Dokumentasi Form A Dan Form B Dalam CASE MANEGER [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Amel
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KELAS ON LINE WIA TRAINING MANAJER PELAYANAN PASIEN (MPP-CASE MANAGER) 9 – 10 November 2021



Pengantar Latihan Menyusun Rekam Medis MPP



dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes, FISQua 1



MANAJER PELAYANAN PASIEN /



CASE MANAGER



DPJP PPJA



Pasien,



Keluarga



• • •



Dietisien



Lainnya



• • •



Yan Kes / RS Lain



✓ MPP bukanlah PPA aktif ✓ Shift pagi ✓ Ratio 1 : 25 Pasien - Kompleksitas Pasien - Kebutuhan RS



Apoteker



PPJA



Clinical Leader : • Kerangka pokok asuhan • Koordinasi • Kolaborasi • Sintesis • Interpretasi • Review • Integrasi asuhan



MPP :



Yan Keuangan/ Billing



MPP



(MPP bukan PPA aktif)







Case Manager Asuransi Perusahaan/ Employer



BPJS







Dokter Keluarga



ARK 3.1. – MPP PAP 2 – Integrasi Inter Unit AP 4 – Integrasi inter PPA ARK 2.2. – Kelola Alur Pasien PAP 2.4 – KTD ARK 3.3. – Transfer MIRM 13.1. – Transfer PAP 1 – Asuhan Seragam



Output CM : ▪ Kontinuitas Pelayanan ▪ Pelayanan dgn Kendali Mutu dan Biaya ▪ Pelayanan yg memenuhi kebutuhan Pasien-Kel pd ranap s/d dirumah ▪ Good Patient Care



• Pembayar • Perusahaan • Asuransi



• • • • • • • •



MPP Case Manager (*Pemandu, *Liaison/ Penghubung/“Jembatan”)



Pasien Keluarga



MPP :



• • • • •



ARK 3.1. – MPP PAP 2 – Integrasi Inter Unit AP 4 – Integrasi inter PPA ARK 2.2. – Kelola Alur Pasien PAP 2.4. - KTD ARK 3.3. – Transfer MIRM 13.1. – Transfer PAP 1. – Keseragaman Asuhan



RS PPA Rohaniwan Unit2 Keuangan



Asuhan Pasien Terintegrasi *Asesmen Pasien (IAR) & *Pemberian Pelayanan/Pelaksanaan Rencana/Intervensi



PPA `



MPP / Case Mgr



Kebutuhan Pasien



Pasien Sistem Pendukung Keluarga,Teman, RT-Tetangga dsb



Sasaran PPA



Sasaran Pasien



Sasaran MPP (Nico Lumenta, 2019)



4



Segitiga Sasaran PCC “Triple Aim PCC”



PAP 2.1.



*Sasaran PPA*



*Harapan / Sasaran Pasien*



(+BPIS)



1. Pemahaman Pasien ttg asuhan (penyakit,tindakan) 2. Kepuasan pasien 3. Kemampuan mengambil keputusan terkait asuhan 4. Keterlibatan & pemberdayaan 5. Kepatuhan thd PPA 6. Kemandirian pasien 7. Dukungan keluarga/yg lain pasien 8. Pemulangan aman 9. Kesesuaian asuhan dgn kebutuhannya 10.Kesinambungan pelayanan



AP 1, ARK 1, HPK 2.2.



Harapan/Sasaran terkait 1. Diagnosis 2. Terapi, Obat, Tindakan 3. Fungsi Fisik, Mental 4. Lain2



*Sasaran MPP*



ARK 3.1.



(Nico Lumenta, 2019)



Tataklaksana MPP 1. Identifikasi, seleksi / skrining pasien utk manajemen pelayanan pasien 2. Asesmen untuk manajemen pelayanan pasien 3. Identifikasi masalah dan kesempatan 4. Perencanaan manajemen pelayanan pasien 5. Monitoring 6. Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi dan Kolaborasi 7. Advokasi 8. Hasil Pelayanan 9. Kompetensi Budaya – Cultural Competence MPP 10.Manajemen Sumber Daya 11.Terminasi manajemen pelayanan pasien



Proses ❑ Pada Asesmen MPP gunakan konsep IAR ❑ I : Kumpulkan informasi, termasuk Sasaran PPA, Harapan/Sasaran Pasien, masalah psiko-sosio-kultural ❑ A : Jabarkan • Masalah yang mendukung pencapaian sasaran. • Masalah yang dapat menghambat pencapaian sasaran ❑ R : Susun rencana, jabarkan Sasaran MPP dan langkah2nya ❑ Implementasi, Monitor, Evaluasi ❑ “Loop” balik untuk menambah a.l. Asesmen & Rencana



Sasaran MPP SMART : Spesific, Measurable, Achievable, Realistic, Time based



1. Pemahaman Pasien ttg asuhan (penyakit,tindakan) 2. Kepuasan pasien 3. Kemampuan mengambil keputusan terkait asuhan 4. Keterlibatan & pemberdayaan 5. Kepatuhan thd PPA 6. Kemandirian pasien 7. Dukungan keluarga/yg lain pasien 8. Pemulangan aman 9. Kesesuaian asuhan dgn kebutuhannya 10.Kesinambungan pelayanan



Dokumentasi Manajemer Pelayanan Pasien di Rumah Sakit Terdiri dari dua form Form A : Evaluasi Awal MPP



