Definisi Kepedulian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Definisi Kepedulian Peduli adalah sebuah nilai dasar dan sikap memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di sekitar kita. Peduli adalah sebuah sikap keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita. Kata peduli memiliki makna yang beragam. Banyak literatur yang menggolongkannya berdasarkan orang yang peduli, orang yang dipedulikan dan sebagainya. Oleh karena itu kepedulian menyangkut tugas, peran, dan hubungan. Banyak ahli yang mendefinisikan arti kepedulian seperti, May (dalam Leininger 1981) mendefinisikan kepedulian sebagai perasaan yang menunjukkan sebuah hubungan dimana kita mempersoalkan kehadiran orang lain, terdapat hubungan pengabdian juga, bahkan mau menderita demi orang lain. Dedication, mattering, dan concern menjadi elemen-elemen penting dalam kepedulian. Kepedulian bermula dari perasaan, tetapi bukan berarti hanya sekedar perasaan. Kepedulian mendorong perilaku muncul sebagai wujud dari perasaan tersebut. Ketika sesuatu terjadi maka kita rela memberikan tenaga, agar yang baik dan positiflah yang terjadi pada orang yang kita pedulikan. Kepedulian atau memperdulikan itu meminta perasaan berubah ke dalam bentuk perilaku. Perilaku dan perasaan tersebut tentunya berdasarkan pemikiran. Perasaan dari kepedulian tersebut bukanlah tanpa pemikiran, tapi justru sebaliknya perasaan itu juga berdasarkan pertimbangan. Menurut Boyatzis dan McKee (2005), kepedulian merupakan wujud nyata dari empati dan perhatian. Ketika kita bersikap terbuka kepada orang lain, maka kita dapat menghadapi masa-masa sulit dengan kreativitas dan ketegaran. Empati mendorong kita untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Empati akan muncul ketika kita memulai rasa ingin tahu kita terhadap orang lain dan pengalamanpengalaman mereka. kemudian empati itu akan diwujudkan ke dalam bentuk tindakan. Kepedulian didasarkan pada hasrat secara penuh untuk membina ikatan dengan orang lain dan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Namun bagaimanapun cara terbaik untuk memahami apa itu kepedulian adalah dengan cara meihat bagaimana kepedulian tersebut dipraktikan. Kepedulian juga dapat didefenisikan sebagai sesuatu yang memiliki tiga komponen, yaitu : 1. Pemahaman dan empati kepada perasaan dan pengalaman orang lain 2. Kesadaran kepada orang lain 3. Kemampuan untuk bertindak berdasarkan perasaan tersebut dengan perhatian dan empati.



Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepedulian merupakan cara memelihara hubungan dengan orang lain yang bemula dari perasaan dan ditunjukkan dengan perbuatan seperti memperhatikan orang lain, bebelas kasih, dan menolong. Sikap peduli adalah sikap keterpanggilan untuk membantu mereka yang lemah, miskin, membantu mengatasi penderitaan, dan kesulitan yang dihadapi orang lain. Orang-orang peduli adalah orang-orang yang tidak bisa tinggal diam menyaksikan penderitaan orang lain. Sikap peduli adalah sikap yang terpanggil untuk mengajak dan mengingatkan orang-orang kaya yang selama ini lalai terhadap penderitaan orang-orang miskin yang ada di sekitarnya. Sikap peduli adalah sikap untuk pro aktif dalam mengatasi masalah-masalah di masyarakat dengan menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat. Sikap peduli adalah sikap kesediaan untuk memberi solusi terhadap persoalan masyarakat. Agar masyarakat dapat mau berdonasi, agar masyarakat mau menyumbang, agar masyarakat memilih kerelawanan sehingga mau membantu kesulitan saudara-saudara kita. Peduli adalah sikap untuk memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, selalu tergerak membantu kesulitan manusia lainnya. Sikap peduli adalah sikap untuk berusaha membangkitkan kemandirian yang ada di masyarakat. Orang-orang yang peduli adalah orangorang yang tidak bisa tinggal diam, melihat kelemahan, sikap berpangku tangan dan membiarkan keadaan-keadaan yang buruk terus terjadi di masyarakat. Sikap peduli adalah suatu sikap untuk senantiasa ikut merasakan penderitaan orang lain, ikut merasakan ketika penderitaan sebagian masyarakat lain sedang sakit, ikut merasa bersedih ketika sebagian saudara-saudara kita di timpa musibah bencana, kesulitan atau ditimpa keadaan-keadaan yang memberatkan dan membangkitkan rasa kasihan dan iba.



