![Contoh Soal Biostatistik [PDF]](https://pdfs.asia/img/200x200/contoh-soal-biostatistik.jpg)
14 0 437 KB
Nama : I Gde Bagus Yatna Wibawa NIM : 091425053004 aaaaa Prodi : Magister Teknobiomedik a MMatKul : Biostatistika 1. Hasil evaluasi test HIV terbaru pada daerah prevalensi rendah dan tinggi A. Evaluasi untuk daerah prevalensi rendah Daerah prevalensi rendah Test + Total
Gold Standar + A C B D 100 9900
Total
E F 10000
Sensitivitas = 98% Spesifisitas = 99%
Sensitivitas= 98 =
A 100
total penyakit= A +B
100 = 98 + B true negative D Spesifisitas= 99 = total non penyakit 9900
true positive total penyakit
Maka :
A = 98
B=2
D = 9801
total non penyakit=C +D
9900 = C + 9801
C = 99
test +¿ ¿ total ¿
E = 98 + 99
E = 197
test−¿ ¿ total ¿
F = 2 + 9801
F = 9803
Sehingga tabel daerah prevalensi rendah menjadi sebagai berikut: Gold Standar Total + + 98 99 197 2 9801 9803 Total 100 9900 10000 true positive positive predictive value= .100 total test positive Test
49,75%
ppv=
98 .100 197
ppv =
negative predictive value= npv=
9801 .100 9803
true negative .100 total test negative
npv = 99,98%
B. Evaluasi untuk daerah prevalensi tinggi Daerah prevalensi tinggi Gold Standar Total + + A’ C’ E’ B’ D’ F’ Total 1000 9000 10000 true positive Sensitivitas= total penyakit
Test
total penyakit= A ' +B '
98 =
Sensitivitas = 98% Spesifisitas = 99%
A' 1000
A’ = 980
1000 = 980 + B’ D' 99 = 9000
B’ = 20
total non penyakit=C '+ D '
9000 = C’ + 8910
C’ = 90
test +¿ ¿ total ¿
E’ = 980 + 90
E’ = 1070
test−¿ ¿ total ¿
F’ = 20 + 8910 F’ = 8930
Spesifisitas=
true negative total non penyakit
D’ = 8910
Sehingga tabel daerah prevalensi tinggi menjadi sebagai berikut: Gold Standar + + 980 90 20 8910 Total 1000 9000 true positive positive predictive value= .100 total test positive Test
ppv=
980 .100 1070
negative predictive value= npv=
8910 .100 8930
Maka :
Total 1070 8930 10000
ppv = 91,59% true negative .100 total test negative npv = 99,78%
2. Di sebuah sekolah SMA diadakan skrining untuk anemia. Sebanyak 360 anak dilakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu kemudian diikuti pemeriksaan Hb dengan metode Cyanmethemoglobin. Didapatkan prevalensi anemia sebesar 60%. Jika hasil pemeriksaan fisik menunjukkan 120 anak true positive, dan true negative 100 anak, hitunglah: Nilai sensitivitas dan spesifisitas NPV dan PPV Koefisien Kappa Jawab
Test (pemeriksaan fisik) + Total
Prevalensi=
Total penyakit populasi
Gold standar (pemeriksaan Hb Cyanmethemoglobin) + 120 A C 100 E F
60 =
Total B D 360
E 360
E = 216
total non penyakit= populasi−total penyakit
F = 360 - 216
F = 144
false positive=total penyakit−true positive
C = 216 - 120
C = 96
false negative=total non penyakit−true negative
A = 144 – 100
total test positive=true positive+ false positive total test negative=false negative +true negative
B = 120 + 44 D = 96 + 100
Sehingga diperoleh tabel sebagai berikut Test (pemeriksaan fisik) + Total
Gold standar (pemeriksaan Hb) + 120 44 96 100 216 144
Total 164 196 360
A =44 B = 164 D = 196
Sensitivitas=
true positive total penyakit .100%
sensitivitas=
120 216 .100% sensitivitas = 55,55%
Spesifisitas=
true negative 100 spesifisitas= .100% total non penyakit 144 .100% spesifisitas =
69,44% positive predictive value= ppv=
120 .100 164
true positive .100 total test positive
ppv = 73,17%
negative predictive value=
true negative .100 total test negative
100 npv= 196 .100
npv =
51,02% Hasil analisis kappa dengan SPSS
Koefisien kappa bernilai 0,236, lebih rendah dari 0,4. Maka pemeriksaaan fisik memiliki nilai reliabilitas yang rendah. Nilai λ sebesar 4.666, lebih besar dari titik kritis (Z1- = 1,645) maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga terdapat kesesuaian antara penggunaan metode tes pemeriksaan fisik
dengan metode pemeriksaan Hb Cyanmethemoglobin yang menjadi standar pemeriksaan dini anemia. Kesimpulannya, metode pemeriksaan fisik dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan anemia dengan nilai reliabilitas yang rendah. 3. Untuk pencegahan dini terhadap kanker leher rahim, pada kelompok ibu dharma wanita, dilakukan tes pap smear. 600 ibu mengikuti kegiatan tersebut, diikuti dengan pemeriksaan kolposkopi sebagai standard. Didapatkan hasil sebagai berikut. dari 120 ibu yang pap smear positif, ternyata 30 ibu kolposkopi negatif, sedangkan yang mendapatkan hasil kolposkopi positif keseluruhan adalah 140 ibu. Hitunglah: sensitivitas dan spesifisitas dari pap smear NPV dan PPV koefisien Kappa Jawab Gold standar (kolposkopi) + + A 30 B C Total 140 E Total penyakit 140 Prevalensi= prevalensi= populasi 600
Test (pap smear)
total non penyakit= populasi−total penyakit
Total 120 D 600 prevalensi = 23,33% E = 600 – 140
E = 460
true positive=total test positive−false positive A = 120 – 30
A = 90
false negative=total penyakit−true positive
B = 140 – 90
B = 50
true negative=total non penyakit + false positive
C = 460 + 30 C = 430
total test negative=false negative +true negative D = 50 + 430 D = 480 Sehingga diperoleh tabel sebagai berikut Test (pap smear) + Total Sensitivitas= 64,29%
Gold standar (kolposkopi) + 90 30 50 430 140 460
true positive total penyakit .100%
Total 120 480 600
90 sensitivitas= 140 .100% sensitivitas =
Spesifisitas=
true negative total non penyakit .100%
spesifisitas=
430 460 .100% spesifisitas = 93,47%
positive predictive value=
true positive .100 total test positive
negative predictive value=
ppv=
90 .100 120
true negative 430 .100 npv= .100 total test negative 480
ppv = 75% npv =
89,58%
Hasil analisis kappa dengan SPSS
Koefisien kappa bernilai 0,608, lebih besar dari 0,4 dan kurang dari 0,75. Maka pap smear memiliki nilai reliabilitas yang cukup baik. Nilai λ sebesar 14.961, lebih besar dari titik kritis (Z1- = 1,645) maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga terdapat kesesuaian antara penggunaan metode tes pap smear dengan metode kolkoskopi yang menjadi standar pemeriksaan dini kanker leher Rahim. Kesimpulannya, metode pap smear dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan dini kanker leher Rahim dengan nilai reliabilitas yang cukup baik.