1. Identifikasi, seleksi / skrining pasien utk manajemen pelayanan pasien 2. Asesmen untuk manajemen pelayanan pasien 3. Identifikasi masalah, risiko dan kesempatan 4. Identifikasi Harapan / Sasaran Pasien 5. Perencanaan manajemen pelayanan pasien, termasuk Sasaran MPP



Form B : Catatan Implementasi MPP



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Pelaksanaan Perencanaan manajemen pelayanan pasien Monitoring Identifikasi masalah – risiko – kesempatan Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi, Kolaborasi Advokasi Hasil Pelayanan Terminasi manajemen pelayanan pasien Pelayanan dalam transisi



REKAM MEDIS • Pengertian : Rekam medis adalah berkas yg berisikan catatan dan dokumen ttg identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yg telah diberikan kpd pasien (Permenkes 269 / 2008 ttg Rekam Medis)



• Pasal 3 : (1) Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya memuat….. • Rekam medis merupakan bukti tertulis maupun terekam ttg proses asuhan yg diberikan oleh dokter dan nakes PPA (professional pemberi asuhan) lainnya kpd pasien yg merupakan cerminan kerjasama tim PPA utk menyembuhkan pasien • Rekam kesehatan adalah kumpulan data keadaan kesehatan individu yg mendapat pelayanan kesehatan, meliputi data sosial pasien, catatan imunisasi, hasil pemeriksaan fisik sesuai dgn penyakit dan pengobatan yg diperoleh selama mendapat pelayanan kesehatan (Health Information Management, Edna K Huffman, 1999)



ASPEK REKAM MEDIS 1. Aspek Administrasi : Karena isi RM menyangkut tindakan berdasarkan wewenang & tanggjwb sbg nakes PPA dlm mencapai tujuan yan kes. 2. Aspek Medis : Karena catatan/rekaman tsb dipergunakan sbg dasar utk merencanakan pengobatan/asuhan yg hrs diberikan kpd seorang pasien. 3. Aspek Hukum : Karena menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dlm rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti utk menegakkan keadilan. 4. Aspek Keuangan : Karena mengandung data/informasi yg dpt dipergunakan sbg dasar pembiayaan. 5. Aspek Penelitian : Krn menyangkut data/informasi yg dpt dipergunakan sbg dasar penelitian & pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kes. 6. Aspek Pendidikan : Krn menyangkut data/informasi ttg perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yg diberikan kpd pasien. Informasi tsb dapat dipergunakan sbg bahan referensi pengajaran di bidang kesehatan. 7. Aspek Dokumentasi : Krn menyangkut sumber ingatan yg harus didokumentasikan dan dipakai sbg bahan pertangg-jwban & laporan RS.



KEGUNAAN REKAM MEDIS 1. Sbg alat komunikasi antara PPA yang memberikan asuhan pasien (communication). 2. Sbg dasar dlm perhitungan biaya pelayanan kpd pasien (financial biling). 3. Menyediakan data khusus yg sangat berguna untuk keperluan penelitian dan pendidikan (research & education). 4. Sbg dasar utk merencanakan asuhan yg harus diberikan kpd pasien (assessment). 5. Sbg bahan yg berguna utk analisis, penelitian dan evaluasi thd kualitas pelayanan yg diberikan kpd pasien (audit klinis) 6. Menjadi sumber ingatan yg harus didokumentasikan serta sbg bahan pertangg-jwb an dan pelaporan. 7. Sbg bukti tertulis/terekam atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di RS. 8. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, RS maupun PPA (legal documentation).



Pendokumentasian Manajemen Pelayanan Pasien



Profesional Pemberi Asuhan PPA Dalam SNARS Ed 1.1.



PPJA



DPJP



Clinical Team Leader



Apoteker



PPA Tugas Mandiri, Tugas Kolaboratif, Tugas Delegatif



PPA Kompetensi Profesi & Kompetensi utk Berkolaborasi Interprofesional



Lainnya



Dietisien



(KARS, 2018)



1 ASESMEN



PASIEN (Periksa Pasien) → IAR



Profesional Pemberi Asuhan



ASUHAN PASIEN 2 PEMBERIANPELAYANAN / IMPLEMENTASIRENCANA MONITORING



Proses Asuhan Pasien Patient Care 1



Asesmen Pasien



Pencatatan:



(Skrining, “Periksa Pasien”)



PPA : Dokter Perawat Apoteker Dietisien Lainnya



1. Informasi dikumpulkan : Anamnesa, pemeriksaan, pemeriksaan lain / penunjang, dsb



I



2. Analisis informasi : A Menetapkan Diagnosis / Masalah / Kondisi Untuk mengidentifikasi Kebutuhan Yan Pasien



3. Rencana Asuhan/Plan of Care : Merumuskan rencana dan sasaran terukur Untuk memenuhi Kebutuhan Yan Pasien



2



R



Asesmen Awal



Asesmen Ulang SOAP



Pemberian Pelayanan, Implementasi Rencana, Intervensi, Monitoring Asesmen Ulang



Triple Aim PCC : 1. Sasaran PPA 2. Sasaran / Harapan Pasien 3. Sasaran MPP



Proses Asuhan Pasien 2 blok proses, oleh masing2 PPA 1. Asesmen Pasien → “IAR”



S 1. INFORMASI DIKUMPULKAN : anamnesa, pemeriksaan I O fisik, pemeriksaan lain / penunjang, dsb



Std AP 1, 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.4.1, 1.5, 4



2. ANALISIS INFORMASI : menghasilkan kesimpulan a.l.A Std ARK 1, 1.1, 1.2, A Masalah, Kondisi, Diagnosis, 2.3, 3.3, 4, 4.1, 4.2, untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan pasien 4.3, 5, 5.2. Std AP 1.1, 1.2, 1.3. P R Std ARK 2.1. Std PAP 3. RENCANA PELAYANAN / Plan of Care, untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pasien 2, PAP 2.1, 5, Std AP 2, PAB 5, 7, 7.3.



