Makalah Kepemimpinan Pendidikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb. Segala puji kami haturkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena atas rahmat dan petunjuknya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah kami tentang “Kepemimpinan Pendidikan”. Shalawat serta salam tak lupa pula kita haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dalam naungan iman dan islam. Penyusunan



makalah



mengenai



“Kepemimpinan



Pendidikan”



ini



merupakan tugas kelompok kami dalam mata kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa/i yang masih dalam proses pembelajaran, penyusunan makalah ini masih banyak sekali kekurangan. Oleh karna itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik serta saran yang bersifat positif, guna penyusunan makalah yang lebih baik untuk kedepannya. Dan tak lupa pula kami haturkan terima kasih kepada teman-teman yang telah ikut serta dalam penyusunan makalah kita ini. Sehingga kami dapat menyelesaikannya tepat waktu.



Bukittinggi,29 November 2019 Penulis



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................................i DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii



BAB I....................................................................................................................................1 PENDAHULUAN.................................................................................................................1



BAB II...................................................................................................................................3 PEMBAHASAN...................................................................................................................3 A. Definisi Kepemimpinan Pendidikan...............................................................................3 B. Fungsi Pemimpin Pendidikan.........................................................................................3 C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemimpin...............................................................4 D. Tipe-Tipe Kepemimpinan Pendidikan............................................................................5 E. Gaya Kepemimpinan.......................................................................................................9 F. Syarat - Syarat Pemimpin Pendidikan...........................................................................10 G.



Keterampilan yang harus dimiliki Pemimpin Pendidikan...........................................11



BAB III................................................................................................................................13 PENUTUP...........................................................................................................................13 A. Kesimpulan...................................................................................................................13 B. Saran..............................................................................................................................13



DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................14



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Kepemimpinan



merupakan



bagian



penting



dari



manajemen



yaitu



merencanakan dan mengorganisasi, tetapi peran utama kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan bukti bahwa pemimpin boleh jadi manajer yang lemah apabila perencanaannya jelek yang menyebabkan kelompok berjalan ke arah yang salah. Akibatnya walaupun dapat menggerakkan tim kerja, namun mereka tidak berjalan kearah pencapaian tujuan organisasi. Guna menyikapi tantangan globalisasi yang ditandai dengan adanya kompetisi global yang sangat ketat dan tajam. Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik, sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Untuk membantu para kepala sekolah di dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat, diperlukan adanya satu esensi pemikiran yang teoretis, seperti kepala sekolah harus bisa memahami teori organisasi formal yang bermanfaat untuk menggambarkan kerja sama antara struktur dan hasil sekolah. Oleh sebab itu dikatakan bahwa” keberhasilan sekolah adalah sekolah yang memiliki pemimpin yang berhasil. Keberhasilan pendidikan di sekolah juga sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa 2004:25). Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.



1



B.



Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan kepemimpinan pendidikan ? 2. Apa saja fungsi pemimpin pendidikan ? 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Pemimpin ? 4. Apa saja tipe-tipe kepemimpinan pendidikan ? 5. Apa saja gaya kepemimpinan pemimpin ? 6. Apa sajakah syarat-syarat dari kepemimpinan pendidikan ? 7. Apa saja kah keterampilan yang harus dimiliki oleh pemimpin pendidikan ?



C.



Tujuan 1.



Mengetahui apa itu kepemimpinan pendidikan.



2.



Mengetahui apa saja fungsi dari pemimpin pendidikan.



3.



Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemimpin.



4.



Mengetahui tipe-tipe kepemimpina pendidikan



5.



Mengetahui gaya-gaya kepemimpinan



6.



Mengetahui syarat-syarat dari kepemimpinan pendidikan



7.



Mengetahui apa saja keterampilan yang harus dimiliki oleh pemimpin pendidikan.



2



BAB II PEMBAHASAN A.



Definisi Kepemimpinan Pendidikan Kepemimpinan (Leadership) merupakan salah satu yang sangat vital bagi terlaksananya fungsi-fungsi manajemen. Pengertian umum pendidikan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Menurut Ralp M. Stogdill, kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisis menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan. Sondang P. Siagian, kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak dari pada semua sumber-sumber, dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi. Mardjin syam (1966) mengartikan kepemimpinan sebagai keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta mengingatkan orang, dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan, atau dengan definisi yang lebih lengkap dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pemberian jalan yang mudah dari pada pekerjaan orang lain yang terorganisir dalam organisasi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan “Pendidikan” mengandung arti dalam lapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjelaskan pula sifat atau ciri-ciri yang harus dimiliki oleh kepemimpinan itu. Dengan demikian Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.