Definisi Kepedulian Sosial Kepedulian sosial yaitu sebuah sikap keterhubungan dengan kemanusiaan pada umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota komunitas manusia. Kepedulian sosial adalah kondisi alamiah spesies manusia dan perangkat yang mengikat masyarakat secara bersamasama (Adler, 1927). Oleh karena itu, kepedulian sosial adalah minat atau ketertarikan kita untuk membantu orang lain. Kepedulian sosial tidak terlepas dari faktor lingkungan dan yang dimaksud di sini adalah lingkungan terdekat kita yang memiliki pengaruh besar dalam menentukan tingkat kepedulian sosial kita. Lingkungan yang dimaksud di sini adalah keluarga, teman-teman, dan lingkungan masyarakat tempat kita tumbuh. Karena merekalah kita mendapat nilai-nilai



tentang kepedulian sosial. Nilai-nilai yang tertanam itulah yang nanti akan menjadi suara hati kita untuk selalu membantu dan menjaga sesama. Kepedulian sosial yang di maksud bukanlah untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi lebih pada membantu menyelesaikan permasalahan yang di hadapi orang lain dengan tujuan kebaikan dan perdamaian.tentang kepedulian sosial. Nilai-nilai yang tertanam itulah yang nanti akan menjadi suara hati kita untuk selalu membantu dan menjaga sesama. Kepedulian sosial yang di maksud bukanlah untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi lebih pada membantu menyelesaikan permasalahan yang di hadapi orang lain dengan tujuan kebaikan dan perdamaian. Contoh terkecil yang ada adalah dari faktor keluarga, seorang anak yang dibesarkan di keluarga yang memiliki empati tinggi pasti akan tumbuh menjadi seseorang yang peduli akan lingkungan sekitar, tentang masalah yang ada di sekitarnya. Contohnya, bila dari kecil seorang anak diajarkan untuk tidak membuang sampah sembarangan, seiring berjalannya waktu kebiasaan baik itu akan terus berkembang dari yang semula hanya terbiasa untuk membuang sampah pada tempatnya, ia pasti akan risih atau tidak suka melihat lingkungan perumahan yang kotor, ia akan berinisiatif untuk membersihkannya atau berkembang menjadi mengajak orang-orang di sekitarnya untuk bergotong-royong membersihkan lingkungan tersebut dan terus berkembang menjadi kepedulian dalam segi apapun.



Kepedulian Sosial Saat Ini Berbicara tentang kepedulian sosial, akhir-akhir ini saya sering mendengar istilah “Indonesia Emas 2045” maksud dari istilah itu adalah Indonesia akan merayakan peringatan 100 tahun Indonesia merdeka, kemerdekaan yang telah diperjuangkan selama lebih dari 100 tahun dan lebih dari seratus ribu pahlawan, kemerdekaan yang diraih dengan pengorbanan jiwa dan raga. Yang menjadi pertanyaan, generasi seperti apa yang menjadi pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa pada peringatan 100 tahun kemerdekaan tersebut, yang konon katanya Indonesia menggapai kegemilangan Indonesia emas 2045. Jika kita mengunakan hitung-hitungan sederhana, maka dapat disimpulkan bahwa pemuda yang dimaksud dan pemegang estafet kepemimpinan bangsa pada peringatan 100 tahun kemerdekaan tersebut adalah mereka yang sekarang menyandang gelar mahasiswa, yang 28 tahun lagi akan mengisi ramalan kegemilangan Indonesia emas 2045. Mahasiswa selalu dilabeli sebagai orang-orang yang berpendidikan tinggi, memiliki pengetahuan yang luas, berpikir rasional, berani dan kritis. Mahasiswa sebagai man of future, yakni insan yang sadar akan cita-citanya juga cita-cita bangsa, dan tahu serta cerdik bagaimana