2. Implementasi Rencana, Pemberian Pelayanan, Intervensi,Monitoring



Std ARK 3.2. Std PAP 2, EP 2, PAP 5 EP 2 & 3, PAB 3 EP 5, 5.3, 6, 7.3, 15



Pendokumentasian MPP 1. Asuhan Pasien oleh PPA terdiri dari dua langkah besar : 1) Asesmen dengan metode IAR (Informasi, Analisis, Rencana) 2) Pemberian Pelayanan, Implementasi rencana, Monitoring 2. MPP melaksanakan pelayanannya dengan langkah-langkah sbb : 1) Identifikasi, seleksi / skrining pasien utk manajemen pelayanan pasien 2) Asesmen untuk manajemen pelayanan pasien 3) Identifikasi masalah dan kesempatan 4) Identifikasi Harapan / Sasaran Pasien 5) Perencanaan manajemen pelayanan pasien, termasuk sasaran MPP 6) Monitoring 7) Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi dan Kolaborasi 8) Advokasi 9) Hasil Pelayanan 10) Terminasi manajemen pelayanan pasien



3. Dengan basis IAR maka informasi dari MPP dibutuhkan oleh PPA dalam rangka mengumpulkan informasi tsb diatas. Dengan demikian dokumentasi MPP harus berada dalam rekam medis pasien untuk akses bagi PPA dalam memberikan asuhan pasien 4. Dokumentasi juga menjadi landasan perencanaan pelayanan dan praktik serta evaluasi program.



5. Informasi tertulis sering dibutuhkan untuk reimbursemen, untuk review / evaluasi utilisasi, dan untuk meningkatkan akuntabilitas rumah sakit kepada para pembayar. 6. Pencatatan yang dimutakhirkan juga merupakan dukungan bagi MPP dalam suatu legal review



7. Pendokumentasian MPP harus mencerminkan elemen-elemen a.l. sebagai berikut (NASW Standards for Social Work Case Management, 2013) : • Informasi dari proses identifikasi / skrining pasien • Tanggal, waktu, dan uraian / deskripsi saat kontak dengan pasien, sistem pendukung pasien seperti keluarga, teman dsb • Evaluasi awal, rencana dan prosedur untuk memonitor kemajuan terhadap pencapaian sasaran/goal pasien • Pelayanan yang diberikan dan informasi lain tentang implementasi rencana, tindak lanjut pelaksanaan manajemen pelayanan pasien • Hasil dari pelayanan • Informasi sekitar rujukan, termasuk alasan rujukan, transfer / pemindahan atau penghentian pelayanan dan kolaborasi lain • Supervisi atau konsultasi yang dicari atau diberikan untuk meningkatkan pelayanan MPP • Setiap tambahan catatan harus diberi tgl dan ditandatangani oleh MPP • MPP harus memegang seluruh informasi pasien sbg konfidensial. Pelepasan informasi harus rinci tentang informasi apa saja yang boleh di buka, kepada siapa, dan dalam jangka waktu yang



Tata Laksana Manajemen Pelayanan Pasien di Rumah Sakit



1. Identifikasi, seleksi / skrining pasien utk manajemen pelayanan pasien 2. Asesmen untuk manajemen pelayanan pasien 3. Identifikasi masalah dan kesempatan 4. Identifikasi Harapan / Sasaran Pasien 5. Perencanaan manajemen pelayanan pasien 6. Monitoring 7. Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi dan Kolaborasi 8. Advokasi 9. Hasil Pelayanan 10. Terminasi manajemen pelayanan pasien



• • • •



MPP me navigasi melalui 9+1 fase Berulang & Cyclical Berpusat pd pasien Sistem support dari pasien



Proses Manajemen Pelayanan Pasien Form B MPP



Form A MPP



s/d Selesai



Skrining



Asesmen



Perenca naan



Implemen tasi



Tindak lanjut



Level bervariasi berdasarkan pengaturan praktik. Termasuk pengumpulan data yg dibutuhkan untuk fase Evaluasi hasil



Proses Transisi



Evalua si hasil



(Koordinasi Asuhan)



Terminasi MnPP



Stratifik asi Risiko



Kedalaman fase ini bervariasi berdasarkan pada pengaturan praktik MnPP. Misalnya. Risiko stratifikasi adalah penting dalam asuransi kes, asuhan kronis dll. Dalam perawatan akut / jangka panjang Risiko stratifikasi dapat dikombinasikan dengan fase Asesmen



Komunikasi Pasca Transisi



(CCMC, Commission for Case Manager Certification, 2011)



20



Dokumentasi Manajemen Pelayanan Pasien di Rumah Sakit Terdiri dari dua form Form A : Evaluasi Awal MPP



1. Identifikasi, seleksi / skrining pasien utk manajemen pelayanan pasien 2. Asesmen untuk manajemen pelayanan pasien 3. Identifikasi masalah, risiko dan kesempatan 4. Identifikasi Harapan / Sasaran Pasien 5. Perencanaan manajemen pelayanan pasien, termasuk Sasaran MPP



