11 0 9 MB
PERANCANGAN
KANTOR
WALIKOTA
DI BANDA ACEH
DILLA AFIFAH MALISKA 1804104010045 dosen pembimbing : dr. ir. izziah, m. sc
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR VI
/KERANGKA
BERFIKIR/
PEMBERI TUGAS
LATAR BELAKANG
TUJUAN
SIRKULASI
HUBUNGAN RUANG
BESARAN RUANG
SIFAT RUANG
FASILITAS
SITE
EKSISTING SITE
ANALISA SITE
ZONING
BLOCK PLAN
STUDI LITERATUR
AKTIVITAS
/LATAR
BELAKANG/
Kantor Pemerintahan dalam pengertiannya yang diungkapkan oleh para ahli diartikan sebagai wadah aktifitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, tempat wakil rakyat mengatur jalannya pemerintahan dan pembangunan di segala sektor kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam Pelaksanaan pemerintahan Kantor Pemerintahan memerlukan tuntutan khusus, yakni tempat/wadah yang memiliki peranan sebagai simbol filosofis, fungsional, teknis, serta fungsi keterbukaan sebagai simbol wakil masyarakat suatu daerah (Shintania, Wijayanti, & Setyowati, 2012). Dalam menjalankan otonomi daerah terutama bagi walikota dan wakil walikota harus memiliki kantor pemerintahan yang layak dan sesuai dengan kebutuhan demi menunjang berjalannya proses pembangunan daerah dan penerapan visi dan misi pemerintahan. Kantor pemerintahan sebagai simbol pimpinan tertinggi dalam pemerintahan suatu daerah, tentu seharusnya memiliki ciri khas arsitektur yang disesuaikan dengan kebudayaan setempat. Oleh karena itu, dibutuhkan pembangunan Kantor Walikota sebagai wadah utama dalam pemerintahan kota tempat dimana kepala daerah melaksakan tugas dan wewenang dalam memimpin penyelenggaraan daerah dengan mengekspresikan simbol budaya sebagai identitas daerah.
/RUMUSAN • • • •
MASALAH/
Bagaimana merancang Kantor Walikota yang sesuai dengan standarisasi kantor pemerintahan ? Bagaimana cara menghadirkan desain dengan tema cultural symbol sebagai identitas daerah pada Kantor Walikota ? Bagaimana cara merancang Kantor Walikota yang mempunyai tata letak dan penzoningan yang baik bagi pengguna Kantor Walikota ? Bagaimana cara menentukan lokasi yang tepat untuk pembangunan Kantor Walikota agar mudah dijangkau ?
/TUJUAN/
•
• •
Menyediakan sarana untuk memenuhi kebutuhan sebagai suatu Gedung Kantor Walikota yang mencerminkan nilai filosofis, terbuka, formal, dapat mengekpresikan simbol budaya sebagai identitas suatu daerah, serta akrab dengan lingkungan. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan oleh pemerintah daerah di dalam pelayanan sistem pemerintahan. Memiliki kondisi arsitektural yang menyangkut aspek budaya yang mencerminkan identitas Aceh.
BUDAYA
CULTURAL SYMBOL
Menurut E. B Taylor dalam Soekanto, kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Menurut Geertz (dalam Sobur, 2006: 178), kebudayaan adalah sebuah pola dari makna-makna yang tertuang dalam simbol-simbol yang diwariskan melalui sejarah. Kebudayaan adalah sebuah sistem dari konsep-konsep yang diwariskan dan diungkapkan dalam bentuk-bentuk simbolik melalui manusia dalam berkomunikasi, mengekalkan, dan memperkembangkan pengetahuan tentang kebudayaan serta bersikap terhadap kehidupan.
CIRI-CIRI BUDAYA • • • • •
Dapat disampaikan kepada setiap orang dan setiap kelompok serta diwariskan dari setiap generasi. Bersifat dinamis (suatu sistem yang berubah sepanjang waktu). Bersifat selektif (mencerminkan pola perilaku pengalaman manusia secara terbatas). Memiliki unsur budaya yang saling berkaitan. Etnosentrik (menggangap budaya sendiri sebagai budaya yang terbaik atau menganggap budaya yang lain sebagai budaya standar).
UNSUR-UNSUR BUDAYA Melville J. Herkovits, menyebutkan kebudayaan memiliki empat unsur pokok, yaitu: • Alat-alat teknologi • Sistem ekonomi • Keluarga • Kekuasaan politik C. Kluckhohn, mengemukakan terdapat tujuh unsur budaya atau kebudayaan yang sifatnya secara universal, yaitu: • Bahasa. • Sistem pengetahuan. • Sistem teknologi dan peralatan. • Sistem kesenian. • Sistem mata pencaharian hidup. • Sistem religi.
Berdasarkan dari beberapa unsur budaya yang dikemukakan oleh para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur budaya secara umum ialah: • Perilaku-perilaku tertentu. • Gaya berpakaian. • Kebiasaan-kebiasaan. • Adat istiadat.
/STUDI LITERATUR/
Pembentuk Sikap dan Perilaku Batas
Identitas
FUNGSI BUDAYA Komitmen
Kebudayaan Material
Stabilitas
Kebudayaan Nonmaterial
Estetika
KOMPONEN BUDAYA Lembaga Sosial
Sistem Kepercayaan
Bahasa
SIMBOL Simbol berasal dari bahasa Yunani Simbolon, yang berarti tanda/ciri yang memberitahu sesuatu hal kepada seseorang, seperti lukisan, perkataan, lencana, dan lainnya. Simbol merupakan sebuah petunjuk dalam memperluas cakrawala wawasan para masyarakat budaya. Simbol adalah manifestasi fisik atau konsep yang mengkomunikasikan makna, dapat berupa objek fisik seperti simbol keagamaan (salib, bintang david, bulan sabit, dll), pakaian (tuksedo, kemeja Hawaii, jilbab), atau uang. Simbol budaya adalah manifestasi fisik yang menandakan ideologi budaya tertentu atau yang hanya memiliki makna dalam suatu budaya. Simbol budaya dapat mewakili aspek budaya apa pun, termasuk nasionalisme, sistem kepercayaan, tradisi, bahasa, dan nilai-nilai.
