Dorongan Belajar Dan Mengajarkan Al Qur'an Serta Dorongan Menuntut Ilmu Pengetahuan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa saya ucapkan ke hadirat Allah Subhanau wata’alah karena atas segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Hadits. Makalah ini dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah pengetahuan dan sebagai referensi tambahan dalam belajar Ilmu Hadits mengenai Dorongan Mengajarkan al-Qur’an



serta



dorongan dan Tanggungjawab



Menutut Pengetahuan. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang saya peroleh dari buku di Perpustakaan dan Internet yang berkaitan dengan Hadits. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Hadits Tarbawi II, atas bimbingan dan arahanya dalam penulisan makalah ini. Juga kepada kawan-kawan sekalian yang telah mendukung dan memberi semangat sehingga dapat terselesaikan juga makalah ini. Karena makalah ini masih jauh dari sempurna, dan terdapat banyak sekali kekurangannya, maka saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ A. Latar Belakang .......................................................................................... B. Rumusan Masalah ..................................................................................... C. Tujuan ....................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. A. Ajuan Membaca Al-Qur’an ........................................................................ B. Dorongan Mempelajari Al-Qur’an ........................................................... C. Dorongan Menutut Ilmu ........................................................................... BAB III PENUTUPAAN ................................................................................ A. Kesimpulan ................................................................................................ B. Saran .......................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rasulullah membuat satu perumpamaan yang sangat menakjubkan yang berhubungan dengan pelajaran, berisi dorongan dan motivasi bagi kita untuk selalu mempelajari Al-Quran dan untuk memperbanyak berjalan ke mesjid dengan maksud mempelajari Al-Quran. Karena disana ada kedamaian dan ketentraman serta melepaskan diri dari ketertarikan hati terhadap kesibukan dunia. Dan juga beliau menerangkan bahwa mempelajari satu ayat dari kitab Allah, maka hal itu lebih baik dari dunia dan isinya. Rasulullah mengibaratkan pahala orang yang mempelajari Al-Quran dengan unta, karena unta merupakan kebanggaan dan harta simpanan termahal bagi bangsa Arab, pada permulaan islam. Dimana ia tidak dimiliki, melainkan oleh para hartawan saja. Dan Rasullah hendak mengajak para sahabat untuk meraih harta dunia yang lebih mahal dari pada unta. Agar mereka mempunyai simpanan kebaikan yang lebih baik dari seekor unta disisi Allah. Yaitu dengan cara mempelajari Al-Quran. Keutamaan dan pahala mempelajari al Qur’an tidaklah sebanding dengan seekor atau dua ekor unta, bahkan dengan kerajaan seluas tujuh benua sekalipun. Karena semua itu pasti akan ditinggalkan, jika bukan hari ini tentu hari esok saat maut menjemput semuanya terpaksa harus berpisah. Sebaliknya, pahala membaca satu ayat Al Qur’an akan bermanfaat untuk selama-lamanya. Dalam urusan keduniaan, kita dapat saksikan bahwa orang orang yang diberi satu rupiah tanpa beban tanggung jawab apapun akan lebih senang daripada dipinjami seribu rupiah agar disimpannya tetapi kelak akan diambil lagi, karena ia hanya dibebani amanah tanpa mendapat manfaat sedikitpun. Mengingatkan kita akan perbandingan sesuatu yang fana dengan sesuatu yang abadi. Ketika seseorang sedang sedang diam atau bergerak, hendaknya selalu berfikir apakah ia sedang berbuat sesuatu yang hasilnya sementara dan sia-sia atau sesuatu yang hasilnya kekal dan bermanfaat? Betapa rugi jika kita gunakan waktu hanya untuk menghasilkan bencana yang abadi/dosa.



B. Rumusan Masalah 1. Apa saja Dorongan mengajarkan Al-Qur’an ? 2. Apa saja Keutamaan mengajarkan Al qu’ran ? 2. Bagaimana saja Dorongan Dan Tanggungjawab Menutut Ilmu Pengetahuan ?