Form B : Catatan Implementasi MPP



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Pelaksanaan Perencanaan manajemen pelayanan pasien Monitoring Identifikasi masalah – risiko – kesempatan Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi, Kolaborasi Advokasi Hasil Pelayanan Terminasi manajemen pelayanan pasien Pelayanan dalam transisi



Pendokumentasian Manajemen Pelayanan Pasien National Association of Social Workers : Standards for Social Work Case Management



(National Association of Social Workers : NASW Standards for Social Work Case Management, Washington DC, 2013)



Standard 10. Record Keeping The social work case manager shall document all case management activities in the appropriate client record in a timely manner. Social work documentation shall be recorded on paper or electronically and shall be prepared, completed, secured,



maintained, and disclosed in accordance with regulatory, legislative, statutory, and employer requirements. Case manager yang social worker/pekerja sosial akan mendokumentasikan semua



kegiatan case management dalam status klien/pasien secara benar dan tepat waktu. Dokumentasi pekerja sosial akan disimpan di kertas maupun secara elektronik dan akan dipersiapkan, dilengkapi, disimpan, dipelihara, dan dibuka sesuai dengan ketetapan, peraturan dan perundangan, serta kewenangan karyawan.



(National Association of Social Workers : NASW Standards for Social Work Case Management, Washington DC, 2013)



NASW Standards for Social Work Case Management Standard 10. Record Keeping The social work case manager shall document all case management activities in the appropriate client record in a timely manner. Social work documentation shall be recorded on paper or electronically and shall be prepared, completed, secured, maintained, and disclosed in accordance with regulatory, legislative, statutory, and employer requirements.



MPP akan mendokumentasikan semua kegiatan manajemen pelayanan pasien dalam status klien/pasien secara benar dan tepat waktu. Dokumentasi MPP akan disimpan di kertas maupun secara elektronik dan akan dipersiapkan, dilengkapi, disimpan, dipelihara, dan dibuka sesuai dengan ketetapan, peraturan dan perundangan, serta ketentuan RS



(National Association of Social Workers : NASW Standards for Social Work Case Management, Washington DC, 2013)



NASW Standards for Social Work Case Management Interpretation Clear, concise, and ongoing documentation of social work practice facilitates clear communication with other service providers and organizations, thereby promoting continuity of services. Documentation also serves as a foundation for service planning and practice and program evaluation. Moreover, written information about clients is often needed for service reimbursement, for utilization review, and to promote organizational accountability to payers or funding sources. Updated, concise records also provide support for social work case managers in the event of a legal review.



Dokumentasi praktek MPP yg jelas, singkat memudahkan komunikasi yg jelas dgn para PPA serta RS, akan meningkatkan kelangsungan yan. Dokumentasi juga bisa menjadi landasan perencanaan yan dan praktek serta evaluasi program. Lebih dari itu, informasi tertulis ttg klien sering dibutuhkan utk reimbursemen, utk utilization review, dan utk meningkatkan akuntabilitas RS kpd para pembayar / penyandang data. Pencatatan yg ter-update dan ringkas juga merupakan support bagi MPP dalam suatu legal review



(National Association of Social Workers : NASW Standards for Social Work Case Management, Washington DC, 2013)



Interpretation (2) The purpose of documentation is not to supplant but, rather, to foster strong working relationships with, and services for, case management clientele. Thus, documentation should reflect clients’ informed consent regarding all aspects of case management practice: assessment; service planning, delivery, and monitoring; practice evaluation and improvement; and transfer or termination of services. The social work case manager can ensure her or his practice reflects clients’ involvement by incorporating in documentation clients’ own words, stories, goals, and feedback.



Tujuan dokumentasi bukanlah utk menggantikan, namun, utk menopang hubungan kerja yg kuat dengan pelayanan bagi pelanggan MPP. Jadi dokumentasi haruslah merefleksikan /mencerminkan informed consent klien thd semua aspek praktek MPP : asesmen; perencanaan & pemberian pelayanan, serta monitoring; evaluasi dan perbaikan praktek; serta transfer atau penghentian pelayanan. MPP dapat memastikan prakteknya mencerminkan keterlibatan kliennya dengan menggabungkan kata, cerita, goal dan masukan kliennya ke dalam dokumentasi tsb (National Association of Social Workers : NASW Standards for Social Work Case Management, Washington DC, 2013)



Social work case management documentation should reflect the following elements: • client’s identifying information • dates, times, and descriptions of contact with the client, family system, and other service providers or organizations • initial and subsequent psychosocial assessments • service plan and procedures for monitoring progress toward accomplishment of the client’s goals • services provided and other information about plan implementation • outcomes of service provision



Pendokumentasian MPP harus mencerminkan elemen2 sbb : • Informasi dari proses identifikasi klien • Tanggal, waktu, dan uraian/deskripsi saat kontak dengan klien, sistem keluarga, maupun RS lain • Asesmen awal dan lanjutan psikososial • Rencana dan prosedur untuk memonitor kemajuan terhadap pencapaian goal pasien • Pelayanan yang diberikan dan informasi lain tentang implementasi rencana • Hasil dari pelayanan



(National Association of Social Workers : NASW Standards for Social Work Case Management, Washington DC, 2013)



• referrals to or from other providers, organizations, or resources, including rationale for referrals, and other collaboration on behalf of the client • supervision or consultation sought or provided to enhance case management services • rationale for referrals and transfer or termination of services. Each entry should be dated and signed by the social work case manager.