B.



Fungsi Pemimpin Pendidikan Adapun fungsi kepemimpinan pendidikan menurut Soekarto Indrafachrudi (1993:33) adalah pada dasarnya dapat dibagai menjadi dua yaitu:



3



1.



Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai a. Pemimpin berfungsi memikirkan dan merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskan supaya anggota dapat berkerjasama mencapai tujuan itu. b. Pemimpin



berfungsi



memberi



dorongan



kepada



anggota-anggota



kelompok untuk menganalisis situasi supaya dapat dirumuskan rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik. c. Pemimpin berfungsi membantu anggota kelompok dalam memberikan keterangan yang perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan yang sehat. d. Pemimpin berfungsi menggunakan kesempatan dan minat khusus anggota kelompok. 2.



Fungsi yang bertalian dengan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan a. Pemimpin berfungsi memupuk dan memelihara kebersamaan di dalam kelompok. b. Pemimpin



berfungsi



mengusahakan



suatu



tempat



bekerja



yang



menyenangkan, sehingga dapat dipupuk kegembiraan dan semangat bekerja dalam pelaksanaan tugas. c. Pemimpin dapat menanamkan dan memupuk perasaan para anggota bahwa mereka termasuk dalam kelompok dan merupakan bagian dari kelompok. C.



Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemimpin Ngalim Purwanto (2004) menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi pemimpin, sebagai berikut : 1. Keahlian dan Pengetahuan Keahlian dan pengetahuan yang dimaksud di sini adalah latar belakang pendidikan atau ijazah yang dimilikinya, sesuai tidakna latar belakang pendidikan itu dengan tugas-tugas kepemimpinan yang menjadi tanggung jawabannya, pengalaman kerja sebagai pemimpin, apakah pengalaman yang



4



telah dilakukannya mendorong dia untuk memperbaiki dan mengembangkan kecakapan dan keterampilanya dalam memimpin. 2. Jenis pekerjaan atau lembaga tempat pemimpin itu melaksanakan tugas jabatannya. Tiap organisasi atau lembaga yang tidak sejenis memiliki tujuan yang berbeda, dan menuntun cara-cara pencapaian tujuan yang tidak samma. Oleh karena itu, tiap jenis lembaga memerlukan perilaku dan sikap kepemimpinan yang berbeda pula. 3. Sikap-sikap Kepribadian Pemimpin Kita mengetahui bahwa secara psikologi manusia itu berbeda-beda sifat, watak, dn kepribadiannya. Ada yang selalu bersikap keras dan tegas, tetapi ada pula yang lemah dan kurang berani. Dengan adanya perbedaan-perbedaan watak dan kepribadian yang dimiliki oleh masing-masing pemimpin, meskipun beberapa orang pemimpin memiliki latar pendidikan yang sama dan diserahi tugas pemimpin dalam lembaga yang sejenis, karena perbedaan kepribadiannya akan menimbulkan perilaku dan sikap yang berbeda pula dalam menjalankan kepemimpinannya. 4. Sikap-Sikap kepribadian Pengikut Tentang sifat-sifat pengikut, yaitu mengapa dan bagaimana anggota kelompok menerima dan mau menjalankan perintah atau tugas-tugas yang diberikan oleh pemimpin. D.



Tipe-Tipe Kepemimpinan Pendidikan Berdasarkan konsep, sifat, sikap, dan cara-cara pemimpin tersebut melakukan dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkunagn kerja yang dipimpinnya, maka kepemimpinan pendidikan dapat diklasifikasikan kedalam 4 tipe, yaitu : 1. Tipe otoriter