C. Tujuan 1. Untuk Mengetahui Dorongan Mempelajari Al-Qur’an 2.



Untuk Mengetahui Bagaimana Saja Dorongan Dan Tangggungjawab Menutut Ilmu Pengetahuan



BAB II PEMBAHASAN



A. Dorongan Mengajaarkan Al-Qur’an Al Qur’an adalah buku petunjuk hidup manusia. Al Qur’an diturunkan oleh Allah sebagai petunjuk yang membedakan antara kebnaran dan kebatilan. Inilah pentingnya Al-Qur’an itu sebagai pedoman hidup. Olehnya mengembalikan ummat kepada pedoman hidupnya adalah sebuah keniscayaan. Tidak akan pernah jaya ummat ini jika mereka jauh dari Al-Qur’an. Umat Islam mempunyai kewajiban setelah mempelajri Al qur’an untuk mengajarkan kembali pada orang lain teruatama pada keluarga sendiri. Sebagai mana yang disebutkan dalam Al-Qur’an disebutkan :



“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya



kepada



mereka



dan



selalu



mengerjakan



apa



yang



diperintahkan” (QS. 66 : 6). Ayat tersebut adalah penegasan bahwa orang tua mempunyai kewajiban untuk membina, membimbing, dan mendidik anaknya, bukan hanya sukses didunia tapi yang lebih tinggi lagi adalah terjauh dari azab api neraka. Dengan cara mengajarkan Al Qur’an pada anak. Apabila amanah ini dilaksanakan dengan baik, maka yang mendapat manfaatnya adalah orang tua, selain anak itu sendiri. Begitu berbahagianya seorang anak, manakala mendapat orang tua yang amanah, yang berusaha membimbingnya kearah yang benar. Namun begitu sengsaranya anak, manakala mempunyai orang tua yang tidak bertanggung jawab akan



pembinaan anaknya, bahkan membiarkan anaknya dibina oleh lingkungan yang sedemikian ganas. Dan kewajiban yang utama orang tua adalah mengajarkan Al Qur’an pada anak anak sejak dini, sebab Al-Qur’an merupakan pedoman hidup kaum muslimin. Dalam suatu riwayat disebutkan : “Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai nabi, mencintai keluarga nabi dan membaca Al-Qur’an” (HR. Thabrani). B. Demikian pula dalam hadits yang lain disebutkan : C. “Hak anak atas orang tuanya ada tiga : memilihkan nama yang baik ketika baru lahir,



mengajarkan



Kitabullah



(Al-Qur”an)



ketika



mulai



berfikir



dan



menikahkannya ketika dia dewasa” (HR. Ahmad). D. Begitu pula dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim “sebaik-baik manusia diantara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya” E. Keterangan Hadits diatas menunjukkan bahwa mengajarkan membaca Al-Qur’an adalah suatu keharusan bagi setiap orang tua terhadap anak-anaknya dan keharusan pula bagi setiap kaum muslimin. Begitu mudahnya Al-Qur’an diajarkan, sampai Allah menyebutkan sebanyak 4 kali tentang hal tersebut : ِِّ ‫ُم َّدكِرْ ِمنْ َفهَلْ لِل‬ َّ ‫آن ي‬ F. ‫د‬ ْ ‫َسرنَا وَلَ َق‬ َْ ‫ذك ِْر ال ُقر‬ G. “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. 54 : 17, 22, 32, 40) H. Pendidikan Al Qur’an sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak sedini mungkin, karena pendidikan yang diberikan pada masa kecil pengaruhnya akan lebih kuat, tajam dan lebih membekas dari pada pendidikan yang diberikan setelah dewasa, seperti kata pepatah : I.