mencari perjuangan untuk mengggapai cita-cita tersebut. Mahasiswa juga terbentuk sebagai man of inovator, penyuara idea of progress, insan yang berkualitas maksimal. Namun sayangnya, pernyataan-pernyataan tentang mahasiswa tersebut hanyalah menjadi pengantar dan pidato pembuka pada masa ospek mahasiswa. Yang berarti pada kenyataanya “teori” tersebut seringkali hanya menjadi gagasan tanpa adanya implementasi yang signifikan dan berarti. Mengapa demikian? Pada kenyataannya mahasiswa sekarang justru menjadi ikon keterpurukan moral, tidak sedikit di lingkungan saya ataupun kampus lain mahasiswa yang diagungkan tersebut malah tersangkut kasus seperti narkoba ataupun seks bebas. Binus pun baru-baru ini mencanangkan sebagai Kampus Bersih Narkoba, yang mana membaut saya bangga karena itu artinya lingkungan saya sudah mawas moral. Yang menjadi masalah, mahasiswa terdiri dari ratusan ribu orang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, mahasiswa sekarang dibebankan untuk memegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini tapi jika mahasiswa di luar sana masih memiliki moral yang tidak baik seperti ini maka gagasan Indonesia Emas 2045 hanya akan menjadi angan palsu atau bahkan yang lebih buruk akan berganti istilah menjadi Indonesia Sampah 2045. Keterpurukan moral seringkali muncul akibat sikap apatis terhadap lingkungan sekitar, contoh kecilnya adalah berkurangnya minat mahasiswa untuk mengikuti kegiatan kampus seperti himpunan ataupun yang lainnya. Kepedulian sosial seperti membuat acara antar jurusan atau fakultas, gotong-royong membantu masyarakat sekitar, kerja sama dan lain sebagainya sekarang teralihkan oleh adanya teknologi yang disalah gunakan. Mereka lebih memilih menatap layar smartphone ketimbang bersosialiasi dan memerhatikan apa yang terjadi di sekitar mereka, empati pun semakin berkurang di tiap-tiap individu. Dampaknya munculah penyakit masyarakat yang diemban mahasiswa, penyimpangan seksual, narkoba, kekerasan, hingga berbagai bentuk penyakit kejiwaan, seperti stres, depresi, kecemasan, dan lain sebagainya adalah bukti dari pengaruh kemajuan peradaban modern yang mengenyampingkan kepedulian sosial. Hal ini kemudian juga berpengaruh terhadap apa yang kita harapkan terhadap masa depan Indonesia, sebuah cita-cita kejayaan di tahun 2045, 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Lalu apa yang harus dilakukan, agar sebuah visi besar “Menuju Indonesia Emas 2045” tidak kandas oleh sebab krisis “kepantasan” mahasiswa per hari ini bila dilihat bagaimana kondisi moral mereka untuk dijadikan tumpuan harapan pemegang estafet kepemimpinan



