Tie Dye [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi pelajar lainnya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.



Dayeuhluhur, Maret 2016



Penyusun



1



KATA PENGANTAR......................................................................................................i DAFTAR ISI....................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah........................................................................................1 B. Tujuan Penulisan....................................................................................................1 C. Rumusan Masalah..................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2 A. Peta Konsep Batik Jumputan atau Ikat Celup........................................................2 B. Pengertian Batik Jumputan atau Ikat Celup...........................................................2 C. Sejarah Batik Jumputan atau Ikat Celup................................................................2 D. Tahapan Pembuatan Batik Jumputan atau Ikat Celup...........................................3 E. Teknik Pembuatan Batik Jumputan atau Ikat Celup..............................................6 F.



Penerapan Batik Jumputan atau Ikat Celup...........................................................7



BAB III PENUTUP..........................................................................................................8 A. Kesimpulan...........................................................................................................8 B. Saran.....................................................................................................................8



2



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peserta didik belum bersifat kreatif, inovatif, dan produktif. Dalam arti belum memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bakatnya. Perkembangan globalisasi pada masa remaja seharusnya memudahkan remaja dalam melakukan hal-hal positif , kreatif, inovatif,



dan produktif .Tetapi,



perkembangan globalisasi ini justru cenderung membuat peserta didik menjadi malas, mudah menyerah dan tidak bertanggung jawab. Ikat celup (tie dye) merupakan jenis seni kria yang pengerjaanya dengan cara mengikat, menjahit, melipat, menjepit, atau mengaitkan kain hingga membentuk motif hias. Tie dye adalah suatu teknik pewarnaan dengan mempergunakan ikatanikatan pada suatu media dengan maksud menghalangi penyerapan warna pada media tersebut. Dikenal juga dengan nama plangi, umumnya diterapkan pada media benang dan kain. Salah satu ciri dari tie dye adalah coraknya yang tak pernah sama antara satu dengan yang lain. Meskipun ada kemiripan, pasti akan ditemukan perbedaan di setiap lembaran kainnya B. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Batik Jumputan atau Ikat Celup (Tie Dye) 2. Untuk menambah wawasan siswa terhadap Batik Jumputan atau Ikat Celup C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana peta konsep Batik Jumputan atau Ikat Celup? 2. Apa pengertian Batik Jumputan atau Ikat Celup? 3. Bagaimana sejarah berkembangnya Batik Jumputan atau Ikat Celup? 4. Bagaimana tahapan membuat Batik Jumputan atau Ikat Celup? 5. Apa saja teknik dalam membuat Batik Jumputan atau Ikat Celup



1



BAB II PEMBAHASAN A. Peta Konsep Batik Jumputan atau Ikat Celup



B. Pengertian Batik Jumputan atau Ikat Celup Jumputan(tie-dye) merupakan salah satu jenis batik yang pembuatannya dilakukan dengan cara mengikat kencang di beberapa bagian kain kemudian dicelupkan pada pewarna. Oleh karena itu, sebagian orang juga menyebut Jumputan sebagai batik ikat celup.Di beberapa daerah di Indonesia, teknik ini dikenal dengan berbagai nama lain seperti pelangi atau cinde (Palembang), tritik atau jumputan (Jawa), serta sasarengan (Banjarmasin). C. Sejarah Batik Jumputan atau Ikat Celup Menurut sejarah, batik ikat celup berasal dari Tiongkok, batik ini kemudian berkembang sampai ke India dan wilayah-wilayah nusantara. Batik ikat celup diperkenalkan ke nusantara oleh orang-orang India melalui misi perdagangan. Batik ini mendapat perhatian besar terutama karena keindahan ragam hiasnya dalam rangkayan warna warni yang menawan. Penggunaan batik ikat celup ini antara lain di sumatra, khususnya palembang, di kalimantan selatan, jawa dan bali. Dalam proses pewarnaan batik jumputan, jaman dahulu zat pewarna yang digunakan berasal dari alam. Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi zat pewarna alami mulai ditinggalkan. Hal ini terjadi terutama karena pewarna sintesis memiliki jumlah warna yang hampir tak terbatas. Disamping itu juga, proses pewarnaan alam juga lebih rumit daripada pewarna sintesis. Meskipun demikian, keduanya memiliki keunggulan masing-masing. D. Tahapan Pembuatan Batik Jumputan atau Ikat Celup 2