“Adalah berguna mendidik mendidik anak diwaktu kecil, dan terkadang berguna mendidik anak di waktu dewasa. Adalah mudah meluruskan ranting yang bengkok dan tidaklah mudah meluruskan jika telah menjadi batang”



J. Bagaimana dengan orang tua yang tidak mempunyai waktu untuk mengajar anaknya karena kesibukan atau karena ketidak tahuan untuk mengajar mengaji?. Alhamdulillah hampir semua masjid ada TKA-TPA nya dan semakin berkembang



metode pengajaran Qur’an kepada anak-anak kaum muslimin. Tinggal kitalah orang tua yang memotivasi anak kita untuk belajar kesana. Manfaatkanlah dengan baik sarana tersebut, dukung dan kembangkan, sehingga anak-anak kita akan menjadi generasi yang terbaik disebabkan karena ber qur’an. K. Kalaulah kita orang tua risau kalau anak kita tidak tahu bahasa inggris, akhirnya kita kursuskan mereka dengan biaya yang sangat mahal, maka harusnya sebagai orang tua harus lebih risau lagi kalau anak kita tidak tahu baca Al-Qur’an, tidak tahu pedoman hidupnya. Kenapa, karena manakala mereka jauh dari Al-Qur’an maka yang akan menjadi temannya adalah syaitan dan memperturutkan hawa nafsunya. َّ ُ َ‫نْ لَي‬ َ ‫ه َف ُه َْو‬ L. ْ‫ش َومَن‬ ُْ ‫َن ِذك ِْر َعنْ يَع‬ ِْ ‫ه نُ َقيِِّضْ ال َّرحم‬ ُْ َ‫شيطَانًا ل‬ ُْ َ‫ص ُّدونَ ُهمْ َق ِري ٌنوَإِن َّ ُهمْ ل‬ ِْ ِ‫السب‬ ِ ‫يل َع‬ َ ‫ون أَنَّ ُهمْ َويَح‬ َْ ‫س ُب‬ ‫ون‬ َْ ‫ُمه َت ُد‬ M. “Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur’an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.Dan sesungguhnya setan-setan itu benarbenar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk” (QS. 43:36-37) َّ ‫الش َهوَاتِْ وَاتَّبَ ُعوا ال‬ َّ ُ ‫ض‬ َ ‫همْ ِمنْ َف‬ َ ‫اعوا‬ َ َ‫صال َْة أ‬ َ ‫ن َف‬ N. ‫ف‬ َْ َ‫خل‬ ٌْ ‫خل‬ َْ ‫سو‬ ‫ف‬ َْ ‫َغيًّا يَل َقو‬ ِ ‫ف بَع ِد‬ O. “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan” (QS. 19 :59) P. Inilah pentingnya mengajari Al-Qur’an kepada anak-anak kita, dengan mengajarkan Al Qur’an pada anak selain ia merupakan kewajiban, juga sebagai upaya untuk menangkal anak-anak kita berperilaku yang buruk dan menyimpang.



Hadits Tentang Keutamaan Mempelajari Al-Quran Artinya:



Dari Usman bin Affan r.a. ia berkata, Rasullah Saw. bersabda: “orang terbaik dari kamu ialah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”. (HR al-Bukhari) Penjelasan: Kitab Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa dan semua manusia dan penjelasan-penjelasan dari petunjuk itu. Maka tidak mungkin seorang muslim mampu membaca dan memahami kandungan isinya, melainkan harus mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Untuk itu, mempelajari Al-Qur’an, baik mengenai bacaanya secara benar sesuai dengan ilmu tajwid maupun mengkaji kandungan isinya hukumnya wajib bagi setiap pribadi seorang muslim. Kewajiban seorang muslim terhadap islam (yang bersumber dari Al-Qur’an) sedikitnya ada 4 macam antara lain: 1. Mempelajari peraturan dan hukum-hukum islam.