5



Tipe



kepemimpinan



otoriter



disebut



juga



tipe



kepemimpinan



“outhoritarian”. Dalam kepemimpinan yang otoriter, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis, atau sifat-sifat pada anggota-anggota kelompok terhadap pemimpinnya. 2. Tipe “Laissez-faire” Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemeimpin sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin. Struktur organisasinya tidak jelas dan kabur, segala dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pemimpin. 3. Tipe Demokratis Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinanya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin ditengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi anggota-anggotanya agar bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-usahanya ia selalu perpangkal pada kepentingan



dan



kebutuhan



kelompoknya,



dan



mempertimbangkan



kesanggupan serta kemampuan kelompoknya. 4. Tipe Pseudo-demokratis Tipe ini disebut juga demokratis semu atau manipulasi diplomatik. Pemimpin yang bertipe peseudo demokratis hanya tampaknya saj bersifat demokratis padahal sebenarnya dia bersikap ookratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, konsep-konsep yang ingin diterapkan di lembaga



6



yang dipimpinnya, maka hal tersebut didiskusikan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima ide/pikiran/konsep tersebut sebagai keputusan bersama. 5. Kepemimpinan Birokratis Pemimpin birokratis bekerja “berdasarkan aturan”, memastikan staf mereka mengikuti prosedur secara tepat. Ini adalah gaya yang sangat tepat dalam melibatkan resiko keamanan yang serius. 6. People or Relations-Oriented Leadership Gaya



kepemimpinan



ini



adalah



kebalikan



dari



kepemimpinan



berorientasi tugas; pemimpin secara total berfokus pada mengorganisir, mendukung, dan mengembangkan orang di bawah kepemimpinannya. Sebuah gaya partisipatif, yang cenderung mengarah pada kerja tim yang baik dan kolaborasi yang kreatif. 7. Servant Leadership Istilah ini dicetuskan oleh Robert Greenleaf di tahun 1970an, yang menggambarkan seorang pemimpin yang umumnya tidak dianggap secara formal sebagai pemimpin. Ketika seseorang, di setiap level organisasi, memimpin dengan memenuhi kebutuhan timnya, dinamakan sebagai pemimpin yang melayani. Dalam banyak hal, kepemimpinan pelayan adalah bentuk dari kepemimpinan demokratis, karena seluruh tim cenderung terlibat dalam pengambilan keputusan. Pendukung dari model kepemimpinan pelayan mengatakan hal ini adalah cara yang penting untuk maju dalam dunia di mana nilai semakin penting, di mana pemimpin pelayan mencapai kekuatan sebagai dasar dari nilai dan idealisme mereka. Yang lain percaya bahwa dalam situasi kepemimpinan yang kompetitif, orang yang mempraktekkan kepemimpinan pelayan akan sering tertinggal dengan gaya kepemimpinan yang lain.



7



8. Task-Oriented Leadership Kepemimpinan yang sangat berorientasi tugas berfokus hanya pada menyelesaikan pekerjaan, dan bisa jadi sangat otokratis. Ia akan secara aktif mendefinisikan tugas dan peran yang diperlukan, menempatkan struktur, merencanakan, mengorganisir dan memonitor. Namun demikian, seorang pemimpin berorientasi tugas tidak banyak meluangkan waktu untuk kesejahteraan tim, pendekatan ini bisa mengalami banyak kelemahan yang ada pada kepemimpinan otokratis, dengan kesulitan untuk memotivasi dan mempertahankan staf. Pemimpin berorientasi tugas dapat menggunakan Blake-Mouton Managerial Grid untuk membantu dalam mengidentifikasi wilayah pengembangan spesifik yang akan membantu mereka melibatkan orang lain lebih sering. 9. Kepemimpinan Transaksional Kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang menekankan pada tugas-tugas bawahan. Pemimpin adalah seseorang yang menentukan pekerjaan beserta mekanismenya, sedangkan staf hanya melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan dan keahliannya serta tugas dan perannya. Gaya kepemimpinan ini dimulai dari pemikiran bahwa anggota tim setuju untuk mengikuti pemimpin mereka dengan total ketika mereka melakukan pekerjaan. Transaksi umumnya adalah perusahaan atau organisasi jasa memberikan imbalan pada anggota tim atas upaya dan ketaatan mereka. Pemimpin memiliki hak untuk “menghukum” anggota tim bila pekerjaan mereka tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Kepemimpinan ini memiliki keterbatasan serius bagi pekerjaan yang berbasis pengetahuan atau kreatifitas. 10. Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan transformasional hadir menjawab tantangan zaman yang penuh dengan perubahan. Zaman yang dihadapai saat ini adalah zaman di