fungsi simbol budaya Menurut Geoffrey Broaben, lambang budaya menunjuk pada anggapan bahwa proses penciptaan karya arsitektur, senantiasa akan dipengaruhi oleh kondisi budaya (cultural climate), yang melatarbelakangi penghadiran karya tersebut. Arsitektur yang berfungsi sebagai simbol budaya adalah arsitektur yang mampu mengekspresikan karakteristik suatu budaya tertentu.
ciri-ciri simbol Menurut Paul Tillich : • Simbol bersifat figuratif. Simbol selalu menunjuk kepada sesuatu di luar dirinya sendiri, sesuatu yang tingkatannya lebih tinggi. • Simbol bersifat dapat dicerap, baik sebagai bentuk objektif maupun sebagai konsep imajinatif. • Simbol memiliki daya kekuatan yang melekat. • Simbol mempunyai akar dalam masyarakat dan mendapat dukungan dari masyarakat.
IDENTITAS K U L T U R A L Identitas kultural atau identitas budaya dapat didefinisikan sebagai rincian karakteristik atau ciri-ciri sebuah kebudayaan yang dimiliki oleh sekelompok orang yang kita ketahui batasbatasnya (bonded), tatkala dibandingkan dengan karakteristik atau ciri-ciri kebudayaan orang lain (Liliweri, 2005: 41-42). Identitas kultural merupakan konstruksi sosial dan dapat diekspresikan melalui berbagai bentuk representasi yang dapat dikenali oleh orang lain. Sehingga identitas dapat dimaknai melalui tanda-tanda seperti selera, kepercayaaan, sikap, gaya hidup, bahkan keterlibatan politik. Menurut Giddens dalam Barker, identitas adalah diri sebagaimana yang dipahami secara refleksif oleh orang dalam konteks biografinya
Menurut Collier, identitas dibentuk berdasarkan interaksi komunikatif dengan orang lain dan pesan yang disampaikan oleh seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain dapat berisi berbagai identitas budaya seperti ras, etnik, suku bangsa, kelas sosial, dan berbagai hal lainnya.
SIFAT DASAR IDENTITAS BUDAYA Collier dengan Milt Thomas (dalam Gudykunst, 2005: 239–240) merumuskan tujuh sifat dasar dari identitas budaya, yaitu : 1. Individu memiliki berbagai identitas budaya yang mungkin muncul dalam perilaku. 2. Identitas budaya yang beragam berbeda sesuai situasi, bervariasi, dan interaksi. 3. Identitas budaya bervariasi dalam lingkup tertentu. 4. Identitas budaya terbentuk melalui proses pengakuan dan anggapan. 5. Identitas tertentu diakui dan dianggap berbeda tergantung pada situasi, konteks, topik, dan hubungan yang ada. 6. Identitas budaya bertahan melalui waktu dan ruang, serta berubah secara signifikan. 7. Identitas budaya memiliki 2 aspek, baik konten maupun relasional.
/STUDI LITERATUR/ Kantor merupakan suatu gedung atau bagian dari gedung yang pemakaian utama atau satu-satunya sebagai suatu kantor atau untuk tujuan-tujuan perkantoran seperti keperluan administrasi, pekerjaan tulisan, pengurusan uang dan kegiatan telepon. (Hayatullah, 2010) Walikota merupakan penyelenggara urusan pemerintah daerah menurut asas otonomi dan pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia di wilayah kota yang ditetapkan melalui undang – undang. (Kimberly, Maria, 2014) Kantor Walikota merupakan kantor administratif utama bagi pemerintahan kota di mana kepala daerah melaksanakan tugas dan wewenang dalam memimpin penyelenggaraan daerah.
KANTOR WALIKOTA
Cultural symbol merupakan arsitektur yang berfungsi sebagai simbol budaya dimana mampu rancangan dapat menjadi wujud karakteristik suatu budaya tertentu yang berhubungan dengan nilai, norma, gagasan, pola tingkah laku dan aktivitas masyarakat disuatu daerah. Dalam penerapannya ke dalam perancangan yaitu dengan cara memberikan simbol budaya pada bangunan dengan memasukkan unsur-unsur yang berkaitan dengan budaya daerah dimana objek berada.
CIRI-CIRI TEMA CULTURAL SYMBOL :
• Mengambil bentukan-bentukan dari kebudayaan lokal. • Dalam penerapannya, dapat terlihat bahwa bangunan sesuai dengan objek yang ada dalam lingkungannya. • Berekspresi melalui permainan bentuk-bentuk yang menjadi media komunikasi untuk menyampaikan simbol budaya. • Bentuk dan warna yang di tampilkan sesuai dengan keadaan lingkungan budaya asal. • Menggunakan metode kontras dan atraktif untuk menampilkan pada konsep perancangan dengan maksud menunjukkan identitas bangunan. • Menginterpertasi atau penafsiran pesan analogi bangunan kepada publik secara optimal.
/cultural symbol/
STUDI
PRESEDEN Rumoh Aceh adalah sebuah rumah suku Aceh dengan struktur panggung yang tinggi tiang 2,5 – 3 meter dari permukaan tanah. Keseluruhan rumah dibuat dari bahan kayu, kecuali atapnya yang terbuat dari bahan daun rumbia atau daun enau yang dianyam, serta lantainya yang dibuat dari bambu (bahan dasarnya merupakan bentuk adaptasi masyarakat Aceh terhadap kondisi lingkungannya).
Rumoh Aceh terdiri dari 3 ruang, yaitu : • Serambi depan (untuk publik) • Serambi tengah (rambat & kamar tidur • Serambi belakang (dapur & khusus wanita)
atap
badan kaki
/RUMOH ACEH/ Tulak Angen (elemen sirkulasi udara)
Ventilasi Berasal dari ornamen
Atap pelana Material : daun rumbia / daun enau Dinding Material : papan kayu
Jendela Di Timur-Barat hanya 1 di tiap sisi & diposisikan di tengah, Bukaan diperbanyak di arah Utara-Selatan. Tiang Material : kayu meranti Diameter : 25-30 cm
ORNAMEN
Tangga Berjumlah ganjil, 7-9 anak tangga
Orientasi Rumoh Aceh menghadap Utara-Selatan, membujur ke arah Timur-Barat untuk mengantisipasi angin kencang yang bertiup dari Barat/Timur.
