16 0 426 KB
|
à àà à Fadjar Nawawi, dr., Sp. TH-KL
Bunga Siti Desita Dinda Annisa Widi Nugraha Hadian
÷dentitas Pasien
Nama Jenis kelamin Umur Alamat
: Nn. L : Perempuan : 26 tahun : Ujung Berung
Tanggal pemeriksaa : 1 Desember 2010
Anamnesis Keluhan utama
: Nyeri menelan
Keluhan tambahan
Sejak 2 minggu yang lalu nyeri menelan yang terus menerus dan makin nyeri sehingga makan dan minum, baik cair ataupun padat mengalami kesulitan. Keluhan disertai panas badan, sulit berbicara, sesak napas, nyeri kepala, mual, perasaan seperti menelan dahak dan nafsu makan menurun. Keluhan tidak disertai dengan batuk dan pilek sebelumnya. Perubahan suara menjadi suara sengau, mengorok, telinga terasa seperti ada suara mendengung, keluar cairan dari telinga, terbatasnya gerakan membuka mulut, mulut berbau, air liur keluar dari mulut, muntah dan penurunan kesadaran disangkal oleh pasien. Pasien memiliki kebiasaan jajan sembarangan dan meminum air dingin.
miwayat Alergi : Pasien tidak memiliki riwayat alergi. miwayat Penyakit : Pasien didiagnosa menderita demam thypoid 2 minggu yang lalu dan sudah dinyatakan sembuh. miwayat pengobatan : Pasien telah melakukan pengobatan dan diberi antibiotik dari dokter THT tapi tidak mengalami perbaikan.
Pemeriksaan Fisik Keadaan umum Gizi
: Tampak sakit berat : Komposmentis, kooperatif : Baik
Tanda vital Tekanan darah Nadi mespirasi Suhu
: 120/90 :120x/menit :20x/menit : 39,9° C
Kesadaran
p Bagian
Kelainan
Auris Dextra
Sinstra
p
p Auris Bagian
Kelainan
p p
! " # $
Dextra
Sinstra
p
% %
p
% %
Status lokalis hidung emeriksaan &
! ' p # p )
Dextra (
Sinistra (
#
#
( * %
%
Status lokalis mulut & orofaring Bagian
0
Kelainan
Keterangan
& $ +* . (
' ' ,p /)/ ) )
$
%
A
Bentuk Parese N.Kranialis
: simetris : (-)
KGB
Submandibular lymph node : pembesaran berukuran lebih dari 1 cm, nyeri tekan (+).
mesume
Pasien Nn.L, berusia 26 tahun mengalami odinophagia sejak 2 minggu yang lalu, terus menerus dan semakin sakit sehingga mengalami kesulitan makan dan minum. Keluhan disertai febris, disphonia, dispnea, cephalgia, post nasal drip dan anorexia. Keluhan tidak disertai dengan batuk dan rhinorrea sebelumnya. Perubahan suara menjadi suara sengau, stridor, tinnitus, otorhea, trismus, halitosis, drolling, nausea, vomit dan penurunan kesadaran disangkal oleh pasien. Pasien didiagnosa menderita demam thypoid 2 minggu yang lalu dan sudah dinyatakan sembuh. Pasien telah melakukan pengobatan dan diberi antibiotik dari dokter THT tapi tidak mengalami perbaikan.
Aulut M Lidah ke M Tonsil
Aukosa Besar KGB
: bersih, basah, mudah di pergerakan segala arah.
:hiperemis : T2/T2 : submandibular pembesaran, >1 cm, nyeri tekan (+)
©
à
© ©
PENATALAKSANAAN Umum Asupan cairan yang cukup Diet ringan Bila pilek segera berobat Kontrol teratur ke dokter THT Hindari mengkonsumsi makanan dan minuman sembarangan dan dingin Khusus Ú ral analgetik : asam mefenamat 250 mg = 3x1 sehari bila perlu. Ú bat kumur yang mengandung disinfektan (mis. Hexadol 3x10cc) Ú Antibiotik : Amoxcilin syrup: 3x2 cth sehari selama 5 hari.
PmGNS÷S
Qua ad vitam Qua ad fungsionam
: ad bonam : ad bonam
TNS÷L Adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan
ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus didalamnya. Terdapat 3 macam tonsil: - tonsil faringeal (adenoid) - tonsil palatina - tonsil lingual Ketiga tonsil, lateral pharyngeal band, lymphoid nodul yang tersebar pada fosa rossenmuller, dibawah mukosa dinding belakang pharynx dan disekitar tuba orificium eustahcius membentuk lingkaran cincin waldeyer
Jaringan Limfoid Nasofaring Jaringan adenoid, Jjaringan limfoid yang kadang disebut tonsila faringeal / tonsila nasofaringeal, Terletak pada nasofaring yaitu pada dinding atas nasofaring bagian belakang Jumlah satu buah. Diliputi oleh membran mukosa tapi tidak berkapasul. Kripta lebih sederhana diabandingan t.palatina
M Suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa
tonsil pada kedua sudut orofaring dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar posterior (otot palatofaringeus). M Berbentuk oval, panjang 2-5 cm. M Aempunyai 10-30 kriptus yang meluas ke dalam jaringan tonsil. M Dibatasi oleh : Lateral : otot konstrictor pharyngeus superior Anterior : otot. Palatoglousus. Posterior : otot. Palatofaringeal. Superior : fossa supratonsil ÷nferior : tonsil lingual
GU Aerupakan suatu massa jaringan limfoid yang
berjumlah satu pasang yang terletak dibawah pangkal lidah.
