16 0 952 KB
TUGAS METALURGI II DYE PENETRANT INSPECTION (DPI)
KELOMPOK 8 1.
Randy Martua N
02111740000165
2.
Rizal Bagus Prayogo
02111740000031
3.
Bonaventura Bhama P
02111740000085
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI (FTI) INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2018
1
ABSTRAK Dunia manufaktur sangat mengutamakan kualitas dari produk yang diproduksi, maka dari itu penting untuk mengetahui kualitas dari barang yang diproduksi, sehingga dapat menentukan bagaimana perawatan material tersebut ataupun umur dari material tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah metode test yang tidak merusak material atau sering disebut sebagai proses NDT (Non Distructive Test). NDT dapat mengetahui cacat suatu material tanpa merusak material. NDT (Non Distructive Test) sendiri memiliki banyak metode dalam pengujiannya, salah satunya adalah metode dye penetrant inspection atau liquid penetrant inspection . Dye penetrant inspection memiliki prosedur yang cukup mudah untuk dialikasikan, material cukup disemprot atau dicelupkan kedalam liquid penetrant dan diberi cairan developer. Setelah meresap maka akan muncul indikasi cacat pada material jika memang terdapat cacat. Peran developer disini adalah mengangkat liquid penetrant sehingga dapat terlihat jelas. Prosedur dari dye penetrant sendiri adalah sebagai berikut, pre clean material, apply penetrant, excess penetrant, apply developer, visual inpection, dan post clean. Kesimpulan yang didapat dari dye pentrant inspection adalah metode ini digunakan untuk menemukan cacat di permukaan terbuka dari komponen solid, baik logam maupun non logam. Namun tidak bisa mencari cacat di permukaan yang berpori atau kasar dikarenakan prinsip dari test ini adalah menggunakan sifat kapilaritas suatu cairan, dimana ketika permukaan berpori maka akan menimbulkan indikasi palsu cacat material. Kata Kunci
: Non Distructive Test, Dye Penetrant Test, Kapilaritas
PENDAHULUAN
lain. Selain itu NDT juga memiliki banyak
Dewasa ini pada bidang industri manufaktur
sangat
manfaat, seperti biaya yang relatif murah,
mengutamakan
dan waktu yang relatif cepat sehingga
kualitas dari produk-produk yang mereka
kegiatan pengujian akan berjalan semakin
produksi. Tapi terkadang kita masih dapat
optimal.
menemukan cacat material kecil yang dapat
menurunkun
kualitas
Salah satu metode NDT adalah
produk
Dye Penetrant Inspection. Pada tugas
tersebut. Untuk mengetahui cacat pada
paper yang kami kerjakan kali ini kami akan
material yang ada, sering digunakan
membahas lebih dalam tentang
proses NDT (Non Distructive Test) dimana
Penetrant Inspection termasuk prinsip
uji material ini tidak merusak material
kerja, prosedur pelaksanaannya, kelebihan
tersebut.
dan
NDT dinilai efektif dan efisien
kekurangan,
serta
aplikasi
Dye
Dye
Penetrant Inspection.
dibanding dengan metode pengujian yang 2
PEMBAHASAN I.
II.
Definisi Dye Penetrant Test
Prinsip Uji Dye Penetrant Pengujian ini mempergunakan sifat
Metode Dye Penetrant Test atau
kapilaritas benda cair, kapilaritas sendiri
Liquid Penetrant test merupakan Metode
adalah fenomena naik atau turunnya
NDT (Non Destructive testing) yang paling
permukaan zat cair dalam suatu benda
sederhana. Metode ini digunakan untuk
dengan luas penampang yang sempit.
menemukan
di
Ketika celah yang sangat sempit diberi
permukaan (open surface) terbuka dari
penetrant, maka celah tersebut akan
komponen solid, baik logam maupun non
mampu menyedot penetrant sehingga
logam. Seperti keramik dan plastic fiber.
celah akan berisi penetrant. Dan ketika
Melalui metode ini, cacat pada material
diujung celah diberi developer dimana
akan terlihat lebih jelas.