• Rujukan ke atau dari pemberi layanan lain, RS, atau sumber2 lain, termasuk alasan dari rujukan, dan kolaborasi lain atas nama klien • Supervisi atau konsultasi yang dicari atau diberikan untuk meningkatkan pelayanan MPP • Alasan dari rujukan dan transfer /pemindahan atau penghentian pelayanan Setiap tambahan catatan harus diberi tanggal dan ditandatangani oleh MPP



(National Association of Social Workers : NASW Standards for Social Work Case Management, Washington DC, 2013)



The client record should also include the following elements: • written permission from the client to release and obtain information, when necessary • compliance with confidentiality and privacy rights and responsibilities • accounting of receipts and disbursements related to client service provision • documentation of the release of client records.



Status klien harus memuat juga elemen2 sbb : • Ijin tertulis dari klien untuk melepaskan dan memperoleh informasi, bila perlu • Sesuai dengan konfidensialitas / kerahasiaan serta hak2 privasi dan tanggung jawab • Akunting dari penerimaan dan pengeluaran berkaitan dengan pemberian layanan kepada klien • Dokumentasi dari pelepasan informasi klien



(National Association of Social Workers : NASW Standards for Social Work Case Management, Washington DC, 2013)



The social work case manager must hold all client information in confidence. Such information may be released to other members of the family system, other service providers or organizations, or other parties only with written permission of the client (or the individual legally authorized to represent the client). This release should detail which information is to be disclosed, to whom, and in what time frame.



MPP harus memegang seluruh informasi klien sbg konfidensial. Informasi dmk bisa dilepaskan kepada anggota lain dari sistem keluarga, pemberi layanan atau RS lain, serta pihak ke tiga lain hanya dengan ijin tertulis dari klien (atau orang lain yang mendapat kuasa mewakili klien). Pelepasan informasi harus rinci tentang informasi apa saja yang boleh di buka, kepada siapa, dan dalam jangka waktu yang bagaimana.



(National Association of Social Workers : NASW Standards for Social Work Case Management, Washington DC, 2013)



At the same time, certain limits of confidentiality are inherent in service delivery. For example, the social work case manager may be ethically and legally obliged to release information in circumstances of abuse, neglect, and threat of client suicide or harm to others. Moreover, court orders may require an organization or practitioner to release specific information about a client. The case manager also needs to be aware of organizational policy and processes in handling requests for confidential information and should seek appropriate consultation before disclosing any information not covered by the client’s written release. The case manager should explain the limits on confidentiality to clients both orally and in writing at the onset of services, to ensure that the client has the information needed to provide informed consent, and should facilitate the client’s understanding of how the organization responds to requests for



Pada saat yg sama, batas2 kerahasiaan ttt melekat dlm pemberian layanan. Sbg contoh, MPP pekerja sosial mungkin secara etis dan hukum berkewajiban utk memberikan informasi dlm keadaan pelecehan, pengabaian, dan ancaman bunuh diri klien atau membahayakan orang lain. Selain itu, perintah pengadilan mungkin mengharuskan organisasi atau praktisi utk merilis informasi spesifik ttg klien. MPP juga perlu mengetahui kebijakan dan proses organisasi dlm menangani permintaan informasi rahasia dan hrs mencari konsultasi yg sesuai sebelum mengungkapkan informasi apa pun yg tidak dicakup oleh rilis tertulis klien. MPP hrs menjelas kan batasan kerahasiaan kpd klien baik secara lisan maupun tertulis pd permulaan layanan, utk memastikan bhw klien memiliki informasi yg diperlukan utk memberikan persetujuan, dan hrs memfasilitasi pemahaman klien ttg bagaimana organisasi menanggapi permintaan utk informasi rahasia.



(National Association of Social Workers : NASW Standards for Social Work Case Management, Washington DC, 2013)



Beberapa Contoh Catatan MPP



(Mullahy, C.M. : The Case Manager’s Handbook, 5 th edJones & Bartlett Learning, 2014)



FIGURE 3-15 Case Management Identification "Red Flags" list • Diagnosis or illness: AIDS Alcohol and substance abuse Cancer Cardiovascular Chronic respiratory Chronic obstructive pulmonary disease (COPO) Crohn's disease Cystic fibrosis Diabetes End stage or other organ failure/transplant Hepatitis C Head injury High-risk infant High-risk pregnancy Hip fracture Leukemia Liver disease Lyme disease Morbid obesity Multiple trauma Neuromuscular diseases Parkinson's disease Psychiatric (anorexia, bulimia, substance abuse, etc.) Rheumatoid arthritis Severe burns Sickle cell Spina bifida Spinal cord injury Stroke Transplants Tuberculosis • Potential treatment: Chemotherapy Extended ICU Home care services Hospice care Insulin pump IV antibiotics/IVIG (other injectables; Heparin, Lovenox) Monitors (uterine, apnea,etc) Oxygen (concentrators, ongoing 02) Pain management programs Rehabilitation (inpatient or day program) TPN/enteral Ventilator dependent • Frequent hospitalizations or prolonged confinement: (Mullahy, C.M. : The Case Manager’s Handbook, 5 th edJones & Bartlett Learning, 2014)