2 Fungsi utama tonsil : Suatu sistem kekebalan tubuh. Terdapat dua mekanisme pertahanan: 1. spesifik ÷g-A J resistensi jaringan lokal terhadap organisme patogenJmencegah penyakit autoimun. ÷g-EJmengikat sel basofil dan sel mastosit 2. non spesifik berupa lapisan mukosa tonsil dan kemampuan limfoid untuk menghancurkan mikroorganisme
© Peradangan tonsil palatina. Tonsilitis akut dapat terjadi pada seluruh usia, sering dialami oleh anak dengan insidensi tertinggi pada usia 5-6 tahun o Akut o Aembranosa o Kronis
KU
-
Pneumokokus Stafilokokus Haemophilus influenzae Streptokokus non hemolitikus atau streptokokus viridans J kasus-kasus berat.
÷nfiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil akan menimbulkan reaksi radang keluar leukosit PAN
U Detritus: kumpulan lekosit, bakteri yang mati, epitel yang terlepas dan sisa makanan. secara klinis : dtritus mengisi kripta dan tampak bercak kuning putih.
Aacam tonsilitis berdasarkan detritus :
Tonsilitis akut dengan
detritus yang jelas. Bila bercak-bercak detritus ini menjadi satu, membentuk alur-alur. Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu.
FASE PATLG÷ 1. 2. 3. 4. 5.
Peradangan biasa pada area tonsil saja Pembentukan eksudat Selulitis pada tonsil dan daerah sekitarnya Pembentukan abses peritonsilar Nekrosis jaringan
Tergantung strain dan virulensi kuman
KU
G nyeri tenggorokan, nyeri waktu menelan J menolak makan dan minum demam tinggi, rasa nyeri pada sendi-sendi nyeri pada telinga adenopati submandibular
KU
AK 2K Tonsil membengkak Hiperemis Detritus Kelenjar submandibula membengkak
KU
U ÷stirahat cukup, minum minuman yang menyejukkan dan makan makanan yang lunak. Kh bat simtomatik :
Analgetik Antipiretik bat kumur yang mengandung disinfektan
Antibiotik spektrum luas (penicillin, eritromisin) peratif (Tonsilektomi)
KAK otitis media akut abses peritonsiler abses parafaringeal abses retrofaringeal edema laring septikemia tonsilitis kronis
KA
2 ´tindakan mengangkat tonsil palatina seutuhnya bersama jaringan patologis lainnya, sehingga fossa tonsilaris bersih tanpa meninggalkan trauma yang berarti pada jaringan sekitarnya seperti uvula dan pilar
KA Timbulnya kor pulmonale karena obstruksi jalan nafas yang kronis Hipertrofi tonsil atau adenoid dengan sindroma apneu waktu tidur Hipertofi berlebihan yang menyebabkan disfagia dengan penurunan berat badan penyerta Biopsi eksisi yang dicurigai keganasan (limfoma)
KA Abses perotinsiler yang berulang atau abses yang meluas pada ruang jaringan sekitarnya Tonsilitis kronis walaupun tanpa eksaserbasi akut tapi merupakan fokal infeksi Karier difteri Tonsilitis yang menyebabkan kejang demam.
KA Serangan tonsilitis akut berulang (yang terjadi walau telah diberi penatalaksanaan medis yang adekuat). Tonsilitis yang berhubungan dengan biakan streptokokus yang menetap dan patogenik (karier). Hiperplasia tonsil dengan obstruksi fungsional. Hiperplasia dan obstruksi yang menetap enam bulan setelah infeksi mononukleosis. miwayat demam rematik dengan kerusakan jantung yang berhubungan dengan tonsilitis rekurens kronis dan pengendalian antibiotika yang buruk.
KA madang tonsil kronis menetap yang tidak memberikan respon terhadap penatalaksanaan medis. Hipertrofi tonsil dan adenoid yang berhubungan dengan abnormalitas orofasial dan gigi geligi yang menyempitkan jalan nafas bagian atas. Tonsilitis berulang atau kronis yang berhubungan dengan adenopati servikal persisten.
KA K Penyakit darah: leukemia, anemia aplastik, hemofilia dan purpura Penyakit sistemik yang tidak terkontrol: diabetes melitus, penyakit jantung dan sebagainya.
KA K Palatoschizis Anemia (Hb