Q. R. ‫ خرج رسول هللا صلى هللا عليه و سلم و نحن فى الصفة فقال يحب ان يغدو كل‬:‫عن عقبة بن عامر رضى هللا عنه قال‬ ‫يوم الى بطحان او العقيق فيأتى بنا قتين كوما وين فى غير اثم وال قطيعة رحم فقلنا يا رسول هللا كلنا نحب ذالك قال‬ ‫افال يغدو احدكم الى المسجد فيعلم او يقرأ ايتين من كتاب هللا خير له من ناقتين و ثالث خير له من ثالث و اربع خير له‬ .)‫من اربع ومن اعدادهن من االبل ( رواه مسلم و ابو داود‬



Dari Uqbah bin Amir ra. ia berkata: Rasulullah saw. keluar dan menemui kami di Suffah. Beliau berkata: “ Siapakah diantara kalian yang suka pergi setiap pagi hari ke pasar Buthan atau Aqiq, kemudian pulang dengan membawa dua ekor unta betina yang besar punuknya tanpa berbuat dosa ataupun memutuskan silaturrahmi?” Maka menjawab, “Ya Rasulullah, setiap kami menyukainya.” Sabda Beliau: “Mengapa salah seorang darimu tidak pergi pagi hari ke masjid, lalu belajar atau membaca dua ayat Al-Quran, padahal itu lebih baik baginya dari pada dua ekor unta betina, tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta betina, empat ayat lebih baik dari pada empat ekor unta betina, dan seterusnya sejumlah ayat yang dibaca mendapatkan sejumah unta yang sama.”(HR.Muslim dan Abu dawud). Shuffah adalah sebuah lantai khusus di Masjid Nabawi tempat orang-orang miskin Muhajirin tinggal. Mereka dikenal dengan sebutan Ahlush Shuffah (orang-orang shuffah). Jumlah sahabat ahlush shuffah selalu berubah dari waktu ke waktu. ‘Allama Suyuti rah.a. telah menyusun seratus, satu nama sahabat yang tinggal di Shuffah, dan ia menulis tentang mereka di dalam risalah tersendiri. SedangkanButh-han dan Aqiq adalah nama dua buah tempat di Madinah sebagai pasar perdagangan unta. Orang Arab



sangat menyukai unta, terutama unta betina yang berpunuk besar. Maksud ‘tanpa melakukan suatu dosa’ adalah mendapatkan sesuatu dari orang lain tanpa usaha atau berkorban. Bukan harta yang bertambah melalui pemerasan, pencurian, atau merampas warisan sesama saudara. Oleh karena itu, Rasulullah saw. Menyatakan dalam sabdanya, bahwa unta itu diperoleh tanpa bersusah payah sama sekali dan tanpa berbuat suatu dosa pun. Sudah pasti memperoleh harta dengan cara demikian lebih disenangi oleh semua orang. Akan tetapi Nabi saw. Menyatakan bahwa mempelajari beberapa ayat al Qur’an itu lebih baik dan lebih utama dari pada mendapatkan semua itu. Rasulullah telah membuat satu perumpamaan yang sangat menakjubkan dan berhubungan dengan pelajaran, karena berisi dorongan dan motivasi bagi kita untuk selalu mempelajari Al-Quran dan untuk memperbanyak berjalan ke mesjid dengan maksud mempelajari Al-Quran. Karena disana ada kedamaian dan ketentraman serta melepaskan diri dari ketertarikan hati terhadap kesibukan dunia. Dan juga beliau menerangkan bahwa mempelajari satu ayat dari kitab Allah, maka hal itu lebih baik dari dunia dan isinya. Rasulullah mengibaratkan pahala orang yang mempelajari Al-Quran dengan unta, karena unta merupakan kebanggaan dan harta simpanan termahal bagi bangsa Arab, pada permulaan islam. Dimana ia tidak dimiliki, melainkan oleh para hartawan saja. Dan Rasullah hendak mengajak para sahabat untuk meraih harta dunia yang lebih mahal dari pada unta. Agar mereka mempunyai simpanan kebaikan yang lebih baik dari seekor unta disisi Allah. Yaitu dengan cara mempelajari Al-Quran. Keutamaan dan pahala mempelajari al Qur’an tidaklah sebanding dengan seekor atau dua ekor unta, bahkan dengan kerajaan seluas tujuh benua sekalipun. Karena semua itu pasti akan ditinggalkan, jika bukan hari ini tentu hari esok saat maut menjemput semuanya terpaksa harus berpisah. Sebaliknya, pahala membaca satu ayat Al Qur’an akan bermanfaat untuk selama-lamanya. Dalam urusan keduniaan, kita dapat saksikan bahwa orang orang yang diberi satu rupiah tanpa beban tanggung jawab apapun akan lebih senang daripada dipinjami seribu rupiah agar disimpannya tetapi kelak akan diambil lagi, karena ia hanya dibebani amanah tanpa mendapat manfaat sedikitpun.



