Contoh Rencana Pelaksanaan Pekerjaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Method Statement)



Nama Perusahaan



:



Pekerjaan



:



Lokasi



:



Tahun Anggaran



:



LINGKUP PEKERJAAN 1. DIVISI 1 UMUM 1.2 Mobilisasi Sebelum memulai pekerjaan, atas persetujuan direksi terlebih dahulu dilakukan mobilisasi alat yang digunakan dalam pekerjaan seperti: Galian tanah berbatu dengan alat berat excavator. Selain itu pada pekerjaan persiapan awal ini yang paling penting adalah mempelajari situasi lapangan dan melengkapi persyaratan yang sudah ditentukan dalam bestek. Untuk pertama adalah pemasangan plang proyek selanjutnya memulai pengukuran pada lokasi pekerjaan, yaitu berupa situasi, potongan memanjang, potongan melintang yang dituang dalam gambar, termasuk gambar konstruksi yang disesuaikan dengan lapangan, dan disertai dengan foto dokumentasi, juga gambar-gambar kerja (Shop Drawing). Pada bangian-bagian konstruksi yang kurang jelas harus diperjelas. Kemudian   perlu   diadakan   koordinasi   dengan   pihak   proyek   beserta masyarakat setempat (pemuka masyarakat setempat),guna dapat membicarakan masalah-masalah yang mungkin timbul apabila pekerjaan ini dimulai, baik menyangkut teknis maupun non teknis. 1.8 Manajemen Keselamatan Lalu Lintas Dalam melaksanakan pekerjaan, Peningkatan Jalan setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan mulai dari awal pelaksanaan pekerjaan sampai dengan akhir kegiatan di lapangan diusahakan tidak mengganggu arus lalu lintas. Aktifitas arus lalu lintas yang terhambat akibat adanya kegiatan proyek akan merugikan pengguna jalan raya. Uraian prosedur:



1. Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode kontruksi sesuai ketentuan. 2. Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait. 3. Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan. 4. Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara tepat dan benar. 5. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus lalu lintas. Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian, tujuannya agar lalu lintas tidak masuk atau terperosok ke dalam daerah galian. Rambu-rambu yang dipasang haruslah mempunyai cat dengan pantulan cahaya, guna menghindari kecelakaan di malam hari. 1.17 Pengamanan Lingkungan Hidup Mencakup ketentuan-ketentuan penanganan dampak lingkungan dan tindakan yang diperlukan untuk melaksanakan setiap pekerjaan konstruksi yang diperlukan dalam Kontrak. Pasal-pasal dari Seksi lain yang terkait dan tertuang dalam Spesifikasi ini merupakan bagian tidak terpisahkan dalam rangka pemenuhan akan ketentuan-ketentuan tentang Pengamanan Lingkungan Hidup. 



2. DIVISI 2 DRAINASE 2.1.(1) Galian Untuk Selokan Drainase dan Saluran Air Pekerjaan tersebut dikerjakan sesuai gambar rencana menggunakan alat mekanis, Excavator, dump truck. Pekerjaan Galian ini dilaksanakan setelah hasil pengukuran dan rekayasa lapangan selesai dilaksanakan dan sesuai dengan shop drawing. Hasil galian diangkut keluar lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck ke lokasi yang telah ditentukan Penggalian, penimbunan tanah (dengan tidak memakai alat maupun memakai alat) untuk konstruksi drainase dibentuk sedemikian rupa baik bentuk, ukuran dan dimensi dari saluran baru maupun saluran lama  yang disesuaikan dengan gambar kerja dengan memenuhi kelandaian air mengalir bebas tanpa tergenang. Tanah hasil galian dibuang dan diratakan ditempat