Banyak menggunakan ornamen kaligrafi (menghadirkan wujud Islam dalam kehidupan sehari-hari) dan unsur flora (melambangkan kedekatan terhadap alam dan tumbuh-tumbuhan)
STUDI
PRESEDEN
KANTOR
WALIKOTA - LHOKSEUMAWE
Lokasi : jln. merdeka 1 no. 2, kota lhokseumawe Fungsi : kantor administrasi bagi pemerintahan kota lhokseumawe JUMLAH LANTAI : 3 lantai tahun pembangunan : 2002
C U L T U R A L
S Y M B O L
BENTUK BANGUNAN Tampilan luar bangunan Kantor Walikota Lhokseumawe menghadirkan ciri arsitektur Rumah Tradisional Aceh. Rumah Tradisional Aceh memiliki bentuk persegi panjang, membujur dari Timur ke Barat, atapnya yang berbentuk pelana, memiliki ornamen serta ditopang oleh tiang-tiang berbentuk panggung (kolong).
Bentuk yang teratur juga dipertegas dari bentuk fasad dan layout bangunan Kantor Walikota yang simetri. Bentuk yang berpola simetri meletakkan fokusnya ditengah, dan meletakkan unsur-unsurnya dibagian kiri dan kanan seimbang. Komposisi berpola simetri memberikan kesan tertata rapi dan formal, sesuai dengan fungsi bangunan sebagai kantor pemerintahan. Proporsi antara dinding massif dan dinding transparan (berupa jendela dan pintu) seimbang pada tampilan bangunan kantor walikota Lhokseumawe.
TAMPAK bangunan kantor walikota lhokseumawe berbentuk persegi panjang, yang merupakan penambahan panjang atau lebar dari bentuk persegi dan juga mengadopsi bentuk dari rumah tradisional aceh.
TAMPAK DEPAN
TAMPAK SAMPING KANAN
TAMPAK BELAKANG
TAMPAK SAMPING KIRI
ORIENTASI
U
Bangunan Kantor Walikota Lhokseumawe memiliki orientasi bangunan ke arah jalan utama yang berada di depan bangunan. Pencapaian menuju bangunan langsung masuk ke bangunan tanpa perlu memutar karena pencapain menuju bangunan terlihat dari arah jalan utama. Kondisi ini membuat orientasi bangunan Kantor Walikota ke arah Selatan. Orientasi bangunan seperti ini sama halnya dengan orientasi pada Rumah Tradisional Aceh yang bagian panjang bangunan menghadap arah Utara ataupun Selatan. Arah depan bangunan Kantor Walikota Lhokseumawe yang menghadap Selatan sehingga bangunan ini posisnya membujur dari Timur ke Barat Dari segi pengaruh iklim, orientasi seperti ini juga mempengaruhi kenyamanan pengguna bangunan dengan sisi panjang bangunan menghadap Utara dan Selatan dan sisi terpendek bangunan menghadap Timur dan Barat.
PROPORSI
Proporsi pada bagian entrance yang digunakan pada bangunan Kantor Walikota secara umum hampir terlihat sama dengan Rumah Tradisional Aceh. Pada bagian tampak depan Rumah Tradisional Aceh, bangunan di topang oleh tiang yang berjumlah 4, sama dengan yang di gunakan pada Kantor Walikota. Hanya berbeda dari segi ukuran jarak antar tiang, pada Kantor Walikota berjarak 3 meter dengan modul yang sama hampir di seluruh bangunan, sedangkan pada Rumah Tradisional Aceh jarak antar tiang berbeda-beda.
ENTRANCE
Bentuk entrance menjorok ke dalam dengan ditopang 4 tiang pada bagian depan akan membentuk sebagian ruang eksterior ke dalam area bangunannya. (mengadopsi bentuk entrance Rumoh Aceh)
Akses tangga menuju ke dalam bangunan Kantor Walikota Lhokseumawe berjumlah ganjil, yaitu 5 anak tangga. Perbedaanya dengan Rumah Tradisional Aceh hanya letak posisi tangga menuju ke dalam bangunan, Kantor Walikota tangganya berada pada bagian tengah bangunan, sedangkan Rumah Tradisional Aceh letak posisi tangga berada pada bagian sebelah Selatan / Utara.
Ornamen Ornamen pada bangunan Kantor Walikota ini mengadopsi dari ornamen budaya masyarakat setempat, yaitu budaya Aceh. Pada Rumah Tradisional Aceh, penerapan ornamen khas Aceh hampir diseluruh elemen bangunannya. Seperti pada bagian kisi-kisi atap, tangga, dinding, jendela, pintu, dan juga tiang / kolom pada bangunan. Pengaruh ornamen Aceh pada bangunan Kantor Walikota Lhokseumawe, terlihat pada bagian kisi-kisi atap, dinding, jendela dan juga kindang.
Tulak Angen (kisi-kisi atap)
Ornamen Jendela Motif tumbuhan
Kindang Ornamen ini berbentuk persegi dengan motif tumbuhan.
BUKAAN Keseluruhan jendela berbentuk persegi dan persegi panjang dengan variasi penggunaan bentuk lengkungan pada bagian atas jendela.
Jendela 1
Jendela 3
Ventilasi
Jendela 2
A
T A P
Bentuk atap pelana mendominasi keseluruhan arsitektur Aceh. Atap pada bangunan Kantor Walikota Lhokseumawe Aceh menggunakan bentuk atap pelana yang divariasikan dengan 2 bentuk tingkatan yang sama dan ukuran yang berbeda.
W
arna
Penggunaan warna pada bangunan pada bangunan Kantor Walikota menggunakan kombinasi warna krem pada seluruh bagian bangunan dan warna coklat pada bagian ornamen di bawah atap. Penggunaan warna ini juga dimaksudkan menyesuaikan dengan fungsi bangunan sebagai kantor pemerintahan yang bersifat formal.
