Dye Penetrant Test Rev.4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM UJI BAHAN DYE PENETRANT TEST



Disusun Oleh: Kelompok 4



Andita Dharmayanti F. Z.



(0616040005)



Clarinsa Kireina S.



(0616040007)



Hafidhuddin Fahmi K.



(0616040012)



Muhammad Geraldi D.



(0616040014)



Dymaseka Nasbih Sabili



(0616040029)



PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN MANUFAKTUR JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan resmi praktikum uji bahan ini dengan judul “Dye Penetrat Test”. Penulisan laporan yang tak mudah serta banyaknya halangan yang merintang tak akan pernah bisa terselesaikan tanpa adanya bantuan-bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian laporan ini yaitu, kepada: 1. Ir. Eko Julianto, M.Sc., FRINA, selaku Direktur Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya 2. Mohamad Hakam, ST., MT, dan Widya Emilia Primaningtyas, ST., MT., selaku Dosen Mata Kuliah Praktikum Uji Bahan yang telah memberi bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan baik 3. Agus Sumitro selaku teknisi laboratorium praktikum uji bahan yang telah banyak membantu selama pelaksanaan praktikum 4. Sahabat seperjuangan dan teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan laporan Semoga Allah memberi balasan atas semua jasa kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan yang membangun demi perbaikan makalah ini. Penulis berharap semoga laporan praktikum uji bahan ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.



Surabaya, 18 Oktober 2019



Penulis



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv DAFTAR TABEL ................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1



Latar Belakang ......................................................................................... 1



1.2



Tujuan ....................................................................................................... 1



1.2.1



Tujuan Umum ................................................................................... 1



1.2.2



Tujuan Khusus .................................................................................. 1



BAB II DASAR TEORI ..........................................................................................2 2.1



Pengertian dan Manfaat Pengujian Dye Penetrant....................................2



2.2



Klasifikasi Dye Penetrant Sesuai Cara Pembersihannya ..........................4



2.3



Klasifikasi Dye Penetrant Berdasarkan Pengamatannya ......................... 6



2.4



Jenis - Jenis Indikasi ................................................................................. 7



2.5



Acceptance Criteria ...................................................................................7



2.6



Keselamatan Kerja ....................................................................................8



BAB III METODOLOGI .........................................................................................9 3.1



Alat dan Bahan ......................................................................................... 9



3.2



Prosedur Keselamatan ............................................................................ 10



3.3



Prosedur Pengujian ................................................................................. 11



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................18 4.1



Data Hasil Pengujian ...............................................................................18



4.2



Pembahasan ............................................................................................ 20



4.3



Topik Khusus ......................................................................................... 22



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................23 5.1



Kesimpulan..............................................................................................23



5.2



Saran..... ...................................................................................................23



DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................24 LAMPIRAN ...........................................................................................................25



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



iii



DAFTAR GAMBAR



Gambar 2. 1 Proses kapilaritas pada spesimen uji .................................................. 3 Gambar 3. 1 Alat dan Bahan Penetrant Test........................................................... 9 Gambar 3. 2 Flowchart Dye Penetrant Test ......................................................... 10 Gambar 4. 1 Jarak lampu dari material uji ............................................................ 19 Gambar 4. 2 Diskontinuitas pada permukaan material uji .................................... 19 Gambar 4. 3 Sketsa bentuk diskontinuitas ............................................................ 20



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



iv



DAFTAR TABEL



Tabel 2. 1 Nilai Kekasaran ...................................................................................... 4 Tabel 2. 2 Klasifikasi Dye Penetrant Testing ......................................................... 5 Tabel 2. 3 Klasifikasi indikasi ................................................................................. 7 Tabel 4. 1 Data Hasil Pengujian ............................................................................ 18 Tabel 4. 2 Data hasil evaluasi ............................................................................... 21