• Frequent hospitalizations or prolonged confinement: - Three admits same year for same or related problem •- Confinements exceeding 10 days • Cost of claims: Same illness over $25,000 year to date • Patterns of care: Failed or repeated surgeries, hospital-acquired infections, malpractice concerns (quality-of care issues) Multiple providers, medications, outpatient surgeries. admissions to a skilled nursing facility • While patient still hospitalized: Consider response to treatment: multiple providers, prior compliance issues, family support, responsibilities issues, complications • After patient has been discharged: Consider patient knowledge of illness, medications and medical directions, involvement of patient/family (have they scheduled follow-up appointments, testing, second opinions, etc.?), satisfaction with medical care - Does patientlfamily know what to report, to whom , and when? - Do they know the treatment plan for the future . . . do they have the ability and inclination to follow it? • Location: Complex care delivered in rural setting, small hospital, or facility with poor outcome history • Pharmaceutical profile: Multiple providers/drugs, drug interaction potential, abuse patterns, disease management potential (Source: Courtesy of Options Unlimited, Case Management Services Division, © 2003. Huntington, New York.) (Mullahy, C.M. : The Case Manager’s Handbook, 5 th edJones & Bartlett Learning, 2014)



(Daniels,S and Ramey,M : The Leader’s Guide to Hospital Case Management, Jones and Bartlett, 2005)



(Mullahy, C.M. : The Case Manager’s Handbook, 5 th edJones & Bartlett Learning, 2014)



(Mullahy, C.M. : The Case Manager’s Handbook, 5 th edJones & Bartlett Learning, 2014)



(Mullahy, C.M. : The Case Manager’s Handbook, 5 th edJones & Bartlett Learning, 2014)



(Mullahy, C.M. : The Case Manager’s Handbook, 5 th edJones & Bartlett Learning, 2014)



(Mullahy, C.M. : The Case Manager’s Handbook, 5 th edJones & Bartlett Learning, 2014)



1/2



2/2



Estimated hours for case management 5 hours Signature Medical Management Consultant (Mullahy, C.M. : The Case Manager’s Handbook, 5 th edJones & Bartlett Learning, 2014)



Discharge Planning ❖ What is it and how can it help me? Planning for discharge with clear dates and times reduces: • Patient's length of stay • Emergency readmissions • Pressure on hospital beds This is true for all patients, both day surgery and patients who have more complex needs. ❖ When does it work best? With elective care, discharge planning should start before admission. This allows everyone to focus on a clear endpoint in the patient's care. It also reduces errors and unnecessary delays along the patient pathway. If inpatient beds are a bottleneck, reducing pressure on beds will increase throughput and therefore reduce referral to treatment times. ❖ How to use it There are some common key elements when planning for discharge, regardless of whether a patient is receiving emergency or elective (inpatient or day case) care. These are: • Specifying a date and / or time of discharge as early as possible • Identifying whether a patient has simple (80 per cent of all patients) or complex discharge planning needs • Identifying what these needs are and how they will be met • Deciding the identifiable clinical criteria that the patient must meet for discharge (NHS Institute for Innovation and Improvement : Discharge Planning, 2008)



(NHS Institute for Innovation and Improvement : Discharge Planning, 2008)



Discharge Planning Transisi & Kontinuitas Yan Keluarga : Asuhan Dirumah



Pra Admisi : o eLOS o Rujukan Discharge Planning • Awal & durante ranap • Kriteria • Tim Multidisiplin • Keterlibatan Pasien-Kel • Antisipasi masalah • Program Edukasi /Pelatihan



Rawat inap



Dirumah



Edukasi, Pelatihan spesifik : Pasien-Kel



Follow-up • Ke RS • Telpon



Proses Pulang : o 24-48 jam pra-pulang o Penyiapan Yan dilingkungan o Kriteria pulang + o Resume pasien pulang o Transport o dsb



Discharge Planning • Cegah Komplikasi Pasca Discharge • Cegah Readmisi



Yan Kes Primer dilingkungan



Yan Sosial Yan Penunjang, Rehab



52



53



KARS Nico A. Lumenta



KARS Nico A. Lumenta



h. 1/2



h. 2/2



57



58



59



60



1/2



(IDEAL Discharge Planning Overview, Process, and Checklist, AHRQ)



2/2



(HSE Code of Practice for Integrated Discharge Planning, Limerick, Ireland, 2009)



Form MPP



• • • •



MPP me navigasi melalui 9+1 fase Berulang & Cyclical Berpusat pd pasien Sistem support dari pasien



Proses Manajemen Pelayanan Pasien Form B MPP



Form A MPP



s/d Selesai



Skrining



Asesmen



Perenca naan



Implemen tasi



Tindak lanjut



Level bervariasi berdasarkan pengaturan praktik. Termasuk pengumpulan data yg dibutuhkan untuk fase Evaluasi hasil



Proses Transisi



Evalua si hasil



(Koordinasi Asuhan)



Terminasi MnPP



Stratifik asi Risiko



Kedalaman fase ini bervariasi berdasarkan pada pengaturan praktik MnPP. Misalnya. Risiko stratifikasi adalah penting dalam asuransi kes, asuhan kronis dll. Dalam perawatan akut / jangka panjang Risiko stratifikasi dapat dikombinasikan dengan fase Asesmen



Komunikasi Pasca Transisi



(CCMC, Commission for Case Manager Certification, 2011)



66



Dokumentasi Manajemen Pelayanan Pasien di Rumah Sakit Terdiri dari dua form Form A : Evaluasi Awal MPP



1. Identifikasi, seleksi / skrining pasien utk manajemen pelayanan pasien 2. Asesmen untuk manajemen pelayanan pasien 3. Identifikasi masalah, risiko dan kesempatan 4. Identifikasi Harapan / Sasaran Pasien 5. Perencanaan manajemen pelayanan pasien, termasuk Sasaran MPP



Form B : Catatan Implementasi MPP



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Pelaksanaan Perencanaan manajemen pelayanan pasien Monitoring Identifikasi masalah – risiko – kesempatan Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi, Kolaborasi Advokasi Hasil Pelayanan Terminasi manajemen pelayanan pasien Pelayanan dalam transisi



Segitiga Sasaran PCC “Triple Aim PCC”



PAP 2.1.