M
ATERIAL
Material bangunan yang digunakan pada bangunan Kantor Walikota mengunakan material dinding beton, atapnya bermaterial genteng metal serta jendela-jendela kaca. Semua material menggunakan material pabrikasi dan modern. Genteng Metal
Beton
Kaca
STUDI
PRESEDEN
KANTOR
WALIKOTA BANDA ACEH
lokasi luas lahan jumlah lantai fungsi
: jl. tgk. abu lam u no. 7, banda aceh : 1,5 ha : 4 lantai : bangunan administratif bagi pemerintahan dan pusat pelayanan publik pemerintahan kota banda aceh
KANTOR
WALIKOTA
BANDA ACEH
Kantor Wali Kota Banda Aceh memiliki bentuk yang modern dan sangat atraktif. Tampak bangunan seperti burung hantu dengan bentuk gemuk. Namun bentuk denah pada dasarnya kumpulan dari persegi- persegi.
Tapak berada pada RTRW perkantoran dan pelayanan umum, selain pusat perkantoran, lokasi ini juga dekat dengan pusat perdagangan, Mesjid Raya Banda Aceh dan pemukiman penduduk. Lingkungan sekitar tapak sangat padat, karena tapak berada di daerah pusat kota Banda Aceh
jln. teungku lam u
A C IN
Area Parkir Mobil
A OUT
B
Area Parkir Motor
Jalur keluar masuk terbagi dua. Jalur masuk berada disudut kiri barat sedangkan jalur keluar berada di sudut kanan barat. Jalur masuk diletakkan pada sudut kiri barat agar pengunjung dapat dengan mudah mengakses ke dalam site juga dikarenakan jalan utama berada diarah barat. Jalur keluar- masuk dipisahkan agar sirkulasi menjadi terarah. Parkir roda empat berada didepan bangunan utama sedangkan parkir roda dua berada di belakang bangunan utama.
B
C
D E N A H LANTAI 1
• dinas kependudukan & pencatatan sipil • kantor pelayanan perizinan terpadu 1 pintu
LANTAI 2 • • • • • • • •
bagian umum bagian organisasi bagian humas bagian administrasi perekonomian bagian hukum bagian tata pemerintahan ruang rapat sekretariat ruang kerja kadis kependudukan dan pencatatan sipil
LANTAI 3 • • • • • • • •
ruang ruang ruang ruang ruang ruang ruang ruang
rapat rapat kerja kerja kerja kerja kerja kerja
LANTAI 4 ruang aula
walikota wakil walikota wakil walikota walikota staff ahli asisten i asisten ii asisten iii
SIRKULASI JALUR SIRKULASI PADA KANTOR WALIKOTA BANDA ACEH POLA LINEAR
LANTAI 1
LANTAI 3
Tangga Lift Sirkulasi Manusia
LANTAI 2
LANTAI 4
HUBUNGAN
RUANG
Publik LANTAI 1
Semi Privat Privat
LANTAI 2
Servis
LANTAI 3
LANTAI 4
STRUKTUR Struktur kolom yang digunakan pada kantor Walikota Banda Aceh, yaitu berpola grid agar memiliki kekakuan dan kekuatan yang besar, terutama pada bentangan yang lebar.
POINT FROM PRECEDENT KANTOR WALIKOTA LHOKSEUMAWE • • •
Menggunakan konsep modern tradisional karena diadopsi dari arsitektur rumoh aceh. Orientasi bangunan mengikuti orientasi rumoh aceh, yaitu membujur dari timur ke barat. Bukaan diperbanyak ke arah selatan untuk meminimalisir cahaya matahari langsung yang berasal dari timur dan barat.
KANTOR WALIKOTA BANDA ACEH • •
Menggunakan konsep modern dan arsitektur metafora, bentuk fasad menyerupai sayap burung. Bangunan membujur ke arah Timur-Barat dengan sisi terpanjang bangunan mengarah ke Utara-Selatan.
/ANALISA PENGGUNA/ walikota
Mengontrol & mengevaluasi pemerintahan, mengadakan rapat, negosiasi dengan instansi lain, melayani tamu khusus.
wakil walikota
Membantu tugas-tugas walikota, mengadakan rapat, melayani tamu.
sekretaris daerah
sekretaris
Membantu walikota yang berkaitan dengan tugas-tugas teknis, melayani tamu, mengadakan rapat.
Membantu pimpinan dalam hal tulismenulis.
kepala bagian
staff ahli
Mengatur & mengawasi kegiatan, mengadakan rapat berkala setiap 1 bulan.
Memberi saran, masukan, dan koordinasi di luar tugas & fungsi perangkat daerah.
security
pegawai
Menjaga keamanan, memberikan informasi kepada pengunjung.
Melaksanakan kegiatan & tugas yang telah diprogramkan.
cleaning service
engineer staff
Menjaga kebersihan di dalam & luar gedung.
Mengontrol alat elektrik & mekanik.
pengunjung/masyarakat
Mendapatkan pelayanan dari pemerintah, menyampaikan aspirasi.