8



mana manusia dapat mengkritik dan meminta yang layak dari apa yang diberikannya sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini sesuai dengan konsep Maslow yang menyatakan bahwa manusia pada era ini memiliki kebutuhan yang berkembang hingga pada keinginan untuk dapat mengaktualisasikan diri. Seseorang dengan gaya kepemimpinan ini adalah seorang pemimpin nyata yang menginspirasi timnya secara konstan dengan visi masa depan bersama. Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada kebutuhan pengikutnya. Pemimpin mengubah kesadaran pengikut akan persoalanpersoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan cara baru dan mampu membangkitkan serta mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra dalam mencapai tujuan kelompok. 11. Kepemimpinan Militeristis Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut: lebih banyak memberikan perintah; bergantung kepada pangkat dan jabatannya; senang pada formalitas yang berlebihlebihan; menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan; sukar menerima kritikan dari bawahannya; Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan. 12. Kepemimpinan Paternalistik Di sini pemimpin



bersifat



kebapakan dan selalu memberikan



perlindungan kepada para bawahan. Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut: menganggap dirinya paling dewasa; bersikap terlalu melindungi (overly protective); jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan; jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif; jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya; dan sering bersikap maha tahu.



9



13. Kepemimpinan Karismatik Gaya



kepemimpinan



kepemimpinan



karismatis



transformasional,



di



dapat mana



terlihat pemimpin



mirip



dengan



menyuntikkan



antusiasme tinggi pada tim, dan sangat enerjik dalam mendorong untuk maju. Tipe



kepemimpinan



karismatik



memandang



kepemimpinan



sebagai



keseimbangan antara pelaksanaan tugas dan pemeliharaan hubungan dengan para bawahan. Pemeliharaan hubungan didasarkan pada hubungan relasional dan bukan berorientasi kekuasaan, walaupun dia memilikinya.



E.



Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi



para



pengikutnya.



Hersey



dan



Blanchard



(1993:289)



mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku konsisten yang mereka terapkan dalam bekerja dengan dan melalui orang lain, seperti yang dipersepsikan



orang-orang



itu.



Menurut



Hadari.



(1995:83-84)



Gaya



kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, yaitu : 1. Gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien, 2. Gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan pelaksanaan hubungan kerja sama, dan 3. Gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan hasil yang dapat dicapa. Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seseorang pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya,  apa yang dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinan, namun gaya mana yang terbaik tidak mudah untuk ditentukan. Untuk memahami gaya kepemimpinan, sedikitnya dapat dikaji dari tiga pendekatan utama, yaitu pendekatan sifat, perilaku dan situasional.



10



Menurut Hani Handoko.(1997:290) dalam Teori Path Goal memasukkan empat tipe atau gaya pokok perilaku pemimpin, yakni : 1. Kepemimpinan direktif (Directive leadership) Pemimpin memberikan perintah-perintah khusus kepada bawahan dan tidak ada peran serta bawahan dalam pembuatan keputusan. 2. Kepemimpinan Suportif (Supportive Leadership) Pemimpin selalu bersedia menjelaskan, sebagai teman, mudah didekati dan menunjukkan diri sebagai orang sejati bagi bawahan. Pemimpin bersahabat dan tertarik pada bawahan sebagai manusia. 3. Kepemimpinan partisipatif (Participative leadership) Pemimpin meminta dan menggunakan saran-saran bawahan untuk membuat keputusan. Kebanyakan studi dalam organisasi industri manufaktur menyimpulkan bahwa dalam tugas-tugas yang tidak rutin karyawan lebih luas di bawah pemimpin yang partisipatif dari pada pemimpin yang non partisipatif. 4. Kepemimpinan orientasi prestasi (Achievement oriented leadership) Pemimpin  mengajukan tantangan-tantangan dengan tujuan yang menarik bagi bawahan dan merangsang bawahan untuk mencapai tujuan tersebut serta melaksanakannya dengan baik. Kunci penting teori ini adalah cara pemimpin mempengaruhi jalur antara perilaku bawahan dan sasaran. Likert dengan melibatkan kelompok Michigan (Thoha, 1995:34) dalam melakukan penelitian selama bertahun-tahun, mengemukakan empat sistem atau gaya dasar kepemimpinan organisasional, sebagai berikut : 1. Gaya kepemimpinan Otokratis eksplosif Pemimpin mengambil semua keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan, memerintahkan