*Sasaran PPA*



*Harapan / Sasaran Pasien*



(+BPIS)



1. Pemahaman Pasien ttg asuhan (penyakit,tindakan) 2. Kepuasan pasien 3. Kemampuan mengambil keputusan terkait asuhan 4. Keterlibatan & pemberdayaan 5. Kepatuhan thd PPA 6. Kemandirian pasien 7. Dukungan keluarga/yg lain pasien 8. Pemulangan aman 9. Kesesuaian asuhan dgn kebutuhannya 10.Kesinambungan pelayanan



AP 1, ARK 1, HPK 2.2.



Harapan/Sasaran terkait 1. Diagnosis 2. Terapi, Obat, Tindakan 3. Fungsi Fisik, Mental 4. Lain2



*Sasaran MPP*



ARK 3.1.



(Nico Lumenta, 2019)



Dapat dikembangkan dalam bentuk Daftar Tilik / Check List



Petunjuk Latihan Mengisi Form A – Evaluasi awal MPP 1) Baca uraian kasus/Vignette 2) Isi Form A MPP, sebagai evaluasi awal MPP 3) Elemen informasi : • Skrining • Asesmen untuk manajemen pelayanan pasien • Identifikasi masalah, risiko dan kesempatan • Identifikasi Harapan / Sasaran Pasien • Perencanaan MnPP, termasuk Sasaran MPP • Dapat ditambahkan informasi lain sebagai “skenario” tambahan yg relevan 4) Presentasikan dalam bentuk word saja.



Form B – Catatan Implementasi MPP 1) Isi Form B MPP sebagai catatan implementasi manajemen pelayanan pasien 2) Elemen informasi : • Pelaksanaan Perencanaan manajemen pelayanan pasien • Monitoring • Identifikasi masalah – risiko – kesempatan • Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi, • Kolaborasi • Advokasi • Hasil Pelayanan • Terminasi manajemen pelayanan pasien • Pelayanan dalam transisi 3) Presentasikan dalam bentuk word saja.



1. Identifikasi, seleksi / skrining pasien utk manajemen pelayanan pasien Kriteria yg digunakan a.l. namun tidak terbatas pada : 1. Usia 2. Pasien dengan fungsi kognitif rendah 3. Pasien dgn risiko tinggi 4. Potensi komplain tinggi 5. Kasus dgn penyakit kronis, katastropik, terminal 6. Status fungsional rendah, kebutuhan bantuan ADL (Activity Daily Living) yg tinggi 7. Pasien dgn riwayat penggunaan peralatan medis dimasa lalu 8. Riwayat gangguan mental, upaya bunuh diri, krisis keluarga, isu sosial a.l. terlantar, tinggal sendiri, narkoba. 9. Sering masuk IGD, readmisi RS 10.Perkiraan asuhan dgn biaya tinggi 11.Kemungkinan sistem pembiayaan yg komplek, adanya masalah finansial 12.Kasus yg melebihi rata-rata lama dirawat 13.Kasus yg diidentifikasi rencana pemulangannya penting/berisiko atau yg membutuhkan kontinuitas pelayanan



2. Asesmen untuk manajemen pelayanan pasien a. Komponen asesmen a.l. namun tidak terbatas pada : 1. Fisik, fungsional, kognitif, kekuatankemampuan, kemandirian 2. Riwayat kesehatan 3. Perilaku psiko-sosio-kultural 4. Kesehatan mental 5. Tersedianya dukungan keluarga, kemampuan merawat dari pemberi asuhan 6. Finansial 7. Status asuransi 8. Riwayat penggunaan obat, alternatif 9. Riwayat trauma, kekerasan 10.Pemahaman ttg kesehatan (health literacy) 11.Harapan thd hasil asuhan, kemampuan utk menerima perubahan 12.Aspek legal



b. Data asesmen diperoleh namun tidak terbatas pada :



melalui,



1. Wawancara pasien, keluarga, pemberi asuhan 2. Asesmen awal saat admisi rawat inap, asesmen secara intermiten “ongoing” selama dirawat 3. Komunikasi dengan dokter, PPA lainnya 4. Rekam medis



5. Data klaim, asuransi



3. Identifikasi masalah dan kesempatan Lakukan identifikasi masalah dan kesempatan a.l. 1. Tingkat asuhan yg tidak sesuai panduan, norma yg digunakan 2. Over/under utilization pelayanan dengan dasar panduan, norma yg digunakan 3. Ketidak patuhan pasien 4. Edukasi kurang memadai, atau pemahamannya yg belum memadai ttg proses penyakit, kondisi terkini, daftar obat (Health literacy) 5. Kurangnya dukungan keluarga/support system 6. Penurunan determinasi pasien (ketika tingkat keparahan / komplikasi meningkat) 7. Kendala keuangan ketika keparahan / komplikasi meningkat 8. Pemulangan / rujukan yg belum memenuhi kriteria, atau sebaliknya pemulangan / rujukan yg ditunda