bangsa di 100 tahun kemerdekaan tersebut. Bayangkan apa jadinya negeri ini bila dipegang oleh manusia-manusia yang tak bermoral dan tak memiliki kepedulian sosial. Langkah-langkah strategis diperlukan untuk mewujudkan Indoensia emas 2045, perbaikan moral tentunya sangat diperlukan untuk mencetak generasi emas Indonesia yang pantas menjadi peniup lilin ulangtahun seabad kemerdekaan negeri ini. Perbaikan moral dengan menyuarakan dan mengajak kepada kepedulian sosial adalah jawabannya. Peduli terhadap sekitar merupakan jati diri bangsa Indonesia yang sebenarnya, semangat gotong royong, saling membantu adalah nilai luhur yang sejatinya melekat pada sanubari bangsa. Namun indiviualisme, dan egoisme menghapuskan budaya bangsa tersebut, yang mengarahkan kepada keterpurukan moral. Kepedulian sosial menghapus sifat materialisme, sifat yang lebih mementingkan untuk memperoleh materi, meletakkan materi sebagai acuan kerja. Padahal asas kerja kita adalah gotong royong dan berdasar pada kekeluargaan.



Wahana Visi Indonesia Dari tulisan-tulisan di atas salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki moral dan memupuk kepedulian sosial serta menyebarkan kebaikan dan manfaat untuk orang lain adalah munculnya Wahana Visi Indonesia sebagai wadah yang dapat membantu tujuan kepedulian sosial. Wahana Visi Indonesia (WVI) adalah Yayasan Sosial kemanusiaan Kristen yang bekerja untuk membuat perubahan yang berkesinambungan pada kehidupan anak, keluarga, dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. WVI mendedikasikan diri untuk bekerjasama dengan masyarakat yang paling rentan tanpa membedakan agama, ras, etnis, dan jenis kelamin. Sejak tahun 1998, Yayasan Wahana Visi Indonesia telah menjalankan program pengembangan masyarakat yang berfokus pada anak. Ratusan ribu anak di Indonesia telah merasakan manfaat program pendampingan WVI. “Visi kami untuk setiap anak, hidup utuh sepenuhnya. Doa kami untuk setiap hati, tekad untuk mewujudkannya“ Wahana Visi Indonesia mengedepankan program pengembangan yang bersifat jangka panjang menggunakan pendekatan pengembangan wilayah berkelanjutan atau Area Program/AP melalui kantor operasional yang berada di wilayah dampingan WVI. Wahana Visi Indonesia berkomitmen untuk melanjutkan pendampingan terhadap lebih dari 80.000 anak yang tersebar di 57 titik pelayanan di 10 provinsi di Indonesia. 4 SEKTOR UTAMA WAHANA VISI INDONESIA : 1.



PENDIDIKAN



Wahana Visi Indonesia percaya bahwa pendidikan adalah salah satu sarana utama untuk mengubah dunia. Itulah mengapa, akses anak terhadap pendidikan yang berkualitas menjadi salah satu prioritas WVI. WVI berfokus pada Pendidikan Dasar 9 tahun dengan 3 area besar: cakap membaca, cakap menulis, dan keterampilan hidup. Wahana Visi Indonesia memajukan dunia pendidikan melalui Pendidikan Nusantara. Pendidikan Nusantara adalah model Pendidikan kontekstual yang menghubungkan materi belajar dengan realitas kehidupan sehari-hari, disesuaikan dengan kearifan budaya dan potensi lokal.