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



v



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada proses pengelasan yang dilakukan pada material yang bersifat kelogaman kadang ditemukan kecacatan pada material yang diuji disebabkan karena banyak faktor, seperti kurang bagusnya bahan yang digunakan dan kurang sempurnanya proses pengelasan. Untuk mengetahui kecacatan yang terjadi pada material yang diuji sering digunakan NDT (Non Destructive Test). NDT (Non Destructive Test) sering digunakan untuk menguji suatu material tanpa merusak material itu sendiri disebabkan karena metode ini lebih efektif dan efisien dari pada metode-metode yang lain. Menggunakan metode NDT banyak manfaat yang didapat, seperti biaya yang relatif murah dan waktu yang tidak terlalu lama, sehingga kegiatan pengujian akan berjalan semakin optimal. Praktikum ini diadakan agar praktikan mengetahui tata cara dan prosedur pengujian material NDT menggunakan metode Dye Penetrant Test. Dengan menggunakan metode ini kita bisa mengetahui proses pengujian dengan detail apakah terdapat kecacatan atau keretakan pada proses pengelasan tersebut. Selain itu praktikum ini juga berguna untuk menilai baik buruknya suatu pengelasan. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Mahasiswa mampu melaksanakan praktikum pengujian material dengan metode Dye Penetrant Test. 1.2.2 Tujuan Khusus a.



Mahasiswa mampu menjelaskan syarat-syarat suatu komponen yang dapat uji dengan cairan penetran.



b.



Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan jenis-jenis diskontinuitas yang dapat dideteksi menggunakan pengujian nondestructive dengan metode dye penetrant sesuai standar.



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



1



BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian dan Manfaat Pengujian Dye Penetrant Pengevaluasian atau inspeksi terhadap suatu diskontinuitas pada konstruksi yang menggunakan material logam, sebaiknya dilakukan secara rutin, untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja, dan juga akan mempermudah perawatannya. Untuk melakukan pengevaluasian atau inspeksi tersebut diperlukan suatu metoda pengujian yang sekiranya mampu mendeteksi keberadaan diskontinuitas pada suatu logam material. Uji dye penetrant merupakan salah satu metoda pengujian jenis NDT (Non-Destructive Test) yang relatif mudah dan praktis untuk dilakukan. Uji dye penetrant ini dapat digunakan untuk mengetahui diskontinuitas halus pada permukaan seperti retak, berlubang atau kebocoran. Pada prinsipnya metoda pengujian dengan dye penetrant memanfaatkan daya kapilaritas. Dye penetrant dengan warna tertentu (merah) meresap masuk kedalam diskontinuitas, kemudian dye penetrant tersebut dikeluarkan dari dalam diskontinuitas dengan menggunakan cairan pengembang (developer) yang warnanya kontras dengan dye penetrant (putih). Terdeteksinya diskontinuitas adalah dengan timbulnya bercak-bercak merah (dye penetrant) yang keluar dari dalam diskontinuitas. Diskontinuitas yang mampu dideteksi dengan pengujian ini adalah diskontinuitas yang bersifat terbuka dengan prinsip kapilaritas seperti pada gambar. Deteksi diskontinuitas dengan cara ini tidak terbatas pada ukuran, bentuk arah diskontinuitas, struktur bahan maupun komposisinya. Dye penetrant dapat meresap kedalam celah diskontinuitas yang sangat kecil. Pengujian penetrant tidak dapat mendeteksi kedalaman dari diskontinuitas. Proses ini banyak digunakan untuk menyelidiki keretakan permukaan (surface cracks), kekeroposan (porosity), lapisan-lapisan bahan, dll. Penggunaan uji dye penetrant tidak terbatas pada logam ferrous dan non ferrous saja tetapi juga pada keramik, plastik, gelas, dan benda-benda hasil powder metalurgi.



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



2



Gambar 2. 1 Proses kapilaritas pada spesimen uji



Penggunaan uji dye penetrant ini sangat terbatas, misalnya: 1. Keretakan atau kekeroposan yang ada dapat dideteksi jika keretakan tersebut merembat hingga ke permukaan benda. Sedangkan keretakan yang ada dibawah permukaan benda, tidak akan terdeteksi dengan menggunakan metoda pengujian ini. 2. Pada permukaan yang terlalu kasar atau berpori-pori juga dapat mengakibatkan indikasi palsu. 3. Metoda pengujian ini tidak dianjurkan untuk menyelidiki benda-benda hasil metalurgi yang kurang padat.



Dalam pengujian penetrant test, permukaan yang terlalu kasar dapat menyebabkan indikasi palsu. Untuk itu permukaan benda uji harus mencapai nilai



kekasaran



permukaan



tertentu.