Bahan-bahan yang dibutuhkan: 1. Kain Kain yang digunakan digunakan untuk proses pembatikan jumputan adalah kain mori, kain mori adalah bahan yang lazim digunakan dalam pembatikan. kain mori dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki dari mulai golongan mori yang paling halus sampai mori golongan rendah. Kain mori dapat digolongkan sebagai berikut: a. Mori Primissima adalah mori yang paling halus, b. Mori Prima adalah mori yang tergolong halus kedua c. Mori Biru (medium) adalah kualitas ke tiga setelah mori primissima dan prima. d. Mori blaco (grey) termasuk golongan paling rendah kualitasnya dan banyak mengandung kanji sehingga sangat kaku. Selain mori dalam pembuatan batik jumputan juga bisa menggunakan kain katun, sutra. Jenis kain ini lembut dan memiliki daya serap yang tinggi, sehingga memudahkan proses pengikatan dan pencelupan. Ada juga beberapa jenis kain yang sifatnya tidak cocok untuk proses ikat celup, diantaranya kain dari benang rayon atau kain yang mempunyai permukaan yang terlalu licin, kain yang terlalu kaku atau keras, atau tidak memiliki daya serap yang memadai. 2. Dua sendok Garam dan Cuka secukupnya; 3. Dua liter Air untuk satu kemasan warna; 4. Pewarna dan penguatnya dalam satu kemasan (Wenter atau Wantex). Pewarnaan bertujuan untuk memberi warna pada kain batik sehingga menghasilkan suatu gabungan warna yang baik. Proses pewarnaan dapat dilakukan dengan cara celupan, coletan, dan kuasan. Zat perwarna dibagi menjadi 2 : a. Zat pewarna alam Zat pewarna alam ini berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dibuat melalui sistem ekstrasi. Ekstrasi adalah proses yang paling sederhana dilakukan dengan cara konvensional yaitu dengan merebus tumbuh-tumbuhan tersebut, bahan yang direbus adalah: bagian daun, batang, buah, kulit buah, kulit akar, dan bunga. Bahan tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan zat pewarna alami diantaranya: Daun Mangga (hijau), Daun alpokat, daun mahoni,Kunyit, kapur sirih, Daun jati muda, Daun jarak kepyar dan Kulit bawang merah. b. Zat pewarna Sintesis Zat pewarna sintesis adalah zat pewarna buatan terdiri dari : Cat warna naptol dan garam` Cat warna ini banyak dipakai dalam pembatikan, Penggunaan yang mudah cepat dan praktis serta karena memiliki daya serap yang baik 3



pada katun. Serta daya tahannya yang cukup baik terhadap sinar matahari dan gesekan.dapat dikombinasikan antara warna yang satu dengan warna yang lain. Warna naptol juga dapat digunakan untuk pencelupan dalam keadaan dingin. Warna naptol ini terdiri dari 2 bagian antara lain, a) naptol yang selalu menggunaka kode AS, yang penggunaannya di campurkan dengan soda api kemudian diseduh dengan air panas. b) garam yang berfungsi untuk membangkitkan warna di seduh dengan air dingin. zat warna naptol ini dapat dikombinasikan dari warna satu dengan warna lainnya yang penting kita bisa mencampurkan antara warna yang satu dengan warna yang lain, sebelumnya kita harus menganal duli pencampuran warna, baik itu warna primer, sekunder dan tersier 1) Warna primer adalah warna pokok Warna primer adalah Merah, Kuning, Biru 2) Warna Sekunder adalah pemcampuran dari warna primer Misalnya : · · ·



Merah + kuning = 0ranya Kuning + Biru = Hijau Biru + Merah = Ungu 3) Warna tersier adalah pencampuran antara warna primer dan warna sekunder Orange + Merah = Oranye kemerah-merahan Orange + kuning = Oranye kekuning kuningan Hijau + Kuning = Hijau kekuning kuningan Hijau + Biru = Hijau kebirubiruan Ungu + Biru = Ungu kebiru-biruan Ungu + Merah = Ungu kemerah merahan.



Alat-alat yang digunakan: 1. 2. 3. 4.



Karet gelang; Kelereng, Uang koin, Batu; Kompor; Bejana (Panci)



Digunakan untuk mendidihkan air dan untuk proses pewarnaan dengan menggunakan pewarna wantek. 5. Sendok kayu sebagai alat pengaduk; 6. Ember. Digunakan untuk proses pewarnaan Cara membuatnya: 4



1. Pastikan kain dalam kondisi bersih; 2. Membuat bentuk/desain motif dengan mengikat Kelereng, Uang koin, atau Batu pada beberapa bagian kain menggunakan karet secara kencang dan bervariatif; 3. Rebus air menggunakan Bejana (Panci) hingga mendidih; 4. Setelah mendidih, campurkan pewarna dan penguat yang berada dalam satu kemasan Wenter ataupun Wantex; 5. Tambahkan garam dua sendok makan dan cuka secukupnya disertai dengan mengaduk larutan hingga merata; 6. Basahi kain yang telah diikati dan dibuat motif dengan air bersih; 7. Celupkan kain tersebut pada cairan warna. Bila menginginkan satu warna, celupkan seluruh bagian kain dalam larutan pewarna yang mendidih. 8. Aduk dalam waktu 20-30 menit agar warna merata dan merekat kuat; 9. Bila menginginkan warna lain, langkah pada no. 6 (enam) hanya mencelupkan sebagian pada cairan pewarna pertama dan mencelupkan kain yang belum terkena warna pada cairan pewarna lainnya 10. Celupkan berkali-kali sesuai jumlah warna yang dikehendaki; 11. Apabila proses pencelupan warna selesai, kain diangkat dan dibilas menggunakan air dingin yang bersih. 12. Kemudian sumua ikatan dilepas, kain ditiris dan dikeringkan; 13. Setelah kering, rapikan dengan menyetrika kain tersebut. 14. Suasana praktek Jumputan menggunakan media yang minimalis