WVI memajukan pendidikan Indonesia tahun 2016 dengan fokus pada pemenuhan SDG 04, yakni pendidikan yang berkualitas. Prioritas utama WVI dalam sector pendidikan adalah meningkatkan jumlah anak yang dapat membawa sampai dengan usia 11 tahun. WVI telah melakukan intervensi di 274 PAUD, 213 sekolah, 263 kelompok anak, dan memberi manfaat bagi 56,892 anak bagi program persiapan literasi dan program membaca dengan pemahaman. 1. Literasi dan Pemahaman Membaca 7 dari 9 anak usia 6 hingga 11 tahun di Kabupaten Sentani dan Sambas mengikuti program persiapan literasi 7 dari 10 anak di Kota Wamena, Papua dapat memahami materi bacaan dengan baik lewat program QUEST. “Tahun lalu lebih dari 25 anak kelas 6 mendapatkan nilai UTS di bawah 60. Saat ini, dengan metode pengajaran yang lebih kreatif, nilai dapat meningkat. Hanya 7 siswa yang mendapatkan nilai di bawah 60,” kata guru agama di SDN Inpres Komba. 2. Keterampilan Hidup Anak 9 dari 10 anak di Kabupaten Timor Tengah Utara dan 8 dari 10 anak di Kabupaten Landak telah mendapat pendidikan keterampilan hidup. 3. Pendidikan karakter Pendidikan karakter diimplementasikan secara kontekstual di berbagai sekolah yang didampingi oleh Wahana Visi Indonesia. Pendidikan karakter kontekstual mendorong guru untuk lebih berpartisipasi dan interaktif dalam mengajar supaya nilai-nilai kearifan lokal bisa tersampaikan dengan baik kepada para siswa dan mengubah karakter mereka. Perubahan karakter anak ditandai dengan perubahan pada Harmoni Diri, Harmoni Sesama dan Harmoni Alam. 5 dari 9 anak di Kabupaten Sambas dan Kabupaten Halmahera Utara, kemudian 7 dari 9 anak di mengalami perubahan karakter setelah sekolah menerapkan pendidikan karakter.



“Dulu sebelum mendapat pendampingan, sekolah kami kumuh dan tidak menarik minat anak untuk pergi ke sekolah. Setelah mendapat pendampingan dan pelatihan, kami guru-guru mulai mengubah cara mengajar kami sehingga anak-anak senang belajar di sekolah kami,” kata Iyus, Kepala Sekolah SD Negeri Sasak 07 yang didampingi oleh WVI lewat Program Pendidikan Kontekstual, Sekolah Hijau. 4. PROYEK NON SPONSORSHIP (PNS) 



Space Project, mendorong peningkatan kehadiran guru di wilayah pelayanan WVI di Ternate.







Creative Project, mendorong peningkatan partisipasi orang tua dan pemerintah dalam pelaksanaan PAUD.







Bapeda Project, mendorong masyarakat member lingkungan yang aman bagi anak.







Qualified Elementary School Teacher (Quest) Project, meningkatkan kualitas manajemen dan proses pembelajaran di sekolah-sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Jayawijaya dan Lanny Jaya, Provinsi Papua.



2.



KESEHATAN Di bidang kesehatan, WVI memiliki program kesehatan yang terpadu untuk



meningkatkan kesehatan anak dan keluarga, dengan menyediakan akses air bersih, rehabilitasi gizi, sanitasi yang baik, pelatihan kesehatan, dan masih banyak lagi. "A child's poor health drains country's wealth" Anak adalah generasi penerus bangsa. Pertumbuhan dan kondisi kesehatan mereka menjadi faktor penentu perkembangan mereka di masa mendatang. Wahana Visi Indonesia (WVI) melakukan berbagai program kesehatan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan di Indonesia. Berdasarkan hasil laporan gizi global tahun 2015, Indonesia masih menghadapi dampak besar akibat malnutrisi.



WHO juga



menyatakan bahwa 45% kematian balita di dunia terkait dengan malnutrisi dan terjadi pada periode neonatal (bayi baru lahir);



36,4% balita pendek 13,5% balita kurus 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup Program kesehatan WVI untuk meningkatkan derajat kesehatan anak, antara lain: 1. Infant and Young Child Feeding (IYCF)/Pemberian Makan pada Bayi dan Anak (PMBA) Mendorong Inisiasi Menyusu Dini ASI Ekslusif 0-6 bulan, makanan pendamping ASI 6-24 bulan, ASI dilanjutkan hingga 2 tahun atau lebih. 2. mHealth Aplikasi smartphone untuk pemantauan pertumbuhan & pemberian konseling gizi. Sebanyak 91% orang tua dan pengasuh merasakan peningkatan kualitas Posyandu dengan mHealth. 3. Positive Deviance/Hearth (PD/Heart) Rehabilitasi gizi berbasis masyarakat yang terbukti efektif merehabilitasi anak malnutrisi tanpa bantuan bahan makanan di 4 wilayah di Nusa Tenggara Timur. Sebanyak 56 anak dari 90 anak (62%) mengalami kenaikan berat badan setelah mengikuti 10 sesi nutrisi, edukasi, dan rehabilitasi (NERS). 4. Advokasi Gizi Pendampingan ke pemerintah dalam mengembangkan peraturan lokal mengenai Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak (KIBBLA) di Ternate dan Kupang. 5. Sanitasi & Air Bersih WVI melakukan edukasi untuk merubah perilaku hidup tidak sehat, gerakan Stop Buang Air Besar (BABS) dan membuat WC Sehat, serta membantu ketersediaan air bersih di daerah yang kesulitan air.