Kekasaran



permukaan



adalah



penyimpangan rata-rata aritmetik dari garis rata-rata profil, yang selanjutnya disebut nilai kekasaran. Untuk pengujian menggunakan penetran jenis flourescent kekasaran permukaan harus kurang dari Rz 20 sedangkan untuk penetrant jenis visible harus kurang dari Rz 40. (17th World Conference on Nondestructive Testing, 2008) Rz merupakan parameter pengukuran kekasaran permukaan berdasarkan nilai rata-rata dari sejumlah profil yang memuat, misalnya 10 daerah yaitu 5 daerah puncak dan 5 daerah lembah, sedangkan Ra yaitu nilai rata-rata aritmatik dari pengukuran kekasaran permukaan untuk panjang sampel tertentu. Nilai kekasaran rata-rata aritmetik telah diklasifikasikan oleh ISO menjadi 12 tingkat kekasaran, dari mulai N1 sampai dengan N12. Untuk Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



3



penunjukan pada gambar mengenai spesifikasi kekasaran ini dapat dituliskan langsung nilai Ra-nya, atau tingkat kekasarannya. Untuk mengetahui nilai Ra, Rz harus dibagi dengan faktor 7.2 sehingga Rz 40 = Ra 5,5 dan Rz 20 = Ra 2,78. Dapat dilihat di tabel 1.1 untuk penetran jenis flourescent, nilai kekasaran permukaan harus kurang dari atau sama dengan N8 dan N7 untuk penetran jenis visible. Tabel 2. 1 Nilai Kekasaran Kekasaran Ra (µm) 50 25 12,5 6,3 3,2 1,6 0,8 0,4 0,2 0,1 0,05 0,025



Tingkat kekasaran N12 N11 N10 N9 N8 N7 N6 N5 N4 N3 N2 N1



Panjang sampel (mm) 8 2,5 0,8



0,25



0,08



2.2 Klasifikasi Dye Penetrant Sesuai Cara Pembersihannya Dye penetrant bila dilihat dari cara pembersihannya dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam metoda dan ketiganya memiliki perbedaan yang mencolok. Pemilihan salah satu system bergantung pada faktor-faktor : 1.



Kondisi permukaan benda kerja yang diselidiki



2.



Karakteristik umum discontinuity/keretakan logam



3.



Waktu dan tempat penyelidikan



4.



Ukuran benda kerja



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



4



Tabel 2. 2 Klasifikasi Dye Penetrant Testing Dye (Colour)



Methodes



Developer



Cleaner



Type 1: Flourescent



 Water Washable  Post Emulsifable  Solvent Removable



 Dry  Wet Aqueos Water Soluble Water Suspandable  Wet Non-Aqueos I



 WW: Water  PE: Water  SR: Solvent Halogenated Non-Halogenated



Type 2: Visible



 Water Washable  Post Emulsifable  Solvent Removable



 Dry (Not Recommended)  Wet Aqueos Water Soluble Water Suspandable  Wet Non-Aqueos I



 WW: Water  PE: Water  SR: Solvent Halogenated Non-Halogenated



 Water Washable  Post Emulsifable



 Dry  Wet Aqueos Water Soluble Water Suspandable  Wet Non-Aqueos I



 WW: Water  PE: Water Halogenated Non-Halogenated



Dual Sensitivity



Metode pengujian dye penetrant ini diklasifikasikan sesuai dengan cara pembersihannya, yaitu: 1.



Water Washable Penetrant System Water



Washable



(WW)



Penetrant



adalah



penetrant



yang



mempunyai peng-emulsi sendiri atau biasa disebut



“self-



emulsifying”penetrant . Penetrant ini larut dalam air dan mudah untuk dibersihkan. Pengemulsi built-in ini memiliki kelemahan yang buruk dalam mendeteksi diskontinuitas yang lebar atau dangkal. Dalam metode ini pembersihan dilakukan dengan air. Penetrant yang dapat dibersihkan berupa flouroscent atau visible dye. Proses yang dilakukan cepat dan efisien. Tetapi proses pembersihan sendiri harus hati-hati agar penetrant tidak terbasuh habis.



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



5



2.



Post Emulsifible System Biasa digunakan untuk menyelidiki keretakan yang sangat kecil, menggunakan penetrant yang tidak dapat dibasuh dengan air. Penetrant jenis ini dilarutkan dengan oli dan membutuhkan langkah tambahan pada saat penyelidikan yaitu pembubuhan emulsifier yang dibiarkan pada permukaan spesimen.