Hadits diatas intinya adalah mengingatkan kita akan perbandingan sesuatu yang fana dengan sesuatu yang abadi. Ketika seseorang sedang sedang diam atau bergerak, hendaknya selalu berfikir apakah ia sedang berbuat sesuatu yang hasilnya sementara dan sia-sia atau sesuatu yang hasilnya kekal dan bermanfaat? Betapa rugi jika kita gunakan waktu hanya untuk menghasilkan bencana yang abadi/dosa Kalimat terakhir didalam hadits di atas menyebutkan bahwa jumlah ayat yang sama tetapi lebih utama daripada jumlah untanya. Kalimat itu mengandung tiga maksud yaitu : 1) Walaupun sampai jumlah empat ayat saja yang disebutkan secara terperinci, tetapi maksudnya adalah semakin banyak jumlah ayat yang dibaca akan semakin semakin banyak pahala yang diperoleh. Dalam pengertian ini, semua unta sama, baik jantan maupun betina. 2)



Jumlah untanya sama dengan jumlah yang disebutkan dalam hadits diatas, tetapi



untanya bergantung pada selera masing-masing. Ada yang menyukai unta betina ada yang menyukai unta jantan. Oleh sebab itu, Nabi saw. Menegaskan bahwa satu ayat lebih berharga daripada seekor unta betina. Jika seseorang menyukai unta jantan, maka satu ayat lebih baik daripada unta jantan



3)



Jumlahnya tidak lebih dari empat, tetapi pengertiannya bukan saja lebih baik



daripada unta betina atau unta jantan, tetapi lebih baik daripada keduanyanya. Jelasnya, membaca satu ayat lebih baik daripada sepasang unta jantan dan unta betina. Demikianlah seterusnya, setiap ayat lebih utama daripada sepasang unta. Dalam Hadis lain juga disebutkan bahwa : )‫ (رواه البخارى‬.‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم خيركم من تعلم القران وعلمه‬:‫عن عثمان عن النبي ص قال‬



Artinya: Dari Usman ra Nabi saw bersabda: Sebaik-baik kamu ialah yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya. (HR. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah).



C. Dorongan Menutut Ilmu



Dorongan untuk menuntut ilmu digambarkan Al-Qur’an pada wahyu paling pertama yang diturunkan. “Iqro’”, begitulah redaksi perintah tersebut. Kata “iqro’” tidak semata diartikan sebagai “bacalah”, tapi juga bisa diartikan sebagai “telitilah”, “dalamilah”, serta “ketahuilah”. Pada ayat tersebut, tidak disebutkan tentang apa yang harus “dibaca” tetapi memberikan koridor “dengan nama Rabb” yang menunjukkan bahwa aktivitas itu harus bernilai ibadah dan secara umum juga bernilai bagi kehidupan. Untuk itu, maka tinjaulah alam, tinjaulah sejarah, sampai tinjaulah diri sendiri. Alat peninjau itupun sudah dipaparkan secara eksplisit oleh Al-Qur’an. Potensi yang dimiliki manusia untuk memahami pengetahuan adalah pendengaran, penglihatan, akal, dan hati. Dorongan untuk menguasai teknologi menjadi semakin kuat dengan pernyataan dalam Al-Qur’an bahwa alam ditundukkan untuk dikuasai manusia. Seperti yang disebutkan dalam AlQur’an : 