3.



PENINGKATAN EKONOMI KELUARGA



Kemiskinan bisa mempengaruhi kehidupan seorang anak.Tingginya angka pekerja anak, malnutrisi, dan perdagangan anak dipicu oleh masalah kemiskinan. WVI mendampingi masyarakat untuk mencari terobosan dalam mengembangkan potensi daerahnya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan anak, melalui pelatihan manajemen keuangan, menghubungkan dengan lembaga permodalan, dan membuka akses pasar. Indonesia begitu kaya dengan sumber daya alam. Tapi tahukah Anda bahwa masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan? Wahana Visi Indonesia berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga, dengan menemukan dan memaksimalkan potensi daerah. Kesejahteraan ekonomi keluarga menjadi sangat penting, karena kemiskinan menjadi salah satu penyebab dalam banyaknya masalah anak di Indoneisa. Seorang anak baru bisa tumbuh secara maksimal, mengenyam pendidikan yang baik, atau mendapat haknya (tidak bekerja dan meninggalkan bangku sekolah) apabila keluarganya memiliki kesejahteraan ekonomi yang baik. WVI melakukan penguatan ekonomi melalui beberapa cara, antara lain : 1. Pengembangan Pertanian WVI melakukan pengembangan pertanian sekaligus membentuk cara pemasaran baru dimana hasil pertanian & peternak langsung ke pembeli, bukan ke peternak lainnya 3.592 petani di tahun 2014 5.675 petani di tahun 2015 12 kantor operasional yang mendampingi



2. Asosiasi Simpan Pinjam untuk Kesejahteraan Anak (ASKA) Bentuk simpan pinjam yang terbuka untuk semua orang, mudah diakses dan terorganisir untuk membentuk kebiasaan menabung. 60 kelompok ASKA 1.214 Anggota 2.022 Miliar Rupiah Total Aset di tahun 2012-2015 “Saya baru 10 bulan ikut ASKA, tapi sudah merasakan manfaatnya. Saya sekarang terbiasa menabung, dan akhirnya modal usaha bisa terkumpul.” - Minarsih (38), penghuni Rusun Cilincing, Jakarta



3. Pelatihan Keuangan Pelatihan keuangan telah diikuti oleh 5.999 orang di 30 kantor operasional (per tahun 2015)



4. Youth Entrepeneur (Wirausaha Muda) Program Wirausaha Muda diadakan untuk membekali generasi muda untuk bisa berkarya secara mandiri. Pelatihan ini diikuti oleh 1.034 Remaja Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Surabaya. Sebanyak 98 remaja yang mengikuti program ini telah berbisnis dan 95 remaja mengikuti beasiswa AKPINDO dan LP3I.



4.