yang ditunjuk oleh direksi untuk mencegah terjadinya dampak lingkungan yang mungkin terjadi. 2.1.(1) Pasangan Batu dengan Mortal Pasangan batu dengan mortar mencakup pelapisan sisi kanan dan kiri saluran serta dasar saluran, baik bentuk, ukuran, garis ketinggian dan dimensi mengacu kepada gambar kerja dan cara kerja mengacu kepada RKS dari pekerjaan ini. Pada sisi saluran dibuat pengaliran air dari pipa dengan membubuhi ijuk pada bagian sisi dalam pipa. Pemasangan dengan manual dan menggunakan alat bantu secukupnya. Sedangkan untuk pengadukan mortal dengan menggunakan alat Concrete Mixer. Pemasangan batu harus dimulai dari dasar saluran menuju keatas permukaan sampai rata dengan ketinggian tidak melebihi permukaan bahu jalan agar drainase lancar dan bahu tidak tergerus oleh aliran air. Batu dipasang satu persatu dengan ketebalan spesi ± 3 cm dengan tetap mempertahankan tegak lurus terhadap diding saluran. Sedangkan untuk lantai saluran agar tidak terjadi sendimen / air tergenang tetap mempertahankan kelandaian air bebas mengalir. Bahan – bahan yang dibutuhkan: A. Batu Batu yang digunakan terdiri dari batu alam yang tidak bulat, keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air (Mutu dan ukurannya dengan persetujuan Direksi). B. Pasir Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat Spesifikasi. Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butirbutir yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat kekerasannya. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ditentukan terhadap berat kering. C. Semen Portland sement yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi ketentuan-ketentuan  dalam N1-1 atau menurut standart Portland semen yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia. Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan harus dalam



keadaan fresh (belum mulai mengeras), Untuk menjaga mutu semen, cara penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat penyimpangan bahan tersebut, dengan membuat gudang khusus dan memakai lantai papan di bagian bawah. D. Air Air yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat Spesifikasi pekerjaan ini, Air tawar yang dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu beton/ mortar 3. DIVISI 3 PEKRJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK 3.1.(1) Galian Biasa Meliputi  pekerjaan galian yang mana setelah dilakukan bouplank tanah digali sesuai dengan gambar kerja. Untuk pekerjaan galian tanah menggunakan excavator dan tanah hasil galian di buang atau ditempatkan dengan alat angkut berupa dump truk dan ditempatkan di tempat yang tidak mengganggu jalanya lalu lintas dan proses kegiatan proyek. Area penggalian sebelumnya dipetakan terlebih dahulu sesuai dengan perhitungan rekayasa lapangan dan diberi tanda agar tidak terjadi kesalahan area pada saat melaksanakan pekerjaan. Setelah hasil pengukuran dan hasil pengujian tanah serta usulan shop drawings termasuk di dalamnya sistem pengendalian lalu lintas disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan tanah untuk pondasi pelebaran jalan dapat dimulai dengan terlebih dahulu melakukan pekerjaan pembersihan dan pengupasan top soils. Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai gambar kerja yang disetujui.  Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan top soils ini akan dibuang ke lokasi pembuangan yang telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setelah dimensi dan elevasi galian pada pelebaran jalan tercapai sesuai dimensi dan elevasi rencana, maka akan dilakukan penyiapan dan pemadatan badan jalan (subgrade) pada lokasi galian tersebut.



3.1.(3) Galian Batu Galian batu mencakup galian bongkahan batu yang mempunyai kuat tekan uniaksial > 12,5 MPa (> 125 kg/cm2) yang diuji sesuai dengan SNI 2825:2008, dengan volume 1 meter kubik atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut Pengawas Pekeijaan adalah tidak praktis menggali tanpa penggunaan alat bertekanan udara atau pemboran (drilling), dan peledakan. Galian ini tidak termasuk galian yang menurut Pengawas Pekerjaan dapat dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan daya neto maksimum sebesar 180 PK (Paar de Kraft = Tenaga Kuda). 3.1.(8) Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan beraspal lama dan pembuangan bahan perkerasan beraspal tanpa Cold Milling Machine (mesin pengupas perkerasan beraspal tanpa pemanasan) seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. 3.1.(9) Galian Perkerasan Berbutir Galian Perkerasan Berbutir mencakup galian pada perkerasan berbutir eksisting dengan atau tanpa tulangan dan pembuangan bahan perkerasan berbutir yang tidak terpakai seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. 3.2.(2a) Timbunan Pilihan dari sumber gali Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan biasadan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.