/AKTIVITAS/ Datang Parkir kendaraan
Masuk Kantor
Sholat Makan Toilet
Bekerja, mengecek pekerjaan para staff
Istirahat
wakil walikota
Bekerja, mengecek pekerjaan para staff
Rapat
Datang Parkir kendaraan
Masuk Kantor
walikota
Sholat Makan Toilet Istirahat
Pulang
Bekerja, mengecek pekerjaan & pelayanan publik
Bekerja, mengecek pekerjaan & pelayanan publik
pegawai & staff Rapat
Pulang
/AKTIVITAS/ Datang Parkir kendaraan
Masuk Kantor
Sholat Makan Toilet
Mengurus sesuatu
Istirahat
Mengurus sesuatu
pengunjung / masyarakat Menunggu di lobby
Datang Parkir kendaraan
Masuk Kantor
Melayani pengunjung
Sholat Makan Toilet
Pulang
Melayani pengunjung
Istirahat • Menjaga keamanan • Menjaga kebersihan • Mengecek perbaikan MEP
SERVICE STAFF Pulang
R. Tamu
R. Rapat
R. Perjamuan
Musholla Toilet
WALIKOTA R. Walikota
R. Tamu Khusus
R. Tamu
R. Istirahat
R. Ajudan
Toilet
R. Istirahat
WAKIL WALIKOTA R. Wakil Walikota
R. Rapat
R. Tamu
SEKRETARIS DAERAH
R. Ajudan
Musholla
R. Rapat
R. Sekda
Musholla
Toilet
Musholla
SEKRETARIS R. Sekretaris
Toilet
/FASILITAS/
/FASILITAS/
Musholla
STAFF AHLI R. Staff Ahli
Toilet
Musholla
R. Rapat
ASISTEN Toilet
R. Kerja Asisten
R. Tamu
Musholla
R. Rapat
KEPALA BAGIAN Musholla
Toilet
Toilet
R. Kepala Bagian
R.Rapat
PEGAWAI / STAFF Musholla
R. Pegawai
/FASILITAS/ Pos Satpam
Musholla
sECURITY R. Anggota
R. Power House
R. Anggota
ENGINEER STAFF R. Mekanikal Elektrikal
CLEANING SERVICE
PENGUNJUNG / MASYARAKAT
Musholla
Gudang
R. Aspirasi
R. Tunggu
Musholla
R. Pump House
R. Alat
R. Janitor
R. Anggota
Toilet
R. CCTV
Toilet
Toilet
Musholla
Toilet
/FASILITAS/ R. Aula / Serbaguna
Publik Area
Kantin Lavatory / Toilet
Musholla Hall & Lobby
SELURUH PEGAWAI
SELURUH PELAKU Area Parkir
/pengelompokan ruang/ Servis
Privat
R. Walikota R. Wakil Walikota
Publik Semi Privat R. Informasi
R. Sekda R. Sekretaris R. Staff Ahli R. Asisten
R. Tamu R. Perjamuan R. Staff / Pegawai
R. Kepala Bagian
R. Cleaning Servis
R. Istirahat
R. Anggota
R. Tamu Khusus R. Rapat R. CCTV
R. ME
R. Tunggu R. Aspirasi R. Aula/Serbaguna Hall Musholla Kantin Pos Satpam Area Parkir Area Publik
R. Janitor R. Power House R. Pump House R. Alat Lavatory/Toilet Gudang
/besaran ruang/ Kebutuhan Ruang
Kapasitas
Kuantitas
R. Walikota
1
1
R. Rapat R. Tamu R. Tamu Khusus R. Perjamuan R. Istirahat R. Sekretaris R. Ajudan Lavatory WC Wastafel
12 6 6 12 1 1 1
Kebutuhan Ruang R. W. Walikota R. Rapat R. Tamu R. Istirahat R. Sekretaris R. Ajudan Lavatory WC Wastafel
Standar dan Analisis
Luas (m²)
Sumber
14.00 m2/org
14.00
WBDG
1 1 1 1 1 1 1
2.00 m2/org 2.00 m2/org 2.00 m2/org 2.00 m2/org 18.00 m2/org 7.50 m2/org 7.50 m2/org
24.00 12.00 12.00 24.00 18.00 7.50 7.50
NAD NAD NAD NAD NAD WBDG WBDG
1 1
1 1
1.20 m2/org 0.40 m2/org
1.20 0.40
MEEB
Kapasitas
Kuantitas
1 12 6 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1
1 1
Jumlah Sirkulasi 20% Subtotal
Jumlah Sirkulasi 20% Subtotal
Standar dan Analisis
Luas (m²)
walikota
Sumber
14.00 m2/org 2.00 m2/org 2.00 m2/org 18.00 m2/org 7.50 m2/org 7.50 m2/org
14.00 24.00 12.00 18.00 7.50 7.50
WBDG NAD NAD NAD WBDG WBDG
1.20 m2/org 0.40 m2/org
1.20 0.40
MEEB
wakil walikota
/besaran ruang/ Kebutuhan Ruang
sekda
Kapasitas
Kuantitas
R. Sekda
1
1
14.00 m2/org
14.00
WBDG
R. Rapat R. Tamu R. Sekretaris Lavatory WC
12 6 1
1 1 1
2.00 m2/org 2.00 m2/org 7.50 m2/org
24.00 12.00 7.50
NAD NAD WBDG
1
1
1.20 m2/org
2.40
MEEB
Wastafel
1
1
0.40 m2/org
0.80
Jumlah
Standar dan Analisis
Luas (m²)
Sumber
Sirkulasi 20% Subtotal
Kebutuhan Ruang
asisten
Kapasitas
Kuantitas
R. Asisten
1
3
Standar dan Analisis 14.00 m2/org
R. Staf Asisten R. Rapat R. Tamu Lavatory WC
9 12 6
1 1 1
1
Wastafel
1
Jumlah Sirkulasi 20% Subtotal
Luas (m²)
Sumber
42.00
WBDG
7.50 m2/org 2.00 m2/org 2.00 m2/org
67.50 24.00 12.00
WBDG NAD NAD
1
1.20 m2/org
4.80
MEEB
1
0.40 m2/org
1.60
/besaran ruang/ Kebutuhan Ruang R. Kabag R. Rapat R. Kerja Staf Lavatory WC Wastafel
Kapasitas
Kuantitas
Standar dan Analisis
Luas (m²)
Sumber
1
1
8.00 m2/org
8.00
NAD
8 27
1 1
m2/org
2.00 7.50 m2/org
16.00 202.5
NAD WBDG
1 1
4 2
1.20 m2/org 0.40 m2/org
4.80 0.80
MEEB
kabag tata pemerintahan
Jumlah Sirkulasi 20% Subtotal
Kebutuhan Ruang
Kapasitas
Kuantitas
R. Kabag
1
1
8.00 m2/org
8.00
NAD