3.



Solvent Removable System Solvent Removable System adalah proses yang digunakan pada pendeteksian crack pada celah yang sempit sehingga pembasuhan harus sangat hati-hati. Sistem ini digunakan pada saat pre cleaning dan pembasuhan penetran. Penetran jenis ini larut dalam oli. Pembersihan penetrant secara optimum dapat dicapai dengan cara mengelap permukaan benda kerja dengan lap yang telah dilembabkan dengan solvent. Tahap akhir dari pengelapan dilakukan dengan menggunakan kain kering. Penetran juga dapat dihilangkan dengan cara membanjiri permukaan benda kerja dengan solvent.



2.3 Klasifikasi Dye Penetrant Berdasarkan Pengamatannya Berdasarkan pengamatannya ada tiga jenis dye penetrant, yaitu: 1.



Visible Penetrant Pada umumnya visible penetrant berwarna merah. Hal ini ditunjukkan pada penampilannya yang contrast terhadap latar belakang warna developer-nya. Proses ini tidak membutuhkan pencahayaan ultraviolet, tetapi membutuhkan cahaya putih minimal 100 fc untuk pengamatan.



2.



Fluorescent Penetrant Liquid penetrant ini adalah yang dapat berkilau bila disensivitas fluorescent penetrant bergantung pada kemampuannya untuk menampilkan diri terhadap cahaya ultra violet yang lemah pada ruangan yang gelap.



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



6



3.



Dual Sensitivity Penetrant Pada system ini, spesimen mengalami dua kali pengujian yaitu visible penetrant dan fluorescent penetrant, sehingga dengan dual sensitivity dapat diperoleh hasil dengan ketelitian yang lebih tinggi dan akurat.



2.4 Jenis - Jenis Indikasi Indikasi pada uji penetrant dapat dilihat di tabel berikut: Tabel 2. 3 Klasifikasi indikasi



Definisi



Contoh



Bentuk Linier Rounded Indikasi Indikasi berbentuk berbentuk garis yang lingkaran atau memiliki menyerupai panjang lebih elipse yang dari 3 kali memiliki lebarnya. panjang kurang dari sama dengan 3 kali lebarnya. Crack Porosity & worm hole. longitudinal, transversal & crater.



Ukuran Relevant Non relevant Indikasi yang Indikasi yang memiliki memiliki ukuran lebih ukuran dari 1/16 kurang dari inci(1,5 mm). sama dengan 1/16 inci (1,5 mm).



-



-



2.5 Acceptance Criteria Kriteria penerimaan pengujian menurut standard ASME Section VIII Division 1 edisi 2010. Dalam uji ini material dapat dinyatakan memiliki cacat yang harus di-reject apabila material tersebut secara umum memiliki ukuran cacat yang lebih dari 1,5 mm dan material tersebut dapat diterima apabila permukaannya terbebas dari : 1.



Linier Relevant Indication Suatu cacat dikatakan memiliki indikasi linier apabila pada cacat tersebut memiliki panjang lebih dari 3 kali lebarnya dan ukuran lebih dari 1/16 inci (1,5 mm).



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



7



2.



Rounded Relevant Indication Suatu cacat dikatakan memiliki indikasi lingkaran apabila pada cacat tersebut memikli panjang kurang atau sama dengan dari 3 kali lebarnya. Material tersebut akan di-reject apabila memiliki panjang atau lebar indikasi lingkaran lebih dari sama dengan 3/16 inci (5 mm).



3.



Material tersebut akan di-reject apabila memiliki 4 atau lebih indikasi lingkaran yang tersusun dalam satu baris, dengan jarak antara indikasi lingkaran kurang dari 1/6 inci (1,5 mm). Maka, apabila permukaan suatu material bebas dari kedua indikasi yang telah disebutkan di atas, material tersebut dapat diterima.



2.6 Keselamatan Kerja 1.



Cairan magnaflux (SKL-SP2, SKC-S, SKD-S2) merupakan cairan yang sangat membantu dalam pengecekan hasil pengelasan dan masing masing memiliki fungsi berbeda-beda.



2.



