi yang tumbuh dengan masyarakat lokal dengan keanggotaan bersifat sukarela. Institusi Lokal Yang berbasis sukarela biasanya cukup efektif sebagai sarana memfasilitasi tindakan bersama.



Banyak program berhasil membentuk lembaga baru akan tetapi sebatas wadah atau organisasi yang tidak dilengkapi keberadaan suatu institution. Hal ini mengakibatkan berbagai intervensi dari luar yang dimaksudkan sebagai stimuli untuk pemberdayaan masyarakat tidak memberikan dampak keberlanjutan



1. Dikotomi atau sinergi 2. Inkonsistensi - Paradoks - Gagalnya Stimuli Eksternal - Eksklusivitas Lokal - Bias elite 3. Perubahan kemasan 4. Sarana Legitimasi Kepentingan



GOOD GOVERNANCE PENGUATAN MASYARAKAT (Panzuri) • •







PENGUATAN / PMBERDAYAAN MASYARAKAT SEJALAN DENGAN FILOSOFI YANG DIEMBANNYA HARUS MELAKUKAN PRAKTEK PENYELENGGARAAN KEGIATAN YANG BERSIH DAN BERTANGGUNGJAWAB (GOOD GOVERNANCE). BEBERAPA HAL BERIKUT BIASANYA DITUNTUT DARI PENYELENGGARAAN PENGUATAN / PEMBERDAYAAN MASYARAKAT : 1. PUBLIC RESPONSIBILITY 2. MANAJERIAL RESPONSIBILITY 3. FINANCIAL RESPONSIBILITY 4. ENVIRONMENT RESPONSIBILITY KARENA ITU KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MUTLAK UNTUK: 1. TRANSPARANT 2. ACCOUNTABLE 3. PARTICIPATORIES, FAIRNESS



Contoh-contoh Model Pemberdayaan UMKM (Panzuri, 2013) •



MODEL PENGUATAN / PEMBERDAYAAN MASYARAKAT USAHA MIKRO KECIL MELALUI STRATEGI PEMUPUKAN MODAL, DI ANTARANYA:



1. KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) MELALUI KEGIATAN SIMPAN-PINJAM. BENTUK INI DEKAT DENGAN KOPERASI SIMPAN-PINJAM ATAU UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI 2. CREDIT UNION (CU), DEKAT DENGAN KSP, ATAU 3. PROGRAM PENGEMBANGAN HUBUNGAN BANK DENGAN KELOMPOK (PPHBK). KERJASAMA LSM DENGAN BI/PROGRAM-PROGRAM CSR PERUSAHAAN



Contoh-contoh Model Pemberdayaan UMKM (Panzuri, 2013) • MODEL PENGUATAN / PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENGUATAN PASAR. BENTUK YANG UMUM DIKENAL BERUPA KEGIATAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT YANG DIIKUTI DENGAN PENGUATAN PEMASARAN. • MODEL PENGUATAN / PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT, KHUSUSNYA PELAKU USAHA MIKRO & KECIL (UMK) MELALUI PENINGKATAN KAPASITAS BISNIS OLEH LEMBAGA-LEMBAGA PENGEMBANGAN BISNIS UMK (BUSINESS DEVELPOMENT SERVICES ATAU BDS-PROVIDER)



tantangan



Kesepakatan pemecahan



pelatihan



survey & design



pembangunan (UGM + lokal)



perlu dilanjutkan utk perkuatan jejaring



pendukung



Hidram untuk Desa Tertinggal Dairi – Sumatera Utara Lokasi lain: Sampang Madura & Bulukumba Sulsel



peresmian & operasional



tantangan



Kesepakatan pemecahan



training



survey & design



construction (UGM + local)



Should be continued to develop



supporting network



Biogas for Kab. Banjarnegara Cetral Java (KPDT – IRCS)



formal initiation