CRS Kad [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Case Report Session



KETOASIDOSIS DIABETIKUM



Oleh: Indah Febranambela Jovie 2140312087



Prepeptor: dr. Didik Hariyanto, Sp.A (K)



BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUP DR M DJAMIL PADANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 2022



KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur penulis ucapkan pada Allah SWT karena dengan izin-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan case report session yang berjudul “Ketoasidosis Diabetikum” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. M Djamil Padang pada waktu yang sudah ditentukan. Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada preseptor dr.Didik Hariyanto, Sp.A (K) yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan saran, perbaikan, dan bimbingannya. Terimakasih kepada rekan-rekan dokter muda dan semua pihak yang turut berpartisipasi. Penulis menyadari bahwa case report session ini masih banyak kekurangan, oleh karenaitu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca demi kesempurnaan makalah ini. Penulis juga berharap case report session ini dapat memberikan danmeningkatkan pengetahuan serta pemahaman tentang “Ketoasidosis Diabetikum”, terutama bagi penulis sendiri dan bagi rekan-rekan sejawat lainnya.



Padang, Oktober 2022



Penulis



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang menjadi masalah



kesehatan masyarakat secara global. Diabetes melitus adalah penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduaduanya. Komplikasi akut yang paling intens dari diabetes adalah keadaan hiperglikemik hiperosmolar state dan ketoasidosis diabetik (KAD). Kedua kondisi tersebut memerlukan intervensi medis yang segera. 1 Diabetes mellitus pada anak-anak terus meningkat selama beberapa dekade terakhir. Prediksi dari International Diabetes Federation (IDF) didapatkan bahwa pada tahun 2013-2017 terdapat kenaikan penyandang DM di Indonesia meningkat dari dari 10,3 juta menjadi 16,7 juta pada tahun 2045. Tingginya angka tersebut menjadikan Indonesia peringkat keempat dengan jumlah penderita DM terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat, India, dan Cina.2,3 Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan kondisi gawat darurat yang dijumpai pada anak dengan diabetes melitus tipe 1 maupun diabetes melitus tipe 2, ini merupakan keadaan dekompensasi kekacauan metabolik yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis, dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif. KAD menjadi penyebab kematian tersering pada DM tipe 1. Studi SEARCH menemukan bahwa sekitar 30% anak DM tipe 1 terdiagnosis saat KAD. 4,5 Rata-rata 78.000 anak terdiagnosis diabetes setiap tahun. Kejadian DM tipe 1 meningkat pada anak-anak berusia antara 0 dan 14 tahun. Kematian pada DM sebagian besar disebabkan oleh KAD. Angka kematian dan penyebab kematian di negara maju dan negara berkembang menunjukkan banyak variasi. Edema serebral merupakan penyebab utama kematian pada anak dengan KAD dari negara maju, sedangkan data terbaru dari negara berkembang menunjukkan insiden yang lebih tinggi dari edema serebral yaitu sepsis, syok dan gagal ginjal sebagai penyebab kematian pada KAD. Diagnosis yang tertunda telah diidentifikasi sebagai faktor risiko utama yang terkait dengan kematian pada anak-anak.2,3



Manifestasi klinis dan tanda KAD pada pasien anak sering tidak spesififik, berupa poliuri, polidipsi, penurunan berat badan, lemas, mual, sakit perut, hingga napas Kussmaul atau dengan penurunan kesadaran. Manifestasi klinis yang tidak spesifik sering memperlambat diagnosis. Keberhasilan tata laksana KAD pada anak tergantung pada koreksi dehidrasi, asidosis, gangguan keseimbangan elektrolit, dan hiperglikemia. Prinsip tata laksana KAD meliputi terapi cairan untuk koreksi dehidrasi dan menstabilkan fungsi sirkulasi, pemberian insulin untuk menghentikan produksi badan keton yang berlebihan, mengatasi asidosis dan gangguan keseimbangan elektrolit, mengatasi faktor presipitasi atau penyakit yang mendasari KAD, serta monitor komplikasi terapi. 4 1.2



Batasan Masalah Makalah ini membahas tentang defenisi, epidemiologi, klasifikasi, etiologi,



patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan dan laporan kasus dari ketoasidosis diabetikum. 1.3



Tujuan Penulisan Untuk mengetahui definisi, epidemiologi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi,



diagnosis dan penatalaksanaan ketoasidosis diabetikum.ketoasidosis diabetikum. 1.4



Metode Penulisan Makalah ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk



dari berbagai literatur.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1



Definisi Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah komplikasi serius dari defisiensi insulin yang



terutama mempengaruhi diabetes mellitus (DM) tipe-1. KAD dapat terjadi pada DM tipe 2 ketika kadar insulin sangat sedikit dibandingkan dengan kebutuhan tubuh. KAD dinamakan demikian karena tingginya tingkat badan keton yang larut dalam air, yang mengarah ke keadaan fisiologis asidosis. Meskipun badan keton selalu ada dalam darah namun dapat meningkat ke tingkat patologis ketika tubuh tidak dapat memanfaatkan glukosa.6 Pada pasien anak dengan KAD dapat ditemukan penanda biokimia berupa trias hiperglikemia (kadar gula darah >200 mg/dL atau > 11 mmol/L), asidosis (pH