4. Identifikasi Harapan / Sasaran Pasien Lakukan identifikasi Harapan/Sasaran Pasien terkait a.l. 1. Diagnosis 2. Terapi, Obat, Tindakan 3. Fungsi Fisik, Mental 4. Lain2



5. Perencanaan manajemen pelayanan pasien



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



MPP harus segera mengidentifikasi kebutuhan jangka pendek, jangka panjang, maupun kebutuhan berjalan / ongoing, shg dpt menyusun strategi dan sasaran manajemen pelayanan pasien utk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tsb. Jabarkan sasaran MPP Pahami dan pastikan diagnosis pasien, prognosis, kebutuhan asuhan, sasaran hasil asuhan Perhatikan kesesuaian rencana asuhan dgn panduan, norma yg digunakan Tentukan sasaran MPP terukur dan indikator dlm kerangka waktu yg spesifik, a.l. dalam akses ke pelayanan, asuhan dgn biaya efektif, mutu asuhan Tentukan/rencanakan pemberian informasi kpd pasien – keluarga utk pengambilan keputusan Tentukan/rencanakan juga partisipasi pasien – keluarga dlm asuhan, termasuk persetujuan akan kemungkinan perubahan rencana Siapkan fasilitasi mengatasi masalah dan konflik Perhatikan harapan pembayar, frekuensi komunikasi reevaluasi perkembangan pasien, revisi sasaran jangka pendek dan atau panjang



6. Monitoring



1.



2. 3. 4.



MMP melakukan asesmen utk menilai respons pasien thd pemberian / pelaksanaan rencana asuhan Mencatat perjalanan / perkembangan kolaborasi dgn pasien, keluarga, pemberi asuhan, tim PPA, dan pemangku kepentingan lain yg terkait, shg dpt dinilai respons pasien thd intervensi yg diberikan Verifikasi kelangsungan pelaksanaan rencana asuhan memadai, dipahami dan diterima pasien serta keluarga Paham dan sadar akan kebutuhan revisi rencana asuhan, termasuk preferensi perubahan, transisi pelayanan, kendala pelayanan Kolaborasi dlm rangka perubahan rencana dan pelaksanaannya



7. Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi dan Kolaborasi



1.



2. 3. 4. 5.



6.



MPP perlu memfasilitasi koordinasi, komunikasi dan kolaborasi dgn pasien dan pemangku kepentingan lainnya utk mencapai sasaran dan memaksimalkan hasil positif asuhan pasien Pastikan peran MPP sesuai kebijakan yg ada dan memadai, dlm pelayanan pasien, thd pemangku kepentingan lain dlm RS Kembangkan dan pelihara secara proaktif pelayanan berfokus pd pasien, membantu asuhan terintegrasi oleh PPA Transisi pelayanan yg memadai sesuai kebutuhan pasien Jaga privasi pasien dlm kolaborasi Gunakan mediasi dan negosiasi utk meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kolaborasi, termasuk mengatasi perbedaan pandangan Koordinasi juga pd rencana pemulangan pasien dgn pelayanan pasca rawat



8. Advokasi



1.



2. 3. 4.



5.



MPP memberikan advokasi pd pelaksanaan pelayanan, manfaat administrasi, pengambilan keputusan Menyampaikan, mendiskusikan dgn PPA dan staf lain ttg kebutuhan pasien, kemampuannya dan sasaran pasien Memfasilitasi akses ke pelayanan sesuai kebutuhan pasien melalui koordinasi dgn PPA atau pemangku kepentingan terkait Meningkatkan kemandirian menentukan pilihan dan pengambilan keputusan Mengenali, mencegah dan menghindari disparitas utk mengakses mutu dan hasil pelayanan terkait dgn ras, etnik, agama, gender, latar belakang budaya, status pernikahan, umur, pandangan politik, disabilitas fisik-mental-kognitif Advokasi utk pemenuhan kebutuhan pelayanan yg berkembang/ bertambah karena perubahan kondisi.



9. Hasil Pelayanan MPP perlu memaksimalkan kesehatan, wellness pasien, safety, adaptasi thd perubahan, self-care, kepuasan dan efisiensi biaya. 1. Lakukan pendokumentasian pencapaian sasaran



2. Catat keberhasilan, kualitas, kendali biaya-efektif dari intervensi MPP dlm mencapai sasaran asuhan pasien 3. Nilai, catat dan laporkan ttg dampak pelaksanaan rencana asuhan pasien 4. Catat utilisasi sesuai panduan / norma yg digunakan 5. Catat kepuasan pasien, keluarga thd/ dengan manajemen pelayanan pasien



10. Terminasi manajemen pelayanan pasien MPP mengakhiri pelaksanaan manajemen pelayanan pasien sesuai dengan regulasi RS yg berlaku



1. Identifikasi alasan pengakhiran pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, a.l. : o Telah tercapainya sasaran manajemen pelayanan pasien o Telah terlaksana transisi ke fasilitas pelayanan lain o Pasien menolak manajemen pelayanan pasien



2. Tercapai persetujuan pengakhiran pelaksanaan manajemen yan pasien, dgn pasien maupun pemangku kepentingan lain 3. Dokumentasikan proses pengakhiran tsb



KELAS ON LINE WIA TRAINING MANAJER PELAYANAN PASIEN (MPP-CASE MANAGER) 9 – 10 November 2021



Terima kasih dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes, FISQua