memiliki daya kapilaritas yang tinggi maka
cacat
(discontinuity)
penetrant didalam celah akan tersedot keluar
permukaan,
memberikan
indikasi
sehingga bahwa
akan terdapat
cacat. Gambar 2.1 proses uji penetrant
Caranya
adalah
Cairan penetrant yang digunakan dengan
adalah cairan tidak kental dan mempunyai
memberikan cairan berwarna terang pada
tegangan permukaan kecil, yang biasanya
permukaan yang diinsfeksi. Cairan ini
berwarna sebagai penetrant. Material uji
harus memiliki daya penetrasi yang baik
dicelup atau disemprot dengan cairan ini,
dan viskositas yang rendah agar dapat
karena sifat kapilaritasnya, maka cairan
masuk pada cacat dipermukaan material.
masuk kedalam retakan, celah atau pori-
Cacat akan terlihat jelas jika perbedaan
pori pada perukaan material uji tersebut
warna penetrant dengan latar belakang
sampai ke bagian yang paling dalam
yang cukup kontras.
Gambar 2.3 Kapilaritas Cairan Penetrant
Setelah dipakai Gambar 2.2 ilustrasi dye penetrant
permukaan
developer
untuk
dibersihkan menyerap
penetran, sehingga terlihat bekas yang
3
jelas pada retakan, celah atu pori-pori. Pemeriksaan
dengan
penetrant
2.
Apply Penetrant
ini
dilakukan untuk cacat permukaan (cacat retak) dan dapat digunakan untuk material metal atau non metal (keramik dan plastik). Sedangkan untuk cacat yang tidak sampai kepermukaan cara ini tidak dapat dipakai. Gambar 2.5 Pemberian cairan penetrant
III.
Prosedur Uji Dye Penetrant Pada
dasarnya
metode
Cairan
penetran
kemudian
ini
diterapkan pada permukaan benda yang di
menggunakan beberapa bahan bantu yaitu
uji. Benda bisa dicelupkan kedalam cairan
cairan penetrant, cleaner, dan developer.
penetrant atau bisa disemprot terkhusus
Adapun langkah kerja atau prosedur uji
pada daerah tertentu saja.
secara umum adalah sebagai berikut: 1.
Pre – Cleaning Material
Penetran sebaiknya diberikan "waktu tunggu" untuk meresap ke dalam cacat yang ada (biasanya 5 sampai 30 menit). Waktu tunggu tergantung pada penetran yang digunakan, bahan yang diuji dan ukuran cacat yang dicari. 3.
Excess Penetrant
Gambar 2.4 Pembersihan permukaan dari kotoran
Benda yang akan di uji dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran, debu serta lemak yang menempel pada permukaan benda sehingga cacat pada permukaan
Gambar 2.6 Pembersihan sisa penetrant
Sisa-sisa
kemudian
bersihkan
ini
menyemprotkan
penghapusan tergantung dengan jenis
cleaner atau pembersih pada permukaan
penetran yang akan digunakan, seperti
benda kemudian dibersihkan dengan kain
penetrant
sampai permukaan benda benar-benar
langsung
bersih.
sedangkan untuk post – emulsifiable harus
dengan
yang
permukaan.
di
tidak tertutup oleh kotoran. Pembersihan dilakukan
dari
penetran
waterwashable
dibersihkan
menggunakan
Metode
emulsifier
dengan
dan
dapat air,
air
bertekanan.
4
4.
Apply Developer
kemungkinan
cacat
pada
permukaan.
Menafsirkan hasil dan karakterisasi cacat dari indikasi yang ditemukan mungkin memerlukan beberapa pelatihan dan / atau pengalaman.
bersihkan,
penetran
ukuran
indikasi
bukanlah ukuran sebenarnya dari cacat.
Gambar 2.7 Pemberian developer
Setelah
Dan
berlebih
pengembang
putih
di
6.
Post – Cleaning Permukaan
atau
uji
sebaiknya
developer diterapkan pada permukaan uji.
dibersihkan setelah pengujian dan jangan
Pengembang harus membentuk semi -
lupa untuk mencatatat setiap indikasi yang
transparan,
terlihat.
permukaan.
bahkan
lapisan
Pengembang
pada menarik
penetran dari cacat, keluar ke permukaan untuk membentuk indikasi yang terlihat, umumnya dikenal sebagai bleed-out. Daya kapilaritas developer jauh lebih besar dibandingkan
penetrant
sehingga
Gambar 2.10 Langkah kerja uji dye penetrant
developer mampu menyedot penetrant untuk
keluar
ke
permukaan
dan
IV.