Pernyataan Bahaya Mudah terbakar, berisi gas dibawah tekanan, dapat meledak jika dipanaskan. Bisa berakibat fatal jika menelan dan memasuki saluran udara. Dapat menggantikan oksigen dan menyebabkan mati lemas.



3.



Peringatan 



Jauhkan dari panas / percikan api / nyala api terbuka / permukaan yang panas, dilarang merokok. Jangan semprot secara terbuka atau sumber pengapian lainnya.







Jangan bersentuhan langsung dengan material penetrant yang relative beracun dan mudah terbakar. Selalu gunakan sarung tangan dan masker selama pengujian untuk menghindari kontak langsung dengan material penetrant dan menghirup debu developer secara berlebihan.







Jika tertelan: segera hubungi dokter, jangan memaksakan untuk sekedar memuntahkan.







Wadah bertekanan: Jangan membakar, bahkan setelah digunakan.







Buang kaleng / wadah sesuai dengan peraturan.



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



8



BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah : 3.1.1



Alat







Penggaris







Tissue







Sikat baja







Kamera







Timer (Stopwatch)







Lampu







Light meter







Thermogun



b. Bahan 



Spesimen uji (B2) berupa weld part







Cleaner (SKC – S Magnaflux)







Liquid Penetrant (SKL – SP 2 Magnaflux)







Developer (SKD –S 2)



Gambar 3. 1 Alat dan Bahan Penetrant Test



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



9



3.2 Prosedur Keselamatan Sebelum pengujian dilaksanakan, mahasiswa harus menggunakan: a.



Cattle pack



b.



Safety shoes



c.



Safety gloves



d. Masker



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



10



3.3 Prosedur Pengujian



Acceptance



Penetrant



Removable



Pencahayaan



Gambar 3. 2 Flowchart Dye Penetrant Test



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



11



Menentukan Jenis dan Metode Uji Dye Penetrant 1. Menentukan terlebih dahulu teknik dan cairan yang digunakan dalam Dye Penetrant Test, pada percobaan ini menggunakan cairan tipe visible penetrant 2. Menghilangkan cairan penetran tipe visible menggunakaan solvent removable, cairan yang larut. Pre-Cleaning 1. Menggosokkan benda uji untuk membersihkan spesimen dari kotoran, oli, lemak-lemak dengan menggunakan sikat baja. 2. Mengelap permukaan benda uji menggunakan tissue. 3. Menyemprot benda uji dengan cleaner dan mengelap material uji hingga benar-benar bersih menggunakan tissue secara searah. Menunggu selama 1 menit.



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



12



Mengukur Material 1. Mengukur dimensi material menggunakan penggaris



Mengecek Suhu Material 1. Mengecek suhu material sebelum dilakukan percobaan dengan menggunakan Thermogun



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



13



Penentuan Dwell Time Material



Form



Aluminium, Castings magnesium and welds , steel, brass and bronze, titanium and hightemperature alloys Wrought materialsextrusion, forging, plate Carbidetipped tools Plastic Glass Cermamic



All forms All forms All forms



Type of Discontinuity Cold shuts, porosity, lack of fusion, cracks (allforms)



DwellTimes (minutes) Pene- Devetrant loper 5 7



Laps,crac ks (all form)



10



7



Lack of fusion, porosity, cracks Cracks Cracks Cracks, porosity



5



7



5 5 5



7 7 7



1. Menentukan dwell time yang digunakan untuk proses penetrasi dye penetrant dengan dua pertimbangan, yang pertama ditentukan dari bahan penetrant tersebut, dan yang kedua menggunakan tabel standar dari ASME 2010 section V article 6, 2. Dikarenakan material ujinya berupa baja maka dwell time minimumnya adalah 5 menit.



(ASME sect. V article 6) Aplikasi Liquid Penetrant 1.



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



Menyemprotkan liquid penetrant ke material uji dengan dwell time 10 menit yang ditujukan agar diperoleh penetrasi liquid penetrant yang baik.



14



Cleaning Sisa Penetrant 1. Mengamati dye penetrant yang ada di daerah spesimen 2. Membersihkan permukaan benda uji dengan menggunakan lap kering. 3. Membersihkan ulang menggunakan tissue yang sudah dibasahi dengan cleaner setelah 3 menit penyemprotan agar permukaan spesimen tidak ada lagi sisa penetrant yang ada.