dan



biasanya



mengeksploitasi



melaksanakannya. 2. Gaya otokratis penuh kebajikan



11



bawahan



untuk 



Pemimpin menentukan perintah-perintah kerja, tetapi bawahan diberi keleluasan (fleksibilitas) dalam melaksanakannya dengan suatu cara paternalistik. 3. Gaya Partisipatif Pimpinan menggunakan gaya konsultatif. Pimpinan ini meminta masukan dan menerima partisipasi dari bawahan, tetapi tetap menahan hak untuk membuat keputusan final. 4. Gaya demokratik Pimpinan memberikan berbagai pengarah kepada bawahan, tetapi memberikan kesempatan partisipasi total dan keputusan dibuat atas dasar konsensus dan prinsip mayoritas. F.



Syarat - Syarat Pemimpin Pendidikan Dalam memangku jabatan pemimpin pendidikan yang dapat melaksanakan tugas-tugasnya dan memainkan perannya sebagai pemimpin yang baik dan sukses, maka dituntut beberapa persyaratan jasmani, rohani, dan moralitas yang baik, bahkan persyaratan sosial ekonomis yang layak akan tetapi pada bagian ini yang akan dikemukakan hanyalah persyaratan-persyaratan kepribadian dari seorang pemimpin yang baik. Persyaratan-persyaratan tersebut adalah : 1. Rendah hati dan sederhana 2. Bersifat suka menolong 3. Sabar dan memiliki kestabilan emosi 4. Percaya kepada diri sendiri 5. Jujur, adil dan dapat dipercaya 6. Keahlian dalam jabatan Tead (1935:31-34) menyatakan bahwa syarat kepemimpinan pendidikan adalah: 1. Memiliki kesehatan jasmaniah dan rohaniah yang baik. 2. Berpegang teguh pada tujuan yang hendak dicapai. 3. Bersemangat 4. Jujur



12



5. Cakap dalam memberi bimbingan 6. Cepat serta bijaksana dalam mengambil keputusan 7. Cerdas 8. Cakap dalam hal mengajar dan menaruh kepercayaan kepada yang baik dan berusaha mencapainya Adanya



syarat-syarat



kepemimpinan



seperti



diuraikan



di



atas



menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan hanya memerlukan kesanggupan dan kemampuan saja, tetapi lebih-lebih lagi kemampuan dan kesediaan pemimpin. G. Keterampilan yang harus dimiliki Pemimpin Pendidikan 1. Keterampilan dalam memimpin. Pemimpin



harus



menguasai



cara-cara



kepemimpinan,



memiliki



keterampilan memimpin supaya dapat bertindak sebagai seorang pemimpin yang baik. Untuk hal itu antara lain ia harus menguasai bagaimana caranya : menyusun rebcana bersama, mengajak anggota berpartisipasi, memberi bantuan kepada anggota kelompok, memupuk “morale” kelompok, bersamasam membuat keputusan, menghindarkan “working on the group” dan “working for the group” dan mengembangkan “working with within the group”, membagi dan menyerahkan tanggung jawab, dan sebagainya. Untuk memperoleh keterampilan diatas perlu pengalaman, dan karena itu pemimpin harus benar-benar banyak bergaul, bekerja sama, dan berkomunikasi dengan orang yang dipimpinnya. Yang penting jangan hanya tahu, tetapi harus dapat melaksanakan. 2. Keterampilan dalam hubungan insani. Hubungan insani adalah hubungan antar manusia. Ada dua macam hubungan yang biasa kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari : 1) hubungan fungsional atau hubugan formal, yaitu hubungan karena tugas resmi atau pekerjaan resmi; dan 2) hubungan pribadi atau hubungan informal atau hubungan personel, ialah hubungan yang tidak didasarkan atau tugas resmi atau pekerjaan, tetapilebih bersifat kekeluargaan.