R. Rapat R. Kerja Staf Lavatory WC Wastafel
8 14
1 1
2.00 m2/org 7.50 m2/org
16.00 105.00
NAD WBDG
1 1
4 2
1.20 m2/org 0.40 m2/org
4.80 0.80
MEEB
Jumlah Sirkulasi 20% Subtotal
Standar dan Analisis
Luas (m²)
Sumber
kabag organisasi & tata laksana
/besaran ruang/ Kebutuhan Ruang
kabag perekonomian
Kapasitas
Kuantitas
R. Kabag
1
1
8.00 m2/org
8.00
NAD
R. Rapat R. Kerja Staf Lavatory WC Westafel
8 42
1 1
2.00 m2/org 7.50 m2/org
16.00 315
NAD WBDG
1 1
4 2
1.20 m2/org 0.40 m2/org
4.80 0.80
MEEB
Luas (m²)
Sumber
Jumlah Sirkulasi 20% Subtotal
Kebutuhan Ruang
kabag adm pembangunan
Standar dan Analisis
Kapasitas
Kuantitas
R. Kabag
1
1
8.00 m2/org
8.00
NAD
R. Rapat R. Kerja Staf Lavatory WC Westafel
8 24
1 1
2.00 m2/org 7.50 m2/org
16.00 180
NAD WBDG
1 1
4 2
1.20 m2/org 0.40 m2/org
4.80 0.80
MEEB
Jumlah Sirkulasi 20% Subtotal
Standar dan Analisis
Luas (m²)
Sumber
/besaran ruang/ Kebutuhan Ruang R. Kabag R. Rapat R. Kerja Staf Lavatory WC Wastafel
Kapasitas
Kuantitas
Standar dan Analisis
Luas (m²)
1
1
8.00 m2/org
8 14
1 1
m2/org
2.00 7.50 m2/org
16.00 105
NAD WBDG
1 1
4 2
1.20 m2/org 0.40 m2/org
4.80 0.80
MEEB
8.00
Sumber NAD
kabag kesejahteraan rakyat
Jumlah Sirkulasi 20% Subtotal
Kebutuhan Ruang
Kapasitas
Kuantitas
R. Kabag
1
1
Standar dan Analisis 8.00 m2/org
R. Rapat R. Kerja Staf Lavatory WC Wastafel
8 97
1 1
1 1
4 2
Jumlah
Sirkulasi 20% Subtotal
Luas (m²)
Sumber
8.00
NAD
2.00 m2/org 7.50 m2/org
16.00 727.5
NAD WBDG
1.20 m2/org 0.40 m2/org
4.80 0.80
MEEB
kabag umum & perlengkapan
/besaran ruang/ Kebutuhan Ruang
Kapasitas
Kuantitas
R. Kabag
1
1
Standar dan Analisis 8.00 m2/org
R. Rapat R. Kerja Staf Lavatory WC Westafel
8 32
1 1
1 1
4 2
kabag humas
Jumlah
Kabag keuangan
Sumber
8.00
NAD
2.00 m2/org 7.50 m2/org
16.00 240
NAD WBDG
1.20 m2/org 0.40 m2/org
4.80 0.80 270.88
MEEB
Sirkulasi 20% Subtotal
Kebutuhan Ruang
Luas (m²)
54.18 412.18
Kapasitas
Kuantitas
R. Kabag
1
1
8.00 m2/org
8.00
NAD
R. Rapat R. Kerja Staf Lavatory WC Wastafel
8 28
1 1
2.00 m2/org 7.50 m2/org
16.00 210
NAD WBDG
1 1
4 2
1.20 m2/org 0.40 m2/org
4.80 0.80
MEEB
Jumlah Sirkulasi 20% Subtotal
Standar dan Analisis
Luas (m²)
Sumber
pendukung
/besaran ruang/ Kebutuhan Ruang
Kapasitas
Kuantitas
R. ME R. CS Janitor Ruang Aula Koperasi
1 9 9 500
1 1 2 1 1
Musholla
100
1
Lavatory WC Wastafel Hall
8 4 50
2 2 1
Kantin
250
1
Gudang R. Tunggu R. Aspirasi ATM Centre Loading Dock R. Kesehatan R. Merokok
80 50 4 20
1 2 1 2 1 1 3 Jumlah Sirkulasi 20% Subtotal
Standar dan Analisis
Luas (m²) Sumber
100.00 m2 2.50 m2/org 0.95 m2/org 2.00 m2/org 115.00 m2 R. Shalat Standar = 0,85 m²/org Luas = 85 m² T. Wudhu Standar = 40% dari R. Shalat Luas = 34 m² KM/WC (4 Unit) Standar = 1.20 m²/org Luas = 4.80 m²
100 22.5 17.10 1000 115.00
AS NAD
123.80
NAD
1.20 m2/org 0.40 m2/org 1.60 m2/org R. Makan Standar = 1.60 m²/org Luas = 400 m² Sirkulasi 20% = 80 Dapur Standar = 20% x luas R. Makan Luas = 80 m² Sirkulasi 20% = 16 80.00 m2 1.60 m2/org 1.60 m2/org 3.6 m2/atm 64.00 m2 32.00 m2 x 20% 1.60 m2/org x 20 %
19.20 3.20 80.00
MEEB
576.00
NAD
80.00 256.00 80.00 28.8 64.00 38.40 115.20
AS NAD NAD AS AS AS NAD
AS AS
NAD
area luar
/besaran ruang/ Kebutuhan Ruang Publik area
Area parkir Plaza
Kapasitas
Kuantitas
Standar dan Analisis
200
1
280
1
2.00 m2/org Asumsi pengguna motor = 55% = 154 unit motor Pengguna mobil = 15% = 42 unit mobil Pengguna bus = 30 % , 30 org = 3 unit bus Motor = 154x2.1x0.6 = 194.04 m2 Mobil = 42x4.4x1.6 = 295.68 m2 Bus = 3x11x3.5 = 115.5 m2 Total = 605.22 m2
100
Sirkulasi 30% = 181.57 2.00 m2/org
1 Jumlah Sirkulasi 20% Subtotal
m2
Luas (m²) Sumber 400
NAD
786.79
AS
200
NAD
SITE
ANALYSIS
ukuran site Keliling Luas
: 484 m : 15.513 m²
batasan site LOKASI Jln. Moh. Jam, Kec. Baiturrahman, Banda Aceh, Aceh, Indonesia. terletak di area perkantoran dengan kepadatan tinggi
U Utara Selatan Timur Barat
: Masjid Raya Baiturrahman : Perkantoran : Kodim : Lahan kosong
KDB, KLB, & KETINGGIAN BANGUNAN KDB (koefisien dasar bangunan)
Adalah angka presentase berdasarkan perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan. Besarnya koefisien bangunan ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu kepadatan penduduk, ketersediaan lahan, peruntukan lahan, jenis penggunaan, bangunan, dan lainnya.