PERLINDUNGAN ANAK WVI percaya bahwa setiap anak berhak untuk mendapatkan haknya. Kami berjuang



untuk memenuhi 4 hak dasar anak, terutama di antaranya upaya menghentikan praktik kekerasan terhadap anak (verbal, fisik, maupun seksual) serta mempromosikan partisipasi anak dan hak anak lainnya. Wahana Visi Indonesia memiliki fokus untuk melindungi hak anak, terutama dalam menurunkan tingkat kekerasan pada anak, baik secara fisik maupun seksual yang masih begitu banyak terjadi di Indonesia. Berbagai program Perlindungan Anak dilakukan oleh Wahana Visi Indonesia dengan total penerima manfaat di tahun 2016 adalah sebanyak 46.622 anak yang telah menerima pendampingan program perlindungan anak. 43.399 anak terlibat dalam 25 forum anak di wilayah dampingan WVI 1.656 anak merasakan dampak revitalisasi budaya yang mengedepankan hak anak 1.567 anak dan 4.960 dewasa terlibat dalam Perlindungan Anak berbasis Masyarakat



Upaya yang dilakukan oleh WVI untuk meningkatkan perlindungan anak, antara lain: 1. FORUM ANAK Forum Anak merupakan sebuah wadah untuk partisipasi anak di bawah 18 tahun dalam mereka memberikan aspirasi, pendapat dan menyuarakan pendapat mereka. Forum anak bertujuan untuk meningkatkan kapasitas anak dalam 3 aspek :  Life Skill, Karakter dan Pengembangan Nilai;  Pendidikan Kewarganegaraan  Kepemimpinan dan Keahlian berorganisasi. Kesaksian anak dari Sumba Timur/Sentani : “Sekarang saya jadi lebih percaya diri untuk berbicara di depan banyak orang. Dulu jangankan di depan banyak orang, di depan orang yang saya kenal saja, saya malu.” - Ritlam (16), anggota Forum Anak di Sumba Timur.



2. SISTEM PERLINDUNGAN ANAK WVI membentuk dan memberdayagunakan Komite Perlindungan Anak Desa ( KPAD) untuk melakukan pelayanan sosial perlindungan anak. Melalui KPAD, orang tua dan pengasuh dapat melaporkan segala kecurigaan akan adanya tindak kekerasan terhadap anak dan desa memiliki mekanisme lokal untuk perlindungan anak. Sistem ini diberlakukan di 8 wilayah pelayanan WVI dengan menjangkau 1.567 anak dan 4.960 dewasa.



3. PENINGKATAN AKUNTABILITAS SOSIAL DAN KEBIJAKAN YANG PRO PADA ANAK Salah satu upaya yang terus dilakukan WVI adalah mengedepankan keadilan pada anak untuk kesejahteraan anak di bidang pendidikan, kesehatan, perlindungan anak dan peningkatan perekonomian keluarganya. Upaya yang terus dilakukan hingga tahun 2016 adalah mengupayakan adanya kebijakan yang pro kepada anak. Hasilnya: 



132 perdes







11 peraturan kecamatan (sub-district level)







39 peraturan daerah (kabupaten/district)







1 peraturan nasional



Total ada 183 kebijakan yang berhasil diterbitkan di 43 wilayah dampingan WVI. Terdapat 1.304.769 anak (usia 0-18) yang mendapatkan manfaat dari adanya kebijakan yang dikeluarkan itu. Dan, lebih dari 22.678.702 (under 5) anak mendapatkan manfaat dari kebijakan pemerintah di level nasional dalam bidang kesehatan. Dari banyaknya program dan misi yang dimiliki oleh Wahana Visi Indonesia tentu saja Wahana Visi Indonesia butuh mitra dan relawan, disini lah saatnya orang-orang muda yang ingin memperbaiki moral dan memupuk rasa kepedulian sosial untuk bergabung merasakan membenahi masalah sosial yang ada di sekitar kita. Mahasiswa seperti kita harusnya ikut andil dalam kegiatan seperti ini agar dapat memperbaiki moral pribadi dan kondisi-kondisi yang ada di Indonesia, dengan begitu Indonesia Emas 2045 ataupun Indonesia yang lebih baik akan terwujud dan dibangun oleh manusia-manusia berempati, berkasih, memiliki kepedulian yang tinggi dan menjunjung tinggi kepentingan sosial.



WAHANA VISI INDONESIA



Oleh: Debby Laurinta Febrianty – 2001575593



Universitas Bina Nusantara Jakarta 2017/2018