Aplikasi Developer 1. Menentukan dwell time sebelum disemprotkan developer. Dwell time dari developer yaitu minimum 10 menit. 2. Menyemprotkan developer ke material uji dengan jarak penyemprotan ± 25 centimeter sehingga diperoleh penyemprotan yang rata ke seluruh permukaan material uji.



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



15



Proses Pencahayaan 1. Menunggu selama 10 menit untuk pengeringan developer, 2. Menyalakan lampu meja dan mengukur intensitas cahayanya menggunakan light meter, (harus didapatkan nilai intensitas cahaya minimal 100 fc). 3. Mengukur jarak lampu meja ke spesimen sejauh 30 cm.



Interpretasi 1. Menunggu selama 10 menit hingga benar-benar diperoleh hasil yang baik 2. Mengamati adanya warna dye penetrant yang tampak karena terangkat keluar kepermukaan oleh developer. 3. Mengukur panjangnya dan mendokumentasikan untuk diperoleh data yang lebih baik mengenai diskontinuitas yang diperoleh dari pengujian Non-Destructive Test dengan menggunakan Dye Penetrant.



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



16



Evaluasi 1. Memasukan data kedalam tabel yang ada. 2. Menggolongkan diskontinuitas yang terjadi apakah termasuk kedalam indikasi jenis cacat bentuk atau ukuran dengan mengacu pada ASME VIII div.I mengenai acceptance criteria. Post Cleaning 1. Membersihkan spesimen dengan cara mengelap permukaan menggunakan kain lap yang telah dibasahi dengan cleaner secara berulang agar dye penetrant dan developer dapat terangkat, sehingga spesimen bersih seperti pada tahap pre-cleaning.



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



17



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Data Hasil Pengujian Pada pengujian ini ditemukan 15 diskontinuitas pada permukaan material. Tabel 4. 1 Data Hasil Pengujian



No



Part / Item



Ukuran (mm)



Jenis Indikasi



1



R1



P=7, L=10



Rounded



2



R2



P=10, L=5



Rounded



3



R3



P=20, L=10



Rounded



4



R4



P=20, L=8



Rounded



5



R5



P=5, L=5



Rounded



6



R6



P=9, L=4,5



Rounded



7



R7



P=3.5, L=4



Rounded



8



R8



P=3.5, L=2



Rounded



9



L1



P=10, L=3.5



Linier



10



L2



P=7, L=17



Linier



11



L3



P=8, L=2



Linier



12



L4



P=3.5, L=12.5



Linier



13



L5



P=14.5, L=1



Linier



14



L6



P=1.5, L=7



Linier



15



L7



P=35



Linier



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



18



Pada pengujian ini menggunakan dwell time untuk pre-cleaning 1 menit, untuk dye penetrant 10 menit, dan untuk aplikasi developer 10 menit. Selain itu pada pengujian ini menggunakan lampu dengan intensitas cahaya 424 Fc. Untuk mendapatkan intensitas cahaya tersebut maka diatur jarak antara lampu (sumber cahaya) dan material adalah 30 cm.



Gambar 4. 1 Jarak lampu dari material uji



Berikut hasil pengujian yang telah dilakukan:



Gambar 4. 2 Diskontinuitas pada permukaan material uji



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



19



Gambar 4. 3 Sketsa bentuk diskontinuitas



4.2 Pembahasan Berikut merupakan hasil dari evaluasi pada 15 indikasi cacat permukaan yang tampak pada material.



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



20



Tabel 4. 2 Data hasil evaluasi No



Part/ Item



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15



R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7



Ukuran (mm) P=7, L=10 P=10, L=5 P=20, L=10 P=10, L=8 P=5, L=5 P=9, L=4.5 P=3.5, L=4 P=3.5, L=4 P=10, L=3.5 P=7, L=17 P=8, L=2 P=3.5, L=12.5 P=14.5, L=1 P=1.5, L=7 P=35



Jenis Indikasi Rounded Rounded Rounded Rounded Rounded Rounded Rounded Rounded Linier Linier Linier Linier Linier Linier Linier