KLB (koefisien luas bangunan)
Adalah angka presentase perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan. KLB memiliki kaitan dengan KDB dan Ketinggian Bangunan.
KETINGGIAN BANGUNAN
Adalah jumlah lantai yang diizinkan oleh developer di area tersebut yang dapat dibangun. Penerapan ketinggian bangunan memiliki keterkaitan dengan penetapan KDB dan KLB. Luas lahan : 15.513 m² KDB : 80 % : Luas lahan x KDB : 15.513 m² x 80% : 12.410 m² KLB : 4,8 : Luas lahan x KLB : 15.513 m² x 4,8 : 74.462 m² Jml lantai : KLB / KDB : 74.462 m² / 12.410 m² : 6 Lantai
SITE
ANALYSIS
batasan site lahan kosong taman sari sungai jalan utama
U
jalan searah vegetasi
ANALISA EXISTING
Masjid Raya Baiturrahman
Masjid Raya Baiturrahman
Area Pertokoan
Lahan Kosong
Taman KODIM
Lahan Kosong
Taman Sari
KODIM 0101
Gedung DPRK
PALDAM IM
ANALISA
orientasi matahari & arah mata angin Analisa Orientasi Matahari Area Timur-Barat merupakan area yang panas, karena merupakan arah terbit . dan terbenam matahari, sehingga bangunan diarahkan ke Utara-Selatan untuk menghindari panas matahari berlebih. Panas yang berasal dari arah TimurBarat juga dapat memberikan ketidaknyamanan bagi pengguna bangunan. Bukaan juga diperbanyak di arah Utara-Selatan. Respon : • Mengoptimalkan desain sun shading sebagai penghalang sinar matahari yang berlebihan di arah Timur-Barat. • Menggunakan secondary skin untuk meminimalisir cahaya matahari langsung. • Menggunakan vegetasi sebagai buffer cahaya matahari sore.
Analisa Arah Angin Angin berhembus dari segala arah, tetapi potensi angin yang paling kencang berasal dari arah barat.
Matahari terbenam
U
Matahari terbit Respon : • Beberapa desain bukaan juga dihadapkan ke arah barat untuk menangkap angin sebagai penghawaan alami. • Menahan angin dengan vegetasi yang memiliki cukup ketinggian, sekaligus sebagai penyaring debu/kotoran. • Membuat barier masif berupa pagar di sekeliling tapak.
ANALISA tingkat kebisingan tinggi Tapak sangat berdekatan dengan jalan utama yang tergolong banyak kendaraan roda 2 dan roda 4 berlalu lalang, sehingga menyebabkan tapak di bagian Utara memiliki tingkat kebisingan yang tinggi. Respon : • Meletakkan bangunan agak jauh dari sumber kebisingan tinggi agar tetap nyaman. • Membutuhkan barier ataupun vegetasi dengan daun yang lebar sebagai peredam kebisingan.
tingkat kebisingan sedang Tapak di bagian kebisingan sedang.
Barat
memiliki
tingkat
tingkat kebisingan rendah Tapak di bagian Selatan & Timur memiliki tingkat kebisingan rendah, karena hanya berbatasan dengan jalan gang dan tidak banyak kendaraan lalu lalang. tingkat kebisingan tinggi tingkat kebisingan sedang tingkat kebisingan rendah
U
KEBISINGAN
ANALISA
aksesibilitas & sirkulasi jalan untuk menuju ke lokasi tapak tergolong mudah diakses dan strategis, karena terletak di samping jalan utama. site ini juga berdekatan dengan masjid raya baiturrahman dan dapat diakses dari segala arah
JALAN UTAMA Jln. Moh. Jam, merupakan akses utama lokasi tapak, banyak dilalui oleh kendaraan roda 2 dan roda 4, terkadang juga dilalui oleh kendaraan besar. Jalan ini memiliki 2 jalur dengan lebar per jalur yaitu 12 meter.
JALAN SATU ARAH Lokasi tapak juga dapat diakses melalui Jln. Teungku Abu Lam U yang merupakan jalan satu arah dengan lebar jalan 8 meter.
JALAN GANG Di bagian Timur-Selatan tapak terdapat jalan gang yang memiliki lebar jalan 5 meter.
U
Utara Selatan Timur Barat
: Jln. Moh. Jam : Jalan gang : Jalan Gang : Jln. Teungku Lam U
ORIENTASI BANGUNAN Orientasi bangunan dihadapkan ke Selatan, yaitu mengarah ke jalan utama (Jln.Moh.Jam), mengikuti orientasi Rumoh Aceh, dimana sisi terpanjang bangunan mengarah ke UtaraSelatan untuk meghindari cahaya berlebih dari arah Timur-Barat. Untuk meminimalisir cahaya matahari langsung dari arah Timur-Barat, dapat menggunakan secondary skin berupa ornamen-ornamen sebagai penghalang sinar matahari.
U
C
H
entrance
C
exit a. gedung walikota b. parkiran pengunjung c. parkiran pegawai d. rth (ruang terbuka hijau) e. lapangan upacara f. musholla g. pos satpam h. utilitas
G
A
B L O C K plan
SIRKULASI RUANG LUAR IN
out
entrance
out
sirkulasi kendaraan publik sirkulasi kendaraan semi publik sirkulasi kendaraan servis sirkulasi pejalan kaki
T E M A BACK TO NATURE
keselarasan dengan alam
efisien memanfaatkan sda
nyaman bagi pengguna bangunan
Arsitektur “Back to Nature” menampilkan sebuah bangunan yang tanggap akan lingkungan serta hubungan antar ruang dalam dan ruang luar yang merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan sehingga memberi kesan yang menyatu dengan alam.