13



Yang menjadi inti dalam hubungan ini, apakah itu hubungan fungsional atau hubungan personal, adalah saling menghargai. Bawahan menghargai atasan dan sebaliknya atasanpun harus menghargai bawahan. 3. Keterampilan dalam proses kelompok . Maksud utama dari proses kelompok ialah bagaimana meningkatkan partisipasi anggota-anggota kelompok setinggi-tingginya sehingga potensi yang dimiliki para anggota kelompok itu dapat diefektifkan secara maksimal. Inti dari proses kelompok adalah hubungan insani dan tangung jawab bersama. Pemimpin harus jadi penengah, pendamai, moderator dan bukan menjadi hakim. 4. Keterampilan dalam administrasi personil. Administrasi personil mencakup segala usaha menggunakan keahlian dan kesanggupan yang dimiliki oleh petugas-petugas secara efektif dan efisien. Kegiatan dalam administrasi personil ialah : seleksi, pengangkatan, penempatan,



penugasan,



orientasi,



pengawasan,



bimbingan



dan



pengembangan serta kesejahteraan. Menemukan yang palingpenting dari kegiatan diatas ialah kegiatan seleksi dalam memilih orang yan paling sesuai dengan tugas dan pekerjaannya yang berpedoman pada “the right man in the right place”. 5. Keterampilan dalam menilai Penilaian atau evaluasi ialah suatu usaha untuk mengetahui sampai dimana suatu kegiatan sudah dapat dilaksanakan atau sampai dimana suatu tujuan sudah dicapa. Yang dinilai biasanya ialah : hasil kerja, cara kerja dan orang yang mengerjakannya. Adapun teknik dan prosedur evaluasi ialah : menentukan tujuan penilaian, menetapkan norma/ukuran yang akan dinilai, mengumpulkan data-data yang dapat diolah menurut kriteria yang ditentukan, pengolahan data, dan menyimpulkan hasil penilaian. Melalui evaluasi, guru dapat dibantu dalam



14



menilai pekerjaannya sendiri, mengetahui kekurangan dan kelebihannya. Selain guru, personila lainnya perlu dievaluasi seperti petugas (karyawan) tata usaha, petugas BK, dan sebagainya, untuk mengetahui kemajuan/ kekurangannya.



15



BAB III PENUTUP A.



Kesimpulan 1. Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien 2. Adapun fungsi kepemimpinan pendidikan dapat dibagai menjadi dua yaitu: (a) fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai, (b) fungsi yang bertalian dengan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan 3. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemimpin, sebagai berikut : (a) Keahlian dan Pengetahuan, (b) jenis pekerjaan atau lembaga tempat pemimpin itu melaksanakan tugas jabatannya, (b) sikap-sikap kepribadian pemimpin, (d) sikap-sikap kepribadian pengikut 4. Berdasarkan konsep, sifat, sikap, dan cara-cara pemimpin tersebut melakukan dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkunagn kerja yang dipimpinnya, maka kepemimpinan pendidikan dapat diklasifikasikan kedalam 4 tipe, yaitu : (a) Tipe otoriter, (b) Tipe “Laissez-faire”, (c) Tipe Demokratis, (d) Tipe Pseudo-demokratis (e) Kepemimpinan Birokratis (f) Servant Leadership (g) Task-Oriented Leadership (h) Kepemimpinan Transaksional (i) Kepemimpinan Transformasional (j) Kepemimpinan Militeristis (k) Kepemimpinan Paternalistik (l) Kepemimpinan Karismatik 5. Gaya kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya 6. Adanya syarat-syarat kepemimpinan bukan hanya memerlukan kesanggupan dan kemampuan saja, tetapi lebih-lebih lagi kemampuan dan kesediaan pemimpin



B.



Saran Syarat bagi pemimpin pendidikan, dalam hal ini adalah kepala sekolah, adalah kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus dapat memimpin



16



sekolah, bertanggung jawab atas tercapainya tujuan sekolah, juga diharapkan menjadi pemimpin dan inovator di sekolah. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah hendaknya memiliki kualitas kepemimpinan yang baik agar signifikan bagi keberhasilan sekolah. Untuk mahasiswa diharapkan makalah ini dapat memberi informasi dan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin



17



DAFTAR PUSTAKA



Mulyasa.  2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung:; Rosdakarya Indrafachrudi, Soekarto. 1993. Mengantar Bagaimana Memimpin Sekolah yang Baik. Jakarta: Ghalia Indonesia Purwanto, Ngalim. 1991.



Administrasi Pendidikan. Jakarta: Mutiara Sumber



Widya, 1991 Sumidjo, Wahjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali Pers Sutikno Sobry, M. 2012. Manajemen Pendidikan. Lombok: Holistica



18