Pekerjaan Urugan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut: 1. Pengangkutan Material Pengangkutan menggunakan



Material



dump



truck



Urugan dan



pilihan



loadingnya



kelokasi



pekerjaan



dilakukan



dengan



menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain. 2. Penghamparan Material Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut: a. Kondisi cuaca yang memungkinkan b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan hamparan dan tebal hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan. c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan. 3. Pemadatan Material Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah.Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk mendapat hasil yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk membasahi material timbunan pilihan dan diselingi



dengan



pemadatan



dengan



menggunakan



Vibro



Roller.imbunan pilihan dipadatkan mulai dari tepi  luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut. 4. DIVISI 4 PEKERJAAN PREVENTIF



Pekerjaan ini digunakan untuk menanggulangi kerusakan permukaan jalan seperti alur (rutting), pelepasan butir (raveling), retak, dan memiliki fungsi sebagai lapisan fungsional serta lapis kedap air. 5. DIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR 5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebegai berikut: 1. Wheel Loader memuat material agregat yang telah dicampur dari base camp/stock file kedalam Dump Truck untuk selanjutnya dibawa ke lokasi pekerjaan. Material dihampar dilokasi kerja dengan menggunakan Motor Grader, yang selanjutnya setelah mencapai tebal hamparan gembur yang cukup kemudian dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Roller, dengan tetap menjaga tebal hamparan padat yang disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga kadar air bahan yang disyratkan dalam rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat melakukan penyiraman material hamparan dengan menggunakan Water Tank. Sekelompok pekerja akan merapihkan hamparan dari agregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan alat bantu. 2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Dump Truck, Vibrator Roller, Water Tank dan Alat Bantu. 6. DIVISI 6 PERKERASAN ASPAL 6.1.(1) Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair/Emulsi Pekerjaan lapis perekat terdiri dari pekerjaan penyiapan permukaan dan penghamparan bahan aspal yang dihampar diatas permukaan bahan pengikat semen atau Asphalt (Sperti semen Tanah, RCC, CTB, Perkerasan Beton / Lantai Jembatan Beton, Lapis Penetrasi Macadam, Laston, Lataston dll.) dengan komposisi seperti disyaratkan dalam Spesifikasi untuk setiap Jenis Bahan Asphalt dan kondisi permukaan yang sesuai. Pekerjaan



dilaksanakan



sedemikian



rupa



sehingga



masih



memungkinkanlalu lintas satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan hanya menimbulkan gangguan yang minimal bagi lalu lintas. Bangunan dan benda- benda lain disamping tempat kerja (struktur, kerb lantai



dan lain-lain) harus dilindungi agar tidak menjadi kotor karena percikan aspal. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah aspal semen pen 60/70 atau 80/100 (memenuhi standar AASHTO M20) yang diencerkan dengan minyak Tanah (kerosene), dengan membandingkan pemakaian minyak tanah pada rentang 25 - 30 bagian minyak per 100 bagian aspal (25 pph 30 pph). Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut: 1. Menyiapkan permukaan yang akan dihampar dengan menggunakan mesin kompresor yang dibantu dengan alat manual seperti : sikap dan sapu lidi. Menyiapkan material yang digunakan dengan mencampur Aspal dan Korosene sesuai komposisi yang ditentukan, dan kemudian dipasnaskan sehingga



menjadi



aspal



cair.