Aplikasi Dye Penetrant Test Pengevaluasian
mengindikasi adanya cacat pada material.
terhadap
suatu
atau
inspeksi
diskontinuitas
pada
konstruksi yang menggunakan material logam, sebaiknya dilakukan secara rutin, untuk
mengurangi
kecelakaan Gambar 2.8 Proses penyerapan cairan penetrant
5.
resiko
kerja,
mempermudah
dan
terjadinya juga
perawatannya.
akan Untuk
melakukan pengevaluasian atau inspeksi
Visual Inpection
tersebut pengujian mendeteksi
diperlukan yang
suatu
metode
sekiranya
mampu
keberadaan
diskontinuitas
pada suatu logam material Metode yang sering diaplikasikan dalam dunia manufactur industri saat ini adalah dye penetrant inspection. Oleh Gambar 2.9 Proses Pengamatan hasil pengujian
Setiap daerah yang bleed out dapat menunjukkan
lokasi,
dan
jenis
karena itu terdapat beberapa contoh aplikasi dari dye pentrant inspection dalam menentukan cacat suatu material, 5
Pada awal 1900 digunakan metode oli
V.
Kelebihan Dye Penetrant Adapun
dan kapur putih untuk mengetahui
untuk
kelebihan
dye
keretakan pada rel kereta. Rel kereta
penetrant dibandingkan dengan NDT (Non
dilumuri
Destructive testing) lain adalah
dengan
oli
kemudian
dibersihkan setelah itu kapur putih akan menyerap oli yang masuk ke retakan
Sensitivitas tinggi (diskontinuitas kecil dapat dideteksi).
dan lokasi retakan pun diketahui. Ini lah
Bisa digunakan pada berbagai jenis
awal mula prinsip liquid penetrant
material baik logam maupun non logam Cocok untuk bagian dengan bentuk
ditemukan. Menguji pipa - pipa pada perusahaan LNG
(Liquefied
Perusahaan
-
Natural perusahaan
Gas). LNG
kompleks. Indikasi dapat dilihat secara langsung pada permukaan
memerlukan pipa yang akan dialiri fluida
Mudah diaplikasikan
bersuhu rendah ekstrim dan kerusakan
Biaya murah
material pada permukaan pipa bisa saja menyebabkan
kerusakan
atau
kebocoran pada pipa.
VI.
Keterbatasan Dye Penetrant Selain
memiliki
kelebihan
dye
penetrant juga mempunyai keterbatasan dibandingkan testing)
NDT
lainnya,
(Non
Destructive
diantaranya
sebagai
berikut, Hanya kerusakan permukaan yang Gambar 2.11 NDT pada pipa Liquefied Natural Gas
dapat dideteksi.
Hasil dari welding merupakan salah
Tidak dapat dilakukan pada benda
satu unsur yang cukup penting dalam
berpori Hal tersebut akan menyebabkan
berjalannya proses produksi di PT
terserapnya cairan penetrant secara
Pertamina, karena menentukan umur
berlebihan
pakai dari sebuah alat.
mengindikasi cacat palsu.
sehingga
dapat
Tidak dapat dilakukan pada material produk powder metallurgy. Tidak
tersedia
track
record
hasil
pengujian atau no recordable data.
Gambar 2.12 NDT pada hasil welding
6
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
dari
DAFTAR PUSTAKA
paper
diatas
adalah sebagai berikut 1.
Penetrant Examination, 2010 Edition. test
International Atomic Energy Agency.
digunakan untuk menemukan cacat di
2000. “Liquid Penetrant and Magnetic
permukaan terbuka dari komponen solid,
Particle Testing at Level 2”. Austria :
baik logam maupun non logam
IAEA
2.
Metode
ASME Section V Article 6. Liquid
Prinsip
Liquid
dari
Penetrant
test
ini
adalah
Romu, Aryanto. “Inspeksi Kualitas Las
menggunakan sifat kapilaritas suatu cairan
Dengan
baik penetrant maupun developer
Testing”
3.
Dapat menentukan cacat dengan
Metode
Liquid
Penetrant
www.academia.edu/37118743/INS
mudah dan cepat serta biaya relatif murah
PEKSI_KUALITAS_LAS_DENGAN_M
karena sangat mudah diterapkan
ETODE_LIQUID_PENETRANT_TESTI
4.