           11. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Barangsiapa yang meniti jalan untuk mencari ilmu, Allah akan permudahkan baginya jalan menuju surga. Para Malaikat akan membentangkan sayapnya karena ridla kepada penuntut ilmu. Dan seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh penghuni langit & bumi hingga ikan yg ada di air. Sungguh, keutamaan seorang alim dibanding seorang ahli ibadah adl ibarat bulan purnama atas semua bintang. Sesungguhnya para ulama adl pewaris para Nabi, & para Nabi tak mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yg sangat besar.(H.R. Ibnu Majah) Hasrat utama umat Muslim adalah memahami kandungan dari pedoman hidup mereka, yaitu Al-Qur’an. Sebagian ada yang ‘mudah’ dipahami namun ada juga sebagian yang ‘tidak dapat’ dipahami kecuali dengan pengetahuan ilmiah. Dengan



bermacam ayat-ayat tentang fenomena alam maka para penafsir akan merasa perlu untuk memiliki macam-macam pengetahuan ilmiah sehingga akhirnya dapat menguak makna yang dimaksud oleh Al-Qur’an. Di sisi lain, Al-Qur’an juga memberikan gambaran-gambaran umum tentang objek sains yang dapat dipelajari. Objek ini diistilahkan dengan “ayat” yang ada pada alam maupun pada diri manusia itu sendiri (bahasa dan logika). Dikatakan bahwa ada sekitar 700 ayat yang membicarakan fenomena alam. Penjelasannya kadang umum dan kadang rinci dan semuanya bernilai kebenaran (Al-Qur’an adalah kebenaran mutlak). Banyak pembicaraan tentang penciptaan alam, astronomi, bumi, hewan, tumbuhan, sampai tentang kelahiran manusia. Hal-hal tersebut malah dewasa ini dapat dibuktikan oleh sains modern. Islam menjadi alat utama dalam usaha ilmiah para penganutnya. Sebagai bukti, banyak ayat Al-Qur’an dan perkataan Rasul (Hadits) yang menjadi bahan bakar yang luar biasa bagi umat Muslim untuk mempelajari ilmu. Anjuran menuntut ilmu, teguran untuk memikirkan, penghargaan bagi siapa yang mengetahui, dan sebagainya bertebaran dalam kitab suci kaum Muslim. Hal ini diperkuat dengan pemaparan AlQur’an tentang fenomena-fenomena alam beserta kompleksitasnya, keserasiannya, dan kesempurnaannya yang semakin merangsang untuk diselidiki. Belum lagi dari sisi syari`at, dimana pemeluk seakan dipaksa menguasai ilmu pengetahuan guna menunjang pelaksanaan ibadah. Sebagai contoh, ibadah shalat yang harus dilaksanakan pada waktunya serta ibadah puasa yang wajib dilakukan pada bulan tertentu sehingga mutlak dibutuhkan penguasaan terhadap siklus waktu kosmik. Pun dengan hukum waris yang menuntut keahlian hitung (matematika) Akhirnya kesemuanya itu terbingkai dalam tujuan tertinggi untuk mengenal, mengabdi, dan mendekatkan diri kepada Allah.



1) Hukum menutut Ilmu Apabila kita memperhatikan isi Al-Quran dan Al-Hadis maka terdapatlah beberapa suruhan yang mewajibkan bagi setiap muslim baik laki–laki atau perempuan untuk menuntut ilmu. Agar mereka tergolong menjadi umat yang cerdas jauh dari kabut kejahilan dan kebodohan. Menuntut ilmu artinya berusaha menghasilkan segala ilmu



baik dengan jalan menanya, melihat atau mendengar. Perintah kewajiban menuntut ilmu terdapat dalam hadist Nabi SAW : ‫طلب العلم فريضة علي كل مسلم و مسلمة‬