Penghamparan



diolakukan



dengan



menggunakan aspal Sprayer secara seksama, dengan mengacu pada rentang suhu yang disyaratkan dalam Spesifikasi. Perapihan dilakukan setelah penyemprotan selesai dilakukan. 2. Peralatan yang digunakan adalah : compressor, asphalt Sprayer yang di gandeng Dump Truck dan alat bantu. 6.1.(7a) Lapis Perekat Aspal – Aspal Cair/Emulsi Pekerjaan Lapis Perekat – Aspal cair menggunakan peralatan: Asphalt distributor / Asphalt Sprayer, Compressor dan alat bantu lain yang dibutuhkan. Urutan kerja: 1. Ditempat pencampuran Asphalt dan Kerosene dicampur dengan perbandingan (Asphalt 80% : Kerosine 20%) atau sesuai dengan spesifikasi dan petunjuk Direksi Teknik. 2. Hasil pencampuran dimasukan ke dalam Asphalt distributor / Asphalt Sprayer. 3. Pada permukaan Perkerasan aspal lama disemprotkan lapis perekat aspal cair dengan ketebalan/berat sesuai dengan petunjuk spesifikasi / direksi teknik. 6.3.(4) Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) Urutan pekerjaan untuk campuran HRS – Base:



1. Permukaan Exsisting yang akan diberi campuran AC-BC dibersihkan dengan compressor dan dilapisi dengan Lapis Perekat-Aspal cair, kecuali permukaan Lapis HRS – Base (L), tinggal diberi Lapis Perekat Aspal Cair. 2. Campuran dihampar/digelar dengan Asphalt Finisher dengan ketebalan 4cm. 3. Dilakukan Penggilasan awal (Break down) dengan Tandem Roller. 4. Penggilasan berikut dengan Tyre Roller sesuai dengan jumlah lintasan yang ditentukan oleh Spesifikasi. 5. Penggilasan terakhir dengan Tandem Roller 7. DIVISI 7 STRUKTUR 7.1.(7a) Beton Struktur, fc’20 Mpa Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu ditunjukkan semen usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umur 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik. Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama, yaitu kelecakan (Workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan (Durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai. A. Tahap pelaksanaan: -



Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)



-



Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concerete pan mixer.



-



Membersihkan lantai kerja, selanjutnya memasang pembesian dan bekisting. Pembesian, bekisting dan benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.



-



Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.



-



Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.



-



Permukaan



beton



dibentuk



dan



diratakan



perlahan-lahan



menggunakan Towel dan dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus. -



Perawatan



dilakukan



dengan



menutupi



permukaan



beton



menggunakan karung basah. -



Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.



7.1.(8) Beton, fc’15 Mpa 7.3.(1) Baja Tulangan Polos-BjTP 280 7.9.(1) Pasangan Batu Pekerjaan pasangan batu mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam Gambar atau seperti yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan, yang dibuat dari Pasangan Batu. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, penyiapan seluruh formasi atau fondasi termasuk galian dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.  7.13.(1) Sandaran (Railing) Pekerjaan ini terdiri dari pengecoran beton untuk tembok sandaran. Pekerjaan sandaran terdiri dari penyediaan, fabrikasi dan pemasangan sandaran baja untuk jembatan dan pekerjaan lainnya seperti galvanisasi, pengecatan, tiang sandaran, pelat dasar, baut pemegang, dan sebagainya, sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan memenuhi Spesifikasi ini.  8. DIVISI 8 REHABILITASI JEMBATAN Pekerjaan rehabilitas jembatan ini yaitu untuk mengembalikan kondisi retak structural pada beton, pengembalian dimensi akibat terjadinya kerontokan,



pengelupasan, keropos atau gompalnya struktur beton, pekerjaan pengecatan untuk mencegah dan melindungi elemen struktur beton termasuk bagian pelengkap jembatan, 9. DIVISI 9 PEKERJAAN HARIAN DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN 9.1.(4) Marka Jalan Termoplastik 9.2.(4a) Rambu Jalan Tunggal dengan Pemantul High Intensity Grade 9.2.(5) Patok Pengarah 9.2.(24) Pohon Jenis Ketapang Kencana/Cemara Pecut/Tabebuya Pink (Tinggi ≥1.5 meter dia. ≥10cm) 10. DIVISI 10 PERKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA 10.1.(4) Perbaikan Lapis Fondasi Agregat Kelas A 10.1.(9) Perbaikan Campuran Aspal Panas 10.1.5 Bahan Tambalan Siap Pakai Campuran Beraspal 10.1.(21)Pembersihan Drainase 10.1.(22)Pengendalian Tanaman 10.2.(1) Pemeliharaan Kinerja Jembatan