Tidak
bisa
mencari
cacat
di
permukaan yang berpori atau kasar Menyadari masih
jauh
bahwa
dari
kata
makalah
NG (diakses tanggal 18 February 2019). Blogs
ini
sempurna,
kedepannya penyusun akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-seumber
ITB.”Non-Destructive
Testing
(NDT)”. https://blogs.itb.ac.id/fadheladlansy ah/2013/10/25/non-destructive-testingndt/ (diakses tanggal 18 February 2019).
yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
7
Discussion Pertanyaan 1. Pada step ke 3, media apa yang digunakan untuk membersihkan penetrant ? (Arif) 2. Bagaimana prinsip kapiler bekerja pada sistem ini ? (Bu Kis) 3. Apa efek dari penetrant yang tersisa di benda uji ? Jika tidak dibersihkan ? (Vano) 4. Apakah ada batasan untuk temperatur ketika pengujian ? Off/on operator yang disarankan ? (Wahyu) 5. Kondisi lingkungan yang ideal untuk melakukan pengujian ini ? Kondisi benda? (Novita) 6. Ketebalan material yang diuji apakah ada batasan ? (Luthfi) Jawab 1. Media yang digunakan dalam pembersihan penetrant tergantung pada jenis penetrant yang digunakan, secara umum penetrant terdapat dua macam yaitu Water Washable dan Post Emulsifisible, dari keduanya tentu memiliki cara yang berbeda. Untuk Water Washable bisa digunakan lap kering atau dibasuh dengan air terlebih dahulu kemudian baru di lap dengan lap kering. Untuk Post Emulsifisible proses pembersihan bisa menggunakan pengemulsi atau penghilang yang terpisah untuk memecah penetran sehingga penetran yang berlebih dapat dibilas dengan air, pengemulsi disini dapat berupa minyak, oli ataupun konsentart. Penetrant jenis ini dilarutkan dengan oli dan membutuhkan langkah tambahan pada saat penyelidikan yaitu pembubuhan emulsifier yang dibiarkan pada permukaan spesimen. (Rizal) 2. Kapilaritas adalah kemampuan suatu cairan untuk meresap ke celah celah kecil seperti meresap nya air ke celah berpori pada kain, air meresap pada kertas, minyak tanah yang meresap pada sumbu ataupun penyerapan unsur hara pada tumbuhan. (randy) Ketika celah yang sangat sempit diberi cairan, maka celah tersebut akan mampu menyedot cairan sehingga celah akan berisi cairan. Cairan yang dimaksud disini adalah penetrant. Dan ketika diujung celah diberi developer dimana memiliki daya kapilaritas yang tinggi maka cairan didalam celah akan tersedot keluar permukaan, sehingga akan memberikan indikasi bahwa terdapat cacat. (Rizal) 3. Pada proses uji biasanya cairan penetrant akan keluar ke permukaan karena diberikan cairan developer, sehingga ketika cairan penetrant tertinggal didalam crack, hal itu bukan menjadi masalah serius.Kemungkinan terburuk cairan penetrant akan mengikis cat pada mobil, dan pada karet akan mengurangi elastisitas karet tersebut. Smentara pada material logam, cairan penetrant tidak akan mengurangi sifat mekanik material. (Randy)
8
4. Berdasarkan ASTM E1417, suhu optimal pengujian adalah 40°F - 125°F agar penetran tidak membeku atau menguap. Dye penetran inspection dilakukan pada kondisi mesin mati karena tidak akan ada perubahan suhu yg dapat mempengaruhi hasil pengujian. (Bona) 5. Kondisi benda harus bersuhu optimal pengujian (40F-125F) agar tak ada perubahan sifat liquid penetrant atau timbulnya salah persepsi hasil pengujian. Kondisi idela dilakukan diruang yang tertutup, karena dengan di ruang tertutup maka debu atau kotoran lain tidak menghambat proses pengujian. (Bona) Untuk kondisi benda sendiri diharuskan bersih dari lapisan, baik berupa cat, debu, oli, minyak ataupun yang lain agar dalam proses pengujian tidak menimbulkan indikasi palsu cacat pada material (Rizal) 6. Ketebalan benda uji tidak ada batasan karena dalam hal ini digunakan sifat kapilaritas, dimana cairan penetrant bisa meresap ke celah celah kecil. Dan ketika diberi developer, cairan penetrant juga dapat tertarik keluar untuk menunjukkan indikasi adanya cacat atau tidak pada material tersebut. Sehingga ketika memang cacat terletak sampai dalam, maka cairan penetrant perlu diperbanyak jumlahnya, agar sampai pada cacat tersebut. (Rizal)
9