Artinya : “Menuntut ilmu adalah fardhu bagi tiap–tiap muslim, baik laki – laki maupun perempuan”.(HR. Ibn Uday dan Al Baihaqi dari Anas. Ath–Thabrani meriwayatkannya dari Ibnu Mas’ud dinilai shahih oleh As–Sayuti). Dari hadist ini kita memperoleh pengertian bahwa islam mewajibkan pemeluknya agar menjadi orang yang berilmu, berpengetahuan, mengetahui segala kemaslahatan dan jalan kemanfaatan, menyelami hakikat alam, dapat meninjau segala pengalaman yang didapati oleh umat yang lalu, baik yang berhubungan dengan ‘aqaid dan ibadah, baik yang berhubungan dengan soal– soal keduniaan dan segala kebutuhan hidup. Hadist ini juga menginformasikanm tentang kewajiban menuntun ilmu bagi wanita muslimah sebagaimana kewajiban pada kaum laki-laki, dengan tetap memperhatikan disiplin itu apa saja yang khusus bagi mereka. Nabi saw bersabda yang artinya : “Barang siapa yang mengiginkan soal–soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya. Dan barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia diakhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula. Dan barang siapa yang menginginkan kedua – duanya wajiblah ia memiliki kedua–duanya pula”. (HR. Bukhari dan Muslim). Islam mewajibkan kita untuk menuntut ilmu dunia yang memberi manfaat dan berguna untuk menuntut kita dalam hal–hal yang berhubungan dengan kehidupan di dunia , agar tiap-tiap muslim jangan menjadi orang yang picik, dan agar setiap muslim dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat membawa kemajuan bagi penghuni dunia dalam batas–batas yang diridhai Allah swt.(HR. Bukhari dan Muslim) Hadist ini mengisyaratkan kepada kita, betapa pentingnya penguasaan ilmu oleh manusia untuk kebahagiaan mereka sendiri baik dunia maupun akhirat. Sebagai contoh, seorang guru yang hanya bekerja mengandalkan ototnya, bekerja selama sehari penuh dibawah terik matahari dengan beban pekerjaan yang sangat berat menerima upah Rp.



40.000. sementara seorang professor memberikan ceramah dalam waktu 30 menit dan berada dalam ruang ber AC dengan suguhan menu yang istimewa, lalu dintar dan dijemput ke bandara dengan mobil mewah, diberikan uang saku jutaan rupiah. Perbedaan penghargaan itu terjadi karena keduanya berbeda dalam penguasaan ilmu



2) Keutamaan menutut Ilmu 



Ilmu didahulukan sebelum amal







Ditunjukan dan dimudahkan untuk meniti jalan menuju surga







Merupakan tanda bahwa seseorang di kehendaki atasnya kebaikan oleh Allah







Malaikat membentangkan sayap-sayapnya karena ridho kepada penuntut ilmu







Dimintakan ampunan oleh seluruh penduduk langit dan bumi, bahkan ikan ikan di lautan







Ulama atau orang-orang yang berilmu adalah pewaris para nabi







Para nabi hanya mewariskan ilmu, tiada yang lain







Barang siapa mengambil ilmu berarti ia telah mengambil bagian yang banyak.



BAB III PENUTUPAN A . Kesimpulan 1.



semakin banyak jumlah ayat yang dibaca akan semakin semakin banyak pahala yang diperoleh. Dalam pengertian ini, semua unta sama, baik jantan maupun betina



2. Nabi saw. Menegaskan bahwa satu ayat lebih berharga daripada seekor unta betina. Jika seseorang menyukai unta jantan, maka satu ayat lebih baik daripada unta jantan 3. Barangsiapa yang meniti jalan untuk mencari ilmu, Allah akan permudahkan baginya jalan menuju surga. Para Malaikat akan membentangkan sayapnya karena ridla kepada penuntut ilmu.



B. Saran Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca. Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna maka dari itu pemakalah mengharapkan kritik dari pembaca



DAFTAR PUSTAKA Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Silsilah Hadis Sahih, Jakarta : Qisthi Press, 2006 Muhammad Nashiruddin al-bani, Ensiklopedi Shahih Hadits Qudsi. Surabaya: Duta Ilmu, .2010 Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry.2007. Keutamaan AlQur’an: Islamhouse.com