-



NB: Karet bisa diganti dengan tali, yang penting ikatannya harus kencang. - Garam dan cuka digunakan sebagai tambahan penguat agar warna tidak mudah luntur. Gunakan satu wadah (bejana/panci) untuk satu warna saja. Pada praktek ini, sebaiknya wadah yang digunakan khusus untuk pembuatan Jumputan atau batik ikat celup. Namun jika wadah tersebut akan digunakan untuk keperluan lain, selesai praktek, bersihkan dengan baik bejana/panci yang telah digunakan sebagai wadah proses mewarnai hingga benar-benar bersih. E. Teknik Pembuatan Batik Jumputan atau Ikat Celup Ada dua teknik membuat batik jumputan : 1. Teknik Ikat Teknik ikat adalah teknik dengan cara ikatan, artinya median yang diikat akan menimbulkan motif. Cara mengikatnya harus kencang supaya pada saat dicelup tidak terkena warna, sehingga setelah ikatannya dilepas akan terbentuk gambarnya. Teknik ikat ini dilakukan dengan memegang permukaan kain dengan ujung jari, lalu permukaan kain itu di ikat dengan jelas baik dengan ikatan tunggal maupun jamak. Cara mengikatnya beragam, ada ikatan datar, miring, dan kombinasi. Adapun teknik lipat dan gulung. Pada saat mengikat jalinan kain Langkah-langkan membuat batik jumputan dengan teknik ikatan 5



a. Sediakan alat dan bahan b. Ikatlah kain dengan menggunakan tali plastik baik secara langsung maupun kelereng dimasukan dalam kain kemudian di ikat dengan kencang menggunakan tali plastik c. Dalam proses pengikatan benang harus diperhatikan, pakailah tali yang tidak tembus warna. 2. Teknik Jahit Teknik jahitan adalah kain diberi pola terlebih dahulu lalu dijahit dengan menggunakan tusuk jelujur pada garis warnanya dengan menggunakan banang, lalu benang ditarik kuat sehingga kain berkerut serapat mungkin. Pada waktu dicelup benang yang rapat akan menghalangi warna masuk ke kain, benang yang dipakai sebaiknya benang yang tebal dan kuat seperti benang plastik / sintesis, benang jins, atau benang sepatu. Hasil jumputan teknik jahitan ini berupa titik-titik yang agak menyambung membentuk gambar. Langkah-langkan membuat batik jumputan dengan teknik jahitan a. Sediakan Alat Dan Bahan b. Gambar lah pola pada kain dengan menggunakan pensil c. Jahitlah garis pola dengan tusik jelujur, lebih baik jarak panjang jelujur di atur antara 2 – 3 mm d. Setelah selesai di jahit, sisakan benang untuk menarik. Tarik kedua ujung kuat-kuat tapi jangan sampai putus, buatlah kain serapat mungkin setelah itu ikatkan benang agar kain yang berkerut tidak lepas lagi. e. Setelah di ikat kain siap untuk di warna., di sini warna yang akan digunakan adalah warna naptol F. Penerapan Batik Jumputan atau Ikat Celup Batik jumputan atau ikat celup sudah banyak beredar di pasaran. Diantaranya telah diterapkan pada mukena, jilbab, pakaian, dan lain-lain. Batik ini juga mempunyai harga jual yang mahal, tetapi memiliki kualitas yang cukup bagus. Proses Pembuatan



6



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian sebelumnya, Penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Batik jumputan atau ikat celup merupakan batik yang cukup mudah dalam membuatnya 2. Batik jumputan atau ikat celup juga memiliki harga jual yang tinggi 3. Mempelajari batik jumputan atau ikat celup bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain B. Saran Sesuai dengan kesimpulan diatas, Penulis menyarankan setiap calon peserta didik dapat memahami konsep perkembangan sosial peserta didiknya.



7



MAKALAH PROSES PEMBUATAN TIE DYE



8



Disusun Oleh : Rizfal Danis A. Kelas X.1



SMA NEGERI 1 DAYEUHLUHUR TAHUN PELAJARAN 2015/2016



9