• •
menggunakan material lokal
memperbanyak area hijau
• • •
Bangunan dibangun dengan tidak melakukan perubahan pada sitenya, site dibiarkan apa adanya sehingga tidak merusak alam. Material bangunan menggunakan bahan-bahan dari alam, sehingga membuat bangunan terkesan menyatu dengan alam. Menyerasikan bangunan dengan alam Ruang luar dan ruang dalam yang sangat berhubungan, dimana ruang-ruang tersebut bisa sama dengan fungsi yang berbeda yang menjadikan ruang-ruang seperti mengalir. Keindahan dan struktur menjadi kesatuan, struktur selain sebagai kekuatan bangunan, tetapi dapat mendukung tampila bangunannya.
pendekatan
t e o r i
green architecture Arsitektur hijau merupakan konsep arsitektur yang berusaha untuk meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh moderasi dan efisiensi dalam pemakaian bahan bangunan, energi, serta ruang pembangunan terhadap lingkungan alam.
Tujuan utama dari green architecture adalah menciptakan eco desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami dan pembangunan berkelanjutan.
Menurut Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture memiliki kriteria sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Conserving Energy (Hemat Energi) Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami) Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan) Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan) Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru) Holistic
EKSTERIOR Green Wall (Vertical Garden) pada façade bangunan berfungsi untuk meminimalisir panas cahaya matahari, mengurangi polusi udara, meningkatkan suplai oksigen, serta menambah nilai estetika dari bangunan.
Penggunaan secondary skin pada bangunan sebagai penangkal sinar matahari untuk fasad arah barat, atau untuk bangunan yang menggunakan material yang mampu menyerap cahaya panas seperti kaca.
Penggunaan green roof pada bangunan selain untuk keindahan dan agar terlihat menyatu dengan alam, juga dapat digunakan sebagai water catcher sebagi proses pendingin ruangan alami karena sinar matahari tidak diserap beton secara langsung.
KONSEP RUANG TERBUKA & JENIS VEGETASI Vegetasi Pengarah
Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang / jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Vegetasi yang digunakan yaitu vegetasi peneduh, pengarah, pembatas, estetika, dan kenyamanan
Vegetasi Peneduh Jalur tanaman dengan lebar minimal 1,5 m, percabangan minimal 2 m di atas tanah, ketinggian mencapai 5 m, bentuk percabangan pohon tidak merundu, bermassa dan padat, dan bisa ditanam berbaris ataupun menyebar.
Sebagai penghalang dan pengarah angin untuk mengurangi pergerakan angin yang terlalu kencang serta pengarah pengguna jalan. Tanaman perdu atau pohon dengan ketinggian lebih dari 2 m yang ditanam secara massal. Perdu yang digunakan yaitu perdu berwarna kuning, agar terlihat saat malam hari. Contoh : Cemara, Mahoni, Kembang Merak, Akalipa Hijau
Vegetasi Pembatas Sebagai pembatas jalan setapak. Jenis tanaman yang digunakan yaitu tanaman tinggi, perdu, ataupun semak. Tanaman bermassa daun padat, ditanam berbaris dan membentuk massa dengan jarak tanam rapat.
Vegetasi Estetika Sebagai penghias lansekap dan taman dalam serta tidak mengganggu pandangan para pengguna bangunan. Jenis tanamannya adalah tanaman berbunga.
Vegetasi Pengatap & Sun Shading Sebagai pengatap di setiap selasar, area istirahat di lansekap (ruang luar), serta sebagai sun shading untuk fasad bangunan. Jenis tanamannya yaitu tanaman rambat.
Vegetasi Penyerap Polusi & Kebisingan Biasanya terdiri dari pohon, perdu atau semak, memiliki ketahanan yang tinggi terhadap polusi udara serta dapat meminimalisir kebisingan, jarak tanam rapat, dan bermassa daun padat. Contohnya angsana, akasia daun besar, bougenvil, teh-tehan pangkas.
Rumput gajah mini
Berfungsi sebagai penutup tanah yang akan dijadikan area hijau. Dengan adanya rumput, maka dapat menyerap sinar matahari dan menjadi resapan saat hujan turun.
Teh - tehan pangkas
Berfungsi sebagai pembatas, cocok dijadikan tanaman pagar.
Rumput jepang
SOFT ELEMENT Angsana Bougenvil
Dapat menyaring polusi udara dan menghalau silau lampu kendaraan. Cocok diletakkan di depan bangunan yang berdekatan dengan bahu jalan, serta juga menambah nilai estetika
Rumput Jepang akan diletakkan pada green roof dan di beberapa taman. Bentuk daunnya lebih kurus dibandingkan rumput gajah mini.
Sebagai peneduh, memiliki tajuk yang lebar, memiliki bungabunga kecil berwarna kuning.
Glodokan
Gailardia
Agapanthus
Sebagai tanaman hias, cocok untuk iklim tropis, diletakkan di area taman
Sebagai tanaman hias, tahan di segala cuaca. diletakkan di area taman untuk menambah estetika.
Sebagai pengarah dan penahan angin, banyak ditanam di pinggir jalan atau di taman.
HARD ELEMENT LAMPU TAMAN
PAVING BLOCK Paving block digunakan sebagai jalan setapak (jalur pejalan kaki), berfungsi untuk perkerasan yang juga memberikan kesan alami pada lansekap.
KERIKIL/BATUAN
Lampu taman berfungsi sebagai penunjang di malam hari, yaitu penerang taman dan sebagai nilai estetika
Untuk menambah nilai estetika pada taman serta memberi kesan natural dan terlihat menyatu dengan alam. Fungsi dari kursi taman untuk duduk menikmati indahnya taman tetapi juga berfungsi untuk mempercantik taman
KOLAM TAMAN Dengan adanya kolam air mancur pada taman, dapat menambah nilai estetika serta dapat memberi ketenangan.
BANGKU TAMAN