Result Accept Reject √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √



Keterangan ukuran indikasi lingkaran lebih dari 3/16 inci (5 mm). ukuran indikasi lingkaran lebih dari 3/16 inci (5 mm). ukuran indikasi lingkaran lebih dari 3/16 inci (5 mm). ukuran indikasi lingkaran lebih dari 3/16 inci (5 mm). ukuran indikasi lingkaran lebih dari 3/16 inci (5 mm). ukuran indikasi lingkaran lebih dari 3/16 inci (5 mm). ukuran indikasi lingkaran kurang dari 3/16 inci (5mm). ukuran indikasi lingkaran kurang dari 3/16 inci (5mm). panjang lebih dari 3 kali lebarnya dan ukuran lebih dari 1/16 inci (1,5 mm) panjang lebih dari 3 kali lebarnya dan ukuran lebih dari 1/16 inci (1,5 mm) panjang lebih dari 3 kali lebarnya dan ukuran lebih dari 1/16 inci (1,5 mm) panjang lebih dari 3 kali lebarnya dan ukuran lebih dari 1/16 inci (1,5 mm) panjang lebih dari 3 kali lebarnya dan ukuran lebih dari 1/16 inci (1,5 mm) panjang lebih dari 3 kali lebarnya dan ukuran lebih dari 1/16 inci (1,5 mm) panjang lebih dari 3 kali lebarnya dan ukuran lebih dari 1/16 inci (1,5 mm)



4.3 Topik Khusus Pada pengujian dye penetrant bisa dilakukan pada spesimen dengan posisi overhead/vertikal karena dari beberapa artikel yang ada menyatakan bahwa gaya kapilaritas lebih besar dari gaya gravitasi. Gaya kapilaritas merupakan salah satu contoh bahwa adanya gaya adhesi antar partikel zat yang berbeda lebih besar daripada kohesinya sehingga kedua zat akan menempel. Dari pernyataan ini, maka dye penetrant dan spesimen logam harus memiliki gaya adhesi lebih besar dari kohesinya agar gaya kapilaritas yang terjadi akan lebih kuat dari gaya gravitasinya.



23



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



22



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sesuai hasil praktikum uji penetrant yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa: 1.



Pada uji dye penetrant, maka letak dan bentuk cacat terbuka atau cacat permukaan pada suatu spesimen dapat diketahui.



2.



Material weld part yang diuji memiliki cacat. Yakni, ditemukan 15 buah diskontinuitas, 2 buah dapat diterima dan 13 buah tidak dapat diterima maka dari itu specimen membutuhkan perbaikan dengan cara menggerinda pada bagian cacat atau dilakukan pengelasan kembali.



5.2 Saran Saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan kualitas praktikum Dye Penetrant Test yaitu: 1.



Pengaplikasian cairan penetran sebaiknya disemprotkan dengan jarak kurang lebih 30 cm dari benda uji, dikarenakan tebal tipisnya cairan penetran mempegaruhi hasil Dye Penetrant Test.



2.



Untuk proses pre-cleaning dan post-cleaning disarankan agar spesimen disemprot dengan cairan cleaner dan dilakukan 2 kali, untuk menghilangkan cairan penetran yang masih tertinggal dari pengujian sebelumnya dan untuk pengujian selanjutnya.



23



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



23



DAFTAR PUSTAKA



17th World Conference on Nondestructive Testing. P. MIGOUN, Nikolai dan V. DELENKOVSKY, Nikolai. 2008. The Ways of Penetrant Testing Applicability for Rough Surface, Shanghai, China : Institute of Applied Physics, National Academy of Science, 2008, Vol. 17. ASME. 2010. ASME Boiler and Pressure Vessel Code Section V Article 6. New York : ASME Press, 2010. —. 2010. ASME Boiler and Pressure Vessel Code Section VIII Division 1. New York : ASME Press, 2010. Budi Prasojo, ST. 2002. Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan. Surabaya : Jurusan Teknik Permesinan Kapal PPNS-ITS, 2002. Dosen-Metallurgi. 1986. Petunjuk Praktikum Logam. Surabaya : Jurusan Teknik Mesin FTI ITS, 1986. Harsono, Dr Ir dan T. Okamura, Dr. 1991. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta : PT. Pradya Paramita, 1991.



23



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



24



LAMPIRAN



23



Kelompok 4 – DM VA NDT – Dye Penetrant Test



25



Kelompok 4 – DM VA DT – Dye Penetrant Test



26