Contoh Percakapan Perawat-Pasien Dengan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



PERCAKAPAN PERAWAT-PASIEN DENGAN GANGGUAN SCHIZOPHRENIA 1. PE = Perawat 2. PA = Pasien PE = “Assalammualaikum Ibu  Saya perawat yang akan merawat Ibu. Nama Saya Hori Setiadi, senang dipanggil Ory, seminggu sekali saya akan ke mari. Nama Ibu siapa?” PA = “Nama saya Sunarti.” PE = “Ibu senang dipanggil siapa?” PA = “Sukanya dipanggil Jamilah.” PE = “Bagaimana perasaan Ibu hari ini?” PA = “Perasaan saya? Saya sedang takut mbak.” PE = “Apa keluhan Ibu saat ini ?” PA = “Saya sering terganggu mbak, ada suara-suara aneh yang saya gatau darimana.” PE = “Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara-suara yang selama ini mengganggu Ibu. Mau duduk dimana? Bagaimana kalau diruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit? Mari Ibu.” PA = “30 menit juga tidak apa-apa suster, tapi saya mau di kamar aja mbak, saya takut kemana-mana kalau misalnya nanti tiba-tiba dengar suara gimana?” PE = “Tidak Bu, saya kan bersama ibu. Nanti akan saya bantu jika ibu mendengar suara-suara aneh lagi. Sekalian supaya ibu jalan-jalan keluar kamar menghirup udara segar.” PA = “Baik mbak kalau gitu ayo mbak.” PE = “Sebelum kita mulai silahkan ibu tarik nafas dulu supaya rileks.” (pasien menarik nafas 3x) PA = “Sudah mbak.” PE = “Bagus ibu .” PE = “Apakah Ibu mendengar atau melihat sesuatu? PA = “Iya mbak, saya sering dengar suara-suara aneh yang saya gatau suara siapa dan darimana suaranya.” PE = “Apakah pengalaman ini terus menerus terjadi atau sewaktu-waktu saja?”



2



PA = “Sering banget mbak apalagi kalau saya sedang sendirian.” PE = “Kapan Ibu mengalami hal itu?” PA = “Kalau saya sendirian mbak dengan anak saya tanpa suami saya.” PE = “Berapa kali sehari Ibu mengalami hal itu? Pada keadaan apa terdengar suara itu ?” PA = “Kalau berapanya sering banget mbak pokoknyaa.” PE = “Apakah pada waktu sendiri ?” PA = “Iya mbak waktu saya hanya dengan anak saya tanpa suami saya.” PE = “Bagaimana dengan kegiatan ibu sehari-hari, apakah terganggu?” PA = “Yaa jelas terganggu mbak, kadang saya sampai tidak konsektrasi. Saya tidak bisa bebas dengan putri saya karena jujur saya sendiri takut kalau saya mencelakakan putri saya sendiri.” PE = “Selain ibu siapa yang biasanya bersama putri ibu?” PA = “Kalau sekarang saya ditemani ayah dan suami saya. Kalau suami saya kerja saya dengan ayah saya jaga putri saya, kalau ayah saya kerja maka saya dengan suami saya, yang penting anak saya aman suster.” PE = “Suara seperti apa yang ibu dengar, boleh saya tau?” PA = “Yaa pokoknya suara itu bilang “buang anakmu” gitu terus mbak. Saya sampai ketakutan dan bingung darimana suara itu.” PE = “Anak ibu usianya berapa bulan atau tahun?” PA = “Anak saya usianya masih 2 bulan mbak.” PE = “Selama ini apa yang ibu lakukan jika mendengar suara itu?” PA = “Saya cuma bisa istighfar sambil peluk anak saya erat-erat mbak. Saya takut kalau suatu saat saya gabisa kendalikan diri saya sendiri mbak.” PE = “ Bagus, Ibu mau menceritakan semua ini. Sampai saat ini perlindungan diri ibu terhadap suara-suara itu sudah bagus, tetap dipertahankan ya bu. Ibu bisa meminta bantuan saya kapanpun ibu mau, keluarga atau teman semua bisa membantu. Ibu sebaiknya menyibukkan diri dengan hal lain supaya bisa meminimalisir dari memikirkan suara-suara itu ” PA = “Begitu yaa mbak, terima kasih banyak mbak atas sarannya.”



3



PE = “Salah satu cara untuk menghilangkan atau mencegah suara-suara itu adalah dengan cara menghardik bu.” PA = “Gimana itu mbak cara menghardik?” PE = “Nah, begini ketika ibu dengar suara itu, ibu bisa pergi ke lain arah atau lain tempat kemudian ibu teriak dengan keras “aku tidak mau membuang anakku!” begitu terus bu berulang kali ketika ibu mendengar suara yang menyuruh ibu untuk membuang anak ibu.” PE = “Apakah sudah paham ibu?” PA = “Iya mbak, saya paham sekarang, terima kasih banyak ya mbak.” PE = “Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap?” PA = “Yaa saya jadi yakin bahwa suara yang saya dengar itu tidak nyata dan tidak patut saya percayai.” PE = “Bagus ibu. Nah untuk besok saya mau mengajarkan cara untuk mencegah suara-suara itu lagi, kira-kira ibu bisa pukul berapa? Bagaimana bila seperti sekarang ini?” PA = “Yaa gapapa deh mbak.” PE = “Dimana ibu kira-kira kita ngobrolnya? PA = “Disini lagi juga gapapa mbak ” PE = “Baik ibu, saya pamit ya bu. Jangan lupa untuk meminta bantuan saya atau perawat atau keluarga ibu jika ada apa-apa yaa ” PE = “Assalamu’alaikum.” PA = “Wa’alaikumussalam.”